Abstract
Wood is one of the building materials that has long been recognized by our society and
has been used for various purposes, including building construction materials. As a
building construction material, wood is well known and widely used before people know
concrete and steel. The development of timber regulations in Indonesia from the PPKI
1961 until now becoming SNI 7973: 2013 provided new colors in Indonesian wood
construction. Ulin wood (Eusideroxylon zwageri) including wood which is often found in
Pekanbaru. However, no researcher has examined the quality of this wood based on SNI
7978: 2013. In this case the flexure strength capacity (MOR) is 89,989 MPa and flexure
elasticity (MOE) is 13260 MPa, parallel compression strength ( σ tk//), and shear strength
( τ //) are 51, 538 MPa and 10,913 MPa respectively. The type of collapse is elastic linier;
the brittle collapse will be happened in tension on the otherhand elastics and non linier
collapse will be happened in flexure, compression as well as shear. Average mechanic
intencity of Ulin will increase if the water content is decrease and the highest increasing
on the parallel compression capacity, i.e. 50,5% if it is compared to dried and green
condition.
A. PENDAHULUAN
Kayu adalah salah satu bahan bangunan sehingga berat sendiri struktur menjadi
yang sudah lama dikenal oleh ringan, setiap jenis kayu mempunyai
masyarakat kita dan telah dipakai untuk berat jenis yang berbeda, berkisar
berbagai keperluan, termasuk sebagai antara minimum 0,2 (kayu balsa)
bahan konstruksi bangunan. Sebagai hingga 1,28 (kayu nani). Semakin besar
bahan konstruksi bangunan, kayu sudah berat jenis kayu, umumnya semakin
dikenal dan banyak dipakai sebelum kuat pula kayunya dan semakin kecil
orang mengenal beton dan baja. Dalam berat jenis kayu, akan berkurang pula
pemakaiannya kayu tersebut harus kekuatannya. Selain itu, menurut
memenuhi syarat yaitu mampu Tjondro (2014) bangunan dari kayu
menahan bermacam-macam beban yang menunjukkan ketahanan yang baik
bekerja dengan aman dalam jangka terhadap gempa walaupun merupakan
waktu yang direncanakan, mempunyai non-engineered building. Hal ini
ketahanan dan keawetan yang memadai dikarenakan massa yang ringan
melebihi umur pakainya, serta sehingga menghasilkan gaya inersia
mempunyai ukuran penampang dan yang kecil akibat gempa dengan rasio
panjang yang sesuai dengan kekuatan/massa yang besar.
pemakainnya dalam konstruksi Perkembangan peraturan kayu di
(Pratamafirdaus, 2014). Indonesia dari PPKI 1961 hingga kini
Kayu merupakan bahan konstruksi yang menjadi SNI 7973:2013 memberikan
memiliki berat jenis yang ringan warna baru di konstruksi kayu
Indonesia. Pada peraturan PKKI NI-5 masih tetap mempertahankan konsep
1961 kelas kuat kayu dikenal dengan ASD. Dari segi kemodernan, LRFD
sebutan kelas I, Kelas II, kelas III dan lebih mendekati kondisi sebenarnya,
kelas IV. Dalam penentuan kelas karena menggunakan metode statistik
tersebut, interval berat jenis untuk yang lebih ilmiah. Sementara konsep
setiap kelas kuat kayu yang disyaratkan ASD atau dalam bahasa Indonesia
sangat besar sehingga penentuan kelas sering diterjemahkan sebagai Desain
kuat kayu lebih mudah jika didasarkan Tegangan Ijin. Pada konsep LRFD,
pada jenis/nama kayu. Penggolongan baik beban maupun bahan harus
kelas kuat kayu berdasarkan nama kayu dikalikan dengan suatu faktor tertentu
atau jenisnya tidak menguntungkan dan agar gaya/tegangan yang terjadi lebih
boleh jadi membahayakan, hal ini kecil dari pada kekuatan material
disebabkan sifat non homogen pada sebenarnya.
kayu menyebabkan panjangnya interval Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)
berat jenis kayu pada satu macam kayu. termasuk kayu yang banyak dijumpai di
Pada tahun 2002, Badan Standarisasi Pekanbaru. Namun belum ada peneliti
Nasional mengeluarkan peraturan baru yang mengkaji tentang mutu kayu ini
sebagai revisi PKKI NI-5 1961 dan berdasarkan SNI 7978:2013.
menggolongkan kelas kuat kayu secara Berdasarkan uraian diatas, maka
masinal (grading machine) pada penelitian ini dilakukan untuk
kandungan air standar 15%. mengetahui mutu kayu Ulin
Penggolongan kelas kuat kayu seperti berdasarkan sifat fisik yang meliputi
pada PKKI NI-5 2002 dinilai sangat kadar air dan berat jenis serta sifat
baik karena memungkinkan satu jenis mekanik yang meliputi modulus
kayu tidak lagi berada pada kelas kuat elastisitas lentur, kuat lentur, kuat tekan
yang sama. Dengan demikian nama dan kuat geser berdasarkan SNI
kayu berdasarkan kode mutu, dengan 7973:2013.
sebutan kode mutu yang diberikan kode Banyaknya penggunaan kayu Ulin di
E10 sampai dengan E26. Adapun Pekanbaru dalam bidang konstruksi
peraturan yang berlaku saat ini adalah seperti tiang penyangga, perlengkapan
peraturan SNI 7973-2013 yang rumah, lantai, sirap, jembatan, dan
menggunakan desain ASD dan LRFD. banyak lagi konstruksi lainnya, namun
Peraturan yang ada di Indonesia saat ini belum adanya identifikasi terhadap
mengacu pada peraturan National kayu tersebut, sehingga perlunya
Design Spesification (NDS) dari pengidentifikasian terhadap sifat fisik
Amerika.Meskipun ada beberapa hal dan mekanik kayu Ulin yang
sudah disesuaikan dari hasil penelitian didasarkan pada SNI 7973:2013 untuk
di Indonesia. SNI 7973:2013 telah mendapatkan pengelompokan kayu
menggunakan konsep LRFD (Load berdasarkan kode mutu kayu tersebut.
Resistance Factor Design) namun
B. TINJAUAN PUSTAKA
B.1 Kayu Ulin
Kayu Ulin adalah jenis kayu asli meter dengan diameter kayu sekitar 60-
Indonesia. Tanaman yang memiliki 120 cm (Asyraafahmadi, 2018). Banir
nama latin Eusideroxylon zwageri pohon Ulin dapat mencapai ketinggian
Teijsm dan binn ini merupakan tanaman 4 meter. Kulit luar pohon Ulin
khas Kalimantan yang tergolong berwarna coklat kemerahan dengan
kedalam suku Lauraceae. Pohon Ulin tebal 2-9 cm. Kulit pohon Ulin
sendiri memiliki ketinggian hingga 50 memiliki tekstur yang licin. Tajuk
pohon Ulin berbentuk bulat dan rapat dan stock di alam sangat terbatas.
serta memiliki percabangan yang Kondisi seperti ini dapat menyebabkan
mendatar. Daun pohon Ulin tersusun populasi pohon Ulin terus menurun
spiral, tunggal dengan pinggir rata bahkan menyebabkan pohon Ulin
berbentuk elips hingga bulat dengan terancam punah.
ujung daun meruncing. Daun pohon
Ulin memiliki panjang 14 sampai 18 cm
dengan lebar 5 sampai 11 cm.
Permukaan daun bagian atas kasar
tanpa bulu, sedangkan bagian
bawahnya berambut halus pada ibu
tulang daunnya.
Kayu Ulin dikenal sebagai kayu yang
awet dan kuat sehingga memiliki
banyak manfaat dan sangat diminati
masyarakat. Meskipun demikian,
karena pertumbuhan pohon Ulin yang Gambar 1. Kayu Ulin
lambat budidaya Ulin sangat sedikit
F. DAFTAR PUSTAKA
Abd, K. (2005). Karakteristik Mekanik
Kayu Kamper Sebagai Bahan
Konstruksi.
asyraafahmadi. (2018). Ulin Pohon
Kayu yang Memiliki Diameter
Besa. Retrieved from