Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS KUNJUNGAN INDUSTRI

INDUSTRI PEMBUATAN TRIPLEK (PLYWOOD)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

Nachtaya Bintang Irpawa 20174011097


Raudatul Maulida 20174011098
Damar Arya Bagaskara 20174011101
Nindya Putri Prasasya 20174011113

PUSKESMAS SEWON II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS KUNJUNGAN INDUSTRI


INDUSTRI PEMBUATAN TRIPLEK (PLYWOOD)

Disusun Oleh :

Nachtaya Bintang Irpawa 20174011097


Raudatul Maulida 20174011098
Damar Arya Bagaskara 20174011101
Nindya Putri Prasasya 20174011113

Mengetahui
Dosen Pembimbing IKM FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dr. Iman Permana, M. Kes, Ph. D.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dilakukannya kunjungan industri ini adalah untuk memenuhi tugas


kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sewon II,
dengan berbekal teori-teori mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib
yang dilihat dari sudut pandang kesehatan. Dengan melakukan kunjungan
industri ini diharapkan mahasiswa dapat mengambil beberapa manfaat dan
dapat belajar secara langsung system manajemen keselamatan kerja
dengan melihat proses kerja yang ada di industri tersebut.

Industri dalam pengembangannya sangat berhubungan dengan


kesejahteraan rakyat. Pengembangan industri mampu meningkatkan
pendapatan. Industri yang berkembang di daerah pedesaan umumnya
industry kecil dan industry rumah tangga. Industri yang berkembang di
pedesaan memberi peluang untuk berkerja di luar usaha tani. Industri kecil
dan rumah tangga merupakan komponen utama dalam pengembangan
ekonomi lokal (Adhy, 2013). Pada kunjungan industri kali ini kami
mengunjungi industri kecil yaitu industri pembuatan Jogja Plywood.

Majunya industri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kewajiban


perlindungan kesehatan pada pekerja yakni dengan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkunganya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baikfisik, mental, dan social bagi masyarakat
pekerja dan masyarakat lingkungan perusahan tersebut, melalui usaha-
usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Tujuan
akhir dari kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila didukung oleh
lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan kerja. Syarat
kesehatan kerjaantara lain: ruangan yang nyaman, penerangan atau
pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat
kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya (ergonomic) dan
sebagainya (Avisha, 2016).

Dasar hukum sistem managemen Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (K3) tercantum dalam undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun
1970 yaitu keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan hak selamat
dalam bekerja dan merupakan suatu kewajiban pada pekerja maupun
pengusaha.

B. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


di Puskesmas Sewon II
2. Untuk mengetahui alur pengolahan dan pembutan dari produksi
industri Jogja Plywood
3. Untuk mengetahui permasalahan dan kesehatan kerja di produksi
industri Jogja Plywood
4. Untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari
industri Jogja Plywood

C. Manfaat

Manfaat diadakannya kunjungan industri adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa
Kunjungan industri kecil yang telah dilakukan diharapkan dapat
memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswa mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja di industri kecil, menemukan permasalahan-
permasalahan yang ada, kemudian memberikan alternative solusi untuk
penyelesaian permasalahan tersebut.

2. Bagi Industri
Kunjungan industri ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi kepada pihak industry mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja di industri tersebut.

BAB II
PROFIL UNIT USAHA
Nama Perusahaan : Jogja Plywood

Tahun berdiri : 2010

Jenis Perusahaan : Industri Pengolahan Kayu

Alamat perusahaan : Telajuk RT 07 Wojo Jl. Imogiri Barat

Jam Kerja : Senin-Sabtu, pukul 08.00 – 16.00 (1 jam istirahat)

Jumlah karyawan : 12 (dua belas) orang

Produk : Triplek (Plywood)

Riwayat Perusahaan :

“Jogja Plywood” merupakan industri di bidang manufaktur pengolahan

kayu. Industri ini berdiri sejak awal tahun 2010. “Jogja Plywood” didirikan oleh

Bapak Syafi’i selaku pemiliknya. Pada awal berdirinya “Jogja Plywood”, total

pekerja yang dimiliki pertama kali berjumlah 6 orang, 5 orang laki-laki dan 1

orang perempuan. Untuk sekarang, jumlah pekerjanya sebanyak 12 orang, 8 orang

laki-laki dan 4 orang perempuan. Penjualan triplek dilakukan oleh distributor

tetap yang sudah menjalin kerjasama dengan “Jogja Plywood” sehingga untuk

keuntungannya menggunakan sistem profit sharing. Target pemasaran “Jogja

Plywood” di tujukan pada kota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta.

Profil Bangunan :

Bangunan “Jogja Plywood” berada di Telajuk RT 07 Wojo Jl. Imogiri

Barat. Produksi “Jogja Plywood” dilakukan di bangunan permanen hak milik.

Bangunan “Jogja Plywood” terdiri dari sebuah bangunan tanpa pagar keliling
dengan lahan depan berisikan tumpukan kayu potong berbentuk persegi panjang

dan serpihan kayu tidak terpakai.

Produksi pembuatan :

Untuk kegiatan produksi, bangunan tersebut terdiri dari 1 tempat lapang

tanpa pembatas dan 1 ruangan. Dalam 1 tempat lapang tersebut dilakukan proses

pembuatan cairan perekat untuk menempelkan kayu-kayu tersebut, tempat

melakukan proses perekatan, dan tempat untuk menaruh hasil proses pengolahan

triplek yang sudah jadi. 1 ruangan di khususkan untuk melakukan penekanan

tinggi dengan suhu panas dan dingin, yang di lakukan setelah proses perekatan.

Setelah proses perekatan selesai, dilakukan pemotongan triplek sesuai dengan

ukuran yang di sesuaikan. Setelah itu di tumpuk dengan triplek yang sudah siap di

pasarkan.

Asuransi kesehatan:

Seluruh karyawan tidak diikut sertakan kedalam asuransi BPJS Kesehatan

maupun asuransi kesehatan lainnya.

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :

“Jogja Plywood” belum pernah mendapat penyuluhan tentang keselamatan

kerja dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sebelumnya. Dalam bekerja

karyawan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan,

namu nmasih ada beberapa karyawan yang tidak menggunakannya. Tidak terdapat
kotak P3K di “Jogja Plywood” untuk pertolongan pertama apabila ada kejadian

kecelakaan kerja. “Jogja Plywood” belum menyediakan alat pemadam api ringan.

Di “Jogja Plywood” seluruh karyawan tidak pernah melakukan regular

medical check up maupun pengobatan ke dokter apabila terdapat kecelakaan kerja

ringan.
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR BAHAYA

Faktor Bahaya Tingkat Bahaya Risiko


Ergonomis Posisi pekerja saat Durasi : Pekerja - Nyeri Pinggang
melakukan proses bekerja selama 7 - Osteoarthritis
pembuatan triplek, jam dalam sehari - Varises
dilakukan dengan Intensitas : Tidak
berdiri. ada rotasi dengan
Posisi pemotong - Skoliosis
pekerja berjumlah
kayu dengan - Kram Pinggang
12 orang
tempat
Frekuensi :
pemotongan yang
Kegiatan
kurang lapang.
dilakukan setiap
hari Senin sampai
Sabtu
Psikis Tidak ada factor - -
bahaya karena
dilakukan dengan
target yang tidak
membebani
pekerja.
Biologi Posisi pekerja Durasi : Pekerja - Infeksi jamur
sangat dekat bekerja selama 7 pada kulit
dengan tempat jam dalam sehari - Hipertermia
pembuatan cairan Intensitas : Tidak
lem dan ruangan ada rotasi dengan
yang tertutup pekerja berjumlah
sehingga 12 orang
menyebabkan Frekuensi :
udara menjadi Kegiatan
panas, dan dilakukan setiap
produksi keringat hari Senin sampai
berlebih. Sabtu
Kimia Pembuatan lem Durasi : Pekerja - Dermatitis kontak
mandiri secara bekerja selama 7 alergi
manual dengan jam dalam sehari - Dermatitis kontak
bahan Resin, Intensitas : Tidak iritan
Tepung, dan ada rotasi dengan
Hardener. pekerja berjumlah
12 orang
Frekuensi :
Kegiatan
dilakukan setiap
hari Senin sampai
Sabtu
Fisik Terdapat bising Durasi : Pekerja - Tinnitus
suara nyaring yang bekerja selama 7
di hasilkan oleh jam dalam sehari
mesin pengeleman Intensitas : Tidak
selama proses ada rotasi dengan
bekerja pekerja berjumlah
12 orang
Polusi udara oleh -ISPA
Frekuensi :
debu kayu yang -Dermatitis Kontak
Kegiatan
dihasilkan setelah Alergi
dilakukan setiap
proses pemotongan - Konjungtivitis
hari Senin sampai
kayu
Sabtu.

Manajemen Kejadian Penyakit/ Kecelakaan Kerja

Faktor Bahaya Manajemen yang telah dilakukan


Posisi pekerja saat Pemberian waktu istirahat Spesific medical check
melakukan proses makan siang selama 1 up setiap ada keluhan
pembuatan triplek, jam. tertentu
dilakukan dengan berdiri.
Posisi pemotong kayu Belum ada.
dengan tempat
pemotongan yang kurang
lapang.
Posisi pekerja sangat Memberi tempat khusus
dekat dengan tempat pembakaran dengan jenis
pembuatan cairan lem dan ruang tanpa sekat dengan
ruangan yang tertutup jarak 2 meter dari tempat
sehingga menyebabkan kerja.
udara menjadi panas, dan
produksi keringat
berlebih.
Pembuatan lem mandiri Penggunaan alat
secara manual dengan pelindung diri dan mesin
bahan Resin, Tepung, dan pengaduk otomatis.
Hardener.
Terdapat bising suara Belum ada.
nyaring yang di hasilkan
oleh mesin pengeleman
selama proses bekerja

Polusi udara oleh debu Penggunaan alat


kayu yang dihasilkan pelindung diri (masker),
setelah proses tetapi belum semua
pemotongan kayu pekerja pakai.

Masukan Pencegahan Kejadian Penyakit/ Kecelakaan Kerja

Faktor Bahaya Masukan


Posisi pekerja saat melakukan proses -Memberikan kursi yang sesuai dengan
pembuatan triplek, dilakukan dengan bantalan di bagian bawah dan sandaran
berdiri. yang sesuai dengan lekukan tulang
belakang.
-Memberikan waktu istirahat kilat pada
pekerja yang merasa kelelahan setelah
terlalu lama berdiri.
Posisi pemotong kayu dengan tempat -Memberikan ruang yang cukup dan
pemotongan yang kurang lapang. nyaman pada tempat pemotongan kayu.
Posisi pekerja sangat dekat dengan - Pemberian sekat pada tempat
tempat pembuatan cairan lem dan pembakaran.
ruangan yang tertutup sehingga - Memberikan kipas/pendingin kepada
menyebabkan udara menjadi panas, dan pekerja yang bekerja dengan jarak dekat
produksi keringat berlebih. dengan tempat pembakaran.
- Mandi rutin minimal 2 x/hari dengan
menggunakan sabun.
- Banyak konsumsi air putih.
Pembuatan lem mandiri secara manual - Menggunakan alat pelindung diri
dengan bahan Resin, Tepung, dan (google, masker, sarung tangan,
Hardener. celemek khusus).
-Menyiapkan kotak P3K lengkap
dengan isinya untuk penanganan akut.
Terdapat bising suara nyaring yang di -Menggunakan alat pelindung diri (ear
hasilkan oleh mesin pengeleman selama muff, ear plug)
proses bekerja -Memberikan peredam pada mesin yang
menghasilkan suara.
Polusi udara oleh debu kayu yang -Menggunakan alat pelindung diri
dihasilkan setelah proses pemotongan (google, masker)
kayu -Memberikan exhaust fan yang cukup
pada bangunan tersebut.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai