Contoh Laporan Tugas Puskes
Contoh Laporan Tugas Puskes
Pendamping:
dr. Dewanto, M. Kes
Oleh:
dr. Putri Fitrania
Kutasari, 2014
Mengetahui
Pendamping Dokter Internship
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kutasari Purbalingga.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
dr. Tanti Yuliastuti, MM selaku Kepala Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.
• dr. Dewanto, M.Kes. selaku pembimbing di Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.
• Masyarakat Desa Candinata peserta penyuluhan Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga
• Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga
periode Mei – Agustus 2014 yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasu s ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.
Purbalingga,
Dokter Internship
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
• Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan HIV/AIDS dan bahaya
yang ditimbulkannya.
TUJUAN
BAB 3
• Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI
SARKOM).
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS. Penularan AIDS dapat terjadi melalui
cara-cara sebagai berikut:
• Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
• Transfusi darah yang mengandung virus HIV
• Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap
virus AIDS
• Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.
Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS antara lain:
• Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna
susila dan pelanggannya.
• Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan
hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama
wanita ), Waria dan mucikari.
• Penerima transfusi darah
• Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
• Pecandu narkotika suntikan.
• Pasangan dari pengidap AIDS
Banyak hal yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena maupun menularkan
penyakit HIV/AIDS tersebut, yaitu:
• Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang
pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
• Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
• Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil.
Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
• Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada
seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-
seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS,
ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat
mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.
Usaha-usaha yang dilakukan jika terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi
pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV,
serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan
tepat waktu.
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1. Kegiatan
Penyuluhan masyarakat
4.2 Sasaran
4.3 Lokasi
4.5 Peserta
Peserta 22 orang.
4.6 Materi
4.6.1 Definisi
• Stadium II : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih
dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberculosis.
Menurut buku Saku Dasar Patologi Penyakit oleh Robbins, Stanley L., di
Amerika Serikat terdapat 5 kelompok resiko, antara lain :
• Pria homoseksual/biseksual. Sekitar 60% kasus AIDS yang dilaporkan (pada
pria homoseksual virus masuk melalui limfosit dalam semen melalui mukosa
rektum yang terluka).
Dewasa ini dunia tengah mengalami suatu pandemic virus HIV. Pandemic
ini tidak hanya menimbulkan dampak negative di bidang medis, tetapi juga di
bidang social, ekonomi, dan politik. AIDS merupakan masalah global yang penting
dan merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Menurut buku Ajar Ilmu Penyakit dalam dalam tulisan tentang AIDS
oleh tuti Purwati Merwati, epdemi HIV dibagi menjadi tiga yaitu :
• Silent epidemi atau epidemic HIV itu sendiri, yang secara diam-diam tanpa
disadari, dana tanpa diketahui terjadi di masyarakat. Dari penelitian
seroarkeologi, ternyata HIV telah ada pada darah beku di Afrika yang
tersimpan sejak tahun 1959.
• Munculnya kasus-kasus AIDS yang terjadi beberapa tahun kemudian. Hal ini
dikarenakan perlu beberapa tahun sebelum seseorang dengan infeksi HIV akan
berkembang cepat pada awal delapan puluhan. Perkembangannya akan terus
berlanjut dalam decade mendatang karena adanya penularan yang baru dan
gejala HIV yang asimtomatik
• Epidemic reaksi masyarakat terhadap masalah HIV dan kasus AIDS, sebagai
akibat adanya kedua epidemi sebelumnya. Hal ini mulai Nampak sekita
pertengahan tahun 80-an, berupa dampak social, ekonomi, psikologi, bahakan
politik.
• Penularan Seksual
B= Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari berganti-ganti pasangan
seksual
C=Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan kondom secara benar
D= Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik dengan jarum tidak
dengan HIV/AIDS
HIV/AIDS. Disisi lain, dengan kemajuan ilmu dan tehnologi di bidang kesehatan,
menjadi penyakit kronis yang bias dikelola. Meskipun belum ditemukan obat yang
bisa membunuh virus HIV secara tuntas, dengan ditemukannya obat antiretroviral,
para penderita HIV/AIDS bisa lebih meningkat usia harapan hidupnya. Hal ini
tentunya harus didukung oleh upaya perawatan yang adekuat agar tercapai kualitas
4.6.9 Prognosa
Prognosa penderita HIV/AIDS menurut Buku Saku Dasar Patologi
Penyakit oleh Satanley L. Robbins adalah jika tidak diobati, penderita AIDS akan
meninggal dalam waktu kira-kira 20 bulan; jika diobati dengan baik akan dapat
bertahan lebih lama. Sumber lain menyebutkan median survival penyakit AIDS
adalah antar 1-2 tahun untuk Negara maju dan 1 tahun untuk Negara berkembang.
BAB 5
KESIMPULAN
• Monitoring
Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari
Pertanyaan pertama:
Apakah HIV dapat diobati? Pada Ibu hamil yang mengidap HIV apalah dapat menularkan
kepada janin yang dikandungnya? Langkah apa yang diambil pada ibu hamil guna
mencegah HIV?
Pertanyaan kedua:
Mengingat banyak issue yang ada di masyarakat, apakah benar binatang tokek dapat
mengobati HIV-AIDS? Usaha apa yang sudah dilakukan pelayanan kesehatan termasuk
Pertanyaan ketiga:
• Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik pertanyaan secara lisan atau
• Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penyuluhan ini adalah HIV AIDS
merupakan penyakit yang sangat mematikan yang dapat menular dengan mudah melalui
darah dan sekret. Sehingga, HIV AIDS harus dicegah dengan mengeliminisis sumber
penularannya. Hal ini sangat penting diketahui masyarakat mengenai tanda, gejala,
• Saran
penularan HIV AIDS dan menjauhi segala hal yang dapat memicu terjadinya penularan
Boshoff, C. and Weiss, R. (2002). "AIDS-related malignancies". Nat. Rev. Cancer 2 (5): 373–
382. PubMed.
Dedi, Setiyadi Abang. 2011. Laporan kasus penyakit HIV/AIDS. Pontianak: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Pontianak.
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2011. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni
2011. Online. (http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf. Diakses 12 Mei 2014)
Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan
Ni Made S, EGC, Jakarta
Majalah Farmacia Edisi Desember 2006 , Vol 6 No. 5, Halaman: 30 (2787 hits) ARV :
Tumpuan Penderita HIV. Online (http://www.majalah-
farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=379 diakses 12 Mei 2014)
Mansjoer, Arif,dkk. Kapita Selecta Kedokteran FKUI. 2000. Jakarta: EGC
Rasmaliah. 2001. Epidemiologi HIV/AIDS dan Upaya Penanggulangannya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat: Universitas Sumatra Utara
Sherwood. L. Fisiologi Manusia. edisi 2. Alih bahasa : Pendit. B.U. Jakarta : EGC. 2001.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan medical bedah Ed 8. Jakarta: EGC
UNAIDS (2006). "Overview of the global AIDS epidemic" (PDF). 2006 Report on the global
AIDS
epidemic.online(http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_CH02_en.pd
f. Diakses pada 12 Mei 2014)
WHO.2008. EPIDEMI HIV DAN AIDS DI DUNIA DAN INDONESIA.
online.(http://pmtct.bikinsitus.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=5
5 Diakses 12 Mei 2014)
DOKUMENTASI ACARA
LAMPIRAN