Cara Menjalankan Kereta Api
Cara Menjalankan Kereta Api
Ada dua komponen kendali utama dalam sebuah kereta, yakni rem dan tenaga (throttle). Seorang
masinis harus menyeimbangkan penggunaan kedua komponen utama ini agar kereta berjalan
terkendali dan sesuai keinginan. Pada dasarnya pengendalian semua kereta api sama, namun
setiap jenis kereta api memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri ketika dijalankan.
Reverser, berguna untuk mengendalikan arah laju kereta api. Beberapa reverser memiliki
tiga kondisi untuk mengendalikan laju kereta api, yaitu forward (maju), neutral (diam),
dan reverse (mundur).
Throttle, yaitu tuas untuk mengatur tenaga dalam kereta api. Beberapa throttle dapat
diatur sesuai keinginan, dan beberapa throttle telah dibagi-bagi menjadi beberapa segmen
(notch). Lokomotif diesel hidrolik di Indonesia umumnya tidak memiliki notch,
sedangkan kebanyakan lokomotif diesel elektrik dilengkapi dengan 8 notch.
Rem, yakni tuas untuk mengatur perlambatan pada kereta api. Pada tiga kereta api,
terdapat tiga jenis rem, yaitu rem kereta, rem lokomotif, dan rem dinamis. Rem kereta
berguna untuk mengendalikan sistem pengereman di seluruh kereta, agar beban
pengereman tidak bergantung pada lokomotif. Rem lokomotif digunakan jika lokomotif
tidak sedang menarik gerbong; rem ini merupakan rem untuk lokomotif sendiri.
Sedangkan rem dinamis adalah rem yang berguna untuk mempertahankan kecepatan
lokomotif di turunan.
Pengendalian pada semua jenis lokomotif berbeda-beda, dan umumnya cara menjalankan kereta
api dibagi menjadi 3 jenis: kereta uap, kereta diesel, dan kereta listrik.
Tenaga listrik
Setelah reverser sudah dimajukan ke arah yang diinginkan, maka hal selanjutnya yang harus
dilakukan adalah melepas semua rem. Baik itu train brake maupun locomotive brake (ditandai
dengan warna oranye pada foto). Jika train brake dan locomotive brake sudah dilepas (released),
maka akan terdengar bunyi kompresor yang menandakan silinder rem habis (hampa) dan akan
diisi kembali. Kereta tidak akan berjalan jika silinder rem belum penuh.
Foto Kabin dari Shinkansen E5
Jika kompresor sudah mati, maka kita siap untuk menjalankan throttle (ditandai dengan warna
biru pada foto). Sebaiknya jalankan throttle sedikit demi sedikit, agar tidak ada hentakan dan
roda tidak selip. Jika roda mengalam selip, otomatis daya cengkeram hilang.
Dalam shinkansen dan beberapa kereta lainnya, throttle dan brake dikombinasikan menjadi
combined power handle (ditandai dengan warna hijau pada foto). Fungsi cph ini hanya untuk
menghindari aus pada sepatu rem karena masinis yang kadang lupa untuk melepas train brake.
Dalam posisi idle, cph berada di tengah-tengah. Jika ingin mengerem, cukup dorong ke depan.
Jika ingin menjalankan kereta apinya, maka tariklah. Biasanya cph ini dibuat notched atau
beruas-ruas agar tak ada kesalahan dalam mengerem atau menjalankan KA.
Tenaga diesel