Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN UMUM PENYALIRAN TAMBANG

(STUDI KASUS PENAMBANGAN BATUBARA)

Yustinus Hendra Wiryanto


Dosen Fakultas Teknik, UNPAR

Abstrak : Pada kegiatan penambangan sistem open pit atau tambang terbuka sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, selain air tanah dan rembesan, khususnya curah
hujan yang tinggi, dimana air memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas
tambang.Untuk itu perlu adanya sistem penyaliran pada lokasi penambangan,
sebagai salah satu kegiatan penunjang yang dilakukan pada aktivitas penambangan,
sehingga kegiatan operasional penambangan yang telah direncanakan tidak
terganggu. Tujuan penulisan ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
sistem penyaliran tambang dan beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
menjaga lokasi penambangan agar selalu siap untuk diproduksi.

Kata Kunci :Tambang terbuka, penyaliran tambang.

PENDAHULUAN Untuk itu perlu adanya sistem


Latar Belakang penyaliran pada lokasi penambangan,
Pada kegiatan penambangan terbuka, sebagai salah satu kegiatan penunjang
air memiliki pengaruh besar terhadap yang dilakukan pada aktivitas
produktivitas tambang. Air yang masuk ke penambangan, sehingga kegiatan
dalam pit terutama disebabkan oleh air operasional penambangan yang telah
hujan dan rembesan air yang berasal dari direncanakan tidak terganggu.
bawah tanah dapat menurunkan
produktivitas tambang karena bahan galian Tujuan
yang akan ditambang terendam oleh air. Tujuan dari penulisan makalah ini
Kondisi cuaca pada tambang terbuka untuk mendapatkan gambaran yang
sangat besar efeknya terhadap aktifitas jelas tentang sistem penyaliran
penambangan. Masalah yang sering tambang, faktor-faktor yang
dihadapi pada metode penambangan mempengaruhi sistem penyaliran
seperti ini adalah tingginya curah hujan tambang, dan memberikan solusi
yang dapat menghambat kegiatan mengatasi permasalahan air pada lokasi
operasional penambangan.Pada waktu penambangan.
musim penghujan, sering terjadi air Beberapa contoh studi kasus
limpasan dengandebit yang cukup tinggi, penyaliran tambang pada beberapa
sehingga menimbulkan genangan air. perusahaan pertambangan disajikan
Denganadanya genangan air ini, kegiatan pada makalah ini.
penambangan akan terganggu yang pada
akhirnya akan mengakibatkan penurunan
produksi batubara. KAJIAN PUSTAKA
Oleh karena itu diperlukan adanya Penambangan Terbuka
suatu sistem penyaliran tambang untuk Penambangan dengan sistem
mengendalikan (control) aliran air yang tambang terbuka adalah suatukegiatan
masuk ke dalam lokasi penambangan. penggalian bahan galian seperti batubara,
ore (bijih), batu dansebagainya di mana

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 29


parapekerja berhubungan langsung dengan Sistem Penyaliran Tambang
udara luardan iklim. Tambang terbuka Penyaliran adalah suatu cara untuk
dipakai untuk menggali mineral deposit mengeringkan atau mengeluarkan air yang
yangada pada suatu batuan yang berada terdapat atau menggenangi suatu daerah
atau dekat dengan permukaan tertentu. Sedangkan penyaliran tambang
Metode Tambang Terbuka adalah suatu usaha yang diterapkan pada
Berdasarkan JenisEndapan Secara umum daerah penambangan untuk mencegah,
dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) mengeringkan dan mengeluarkan air yang
metode masuk di daerah penambangan agar tidak
1. Open pit/open cast/open cut/open mine mengganggu aktifitas penambangan.
2. Quarry Sumber air yang munculdi daerah
3. Strip Mine penambangan dapat berasal dari air
4. Alluvial Mine permukaan maupun air bawah tanah. Air
permukaan tanah merupakan air yang
Genesa Batubara terdapat dan mengalir diatas permukaan
Batubara adalah termasuk salah satu tanah. Jenis air ini meliputi air limpasan
bahan bakar fosil. Pengertianumumnya permukaan, air sungai, rawa, danau, air
adalah batuan sedimen yang dapat buangan, dan mata air.
terbakar, terbentuk dariendapan organik, Sedangkan air bawah tanah adalah
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan air yang terdapat dan mengalir dibawah
terbentukmelalui proses pembatubaraan. permukaan tanah. Jenis ini meliputi air
Unsur-unsur utama batubara terdiri tanah dan air rembesan.
darikarbon, hidrogen dan oksigen. Proses a. Saluran Penyaliran
pembentukan batubara sendiri sangatlah Saluran penyaliran berfungsi
kompleks danmembutuhkan waktu hingga untuk menampung dan mengalirkan air
berjuta-juta tahun lamanya. ke tempat pengumpulan (kolam
Batubaraterbentuk dari sisa-sisa tumbuhan penampungan atau saluran) atau tempat
purba yang kemudian mengendapselama lain. Bentuk penampungan saluran,
berjuta-juta tahun dan mengalami proses umumnya dipilih berdasarkan debit
pembatubaraan total air yang mengalir, tipe material
(coalification) dibawah pengaruh fisika, serta kemudahan dalam pembuatannya
kimia, maupun geologi. Olehkarena itu, dan harus dapat menampung debit air
batubara termasuk dalam kategori bahan limpasan maksimum selama periode
bakar fosil. ulang hujan yang terjadi.
Secararingkas ada 2 tahap proses Berbagai bentuk rancangan
pembatubaraan yang terjadi, yakni: saluran penyaliran diantaranya adalah
1. Tahap Diagenetik atau Biokimia, persegi panjang, segitiga, atau
dimulai pada saat material trapesium. Bentuk saluran penyaliran
tanamanterdeposisi hingga lignit ini disesuai dengan beberapa faktor,
terbentuk. Agen utama yang berperan yaitu jenis tanah, kekekaran tanah,
dalamproses perubahan ini adalah kadar kemampuan menampung debit air
air, tingkat oksidasi dan limpasan, dinding saluran harus kuat
gangguanbiologis yang dapat agar tidak terjadi penggerusan akibat
menyebabkan proses pembusukan aliran air.
(dekomposisi)dan kompaksi material b. Pemompaan
organik serta membentuk gambut. Pompa dalam penyaliran
2. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi berfungsi untuk memindahkan atau
proses perubahan dari lignitmenjadi mengeluarkan air dari tambangke
bituminus dan akhirnya antrasit. kolam penampungan kemudian
disalurkan keluar tambang menuju

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 30


settling pond. mengalirkan sejumlah air seperti yang
Pada umumnya jenis pompa yang direncanakan dapat ditentukan dari
digunakan adalah pompa sentrifugal kondisi instalasi yang akan dilayani
karena fluida yang dialirkan adalah air oleh pompa tersebut.
yang bercampur dengan lumpur, d. Debit Pompa
dimana pompa tersebut bisa beroperasi Untuk memperkirakan debit
dengan head yang tinggi.Pompa ini pemompaan menggunakan cara
bekerja berdasarkan putaran impeller di perhitungan volume parit aliran yang
dalam pompa. Air yang masuk akan berbentuk persegi panjang, dengan
diputar oleh impeller, akibat gaya perhitungan panjang rata-rata persegi
sentrifugal yang terjadi air akan panjang, lebar rata-rata persegi panjang,
dilemparkan dengan kuat ke arah dan kedalaman rata-rata pada parit
lubang pengeluaran pompa. aliran. Sehingga didapatkan volume air
c. Head Pompa keluar yang digunakan untuk
Dalam pemompaan dikenal menghitung debit pengeluaran pada
dengan istilah julang (head), yaitu pompa, setelah itu menguji kecepatan
energi yang diperlukan untuk aliran pada parit penyaliran
mengalirkan sejumlah air pada kondisi menggunakan pelampung yang dibatasi
tertentu. Semakin besar debit air yang dengan jarak dan waktu tempuh.
dipompa, maka head juga akan semakin Debit pengeluaran pompa
besar. Head total pompa untuk menggunakan rumus :

Vrata-rata = P x L x T
Keterangan :
Vrata-rata = Volume rata-rata parit aliran (m3)
P = Panjang rata-rata parit aliran (m)
L = Lebar rata-rata parit aliran (m)
T = Kedalaman rata-rata parit aliran (m)
Setelah menghitung volume rata-rata, maka Debit pengeluaran pompa dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Q=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑡)
Keterangan :
Q = Debit pemasukan air tanah (m3/dtk)
t= Waktu tempuh (Detik)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya curah hujan dapat


Sistem Penyaliran dinyatakan sebagai volume air hujan
yang jatuh pada suatu areal tertentu,
a. Curah Hujan oleh karena itu besarnya curah hujan
Sumber utama air yang masuk dapat dinyatakan dalam meter kubik per
ke dalam lokasi tambang pada tambang satuan luas, secara umum dinyatakan
terbuka adalah air hujan. Semakin besar dalam tinggi air (mm).
air hujan yang masuk ke dalam Dalam perencanaan sistem
tambang semakin besar pula air yang penyaliran untuk air permukaan pada
harus ditangani. Debit air tambang yang suatu tambang, diperlukan suatu
akan dikeluarkan dari daerah tambang prakiraan hujan, yaitu curah hujan
tersebut adalah banyaknya air hujan dengan periode ulang tertentu yang
yang jatuh didaerah tangkapan hujan.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 31


ditetapkan sebagai acuan dalam terjadi selama umur dari sarana
perancangan. penirisan tersebut.
Untuk menentukan prakiraan hujan, Hujan rencana ini ditentukan dari
perlu dilakukan analisis frekuensi dari hasil frekuensi dan empat jenis
data curah hujan yang tersedia. Makin distribusi yang banyak digunakan
lama selang waktu pengukuran akan dalam bidang hidrologi yaitu:
semakin akurat pula hasil analisis a. Distribusi Normal
frekuensi. Data curah hujan yang akan b. Distribusi Log Normal
dianalisis adalah besarnya curah hujan c. Distribusi Log Person Type III
harian maksimum. d. Distribusi Gumbel
b. Periode Ulang Hujan d. Intensitas Curah Hujan ( I )
Periode ulang hujan adalah Intensitas curah hujan adalah
periode (tahun) dimana suatu hujan jumlah air hujan yang jatuh dalam areal
dengan tinggi intensitas yang sama tertentu dalam jangka waktu yang
kemungkinan bisa terjadi lagi. relatif sangat singkat dinyatakan
Kemungkinan terjadinya adalah satu dalam mm/dtk, mm/mnt atau mm/jam.
kali dalam batas periode (tahun) ulang Intensitas curah hujan biasanya
yang ditetapkan. dinotariskan dengan huruf I dengan
Penentuan periode ulang hujan satuan mm/jam, yang artinya
dilakukan dengan menyesuaikan data tinggi/kedalaman yang terjadi adalah
dan keperluan pemakaian saluran yang sekian mm dalam periode waktu satu
berkaitan dengan umur tambang serta jam.
tetap memperhitungkan resiko Hubungan antara intensitas hujan,
hidrologi.Penetapan periode ulang lama hujan,dan frekuensi hujan
hujan sebenarnya lebih ditekankan pada biasanya dinyatakan dengan lengkung
masalah yang perlu diambil, sesuai Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF =
dengan perencanaan. Intensity Duration Frequency Curve),
Faktor resiko digunakan apabila diperlukan data hujan jangka pendek,
terjadi kerusakan pada sistem misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit,
penyaliran, sehingga tidak 60 menit dan jam-jaman untuk
membahayakan. Salah satu membentuk lengkung IDF. Untuk itu
pertimbangan perencanaan periode hanya didapat dari data pengamatan
ulang hujan adalah resiko yang dapat curah hujan otomatis.
ditimbulkan bila curah hujan melebihi Seandainya curah hujan harian
curah hujan rencana. didaerah penelitian diketahui tidak
c. Curah Hujan Rencana. terdistribusi merata setiap tahun, maka
Curah hujan rencana merupakan menurut Mononobe (1992), Intensitas
suatu kriteria utama dalamperencanaan curah hujan dapat dihitung dengan
sistem penyaliran untuk air permukaan rumus perkiraan intensitas curah hujan
pada suatutambang.Hujan rencana untuk waktu lama waktu hujan
adalah hujan maksimum yang mungkin sembarang yang dihitung dari data
curah hujan harian yaitu :

R24 24 2/3
I= ( )
24 𝑡
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Lama waktu hujan (jam)
R24 = Curah hujan harian maksimum (mm)

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 32


Pengelompokkan keadaan dan kemungkinan arah mengalirnya air.
intensitas curah hujan berdasarkan pada Hasil pembacaan dari planimeter,
lamanya hujan yang turun pada satuan kemudian dikalikan luas daerah
waktu tertentu dan banyaknya curah tangkapan hujan dalam m2.
hujan yang turun. f. Air Limpasan
e. Daerah Tangkapan Hujan Air limpasan adalah bagian dari
Daerah tangkapan hujan adalah daerah curah hujan yang mengalir diatas
tempat air hujan yang mengalir permukaan tanah menuju sungai, danau
dipermukaan tanah mengumpul dan atau laut. Aliran tersebut terjadi karena
mengalir menuju tempat yang lebih curah hujan yang mencapai permukaan
rendah. bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang
Penentuan luas daerah tangkapan hujan disebabkan oleh intensitas curah hujan
berdasarkan peta topografi daerah yang yang melampaui kapasitas infiltrasi atau
akan diteliti. Daerah tangkapan hujan faktor lain misalnya kelerengan atau
ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit- kemiringan tanah, bentuk tata guna
bukit yang diperkirakan akan lahan dan kekompakkan permukaan
mengumpulkan air hujan sementara. tanah serta kerapatan vegetasi.
Setelah daerah tangkapan hujan Debit air limpasan ditentukan
ditentukan, maka diukur luasnya pada oleh struktur tanah dalam daerah
peta kontur,yaitu dengan menarik pengaliran. Debit dari air limpasan ini
hubungan dari titik-titik yang tertinggi digunakan untuk perencanaan sistem
disekeliling tambang membentuk penyaliran daerah pengaliran dengan
poligon tertutup, dengan melihat menggunakan Metode Rasional.

Q = 0,002778 x C x I x A
Keterangan :
3
Q = debit air limpasan (m /detik)
C = koefisien limpasan
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas daerah tangkapan hujan (ha)

g. Jenis dan Sifat Fisik Air Tanah untuk memperkirakan jumlah air yang
Semua jenis tanah terdiri dari akan masuk kedalam tambang tersebut.
butiran-butiran dan ruang antar butir Untuk memperkirakan debit
yang disebut pori-pori. Sebagian besar pemasukan dari air tanah menggunakan
pori-pori ini satu dengan lainnya saling cara perhitungan volume parit aliran
berhubungan sehingga dapat dilalui yang berbentuk persegi panjang, dengan
oleh air. Peristiwa lengketnya air perhitungan panjang rata-rata persegi
diantara ruang antar butir atau pori-pori panjang, lebar rata-rata persegi panjang,
ini disebut rembesan. Sedangkan daya dan kedalaman rata-rata pada parit
atau kemampuan tanah atau butiran aliran. Sehingga didapatkan volume air
untuk dilalui air disebut permeabilitas. keluar yang digunakan untuk
Permeabilitas untuk setiap jenis menghitung debit pemasukan dari air
tanah berbeda satu dengan lainnya. tanah, setelah itu menguji kecepatan
Disuatu tambang terbuka permeabilitas aliran pada parit penyaliran
lapisan tanah di daerah tambang menggunakan pelampung yang dibatasi
tersebut penting sekali diketahui untuk dengan jarak dan waktu tempuh.
Debit pemasukan dari air tanah

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 33


menggunakan rumus :

Vrata-rata = P x L x T
Keterangan :
Vrata-rata = Volume rata-rata parit aliran (m3)
P = Panjang rata-rata parit aliran (m)
L = Lebar rata-rata parit aliran (m)
T = Kedalaman rata-rata parit aliran (m)
Setelah menghitung volume rata-rata, maka Debit pemasukan air tanah dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Q=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑡)
Keterangan :
Q=Debit pemasukan air tanah (m3/dtk)
t = Waktu tempuh (Detik)

Dampak Permasalahan Air Pada Penanganan Masalah Air


Kegiatan Penambangan Pada bagian ini diuraikan
1) Pada aspek produksi bahwa kegiatan caramencegah atau meminimalisir agar air
penambangan pada pit merupakan tidak masuk ke dalam pit
sump utama, sehingga air harus berada tambang.Penanganan masalah air pada
pada elavasi tertentu, agar batubara tambang terbuka dapat dibedakan menjadi
yang berada pada blok tersebut dapat dua:
di produksi. Maka kegiatan 1. Mine drainage yaitu upaya yang
pemompaan berperan penting agar air bersifat pencegahan masukdan
tetap berada dibawah elavasi mengalirnya air ke lokasi
penggalian yang dilakukan. penambangan. Hal ini umumnya
2) Aspek biaya, tentunya operasional dilakukan untuk penanganan air tanah
penyaliran membutuhkan biaya solar dan air yang berasal dari sumber air
dan maintenance pompa. Semakin permukaan, seperti air sungai, rawa,
banyak volume air yang harus danau dan lainnnya. Beberapa metode
dipompa, maka biaya akan semakin penyaliran mine drainage, yaitu :
besar. a) Metode Siemens. Pada tiap
3) Aspek produktivitas alat mekanis, jenjang dari kegiatan
bahwa genangan air yang berada di penambangan dibuat lubang
lokasi penambangan akan bor kemudian ke dalam lubang
menyebabkan terganggunya proses bor dimaksukkan pipa dan
penggalian, jalan pit rusakdan alat disetiap bawah pipa tersebut
mekanis cepat berkarat. diberi lubang-lubang. Bagian
4) Aspek keselamatan kerja pada lokasi ujung ini masuk ke dalam
kerja yang becek dan licin menjadi lapisan akuifer, sehingga air
tidak aman untuk beraktivitas serta tanah terkumpul pada bagian
resapan air pada dinding lubang ini dan selanjutnya dipompa ke
tambang dapat mengurangi kestabilan atas dan dibuang ke luar daerah
lereng sehingga dapat menyebabkan penambangan.
terjadinya longsor. b) Metode Pemompaan Dalam
5) Aspek lingkungan bahwa air pada (Deep Well Pump). Metode ini
wilayah tambang dapat memicu digunakan untuk material yang
terbentuknya air asam tambang. mempunyai permeabilitas

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 34


rendah dan jenjang tinggi. dikumpulkan di sump yang
Dalam metode ini dibuat berada di dasar tambang,
lubang bor kemudian kemudian di pompa menuju
dimasukkan pompa ke dalam settling pond.
lubang bor dan pompa akan b) Sistem Paritan
bekerja secara otomatis jika Penyaliran dengan cara paritan ini
tercelup air. merupakan cara yang paling
c) Metode Elektro Osmosis. Pada mudah, yaitu dengan pembuatan
metode ini digunakan batang paritan pada lokasi penambangan.
anoda serta katoda. Bilamana Pembuatan parit ini bertujuan
elemen-elemen dialiri arus untuk menampung air limpasan
listrik maka air akan terurai, yang menuju lokasi
H+ pada katoda (disumur penambangan. Air limpasan akan
besar) dinetralisir menjadi air masuk ke saluran-saluran yang
dan terkumpul pada sumur lalu kemudian di alirkan ke suatu
dihisap dengan pompa. kolam penampung atau di buang
d) Small Pipe With Vacuum langsung ke tempat
Pump. Cara ini diterapkan pada pembuangandengan
lapisan batuan yang memanfaatkan gaya gravitasi.
inpermiabel (jumlah airsedikit) c) Sistem Adit
dengan membuat lubang bor. Cara ini biasanya digunakan
Kemudian dimasukkan pipa untuk penambangan air pada
yang ujung bawahnya diberi tambang terbuka yang
lubang-lubang. Antara pipa mempunyai banyak jenjang.
isap dengan dinding lubang bor Saluran horizontal yang dibuat
diberi kerikil-kerikil kasar dari tempat kerja menembus shaf
(berfungsi sebagai penyaring yang dibuat disisi bukit untuk
kotoran) dengan diameter pembuangan air yang masuk ke
kerikil lebih besar dari diameter dalam tempat kerja. Pembuangan
lubang. Di bagian atas antara dengan sistem ini biayanya
pipa dan lubang bor di sumbat mahal, disebabkan oleh biaya
supaya saat ada isapan pompa, pembuatan saluran horizontal dan
rongga antara pipa lubang bor shaf tersebut.
kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor. Hasil Pengamatan Pada Kasus
2. Mine dewatering yaitu upaya Penyaliran Tambang Terbuka
mengeluarkan air yang telah masuk
atau berada dalam lokasi 1. Hasil pengamatan sistem penyaliran
penambangan. Upaya ini terutama tambang oleh Binsar Rezeki Sinaga dan
untuk menangani air yang berasal dari Mey TrisoniSilalahi, 2015 pada lokasi
hujan. Beberapa metode penyaliran PT. Pamapersada Nusantara Distrik
mine dewatering antara lain: Asmipada pit Rangkokmenunjukkan :
a) Sistem Kolam Terbuka a) Bahwa perusahaan memiliki sistem
Sistem ini diterapkan untuk penyaliran tambang berupa mine
membuang air yang telah masuk drainage dan mine dewatering.
ke daerah penambangan. Air b) Faktor-faktor yang mempengaruhi
dikumpulkan pada sumur, sistem penyaliran tambang
kemudian dipompa keluar. Cara diantaranya yaitu curah hujan,
ini disebut metode sump, yaitu air periode ulang hujan, intensitas curah
yang masuk ke dalam tambang hujan, daerah tangkapan hujan

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 35


(catchment area), dan air limpasan terletak di Kecamatan Lahat, Kabupaten
(run off) sesuai dengan karakter Lahat, Provinsi Sumatra Selatan
cuaca dan topografi pada lokasi menunjukkan bahwa sistem penyaliran
penambangan yang ada. telah dijalankan pada perusahaan
c) Perusahaan menjalankan rencana berupa mine dewatering, menggunakan
mengatasi air yang masuk ke dalam metode kolam terbuka, dan mine
pit tambang dengan sistem kolam drainage dengan cara membuat saluran
terbuka. atau paritan.
Volume sump PT. Dizamatra
Perhitungan curah hujan rencana Powerindo adalah 2.081,25 m3,
menggunakan periode ulang 4 tahun Telah dilakukan sistem pemompaan
dengan peluang dilampaui 27% dan menggunakan sistem floating barge
peluang tidak dilampaui 73% dimana namun antara air yang masuk dan air
curah hujan maksimum yang digunakan keluar tidak sebanding sehingga terjadi
yakni pada tahun 2007 sebesar 147.8 banjir atau sump penuh. Dengan debit
mm.Sedangkan curah hujan rencana pengeluaran rata-rata 217,08 m3/jam
periode ulang 2 tahun sebesar 120,97 atau 3.690.360 L/hari maka diperlukan
mm, curah hujan rencana periode ulang sekitar 15 -27 hari untuk mengurangi
4 tahun sebesar 140,80 mm dengan volume air sump pada volume
intensitas curah hujan 5.867 mm / jam. 58.392.000 Liter sampai 96.781.000
Pada lokasi dilakukan pemetaan Liter. Hal ini perlu dilakukan
Catchment area akhir pit rangkok pengurangan debit sump secara
dengan total luasan area sebesar 73 Ha bertahap dengan pemompaan.
setelah dikurangi outer drainage. Telah 3. Studi pengamatan sistem penyaliran
dilakukan perhitungan debit air tambang oleh Khairul Mualim, dan
limpasan pada sump Barat 0.749 Indra Pramana, 2015, pada lokasi PT.
m³/detik dan Debit air limpasan pada Unirich Mega Persada, Desa
sump Timur 0.323 m³/detik. Hajak,Kecamatan Teweh Baru,
Perhitungan volume air yang masuk Kabupaten Barito Utara,Provinsi
sump Barat 194.038 m³ dan sump Kalimantan Tengah menunjukkan hasil
Timur 83.703 m³. perhitungan curah hujan rencana dan
Selain itu pengunaan pompa Multiflo intensitas curah hujanmaksimum, debit
390 pada sump barat dan Multiflo limpasan, volume dan daya tampung
420EX pada sump timur sesuai dengan sump, serta mengukur saluran
kapasitas mesin pompa.Pada Sump penyaliran yang mengarah ke setling
Barat debit yang dihasilkan pompa 160 pond.
l/s atau 576 m3/jam, efisiensi 70%, Besarnya luas daerah tangkapanhujan
RPM 750. Dan pada Sump Timur, debit adalah 0,229 km2 pada daerah
yang dihasilkan pompa 240 l/s atau 864 pengamatan. Data Curah Hujan yang
m³/jam, efisiensi 67%, RPM digunakan adalah Bulan Februari Tahun
900.Volume pemompaan Multiflo 390 2005-2014.Perhitungan Curah Hujan
sebesar 13.824 m3/haridan pemompaan Rencanaditentukan dengandistribusi
Multiflo 420EX sebesar20.736 Gumbel, untukperiode ulang 2 tahun
3
m /hari.Volume pada sump adalah 65,915 mm/hari. Perhitungan
barat180.214 m³. dan Volume pada Intensitas Curah Hujan130,827
sump timur 62.967 m³. mm/jam. Debit limpasan permukaan
2. Hasil pengamatan sistem penyaliran yang masuk ke dalam pit dalamkegiatan
tambangoleh Slamet Riadi dan Restu penyaliran 7,495m3/dtk. Volume dan
Illahi, 2015pada lokasi tambang Daya Tampung Sump1.810 m3. Saluran
batubara PT. Dizamatra Powerindoyang

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 36


penyaliran yang digunakan adalah jenis 1. Memperlancar kegiatan
saluranterbuka berbentuk trapesium. penambangan/coal getting terutama
aktivitas produksi yang berupa
PEMBAHASAN penggalian dan pengangkutan material
batubara dan burdennya.
Dari kajian pustaka penyaliran 2. Aktivitas penambangan menjadi aman,
tambang dan faktor-faktor yang dengan mengurangi angka kecelakan
berpengaruh dapat dibahas praktek yang karena tergelincir atau tercebur ke
terjadi di lapangan berdasar kasus diatas. dalam sump baik alat maupun operator.
Bahwa pada perusahaan Sehingga aktivitas penambangan
pertambangan telah menjalankan sistem menjadi aman.
penyaliran tambang pada kegiatan 3. Dapat mewujudkan sistem penyaliran
penambangannya. Upaya perencanaan yang baik dan benar.
yang baik dan benar juga pelaksanaannya Dengan memperhitungkan segala aspek
perlu dukungan dari pihak manajemen serta faktor-faktor yang mempengaruhi
agar kondisi lokasi penambangan di maka dapat mendesain sistem
lapangan dapat berjalan baik dan lancar penyaliran tambang yang baik, benar,
dalam proses produksinya. aman, efisien dan efektif.
Sistem penyaliran tambang perlu 4. Mencegah kerusakan alat operasional
mendapat perhatian serius dan masuk karena korosi karena terkena air asam
dalam tahapan rencana desain tambang tambang.
sejak awal lokasi penambangan ditentukan
karena dampaknya yang merugikan Faktor-faktor negatifyang
apabila tidak ditangani secara baik dan berpengaruh terhadap penyaliran tambang
benar. sebagai berikut :
Bahwa kondisi hidrologi dan 1. Terjadinya rembesan air pada tanah
hidrogeologi dari suatu daerah pada daerah sekitar sump, parit
penambangan pada kegiatan tambang penyaliran, dan settling pond
terbuka akan sangat berpengaruh dalam 2. Terjadinya korosi pada alat operasional
proses perancangan tambang. Hal ini akan pompa air
menjadi pertimbangan teknis dalam 3. Singkapan batubara yang berjarak dekat
perancangan tambang terbuka.Kondisi dengan kolam penampungan (sump)
hidrologi dan hidrogeologi menjadi tidak dapat ditambang.
perhatian dalam proses perencanaan 4. Pompa yang tidak bekerja dengan baik
tambang dan penambangan /coal getting akan menyebabkan terjadinya luapan
dimana lokasi penambangan yang kering, air dari kolam sump yang menyebabkan
aman dari genangan air akan banjir besar pada pit penambangan
meningkatkan kegiatan penambangan. dikarenakan jumlah pemasukan air pada
Perlu dipertimbangankan rencana sump jauh lebih besar daripada
penyiapan sistem penyaliran tambang pengeluarannya.
dengan mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga Dampak yang timbul padapit
dihasilkan sistem penyaliran tambang yang penambangan yang mengalami banjir
efektif dan efisien. Karena tanpa sistem sebagai berikut :
penyaliran yang baik dan benar 1. Menghambat kegiatan penambangan
dapatmenyebabkan terganggunya proses 2. Areal penambangan menjadi
penambangan seam batubara. berbahaya/rawan kecelakaan kerja
Faktor Positif Penyaliran Tambang 3. Target produksi tidak tercapai
sebagai berikut : 4. Terjadinya korosi pada alat-alat
operasional penambangan

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 37


5. Terjadinya rembesan air yang besar supaya efektif dan efisien dalam
pada tanah sekitar pit pengelolaan air tambang. Karena
6. Produksi tidak dapat berjalan dan pengaruhnya yang cukup besar terhadap
perusahaan mengalami kerugian keberlangsungan produksi atau kegiatan
secara ekonomi. penambangan.
2. Perencanaan Sistem Penyaliran supaya
SIMPULAN memperhatikan faktor-faktor yang
1. Sistem penyaliran tambang sebaiknya berpengauh terhadap perencanaan
direncanakan dengan benar dan aman, penyaliran tambang.

DAFTAR PUSTAKA

Binsar Rezeki Sinagadan Mey TrisoniSilalahi, 2015 , Laporan Kerja Praktek Pengamatan
Sistem Penyaliran TambangPada Penambangan BatubaraPt. Pamapersada Nusantara
Distrik AsmiDesa Baronang Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten KapuasProvinsi
Kalimantan Tengah. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
Palangka Raya
Hasmar, H. A. Halim. 2011. Drainase Terapan. Yogyakarta. UII Press.
Jusuf Sembiring Meliala, 2012. Analisis Sistem Penyaliran Tambang Pada Pit 2 Timur PT.
Gunung Emas Abadi Kabupaten Barito Timur. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknik, Universitas Palangka Raya
Kamiana, I made, 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air.Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Khairul Mualim, dan Indra Pramana, 2015, Laporan Kerja Praktek PengamatanSistem
Penyaliran Pada Tambang TerbukaBatubara Di Pt. Unirich Mega Persada, Desa
Hajak,Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara,Provinsi Kalimantan
Tengah.Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Novalisae., 2011. Evaluasi Teknis Sump dan Sistem Pemompaan di Blok S-5 Pit Selatan
Pada PT. Pama Persada Nusantara Distrik KCMB. Universitas Palangka Raya.
Palangkaraya
Slamet Riadidan Restu Illahi, 2015, Laporan Kerja Praktek Pengamatan Dan
ManajemenPengelolaan Air Pada Sistem Penyaliran Sump Di Pt. Dizamatra Powerindo
Desa Kebur Merapi Barat Kec. LahatKabupaten LahatProvinsi Sumatera Selatan.
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Suwandi, Awang. 2004. Peencanaan Sistem Penyaliran Tambang, Diklat Perencanaan
Tambang Tebuka, Unisba.
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Petambangan Mineral dan Batubara.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 38

Anda mungkin juga menyukai