PENDAHULUAN
Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel ganglion
Neuropati adalah suatu bentuk gangguan fungsi dan struktur serabut saraf karena
saraf optik yang disebabkan karena konsumsi metil alkohol atau metanol disebut
alkohol per tahun yang berarti konsumsi alkohol per hari setiap individu adalah
untuk lebih dari 60 jenis utama penyakit dan cedera dan mengakibatkan hampir
eksposure dari zat toksik yang diperoleh di tempat kerja, konsumsi zat atau
Gangguan ini tidak mempunyai predileksi ras. Semua ras dapat mengalami
neuropati optik toksik serta ditemukan seimbang antara laki-laki dan perempuan,
dan dapat mengenai semua umur. Tanda awal keracunan metanol berupa
1
berkembang menjadi sempitnya lapang pandang, kadang-kadang dapat terjadi
optikus, sehingga terjadi penurunan visus. Saat semakin parah, nervus optikus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Neuropati optik toksik merupakan sindrom yang ditandai oleh kerusakan
defisit pada penglihatan warna atau suatu kondisi yang ditandai oleh gangguan
penglihatan yang disebabkan oleh toksin yang merusak nervus optikus. Walaupun
gejala yang ditemukan dikelompokkan ke dalam neuropati optik, lesi primer bisa
CH3OH, berat molekul 32,04 g/mol. Zat ini bersifat ringan, mudah menguap, tak
berwarna, mudah terbakar, beracun dan berbau khas. Metanol digunakan secara
luas pada industri mobil sebagai larutan pembersih kaca mobil, bahan anti beku,
2.2. Etiologi
terbakar. Metanol biasa digunakan sebagai larutan dalam industri dan pada
disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras karena harganya relatif
3
lebih murah. Sedang minuman keras atau yang dikenal dengan nama minuman
Etanol bisa diperoleh dari hasil fermentasi buah-buahan atau gandum serta
banyak dikonsumsi sebagai minuman beralkohol seperti beer, wine, brandy, dan
karena sifatnya yang lebih toksik. Akhir-akhir ini, sering ditemukan orang-orang
menenggak minuman keras (miras) oplosan, dimana minuman keras ini diperoleh
Nervus optik secara anatomi dimulai pada diskus optik, tetapi secara
fisiologis dan fungsional dimulai pada lapisan sel ganglion retina. Bagian pertama
dari nervus optik mengandung 1.0- 1.2 juta akson sel ganglion yang menembus
sklera melalui lamina cribrosa. Secara topografi, nervus optik terbagi menjadi 4
bagian, yaitu:5-7
- Area intraocular dari nervus optik yang disebut diskus optik yang terbagi
4
Gambar 1. Topografi nervus optik.8
Bagian intraokuler
Diskus optik
Bagian intraokular nervus optik terdiri dari diskus optik. Nervus optik
diskus optik..5-7 Diskus optik terdiri dari semua akson sel ganglion retina, dimana
akson dari sistem cone yang mendominasi bagian posterior retina melewati bagian
lateral dari diskus optik. Sedangkan akson-akson dari lateral retina tidak
superior dan inferiornya. Diskus optik tidak mengandung sel rods dan cone,
sehingga area ini tidak sensitif terhadap cahaya yang disebut sebagai blind spot.
Blind spot berada 15° dari titik fiksasi atau sekitar 4-5 mm dari fovea dan sedikit
5
Gambar 2. struktur nervus optik (a) gambaran klinis yang tampak pada oftalmoskop, (b)
potongan longitudinal, LC : lamina cribrosa, (c) potongan melintang, P : pia; A :
arachnoid; D : dura, (d) pembungkus nervus optik dan pembuluh darah Pial.9
Bagian intraorbital
sheath yang dibentuk oleh oligodendrosit. Adanya mielin dan oligodendrosit ini
menyebabkan diameter nervus optik meningkat menjadi 3-4 mm. Panjang nervus
optik bagian orbital kira-kira 25 mm, sekitar 6 mm lebih panjang dari ukuran jarak
Bagian intracanalicular
Canalis optikus berada dalam ala parva tulang sphenoidalis dan memiliki
panjang sekitar 5 mm. Nervus optik yang berjalan dalam kanalis optikus
6
Vaskularisasi nervus optik
Bagian Intraokuler
Bagian Intraorbital
Mendapat suplai darah dari plexus pial, cabang dari pleksus yang melewati
nervus sepanjang septa pial. Pleksus Pial mendapat suplai dari cabang-cabang
arteri oftalmikus.
Mendapat suplai dari cabang pleksus pial. Pleksus ini menerima cabang
2.4. Patogenesis
Toksisitas terjadi akibat dari kombinasi efek asidosis metabolik dan toksisitas
7
intrinsik anion format itu sendiri. Asam format sebagai hasil metabolisme
metanol akan memblok jalur mitokondria pada retina dan nervus optik.
lagi menjadi asam format oleh enzim aldehid dehidrogenase di hati dan sel darah
merah. Asam format ini bisa menganggu produksi ATP dengan menghambat
transpor aksonal dan hilangnya konduksi dan polaritas membran sel. Keadaan ini
klasik kilatan cahaya. Selanjutnya gejala ini dapat berkembang menjadi skotoma.
hyperemia, hingga atrofi pada nervus optik. Pada tahap awal, pada diskus optik
bisa terjadi edema dan hiperemis dengan edema retina peripapil. Respon pupil
biasanya menurun, dan refleks cahaya yang negatif menunjukkan prognosis yang
buruk.
8
Gejala intoksikasi metanol biasanya terjadi paling lambat 12 hingga 18 jam
terdapat perubahan pada diskus optikus yang dideteksi oleh OCT. Pada optik
visual sampai tidak adanya persepsi cahaya yang jarang terjadi. Kebanyakan
Bila pupil dinilai, tidak diharapkan satupun ditemukannya cacat aferen relatif
pupil karena neuropati optik hampir selalu bilateral dan simetris. Namun,
Pada tahap awal neuropati optik toksik, kebanyakan pasien saraf optiknya
terlihat normal, tetapi dapat terjadi edema optik disk dan hiperemi pada beberapa
berlanjutnya atrofi optik tergantung pada toksin yang bertanggung jawab. 1,3,4
2.6. Diagnosis
Anamnesis
9
bersifat simetris bilateral tanpa disertai nyeri. Beberapa pasien awalnya
warna merah yang tidak terlalu terang. Biasanya melibatkan hanya satu
mata pada tahap awal, yang kemudian memberat dan akhirnya melibatkan
mata yang lainnya. Pada neuropati optik toksik, dari anamnesis dapat
diketahui riwayat eksposur zat toksik atau obat yang dikonsumsi pasien,
industry. 12
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi sistemik
dan tanda vital. Hal ini sangat penting mengingat banyak penyakit
neuropati optik toksik. Selain itu, kelainan sistemik seperti diabetes, gagal
ginjal, dan penyakit tiroid dapat meningkatkan kadar zat -zat toksik dalam
tubuh. 12
Pemeriksaan Okuler
10
Hampir semua penderita neuropati optik dapat diidentifikasi
warna, defek lapangan pandang, defek jalur aferen pupil (RAPD), dan
12-14
abnormalitas gambaran nervus optik pada funduskopi.
1. Tajam Penglihatan
2. Penglihatan Warna
dan sensitif terhadap disfungsi nervus optik. Hal ini mungkin didasari
bahwa nervus optik mengandung banyak akson sel ganglion yang berasal
dari area makula, dan akson-akson ini mempunyai satu hubungan dengan
satu sel cone densitas tinggi pada area makula. Diskromatops ia yang
sering terjadi utamanya melibatkan defek warna merah dan hijau. Teknik
warna merah antara kedua mata.Untuk penilaian yang lebih akurat dapat
11
digunakan tes pseudoisokromatik Ishihara atau tes Farnsworth -Munsell
12-14
100-hue.
3. Sensitivitas Kontras
4. Pupil
12
5. Lapangan Pandang
Salah satu tanda penting dari neuropati optik adalah adanya defek
optik toksik defek lapangan pandang yang paling banyak ditemui berupa
sentral dari nervus optik. Defek lapangan pandang ini cenderung relatif
simetris. Selain itu, defek lapangan pandang sentral juga dapat terjadi
Gambar 4. Defek lapangan pandang pada penyakit nervus optik (a) skotoma
15
sentral, (b) skotoma cecosentral (c) nerve fiber bundle (d) altitudinal.
13
6. Funduskopi
diskus optik sering terlihat pada intoksikasi akut. Beratnya penyakit dan
Gambar 5. Gambaran funduskopi yang atrofi pada bagian temporal diskus optik
lapisan serabut saraf terutama pada pasien dengan glaukoma. Selain itu,
OCT ternyata juga dapat menilai perubahan pada neuropati optik toksik
14
funduskopi, telah dapat dideteksi dengan OCT. Dengan menggunakan
OCT, kita dapat menilai hilangnya serabut saraf retina dari nervus optik
pada penderita yang diduga mengalami toksisitas dari obat. Oleh karena
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Neuroimaging
Resonance Imaging (MRI) dari nervus optik dan kiasma optik dengan
atau tanpa penambahan gadolinium. Apabila riwayat medis dari anam nesis
adanya lesi oksipital bilateral. MRI pada nervus optik dan kisma optik
15
Gambar 7. Potongan aksial orbita dan otak pada MRI scan
Pemeriksaan Elektrofisiologi
16
Pemeriksaan Laboratorium
darah lengkap dan apusan darah tepi. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan
meliputi kadar folat sel darah merah, VDRL (Venereal Disease Research
urinalisis, dan skrining kadar logam berat seperti timah, talium, dan
B6), niacin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), dan atau asam folat
17
terapi yang dianjurkan terbatas pada pemberian intensif vitamin dosis
1,4
tinggi dengan hasil bervariasi pada setiap kasus.
18
untuk menyingkirkan kausa ini. Defek lapangan pandan g cecosentral dan
bitemporal pada penyakit kiasma optik mirip satu sama lain dan ada
pada neuritis optik biasanya disertai nyeri dan atau edema diskus optik
2.8. Talaksana
metanol dalam darah lebih dari 50mg/dL atau bila pH darah kurang dari
19
7,35. Pemberian metilprednisolon dan prednison bertujuan untuk
mengurangi edema papil saraf optik yang terjadi pada fase akut sehingga
akibat alkohol-tembakau.1,4,12
setiap 6-12 bulan. Tajam penglihatan, pupil, nervus optik, penglihatan warna, dan
lapangan pandang harus dinilai pada setiap kunjungan. Penglihatan akan membaik
waktu beberapa bulan dan selalu ada risiko defisit penglihatan yang permanen.
2.9. Komplikasi
bersifat reversibel setelah agen toksik segera dihentikan, akan tetapi sebagian
2.10. Prognosis
penyebab, dan lamanya gejala muncul sebelum mendapat terapi. Penderita dengan
20
atrofi optik yang berat akan mengalami kesulitan dalam perbaikan fungsi visual
derajat beratnya hilangnya penglihatan pada saat diagnosis penyakit atau sebelum
21
BAB III
KESIMPULAN
defisit pada penglihatan warna akibat kerusakan nervus optik yang disebabkan
oleh toksin. Insiden penyakit ini dapat terjadi pada semua ras, jenis kelamin, dan
semua umur. Angka morbiditasnya tergantung pada faktor risiko, etiologi, dan
dengan neuropati optik lainnya, seperti neuropati optik nutrisional, neuropati optik
karena adanya kompresi atau infiltrasi. Semua diagnosis banding tersebut dapat
disingkirkan dengan menilai gejala dan tanda dari penderita serta melakukan
dapat bersifat permanen. Selain itu, dapat juga dilakukan hemodialisis dan
tergantung pada total eksposur sebelum terapi, dan derajat beratnya hilangnya
penglihatan pada saat diagnosis penyakit atau sebelum mendapat terapi awal.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
5. Park,S., Siegelman., The anatomy and cell biology of the human retina in
6. Newman SA, Arnold AC, Friedman DI, Kline LB, Rizzo III JF. BCSC :
23-28.
University:New York;2011.
24
9. Liu GT ,Volve NJ ,Galetta SL. Visual loss : Optic neuropathies in Neuro-
Philadelphia. 2001.p.103-170.
11. Miller RN, Biousse V, Newman JN, Kerrison BJ. Toxic and deficiency
210.
25