LN 01-Specialized Audit Tools Sampling and Generalized Audit Software PDF
LN 01-Specialized Audit Tools Sampling and Generalized Audit Software PDF
F1024
Financial Audit II
Week 1
Specialized Audit Tools: Sampling
and Generalized Audit Software
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur
dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Auditor seringkali mengetahui
mana saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor
mempertimbangkan pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk
sampling audit. Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo
akun atau transaksi lainnya
Menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir
ini, sampling audit sangat berguna.
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistic..Kedua
pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti
audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas
saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.
Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, "Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit." Kedua
pendekatan sampling audit di atas, jika diterapkan dengan semestinya, dapat menghasilkan
bukti audit yang cukup.
Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan, antara lain, desain dan ukuran sampel
audit. Ukuran sampel yang diperlukan untuk menghasilkan bukti audit yang cukup tergantung
pada tujuan dan efisiensi sampel. Untuk tujuan tertentu, efisiensisampel berhubungan dengan
desainnya; suatu sampel akan lebih efisien dari pada yang lain jika sampel tersebut dapat
mencapai tujuan yang sama dengan ukuran sampel yang lebih kecil. Secara umum, desain
yang hati-hati akan menghasilkan sampel yang lebih efisien.
Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep "sebagai dasar
memadai untuk suatu pendapat" yang diacu dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Dasar
untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul dari hubungan antara faktor-faktor seperti
biaya dan waktu yang diperlukan untuk memeriksa semua data dan konsekuensi negatif dari
kemungkinan keputusan yang salah yang didasarkan atas kesimpulan yang dihasilkan dari
audit terhadap data sampel saja. Jika faktor-faktor ini tidak memungkinkan penerimaan
ketidakpastian, maka alternatifnya hanyalah memeriksa semua data. Karena hal ini jarang
terjadi, maka konsep dasar sampling menjadi lazim dalam praktik audit.
Ketidakpastian yang melekat dalam penerapan prosedur-prosedur audit disebut risiko audit.
Risiko audit terdiri dari (a) risiko (meliputi risiko bawaan dan risiko pengendalian) bahwa
saldo atau kelompok dan asersi yang berkaitan, mengandung salah saji yang mungkin
material bagi laporan keuangan, jika dikombinasikan dengan salah saji pada saldo-saldo atau
kelompok yang lain, dan (b) risiko (risiko deteksi) bahwa auditor tidak menemukan salah saji
tersebut. Risiko terjadinya peristiwa-peristiwa negatif ini (adverse events) secara bersamaan
dapat dipandang sebagai suatu fungsi masing-masing risiko. Dengan mengguna kan
pertimbangan profesional, auditor menilai berbagai faktor untuk menentukan risiko bawaan
dan risiko pengendalian (penentuan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih rendah
daripada tingkat maksimum akan menuntut pelaksanaan pengujian atas pengendalian), dan
melakukan pengujian substantif (prosedur analitik dan pengujian atas rincian saldo-saldo
akun atau kelompok transaksi) untuk membatasi risiko deteksi.
Risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian pengendalian atau
pengujian substantif terbatas pada sampel, kesimpulan auditor mungkin menjadi lain dari
kesimpulan yang akan dicapainya jika cara pengujian yang sama diterapkan terhadap semua
unsur saldo akun atau kelompok transaksi. Dengan pengertian, suatu sampel tertentu
mungkin mengandung salah saji moneter atau penyimpangan dari pengendalian yang telah
ditetapkan, yang secara proporsional lebih besar atau kurang daripada yang sesungguhnya
terkandung dalam saldo akun atau kelompok transaksi secara keseluruhan. Untuk suatu
desain sampel tertentu, risiko sampling akan bervariasi secara berlawanan dengan ukuran
sampelnya: semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya.
Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling.
Seorang auditor mungkin menerapkan prosedur audit terhadap semua transaksi atau saldo dan
tetap gagal mendeteksi salah saji yang material. Risiko nonsampling meliputi kemungkinan
pemilihan prosedur audit yang tidak semestinya untuk mencapai tujuan audit tertentu.
Sebagai contoh, pengiriman surat konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat
diandalkan untuk menemukan piutang yang tidak tercatat. Risiko nonsampling juga muncul
karena auditor mungkin gagal mengenali salah saji yang ada pada dokumen yang
diperiksanya, hal yang akan membuat prosedur audit menjadi tidak efektif walaupun ia telah
memeriksa semua data. Risiko nonsampling dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat
diabaikan melalui cara-cara seperti perencanaan dan supervisi memadai (lihat SA Seksi 311
[PSA No. 05] Perencanaan dan Supervisi dan penyelenggaraan praktik audit yang baik oleh
kantor akuntan publik (lihat SA Seksi 161 [PSA No. 0 1 ] Hubungan Standar Auditing
dengan Standar Pengendalian Mutu.
Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing
control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat risiko pengendalian,
berdasarkan hasil sample, yang terlalu tinggi dibandingkan dengan efektivitas
opera si pengendalian yang sesungguhnya.
Risiko keliru menolak dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi,
berkaitan dengan efisiensi audit. Sebagai contoh, jika penilaian auditor atas sampel audit
menuntunnya pada kesimpulan awal yang keliru bahwa suatu saldo telah salah saji secara
material, padahal kenyataannya tidak demikian, penerapan prosedur tambahan dan
pertimbangan atas bukti-bukti audit yang lain biasanya akan menuntun auditor ke kesimpulan
yang benar. Sama halnya, jika penilaian auditor atas sampel menuntunnya pada penentuan
tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, maka biasanya auditor akan memperluas
lingkup pengujian substantif untuk mengkompensasi anggapannya atas ketidakefektifan
pengendalian Walaupun audit dilaksanakan kurang efisien dalam kondisi tersebut, namun
tetap efektif.
Risiko keliru menerima dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah,
berkaitan dengan efektivitas audit dalam pendeteksian terhadap ada atau tidaknya salah saji
yang material.
Pengertian :
Sampling for Attributes adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk estimasi
“proporsi” items/obyek dalam suatu populasi yang berisi suatu karakteristik atau atribut.
Penjelasan :
Langkah 1
Menentukan jumlah sample = 202 (Sample Size for Sampling Attibutes for Random Samples
Only)
Memilih sample 202 dari 10.000 unit faktur secara random (Random Number Tabels
Systematic, computer)
Langkah 3
Memeriksa sample yang terpilih (199) Misal terdapat 2 faktur yang menyimpang yaitu tidak
disetujui oleh yang berwenang.
Langkah 4
Memperkirakan jumlah kesalahan yang terdapat dalam populasi dengan table persentase
kesalahan 1%.
Jumlah Sampel (sample size 202), maka lower limitnya 0,1 dan upper limitnya 3,6
Langkah 5
Membandingkan antara upper limit 3,6% dengan kesalahan maksimum yang ditaksir 5%,
yaitu 3,6%
Discovery sampling atau sampling penemuan adalah sampling yang tujuan penggunaannya
untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap
suatu rekening.
Discovery sampling digunakan bila auditor memeriksa populasi yang dicurigai mengandung
kecurangan atau kesalahan. Discovery sampling sangat cocok bila diperkirakan tingkat
penyimpangannya mendekati nol dan dirancang untuk minimal menemukan satu
penyimpangan dalam sample jika tingkat penyimpangan sesungguhnya pada populasi
Seorang auditor akan melakukan pengujian terhadap sistem pembelian dengan menguji bukti
kas keluar yang dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Jika populasinya 6500
lembar bukti kas keluar, Tingkat keandalan yang diinginkan 95% dan DUPL atau tingkat
penyimpangan kritis 1%, maka :
Besarnya sample dapat ditentukan dengan melihat table Probability in Percent of Including
at Least One Deviation in a Sample for Populations Between 5000 and 10000. Dengan DUPL
95% dan Tingkat Penyimpangan kritis 1% akan diperoleh besaran sampel sebanyak 300
lembar bukti kas keluar.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 300 lembar bukti kas keluar, jika :Auditor tidak
menemukan kesalahan, auditor akan segera mengambil kesimpulan bahwa dengan 95%
keyakinan bahwa kemungkinan terburuk tingkat kesalahan dalam populasi tidak lebih dari
1% atau dengan kata lain pengendalian internal pada sisitem pembelian efektif. Auditor
menemukan satu atau lebih kesalahan dalam pemeriksaan terhadap anggota sample, auditor
kemungkinan tidak akan membuat kesimpulan secara statistic mengenai hasil
pemeriksaannya.
Jika tujuan pemeriksaan adalah menemukan kesalahan, maka auditor akan
menghentikanpemeriksaan terhadap anggota sample setelah menemukan kesalahan.
Kemudian melakukan penelaahan terhadap karakteristik kesalahan yang ditemukannya
tersebut.
1. Mendapatkan bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material
(sebagai contoh, misalnya nilai buku rekening piutang dagang), atau
Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam
Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialahbahwa sampling PPS didasarkan pada teori
sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal.
Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
menyatakan kesimpulan dalam jumlah rupiah, bukan sebagai tingkat deviasi. Jenis sampling
ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan saldo-saldo. Model ini
terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo yang salah saji terlalu tinggi
(overstatement) dan terutamaakan berguna dalam pengujian:
Rencana Sampling
Tujuan sampling PPS yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo
rekening menurut catatan tidak salah saji secara material. Asersi-asersi laporan keuangan
yang dibuktikan sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan untuk unsur sampel
bergantung kepada prosedur yang diterapkanunsur-unsur sampel yang bersangkutan.
Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo rekening yang akan diuji.Untuk setiap
populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai contoh,
ada 4 kemungkinan populasi apabila populasi didasarkan pada saldo rekening dalam buku
pembantu piutang dagang, yaitu semua saldo, saldo debet saja, saldo kredit saja, dan saldo
nol.
BV x RF
n
TM ( AM x EF )
Keterangan: Hubungan
Dalam menetapkan tingkat risiko salah menerima yang dapat diterima, auditor harus
mempertimbangkan:
1. Tingkat risiko audit yang ditetapkan auditor bahwa suatu salah saji material tidak
akan terdeteksi,
TM adalah maksimum salah saji yang diterima untuk berada dalam suatu rekening
sebelum hal itu dipandang sebagai salah saji secara material. Semakin kecil TM akan
semakin besar ukuran sampelnya.
Dalam sampling PPS, auditor tidak mengkualifikasi risiko keliru menolak. Namun
demikian, hal tersebut dikendalikan secara tidak langsung dengan menetapkan antisipasi
salah saji (AS) yang berhubungan terbalik dengan risiko keliru menolak dan berhubungan
langsung dengan ukuran sampel.
Pada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur pengauditan yang sesuai untuk
menentukan suatiu nilai menurut audit untuk setiap unit logis yang diikutsertakan dalam
sampel.
Audit Sampling Guide yang disusun oleh AICPA (hal 68-69) menyebutkan keuntungan dan
kerugian pemakaian sampling PPS.
1. Lebih mudah digunakan dibandingkan dengan sampling variabel klasik karena auditor
dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel dengan tangan atau
dengan bantuan tabel.
2. Besarnya ukuran sampel PPS tidak didasarkan atas berbagai taksiran nilai audit.
4. Pemilihan sampel sistematik PPS, secara otomatis mengidentifikasi setiap unsur yang
secara individual signifikan apabila nilainya melebihi batas atas rupiah tertentu.
Apabila auditor menduga terjadi salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil daripada sampel yang dihasilkan oleh sampling variabel
klasik. Sampel PPS dirancang lebih mudah dan pemilihan sampel bisa dimulai sebelum
tersedia populasi yang lengkap.
Sampling PPS didasarkan pada asumsi bahwa nilai audit dari suatu unit sampling tidak akan
lebih kecil dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Apabila diperkirakan terjadi salah saji
terlalu rendah atau nilai audit lebih kecil dari nol,maka diperlukan perancangan yang khusus.
Apabila ditemukan salah saji terlalu rendah dalam sampel, maka evaluasi atas sampel
Dalam pendekatan ini teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik
populasi berdasarkan hasil sampel yang ditarik dari populasi.Sampling variabel klasik akan
berguna bagi auditor apabila tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan terjadinya salah saji
terlalu tinggi atau rendah pada suatu saldo rekening dan hal-hal lainnya.
Tiga teknik yang bisa digunakan dalam sampling variabel klasik adalah:
(3) Rasio.
Kemampuan untuk merancang suatu strata sampel. Ekspektaksi jumlah perbedaan antara nilai
audit dengan nilai buku.
Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel.
Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit
dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.
Auditor mempertimbangkan sifat dari unsur-unsur yang membentuk populasi. Sampling unit
harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan.
Faktor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam suatu estimasi sampel MPU:
Ukuran populasi (Jumlah unit), faktor ini akan menyangkut ukuran sampel dan hasil sampel.
Semakin besar populasi semakin besar pula ukuran sampel. Estimasi standar deviasi populasi,
ada tiga cara mengestimasi faktor ini, pertama dalam penugasan ulangan, kedua standar
deviasi dapat diestimasi berdasarkan nilai buku yang tersedia, ketiga auditor dapat
mengambil suatu sampel pendahuluan kecil. Rumus untuk menghitung standar deviasi adalah
sebagai berikut:
Salah saji bisa ditoleransi, pertimbangan-pertimbangan untuk menetapkan salah saji bisa
ditoleransi (SD) dalam sampling MPU sama dengan pertimbangan yang dilakukan dalam
sampling PPS. Resiko Keliru Menolak, faktor ini memungkinkan auditor untuk
mengendalikan risiko apabila risiko sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening
menurut pembukuan telah salah saji secara material, padahal sesungguhnya tidak demikian.
Risiko keliru menerima, memiliki hubungan terbalik terhadap ukuran sampel, yakni semakin
rendah risiko yang ditetapkan semakin besar ukuran sampelnya.
Rumus Ukuran sampel yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel untuk
N = ukuran populasi
Metode pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan
dalam pemilihan sample pada teknik MPU.
Tahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut:
1. Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk
setiap unsur sampel.
2. Menghitung berdasarkan atas data sampel. Rata-rata nilai audit sampel, standart
deviasi dari nilai audit sampel.
Auditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel. Dalam melakukan
penilaian kuantitatif auditor menghitung:
Perbedaan besar antara sampling statistik dan sampling nonstatistik adalah dalam tahapan-
tahapan penentuan ukuran sampel dan evaluasi atas hasil sampel. Sampling statistik lebih
obyektif, sedangkan nonstatistik lebih subyektif.
Agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat atas sampel yang ukurannya ditetapkan melalui
pertimbangan subyektif, auditor bisa menggunakan tabelstatistik, walaupun hal itu tidak
merupakan keharusan.
Ada dua Metode yang lazim digunakan untuk memproyeksi salah saji dalam sampling
nonstatistik yaitu:
1. Membagi jumlah total rupiah salah saji dalam smapel dengan bagian dari total rupiah
dalam populasi yang termauk dalam sampel.
2. Mengalikan rata-rata selisih antara nilai audit dengan nilai buku dari unsur-unsur
sampel dengan jumlah unit dalam populasi.
Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan untuk risiko sampling
untuk tingkat risiko keliru menerima dan risiko keliru menolak tertentu. Perbandingan antara
jumlah dan besarnya salah saji dalam sampel dengan salah saji diharapkan juga berguna
Seperti halnya dalam sampling statistik sebelum sampai pada pengambilan kesimpulan
keseluruhan, auditor harus melakukan penilaian kualitatif mengenai karakteristik salah saji
1. Menarik atau memanggil data dari struktur file , media file , tata letak record
perusahaan yang sedang di audit. Data ditarik, di edit dan transfer ke file audit.
7. Mendapatkan data statistik dari suatu deretan data. Misalnya, jumlah mean dan
median penjualan bulan lalu dapat dihitung untuk membantu analisis.
8. Mencetak keluaran (output). Seperti laporan, analisis dan formulir. Misalnya, formulir
dan amplop permintaan konfirmasi.
Prosedur penggunakan paket GAS dimulai dari penetapan tujuan merencanakan tujuan audit
dan program kerja untuk aplikasi tertentu. Kemudian auditor memasukkan rincian mengenai
aplikasi pada formulir spesifikasi yang dicetak sebelumnya. Spesifikasi ini dibutuhkan untuk
memberitahu sistem komputer tentang ciri khas file tempat data aplikasi itu disimpan,
berbagai fungsi dan langkah pemrosesan yang harus dilaksanakan oleh software dan isi serta
format keluarannya. Kemudian auditor mendapatkan file induk dan file transaksi perusahaan
untuk aplikasi itu dan memeriksa keotentikannya.
Pemeriksaan ini umumnya terdiri dari pengumpulan total pengendali field data kunci dan
merekonsiliasikan total ini agar sesuai dengan total pada perkiraan buku besar. Pada waktu
yang disepakati bersama, auditor menyerahkan spesifikasi tersebut untuk diproses oleh sistem
komputer klien.Spesifikasi ini dapat diproses melalui formulir yang dapat discan secara
otomatis atau media magnetik lainnya.Auditor juga dapat menggunakan paket GAS yang
disimpan pada pita magnetik, disk magnetik.Auditor mengamati dengan ketat pemrosesan
semua operasi komputer. Jika pemeriksaan telah selesai auditor segera mengambil alih semua
output dan juga paket GAS serta spesifikasinya.
Audit sampling digunakan sebagai aplikasi prosedur audit dengan cara melakukan pengujian
terhadap sebagian bukti (baik itu terhadap saldo akun maupun terhadap kelompok transaksi)
untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik seluruh bukti.
Pelaksanaan pengujian, yang terdiri dari 2 (dua) pengujian yaitu (1) pengujian pengendalian
(test of control) dan (2) pengujian substantif (substantive test). Pengujian pengendalian
adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau
operasi pengendalian intern. Sedangkan pengujian subtantif adalah pengujian yang
mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi
(test of transaction) dan saldo akun (test of balance).
Ketika audit sampling digunakan untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, perlu
diketahui bahwa ketidakpastian (uncertainties) dipacu oleh 2 (dua) faktor yaitu (1) yang
berhubungan langsung dengan penggunaan sampel (sampling risk, atau risiko sampel) dan (2)
yang tidak berhubungan dengan sampel (nonsampling risk, atau risiko nonsampel).
Genaralized Audit Software (GAS) membantu auditor dalam pekerjaan karena GAS dapat
mendeteksi secara otomatis adanya keanehan atau anomali pada data yang diperiksa oleh
auditor. Pengadopsian GAS oleh auditor keuangan di kantor akuntan publik telah banyak
digunakan, misalnay dengan menggunakan software ACL (Audit Command Language) dan
IDEA
2. Iain Gray, Stuart Manson, Louise Crawford. (2015). The Audit Process
Principles, Practices and Cases. 06. Cengage Learning. Hampshire. ISBN:
9781408081709.