Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PENGURANGAN STACK PADA PENGOLAHAN LIMBAH GAS DI WSA


PLANT PT SOUTH PASIFIC VISCOSE

Proposal ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Laporan Akhir
Program Diploma III Jurusan Teknik Kimia

Disusun Oleh :
Eva Kusuma Dewi Fardani (0931410061)
Gayuh Kinanthi Almira Altifa (0931410033)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Pengurangan Stack dari Pengolahan limbah Gas di WSA


Plant PT. South Pasific Viscose
Nama : Eva Kusuma Dewi Fardani (0931410061)
Gayuh Kinanthi Almira Altifa (0931410033)
Tempat Penelitian : PT. South Pasific Viscose
Jurusan : Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada ujian proposal Laporan Akhir

Malang, Januari 2012


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Zakiyah Irfin
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. South Pasific Viscose merupakan perusahaan yang memproduksi
serat sintetis atau buatan (rayon) dari bahan dasar selulosa dengan kualitas
yang menyamai serat alam. Selain itu perusahaan yang dibawahi oleh
Lenzing AG ini juga menghasilkan produk samping yaitu anhydrous natrium
sulphate. Pada tahun 2009 PT. South Pasific Viscose mendirikan line 4 dan
mulai beroperasi pada bulan 2010. Dengan adanya line-4 ini PT. South
pasific Viscose dapat meningkatkan produksi serat rayon dan anhydrous
natrium sulphate.
Proses pembuatan serat sintetis ini terjadi pada departemen spinning yang
didukung oleh departemen viscose dan departemen spinbath. Departemen
Viscose merupakan departemen yang memproduksi larutan viscose dari bahan
baku pulp yang direaksikan dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) dan
carbon disulfida (CS2). Deparetemen Spinning merupakan departemen yang
memproduksi serat rayon (viscose staple viber) dari bahan baku larutan
viscose yang dihasilkan oleh departemen Viscose dan akan direaksikan
dengan larutan spinbath yang disediakan oleh departemen Spinbath.
Departeman Spinbath merupakan departemen yang bertugas membuat larutan
spinbath dan menproduksi natrium sulfat anhidrid (Na2SO4) sebagai produk
samping.
Selain menghasilkan produk serat sintetis, PT. South Pasific Viscose juga
menghasilkan limbah, termasuk limbah cair dan limbah gas. Untuk
memelihara lingkungan yang sehat, maka limbah tersebut diolah di dua
departemen yang berbeda yaitu departemen Waste Water Treatment Plant
(WWTP) dan departemen Sulphuric Acid Production and Recovery (SAPR).
WWTP merupakan departemen pengolahan limbah cair dari berbagai
departemen. Sedangkan SAPR merupakan departemen pengolahan limbah
gas dari departemen Spinning dan Spinbath.
Departemen Spinning dan Spinbath yang menghasilkan limbah gas
beracun, dimana kandungan limbah tersebut sebagian besar berupa gas H2S
dan CS2. Seperti yang kita ketahui bahwa kedua gas tersebut jika langsung
dibuang ke udara bebas akan membahayakan lingkungan. Berdasarkan
peraturan pemerintah BAPEDAL (1995) dan ISO 14001 tentang
lingkungan, industri diharuskan untuk menjaga lingkungan agar tidak
tercemar oleh limbah industri. Oleh karena itu, PT. South Pacific Viscose
mengolah limbah gas tersebut menjadi H2SO4 di departemen WSA dengan
metode wet process sehingga tidak menghasilkan gas buangan seperti SO3,
dan SO2 (stack) dengan konsentrasi yang cukup besar. H2SO4 yang dihasilkan
akan digunakan lagi untuk proses pembuatan fiber.
Metode wet process yang menggunakan katalis V2O5 dan katalis CK ini
membutuhkan kondisi tertentu untuk menghasilkan H2SO4 dalam jumlah
yang banyak dan mengurangi hasil stack. Kondisi ini dapat tercapai jika
kondisi operasionalnya terpenuhi, seperti: kondisi katalisnya, suhu interbed di
1st converter, beda suhu di 2nd converter, dan besarnya aliran gas yang masuk
serta kadar moisturenya. Namun dalam penelitian ini, penulis melakukan
penelitian pada suhu interbed di 1st converter dan beda suhu di 2nd converter
untuk mengetahui kondisi operasional yang baik. Karena suhu interbed di 1st
converter dan beda suhu di 2nd converter mempengaruhi konversi gas SO2
dan SO3. Jika konversi tidak berlangsung baik, maka H2SO4 yang terbentuk
konsentrasinya kecil dan konsentrasi stack akan besar. Oleh karena itu,
penulis ingin melakukan penelitian suhu interbed di 1st converter dan beda
suhu di 2nd converter. Hal ini digunakan untuk mengetahui kondisi
operasional yang baik sehingga konsentrasi stack yang dihasilkan kecil.

Anda mungkin juga menyukai