Emisi Gas Buang
Emisi Gas Buang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Pembelajaran
Perkembangan otomotif sebagai alat transportasi, baik di darat maupun di laut, sangat
memudahkan manusia dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selain mempercepat dan mempermudah
aktivitas, di sisi lain penggunaan kendaraan bermotor juga menimbulkan dampak yang sangat buruk
terhadap lingkungan, terutama gas buang dari hasil pembakaran bahan bakar yang tidak terurai atau
terbakar dengan sempurna.
Modul pembelajaran Sistem Gas Buang Sepeda Motor berisi materi dan informasi tentang pengertian gas
buang, Mengidentifikasi emisi kendaraan bermotor dan efeknya terhadap lingkungan, Menjelaskan hubungan antara
kegagalan sistem kontrol emisi dan gejalanya, Menyebutkan tipe-tipe sistem dan komponen emisi, Menjelaskan
prinsip kerja sistem kontrol emisi, perakitan pendahuluan, dan komponen-komponennya (sesuai dengan
penggunaannya), Melaksanakan pendiagnosaan gangguan sistem gas buang.
Materi diuraikan secara praktis agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan.
Modul ini disusun dalam satu kegiatan pembelajaran yang berisi tujuan, materi, dan diakhir
materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus
mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi
dengan kunci jawaban.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara
teroritis dengan menjawab pertanyaan pada soal evaluasi, guru menilai berdasarkan lembar jawaban test
siswa. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi siswa.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat:
1. Pengertian system emisi gas buang
2. Mengidentifikasi emisi kendaraan bermotor dan efeknya terhadap lingkungan
3. Menjelaskan prinsip kerja, tipe-tipe dan komponen emisi gas buang
Proses pembakaran bahan bakar dari motor bakar menghasilkan gas buang yang secara teoritis
mengandung unsur CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang bersifat mencemari
lingkungan sekitar dalam bentuk polusi udara.
Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari kendaraan lebih tinggi dari
area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi
sumber pencemar tidak bergerak, sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang
memadai mengatasi hal tersebut.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang tertutup dan tidak memiliki
sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan
udara segar dari luar ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut
khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya.
Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di dalam (Internal combustion
engine), dengan penyempurnaan konstruksi dan teknologi yang diterapkan, tetap menghasilkan emisi gas
buang, hal ini terjadi karena perubahan wujud bahan bakar dan udara pada saat terjadi proses
pembakaran.
Ada beberapa peristiwa/ masalah yang dapat mempengaruhi pembakaran apabila ketiga factor tersebut
diabaikan, yaitu:
a. Banjir
Istilah ini adalah suatu peristiwa dimana jumlah campuran yang masuk ke ruang bakar melebihi dan
pembakaran tidak terjadi dengan normal, akibatnya:
- Boros bahan bakar;
- Tenaga motor tidak maksimal;
c. Campuran Ideal
Istilah ini adalah perbandingan antara udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja mesin;
Perbandingan campuran bensin dan udara pada umumnya dinyatakan berdasarkan perbandingan berat
bensin dengan berat udara, apabila terjadi penyimpangan perbandingan campuran, misalnya campuran
kaya atau campuran kurus, diperlukan penyetelan yang tepat pada komponen karburator.
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO 2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC,
CO, dan asap rokok.
1. CO2 (Karbon Dioksida)
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO 2 di udara. Karbon
dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yangmenggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak
bumi), juga dari mobil, kapal,pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO 2 di udara
tidaksegera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruhdunia yang ditebang.
Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapatmengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO (Karbon Monoksida)
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi
tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan
gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang
ada di garasi tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup
juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan
kematian.
4. SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas
tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi
asam. Maka terjadilah hujan asam. Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati.
Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan – bangunan kuno, seperti candi,
menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan jembatan.
5. Asap Rokok
Asap Rokok Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Perokok dapat di
bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah mereka yang merokok.
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok di suatu ruangan. Menurut
penelitian perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di
dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain:
1. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema, dan
kemungkinan kanker paruparu.
2. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
3. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat
konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.
4. Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global
serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es meleleh maka permukaan laut
akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan ekologi.
5. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
c. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon (HC) terbentuk karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar pada saat proses
pembakaran.
Keterangan:
3. Hidrokarbon (HC)
Gas hidrokarbon terdiri atas beberapa macam, mulai dari rantai karbon panjang sampai dengan rantai
karbon pendek. Secara umum hidrokarbon di udara merupakan salah satu unsur pembentuk smog (smoke
and fog). Insiden smog yang terkenal terjadi di kota London pada tahun 1952 yang berlangsung selama 4-
5 hari dan mengakibatkan kematian sampai selitar 4.000 orang, sebagian besar karbon adalah orang usia
lanjut dan penderita penyakit pernapasan.
6. Timah Hitam
Timah hitam di udara yang berasal dari kendaraan bermotor dapat berupa partikular maupun gas, misalnya
sebagai oksida, halida. Timah hitam dapat masuk ke dalam sistem tubuh manusia melalui saluran
pernapasan dan / atau pencernaan. Timah hitam sebagai senyawa halida lebih besar kemugkinannya
masuk ke dalam sistem tubuh dibanding dengan sebagai oksida, karena sebagai senyawa halida lebih
mudah terhirup dan larut dalam air. Timah hitam merupakan salah satu jenis logam berat yang dalam
jumlah relatif kecil dapat mengganggu kesehatan manusia secara serius, baik berupa keracunan akut
maupun akibat akumulatif. Timah hitam yang terserap dan masuk kedalam aliran darah akan diangkut dan
tersimpan pada jaringan lunak dan jaringan yang mengandung kalsium. Timah hitam tersebut dapat
merusak sel karena bereaksi dengan protein (denaturasi). Gejala awal keracunan timah hitam meliputi
antara lain gejala-gejala sifat mudah marah, kelesuan, hilang nafsu makan, depresi, sembelit, muntah,
kejang perut, gerakan otot tidak terkoordinasi atau melemahnya otot kerja.
7. Partikulat
Yang dimaksud denagn partikulat adalah partikel padat atau cair yang sangat halus ukurannya dan berada
di udara, termasuk diantaranya asap. Umumnya ukuran partikel tersebut sekitar 5 mikron, yakni ukuran
yang dapat masuk ke paru-paru.
b. Oksida Nitrogen
Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, nitrogen dioksida (NO 2) merupakan gas yang
paling beracun. Karena larutan NO 2 dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO 2, maka
NO2 akan dapat menembus ke dalam saluran pernafasan lebih dalam. Bagian dari saluran yang pertama
kali dipengaruhi adalah membran mukosa dan jaringan paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO 2 dari
paru adalah melalui aliran darah. Karena data epidemilogi tentang resiko pengaruh NO 2 terhadap
kesehatan manusia sampai saat ini belum lengkap, maka evaluasinya banyak didasarkan pada hasil studi
eksprimental. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan
seperti misalnya meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah
mendapat pajanan sebesar 100 μg/m 3 . Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO 2sebsar
250 μg/m3 dan 500 μg/m3 dapat mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma dan orang
sehat.
b. Timbel
Timbel ditambahkan sebagai bahan aditif pada bensin dalam bentuk timbel organik (tetraetil-Pb atau
tetrametil-Pb). Pada pembakaran bensin, timbel organik ini berubah bentuk menjadi timbel anorganik.
Timbel yang dikeluarkan sebagai gas buang kendaraan bermotor merupakan partikel-partikel yang
berukuran sekitar 0,01 μm. Partikel-partikel timbel ini akan bergabung satu sama lain membentuk ukuran
yang lebih besar, dan keluar sebagai gas buang atau mengendap pada kenalpot. Pengaruh Pb pada
kesehatan yang terutama adalah pada sintesa haemoglobin dan sistem pada syaraf pusat maupun syaraf
tepi. Pengaruh pada sistem pembentukkan Hb darah yang dapat menyebabkan anemia, ditemukan pada
kadar Pb-darah kelompok dewasa 60-80μg/100 ml dan kelompok anak > 40 μg/100 ml. Pada kadar Pb-
darah kelompok dewasa sekitar 40 μg/100 ml diamati telah ada gangguan terhadap sintesa Hb, seperti
meningkatnya ekskresi asam aminolevulinat (ALA). Pengaruh pada enzim §-ALAD dapat diamati pada
kadar Pb-darah sekitar 10μg/100 ml. Akumulasiprotoporfirin dalam eritrosit (FEP) yang merupakan akibat
dari terhambatnya aktivitas enzim ferrochelatase , dapat terlihat pada wanita edngan kadar Pb-darah 20 -
30 μg/100 ml, pada pria dengan kadar 25-35 μg/100 ml, dan pada anak dengan kadar > 15 μg/100 ml.
Pengaruh Pb terhadap hambatan aktivitas enzim ALAD tidak menyatakan adanya keracunan yang
membahayakan, tetapi dapat menunjukkan adanya pajanan Pb terha dap tubuh. Meningkatnya ekskresi
ALA dan akumulasi FEP dalam urin mencerminkan adanya kerusakan fungsi fisiologi yang pada akhirnya
dapat merusak fungsi metokhondrial.Pengaruh pada syaraf otak anak diamati pada kadar 60μg/100 ml,
yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan mental anak. Penelitian pada pengaruh Pb yang
dikaitkan IQ anak telah banyak dilakukan tetapi hasilnya belum konsisten. Sistem syaraf pusat anak lebih
peka dibandingkan dengan orang dewasa. Gangguan terhadap fungsi syaraf orang dewasa berdasarkan
uji psikologi diamati pada kadar Pbdarah 50 μg/100 ml. Sedangkan gangguan sistem syaraf tepi diamati
pada kadar Pbdarah 30 μg/100 ml. Timbel dapat menembus plasenta, dan karena perkembangan otak
yang khususnya peka terhadap logam ini, maka janinlah yang terutama mendapat resiko. Bahan-Bahan
Pencemar yang Dicurigai Menimbulkan Kanker Pembakaran didalam mesin menghasilkan berbagai bahan
pencemar dalam bentuk gas dan partikulat yang umumnya berukuran lebih kecil dari 2μm. Beberapa dari
bahan-bahan pencemar ini merupakan senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik,
seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH). Mesin solar akan
menghasilkan partikulat dan senyawa-senyawa yang dapat terikat dalam partikulat seperti PAH, 10 kali
lebih besar dibandingkan dengan mesin bensin yang mengandung timbel. Untuk beberapa senyawa lain
seperti benzena, etilen, formaldehid, benzo(a)pyrene dan metil nitrit kadar di dalam emisi mesin bensin
akan sama besarnya dengan mesin solar.
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat menimbulkan
tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut
hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan. Dalam banyak kasus,
analisis risiko dibuat berdasarkan hasil studi epidemiologi. Apabila analisisanalisis tersebut cukup lengkap
dan dapat mengendalikan berbagai factor pengganggu (confounding) seperti misalnya ke biasaan
merokok, maka kesimpulan yang ditarik dapat sangat berharga, tanpa peduli apakah hasil studi pada
umumnya hasil studi seperti itu jarang didapatkan. Mengesampingkan pengaruh yang langka akibat
pencemaran, seperti penyakit tumor dan kangker semata-mata berdasarkan hasil studi epidemiologi yang
negatif, sebenarnya kurang tepat. Pada studi yang melibatkan populasi kecil (misalnya 1000 orang) terasa
wajar apabila hasil studi tentang sejenis tumor yang hanya terjadi pada beberapa kasus per 100.000
orang, menjadi negatif. Kesulitan menjadi lebih besar apabila pengaruh yang dicari tersebut dapat timbul
karena hal lain, dapat diperkirakan bahwa persentase peningkatan dalam prevalensi akan sangat kecil. Hal
yang sama ditemukan pada studi eksperimental. Di dalam studi eksperimental, adanya hubungan antara
dosis dan respons untuk dosis rendah sangat sulit untuk dibuktikan, karena kecilnya jumlah orang yang
dapat diteliti. Pengaruh jangka panjang bisa dilaksanakan pada binatang percobaan, tetapi lagilagi di
dalam mengekstrapolasikan penemuan tersebut untuk manusia sering tidak pasti. Hal yang sering ditemui
dalam studi eksperimental seperti ini adalah kesulitan untuk mensimulasikan kondisi pajanan yang
sebenarnya. Karena itu maka evaluasi secara ilmiah tentang da mpak dari suatu pencemaran terhadap
kesehatan, apabila mungkin, harus didasarkan pada sifat kimiawi dari tiap senyawa, metabolismenya dan
sifat umum lainnya, di samping yang juga ditemukan dalam studi epidemiologi dan eksperimental.
L. KNALPOT
Knalpot adalah salah satu saluran gas buang yang punya fungsi mengalirkan gas buang dari ruang baker
mesin dan merendam suara yang keluar dari ruang bakar mesin
Knalpot juga sangat berpengaruh terhadap tenaga mesin ,jadi sebenarnya knalpot yang baik harus
memiliki rancangan yang dapat memberikan tekanan balik (back pressure) yang tepat agar dapat
menghasilkan tenaga mesin yang optimal
1. Fungsi Knalpot:
Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran
Meningkatkan tenaga engine
Meredam suara hasil pembakaran seminimum mungkin
2. Konstruksi Knalpot
Dari bentuk luar, knalpot yang umum digunakan pada sepeda motor adalah jenis botol dan gepeng
(knalpot vespa). Namun yang terpenting pada konstruksi knalpot adalah suatu desain yang harus dapat
mendukung fungsi dari knalpot itu sendiri.
3. Komponen Utama
4. Catalytic Converter
berfungsi menggubah sisa gas buang yang beracun yaitu korban monoksida menjadi karbondioksida dan
uap air.
BAB III
KESIMPULAN
Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-uji dan
membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik yaitu: untuk menciptakan
kendaraan bermotor yang ramah lingkungan.
Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui berapa besar nilai
gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita ketahui gas buang melebihi atau kurang
dari batas normal kita tahu bagian mesin mana yang ada masalah.
Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan antara lain: pemborosan
bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat
diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.
Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau dibiarkan terus bukan
hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat udara
yang dihirup sejak kecil tercemar polusi