1. HKSA (QSAR)
Analisis Hubungan Kuantitatif Struktu r-Aktivitas (HKSA) merupakan salah satu
aplikasi dari kimia komputasi dan juga bagian yang dipelajari dalam bidang kimia
medisinal. Dengan metoda analisis HKSA, senyawa yang akan disintesis dapat didesain
terlebih dahulu berdasarkan hubungan antara sifat-sifat kimia serta fisik molekul dengan
aktivitas biologisnya, dengan menggunakan hubungan tersebut, aktivitas teoritik suatu
senyawa baru dapat diprediksi, dan dengan demikian fokus riset dapat dipersempit, biaya
dan waktu pun dapat dihemat. (Kubinyi, 1993)
Berdasarkan pada parameter yang digunakan, analisa HKSA digolongkan dalam 3
metode, yaitu, metode Free-Wilson, metode Hansch dan metode 3 dimensi (Comparative
Molecular Field Analysis (CoMFA)). Metode analisis Free-Wilson merupakan prosedur
alternatif dari analisis analisis Hansch (Free and Wilson, 1964). Metode Hansch
berkembang dari pemikiran bahwa interaksi senyawa dengan reseptor terjadi karena
adanya efek gaya-gaya intermolekular seperti interaksi hidrofobik, interaksi polar,
interaksi elektrostatik dan efek sterik senyawa. Analisis HKSA-3D dikembangkan
sebagai antisipasi permasalahan yang terdapat pada metode Hansh, yaitu senyawa-
senyawa enantiomer yang memiliki kuantitas sifat fisikokimia yang sama, tetapi memiliki
aktivitas biologis berbeda (Ridhatul, 2013).
Model Free-Wilson atau model de novo dikembangkan oleh Free dan Wilson.
Metode ini didasarkan pada perkiraan bahwa masing-masing substituen pada struktur
senyawa induk memberikan sumbangan yang tetap pada aktivitas biologis. Sumbangan ini
bersifat aditif dan tidak bersifat sumbangan subtituen yang lain. Model Free-Wilson
mengajukan model matematik (persamaan II.4) yang memperkirakan bahwa aktivitas
biologis sama dengan jumlah sumbangan subtituen ditambah aktivitas biologi senyawa
induk. (Free-Wilson, 1964).
Log A = Σ S +S adalah sumbangan subtituen pada aktivitas keseluruhan senyawa turunan
senyawa induk dengan subtituen yang bersangkutan dan adalah aktivitas biologis kerangka
dasar atau senyawa induk. Penyelesaian model Free-Wilson menggunakan matriks dan
analisis regresi miltilinear. Pada matriks ini substituen mendapat nilai indikator 1 jika
terdapat dalam molekul dan mendapat nilai indikator 0 jika terdapat pada molekul. Untuk
senyawa rasemik, pengaruh suatu subtituen pada atom kiral diberikan nilai indikator 0,5.
selanjutnya untuk setiap struktur dikorelasikan dengan harga aktivitas biologisnya dengan
menggunakan analisis regresi multilinear.
Keuntungan penggunaan model Free-Wilson adalah dapat dikerjakan dengan cepat,
sederhana, dan murah. Disamping pengetahuan tentang struktur molekul dan aktivitas
biologis yang sesuai, tidak diperlukan pengetahuan tantang tetapan subtituen seperti σ, π,
Es. Metode Free-Wilson lebih efektif diterapkan jika uji aktivitas biologis lebih lambat
daripada sintesis senyawa turunan dan jika tidak tersedia tetapan substituen.
Kelemahan metode Free-Wilson yaitu:
a. penggunaan model Free-Wilson akan menghasilkan model persamaan yang hanya
dapat memprediksikan turunan baru dalam jumlah terbatas.
b. tidak dapat digunakan untuk memprediksi gugus lain yang berbeda dari jenis gugus
yang digunakan dalam analisis.
c. pada kebanyakan kasus, jumlah parameter akan jauh lebih besar daripada jumlah
senyawa sehingga secara statistik akan tidak signifikan.
3. HKSA HANSCH
Metode Hansch dikembangkan oleh Hansch pada tahun 1964. Model Hanch
mengasumsikan aktivitas biologis sebagai fungsi dari parameter-parameter hidrofobisitas
(π), elektronik (σ), dan sterik (Es) yang terdapat pada molekul, yang dapat dinyatakan
secara matematis sebagai persamaan (II,3) berikut:
Log A = aΣπ + bΣ σ + cΣ Es + d Notasi a,b,c dan d mmenyatakan tetapan persamaan
regresi. Notasi π adalah tetapan hidrofobisitas subsituen menurut Hansch-Fujita, σ adalah
tetapan hammet yan menyatakan sifat elektronik, dan Es adalah tetapan subtituen sterik
menurut Taft. Ketiga parameter tersebut diperoleh dari pendekatan ekstratermodinamika
atau model kaitan linear energi bebas (Linear Free Energy Relationship), yaitu suatu
model matematik yang dikembangkan dari hubungan reaktivitas kimia dengan parameter
subtituen yang dikemukaan oleh Hammet pada tahun 1938.
Analisis Hansch kemudian dikembangkan dengan menggunakan parameter sifat
fisikokimia dari struktur molekul atau menggunakan beberapa parameter teoritis.
Parameter-parameter tersebut digunakan sebagai variabel bebas yang memberikan
aktivitas biologis. Istilah ”parameter” sebagai variabel bebas dalam analisis QSAR sering
disebut predikator atau deskriptor.
Contoh adisi: