Keywords : Abstract
Heating, quality of Background: Cooking oil quality is influenced by the content of Free Fatty Acid
palm cooking oil, (FFA), the color, and the Cloud point . All these factors need to be analyzed to
FFA, Could Point determine the quality of oil palm. The decline in the quality of cooking oil palm,
among others, can be caused by the effects of prolonged heating Objectives: To
determine quality of cooking oil toward heating time Methods: Observation
parameter such as Free Fatty Acid (FFA),the color, and the Could Point Results:
Heating process would decreased cooking oil quality after heating time of 15
minute (FFA = 0,1695, Color = Red: 1,5-2,0, dan Yellow: 15-20, and Cloud point
(CP) = 6 oC). Conclusions and suggestions: Based on the results of experiment
showed that Heating process would decreased cooking oil quality after heating
time of 15 minute. Necessary to analyze the iod number, acid number, and
saponification number to know the quality of cooking oil in accordance with
quality SNI.
dengan memodifikasi prosedur kerja AOAC Tabel 1. Kadar Free Fatty Acid (FFA) pada
8,9
, yaitu penentuan kadar asam lemak bebas minyak goreng kemasan merk X
(free fatty acid), penentuan zat warna, dan Rata-rata kadar
Perlakuan
penentuan could point. FFA (%)
Penentuan kadar kadar asam lemak Tanpa Pemanasan 0,0501
bebas (free fatty acid) dilakukan dengan Pemanasan 5 menit 0,0852
Pemanasan 15 menit 0,1695
prosedur sebagai berikut. Sampel minyak
goreng ditimbang sebanyak 10 gram, lalu Berdasarkan standart mutu SNI15,
ditambahkan larutan alkohol 96% sebanyak secara umum kadar Free Fatty Acid (FFA)
50 ml. Hasilnya dipanaskan selama 0 menit, 5 pada olein harus mencapai 0,07 – 0,15
menit, dan 15 menit. Sampel tersebut sedangkan minyak goreng kualitas super atau
ditambahkan indikator phenolphtalein (PP) 2 kemasan, kadar maksimal Free Fatty Acid
tetes kemudian dititrasi dengan larutan KOH (FFA) yang memenuhi standart adalah 0,1.
0,2 N sampai warnanya berubah dari tidak Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
berwarna menjadi merah muda. diketahui bahwa produksi minyak kualitas
Penentuan zat warna dilakukan super atau kemasan merk X telah memenuhi
dengan cara Sampel minyak goreng standart.
dipanaskan selama 0 menit, 5 menit, dan 15 Hasil uji warna pada minyak goreng
menit terlebih dahulu. Kemudian sampel yang kualitas super atau kemasan merk X dapat
telah dipanaskan dianalisis warnanya ditunjukkan pada Tabel 2.
menggunakan alat Lovibond Tintometer. Tabel 2. Hasil uji warna pada minyak
Penentuan could point dilakukan dengan goreng kemasan merk X
prosedur sebagai berikut. Sebanyak 100 ml
sampel minyak goreng, dipanaskan selama 0 Skala Warna
Perlakuan
Red Yellow
menit, 5 menit, dan 15 menit, lalu didinginkan
Tanpa Pemanasan 1,9 19
sampai suhu 30°C. Larutan tersebut kemudian Pemanasan 5 menit 2,6 26
diaduk dengan pengaduk sampai terbentuk Pemanasan 15 menit 3,5 35
kristal. Ketika terbentuk kristal, dicatat suhu Berdasarkan standart mutu SNI15,
yang tertera pada termometer. secara umum kadar Free Fatty Acid (FFA)
pada olein adalah Red: 1,7-3,3 dan Yellow:
HASIL PENELITIAN 17-33, sedangkan pada minyak goreng
Pada penelitian ini diperoleh data kualitas super atau kemasan adalah Red: 1,5-
berupa, volume KOH hasil titrasi yang 2,0 dan Yellow: 15-20.Berdasarkan tabel
selanjutnya digunakan untuk menghitung diatas, maka dapat diketahui bahwa produksi
kadar asam lemak bebas (FFA), data skala minyak kualitas super atau kemasan di telah
warna, serta data could point (CP). Adapun memenuhi standart.
hasil titrasi pada pengujian kadar Free Fatty Berdasarkan hasil pengamatan, maka
Acid (FFA) yang dilakukan pada minyak hasil uji CP pada minyak goreng kualitas
goreng kemasan merk X ditunjukkan pada super atau kemasan dapat ditunjukkan pada
Tabel 1. Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji could point pada kelapa sawit merk X (Gambar 1). Penentuan
minyak goreng kemasan merk kadar asam lemak bebas ini, bertujuan untuk
X menguji kadar asam lemak yang tidak terikat
Cloud point pada senyawa trigliserida9,14.
Perlakuan
rata-rata (°C) Mula-mula, sampel minyak goreng
Tanpa Pemanasan 6 kemasan merk X ditimbang 10 gram lalu
Pemanasan 5 menit 6,5
Pemanasan 15 menit 6.9 ditambah dengan larutan etanol netral 96%.
Etanol netral berfungsi untuk mengekstrak
Berdasarkan standart mutu SNI, asam lemak pada minyak, serta tidak
secara umum titik Cloud point (CP) pada mempengaruhi hasil akhir titrasi. Selanjutnya
olein adalah 6-11°C sedangkan pada minyak minyak dipanaskan sampai suhu 50°- 60°C
goreng kualitas super atau kemasan adalah untuk mempercepat serta menyempurnakan
5,5-6°C. Berdasarkan tabel diatas, maka dapat ekstraksi asam lemak.
diketahui bahwa produksi minyak kualitas Langkah selanjutnya adalah
super atau kemasan merk X telah memenuhi penambahan indikator phenolphtalein (PP)
standart. lalu sampel dititrasi dengan larutan KOH
yang telah distandarisasi. Titrasi ini
PEMBAHASAN dihentikan setelah larutan tepat berubah
Lama pemanasan merupakan salah warna dari tak berwarna menjadi merah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas muda. Warna merah muda ini menunjukkan
minyak goreng. Umumnya pada suhu tertentu bahwa asam lemak tepat habis bereaksi
kualitas minyak goreng dapat mengalami dengan larutan KOH atau telah terjadi titik
perubahan. Hal ini dapat diketahui dengan ekivalen.
menguji kualitas minyak goreng sebelum dan Pemanasan akan menurunkan kualitas
sesudah dipanaskan dalam selang waktu minyak goreng kualitas super setelah
tertentu. Pada penelitian ini, kualitas yang pemanasan sampai 15 menit (mendidih). Hal
diuji meliputi kadar Free Fatty Acid (FFA), ini dapat ditunjukkan dari nilai Free Fatty
Cloud point (CP), dan zat warna. Acid (FFA) yang telah melebihi 0,1. Hal ini
Pada penelitian ini digunakan metode disebabkan oleh minyak goreng yang
asidi-alkalimetri untuk menentukan kadar mengalami pemanasan dalam waktu yang
asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng lama dan lebih dari suhu 170°C akan
Lovibond Tintometer dan sampel Skala alat Lovibond Tintometer Pembacaan Skala
yang akan diuji
minyak goreng kualitas super difraksinasi Minyak Sawit Merah Serta Aplikasinya
secara berkali-kali dengan waktu yang 2 kali Sebagai Medium Penggorengan Tempe
lebih lama bila dibandingkan dengan minyak Dan Ubi Jalar Putih. IPB Press. Bogor.
goreng curah, yaitu 9 jam akibatnya olein 6. Riyadi, A.H. 2009. Kendali Proses
yang dihasilkan lebih murni1,3,8. Deodorisasi Dalam Permurnian Minyak
Sawit Merah Skala Pilot Plant. IPB Press.
SIMPULAN Bogor.
Produksi minyak kualitas super atau 7. Hayyan, A., Md. Z . Alam, M. E.
kemasan merk X telah memenuhi standart. Mirghani, N. A. Kabbashi, N. I. Hakimi,
Semakin lama pemanasan, maka kualitas Y. M. Siran, dan S. Tahiruddin. 2011.
minyak goreng kualitas super akan semakin Reduction of High Content of Free Fatty
menurun. Setelah pemanasan 15 menit Acid in Sludge Palm Oil via Acid
(mendidih), maka didapatkan kadar FFA = Catalyst for Biodiesel Production. Fuel
0,1695, skala warna 3,5 serta titik Cloud point Processing Technology 92.
(CP) 6,9°C. 8. Tudisco, R., B. Chiofalo, L. Addi, V. Lo
Presti, R. Rao, S. Clabro’, et al. 2015.
SARAN Effect of Hydrogenated Palm Oil Dietary
Perlu dilakukan analisa bilangan iod, Supplementation on Milk Yield and
bilangan asam, dan bilangan penyabunan Composition, Fatty Acids Profile and
untuk mengetahui kualitas minyak goreng Stearoyl-CoA Desaturase Expression in
yang sesuai dengan standar mutu SNI. Goat Milk. Small Ruminant Research.
9. Tomaszewska-Gras, J. 2015. Rapid
REFERENSI Quantitative Determination of Butter
1. Tan, C. H., M. Ghazali, A. Kunton, C.P Adulteration with Palm Oil using the
Tan, dan A.A. Arifin. 2009. Extraction DSC Technique. Food Control.
and Physicochemical Properties of Low 10. Nasution, E.Z. 2003. Manfaat dari
Free Fatty Acid Crude Palm Oil. Food Beberapa Jenis Bleaching Earth Terhadap
Chemistry 113. Warna CPO (Crude Palm Oil). Journal
2. Pasaribu, N. 2004. Minyak Buah Kelapa Of Chemical Science 7(2).
Sawit. UNSU Press. Medan. 11. Damanik, A. 2008. Analisa Kadar Asam
3. Osei-Amponsah, C., L. Visser., S. Adjei- Lemak Bebas dari Crude Palm Oil (CPO)
Nsiah, P. C. Struik, O. Sakyi-Dawson, pada Tangki Timbun di PT. Sarana Agro
dan T. J. Stomph. 2012. Processing Nusantara.UNSU Press. Medan.
Practices of Small-scale Palm Oil 12. Zhu, C., Y. Cai, E. Gertz, M.R. La Frano,
Producers in the Kwaebibirem District, D. J. Burnett, dan B. J Burri. 2015. Red
Ghana: A Diagnostic Study. NJAS- Palm Oil–Supplemented and Biofortified
Wageningen Journal of Life Science. Cassava Gari Increase the Carotenoid and
4. Chalil, D. 2009. Market Power: Retinyl Palmitate Concentrations of
Empirical Analysis in the Indonesian Triacylglycerol-Rich Plasmain Women.
Crude Palm Oil Industry. VDM Verlag Nutrition Research 25.
Dr. Muller. London. 13. Dieffenbacher, A. dan Pocklington. 1992.
5. Rismawati. 2009. Pengaruh Waktu Standart Methods For the Analysis of Oil,
Deodorisasi Terhadap Olein dan Stearin