Anda di halaman 1dari 7

162

PENGARUH LAMA PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINYAK


GORENG KEMASAN KELAPA SAWIT

INFLUENCE OF HEATING TIME TOWARD QUALITY OF MERK X PALM


COOKING OIL

Tri Ana Mulyati, Fery Eko Pujiono, Prima Agusti Lukis

Info Artikel Abstrak


Latar belakang: Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak goreng
Sejarah Artikel: diantaranya adalah kandungan Free Fatty Acid (FFA), warna, serta Cloud point.
Diterima 3 September Semua faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui kualitas minyak goreng kelapa
2015 sawit. Adapun penurunan mutu dari minyak goreng kelapa sawit antara lain dapat
Disetujui 2 Oktober disebabkan oleh pengaruh lama pemanasan. Tujuan: Mengetahui kualitas minyak
2015 goreng terhadap lama pemanasan. Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Dipublikasikan 16 Parameter yang diamati berupa kandungan Asan lemak bebas, warna dan Could
Desember 2015 Point. Hasil: Pemanasan akan menurunkan kualitas minyak goreng kualitas super
setelah pemanasan sampai 15 menit (mendidih) (FFA= 0,1695,Warna = Merah:
Kata Kunci: 1,5-2,0, dan Kuning 15-20, dan Cloud point (CP) = 6 oC.). Simpulan dan saran:
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng menurun
Pemanasan, kualitas
setelah pemanasan 15 menit. Perlu dilakukan analisa bilangan iod, bilangan asam,
minyak goreng kelapa
dan bilangan penyabunan untuk mengetahui kualitas minyak goreng yang sesuai
sawit, FFA, Could
dengan standar mutu SNI.
Point

Keywords : Abstract
Heating, quality of Background: Cooking oil quality is influenced by the content of Free Fatty Acid
palm cooking oil, (FFA), the color, and the Cloud point . All these factors need to be analyzed to
FFA, Could Point determine the quality of oil palm. The decline in the quality of cooking oil palm,
among others, can be caused by the effects of prolonged heating Objectives: To
determine quality of cooking oil toward heating time Methods: Observation
parameter such as Free Fatty Acid (FFA),the color, and the Could Point Results:
Heating process would decreased cooking oil quality after heating time of 15
minute (FFA = 0,1695, Color = Red: 1,5-2,0, dan Yellow: 15-20, and Cloud point
(CP) = 6 oC). Conclusions and suggestions: Based on the results of experiment
showed that Heating process would decreased cooking oil quality after heating
time of 15 minute. Necessary to analyze the iod number, acid number, and
saponification number to know the quality of cooking oil in accordance with
quality SNI.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
Staf Pengajar Fakultas Sains Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. E-mail: nanapujiono@gmail.com
163

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

PENDAHULUAN Selain itu minyak kelapa sawit dapat


Kelapa sawit merupakan salah satu dikatakan sebagai minyak goreng non
komoditas andalan dalam menghasilkan kolesterol karena kadar kolesterolnya yang
devisa negara serta memainkan peranan rendah11. Pada umumnya, minyak goreng
penting dalam perekonomian Indonesia. kelapa sawit terbagi atas dua macam, yaitu
Sebagian besar devisa negara yang berasal minyak goreng curah dan minyak goreng
dari kelapa sawit dihasilkan dari sektor kualitas super atau kemasan. Minyak goreng
industri minyak kelapa sawit dan inti sawit. kualitas super atau kemasan umumnya
Minyak kelapa sawit (Palm Oil) adalah menggunakan dua kali proses fraksinasi,
minyak yang berasal dari serabut kelapa sehingga oleinnya hanya mengandung sedikit
sawit, sedangkan minyak inti sawit (Palm fraksi padat stearin. Hal ini menyebabkan
Kernet Oil) adalah minyak yang berasal dari penampakan minyak goreng kualitas super
inti buah kelapa sawit1,2,3,4. atau kemasan lebih jernih dari pada minyak
Bahan baku utama dalam industri goreng curah. Penampakan ini sangat
minyak goreng kelapa sawit adalah CPO berkaitan dengan Cloud point (suhu pada saat
(Crude Palm Oil). CPO atau minyak sawit mula terlihat adanya padatan) pada minyak.
mentah ini didapat dari hasil pengepresan Faktor-faktor yang mempengaruhi
serabut (fiber) kelapa sawit. CPO (Crude kualitas minyak goreng diantaranya adalah
Palm Oil) memiliki beberapa keunggulan, kandungan Free Fatty Acid (FFA)7,8,
antara lain: kandungan α- dan β- karoten warna10,12, serta Cloud point13,14 . Semua
tertinggi bila dibandingkan sumber lainnya faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui
yaitu sebesar 500-700 PPm, serta sumber kualitas minyak goreng kelapa sawit. Adapun
yang kaya akan tokoferol dan tokotrienol penurunan mutu dari minyak goreng kelapa
yaitu sekitar 600-1000 PPm5,6,7,8. Selain sawit antara lain dapat disebabkan oleh
kandungan diatas, CPO juga masih pengaruh lama pemanasan3,11. Pada minyak
mengandung beberapa komponen non yang dipanaskan terlalu lama, suhu minyak
gliserida seperti Free Fatty Acid (FFA), air, akan naik dan mendidih (diatas 200°C)
serta beberapa unsur logam yang dapat sehingga kualitas minyak dapat berubah. Hal
mempengaruhi stabilitas minyak sehingga ini menyebabkan pada penelitian ini dipilih
diperlukan proses pemurnian untuk waktu tanpa pemanasan, 5 menit (sebelum
memperoleh minyak kelapa sawit yang minyak mendidih), dan 15 menit (setelah
berkualitas1,7,8,9. Secara umum, proses minyak mendidih) agar diketahui batas
pemurnian CPO dalam industri minyak ambang perubahan kualitas minyak goreng.
goreng kelapa sawit secara kimia melibatkan Berdasarkan hal diatas, maka perlu adanya
beberapa tahap seperti degumming, penelitian mengenai pengaruh lama
bleaching, deodorisasi, dan fraksinasi10. pemanasan terhadap kualitas minyak goreng
Bila dilihat dari nilai gizinya, kelapa sawit kemasan merk X yang
penggunaan minyak goreng kelapa sawit dihasilkan. Kualitas yang diuji meliputi Free
cukup menguntungkan. Selain sebagai Fatty Acid (FFA), warna, serta Cloud point .
sumber vitamin, adanya karoten dan tokoferol
diketahui dapat meningkatkan kemantapan METODE PENELITIAN
minyak terhadap oksidasi dengan kata lain Metode yang digunakan dalam
menyebabkan minyak tidak mudah tengik. penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


164

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

dengan memodifikasi prosedur kerja AOAC Tabel 1. Kadar Free Fatty Acid (FFA) pada
8,9
, yaitu penentuan kadar asam lemak bebas minyak goreng kemasan merk X
(free fatty acid), penentuan zat warna, dan Rata-rata kadar
Perlakuan
penentuan could point. FFA (%)
Penentuan kadar kadar asam lemak Tanpa Pemanasan 0,0501
bebas (free fatty acid) dilakukan dengan Pemanasan 5 menit 0,0852
Pemanasan 15 menit 0,1695
prosedur sebagai berikut. Sampel minyak
goreng ditimbang sebanyak 10 gram, lalu Berdasarkan standart mutu SNI15,
ditambahkan larutan alkohol 96% sebanyak secara umum kadar Free Fatty Acid (FFA)
50 ml. Hasilnya dipanaskan selama 0 menit, 5 pada olein harus mencapai 0,07 – 0,15
menit, dan 15 menit. Sampel tersebut sedangkan minyak goreng kualitas super atau
ditambahkan indikator phenolphtalein (PP) 2 kemasan, kadar maksimal Free Fatty Acid
tetes kemudian dititrasi dengan larutan KOH (FFA) yang memenuhi standart adalah 0,1.
0,2 N sampai warnanya berubah dari tidak Berdasarkan tabel diatas, maka dapat
berwarna menjadi merah muda. diketahui bahwa produksi minyak kualitas
Penentuan zat warna dilakukan super atau kemasan merk X telah memenuhi
dengan cara Sampel minyak goreng standart.
dipanaskan selama 0 menit, 5 menit, dan 15 Hasil uji warna pada minyak goreng
menit terlebih dahulu. Kemudian sampel yang kualitas super atau kemasan merk X dapat
telah dipanaskan dianalisis warnanya ditunjukkan pada Tabel 2.
menggunakan alat Lovibond Tintometer. Tabel 2. Hasil uji warna pada minyak
Penentuan could point dilakukan dengan goreng kemasan merk X
prosedur sebagai berikut. Sebanyak 100 ml
sampel minyak goreng, dipanaskan selama 0 Skala Warna
Perlakuan
Red Yellow
menit, 5 menit, dan 15 menit, lalu didinginkan
Tanpa Pemanasan 1,9 19
sampai suhu 30°C. Larutan tersebut kemudian Pemanasan 5 menit 2,6 26
diaduk dengan pengaduk sampai terbentuk Pemanasan 15 menit 3,5 35
kristal. Ketika terbentuk kristal, dicatat suhu Berdasarkan standart mutu SNI15,
yang tertera pada termometer. secara umum kadar Free Fatty Acid (FFA)
pada olein adalah Red: 1,7-3,3 dan Yellow:
HASIL PENELITIAN 17-33, sedangkan pada minyak goreng
Pada penelitian ini diperoleh data kualitas super atau kemasan adalah Red: 1,5-
berupa, volume KOH hasil titrasi yang 2,0 dan Yellow: 15-20.Berdasarkan tabel
selanjutnya digunakan untuk menghitung diatas, maka dapat diketahui bahwa produksi
kadar asam lemak bebas (FFA), data skala minyak kualitas super atau kemasan di telah
warna, serta data could point (CP). Adapun memenuhi standart.
hasil titrasi pada pengujian kadar Free Fatty Berdasarkan hasil pengamatan, maka
Acid (FFA) yang dilakukan pada minyak hasil uji CP pada minyak goreng kualitas
goreng kemasan merk X ditunjukkan pada super atau kemasan dapat ditunjukkan pada
Tabel 1. Tabel 3.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


165

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

Tabel 3. Hasil uji could point pada kelapa sawit merk X (Gambar 1). Penentuan
minyak goreng kemasan merk kadar asam lemak bebas ini, bertujuan untuk
X menguji kadar asam lemak yang tidak terikat
Cloud point pada senyawa trigliserida9,14.
Perlakuan
rata-rata (°C) Mula-mula, sampel minyak goreng
Tanpa Pemanasan 6 kemasan merk X ditimbang 10 gram lalu
Pemanasan 5 menit 6,5
Pemanasan 15 menit 6.9 ditambah dengan larutan etanol netral 96%.
Etanol netral berfungsi untuk mengekstrak
Berdasarkan standart mutu SNI, asam lemak pada minyak, serta tidak
secara umum titik Cloud point (CP) pada mempengaruhi hasil akhir titrasi. Selanjutnya
olein adalah 6-11°C sedangkan pada minyak minyak dipanaskan sampai suhu 50°- 60°C
goreng kualitas super atau kemasan adalah untuk mempercepat serta menyempurnakan
5,5-6°C. Berdasarkan tabel diatas, maka dapat ekstraksi asam lemak.
diketahui bahwa produksi minyak kualitas Langkah selanjutnya adalah
super atau kemasan merk X telah memenuhi penambahan indikator phenolphtalein (PP)
standart. lalu sampel dititrasi dengan larutan KOH
yang telah distandarisasi. Titrasi ini
PEMBAHASAN dihentikan setelah larutan tepat berubah
Lama pemanasan merupakan salah warna dari tak berwarna menjadi merah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas muda. Warna merah muda ini menunjukkan
minyak goreng. Umumnya pada suhu tertentu bahwa asam lemak tepat habis bereaksi
kualitas minyak goreng dapat mengalami dengan larutan KOH atau telah terjadi titik
perubahan. Hal ini dapat diketahui dengan ekivalen.
menguji kualitas minyak goreng sebelum dan Pemanasan akan menurunkan kualitas
sesudah dipanaskan dalam selang waktu minyak goreng kualitas super setelah
tertentu. Pada penelitian ini, kualitas yang pemanasan sampai 15 menit (mendidih). Hal
diuji meliputi kadar Free Fatty Acid (FFA), ini dapat ditunjukkan dari nilai Free Fatty
Cloud point (CP), dan zat warna. Acid (FFA) yang telah melebihi 0,1. Hal ini
Pada penelitian ini digunakan metode disebabkan oleh minyak goreng yang
asidi-alkalimetri untuk menentukan kadar mengalami pemanasan dalam waktu yang
asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng lama dan lebih dari suhu 170°C akan

Penambahan indikator PP Proses Titrasi Perbandingan hasil sebelum dan


sesudah titrasi

Gambar 1. Proses penentuan kadar FFA dengan Metode Asidi-Alkalimetri

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


166

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

menyebabkan terjadinya proses oksidasi, dan Yellow: 15-20.


hidrolisis dan polimerasi menghasilkan Beberapa faktor yang dapat
senyawa hasil degradasi minyak seperti keton, menyebabkan kenaikan suhu dapat
aldehid, dan polimer2,9,17. Pembentukan menyebabkan warna minyak menjadi semakin
senyawa polimer selama proses menggoreng gelap, antara lain vitamin yang terkandung
terjadi karena reaksi polimerasi asam lemak dalam minyak menjadi teroksidasi baik
tidak jenuh. Selain itu, minyak goreng karotenoid yang bersifat larut dalam minyak
mengandung karoten, tokoferol, dan alkohol akibat proses oksidasi maupun oksidasi
dalam jumlah yang kecil. Senyawa ini dapat tokoferol (Vitamin E)13, selain itu pada suhu
membuat kadar Free Fatty Acid (FFA) tinggi (mendidih) asam lemak, sterol, dan
menjadi tinggi7,8,11. Hal inilah yang hidrokarbon yang dihasilkan dari hidrolisa
menyebabkan kadar Free Fatty Acid (FFA) trigliserida dapat terurai dan larut atau
pada minyak goreng yang telah dipanaskan 15 bercampur dalam minyak sehingga warna
menit (mendidih) tinggi. minyak menjadi merah dan kecoklatan3,8,12,
Pada penelitian ini, analisis zat warna namun, hal yang paling mempengaruhi adalah
pada minyak goreng kualitas super atau adanya hidrokarbon yang membuat intensitas
kemasan merk X menggunakan alat Lovibond warna minyak menjadi bertambah6.
tintometer (Gambar 2)13,14. Pengujian warna Pengujian Cloud point (CP)
ini memiliki peran yang sangat penting, bertujuan untuk mengetahui suhu dimana
karena warna dapat menunjukkan adanya mulai terbentuk kristal-kristal stearine, dalam
vitamin dan zat pengotor pada minyak olein. CP sangat berkaitan dengan suhu pada
goreng. saat mulai terlihat adanya padatan pada
Pengujian zat warna dilakukan minyak.
dengan cara melihat perubahan skala pada Pemanasan setelah 5 menit dan 15
alat sampai warna yang terlihat sesuai dengan menit, akan menurunkan kualitas minyak
sampel yang dimasukkan dalam kuvet. goreng kualitas super yang ditunjukkan dari
Pemanasan pada suhu 5 menit dan 15 menit titik Cloud point (CP) yang telah melebihi
akan menurunkan kualitas minyak goreng batas, yaitu 6°C. Standart titik Cloud point
kualitas super yang ditunjukkan dari skala (CP) minyak goreng kualitas super lebih
warna yang telah melebihi batas, Red: 1,5-2,0 rendah dari minyak goreng curah disebabkan

Lovibond Tintometer dan sampel Skala alat Lovibond Tintometer Pembacaan Skala
yang akan diuji

Gambar 2. Proses penentuan zat warna

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


167

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

minyak goreng kualitas super difraksinasi Minyak Sawit Merah Serta Aplikasinya
secara berkali-kali dengan waktu yang 2 kali Sebagai Medium Penggorengan Tempe
lebih lama bila dibandingkan dengan minyak Dan Ubi Jalar Putih. IPB Press. Bogor.
goreng curah, yaitu 9 jam akibatnya olein 6. Riyadi, A.H. 2009. Kendali Proses
yang dihasilkan lebih murni1,3,8. Deodorisasi Dalam Permurnian Minyak
Sawit Merah Skala Pilot Plant. IPB Press.
SIMPULAN Bogor.
Produksi minyak kualitas super atau 7. Hayyan, A., Md. Z . Alam, M. E.
kemasan merk X telah memenuhi standart. Mirghani, N. A. Kabbashi, N. I. Hakimi,
Semakin lama pemanasan, maka kualitas Y. M. Siran, dan S. Tahiruddin. 2011.
minyak goreng kualitas super akan semakin Reduction of High Content of Free Fatty
menurun. Setelah pemanasan 15 menit Acid in Sludge Palm Oil via Acid
(mendidih), maka didapatkan kadar FFA = Catalyst for Biodiesel Production. Fuel
0,1695, skala warna 3,5 serta titik Cloud point Processing Technology 92.
(CP) 6,9°C. 8. Tudisco, R., B. Chiofalo, L. Addi, V. Lo
Presti, R. Rao, S. Clabro’, et al. 2015.
SARAN Effect of Hydrogenated Palm Oil Dietary
Perlu dilakukan analisa bilangan iod, Supplementation on Milk Yield and
bilangan asam, dan bilangan penyabunan Composition, Fatty Acids Profile and
untuk mengetahui kualitas minyak goreng Stearoyl-CoA Desaturase Expression in
yang sesuai dengan standar mutu SNI. Goat Milk. Small Ruminant Research.
9. Tomaszewska-Gras, J. 2015. Rapid
REFERENSI Quantitative Determination of Butter
1. Tan, C. H., M. Ghazali, A. Kunton, C.P Adulteration with Palm Oil using the
Tan, dan A.A. Arifin. 2009. Extraction DSC Technique. Food Control.
and Physicochemical Properties of Low 10. Nasution, E.Z. 2003. Manfaat dari
Free Fatty Acid Crude Palm Oil. Food Beberapa Jenis Bleaching Earth Terhadap
Chemistry 113. Warna CPO (Crude Palm Oil). Journal
2. Pasaribu, N. 2004. Minyak Buah Kelapa Of Chemical Science 7(2).
Sawit. UNSU Press. Medan. 11. Damanik, A. 2008. Analisa Kadar Asam
3. Osei-Amponsah, C., L. Visser., S. Adjei- Lemak Bebas dari Crude Palm Oil (CPO)
Nsiah, P. C. Struik, O. Sakyi-Dawson, pada Tangki Timbun di PT. Sarana Agro
dan T. J. Stomph. 2012. Processing Nusantara.UNSU Press. Medan.
Practices of Small-scale Palm Oil 12. Zhu, C., Y. Cai, E. Gertz, M.R. La Frano,
Producers in the Kwaebibirem District, D. J. Burnett, dan B. J Burri. 2015. Red
Ghana: A Diagnostic Study. NJAS- Palm Oil–Supplemented and Biofortified
Wageningen Journal of Life Science. Cassava Gari Increase the Carotenoid and
4. Chalil, D. 2009. Market Power: Retinyl Palmitate Concentrations of
Empirical Analysis in the Indonesian Triacylglycerol-Rich Plasmain Women.
Crude Palm Oil Industry. VDM Verlag Nutrition Research 25.
Dr. Muller. London. 13. Dieffenbacher, A. dan Pocklington. 1992.
5. Rismawati. 2009. Pengaruh Waktu Standart Methods For the Analysis of Oil,
Deodorisasi Terhadap Olein dan Stearin

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


168

Tri Ana Mulyati | Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

Fat, and Derivates. Blackwell Scientific 16. Kong, S. L., S. A. Abdullah, M. D.


Publication. London. Amiruddin, dan Ho, C. L. 2016.
14. Lai, O., C. Tan, dan C. C. Akoh. 2012. Molecular Cloning, Gene Expression
Palm Oil: Production, Processing, Profiling and In Silico Sequence Analysis
Characterization, and Uses (Aocs of Vitamin E Biosynthetic Genes from
Monograph Series on Oilseeds). AOAC the Oil Palm. Plant Gene.
Press/Academic Press. 17. Dalimunthe, N.A. 2009. Pemanfaatan
15. Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun
3741: 2013 Tentang Minyak. Mandi Padat. UNSU Press. Medan.
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/
sni/detail_sni/14213. 14 Januari 2015.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

Anda mungkin juga menyukai