Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PERCOBAAN

No. Percobaan : 02
Judul : Identifikasi Perangkat Penerima TV Warna
Nama Praktikan : Awandha Melati
Kelas / NIM : TE-3A / 4.31.16.0.03
Tanggal Percobaan :
Pengampu : Bambang Eko S., Drs., M.M.T.

Nilai :
Keterangan :

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
1. NO. JOBSHEET : 02

2. JUDUL : IDENTIFIKASI PERANGKAT PENERIMA TV WARNA

3. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menentukan lokasi bagian-bagian TV Warna
2. Mahasiswa dapat menentukan jenis komponen TV Warna tiap bagian.
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai komponen pada tiap bagian TV Warna

4. ALAT DAN BAHAN


1. Perangkat Penerima TV warna

5. TEORI SINGKAT
Televisi berwarna pada dasarnya identik dengan televisi hitam putih. Hanya saja pada
saat memancarkan sebuah gambar berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek
diuraikan menjadi 3 warna yaitu merah hijau dan biru dengan menggunakan filter warna.
Gambar yang ada dalam TV berwarna sebenarnya adalah gambar monokrom yang
dipantulkan raster putih, tetapi dengan tambahan warna untuk bagian yang utama. Untuk
membuktikan bahwa warna monokrom itu ada dalam sinyal yang terpisah, anda dapat
mengatur pengontrol warnanya sehingga warna yang ada pada layar hilang untuk berubah
menjadi gambar hitam putih. Dengan adanya sinyal C pesawat TV dapat mengeluarkan
gambar alami dengan warna- warna yang asli. Secara praktis semua warna dapat
dihasilkan dari penggabungan warna utama yaitu merah (R), hijau (G) dan biru (B). Bila
ketiga gambar warna tersebut dapat dilihat bersama-sama melalui cermin setengah
tembus, maka akan diperoleh gambar objek sesuai dengan warna aslinya.

Apabila kita membandingkan diagram blok pesawat TV warna dengan diagram blok
pesawat TV hitam putih akan terlihat bahwa pesawat TV warna mempunyai lebih banyak
komponen, karena mempunyai banyak fungsi yang harus dilakukan. Sebagai hasilnya
catu daya pesawat TV warna harus banyak menyediakan tenaga DC. Lagi pula untuk
menyediakan daya yang lebih banyak, peregulasian tegangan DC dan penapisan tegangan
AC harus jauh lebih baik dibanding pesawat TV hitam putih. Di bawah ini blok diagram
TV warna :
Gambar 1. Blok Diagram TV Warna

Sinyal gambar yang datang dari penala melewati penguat IF, detektor video, pengeras
video dan rangkaian matriks yang akhirnya sampai pada tabung gambar. Sinyal
sinkronisasi dan sinyal krominan dipisahkan pada tingkat pertama dan penguat video dari
masing-masing sampai ke rangkaian sinkronisasi atau rangkaian defleksi dari rangkaian
regenerasi warna. Sedangkan sinyal suaranya dipisahkan pada penguat gambar dan
akhirnya mencapai penguat suara.

Yang perlu kita ketahui tentang televisi berwarna ialah bahwa tegangan-tegangan sinyal
mempunyai persesuaian dengan warna yaitu sebesar 220 Volt AC dimana tegangan ini
digunakan di seluruh komponen. Sementara itu catu daya melakukan fungsi yang sama
dan menggunakan rangkaian yang sama dalam penerima hitam putih maupun warna, catu
daya TV warna akan menjadi lebih besar dan lebih kompleks.

Pada tabung Gambar warna akan terlihat bahwa sinyal defleksi horizontal dan vertikal
untuk tabung Gambar TV warna jauh lebih tipis dibanding tabung Gambar TV hitam
putih. Linieritas gelombang defleksi gigi gergajinya sendiri harus sempurna untuk
menjamin Gambar warna yang baik, penggunaan layar tabung Gambar pesawat TV
warna yang besar merupakan subjek yang disebut efek pinkusen. Ini berarti bahwa
tegangan defleksi vertikal dan horizontal, meskipun secara sempurna linier, menjadi lebih
efektif pada tingkat keluaran. Ini akan dihasilkan dalam Gambar dengan ujung-ujung
yang tampak menuju ke sinyal koreksi pinkusen yang disediakan oleh sapuan horizontal
dan vetikal dan diumpankan secara langsung ke dalam kumparan defleksi untuk
mengurangi pengaruh tersebut.

Dalam pemancar TV cahaya dari berbagai warna diubah menjadi tegangan–tegangan


sinyal video yang berbeda-beda, tabung gambar didalam pesawat mengubah tegangan
video warna menjadi warna asli seperti semula. Sebuah kamera TV berwarna mempunyai
tabung kamera untuk warna merah, hijau dan biru. Layar tabung gambar mempunyai
fosfor merah, hijau dan biru untuk mereproduksi warna dari sinyal video, selanjutnya
tegangan sinyal video akan dikombinasikan untuk mendapat efek yang sama seperti
warna-warna yang dicampur. Warna merah, hijau dan biru yang diambil dari
pemandangan itu dipisahkan dalam tabung kamera melalui filter-filter warna optik,
akibatnya output dari tabung kamera 1 adalah sinyal video merah dengan informasi hanya
untuk bagian merah dari pemandangan. Demikian juga untuk tabung 2 dan 3 yang
menghasilkan video hijau dan biru , dalam tabung gambar mempunyai tiga buah
penembak elektron titik-titik fosfor merah, hijau dan biru.

Sinyal luminan yang dipancarkan harus dapat mangatur terangnya gambar yang diterima
dan sinyal krominan harus dapat mengatur tingkat warna yang dibentuk dari tiga warna
primer merah-hijau-biru. Dimana warna primer ini akan membangkitkan warna yang lain
Dalam gambar hitam-putih, bagian-bagian yang lebih terang memiliki luminansi yang
lebih besar daripada daerah-daerah gelap. Akan tetapi warna-warna yang berbeda juga
memiliki naungan luminansi, karena sebagian warna kelihatan lebih terang daripada yang
lain.

Luminansi sesungguhmya menunjukkan bagaimana warna akan kelihatan dalam


reproduksi hitam-putih. Nilai terang yang berlainan dan berarti akan direproduksi dalam
warna monokrom yang berlainan. Nilai-nilai terang relative dari dari corak yang berbeda,
merah gelap memiliki terang yang rendah, kuning memiliki terang yang tinggi dan biru
memiliki terang yang menengah. Variasi terang yang relatif untuk corak yang berbeda
memungkinkannya untuk memproduksi adegan-adegan yang alamiah dalam warna
seperti gambar-gambar yang serupa dalam hitam dan putih.

Dalam televisi warna informasi luminansi berada dalam sinyal luminansi atau Y.
Singkatan ini jangan dikacaukan dengan kuning, sebab sinyal luminansi hanya
mengandung variasi terang untuk semua informasi dalam gambar. Komponen komponen
sinyal Y adalah 30 persen merah, 50 persen hijau, 11 persen biru. Persentasi ini
mendekati sensasi terang penglihatan manusia pada warna-warna yang berbeda.

6. LANGKAH PERCOBAAN

1. Siapkan Alat dan Bahan.


2. Amati bagian Perangkat Penerima Televisi Berwarna.
3. Gambar bagian-bagian Televisi Berwarna.
4. Amati komponen dan nilai komponen pada bagian Televisi Berwarna.
5. Catat hasil pengamatan komponen dan nilai komponen Televisi Berwarna tiap
bagian.

7. HASIL PERCOBAAN

Hasil pengamatan/percobaan dari identifikasi dapat digambar dalam sketsa seperti contoh
berikut ini :

 Bagian TV Warna

Gambar 2. Bagian perangkat penerima TV Color


Sedangkan identifikasi nilai komponen ditulis dalam bentuk tabel di bawah.

Tabel 1. Komponen dan Nilai Komponen Perangkat Penerima TV Warna


Komponen
No Nama Blok
Nama Kode Nilai/Tipe Satuan
1R Video IF (VIF) + Resistor R101 1K Ω
Tuner + Audio R102 12 Ω
R103 12K Ω
R104 220 Ω
R105 68 Ω
R107 220 Ω
R116 Hilang
R119 Hilang
R124 Hilang
R125 6K8 Ω
R128 1K5 Ω
R129 1 Ω
R130 2,8 Ω
R131 1 Ω
R132 2K Ω
R133 1K Ω
R136 2K1 Ω
R140 200 Ω
R144 56 Ω
R147 1K Ω
R148 28K Ω
R152 100 Ω
R154 Hilang
R161 11 Ω
R162 100 Ω
R163 10K Ω
R171 10K Ω
R172 Hilang
R173 Hilang
R178 Hilang
R194 33 Ω
R405 1K1 Ω
R406 11K Ω
R408 47K Ω
Kapasitor C102 Hilang
C103 68 F
C104 10 nF
C106 10 nF
C107 10 nF
C108 1H473J
C110 4,7 µF
C111 10 nF
C112 1 µF
C113 1H104J
C114 4,7 µF
C117 B103K
C118 10 µF
C119 4,7 µF
C120 1H104K
C121 1 nF
C122 1 nF
C123 10 nF
C125 47 µF
C126 121J
C127 121J
C128 10 nF
C131 N/A µF
C133 -
C134 G6J
C141 10 nF
C142 10 nF
C146 10 nF
C149 -
C156 10 nF
C171 1 µF
C175 10 µF
C181 470 µF
C191 B128
C411 10 nF
IC IC101 LA7520
Induktor T101 - -
L137 15 H
XTAL X101 SANYO 389M1
X143 SFE5 5MB
Transistor Q161 -
2 Tuner Selektor Resistor R707 6K Ω
R709 6K8 Ω
R703 1K Ω
R705 10K Ω
R701 10K Ω
R702 3K2 Ω
R704 2K2 Ω
R706 2K2 Ω
R710 2K2 Ω
Kapasitor C703
C702
C701
Dioda D708
D703
D702
D712
IC IC701 -
Switch SW701
SW702
SW703
SW704
SW705
SW706
SW707
SW708
SW709
3 Video Chrome Resistor R405 1K Ω
R406 1K Ω
R152 380 Ω
R408 47K Ω
R172 1K2 Ω
R194 330 Ω
R124 1K5 Ω
R167 330 Ω
R152 470 Ω
R103 1K2 Ω
R101 1K Ω
R102 470 Ω
R105 680 Ω
R104 220 Ω
R144 1K Ω
R154 270 Ω
R170 142 Ω
R171 12K Ω
R116 6K8 Ω
R140 560 Ω
R135 267 Ω
R203 27K Ω
R137 1K Ω
R136 106 Ω
R131 270K Ω
R134 1K Ω
R147 100 Ω
R129 270K Ω
R130 100K Ω
R128 100K Ω
R125 15K Ω
R161 100 Ω
R162 10K Ω
R163 10K Ω
Kapasitor C114 4,7 F
C175 100 µF
C111 1 µF
C110 4,7 µF
C109 10 nF
C112 10 nF
C191 12 nF
C195 100 nF
C181 470 µF
C108 47 nF
C107 10 nF
C106 10 nF
C142 47 nF
C151 10 nF
C103 68 µF
C107 10 nF
C119 100 nF
C171 10 nF
C118 4,7 µF
C176 1 nF
C140 100 nF
C146 10 nF
C123 10 nF
C125 0,47 µF
C122 1 nF
C121 1 nF
C134 10 nF
C146 10 nF
Transistor Q101 C536F
IC IC101 LA7520
XTAL X143 SFE53MB
X101 SANYO 389411
Induktor L177 150
4 Sinkronisasi Resistor R459 680 Ω
R455 3,9 Ω
R450 8K2 Ω
R452 120 Ω
R451 560 Ω
R445 6K8 Ω
R457 2K2 Ω
R458 2,7 Ω
R416 6K8 Ω
R412 10K Ω
R415 - Ω
R416 3K3 Ω
R413 68K Ω
R453 150K Ω
R410 22K Ω
R431 6K8 Ω
R433 27K Ω
R456 2K2 Ω
R381 - Ω
R454 10K Ω
R401 3K3 Ω
R403 2,2 Ω
R110 160 Ω
R467 33 Ω
R466 33 Ω
R441 280 Ω
R481 5,6 Ω
R351 100 Ω
R460 820 Ω
R491 1K Ω
R23 - Ω
R463 1K5 Ω
R421 3K3 Ω
Kapasitor C227 7 µF
C442 47 µF
C443 10 µF
C455 R273K
C445 R103K
C410 1K pF
C415 1 µF
C412 1 µF
C407 B273
C405 H473J
C409 362J
C403 59 F
C402 1K pF
C401 220 µF
C404 4,7 µF
C406 100 Pf
C382 100 µF
C361 220 µF
C371 220 µF
C421 4321 F
C420 -
C460 B273K
C463 47 µF
C642 100 pF
C385 1K µF
C444 1K µF
C461 B261
C465 3,3 µF
Dioda D461 Zener
D463 Zener
D431 Zener
Variable Resistor VR401 -
Transistor Q331 -
Q421 -
Q462 -
Q461 -
Q463
Trafo A5 034
5. Vertikal Resistor R496 2K2 Ω
Horizontal R497 2K2 Ω
R424 180K Ω
R486 0,68 Ω
Kapasitor C491 10 µF
C482
C425 542 j
Trafo T480
Transistor Q422
Induktor L424
KQ
KSC
6. Power Supply Kapasitor C341
C303 D222 µF
C300
C301
C305
C304
C302
C314
C312 R183 J
C313 100 µF
C340
C311 R183J
C310 100 µF
Resistor R302
R321
R501
R305 7 Ω
R310 3,3 Ω
R304 33 Ω
R303 2K2 Ω
R306 2K7 Ω
R312 270K Ω
R311 270K Ω
R340 5K6 Ω
R341 5K6 Ω
R308 1,8 Ω
R309 2,2 Ω
Variabel Resistor VR301
Induktor L301
Transistror Q301
Jumper J88
J89
J90
Dioda D303
D304
D302
D308
D306
D305
D307
Switch SW501
Trafo T301 AE003BFDKE
HA
8. ANALISA DATA

Pada percobaan kedua ini dilakukan pengamatan identifikasi terhadap perangkat


penerima TV berwarna dimana bagian perangkat penerima TV berwarna tentu saja lebih
kompleks jika dibandingkan dengan Tv hitam putih. Secara garis besar penerima TV
warna memiliki perangkat yang terdiri dari 6 blok bagian yaitu Tuner + VIF + Audio,
Tuner Selektor, Video Chroma, SYNC, Verical Horizontal, dan Power Supply. Setiap
bagian dari blok tersebut memilki komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif
merupakan komponen – komponen di dalam yang mempunyai penguatan atau
mengarahkan aliran arus listrik, seperti dioda, transistor, dan tabung vakum. Komponen
pasif merupakan kebalikan dari komponen aktif, contohnya seperti resistor, variable
resistor, induktor, dan kapasitor ( untuk memblok arus DC, berfungsi sebagai filter, dan
menyimpan energi listrik ). Tentu saja setiap blok tersebut memiliki fungsi yang berbeda
– beda yang mana antara satu blok dengan blok lainnya akan saling terkait dan
merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
Blok pertama yaitu blok Tuner + VIF + Audio. Pada blok ini terdiri dari tiga sub -
blok utama yaitu Tuner, VIF, dan Audio dimana proses awal penerimaan sinyal masukan
berawal dari Tuner dan akan dilanjutkan ke sub – blok selanjutnya dengan fungsi yang
berbeda – beda antar tiap sub – bloknya. Blok ini sebenarnya terdiri dari beberapa
rangkaian yang memiliki kontribusinya masing – masing.
1. Rangkaian tuner / penala berfungsi untuk menerima sinyal masukan ( gelombang TV
) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. Tuner mempunyai tiga
bagian utama, yaitu :
a. RF amplifier, berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima antena
b. Osilator lokal, berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekuensi tinggi. Besar
frekuensi osilator selalu dibuat lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang
diterima antena
c. Mixer, berfungsi sebagai pencampur frekuensi tinggi dari pemancar dan osilator
lokal menjadi frekuensi menengah / IF.
Selanjutnya adalah rangkaian Sound IF yang berfungsi sebagai penguat sinyal suara
yang termodulasi gelombang FM 5,5 MHz yang kemudian diumpankan ke detektor
dimana sebelum masuk ke bagian detektor terlebih dahulu difilter dengan frekuensi kerja
5,5 MHz sehingga akan melewatkan sinyal suara saja. Kemudian ada FM detector yang
akan berfungsi memisahkan frekuensi suara dari pembawanya yang termodulasi FM.
Diikuti dengan power amplifier yang akan menguatkan sinyal suara untuk mendapatkan
sinyal yang cukup untuk menggetarkan loudspeaker.

2. Penguat Video IF / Penguat Gambar IF


Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal output yang dihasilkan tuner
hingga 1000 kali. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang
tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara
yang menggangu gambar. Dalam penguat VIF, untuk mencegah sinyal – sinyal
pengganggu yang tidak diperlukan, digunakan dua buah penjebak ( trap ), yaitu
penjebak pembawa suara kanal rendah yang berdekatan dan perangkap pembawa
gambar kanal tinggi yang berdekatan, dan juga pelayangan ( beat ) antar pembawa –
pembawa itu dihilangkan.

Gambar 2. Hubungan antara katakteristik respon frekuensi penguat VIF dengan


sinyal output video detector
Gambar 3. Karakteristik respon frekuensi penguat gambar IF

3. Rangkaian Video Detektor


Sinyal video komposit dideteksi oleh detektor video dari sinyal IF gambar.
Biasanya untuk rangkaian detektor video menggunakan detektor dioda. Rangkaian
ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
gambar ( VIF ). Selain itu, rangkaian ini juga berfungsi sebagai peredam dari sinyal
yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan
buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara. Ada
dua macam metode deteksi, pertama menggunakan detektor dioda dan yang lain
digunakan detektor pulsa sinkronisasi. Pada metode detektor sinkronisasi, pulsa
sinkronisasi diambil dari pembawa IF gambar dan diberikan ke detektor sinkronisasi.
4. Video Amplifier
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal sinyal luminance yang berasal
dari detektor video sehingga dapat menjalankan CRT. Di dalam rangkaian penguat
video terdapat pula rangkaian ABL ( automatic brightness level ) yang berfungsi
untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang
disebabkan oleh kuat cahaya pada CRT.
Gambar 3. Diagram blok penguat video

Pada penguat tingkat kedua dan ketiga, penguat atau kontras gambar dapat
diatur. Dan untuk menghilangkan komponen krominan sub pembawa, dipasang
penjebak 4,43 MHz. Lebih lanjut sebuah rangkaian pengoreksi respon frek. tinggi
gambar juga dipasang. Pada tingkat akhir penguat, dipasang rangkaian penyetel kuat
cahaya, rangkaian penghilang garis flyback, ABL, dan rangkaian pembangkit
komponen DC untuk gambar.

5. AGC ( Automatic Gain Control )


Bertugas agar output video detektor dapat dibuat selalu konstan. Dengan
mendeteksi output video detektor dapat dibuat tegangan AGC yang diumpan
balikkan ke enguat HF dan penguat VIF.
Blok berikutnya adalah video chroma. Maksutnya adalah rangkaian untuk
membangkitkan warna untuk ditampilkan ke CRT. Rangkaian RGB adalah bagian
dari chroma. Adapun rangkaian – rangkaian yang ada di dalamnya :
1. Colour amplifier, suatu penguat krominan yang menguatkan sinyal nada warna (
sekitar 4,43 MHz ) dengan BW 2 MHz. Di dalamnya terdapat sinyal termodulasi
selisih warna yang telah dilemahkan ( V dan U ), juga terdapat sinyal ledakan (
burst sinyal ) dengan denyut sinkronisasi horizontal
2. Colour splitter
Memisahkan sinyal V dengan sinyal U, dimana sinyal V diputar 180 º sedangkan
sinyal U tidak diputar ( switch ).
3. ACC ( Automatic Colour Control ), bertugas bersama AGC untuk mengontrol
penguatan secara otomatis.
4. Demodulator ( V dan U ), untuk memisahkan selisih warna dari SPW – nya yang
dibuat di rangkaian ini. Hasil demodulator yang masih merupakan sinyal V dan
sinyal U dikuatkan kembali hingga berubah lagi menjadi selisih warna R – Y
dan B – Y.
5. AFPC ( Automatic Frequency and Phase Control ), berfungsi agar fasa dan
frekuensi dari SPW sama persis dengan yang dikirimkan
6. Colour killer, untuk menindas / menghilangkan penguat warna apabila sinyal
selisih warna / krominan karena sedang menerima siaran hitam putih.

Dalam rangkaian reproduksi sinyal warna, ada blok rangkaian yang dinamakan
rangakaian penambah dan pengurang dimana rangkaian penambah akan menjumlahkan
amplitudo sinyal dari penguat pelewat jalur dan rangkaian penunda dari hasil
penjumlahan tersebut keluar sinyal U. Sedangkan rangkaian pengurang merupakan
kebalikan rangkaian penambah dengan keluaran berupa sinyal V. Kemudian keluaran dari
penguat band pass dan rangkaian pengurang akan masuk ke rangkaian switching fasa 180
º yang berfungsi untuk menukar olaritas sinyal V pada tiap pergantian garis horizontal.
Keluaran rangkaian penambah akan masuk ke penguat U dan keluaran rangkaian
switching fasa 180 º akan masuk ke panguat V, dimana kedua penguat itu akan
memperkuat level amplitudo sinyal U dan sinyal V.
Kemudian akan masuk ke rangkaian demodulasi warna yang terdiri dari tiga
rangkaian yaitu rangkaian demodulator B – Y, G – Y, dan R – Y. Demodulator B – Y,
sinyal pembawa 4,43 MHz diberikan kembali pada sinyal B – Y dan didemodulator AM
untuk mendapatkan sinyal warna B. Pada demodulator G – Y, dicampurkan sinyal B – Y
dan R – Y untuk mendapatkan sinyal G – Y, dimana sinyal pembawa 4,43 MHz diberikan
kembali pada sinyal G – Y dan didemodulator AM untuk mendapatkan sinyal warna G
dan untuk demodulator R – Y, diberikan kembali sinyal pembawa dan didemodulator AM
untuk mendapatkan sinyal warna R. Setelah itu output dari penguat video dan ketiga
demodulator tersebut masuk ke rangkaian penguat output RGB yang merupakan keluaran
sinyal krominan yang mematriks sinyal warna dengan sinyal luminan dari penguat
gambar sehingga dihasilkan tiga warna primer dan akan dikuatkan hingga mencapai
tegangan yang cukup untuk mengendalikan CRT.
Blok berikutnya adalah sync ( sinkronisasi ). Dengan rangkaian sinkronisasi, sinyal
sinkronisasi dapat dipisahkan dari sinyal video komposit dan kemudian diperkuat. Sinyal
sinkronisasi horizontal dipisahkan dari sinyal sinkronisasi vertikal dengan menggunakan
rangkaian pemisah sinkronisasi. Tiap sinyal sinkronisasi masing – masing diberikan pada
rangkaian defleksi horizontal dan defleksi vertikal. Rangkaian penghilang noise dipasang
untuk mencegah sinkronisasi oleh noise yang berupa pulsa – pulsa.
Blok selanjutnya adalah blok rangkaian vertikal. Rangkain vertikal ini berfungsi
untuk membangkitkan gelombang gigi gergaji yang telah disinkronkan dengan sinyal
sinkronisasi vertikal yang kemudian diperkuat untuk mencapai derajat / level yang dapat
menggerakkan kumparan defleksi vertikal.
Kemudian untuk blok rangkaian horizontal, terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Osilator horizontal, sebagai pembangkit pulsa frekuensi horizontal.
b. Horizontal driver, dipakai untuk memperkuat frekuensi horizontal dari osilator guna
menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transistor horizontal output ( HOT ),
sehingga transistor HOT berlaku sebagai saklar
c. Horizontal output ( HOT ), berfungsi untuk menyediakan power arus gigi gergaji
untuk diumpankan ke kumparan defleksi horiznontal. Dari transistor HOT kemudian
dikopel secara kapasitif ke kumparan defleksi yoke. Trafo playback dipasang pada
bagian HOT, dengan memanfaatkan arus gigi gergaji saat horizontal retrace yang
dapat menginduksikan tegangan sangat tinggi.

Rangkaian defleksi vertikal dan horizontal. Rangkaian defleksi vertikal terdiri dari
rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian output.
Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal
sinkronisasi vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji frek 50 Hz dan
diperkuat untuk mendapatkan daya yang cukup untuk kumparan defleksi vertikal.
Sedangkan untuk
rangkaian defleksi horizontal berfungsi menghasilkan arus defleksi yang cukup untuk
Deflection Yoke untuk scanning electric beam dalam arah hprizontal dan juga untuk
membangkitkan tegangan tinggi melalui gulungan sekunder flyback dimana tegangan ini
diumpankan ke elektroda anoda CRT dan elektroda fokus.
Blok yang terakhir adalah power supply. Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Dalam
PCB, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih dan daerah di dalam kotak merah.
Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan
live. Sedangkan daerah di dalam kotak merah ialah output catu daya yang selanjutnya
mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangakaian TV.
9. KESIMPULAN

a. Blok diagram TV warna jauh lebih komplek bila dibandingkan dengan blok diagram
TV warna dikarenakan fungsi pada TV warna sudah mengalami revolusi yang mana
pada TV warna semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar yaitu
RGB akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan
sinyal luminansi Y dan dua sinyal krominansi yaitu V dan U
b. Jika terjadi kerusakan pda rangkaian detektor video maka sinyal gambar tidak
terdeteksi dan tidak akan bisa dikirim ke rangkaian selanjutya
c. Apabila rangkaian penguat krominan tidak berfungsi dengan demikian gejala yang
muncul pada monitor adalah tidak adanya warna yang tampak pada gambar yang
dihasilkan sehingga gambar akan kelihatan hitam putih. Hal ini disebabkan oleh
rangkaian penguat kroma yang terdapat pada rangkaian tidak berfungsi
d. Rangkaian pemisah sinkronisasi adalah rangkaian yang akan memisahkan
sinkronisasi vertikal dan sinkronisasi horizontal, dan bila terjadi kerusakan pada
rangkaian ini maka pada monitor yang terlihat gambar yang bergerak tidak menentu
kadang bergerak ke bawah dan ke atas serta ke kiri dan ke kanan

Anda mungkin juga menyukai