Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia PDF
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia PDF
PEDOMAN PESERTA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia bersama Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) telah berhasil menyelesaikan
pedoman yang akan digunakan dalam pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia.
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) adalah program yang ditujukan untuk
seƟap dokter yang baru lulus pendidikan dokter, sebagai prasyarat untuk prakƟk mandiri
dan registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia.
Dalam pelaksanaan PIDI dibutuhkan perangkat pedoman pelaksanaan, pedoman
peserta, pedoman wahana dan pedoman pendamping. Pedoman tersebut telah
disusun oleh Tim, yang terdiri atas perwakilan Konsil Kedokteran Indonesia, Ikatan
Dokter Indonesia, Kolegium Dokter Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit, Asosiasi InsƟtusi
pendidikan Kedokteran serta Tim dari Kementerian Kesehatan.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang seƟnggi-Ɵngginya
kepada seluruh Tim Penyusun yang telah berdedikasi dalam penyusunan Pedoman
Program Internsip Dokter Indonesia ini. Harapan saya semoga program ini akan dapat
meningkatkan kualitas dokter di Indonesia.
Kepada para peserta yang akan menjalani program dan dokter pendamping yang
akan berparƟsipasi dalam PIDI, saya harapkan dapat menjalankan peran dan fungsi
masing-masing sesuai dengan panduan pedoman yang telah disusun tersebut. Saya
yakin dokter peserta internsip melalui PIDI ini akan mendapatkan pengalaman prakƟk
yang berharga, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, sehingga pada
waktunya kelak akan dapat meningkatkan kualitas p y
pelayanan kesehatan di Indonesia.
Terima Kasih dan Selamat Bekerja.
Jakarta, Agustus 2015
Kepala Badan PPSDM Kesehatatan
Usman Sumantri
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu
dan kekuatan kepada kita sehingga penyusunan Pedoman Program Internsip Dokter
Indonesia ini dapat terlaksana.
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) telah dilaksanakan sejak tahun 2010,
diperlukan pedoman untuk acuan peserta, pendamping wahana dan semua pihak yang
terkait dengan program PIDI tersebut. Buku pedoman yang telah disusun ini memuat
informasi tentang batasan program, tatacara pelaksanaan, tempat pelaksanaan, kriteria
peserta, pendamping dan wahana serta ketentuan penyelesaian program dan informasi
lainnya. Untuk memudahkan, buku pedoman disusun menjadi 5 buku yaitu buku 1
pedoman pelaksanaan, buku 2 pedoman peserta, buku 3 pedoman pendamping, buku 4
pedoman wahana ditambah satu buku berisi buku log dan kumpulan borang PIDI.
Buku pedoman ini adalah edisi kedua sebagai penyempurnaan edisi pertama yang
telah diterbitkan pada tahun 2009. Penyempurnaan melipuƟ isƟlah-isƟlah yang lazim
digunakan dalam program pelayanan kesehatan, sinkronisasi antar buku pedoman, dan
format buku log. Ditambahkan pula implementasi program internsip dalam beberapa
program pemerintah di bidang kesehatan dan konsep kedokteran keluarga pada
pelayanan kesehatan primer.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berparƟsipasi pada penyusunan buku
Pedoman Pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia.
Hal
Sambutan Kepala Badan PPSDM Kesehatan i
Kata Pengantar iii
DaŌar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 2
c. Tujuan 3
BAB II PEDOMAN PEMILIHAN, PENEMPATAN DAN KEGIATAN
PESERTA DI WAHANA INTERNSIP 4
A. Penetapan Peserta 4
B. Pembekalan Peserta 5
C. Kegiatan Peserta di Wahana 6
BAB III TATA TERTIB PESERTA 11
BAB IV EVALUASI PESERTA 17
BAB V PENUTUP 28
DAFTAR SINGKATAN 29
GLOSSARY 30
PENULIS 32
UCAPAN TERIMA KASIH 33
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN – LAMPIRAN 38
A. Latar belakang
Sesuai dengan amanah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang PrakƟk Kedokteran, seƟap dokter dan dokter gigi yang akan berprakƟk
di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). SeƟap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki
STR memiliki kewenangan melakukan prakƟk kedokteran sesuai dengan pendidikan
dan kompetensi yang dimiliki. Syarat untuk mendapatkan STR diantaranya:
memiliki ijazah dokter, mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/
janji dokter, dan memiliki SerƟfikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium
sebagai pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan
prakƟk kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
Pasal 27 UU No 29 tahun 2004 tentang PrakƟk Kedokteran menyebutkan bahwa
untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan pendidikan dan
pelaƟhan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Setelah
dididik dan dilaƟh dan lulus dari insƟtusi pendidikan dokter, diperlukan program
pemahiran sebagai salah satu tahap pelaƟhan keprofesian pra registrasi berbasis
kompetensi pelayanan primer. Untuk itu Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
Indonesia telah merancang Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI).
Penyelenggara PIDI adalah Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku
kepenƟngan (stake holders) terkait diantaranya pemerintah daerah, asosiasi
insƟtusi pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI), asosiasi rumah sakit daerah
(ARSADA), dan pihak terkait lainnya. Pelaksana program adalah Komite Internsip
Dokter Indonesia (KIDI), baik diƟngkat pusat maupun daerah, yang dibentuk
berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 133/Menkes/
SK/V/2014. Tugas utama KIDI adalah melakukan koordinasi pelaksanaan PIDI dan
mengambil langkah penyelamatan kegiatan bila terjadi hal-hal yang berpotensi
mengganggu kelancaran proses pelaksanaan PIDI tersebut.
C. TUJUAN
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia bertujuan menuntun peserta
mencapai tujuan PIDI.
A. Penetapan peserta
Proses penetapan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 (alur SOP). Secara
singkat kegiatan penetapan peserta diwahana dapat digambarkan sebagai
berikut :
B. Pembekalan Peserta
Pembekalan peserta merupakan hal yang sangat penƟng untuk memberikan
pengetahuan dan informasi tentang seluk beluk kegiatan internsip kepada peserta
sebelum kegiatan internsip dimulai. Pembekalan peserta dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
bulan ke
no wahana bagian/ instalasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rumah Rawat Jalan dan
1 sakit Rawat Inap
- Medik
- Bedah
- Kejiwaan
Rumah
2 sakit UGD/ emergensi
Laporan kegiatan
1. Buku Log: berisi catatan kegiatan yang dilaksanakan seƟap hari dengan
mengisi sesuai kolom yang telah tersedis di format buku log tersebut. SeƟap
peserta mendapatkan 21 buku log untuk catatan kegiatan di rumah sakit dan
puskemas
2. Laporan kasus dalam bentuk portofolio: adalah laporan kasus menarik atau
penƟng yang ditemukan oleh peserta selama mengikuƟ kegiatan prakƟk
kedokteran dengan mengisikan informasi kasus tersebut ke borang portofolio
yang telah disediakan. Selama menjalankan magang di rumah sakit, seƟap
peserta wajib membuat 5 laporan kasus dalam bentuk portofolio. Borang
portofolio dan contoh portofolio yang telah diisi terdapat dilampiran 3.
3. Laporan presentasi kasus: adalah laporan kasus yang dibuat secara lengkap
termasuk pembahasannya dan disusun dalam format presentasi. Kasus
yang dipresentasikan dapat dipilih salah satu dari 5 kasus yang dilaporkan
dalam bentuk portofolio atau kasus lain selain yang dilaporkan dalam bentuk
portofolio. Selama menjalankan internsip di rumah sakit, seƟap peserta
wajib membuat 1 laporan presentasi kasus. Format laporan presentasi kasus
terdapat di lampiran 4.
4. Laporan pelayanan: adalah laporan kegiatan yang dilaksanakan sebagai
bagian dari UKM di Puskesmas. Laporan pelayanan dibuat seƟap hari
berdasarkan kasus yang didapatkan. Semua kasus yang dikerjakan harus
dituliskan didalam laporan pelayanan. Format dan contoh laporan pelayanan
terdapat di lampiran 5
5. Laporan penyuluhan: adalah laporan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan
langsung oleh peserta internsip baik didalam gedung maupun diluar gedung.
Laporan penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepada individu, kelompok
atau masyarakat. Format laporan penyuluhan terdapat di lampiran 6
Supaya pelaksanaan internsip berjalan terƟb dan lancar, seƟap peserta wajib
mengikuƟ dan menjalankan tata terƟb yang diatur oleh KIDI sebagai berikut:
1. Proses credenƟalling sebelum bertugas:
a. CedenƟalling adalah proses verifikasi keabsahan bukƟ kompetensi peserta
dan penetapan kewenangan klinik untuk melakukan pelayanan medis di
suatu wahana
b. SeƟap peserta yang akan bertugas di wahana wajib mengikuƟ proses
credenƟalling yang dilaksanakan oleh wahana
c. Jenis area credenƟalling ditentukan oleh wahana sesuai kebutahan
d. Peserta yang Ɵdak memenuhi syarat bekerja di wahana tersebut, diwajibkan
mengikuƟ pembekalan yang dilaksanakan oleh wahana
2. Pengaturan penempatan peserta di wahana:
a. Penempatan peserta di wahana ditentukan sepenuhnya oleh KIDI secara
acak
b. Peserta yang terikat dengan ikatan dinas instansi tertentu, penempatannya
diatur oleh instansi tersebut bersama KIDI dengan ketentuan wahana yang
digunakan memenuhi syarat KIDI
c. Penempatan peserta diputuskan selambat-lambatnya 7 hari sebelum
program dimulai, kecuali ada situasi atau keadaan khusus
d. Sebelum ditempatkan diwahana, peserta diwajibkan mengikut pembekalan
di KIDI provinsi selama 1 hari dengan cakupan materi:
i. Penjelasan tentang program internsip
ii. Penjelasan peraturan pelaksanaan internsip
iii. Penandatangan kontrak internsip
e. SeƟap peserta wajib menjalani orientasi di wahana selama 7 hari dengan
materi:
i. Orientasi rumah sakit ( mengenal profil RS)
ii. Mengenal Tata terƟb wahana
iii. Mengenal IDI Cabang
Laporan Peserta
SeƟap peserta diwajibkan untuk membuat laporan sebagai target kegiatan
internsip dengan rincian:
1) Lima (5) laporan portofolio kasus PKPP yang dilaporkan serta didiskusikan dalam
diskusi portofolio yang dijadwalkan untuk itu.
2) Membuat satu ( 1) laporan presentasi kasus dari salah satu kasus di laporan
poroƞolio atau kasus lain dengan format presentasi kasus dan dipresentasikan di
depan staf medik Rumah sakit setempat.
3) Membuat laporan pelayanan dan penyuluhan sebagai bagaikan dari kegitan PKMP
yang didiskusikan dalam diskusi kelompok yang dijadwalkan untuk itu
4) Membuat satu (1) mini poject yang harus dilaporkan dan dipresentasikan di jajaran
Puskesmas setempat.
5) Mengisi buku log kegiatan di rs dan puskesmas sebagaimana format buku log yang
telah disediakan.
Keterangan format:
(1) Tanggal pelaksanaan kegiatan
(2) Kode Kegiatan dan Data Dasar
(3) Data dasar mencakup umur dan jenis kelamin sedangkan
(4) Kode kegiatan sebagai berikut:
a. KasusMedik
b. Kasus Bedah
c. Kasus Kegawat daruratan
d. Kasus Kejiwaan
e. Kasus Medikolegal
(5) Diagnosis untuk kegiatan A s/d E
(6) Penatalaksanaan untuk kegiatan A s/d E
(7) Catatan dan usulan pendamping
a. Evaluasi kinerja peserta
b. Usulan perbaikan kinerja
c. Tanda tangan pendamping
(8) Keterangan:Hal-hal lain yang dianggap perlu, antara lain umpan balik posiƟf bagi
peserta, tempat/lokasi kasus ditemukan (wahana)
F.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan pelayanan antenatal $ Kinerja sudah
sesuai standar Dr. Widjaya baik
• Argumentasi (rasionalitas)
Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi secara efekƟf (dengan
pasien, keluarganya, sejawat, dan staf klinik)
Perilaku A B C D E
Disiplin (kehadiran tepat waktu)
Argumentasi (rasionalitas)
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pihak terkait agar dapat memahami seluk beluk program internsip
dokter Indonesia. Hendaknya semua pihak dapat menggunakan buku ini sebagai
acuan dalam melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia di seluruh Indonesia.
Diharapkan melalui Program Internsip Dokter Indonesia yang dilakukan dengan baik
akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia, sehingga
dapat memberikan dampak kepada status kesehatan di masyarakat Indonesia.
Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan koreksi, masukan,
usulan penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhaƟan untuk perkembangan
Program Internsip Dokter Indonesia.
1. AIPKI: Sebuah asosiasi yang dibentuk oleh para dekan fakultas kedokteran
yang berfungsi memberikan perƟmbangan dalam rangka memberdayakan dan
menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang diselenggarakan oleh fakultas
kedokteran
2. Dokter: lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. IDI: Organisasi profesi untuk dokter
4. KBK: Kurikulum yang meniƟk -beratkan kepada kompetensi dokter sesuai dengan
standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5. KDDKI: Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing disiplin
ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
6. KIDI Pusat: insƟtusi/ lembaga yang dibentuk berdasarkan kep menkes dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip
7. KIDI Provinsi: InsƟtusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung jawab terhadap
KIDI Pusat dengan tugas menyelenggarakan program internsip
8. KKI: suatu lembaga negara, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang
terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
9. Kolegium: badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing
cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.
10. Kompetensi dokter menjalankan prakƟk kedokteran sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
11. Layanan primer Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi dokter prakƟk
umum
12. MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada Ɵdaknya kesalahan yang
dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan sanksi
13. Pasien SeƟap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh
14. Pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun Ɵdak langsung
kepada dokter atau dokter gigi
1. drg. TritarayaƟ, SH
2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3. Prof. Firman Lubis
4. Dr. Slamet Budiarto, SH
5. Prof. Budi Sampurna
6. Dr. Iskandar, Sp. A
7. Dr. Nur Abadi
8. Dr. Tom Surjadi
9. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
10. Dr. M. Djauharai Widjajakusumah
11. Dr. Riyani Wikaningrum
12. Prof. dr. Soeharto
13. Dr. Masruroh Rahayu
14. Dr. Sugito Wonodirekso
15. Prof. Dr. Qomariyah
16. Dr. Herqutanto
17. Dr. WidaƟ Fatmaningrum
18. Dr. Yulherina
19. Dr. Bernard SM Hutabarat
20. Dr. Woro Hapsari
21. Dr. Nita ArisanƟ
22. DR. dr. Putu Suriyasa
……………………………………………….., ………………………………….
Peserta Pendamping
( ) ( )
Catatan:
Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat
sejumlah laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal and berprakƟk nanƟnya.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping
( )
Nama Peserta:
Nama Wahana:
Topik:
Tanggal (kasus):
Nama Pasien: No. RM
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping:
Tempat Presentasi:
ObyekƟf Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
DiagnosƟk Manajemen Masalah IsƟmewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
47
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit:
Pasien belum pernah TBC paru, nyeri punggung sejak awal tahun 2004, diobaƟ sendiri dan pijat refleksi, Ɵdak ada kemajuan.
4. Riwayat keluarga:
Anak perempuan terbesar, ayah sdh. pensiun hipertensi, pernah strok ringan dan sembuh total
5. Riwayat pekerjaan:
Sekretaris perusahaan swasta, komputer.
6. Lain~lain :
Kondisi lingkungan fisik dan sosial untuk mencari fokus infeksi dan memutus rantai penularan
DaŌar Pustaka:
a. Harrison text~book of medicine, Edisi 16
b.
c.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis TBC non~pulmonar
2. Waspadai nyeri punggung kronik
2. ”ObjekƟve”: Pasien dengan riwayat kesehatan yang baik dan tercatat semuanya dalam
rekam medis sangat membantu penegakan diagnosis dan penyingkiran DD.
3. ”Assessment”: diagnosis pada kasus ini semata-mata berdasarkan temuan klinis dan catatan
riwayat kesehatan dalam rekam medis. Pemberian anƟbioƟka sebenarnya Ɵdak diperlukan
akan tetapi mengingat pasien ini anak tunggal dengan orang tua tunggal yang sibuk, dokter
terpaksa memberikan anƟbioƟka. Namun demikian anƟbioƟka itu Ɵdak segera diberikan
mealinkan ditunggu sampai hari ke-3, jika saat itu demamnya belum mereda. Pasien
dianjurkan untuk Ɵdak membeli anƟbioƟka itu terlebih dahulu dengan menuliskannya di
lembar resep yang berbeda. Dengan demikian pasien mendapat dua lembar resep yang
satu berisiobat anƟ-flu yang lainnya berisi anƟbioƟka. Pada pasien ini perlu dilakukan
pengawasan pola suhu badan agar dapat terdeteksi kemungkinan DHF.
4. ”Plan”: Diagnosis dapat berubah sewaktu-waktu jika terjadi perubahan mengingat ISNA
pada anak-anak sering berkomplikasi dengan OMA atau idapan DHF yang tersamar. Terapi
sudah sesuai dan selanjutnya adalah pemantauan kepatuhan minum obat yang perlu
dicermaƟ. Pemeriksaan laboratorium terutama darah dan urin ruƟn akan dilakukan jika
sampai hari ke-3 masih demam dan atau anak tampak ”loyo” atau ada keluhan sakit perut,
mual, dan atau sesak napas. Pendidikan untuk pasien dan dan keluarganya berupa wewanƟ
bahwa influensa sangat cepat menular melalui udara pernapasan dan masa inkubasinya
sangat cepat, dalam 24 jam sudah dapat muncul gejalanya jika tertular. Untuk pencegahan
cukup dengan asupan gizi yang baik, isƟrahat yang cukup, dan olah raga. Dengan demikian
jika tertular dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan yang berarƟ. Kontrol dilakukan jika
sampai hari ke-3 masih demam. Kegiatannya melipuƟ pemeriksaan jasmani ulang dan
jika dipandang perlu dilakukan pemeriksan laboratorium sesuai dengan dugaan diagnosis
tambahan atau perubahannya saat itu. Pasien diminta segera kontak jika terjadi hal-hal Ɵdak
diinginkan misalnya alergi obat, muntah yang hebat, keluhan sakit perut dan atau tampak
sesak napas atau anak ngantuk melulu atau makin rewel.
Slide
Isi slide
no:
1. Judul (kasus yang dipresentasikan)
Nama presentan
Nama anggota kelompok (jika ada)
2. Pendahuluan
• Kasus Anda rekaan atau asli
• Alasan mengapa kasus ini diajukan:
Alasan klinis, epidemiologis, atau apa pun presentasi kasus ini
• Yang menarik dari kasus ini
• Fokus pembicaraan
• Masalah pada kasus ini
• Tujuan presentasi ini (terutama yang berkaitan dengan dampak yang
merugikan atau membahayakan pasien)
• Buku acuan ~acuan yang dipakai
7. Pemeriksaan jasmani
Tanda vital
Tensi
Nadi
Dst…..
Untukdugaan diagnosis
Status lokalis sesuai dengan dugaan diagnosis (tanda klinis yang ditemukan
yang mendukung dugaan diagnosis)
Dugaan DD (sebaiknya selalu dibuat DD)
Status lokalis penyingkir DD (tanda klinis yang ditemukan yang tidak
mendukung DD)
19. Ilmu yang diperoleh daripresentasi ini (inilah yang dirangkum dalam laporan
portofolio,berupa uraian rasionalitas tindak medis yang dilakukan)
Ilmu dasar kedokteran:
A
B
Dsb.
Ilmu klinik
A
B
Dsb
Ilmu Kedokteran Komunitas
Keterampilan
A
B
Dsb.
Tanggal
Kode Kegiatan Tanda tangan Keterangan
dan tempat Topik/kegiatan Catatan pendamping
pendamping tambahan
kegiatan
Nama Wahana :
Tema Penyuluhan :
Tujuan Penyuluhan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Peserta :