Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran,
pada pasal 7 ayat 7 menyatakan bahwa Program Profesi Dokter dan Profesi Dokter Gigi
dilanjutkan dengan Program Internsip. Pada penjelasannya, yang dimaksud dengan Internsip
adalah pemahiran dan pemandirian Dokter, yang merupakan bagian dari program
penempatan wajib sementara, paling lama 1 tahun. Selanjutnya, pada pasal 38 ayat 2
disebutkan bahwa penempatan wajib sementara itu dihitung sebagai masa kerja. Dengan
demikian, setiap dokter yang baru lulus dari pendidikan kedokteran, wajib menjalani
Program Internsip Dokter Indonesia terlebih dahulu sebelum ia diperbolehkan praktek
kedokteran secara mandiri.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia no 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
dinyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi yang akan berpraktik di Indonesia harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI). Seorang dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR memiliki kewenangan
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. Salah
satu syarat untuk mendapatkan STR adalah dimilikinya Sertifikat Kompetensi yang
dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Indonesia , setelah seseorang lulus uji kompetensi dokter.
Pada dasarnya, Sertifikat Kompetensi adalah sebuah bentuk pengakuan terhadap
kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh
Indonesia. Selanjutnya, pada pasal 27 Undang Undang Praktik Kedokteran itu, disebutkan
bahwa untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan pendidikan dan
pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Dengan demikian,
setelah seseorang lulus dari institusi pendidikan kedokteran yang menjalankan kurikulum
berbasis kompetensi, masih diperlukan suatu program pemandirian dan pemahiran sebagai
salah satu tahap pelatihan keprofesian. Pada WFME/ World Federation of Medical
Education disebut pra-registration training yang berbasis kompetensi dokter pelayanan
primer.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 1


Menurut Permenkes no. 299/Menkes/Per/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program
Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip yang menjadi acuan pelaksanaan Program
Internsip Dokter Indonesia, dijelaskan bahwa Internsip adalah proses pemantapan mutu
profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara
terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga
dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di
lapangan.

Program Internsip Dokter Indonesia ini dilaksanakan secara nasional bersama oleh
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang Pendidikan, Kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang Kesehatan, Asosiasi Institusi
Pendidikan Kedokteran, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan, Organisasi Profesi dan Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) . Penyelenggara Program Internsip Dokter Indonesia ini adalah
sebuah Komite, yang disebut sebagai Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI), yang berada
di ditingkat pusat adalah KIDI Pusat dan yang berada di Provinsi adalah KIDI Provinsi. KIDI
Pusat dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Tugas
utama KIDI adalah menyelenggarakan Program Internsip Dokter Indonesaia (PIDI) dan
mengambil kebijakan langkah-langkah kegiatan bila terjadi hal-hal yang berpotensi
mengganggu kelancaran proses pelaksanaan PIDI tersebut.

Sebelum terbentuk KIDI Pusat dan KIDI Provinsi, persiapan dan pelaksanaan Program
Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc Pelaksana Penyiapan Program
Internsip Dokter Indonesia melalui Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan
Nomor. HK.02.04/2/1767.2/09) dan Tim Ad Hoc Pelaksana Program Internsip Dokter
Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.05.03/I/IV/9275.1/2010).

Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


(Fasyankes) Rumah Sakit dan Puskesmas yang selanjutnya disebut Wahana, apabila telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan disahkan sebagai Wahana PIDI oleh Komite
Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat.

Peserta PIDI, dengan STR dan SIP Kewenangan Internsip yang dimilikinya (yang
berlaku 1 tahun), diijinkan untuk melakukan praktik kedokteran hanya di Wahana PIDI
dimana ia bekerja dan ditempatkan. Dalam menjalankan praktek kedokterannya, peserta

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 2


PIDI didampingi oleh seorang Dokter Senior dari wahana tersebut yang disebut
sebagai Pendamping PIDI. Peran dan fungsi Pendamping PIDI adalah memfasilitasi
proses pemandirian dan pemahiran peserta agar tercapai kinerja sebagai dokter
layanan primer yang mampu berpraktik sebagai dokter sesuai Standart Kompetensi
Dokter Indonesia dengan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga.

Setelah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, peserta PIDI akan


memperoleh Keputusan dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan yang menyatakan bahwa
peserta PIDI telah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, dan Surat Tanda
Selesai Internsip (STSI) yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat. Dengan dimilikinya STSI
tersebut, peserta PIDI akan memperoleh Surat Tanda Registrasi dari Konsil
Kedokteran Indonesia.

B. Ruang Lingkup
Buku Pedoman Pendamping Program internsip Dokter Indonesia mencakup
semua aspek yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan PIDI, khususnya
yang terkait dalam pendampingan peserta PIDI di wahana.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) digunakan sebagai
acuan bagi semua pihak antara lain Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat, KIDI
Provinsi, Wahana, Peserta dan Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia dalam
menyelenggarakan Program Internsip Dokter Indonesia.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 3


2. Tujuan Khusus
Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia sebagai acuan bagi
Pendamping Program Internsip dokter Indonesia dalam menyelenggarakan tugas
pendampingan yang meliputi :
a. Definisi dan syarat Pendamping PIDI
b. Peran dan Tugas Pendamping PIDI
c. Hak dan kewajiban Pendamping PIDI
d. Seleksi Pendamping PIDI
e. Penyelenggaraan Pelatihan Pendamping PIDI
f. Pelaksanaan Pendampingan peserta PIDI di wahana
g. Evaluasi Pendamping PIDI selama pendampingan
h. Evaluasi kinerja Peserta Program Internsip Dokter Indonesia
i. Pencatatan dan Pelaporan Pendamping PIDI

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 4


BAB II
DEFINISI, SYARAT, PERAN DAN TUGAS PENDAMPING
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

A. Definisi Dan Syarat


1. Definisi
Pendamping PIDI adalah seorang dokter yang mempunyai tugas menyelenggarakan
kegiatan pendampingan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) di wahana masing
masing.
2. Syarat
Syarat Pendamping Program internsip Dokter Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Dokter umum maupun dokter spesialis WNI yang bekerja di Rumah Sakit Kelas B
Pendidikan dan Non Pendidikan, kelas C, kelas D serta Puskesmas.
2. Berstatus PNS atau Non-PNS
3. Mempunyai Surat Ijin Praktek yang masih berlaku
4. Mempunyai pengalaman praktik di Rumah Sakit dan/atau Puskesmas minimal 2
tahun.
5. Berbadan sehat secara fisik, mental dan bebas narkoba
6. Telah mengikuti pelatihan pendamping, dan mempunyai Sertifikat Pelatihan
Pendamping PIDI
7. Sanggup menjadi pendamping PIDI minimal selama 3 tahun berturut turut, yang
disetujui oleh atasan/pimpinan / Koordinator Wahana PIDI, yang dinyatakan secara
tertulis diatas materai Rp. 6000,-
8. Mempunyai NPWP
9. Mempunyai rekening tabungan pribadi Bank Pemerintah

B. Peran dan Tugas Pendamping PIDI

Peran Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia adalah sebagai fasilitator, panutan (
role model ), motivator, mentor dan evaluator bagi peserta PIDI.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 5


Tugas Pendamping PIDI :

1. Memastikan SDM, sarana dan prasarana yang diperlukan pada pelaksanaan PIDI
tersedia secara optimal dan dapat dimanfaatkan oleh setiap peserta PIDI.

2. Memfasilitasi pelaksanaan kredensial peserta PIDI oleh Komite Medik sebagai dasar
pemberian kewenangan klinis peserta PIDI.

3. Melakukan penilaian dan monitoring status kesehatan peserta PIDI.

4. Merencanakan jadwal kegiatan peserta PIDI.

5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan peserta PIDI.

6. Mengarahkan, membimbing dan memberikan keteladanan penerapan etika profesi


dalam melakukan pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).

7. Mengarahkan dan membimbing pengembangan profesionalisme peserta PIDI dalam


hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam melakukan pelayanan UKP dan UKM.

8. Mengarahkan dan membimbing pengembangan kemampuan manajerial peserta


PIDI dalam melakukan pelayanan UKP & UKM.

9. Memberikan umpan balik positif dan konstruktif kepada peserta PIDI untuk
memastikan pencapaian dan tujuan PIDI.

10. Memberikan laporan setiap stase tentang pelaksanaan PIDI kepada KIDI Provinsi.

11. Memfasilitasi proses pelaksanaan PIDI sehingga tercapai target kinerja PIDI.

12. Memberikan motivasi peserta dalam melaksanakan PIDI sesuai dengan prosedur
yang berlaku.

13. Menampung usulan dan saran peserta untuk perbaikan PIDI.

14. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja peserta PIDI.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 6


C. Hak dan Kewajiban Pendamping PIDI.

1. HAK

a. Memperoleh sertifikat pelatihan pendamping PIDI dari PUSLAT SDM Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI.

b. Mendapatkan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan sebagai Pendamping PIDI.

c. Mendapat honorarium sesuai dengan ketentuan yg berlaku selama yang


bersangkutan melakukan pendampingan.

d. Mendapatkan sertifikat pendampingan yang terakreditasi IDI Wilayah pada setiap


periode pendampingan.

f. Mendapatkan pelatihan penyegaran pendamping PIDI setelah melaksanakan


pendampingan selama 2 tahun .

2. KEWAJIBAN

a. Mendampingi peserta PIDI maksimal 7 orang setiap periode.

b. Melaksanakan peran dan tugas sebagai pendamping PIDI.

c. Melaksanakan pendampingan peserta PIDI minimal 2 tahun secara


berkesinambungan.

d. Meningkatkan kapasitas pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam bidang

kedokteran.

e. Mengisi buku log kegiatan pendampingan PIDI.

f. Membuat pencatatan dan pelaporan pendampingan peserta PIDI.

g. Membuat daftar kehadiran pendamping PIDI.

h. Membuat akun SIMPIDI Pendamping dan aktif .

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 7


BAB III

SELEKSI PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Seleksi Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia

Seleksi pendamping PIDI dilaksanakan mengikuti penilaian Wahana PIDI.

Jika Rumah Sakit atau Puskesmas sudah memenuhi persyaratan sebagai Wahana PIDI,
maka perlu dilakukan seleksi untuk calon pendamping PIDI di Wahana tersebut.

Jika dalam suatu Wahana PIDI ada Pendamping PIDI yang mengundurkan diri karena
alasan kesehatan, pindah tugas, dan lainnya, maka Koordinator Wahana harus
mengusulkan calon Pendamping PIDI baru sebagai penggant, kepada Sekretariat PIDI
Provinsi untuk dilakukan seleksi dan mengikut pelathan pada kesempatan pertama

Seleksi calon pendamping PIDI dilakukan oleh Pelaksana PIDI Provinsi dengan cara:

a. Mensosialisasikan definisi, syarat, peran, tupoksi, hak dan kewajiban pendamping


PIDI, dan menyampaikan formulir seleksi administrasi kepada Wahana Internsip
(formulir terlampir pada lampiran 1) .
b. Sekretariat PIDI Provinsi akan menerima dokumen-dokumen administrasi sesuai
persyaratan calon Pendamping PIDI dari Koordinator Wahana PIDI dan
menyampaikan berkas calon Pendamping PIDI ke KIDI Provinsi untuk diketahui.
c. Sekretariat PIDI Provinsi melakukan verifikasi berdasarkan kelengkapan berkas
(lampiran 2 ceklist verifikasi kelengkapan berkas)
d. Pelaksana PIDI Provinsi menetapkan calon Pendamping PIDI yang lolos seleksi
administrasi.
e. Pelaksana PIDI Provinsi menyampaikan nama-nama calon Pendamping PIDI kepada
Pelaksana PIDI Pusat untuk ditetapkan sebagai calon peserta pelatihan pendamping
PIDI.
f. Pelaksana PIDI Pusat memanggil calon pendamping PIDI untuk mengikuti pelatihan
Pendamping PIDI.
g. KIDI Pusat menetapkan sebagai Pendamping PIDI setelah persyaratannya dipenuhi.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 8


h. Kepala Badan PPSDMK mengesyahkan penetapan Pendamping PIDI.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 9


BAB III
PELATIHAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

A. Penyelenggaraan Pelatihan Pendamping PIDI


1. Penyelenggara

Pelatihan pendamping PIDI dapat diselenggarakan oleh Pusrengun atau Unit Kerja
yang mempunyai Tupoksi Penyelenggara Pelatihan dilingkungan Kementerian Kesehatan,
yaitu BPPK (Balai Besar Pelatihan Kesehatan).

Namun demikian, dimungkinkan juga dapat diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan


Provinsi atau Kementerian lainnya atau Swasta jika tersedia anggarannya dan memenuhi
persyaratan sebagai Penyelenggara Pelatihan.

2. Narasumber

Nara sumber Pelatihan Pendamping PIDI adalah :

a. Pendamping PIDI dengan pengalaman pendampingan PIDI minimal 3 tahun, yang


telah mengikuti TOT Pendamping PIDI yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan.

b. KIDI Pusat , Sekretaris KIDI Pusat dan KIDI Provinsi.

c. Sekretariat PIDI Pusat yang telah mengikuti TOT Pendamping PIDI.

d. Pakar Kedokteran Klinik atau Manajemen Klinik atau Manajemen Rumah Sakit.

3.Alur Penyelenggaraan

a. Kementerian Kesehatan (Pusrengun dan/ BBPK) menyiapkan jadwal, tempat dan


anggaran pelatihan.

b. Pelaksana PIDI Provinsi mengajukan nama calon Pendamping PIDI yang akan
dilatih, ditujukan kepada Pelaksana PIDI Pusat dengan menyebutkan asal wahana
PIDI.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 10


c. Calon Pendamping PIDI melakukan pendaftaran pelatihan secara online/manual

d. Sekretariat PIDI Pusat dan BBPK memverifikasi calon peserta yang sudah
terdaftar.

e. Sekretariat PIDI Pusat dan BPPK melaporkan Calon Peserta Pelatihan Pendamping
PIDI kepada Pusrengun dan KIDI Pusat.

f. Pusrengun dan/ BPPK menetapkan Calon Peserta Pelatihan Pendamping PIDI.

g. Pusrengun dan/BPPK memanggil Calon Peserta Pelatihan Pendamping PIDI yang


sudah ditetapkan.

h. KIDI PUSAT menetapkan nara sumber pelatihan pendamping PIDI.

3. Materi Pelatihan Pendamping PIDI

Materi pelatihan disusun oleh KIDI Pusat dan Pusrengun serta para Pakar Kedokteran
Klinik dan Manajemen.

Materi yang diberikan dalam Pelatihan Pendamping PIDI adalah:

a. Materi dasar:

Kebijakan Program Internsip Dokter Indonesia, terdiri dari :

1. Kebijakan Pemerintah bidang Pendidikan dan Praktik Kedokteran


2. Landasan Hukum dan Pengorganisasian Program Internsip Dokter Indonesia
3. Konsep Dasar Program Internsip Dokter Indonesia
4. Standar Kompetensi Dokter Indonesia

b. Materi inti :

1. Peran dan Tugas Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia .


2. Indikator Kinerja peserta PIDI
3. Pelaporan Peserta Program Internsip Dokter Indonesia
4. Teknik-teknik Pendampingan dan Komunikasi
5. Teknik Evaluasi Kinerja Peserta PIDI

c. Materi Penunjang :

1. Building Learning Commitment (BLC)

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 11


2. Prinsip-prinsip Pembelajaran orang dewasa/andragogi.
3. Kegawatdaruratan Klinik.
4. Anti Korupsi
5. Kapita Selekta
6. Rencana Tindak Lanjut

BAB IV
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 12


A. Penyiapan Manajemen dan Sarana Prasarana di Rumah sakit dan
Puskesmas
1. Penyiapan Manajemen Rumah sakit
- Direktur Rumah Sakit dan jajarannya
- Komite medik dan jajarannya
- Program – program Rumah Sakit
- Standart Pelayanan Rumah Sakit

2. Penyiapan Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit


- Unit/Instalasi Gawat Darurat
- Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
- Fasilitas Pelayanan Rawat Inap
- Perpustakaan Rumah Sakit
- Fasilitas Laboratorium
- Fasilitas Farmasi
- Fasilitas Ruang Diskusi

3. Penyiapan Manajemen Puskesmas


- Kepala Puskesmas dan jajarannya.
- Program-Program Puskesmas.
- Standart Pelayanan Puskesmas.

4. Penyiapan Sarana dan Prasarana di Puskesmas


- Fasilitas pelayanan kesehatan primer
- Fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
- Perpustakaan Puskesmas
- Fasilitas Laboratorium
- Fasilitas Farmasi.
- Fasilitas Ruang Diskusi.

B. Penyusunan Jadwal Kegiatan Pendampingan

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 13


Jadwal Kegiatan Pendampingan meliputi :
- Pembekalan PIDI di Provinsi,Kabupaten/Kota dan Wahana
- Orientasi di Wahana PIDI
- Kredensialing Peserta PIDI
- Penilaian dan Monitoring status kesehatan Peserta PIDI
- Penyusunan jadwal kegiatan Peserta PIDI
- Monitoring dan Evaluasi Kinerja Peserta PIDI.
- Penilaian Kinerja Peserta PIDI

Pembekalan di Kabupaten /Kota & Orientasi di Wahana PIDI


- Lama orientasi lebih kurang 1 minggu.
- Acara pembekalan & orientasi :
- Perkenalan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Perkenalan dengan Kordinator Wahana,Komite
Medik dan Seluruh jajarannya.
- Pengenalan Program Kesehatan Wahana dan
Budaya setempat
- Penjelasan tentang organisasi dan keanggotaan IDI
dan pengurusan SIP Internsip.
- Penjelasan tentang Tata Tertib Wahana PIDI.
- Kredensialing Peserta PIDI.
- Penilaian status kesehatan Peserta PIDI.
- Penyusunan Jadwal kegiatan Peserta PIDI.

C. Penilaian Kinerja Pendamping PIDI

Setiap pendamping PIDI akan dinilai kinerjanya sebagai pendamping oleh KIDI Provinsi
melalui Kordinator Wahana PIDI ,berdasarkan masukan dari:

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 14


1. Peserta PIDI mengenai proses pendampingan terkait dengan peran dan tugasnya
sebagai Pendamping PIDI.

2. Kordinator Wahana,Komite Medik dan jajaran wahana PIDI mengenai proses


pendampingan terkait peran dan tugasnya sebagai Pendamping PIDI .

3. Kinerja pendampingan ,sesuai Laporan Kinerja Pendamping setiap akhir stase.

4. Kehadiran Pendamping PIDI.

SANGSI PENDAMPING

Setiap pendamping PIDI dapat dicabut kewenangannya sebagai pendamping apabila


melanggar kewajibannya sebagai pendamping atau tidak dapat lagi melaksanakan tugas
pendampingan. Pencabutan kewenangan dilakukan oleh KIDI Pusat atas rekomendasi KIDI
Provinsi atas dasar evaluasi kinerja pendamping.

Agar pelaksanaan PIDI tidak terhambat, Kordinator Wahana berhak menunjuk pengganti
pendamping peserta PIDI yang pendampingnya di mutasikan,sekolah dan non aktifkan.
Selanjutnya Kordinator Wahana segera mengusulkan secara tertulis calon pendamping
pengganti ke Sekretariat PIDI Provinsi dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten . Pelaksana PIDI Provinsi mengirimkan usulan calon
pendamping PIDI ke Pelaksana PIDI Pusat untuk segera dilakukan pelatihan Pendamping
PIDI. Pelaksana PIDI Pusat melalui PUSRENGUN dan BPPK akan melaksanakan pelatihan
Pendamping PIDI. KIDI Pusat mengeluarkan rekomendasi sebagai Pendamping PIDI dan
Kepala Badan Pengembangan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan akan mengeluarkan
Keputusan penetapan sebagai Pendamping PIDI.

D. Parameter Penilaian Kinerja Peserta PIDI Oleh Pendamping

1. Penilaian Peserta PIDI

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 15


Penilaian peserta PIDI dilakukan oleh pendamping PIDI dengan Penilaian Kinerja.
Secara informal pendamping PIDI memperoleh masukan dari pemangku kepentingan
terkait, antara lain dokter sejawat lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan pasien.

Kinerja peserta PIDI meliputi Kinerja Profesional dan Perilaku Profesional.

Dalam memenuhi Perilaku Profesional,Peserta PIDI wajib memenuhi Standart Perilaku


sebagaimana digambarkan dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012.

Kinerja Profesional Peserta PIDI menggambarkan kemampuan pengetahuan dan


ketrampilan klinik peserta.

Penilaian kinerja diperoleh berdasarkan pengamatan terhadap perilaku, kompetensi


dan komunikasi profesioanal. Selain itu penilaian kinerja diperoleh dari buku log (UKP
dan UKM), Keterampilan Klinik, Laporan Kasus dan Mini Project dan kehadiran Peserta
PIDI.

Penilaian Kinerja Peserta PIDI dilaksanakan regular ,dimanfaatkan sebagai alat ukur
untuk memberikan umpan balik terhadap peningkatan kompetensi peserta PIDI serta
evaluasi Peserta PIDI .

2. Indikator Kinerja Peserta PIDI

2.1. Indikator kinerja peserta PIDI di Rumah Sakit :

Dikelompokkan dalam Upaya Kesehatan Perorangan/UKP :

2.1.1. Indikator kinerja yang harus dicapai berdasarkan jenis kasus :

- Kasus Medik : 40-60%

- Kasus Bedah : 10-20%

- Kasus Kegawat daruratan : 20-30%

- Kasus Kebidanan dan Perinatal : 10-20%

- Kasus Jiwa : 1- 5%

- Kasus Medikolegal : 0-5%

 Target jumlah kasus total dalam 1 tahun minimal : 400 kasus( diupayakan
kasus baru)

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 16


2.1.2. Indikator kinerja kasus yang harus dicapai berdasarkan umur :

- Bayi – anak : 25-40%

- Dewasa : 40-60%

- Lansia : 15-25%

2.1.3. Indikator kinerja kasus yang harus dicapai berdasarkan jenis kelamin :

- Kasus laki-laki dan perempuan : 50% : 50%

2.1.4. Indikator kinerja terkait Tindakan medis:

- Memasang infus minimal : 50x/th

- Memasang kateter minimal : 5x/th

- Menjahit luka minimal : 10x/th

- Bedah Minor minimal : 10x/th

- Memasang NGT minimal : 2x/th

- Menolong persalinan normal minimal: 2x/th

2.1.5. Pembuatan Laporan Kasus

- Setiap peserta PIDI wajib membuat laporan Kasus.

- Laporan kasus berisi catatan kasus yang ditangani oleh Peserta PIDI dan dilengkapi
dengan literature review.

- Jumlah kasus yang harus dibuat berjumlah 5 kasus dan 1 kasus dipresentasikan
dihadapan Kordinator Wahana,Komite Medik,Pendamping PIDI,4 kasus lainnya
dipresentasikan dihadapan Pendamping PIDI.

 Indikator Kinerja UKP dicatat dalam buku log dan disetujui dan
ditandatangani oleh Pendamping PIDI/Dokter Penanggung Jawab Pasien.

2.2. Indikator Kinerja Peserta PIDI di Puskesmas

Dikelompokkan dalam Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM,meliputi :

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 17


 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

 Upaya Kesehatan Lingkungan

 Upaya KIA dan KB

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

 Upaya suveillance,P3M dan Tidak Menular

 Upaya Pengobatan Dasar

 Mini Project.

Setiap orang / satu orang Peserta PIDI membuat 1 Mini Project.

Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas beban penugasannya adalah 20% dari


seluruh penugasan di Puskesmas.

E . Petunjuk Teknis Pendampingan

a. Pembelajarannya sebagai bentuk pelatihan CPD melalui Persentasi kasus, laporan


kasus, audit medis, membaca jurnal, presentasi masalah kesehatan, presentasi
manejemen kasus, presentasi laporan penyuluhan

b. Profesionalisme /praktek sebagai dokter layanan primer: laporan kasus/ masalah


kesehatan, audit medis,ketrampilan teknis UKM,ketrampilan medik UKP,survey
kepuasan pasien/keluarga/ masyarakat, laporan kinerja medik harian.

c. Pengabdian kepada masyarakat: Ceramah kesehatan, pembinaan keluarga pasien,


penanggulangan bencana, publikasi ilmiah kedokteran,bakti social,

d. Studi kasus layanan primer,

e. Studi kepustakaan,

f. Penelitian,

g. Pengembangan ilmu kedokteran layanan primer.

F. Pencatatan dan Pelaporan Pendamping PIDI

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 18


Pencatatan dan pelaporan Pendamping PIDI adalah sebuah alat bukti pendampingan
terhadap Peserta PIDI yang dapat dipergunakan sebagai alat penunjang Evaluasi Kinerja
Akhir Peserta PIDI dalam pembuatan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip/SLPI dan
pengurusan akreditasi IDI untuk mendapatkan SKP IDI pada masa pendampingan peserta
PIDI.

Bentuk pencatatan & pelaporan Pendamping PIDI adalah:

1. Laporan perkembangan Capaian kegiatan Peserta PIDI di Rumah Sakit setiap bulan.

2. Laporan perkembangan Capaian kegiatan Peserta PIDI di Puskesmas setiap bulan.

3. Laporan Kinerja Peserta PIDI UKP dan UKM setiap akhir stase PIDI di Wahana Rumah
Sakit dan Puskesmas.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 19


LAPORAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA(PIDI)

BULAN :
PELAKSANAAN PIDI : (TANGGAL / BULAN / TAHUN S/D TANGGAL / BULAN / TAHUN)
WAHANA :
NAMA PENDAMPING PIDI :

KEPRIBADIAN KETERANGAN
KINERJA (A, B, C,D,E) PERILAKU KEHADIRAN KOMUNIKASI &PROFESION
NO NAMA PESERTA ASAL FK ALISME
CAPAIAN KETRAMPILAN LAPORAN PRESENTASI MINI
UKM
KASUS MEDIK KASUS KASUS PROJECT

Catatan :
A : Baik sekali,melebihi standart Tanggal, …………………………………………
B : Baik, sesuai dengan standart Tandatangan Pendamping
C : Cukup, perlu perbaikan
D : Kurang, perlu dibentuk

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 20


E : Kurang sekali,belum tampak adanya menuju perbaikan.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 21


BAB V
PENUTUP

Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pihak terkait sehingga semua pihak dapat menggunakan buku ini sebagai
acuan dalam melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia di seluruh Indonesia
khususnya terkait aspek pendampingan. Diharapkan melalui Program Internsip Dokter
Indonesia yang dilakukan dengan baik akan meningkatkan pemahiran & pemandirian dokter
serta dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang akan berdampak kepada status
kesehatan di masyarakat Indonesia.

Buku ini masih jauh dari sempurna karena itu diharapkan koreksi, masukan, usulan
penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhatian untuk perkembangan Program
Internsip Dokter Indonesia.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 22


DAFTAR SINGKATAN

1. AIPKI :Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia


2. BALKESMAS :Balai Kesehatan Masyarakat
3. EKG Elektro: Kardio Gram
4. FASYANKES :Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. IDI: Ikatan Dokter Indonesia
6. IPTEKDOKKES :Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan Kesehatan
7. KBK :Kurikulum Berbasis Kompetensi
8. KDDKI :Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia
9. KIDI :Komite Program Internsip Dokter Indonesia
10. KKI :Konsil Kedokteran Indonesia
11. MKDKI :Majelis Kehormatan Dokter Keluarga Indonesia
12. PUSKESMAS :Pusat Kesehatan Masyarakat
13. PKPP :Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
14. PKMP :Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
15. RS :Rumah Sakit
16. SDM :Sumber Daya Manusia
17. SKP :Satuan Kredit Poin
18. STR :Surat Tanda Registrasi
19. STSI :Surat Tanda Selesai Internsip
20. SLPI :Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
21. UKP :Upaya Kesehatan Perorangan
22. UKM :Upaya Kesehatan Masyarakat

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 23


PENGERTIAN

NO. NAMA PENGERTIAN

1 AIPKI (Asosiasi adalah Suatu lembaga yang dibentuk oleh para Dekan Fakultas
Institusi Pendidikan Kedokteran yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam
Kedokteran rangka memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan
Indonesia) kedokteran yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran

2 Dokter adalah Dokter yang telah lulus UKMPPD (Uji Kompetensi


Mahasiswa Program Profesi Dokter ) dan lulusan pendidikan
kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

3 IDI adalah Organisasi profesi untuk dokter

4 KBK (Kurikulum adalah Kurikulum yang menitik-beratkan kepada kompetensi


Berbasis dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan
Kompetensi) oleh KKI

5 KDDKI adalah Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-
masing disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin
ilmu tersebut

6 KIDI Pusat adalah Komite yang di tetapkan dengan Keputusan Menkes dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip
dokter Indonesia secara nasional

7 KIDI Provinsi adalah Komite yang dibentuk oleh BPPSDMK untuk melaksanakan
kebijakan KIDI Pusat dalam pelaksanaan program internsip dokter
Indonesia di Provinsi.

8 KKI (Konsil adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat
Kedokteran independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil
Indonesia) Kedokteran Gigi

9 Kolegium adalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-
masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 24


disiplin ilmu tersebut

10 Layanan primer adalah Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi


dokter umum
11 MKDKI (Majelis adalah Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya
Kehormatan kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan
Disiplin sanksi
Kedokteran)

12 Pendamping adalah Dokter yang memenuhi kriteria sebagai pendamping


Program Internsip program internsip dokter Indonesia dan sedang menjalankan
Dokter Indonesia pendampingan

13 Peserta Internsip adalah dokter yang telah lulus dari Fakultas Kedokteran yang
Program Internsip menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan lulus
Dokter Indonesia UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter)

14 Program Internsip adalah Program pemahiran&pemandirian keprofesian pra-


Dokter Indonesia registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna
memahirkan&memandirikan kompetensi yang telah mereka capai
setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan
kedokteran dasar.
15 Registrasi adalah Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang
telah memiliki kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara
hokum untuk melakukan tindakan profesinya
16 Sertifikat adalah Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang
Kompetensi Dokter dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh
Indonesia setelah lulus UKMPPD

17 SK Pendamping Surat keputusan yang diterbitkan oleh KIDI Pusat yang diberikan
Internsip kepada seorang dokter yang telah memenuhi syarat sebagai
pendamping internsip dokter

18 SLPI (Surat Laporan Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan
Pelaksanaan Wahana/Koordinator wahana PIDI baik Rumah Sakit maupun
Internsip) Puskesmas sebagai bukti bahwa peserta telah menyelesaikan
Program Internsip Dokter Indonesia.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 25


19 STR Kewenangan Bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
Internsip kepada dokter yang telah diregistrasi untuk mengikuti kegiatan
internsip

20 STSI (Surat Tanda Sertifikat yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat yang menyatakan
Selesai Internsip) bahwa dokter tersebut sudah menyelesaikan program internsip
dokter Indonesia.
21 Sumpah/Janji adalah Sumpah/janji yang dibacakan oleh seseorang yang akan
Dokter menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi

22 Surat Izin Praktik adalah Bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter
yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan tertentu sesuai peraturan yang berlaku
23 UKM adalah Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat

24 Wahana adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi tempat


pelaksanaan program internsip dokter Indonesia yang telah
memenuhi kriteria sebagai wahana internsip
25 Stakeholders adalah Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang peduli
dan atau terlibat terhadap suatu usaha

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 26


PENULIS :
1. drg. Tritarayati, SH
2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3. Prof. Firman Lubis
4. Dr. Slamet Budiarto, SH
5. Prof. Budi Sampurna
6. Dr. Iskandar, Sp. A
7. Dr. Tom Surjadi
8. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
9. Dr. M. Djauhari Widjajakusumah
10. Dr. Riyani Wikaningrum
11. Prof. dr. Soeharto
12. Dr. Masruroh Rahayu
13. Dr. Sugito Wonodirekso
14. Prof. Dr. Qomariyah
15. Dr. Herqutanto
16. Dr. Widati Fatmaningrum
17. Dr. Yulherina
18. Dr. Bernard SM Hutabarat
19. Dr. Woro Hapsari
20. Dr. Nita Arisanti
21. DR. dr. Putu Suriyasa
22. Dr. Nur Abadi ,MM,MSi
23. DR,dr,Wawang Sukarya ,Sp OG,MARS,MHKes
24. Dr.Chairul Radjab Nasution ,Sp PD,KGEH,FINASIM,MKes
25. Dr. Moh.Adib Khumaidi,SpOT
26. Dr.Emil Bachtiar Moerad ,Sp P
27. Dr. Hermin Widjajati ,Sp A (K)
28. Dr. Daeng M.Faqih ,MHKes
29. Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan ,MHA
30. Dr. Abraham Andi Padlan Patarai
31. Dr.Rini Rachmawati MARS

UCAPAN TERIMAKASIH

Departemen Kesehatan RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan darf perta ma hingga
diterbitkannya Pedoman Program Internsip Dokter Indonesia ini.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 27


A. Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia Sesuai dengan Kepmenkes Nomor
93/MENKES/SK/X/2008
1. Sekretaris Jenderal Depkes RI
2. Dirjend. Bina Pelayanan Medik Depkes RI
3. Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI
4. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia
5. Ketua Umum PB IDI
6. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI
7. Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan PPSDMK
8. Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes Badan PPSDMK
9. Sekretaris Badan PPSDMK
10. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
11. Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK
12. Ketua Elect PB IDI
13. Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia
14. Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI
15. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
16. Kepala Bidang Bin-Bang Pradokyan Primer dan Doga
17. drg. Ninin Setianingsih, MM (Kepala Bagian Program dan Informasi, Ditjen Bina
Yanmedik)
18. drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)
19. Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program dan Informasi, Set. Badan PPSDMK)
20. Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)
21. Netty T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)
22. Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia
23. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI
24. Wakil Ketua MKDKI
25. Kabag Hukormas Badan PPSDMK
26. Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI
27. Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI
28. Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI
29. Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 28


30. Sek. Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
31. Biro Hukum PB IDI
32. Ketua Kolgeium DDKI PB IDI
33. Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK
34. Ketua PDKI PB IDI
35. Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia
36. Ketua Divisi Registrasi Kosil Kedokteran Indonesia
37. Kabag Kepegawaian dan TU Set. Badan PPSDMK
38. Kabid Perencanaan dan Informasi Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK
39. Kabag Umum dan Kepegawaian Set. Ditjen Bina Yanmedik
40. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
41. Ketua BP2KB PB IDI
42. Kabid Perencanaan dan Program Puspronakes LN Badan PPSDMK
43. Kasubag Perencanaan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
44. Kepala Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK
45. Ses Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI
46. Kabid Distribusi dan Kemandirian Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK
47. Kabag Tata Laksana Keuangan, Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI
48. Kabag Keuangan dan Perlengkapan Set. Badan PPSDMK
49. Kasubdit Bina Yanmed RSU Pendidikan, Ditjen Bina Yanmed Depkes RI
50. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
51. Ketua Komisi Internsip Kolegium DDKI PB IDI
52. Kabag Administrasi Umum dan Sekretariat KKI
53. Kabag Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
54. Kabid Kendali Mutu Pusdiklat SDMK, Badan PPSDM Kesehatan
55.Kabid Pendayagunaan SDMK Dalam Negeri Pusrengun SDMK
56.Kasubid Pendayagunaan SDMK Nasional.
57.Kasubid Pendayagunaan SDMK Daerah Khusus.
58.Kasubag TU Pusrengun SDMK

B. TIM AD HOC
Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.04/2/1767.2/09

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 29


1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)
2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK)
4. dr. Setiawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan PPSDMK)
5. dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)
6. dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
7. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI)
8. Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)
9. dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia)
10. drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
11. dr. Rini Rachmawati, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN,
Badan PPSDMK)
12. Ir. Herwanti Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan
PPSDMK)
13. Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)
14. drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA, Puspronakes LN)
15. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM
16. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
17. dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK
18. Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTI
19. dr. Titi Savitri
20. Ira Heriawati, SKp
21. dr. Yulherina
22. dr. Tom Surjadi, MPH
23. dr. Siti Pariani
24. Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An.KIC, KNA
25. Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med
26. A. Syahroni, S.Sos, MPd
27. Hani Annadoroh, Amd. Keb
28. dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK
29. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc
30. DR. Respati S. Drajat, dr. SpOT

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 30


31. DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU
32. drg. Widyawati, MQIH
33. Muflihati, S.Kep, Ners
34. Dorce Tandung, S.Sos, Msi
35. Asril Rusli, SH, MH
36. Burlian SH, M.Kes
37. drg. Astuty, MARS
38. Netty T. Pakpahan, SH, MH
39. Uud Cahyono, SH
40. Dra. Farida Uli Siahaan, Apt
41. Dewi Suci Mahayati M, SSt
42. JB. Soekirno
43. Wasiyati Djuremi, SKM
44. Rr. Kristanti Endah WW, SKM
45. Yenni Sulistyowati, SP

C. LAIN-LAIN
1) dr. H. Nur Abadi, MM, Msi (Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah)
2) Lenny Agustaria Banjarnahor, SSt
3) drg. Ni Ketut Widyaningsih
4) Hadi Suprayogi, SH
5) Untung Hermino
6) Agus Purnomo Kartiko

DAFTAR PUSTAKA

1. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,


2004
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Departemen Kesehatan, Jakarta, 2004
3. Kurikulum Pendidikan Tinggi, SK no 045/U/2002, Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Jakarta, 2002

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 31


4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta,
2003
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran.
6. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Registrasi
Dokter dan Dokter Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 299/MENKES/PER/II/2010
tentang Penyelenggaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip.
8. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Registrasi
Dokter Program Internsip.
9. Standar Pendidikan Profesi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia no
20/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
10. Standar Kompetensi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
21A/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
11. Gan L, Azwar A, Wonodirekso S; A Premier on Family Medicine Pratice, Singapore
International Foundation, Jakarta, 2004
12. Boelen C, Hag C, Hunt V,Rivo M, Shahady E; Eds Education and Professional
Development dalam Improvving Health System: The Contribution of Family Medicine,
Best Printing Company, Singapore, 2002
13. Teaching Family Medicine dalam A Premier on Family Medicine Pratice Ed.1, Onion
Design Pte Ltd, Singapore 2004
14. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/II/01045.1/2016 tentang Pelaksana Program Internsip
Dokter Indonesia.

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 32


LAMPIRAN 1

Formulir Seleksi Administratif Calon Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama ( lengkap ) :
Alamat :
NIP ( atau sejenis ) :
Tahun lulus dokter :
No SIP / STR :

Menyatakan bersedia menjadi Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia.


..................., .........

Meterai Rp 6000

(........................ )
Bersama ini kami lampirkan :
1. Surat keterangan praktik dan lama praktik dokter dari RS

2. Fotokopi SIP dilegalisir oleh Direktur RS


3. Surat pernyataan kesanggupan menjadi pendamping , diatasmeterai RP.6000,-

4. Pengalaman/ aktifitas lain selama berprofesi dokter (al pengalaman berbagai jenis
pelayanan, karya ilmiah, mengikutiseminar-simposium-lokakarya yang relevan ).
5. Pas foto 4x6 sebanyak 2 lb dengan latar belakang merah

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 33


Lampiran 2
PETUNJUK TEKNIS
Bentuk kegiatan:
Berbagai bentuk kegiatan yang dinilai dapat meningkatkan profesionalisme dapat
diselenggarakan. Semua kegiatan itu dapat menggunakan pedoman yang tercantum dalam
bagian akhir buku ini.
Bentuk kegiatan itu antara lain adalah:
1. Pembelajaran sebagai bentuk pelatihan menyelenggarakan CPD (Continuing Professional

Development)
a. Presentasi kasus
b. Laporan kasus
c. Audit medis
d. Membaca jurnal
e. Presentasi masalah kesehatan
f. Presentasi manajerial kasus
g. Presentasi laporan penyuluhan
2. Profesionalisme (Praktik sebagai Dokter Layanan Primer)
a. Laporan kasus/ masalahkesehatan
b. Audit medis
c. Latihan keterampilan teknis UKM/ UKP
d. Survai kepuasan pasien/keluarga/ masyarakat
e. Laporan kinerja sehari hari
3. Pengabdian kepada masyarakat
a. Ceramah kesehatan
b. Pembinaan keluarga pasien
c. Penanggulangan bencana
d. Publikasi ilmiah kedokteran
4. Studi kasus layanan primer

5. Studi kepustakaan
6. Penelitian

7. Pengembangan ilmU kedokteran layanan primer


8. Teknik baru teknik UKP dan UKM

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 34


9. Rancangan baru untuk menyelesaikan masalah UKP/UKM layanan primer

PEDOMAN PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 35

Anda mungkin juga menyukai