Soal Final Pemeriksaan II
Soal Final Pemeriksaan II
DI SUSUN
OLEH
RIZKY DHAMAYANTI
III.A / D.IV FISIOTERAPI
PO714241161036
SOAL KASUISTIK
Seorang pasien laki – laki usia 45 th, pekerjaan wiraswasta, datang ke klinik Fisioterapi
dengan keluhan nyeri, numbness, tingling, defisit sensorik dan disfungsi motorik yang terasa
mulai dari leher sampai ke shoulder, lengan, tangan, dan jari – jari tangan. Hasil pemeriksaan
X-Ray, MRI memperlihatkan adanya degenerasi / spondylosis pada segmen C3-C5.
Pertanyaan :
Sebagai seorang fisioterapis apa saja yang akan anda lakukan untuk mempertegas pasien
tersebut di atas, dan kasus apa yang dialaminya ?
Lembar Jawaban
Nama : Rizky Dhamayanti
Nim : PO714241161036
1. Sebelum kita melangkah untuk melakukan hal – hal yang perlu dilakukan terhadap kasus
tersebut di atas, ada baiknya kita mengetahui secara umum tentang apa itu spondylosis
klasifikasi atau pertumbuhan osteofit pada corpus vertebra dan degenerasi diskus. Atau dapat
diartikan Spondylosis cervical adalah kondisi kronik degenerasi diskus pada cervikal dengan
atau tanpa hernia diskus, pertumbuhan kalsifikasi dan osteofit pada corpus vertebra.
dengan beban aksial intriksik yang berasal dari berat kepala sepanjang hidup. Beberapa posisi
dalam aktifitas pekerjaan yang menuntut gerak fleksi, ekstensi, atau gerak fleksi yang ekstrim
pada cervikal secara berulang-ulang atau dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
• Nyeri tengkuk dan kekakuan tanpa radiasi nyeri atau radiasi nyeri kearah shoulder dan
interscapu-laris.
• Postur cervical nampak berkurang lordosis atau biasa kelihatan forward head position
• Posisi akhir fleksi dan akhir lateral fleksi terasa nyeri tertarik.
Selanjutnya hal yang akan kita lakukan untuk mempertegas kondisi pasien
tersebut diantaranya :
A. Anamnesis
Anamnesis Umum
Nama : Tn. L
Usia : 45 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Nyeri, numbness, tingling
Lokasi keluhan : Leher sampai ke Shoulder
Sifat keluhan : Menjalar
Riwayat penyakit :-
Pemeriksaan penunjang : X-Ray dan MRI
B. Sistem Review
Kardiopulmonal Tidak ada gangguan
Neuromuscular Terjadi defisit sensorik, disfungsi
motorik, dan numbness atau mati rasa
Musculoskeletal Adanya nyeri, tingling atau kram otot
yang terjadi di leher menjalar ke
shoulder, tangan, dan jari – jari
tangan.
Integumen Tidak ada gangguan
C. Inspeksi
Statis
a. Pasien mengalami defisit sensorik
b. Pasien mengalami disfungsi motorik
Dinamis
a. Pasien merasakan nyeri, numbness, dan tingling apabila fisioterapis melakukan
gerakan di bagian leher pasien.
b. Pasien mengeluh adanya nyeri, numbness, dan tingling pada saat fisioterapis
melakukan gerakan di shoulder.
c. Pasien mengeluh adanya nyeri, numbness, dan tingling pada saat fisioterapis
melakukan gerakan di tangan dan jari – jari tangan.
Palpasi
a. Fisioterapis mempalpasi otot yang terdapat di bagian leher, shoulder, dan wrist
pasien untuk mengetahui apakah ada spasme atau tidak. Cara melakukan palpasi
adalah dengan menekan atau meraba bagian yang akan di palpasi.
D. Pemeriksaan Fungsi Gerak
Gerak aktif
Dalam pemeriksaan fungsi gerak aktif fisioterapis memberikan contoh gerakan
kemudian menginstruksikan kepada pasien untuk mengikuti gerakan tersebut secara aktif atau
tanpa bantuan fisioterapis. Hal yang menjadi penilaian dalam gerakan ini adalah koordinasi
gerakan, pola gerak, nyeri, dan ROM aktif. Adapun contoh gerakannya yaitu :
Gerak pasif
Dalam pemeriksaan fungsi gerak pasif, sama halnya dengan gerak aktif. Yang
membedakan hanyalah gerakan ini dibantu oleh fisioterapis untuk memperoleh informasi
tentang ROM pasif, stabilitas sendi, nyeri, end fell, capsular pattern. Adapun contoh
gerakannya yaitu :
Geral TIMT
Dalam gerakan TIMT, gerakannya sama dengan gerak aktif dan pasif yang
membedakan hanya tahanan dalam gerakan ini. Dimana fisioterapis menginstruksikan pasien
untuk melakukan gerakan dengan melawan tahanan yang diberikan oleh fisioterapis. Hal ini
fisioterapis hanya memeriksa fungsi gerak pada regio cervical karena nyeri berasal dari
cervical kemudian menjalar ke shoulder, tangan, dan jari – jari tangan. Jadi yang pemeriksaan
fungsi geraknya hanya dilakukan pada regio dimana nyeri itu berasal.
Jenis Gerakan Gerak Aktif Gerak Pasif TIMT
Sedikit nyeri
Sedikit nyeri
Fleksi Tidak nyeri (Tidak ada
(elastic endfeel)
kelemahan)
Tidak nyeri
Tidak nyeri
Ekstensi Tidak nyeri (Tidak ada
(hard endfeel)
kelemahan)
Nyeri
Nyeri
Lateral Fleksi Nyeri (Tidak ada
(elastic endfeel)
kelemahan)
Tidak nyeri
Tidak nyeri
Rotasi Tidak nyeri (Tidak ada
(elastic endfeel)
kelemahan)
E. Pemeriksaan spesifik
Dimana dalam pemeriksaan ini kita dapat mendapatkan informasi apabila dalam
melakukan anamnesis , inspeksi, pemeriksaan fungsi masih belum jelas sehingga dengan
pemeriksaan ini kita dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit atau problematika terhadap
keluhan yang dialami pasien.
Berdasarkan kasus diatas, pemeriksaan spesifik hanya dilakukan pada bagian
cervical. Adapun pemeriksaan spesifik yang dilakukan yaitu :
Spurling test
Compression test
Distraction test
a. Compression test
Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada akar saraf cervical. Tes ini
dirancang untuk memrovokasi gejala.
Prosedur tes : - Pasien : duduk dengan posisi kedua lengan rileks di samping badan.
- Praktikkan : Meletakkan kedua tangan di atas kepala pasien. Dengan
kepala pasien dalam posisi neutral, praktikkan mengaplikasikan tekanan
ke arah bawah secara tegak lurus serta hati – hati di atas kepala pasien.
Positif tes : Nyeri radicular sepanjang distribusi dermatoma dari akar saraf yang
dipengaruhi.
Interpretasi : positif tes mengindikasikan gangguan pada foraminal dan penekanan pada
akar saraf.
b. Spurling test
Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada akar saraf cervical. Tes ini
dirancang untuk memrovokasi gejala.
Prosedur tes : - Pasien : duduk dengan posisi kedua lengan rileks di samping badan.
- Praktikkan : Meletakkan satu tangan untuk menstabilisasi shoulder
pasien dan tangan satunya merotasikan kepala pasien ke arah lateral
fleksi ke arah sisi keluhan, lalu aplikasikan tekanan ke arah bawah
dengan hati – hati di atas kepala pasien. Lakukan tes secara bilateral.
Positif tes : Nyeri radicular sepanjang distribusi dermatoma dari akar saraf yang
dipengaruhi.
Interpretasi : positif tes mengindikasikan gangguan pada foraminal dan penekanan pada
akar saraf.
Gambar : test spurling
c. Distraction test
Tujuan : Untuk pasien yang memiliki keluhan dengan gejala radicular pain. Tes ini
di rancang untuk meringankan gejala radicular pain.
Prosedur tes : - Pasien : duduk dengan posisi kedua lengan rileks di samping badan.
- Praktikkan : Meletakkan kedua ibu jari tangan disekitar occiput dan
jemari lainnya di sekitar temporal kepala pasien. Lalu, secara perlahan
lakukan distraksi ( angkat kepala pasien ).
Positif tes : Nyeri berkurang ketika kepala diangkat.
Interpretasi : Positif tes mengindikasikan penekanan pada akar saraf terbebaskan.
c. Fleksi wrist
Otot : Flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris
Posisi pasien :Pasien duduk dengan lengan bawah posisi supinasi disanggah
di meja. Pergelangan tangan posisi netral.
Posisi Terapis : Tangan ftis berada dibawah wrist pasien/menyanggah. Satu
tangan memengang telapak tangan pasien , resisten diberikan pada tangan yang
dipegang.
Instruksi ke pasien : untuk grade 5, 4, dan 3: Tekuk pergelangan tangan anda.
Tahan. Jangan biarkan saya membaliknya. Grade 2, 1, dan 0 tekuk pergelangan
tangan anda
Derajat :
Grade 5 (Normal) tahan pada posisi akhir, dengan tahanan maksimal.
Grade 4 (Baik) tahan posisi akhir dengan setengah tahanan.
Grade 3 (cukup) : full ROM tapi tidak melawan tahanan
Grade 2 (Buruk) : setengah ROM dengan melawan gaya gravitasi
Grade 1 (Jelek) : pemeriksa merasakan atau melihat kontraksi pada otot tanpa
adanya gerkan.
Grade 0 (Nol) : Tidak ada kontraksi otot.
d. Ekstensi wrist
Otot : Ekstensor carp radialis longus dan brevis
Posisi pasien : Pasien duduk. Fleksi elbow, pronasi lengan bawah, dan
disanggah di atas meja.
Posisi Terapis : Duduk atau berdiri di depan pasien. Satu tangan ftis
memegang lengan bawah pasien. Tangan yang satunya memberikan resisten ,
diletakkan di permukaan dorsal metacarpal.
Instruksi ke pasien : untuk grade 5, 4 : Angkat tangan anda. Grade 3 : angkat
tangan anda. Grade 2 , 1 , dan 0 : tekuk wrist anda ke belakang.
Derajat :
Grade 5 (Normal) tahan pada posisi akhir, dengan tahanan maksimal.
Grade 4 (Baik) tahan posisi akhir dengan setengah tahanan.
Grade 3 (cukup) : full ROM tapi tidak melawan tahanan
Grade 2 (Buruk) : setengah ROM dengan melawan gaya gravitasi
Grade 1 (Jelek) : pemeriksa merasakan atau melihat kontraksi pada otot tanpa
adanya gerkan.
Grade 0 (Nol) : Tidak ada kontraksi otot.
G. Diagnosis Fisioterapi
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan untuk kasus di atas, saya
sebagai fisioterapis dapat menegakkan diagnosis yang sesuai dengan hasil yang
didapatkan dalam pemeriksaan dan pengukuran. Adapun diagnosisnya
fisioterapinya yaitu : “Gangguan Fungsional Leher akibat Cervical Syndrome
Et Causa Spondylosis C3-C5”.
H. Problematik Fisioterapi
Anatomical impairment
1. Adanya nyeri yang terjadi pada cervical yang bersifat radicular
2. Terjadi tingling atau kram otot
3. Keterbatasan ROM
Functional Limitation
Adanya kesulitan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas pasien.
Misalnya dalam melakukan aktivitas yang melibatkan cervical, pasien mengeluh
adanya nyeri. Kemudian pada saat melakukan aktivitas yang melibatkan shoulder,
tangan dan jari – jari tangan, pasien juga mengalami keterhambatan dan kelemahan
akibat nyeri yang menjalar dari cervical.
Participical Destriction
Berdasarkan kasus di atas, pasien dalam melakukan aktivitas bekerja dan
bersosialisasi dengan masyarakat mengalami keterbatasan karena adanya kelemahan
disertai nyeri yang terjadi pada cervical dan menjalar ke shoulder, tangan dan jari –
jari tangan.
RERENSI
http://eprints.ums.ac.id/35934/1/NASKAH%20PUBLIKASI,pdf
http://fisiopq.blogspot.com/2010/12/penatalaksanaan-fisioterapi-pada_23.html?m=1
Buku pemeriksaan fisioterapi, poltekkes Makassar
Buku pemeriksaan tes spesifik musculoskeletal disorders
Buku physical therapist test and measurement
Materi MMT presentasi buku Daniel