Anda di halaman 1dari 56

Nur Faidar Islamiyah

Husnul K. Dikayanti
(C13116508) (C13116007)

Pemeriksaan Spesifik Regio


Cervical dan Shoulder Syachriadin

Girdle Syam
(C041171704)

Kelompok 3

Andi Nurul Alfian


Marjuwa Khairuddin
(C13116301) (C13116010)
1. Pengertian Tes Spesifik MSDs
2. Pengenalan Tes Spesifik MSDs
3. Foraminal Compression Test
4. Spurling’s Test
5. Distraction Test
6. Bakody’s Sign Test
7. Sharp Purser Test
8. Upper Limb Tension Test 1
9. Upper Limb Tension Test 2
10. Neer’s Sign
11. Internal Rotation Resistance Strength Test
12. Hawkin’s Kennedy Test
13. Crank Test

Big
14. Anterior Slide Test
15. Active Compression Test
16. Allen’s Test
17. Adson’s Test

Concept 18.
19.
20.
Military Brost Test
Speed’s Test
Yergason Test
21. Empty Can Test
22. Drop Arm Test
23. Load and Shift Test
24. Apprehension Test
25. Sulcus Sign
26. Painful Arc Test
27. Scarf Test
Pengertian Pemeriksaan Spesifik
Muskuloskeletal Disorders (MSDs)
Pemeriksaan Spesifik merupakan unsur
terakhir dari CHARTS sebagai
pemeriksaan terminal (Petunjuk akhir
sebelum menegakkan diagnostik).

MSDs adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan adanya injuri atau nyeri pada sendi,
ligamen, otot, saraf, tendon, dan struktur tubuh lainnya
yang menyangga limbs, neck, dan back. (American
Academy of Orthopedic Surgeons, 2009)
Aktivitas, jenis kelamin, psikososial,
Introd
dan biomekanik adalah penyebab
MSDs.
uction
Gejalanya adalah bengkak,
kaku, nyeri, dan sakit.

Prinsipnya :
1. Sudah melakukan H dan PFGD
2. Selektif dan teratur
3. Tahu apa yang normal untuk pasien
4. Tidak ada tes diagnostik
Caranya :
1. Pasien nyaman
2. Fisioterapis nyaman dan rileks
3. Tafsiran temuan betul
4. Modifikasi teknik tergantung pada jenis jaringan dan
kondisi
Tes Spesifik MSDs
Cervical dan Shoulder
“…Dan, itu semua hanya bisa dicapai dengan praktek,
praktek, dan praktek.”
-Djohan Aras, Hasnia Ahmad, Arisandi Ahmad
1.
Foraminal Compression Test
Tujuan : Mengidentifikasi gangguan
akar saraf cervical, untuk
memprovokasi gejala.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Kedua tangan di atas
lengan rileks di kepala pasien (kepala
samping badan. pasien netral).
Aplikasikan tekanan
ke arah bawah secara
Interpretasi tegak lurus serta hati-
Positif tes hati di atas kepala
mengindikasikan pasien.
gangguan pada
foraminal dan
penekanan pada
akar saraf.
Positif Tes
Nyeri radicular sepanjang distribusi
dermatoma dari akar saraf yang
dipengaruhi.
2.
Spuring Test
Tujuan : Mengidentifikasi gangguan
akar saraf cervical, untuk
memprovokasi gejala.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk menstabilisasi
lengan rileks di shoulder pasien dan tangan
samping badan. satunya merotasikan kepala
pasien ke arah lateral fleksi ke
arah sisi keluhan, lalu
Interpretasi aplikasikan tekanan ke arah
Gangguan pada bawah dengan hati-hati di atas
foraminal dan kepala pasien. Lakukan tes
penekanan pada secara bilateral.
akar saraf.

Positif Tes
Nyeri radicular sepanjang distribusi
dermatoma dari akar saraf yang
dipengaruhi.
3.
Distraction Test
Tujuan : Untuk meringankan gejala
radicular pain.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Kedua ibu jari tangan
lengan rileks di di sekitar occiput dan
samping badan. jemari lainnya
disekitar temporal
kepala pasien. Lalu,
Interpretasi secara perlahan
Penekanan pada lakukan distraksi
akar saraf (angkat kepala
terbebaskan. pasien).

Positif Tes
Ketika kepala diangkat, nyeri
berkurang .
4.
Bakody’s Sign Test
Tujuan : Mengidentifikasi gejala
radicular pain akar saraf C4 /C5.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Secara pasif/aktif
lengan rileks di mengelevasikan
samping badan. lengan melalui
abduksi shoulder, di
Interpretasi mana lengan bawah
Cervical extradural compression atau tangan dalam
seperti diskus hernia, penekanan posisi rest di atas
epidural vein, atau penekanan kepala pasien.
akar saraf pada area C4-C5 atau
C5-C6.

Positif Tes
Gejala radicular pain berkurang.
5.
Sharp Purser Test
Tujuan : Mengidentifikasi sublukasi
atlas (C1) terhadap aksis (C2).
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan di atas dahi
lengan rileks di pasien dan tangan satunya
samping badan. menstabilisasi processus
spinosus dari aksis.
Minta pasien untuk
Interpretasi melakukan fleksi kepala,
Adanya sublukasi selama ini terjadi, tekan
atlas dan slide kepala pasien ke belakang
biasanya disertai dengan palmar.
“clunk”.

Positif Tes
Praktikan merasakan kepala slide ke
belakang selama gerakan.
6.
Upper Limb Tension Test 1
Tujuan : Meletakkann stress pada
struktur saraf dari upper limb.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Telentang, kedua Satu tangan pada sisi proksimal
lengan rileks di lengan bawah pasien, dan
samping badan. tangan satunya pada wrist. Lalu
secara pasif mengabduksikan
shoulder 90o pada lengan
Interpretasi pasien, disertai depresi scapula,
Adanya “sensitizing” supinasi lengan bawah, ekstensi
pada struktur saraf wrist, finger, dan elbow. Pada
yang dipengaruhi. tiap fase ditambahkan stress
hingga gejala terhasilkan.

Positif Tes
Gejala nyeri terproduksi.
7.
Upper Limb Tension Test 2
Tujuan : Dilakukan bila upper limb
tension 1 gejalanya minimal atau tidak
ada gejala yang timbul.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Telentang, kedua Satu tangan pada sisi proksimal
lengan rileks di lengan bawah pasien, dan
samping badan. tangan satunya pada wrist. Lalu
secara pasif mengabduksikan
shoulder 10o-90o pada lengan
Interpretasi pasien, disertai depresi scapula,
Adanya “sensitizing” supinasi lengan bawah, ekstensi
pada struktur saraf wrist, finger, dan elbow, serta
yang dipengaruhi. cervical lateral fleksi
kontralateral.

Positif Tes
Gejala nyeri terproduksi.
8.
Neer’s Sign
Tujuan : Mengidentifikasi subacromial
impingement.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk memfiksasi
lengan rileks di scapula pasien dan tangan
samping badan. satunya pada elbow pasien.
Lalu secara pasif
mengelevasikan lengan pasien
Interpretasi hingga mencapai full fleksi
Subacromial shoulder disertai overpressure
impingement. pada akhir gerakan dalam
posisi netral, eksorotasi-
endorotasi shoulder.

Positif Tes
Nyeri disertai bunyi kliking pada
akhir gerakan pasif elevasi.
9.
Internal Rotation Resistance Strength
Test
Tujuan : Membedakan antara primary
impingement dan internal impingement.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk menyanggah
lengan rileks di elbow pasien dan tangan satunya
samping badan. menggenggam wrist pasien,
sekaligus pasien resistensi saat tes
isometrik endorotasi dilakukan
Interpretasi oleh pasien. Lalu gerakkan lengan
Internal impingement. pasien ke arah abduksi shoulder
Bila endorotasi lebih 90o, eksorotasi 80o, fleksi elbow
kuat, maka positif tes 90o. minta pasien endorotasi
primary impingement. shoulder melawan resisten tangan
praktikan.

Positif Tes
Kekuatan endorotasi lemah
dibanding eksorotasi.
10.
Hawkins-Kennedy Test
Tujuan : Mengidentifikasi subacromial
impingement.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk menyanggah
lengan rileks di elbow pasien dan tangan
samping badan. satunya menggenggam wrist
pasien. Lalu secara pasif
menggerakkan lengan pasien ke
Interpretasi arah fleksi shoulder dan elbow
Subacromial 90. lalu gerakkan lengan pasien
impingement. ke arah adduksi horizontal
menyilang di depan dada pasien
disertai endorotasi.

Positif Tes
Nyeri disertai bunyi kliking selama
gerakan.
11.
Crank Test
Tujuan : Mengidentifikasi tear pada
labral superior bagian antero posterior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Terlentang di tepi Satu tangan pada elbow
bed dengan posisi pasien dan tangan satunya
awal elbow fleksi memfiksasi shoulder pasien.
90o. Lalu secara pasif
menggerakkan lengan pasien
Interpretasi ke arah full elevasi shoulder
Tear pada labral disertai sedikit tekanan di
superior bagian akhir gerakan sepanjang aksis
antero posterior. longitudinal humeri pada
posisi eksorotasi dan
endorotasi shoulder.

Positif Tes
Nyeri disertai bunyi kliking.
12.
Anterior Slide Test
Tujuan : Mengidentifikasi tear pada
labral superior bagian antero posterior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Berdiri dengan posisi Satu tangan di bagian atas
awal kedua tangan di scapula pasien untuk
atas pinggang. memfiksasi shoulder dan
tangan satunya pada elbow
pasien. Lalu minta pasien
Interpretasi menahan elbownya dari
Tear pada labral tekanan kombinasi anterior
glenohumeral. dan posterior yang
diaplikasikan oleh praktikan
pada elbow pasien.

Positif Tes
Nyeri disertai bunyi kliking di bagian
anterior shoulder.
13.
Active Compression Test
Tujuan : Mengidentifikasi patologi pada
acromioclavicular joint.
Prosedur Test
Pasien
Praktikan
Berdiri dengan posisi
Satu tangan untuk
awal lengan fleksi
memfiksasi scapula sebagai
shoulder 90o, adduksi
resisten. Lalu minta pasien
10o-15o, dan albow full
endorotasi shoulder dan full
ekstensi.
pronasi lengan bawah
Interpretasi sehingga ibu jari mengarah
Patologi pada AC ke bawah dan menahan
joint. posisi tersebut. (Ulang tes
dengan ibu jari pasien
menghadap ke atas.

Positif Tes
Nyeri dengan/tanpa bunyi clicking.
14.
Allen’s Test
Tujuan : Mengidentifikasi thoracic
outlet syndrome (TOS), terutama akibat
kompresi otot scaleni posterior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk mempalpasi
lengan rileks di pulsa radialis pasien dan tangan
samping badan. satunya pada elbow pasien. Lalu
secara pasif menggerakkan lengan
pasien ke arah abduksi, akstensi,
Interpretasi dan eksorotasi shoulder. Lalu
TOS kompresi oleh pasien menoleh berlawanan arah
scaleni posterior dengan lengan yang dites, sedikit
pada sisi yang dites. elevasi dagu, bernapas dalam,
tahan.

Positif Tes
Pulsa radialis menurun/hilang dari
awal-akhir posisi.
15.
Adson’s Test
Tujuan : Mengidentifikasi thoracic
outlet syndrome (TOS), terutama akibat
kompresi otot scaleni anterior dan
medial.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk mempalpasi
lengan rileks di pulsa radialis pasien dan tangan
samping badan. satunya pada elbow pasien.
Lalu secara pasif
menggerakkan lengan pasien ke
arah abduksi, akstensi, dan
Interpretasi eksorotasi shoulder. Lalu
TOS kompresi oleh pasien menoleh ke arah lengan
scaleni anterior yang dites, sedikit elevasi dagu,
pada sisi yang dites. bernapas dalam, tahan.

Positif Tes
Pulsa radialis menurun/hilang dari
awal-akhir posisi.
16.
Military Brost Test
Tujuan : Mengidentifikasi TOS
kompresi di antara clavicula dan costa
pertama.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk
lengan rileks di mempalpasi pulsa
samping badan. radialis pasien dan
tangan satunya pada
elbow pasien. Lalu
Interpretasi
secara pasif
TOS kompresi antara
mengelevasikan
clavicula dan costa
shoulder pasien 180o.
pertama pada sisi yang
dites.

Positif Tes
Pulsa radialis menurun/hilang dari
awal-akhir posisi.
17.
Speed’s Test
Tujuan : Mengidentifikasi biceps
tendonitis caput longus pada bicipital
groove.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan pada shoulder pasien
lengan rileks di untuk mempalpasi tendon caput
samping badan. longus biceps dan tangan satunya
pada wrist pasien. Lalu secara pasif
menggerakkan lengan pasien ke arah
Interpretasi
fleksi shoulder 60o-90o, ekstensi
Nyeri yang berlokasi
elbow, dan supinasi lengan bawah.
pada bicipital groove
Minta pasien menahan posisi ini, lalu
mengindikasikan
aplikasikan resisten pada wrist, tangan
tendinopathy pada
yang satunya stabilisasi shoulder
biceps caput longus.
pasien.

Positif Tes
Nyeri pada tendon biceps/dalam
bicipital goove.
18.
Yergason Test
Tujuan : Mengidentifikasi patologi pada
biceps.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan pada shoulder
lengan rileks di pasien untuk mempalpasi
samping badan. bicipital groove dan tangan
satunya menyanggah sisi
radial lengan bawah pasien
Interpretasi
ke arah fleksi elbow 90o.
Nyeri mengindikasikan
Lalu minta pasien supinasi
patologi bicipital dan
lengan bawah melawan
sublukasi tendon biceps
resisten tangan praktikan.
mengindikasikan ruptur
tendon biceps..

Positif Tes
Nyeri disertai sublukasi tendon
biceps.
19.
Empty Can Test
Tujuan : Mengidentifikasi patologi
tendon otot supraspinatus.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Secara pasif menggerakkan
lengan rileks di kedua lengan pasien ke arah
samping badan. abduksi dan endorotasi
shoulder pada bidang
scapular. Minta pasien
Interpretasi menahan posisi itu, lalu
Lesi otot letakkan kedua tangan di
supraspinatus. atas lengan bawah pasien
pada sisi distal sebagai
resisten .

Positif Tes
Nyeri, pasien tidak bisa menahan
lengannya melawan resisten.
20.
Drop Arm Test
Tujuan : Mengidentifikasi tear pada
rotator cuff.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Secara pasif
lengan rileks di mengabduksikan
samping badan. shoulder pasien
sekitar 60o. Lalu
minta pasien
menahan posisi itu
Interpretasi dan berikan resistan
Tear pada otot di atas lengan bawah
rotator cuff. pasien pada sisi
dorsal.

Positif Tes
Pasien tidak mampu mengontrol
lengannya ke bawah dan terjatuh.
21.
Load and Shift Test
Tujuan : Mendeteksi ketidakstabilan
glenohumeral joint bagian anterior dan
posterior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk menstabilisasi
lengan rileks di shoulder pasien dengan
samping badan. memfiksasi spina scapula dan
tangan satunya pada caput humeri
dengan menempatkan ibu jari di
Interpretasi bagian posterior dan jemari
Ketidakstabilan lainnya di bagian anterior. Lalu
glenohumeral joint tekan caput humeri ke glenoid,
bagian anterior dan caput humeri digerakkan ke
posterior. anterior dan posterior/shift untuk
menilai jangkauan translasi caput
humeri.

Positif Tes
Pasien cemas, glenohumeral joint tidak stabil.
22.
Apprehension Test
Tujuan : Mengidentifikasi instabiliti
shoulder bagian anterior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Duduk dengan posisi Satu tangan untuk
elbow fleksi 90o. menggenggam wrist
pasien dan tangan satunya
untuk menstabilisasi
shoulder. Lalu secara pasif
Interpretasi menggerakkan lengan
Dislokasi dan pasien ke arah abduksi
instabiliti shoulder shoulder 90o dan full
anterior. eksorotasi.

Positif Tes
Apprehension disertai rasa cemas
pasien saat lengan di eksorotasikan.
23.
Sulcus Sign
Tujuan : Tes untuk mendeteksi
instabiliti shoulder inferior.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk memfiksasi shoulder
lengan rileks di pasien dengan ibu jari di bagian posterior
samping badan. dan jari tengah di bagian anterior, sementara
jari telunjuk mempalpasi celah (sulcus)
antara acromion dan pertengahan caput
Interpretasi humeri. Tangan praktikan satunya
Instabiliti shoulder menggenggam bagian proksimal elbow
inferior jika sulcus pasien untuk menyiapkan distraksi. Lalu
yang terbentuk sekitar tarik lengan pasien ke arah bawah sehingga
1-2 cm. terjadi inferior glide pada glenohumeral
joint.

Positif Tes
Terlihat ada bentuk triangular sulcus atau gap antara
acromion dan caput humerus.
24.
Painful Arc Test
Tujuan : Mengidentifikasi subacromial
impingement.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk menstabilisasi
lengan rileks di scapula pasien untuk menyiapkan
samping badan. counter pressure selama tes dan
tangan satunya menggenggam
elbow pasien. Lalu secara pasif
Interpretasi mengelevasikan lengan pasien
Subacromial hingga mencapai ROM pada bidang
impingement. scapular, dan secara perlahan
mengembalikan ke posisi semula.

Positif Tes
Nyeri antara 60o-120o abduksi
25.
Scarf Test
Tujuan : Mengidentifikasi disfungsi AC
joint.
Prosedur Test
Pasien Praktikan
Posisi duduk, kedua Satu tangan untuk memfiksasi
lengan rileks di scapula pasien dalam hal
samping badan. menyiapkan counter pressure
selama tes. Tangan menyanggah
elbow pasien, lalu secara pasif
Interpretasi menggerakkan lengan pasien ke
Disfungsi AC joint. arah fleksi shoulder 90o, terakhir
adduksikan shoulder pasien secara
horizontal menyilang tubuh pasien
hingga mencapai full ROM.

Positif Tes
Nyeri selama gerakan adduksi/nyeri
lokal AC joint.
Thanks!

Any questions?
Daftar Pustaka
Aras, Djohan. Proses dan pengukuran fisioterapi. 2017.
Physio Sakti, Makassar.
Hasnia, Arisandy, dan Djohan Aras. Tes spesifik
muskuloskeletal disorder. 2014. Physio Care Pblishing, Makassar.
Ristoari. Pemeriksaan spesifik atau tambahan dalam
menegakkan diagnosis fisioterapi. Retrieved from
http://www.alat.fisioterapi.web.id/2011/11/pemeriksaan-spesifik-
atau-tambahan.html.
Google images.

Anda mungkin juga menyukai