Anda di halaman 1dari 32

PENATALAKSANAAN

FISIOTERAPI PADA
SKOLIOSIS

KELOMPOK 11
DEFINISI
 Skoliosis adalah kelainan yang paling umum terjadi pada tulang belakang.
 Skoliosis didefinisikan sebagai kelengkungan dari lateral tulang belakang yang derajatnya
mencapai 100 atau lebih besar
ETIOLOGI
a. Scoliosis structural

 Idiophatic

Sekitar 75-85 %. Onset umumnya adolescent. Lebih banyak pada wanita. Secara teori dikaitkan dengan

malformasi tulang selama pertumbuhan, kelemahan otot di satu sisi, postur abnormal , dan distribusi

abnormal muscle spindle otot paraspinal.

 Neuromuscular

Terdapat 15 – 20 % , seperti cerebral palsy, myelomeningocele, neurofibromatosis, polio, paraplegi

traumatik, dll
 Osteopathic

Seperti, congenital (hemivertebra) atau acquired (rickets, fracture, dll).

b. Etiologi scoliosis non struktural

 Faktor dari kebiasaan postur tubuh yang kurang baik seperti, posisi statis pada satu sisi, membawa tas

berat pada sebelah bahu saja, postur badan yang tidak bagus (seperti selalu membongkok atau badan

tidak seimbang), nyeri pada tulang belakang.


INTERVENSI FISIOTERAPI
 Infra Red
 Breathing Exercise
 Terapi Latihan
 Terapi manual (Mobilisasi pelvic)
ANAMNESIS

 Identitas Umum Pasien

Nama : Ny.R

Umur : 25

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Kristen
History Taking

 Keluhan utama : Nyeri pada punggung belakang

 Lokasi keluhan : Bagian dextra

 Riwayat perjalanan penyakit : Awal jatuh pada tahun 2015 jatuh dari motor dengan posisi

duduk menempuh pada bagian kanan. 1 minggu setelah jatuh merasa sakit pada duduk ke berdiri,

berdiri ke duduk dan tidur tidak nyaman. Setelah itu tidak ada keluhan. Pada tahun 2016/2017

merasa sering pegal pada bagian yang pernah cedera, sehingga tahun 2018 sakit menjalar pada

bagian pinggang hingga kaki sebelah kanan, beliau kesulitan bangun tidur sehingga memutuskan

untuk periksa di rs Makassar dengan diagnose dokter mengalami skoliosis. 2018 pula pasien mulai

melakukan terapi di klini Makassar selama 3 bulan tapi tidak rutin dikarenakan beliau sibuk.
Vital Sign

Tekanan darah : 110/70 MmHg

Denyut nadi : 80 kali permenit

Suhu : 36 ° C

Pernapasan : 20 kali permenit

B. Inspeksi/Observasi.

 Statis : Neck normal, shoulder asimetris dextra lebih tinggi dari sinistra pelvic dextra lebih tinggi

dari sinistra,scapula menonjol

 Dinamis : pada saat menggerakkan badan membungkuk ke samping terbatas


C. Regional Screening Test

 Langkah pertama, yang diperiksa menghadap ke depan, kaki dirapatkan. Nilai


ketidaksimetrisan bahu, jarak antara badan dan siku serta ketidaksimetisan tonjolan
panggul.
 Langkah kedua, telapak tangan yang diperiksa dirapatkan, dagu dirapatkan ke badan.
Nilai ketidaksimetrisan punggung dan pinggang.
 Langkah ketiga yang diperiksa membelakangi pemeriksa, kaki dirapatkan. Nilai
tonjolan scapula, Nilai ketidaksimetrisan bahu, jarak antara badan dan siku serta
ketidaksimetisan tonjolan panggul, lengkungan tulang belakang.
 Langkah ke empat yang diperiksa membelakangi pemeriksa kaki dirapatkan, dagu
dirapatkan ke badan. Nilai ketidaksimetrisan punggung dan pinggang
 Langkah kelima, yang diperiksa menghadap ke samping. Nilai apakah ada hiperkiposis.
PEMERIKSAAN GERAK
  AKTIF PASIF TIMT

Dextra sisnistra Dextra sisnistra Dextra sisnistra

Fleksi Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan

terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas

Ekstensi Tidak nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri

dan dan dan dan dan dan

terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas

Lateral Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan

fleksi terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas

Rotasi Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan Nyeri dan

tidak tidak tidak tidak tidak tidak

terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas terbatas


PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. Palpasi
Adanya tightness pada otot serratus anterior, stimulus dorsi, dan oblique
2. Adam forward bendtest
Adanya hump pada sisi dextra
3. Ekspansi thorax
- Upper = 2 cm
- Middle = 1 cm
- Lower = 0,5 cm
4. Time up and gotest
 Hasil : 14,10 s
 Yaitu mobilitas baik, dapat pergi keluar sendiri, mobile tanpa bantuan.
PENGUKURAN FISIOTERAPI

1. Pengukuran ROM trunk

NO. TRUNK Normal Hasil

1. Fleksi   7 cm

2. Ektensi 38 cm 8 Cm

3. Lateral bending   37,5 cm

Sinistra

4. Lateral bending   40. Cm

Dektra
2. Skala VAS
 Nyeri diam : 0
 Nyeri gerak : 6
 Nyeri tekan : 3
3. Goniometer
Pengukuran ROM lateral fleksi
 F : 490 – 0 – 200
4. Manual Muscle Testing (MMT)
Ekstremitas atas : 5 5
Ekstremitas bawah : 5 5
Trunk : 4
5. Indeks bartel
Hasil yang diperoleh : skor 100 yaitu, pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
DIAGNOSA FISIOTERAPI

“ Gangguan postur tulang belakang akibat skoliosis”


PROBLEMATIC FISIOTERAPI (ICF CONCEPT)

Komponen ICF Pemeriksaan/Pengukuran yang

membuktikan

IMPAIRMENT  

a. Sesak nafas Ekspansi toraks

a. Kelainan postur tubuh Five Steps of Scoliosis Screening

a. Nyeri Skala VAS


a. Keterbatasan gerak Tes gerak aktif, tes gerak pasif,

ROM test

ACTIVITY LIMITATION  

a. Berdiri ke duduk Indeks bartel

b. Kesulitan bangun tidur Indeks bartel

PARTICIPATION RESCTRICTION  

a. Tidak ada  
TUJUAN INTERVENSI FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Pendek

a. Mengurangi sesak napas

b. Mengurangi nyeri

c. Memperbaiki postur

2. Tujuan Jangka Panjang

a. Mengembalikan keterbatasan gerak


PROGRAM INTERVENSI FISIOTERAPI

No. Problematik Fisioterapi Tujuan Intervensi Jenis Intervensi

1. Impairment :    

a. Sesak napas Mengurangi sesak Breathing exercise

Rhythmic
initiation scapula
a. Kelainan postur tubuh Memperbaiki postur
pelvic dan
schroth method

  a. Nyeri Mengurangi nyeri Infra Red

Meningkatkan aktivitas Terapi Latihan dan


a. Keterbatasan gerak
gerak
schroth method
2.
Activitiy Limitation :    

Meningkatkan aktivitas
a. Berdiri keduduk Terapi Latihan
gerak

b. Kesulitan bangun Meningkatkan aktivitas


Terapi Latihan
tidur gerak

Participation Rectriction
3.
a. Tidak ada    
PROSEDUR PELAKSANAAN INTERVENSI
1. IR

 Tujuan : Melancarkan sirkulasi darah


 Persipan alat : Pastikan alat tersambung dengan listrik dan kabel dalam keadaan baik.
Kemudian nyalakan alat dan arahkan pada daerah yang ingin obati dengan jarak 30- 40 cm
 Posisi pasien : Posisi pasien prone lying
 Posisi fisioterapis : berdiri di samping bed
 Teknik : Pastikan pasien dalam keadaan comfortable,kemudian fisioterapi
mengarahkan alat dan melakukan pemanasan secara local pada daerah punggung.
 Time : 10 menit
2. Metode : Breathing exercise (segmental breathing)
 Tujuan : untuk meningkatkan relaksasi.
meningkatkan kekuatan, daya tahan dan koordinasi otot-otot respirasi mempertahankan atau

meningkatkan mobilitas chest dan thoracal spine


a. Bagian Upper
Tata laksana
 Posisi fisioterapis : tangan fisioterapis berada di segment paru-paru atas dan
terapis berada dibelakang atau depan pasien.
 Posisi pasien : duduk dengan nyaman
 Aksiterapi : instruksikan pasien untuk menarik napas dan tangan
fisioterapis pada akhir inspirasi diberikan tekanan kearah atas dalam dan saat akhir
ekspirasi berikan tekanan ke arah luar bawah dilakukan 3x repetisi.
b. Bagian Middle
Tata laksana
 Posisi fisioterapis : tangan fisioterapis berada di segment paru- paru tengah dan terapis berada
dibelakang atau depan pasien
 Posisi pasien : duduk dengannyaman.
 Aksiterapi : instruksikan pasien untuk menarik napas dan tangan fisioterapis pada akhir inspirasi
diberikan tekanan kearah tengah dalam dan saat akhir ekspirasi berikan tekanan ke arah luar bawah
dilakukan 3x repetisi.
c. Bagian lower
Tata laksana
 Posisi fisioterapis : tangan fisioterapis berada di segment paru- paru bawah dan terapis berada
dibelakang atau depan pasien
 Posisi pasien : duduk dengannyaman
 Aksiterapi : instruksikan pasien untuk menarik napas dan tangan fisioterapis pada akhir inspirasi
diberikan tekanan kearah bawah dalam dan saat akhir ekspirasi berikan tekanan ke arah luar bawah
dilakukan 3x repetisi
3. Terapi latihan
a. Metode : Stretching trunk
• Tujuan : untuk meningkatkan fleksibilitas trunk
• Tata laksana
• Posisi fisioterapis : didepan pasien atau dibelakang pasien
• Posisi pasien : berdiri dengan senyaman pasien
• Aksiterapi : pertama contohkan gerakan fleksi, ektensi, lateral bending kiri - kanan lalu pasien
menggerakan mandiri lalu disetiap gerakan tahan 8 detik sambil atur napas pasien lakukan 6-8repetisi.
b. Metode : Rhythmic initiation scapula pelvic
• Tujuan : untuk memperbaiki abnormal postur, Tatalaksana
• Posisi fisioterapis : disamping /belakang
• Posisi pasien : duduk dengan nyaman dengan kaki kiri menapak dilantai
• Aksiterapi : instruksikan pasien dengan kaki kanan menopang pada kaki kiri lalu bahu kanan fleksi ke
arah anterior elevasi dan bahu kiri posterior depresi dari gerakan pasif, aktif kemudian diberikan
tahanan
4. Pasif streaching
• Tujuan : untuk menambah ROM pasif
• Posisi pasien: posisikan pasien duduk
• Aksiterapi : lakukan gerakan lateral fleksi kanan dan kiri secara pasif untuk menambah
ROM lateral fleksi pasien. Lakukan latihan pasif terutama pada gerakan lateral fleksi
kanan atau yang berlawanan dengan kondisi patologis postur vertebra pasien.
a. Aktif streaching
• Tujuan : untuk menambah ROM aktif, meningkatkan kekuatan otot.
• Posisi pasien : minta pasien untuk berdiri didepan wallbar
• Aksiterapi : intruksikan pasien untuk meraih pegangan diwallbar sejauh (setinggi)
mungkin yang dapat dijangkau oleh pasien dan tahan selama hitungan 10 detik.
 Scroth metod
 Tujuan :ialah mencegah disfungsi seperti mengembangkan, meningkatkan,
memperbaiki dan memelihara kekuatan, daya tahan dan kesegaran kardiovaskular,
mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, koordinasi, keseimbangan dan keterampilan
fungsional
 tujuan dari metode schroth untuk skoliosis yaitu memperbaiki tulang belakang
dibidang sagital, frontal dan transversal. Dalam skoliosis, otot-otot disepanjang
tulang belakang menjadi tidak seimbang pada sisi yang berlawanan.
 Bentuk penanganan ini merupakan penanganan konservatif, dimana berbasis pada
prinsipspecific postural correction, correction of breathing pattern dan correction of
postural perception
HOME PROGRAM DAN EDUKASI
1. Home program
a. Pasien dianjurkan untuk melakukan koreksi postur seperti duduk tegak selama beberapa menit
setiap harinya.
b. Pasien dianjurkan untuk mengulangi latihan yang diajarkan oleh terapis dirumah.
c. Setiap ingin bangun tidur pasien diminta berbaring dengan keadaan badan dimiringkan kesisi
berlawanan arah dengan scoliosis yang dideritanya dan melakukan peregangan sambil gerakan
ditahan selama beberapa menit.
2. Edukasi
d. Pasien dilarang memakai tas yang membebankan berat pada satu sisi tubuh.
e. Pasien dilarang duduk dalam posisi miring atau bungkuk.
EVALUASI FISIOTERAPI

1. ALAT UKUR EVALUASI


a. Skala VAS
 Nyeri diam : 0
 Nyeri tekan : 3
 Nyeri gerak : 5
b. Timed up and go test
 Sebelum: 14.10 detik
 Sesudah : 12.18detik
 Hasil : mobilitas baik, dapat pergi keluar sendiri,mobile tanpa bantuan
c. Goniometer
 F : 490 – 0 – 300
  Sebelum Sesudah

Upper 2 cm 2 cm

d. Ekspansi thoraks Middle 1 cm 1,5 cm

Lower 0,5 cm 1,3 cm

NO. TRUNK Normal Hasil

1. Fleksi 38 cm 7 cm

2. Ektensi   8 cm
e. ROM trunk
3. Lateral bending   37,5 cm
 
Sinistra
4. Lateral bending   40 cm
 
Dektra
EVALUASI FOLLOW UP
Problematik Fisioterapi Jenis Intervensi Evaluasi

1. Impairment :    

  a. Sesak Breathing exercise Sesak berkurang

a. Kelainan postur Rhythmic initiation scapula Adanya pengembalian postur yang

pelvic baik

a. Nyeri Skala VAS Adanya penurunan nyeri

a. Keterbatasan gerak Terapi latihan ROM bertambah

2. Activity Limitation    

  a. Berdiri keduduk   Adanya peningkatan aktivitas

Terapi latihan fungsional


b. Kesulitan bangun tidur
Terima kasih....

Anda mungkin juga menyukai