Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI PENTABIO UNTUK BAYI DI POLI TUMBUH KEMBANG

RSUD ULIN BANJARMASIN

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 8

Azhari, S.Kep

Hans Putra, S.Kep

Kamariah, S.Kep

Muhammad Ferly Aditya, S.Kep

Rachma Dwi Astuti, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI PENTABIO DI POLI TUMBUH KEMBANG

RSUD ULIN BANJARMASIN

Oleh:

KELOMPOK 8

Azhari, S.Kep

Hans Putra, S.Kep

Kamariah, S.Kep

Muhammad Ferly Aditya, S.Kep

Rachma Dwi Astuti, S.Kep

Banjarmasin, Oktober 2018

Mengetahui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Ners

Presepror Klinik (PK) STIKES Sari Mulia

Preseptor Akademik(PA)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Imunisasi Pentabio Untuk Balita

Sasaran : Orang Tua Bayi

Tempat : Poli Tumbuh Kembang

Hari/tanggal : Kamis, 01 November 2018

Waktu : 10.00 Wita

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi pentabio ibu-ibu

diharapkan dapat termotivasi untuk membawa anak balitanya ke pelayanan

kesehatan guna mendapatkan imunisasi lengkap.

2. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi pentabio selama 30

menit, diharapkan :

a. Orang tua mengerti tentang pengertian imunisasi pentabio

b. Orang tua mengerti tentang tujuan imunisasi pentabio.

c. Orang tua mengerti tentang jenis imunisasi pentabio.

d. Orang tua mengerti tentang jadwal pemberian imunisasi pentabio.

e. Orang tua mengerti tentang kapan pemberian imunisasi pentabio

diberikan.

f. Orang tua mengerti tentang keadaan yang timbul setelah imunisasi

pentabio.

g. Orang tua mengerti tentang tempat pelayanan imunisasi pentabio


3. Sasaran

Orang tua klien yang berada di poli tumbuh kembang RSUD Ulin

Banjarmasin.

B. KOMUNIKATOR

Mahasiswa Profesi Ners kelompok 8 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari

Mulia Banjarmasin.

C. PENGORGANISASIAN

1. Pembicara : Muhammad Ferly Aditya, S.Kep

2. Moderator : Azhari, S.Kep

3. Observer : Kamariah, S.Kep

4. Fasilitator : Rachma Dwi Astuti, S.Kep

5. Dokumentasi : Hans Putra, S.Kep

6. Pembimbing Akademik : Malisa Ariani ,Ns.,M.Kep

7. Pembimbing Klinik : Wiwik Winarsih, S.Kep., Ners

8. Peserta : Orangtua klien yang berada di poli tumbuh

kembang RSUD Ulin Banjarmasin.

D. METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah dan tanya jawab

E. MEDIA

1. Laptop

2. LCD

3. Leaflet

F. MATERI

1. Menjelaskan pengertian imunisasi pentabio

2. Menjelaskan tujuan imunisasi pentabio

3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi
4. Menjelaskan jenis imunisasi pentabio

5. Mnejelaskan jadwal pemberian imunisasi pentabio.

6. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan

pentabio.

7. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi

pentabio.

8. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi pentabio.


G. PELAKSANAAN

Kegiatan Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Peserta Pelaksana

Pembukaan 10 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Moderator

2. Memperkenalkan terapis dan fasilitator 2. Mendengarkan dan peserta

3. Peserta memperkenalkan diri 3. Menyebutkan nama

4. Menjelaskan tujuan penyuluhan kesehatan 4. Memperhatikan


Pelaksanaan 25 menit A. Menjelaskan materi terkait: Memperhatikan penjelasan dari pembicara Pembicara

1. Pengertian imunisasi pentabio.

2. Tujuan imunisasi pentabio.

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi pentabio

4. Jenis-jenis imunisasi pentabio.

5. Jadwal pemberian imunisasi pentabio.

6. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan

pentabio.

7. Keadaan yang timbul setelah imunisasi


pentabio.

8. Tempat pelayanan imunisasi pentabio.

B. Tanya jawab terkait materi


Evaluasi 10 menit 1. Evaluasi pemahaman peserta tentang materi 1. Menjawab pertanyaan Moderator

2. Memberika reinforcement 2. Menjawab salam

3. Evaluasi perasaan

4. Mengucapkan terima kasih atas partisipasi

peserta

5. Mengucapkan salam
H. SETTING TEMPAT

Keterangan

: Pembicara

: Peserta

: Fasilitator

: Moderator

: Observer

: Pembimbing Klinik

: Pembimbing Akademik

I. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.

b. Kontrak pada hari H.

c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara


penyuluhan

d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang

disepakati.

2. Evaluasi Proses

Peserta antusias dalam menyimak uraian materi dan dapat

menjelaskan kembali tentang pembahasan.

3. Evaluasi Hasil

a. Seluruh peserta kooperatif selama proses pemaparan materi

b. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan dari

awal hingga akhir dan tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum

acara selesai.
Lampiran Materi

IMUNISASI PENTABIO

A. Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada

bayi dan anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu (Adriana, 2013).

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan

cara memasukan vaksin ke dalam tubuh (Depkes RI, 2012).

Imunisasi juga berasal dari kata imun yang berarti kebal atau

resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya dapat memberikan

kekebalan atau resistensi pada penyakit tertentu saja, sehingga untuk

penyakit lain diperlukan suatu imunisasi yang lainnya. Imunisasi tersebut

sering disebut juga dengan vaksinasi (Nursalam, 2008).

B. Pengertian Imunisasi Pentabio

Pentabio adalah Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus,

Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) berupa

suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difter-i murni,

bakter-i pertusis (batuk rejan) inaktif,antigen permukaan hepatitis B

(HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin

bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus influenzae tipe b

tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.

HBsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.

Vaksin dijerap pada aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai

pengawet. Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada

media tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap


ultrafiltrasi. Potensi vaksin per dosis tidak kurang dari 4 IU untuk pertusis,

30 IU untuk difteri, 60 IU untuk tetanus (ditentukan pada mencit) atau 40

IU (ditentukan pada guinea pig), 10 mcg _HBsAg dan 10 mcg Hib

C. Manfaat Imunisasi Pentabio

Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis

(batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b

secara simultan.

Cara Kerja Obat :

Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap difter-i, tetanus,

pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe b.

D. Efek Samping Imunisasi Pentabio

Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak

berbeda secara bermakna dengan vaksin DTP, Hepatitis B dan Hib yang

diberikan secara terpisah. Untuk DTP, reaksi lokal dan sistemik ringan

umum terjadi. Beberapa reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri

dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam

sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi,

irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam

24 jam setelah pemberian. Episode hypotonic-hyporesponsive pernah

dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan dengan angka kejadian 1

kasus per 12.500 dosis pember-ian. Pemberian asetaminofen pada saat

dan 4-8 jam setelah imunisasi mengurangi terjadinya demam. Studi yang

dilakukan oleh sejumlah kelompok termasuk United States institute of

Medicine, The Advisory Committee on Immunization Practices, dan

asosiasi dokter spesialis anak di Australia, Canada, Inggris dan Amerika,

menyimpulkan bahwa data tidak menunjukkan adanya hubungan kausal

antara DTP, dan disfungsi sistem saraf kronis pada anak. Oleh
karenanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa reaksi tersebut mempunyai

dampak permanen pada anak..

Vaksin hepatitis B dapat ditoleransi dengan baik. Dalam studi

menggunakan plasebo sebagai kontrol, selain nyeri lokal, dilaporkan

kejadian seperti myalgia dan demam r-ingan tidak lebih sering

dibandingkan dengan kelompok plasebo. Laporan mengenai reaksi

anafilaksis berat sangat jarang. Data yang ada tidak menunjukkan adanya

hubungan kausalitas antara vaksin hepatitis B dan sindroma atau

kerusakan demyelinasi termasuk gangguan sklerosis multipel , dan juga

tidak ada data epidemiologi untuk menunjang hubungan kausal antara

vaksinasi hepatitis B dan sindroma fatigue kronis, artritis, kelainan

autoimun, asthma, sindroma kematian mendadak pada bayi, atau

diabetes.

Vaksin Hib ditoleransi dengan baik. Reaksi lokal dapat terjadi

dalam 24 jam setelah vaksinasi dimana penerima vaksin dapat

merasakan nyeri pada lokasi penyuntikkan. Reaksi ini biasanya bersifat

ringan dan sementara. Pada umumnya, akan sembuh dengan sendirinya

dalam dua atau tiga hari, dan tidak memerlukan tindakan medis lebih

lanjut. Reaksi sistemik ringan, termasuk demam, jarang terjadi setelah

penyuntikkan vaksin Hib. Reaksi berat lainnya sangat jarang; hubungan

kausalitas antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah

ditegakkan.

E. Penanganan dari Efek Samping Imunisasi Pentabio

Langkah paling awal untuk mengatasi efek samping dari imunisasi HiB

ini adalah dengan melempar jauh-jauh kepanikan. Sebelum memutuskan

untuk memberikan Imunisasi HiB, pastikan bahwa anak yang akan

menerimanya tidak sedang sakit dan asupan gizinya selama ini


seimbang. Hal ini akan meminimalisasi efek samping. Pengetahuan

tentang efek samping Imunisasi Hib dan cara mengatasinya sangat

penting diketahui oleh para orang tua. Jika terjadi demam, pengompresan

dapat dilakukan seperti ketika anak mengalami demam biasa.

Pengompresan juga dapat dilakukan pada pembengkakan di sekitar

bekas suntikan. Jika masih menyusui, pemberian Air Susu Ibu (ASI)

harus terus berjalan.

F. Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap

dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk reaksi sejenis

lainnya merupakan kontraindikasi absolut terhadap dosis berikutnya.

Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap dosis pertama DTP ; kejang

atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius

lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis. Dalam

hal ini vaksin tidak boleh diberikan sebagai vaksin kombinasi, tetapi

vaksin DTP harus diberikan sebagai pengganti DTP, vaksin Hepatitis B

dan Hib diberikan secara terpisah. Vaksin tidak akan membahayakan

individu yang sedang atau sebelumnya telah terinfeksi virus hepatitis B.

Defisiensi sistem kekebalan Individu yang terinfeksi human-

immunodeficiency virus (HIV), baik asimtomatis maupun simtomatis,

harus diimunisasi dengan vaksin kombinasi menurut jadwal standar.

G. Jadwal Penyuntikan

1. Pentabio (Vaksin DTP-HB-Hib) tidak boleh digunakan pada bayi yang

baru lahir.

2. Vaksin ini harus dimulai secepat mungkin dengan dosis pertama pada

usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4

minggu.
3. Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG,

campak, polio (OPV atau IPV),yellow fever dan suplemen vitamin A. Jika

vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan

pada lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu

vial atau syringedengan vaksin lain.

H. Area Penyuntikan

Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular. Penyuntikan sebaiknya

dilakukan pada anterolateral paha atas. Penyuntikan pada bagian bokong

anak dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak dianjurkan. Suntikan

tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat meningkatkan reaksi

lokal. Satu dosis anak adalah 0,5 mL.

I. Tempat pelayanan imunisasi.

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

a. Posyandu

b. Puskesmas

c. Bidan / dokter praktek

d. Rumah bersalin

e. Rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
FOTO KEGIATAN
ABSENSI PANITIA PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

IMUNISASI UNTUK BALITA DI POLI TUMBUH KEMBANG

RSUD ULIN BANJARMASIN

No. Nama TTD

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.
ABSENSI PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG

IMUNISASI UNTUK BALITA DI POLI TUMBUH KEMBANG

RSUD ULIN BANJARMASIN

No. Nama TTD

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Anda mungkin juga menyukai