Anda di halaman 1dari 18

ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 28 (2): 141 – 157

E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id

Review: Peran pakan pada kejadian kembung rumen

Article Review: The role of feed on bloat

Yanuartono, Sodarmanto Indarjulianto , Alfarisa Nururrozi, Hary Purnamaningsih, dan


Slamet Raharjo

Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada
Jl. Fauna No.2, Karangmalang, Depok, Sleman. 55281 Yogyakarta

Submitted: 12 April 2018, Accepted: 12 July 2018

ABSTRAK: Kembung rumen atau bloat adalah bentuk gangguan pencernaan yang ditandai dengan
akumulasi gas yang berlebihan di rumen. Bloat terjadi ketika mekanisme eruktasi terganggu dan laju
produksi gas melebihi kemampuan hewan untuk mengeluarkannya. Bloat bisa terjadi dengan sangat
cepat karena volume gas berlebihan yang diproduksi di rumen. Bloat dapat diklasifikasikan menjadi
bloat primer (frothy/wet bloat) yang berbentuk busa bersifat persisten yang bercampur dengan isi ru-
men dan bloat sekunder/timpani bloat (free gas/dry bloat) yang berbentuk gas bebas yang terpisah.
Tidak ada metode tunggal pada pencegahan kejadian bloat yang dapat diterapkan dalam setiap situasi
yang berbeda, tetapi ada metode pengelolaan dalam pencegahan dan pengobatan yang dapat memban-
tu memperkecil risiko. Kejadian bloat di Indonesia cukup tinggi, tetapi tidak pernah ada data yang
terdokumentasikan dengan baik. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas bloat serta permasalahannya
dari sisi pengenalan gejala klinis maupun laboratoris, pencegahan dan pengobatan sehingga diharap-
kan dapat diimplementasikan oleh teman teman sejawat maupun petugas lapangan untuk mengurangi
risiko kerugian petani akibat kemungkinan kematian pada ternaknya.

Kata kunci : bloat, rumen, gas, hipoksia, pengobatan

ABSTRACT: Bloat is a form of indigestion characterized by excessive gas accumulation in the ru-
men. Bloat occurs when the eructation mechanism is disturbed and the rate of gas production exceeds
the animal's ability to expelled it. Bloat can occur very quickly due to excessive volume of gas pro-
duced in the rumen. Bloat can be classified into a primary bloat (frothy / wet bloat) mixed with rumen
and secondary bloat / free bloat (free gas / dry bloat) contents in a separate free gas. There is no single
method of preventing bloat events that can be applied in every different situation, however, there are
methods of management in prevention and treatment that can help minimize risks. In Indonesia, alt-
hough the incidence of bloat is quite high, but no data is well documented. This paper aims to review
the bloat and problems in terms of understanding the clinical symptoms and the results of laboratory
examination, prevention and treatment so that it is expected to be implemented by peers and field of-
ficers to reduce the risk of loss of farmers due to possible livestock death.

Keywords : bloat, rumen, gas, hypoxia, treatment


Corresponding Author: indarjulianto@ugm.ac.id

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 141


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
PENDAHULUAN ada data yang terdokumentasikan dengan
Bloat atau kembung rumen adalah baik. Gejala klinis yang sering teramati
gangguan sistemik non-infeksius yang adalah adanya pembesaran atau distensi
mengakibatkan gangguan pada sistem pen- rumen bagian kiri, stress dan dispnu.
cernaan ruminansia (Munda et al., 2016). Gejala lain yang mungkin teramati adalah
Bloat dapat diklasifikasikan menjadi bloat meningkatnya frekuensi berbaring dan
primer (frothy/wet bloat) yang berbentuk bangun, peningkatan frekuensi defekasi,
busa bersifat persisten yang bercampur menendang perut dan berguling untuk
dengan isi rumen dan bloat mengurangi rasa sakit (Radostits et al.,
sekunder/timpani bloat (free gas/dry bloat) 2010; Aiello and Moses, 2016).
yang berbentuk gas bebas yang terpisah Selain kematian, bloat juga
dari ingesta (Rasby et al., 2010). Namun, mengakibatkan kerugian ekonomi yang
Irsik (2012) mengklasifikasikan bloat cukup tinggi seperti biaya perubahan
secara lebih rinci menjadi 3 yaitu (1) frothy strategi manajemen pakan, tindakan
bloat disebabkan oleh pakan yang pencegahan dan pengobatan (Clarke dan
mengarah ke pembentukan busa yang sta- Reid, 1974). Kejadian bloat dapat dicegah
bil di dalam rumen (2) free gas bloat dengan berbagai metode mulai dari
disebabkan oleh pakan yang menyebabkan pencegahan melalui manipulasi pakan
peningkatan produksi gas dan penurunan sampai dengan pengobatan (McMahon et
pH rumen secara bersamaan (3) free gas al., 1999; Digraskar et al., 2012; Rahman
bloat karena kegagalan eruktasi akumulasi et al., 2016). Salah satu metode pencega-
gas dari penyebab ekstraruminal seperti han yang dapat adalah dilakukan
obstruksi esofagus. penggembalaan secara bertahap untuk
Penyebab paling umum dari kejadi- memperoleh hijauan di padang rumput
an bloat primer pada ternak ruminansia (Abdullah et al., 2014). Berg et al. (2000)
adalah konsumsi pakan leguminosa dan menyatakan bahwa kultivar baru alfalfa
biji-bijian (Merck Veterinary Manual, mampu menurunkan kejadian bloat sampai
2006). Leguminosa penyebab bloat bi- 56%. Pluronic dan poloxalene dapat
asanya meliputi alfalfa, sweetclover, red digunakan untuk mengendalikan kejadian
clover, ladino clover, white clover, dan al- bloat yang disebabkan oleh leguminosa
sike clover (Majak et al., 2003; Merck secara efektif (Reid et al., 1961; Stiles et
Veterinary Manual, 2006). Menurut Majak al., 1967; Essig and Shawyer 1968; Milti-
et al. (1995) kejadian bloat primer pada more dan Mcarthur, 1970; Clarke dan
sapi maupun domba di padang penggemba- Reid, 1974). Menurut Majak et al. (1995),
laaan yang disebabkan oleh leguminosa berbagai penelitian pencegahan maupun
diseluruh dunia semakin meningkat. Lebih pengobatan dengan menggunakan berbagai
lanjut, tingkat kejadian bloat di negara bahan seperti suplemen mineral, deterjen
Bangladesh mencapai 9% Sarker et al. dan metode flokulasi, meskipun ternyata
(2013). Laporan oleh Samad (2001) bahan bahan tersebut tidak efektif untuk
menunjukkan bahwa tingkat kejadian bloat pencegahan bloat terutama bloat yang dia-
pada sapi mencapai 1,83% dan kambing kibatkan alfalfa. Pengobatan yang diang-
3,98%. Hasil penelitian oleh Tagesu (2018) gap paling efektif sampai saat ini adalah
menunjukkan bahwa prevalensi bloat pri- pemberian simethicone sebagai agen anti
mer di daerah Kebele Lencha, Ethiopia pembentukan busa (Birtley et al., 1973;
sangatlah tinggi yaitu 79,3% dengan preva- Bernstein and Kasich, 1974; Brečević et
lensi kematian sebesar 25,4%. Tingkat ke- al., 1994; Rahman et al., 2016)
matian akibat bloat di padang penggemba- Tulisan ini bertujuan untuk mengu-
laan ternak dapat mencapai 20% dan angka las bloat serta permasalahannya secara
kematian pada sapi perah setiap tahun singkat dari sisi mekanisme terjadinya
dapat mencapai angka 1% (Merck Veteri- bloat, pengenalan gejala klinis maupun
nary Manual, 2006). Kejadian bloat di In- laboratoris, pencegahan dan pengobatan
donesia cukup tinggi, tetapi tidak pernah sehingga diharapkan dapat diimplemen-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 141


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
tasikan oleh teman-teman sejawat maupun antar rumen dan esofagus terpapar oleh gas
petugas lapangan untuk mengurangi risiko (Weiss, 1953; Broucek, 2014). Menurut
kerugian petani akibat kemungkinan ke- Majak et al. (2003) proses eruktasi ini
matian pada ternaknya. secara normal muncul setiap menit dan
memerlukan waktu sekitar 10 detik untuk
MEKANISME BLOAT/ KEMBUNG pengeluaran gas secara keseluruhan. Vol-
RUMEN ume gas yang terbentuk selama proses
Ruminansia merupakan poligastrik fermentasi rumen ini meningkat setelah
yang mempunyai lambung depan yang makan dan mencapai puncaknya dalam
terdiri atas retikulum, rumen, omasum dan waktu 2 hingga 4 jam. Hal tersebut
abomasum. Rumen dan retikulum me- mengakibatkan frekuensi eruktasi akan
megang peranan penting dalam saluran meningkat hingga dapat mencapai 3 hingga
pencernaan ruminansia. Proses fermentasi 4 kali per menit.
pakan terjadi di dalam rumen dan siklus Bloat atau kembung rumen adalah
utama motilitas rumen selalu dimulai gangguan pada saluran pencernaan rumi-
dengan kontraksi retikulum (Braun dan nansia yang disebabkan oleh retensi gas
Jacquat, 2011). Sistem pencernaan pada atau penyimpangan pengeluaran gas dari
ruminansia sebagian besar melalui peran rumen secara normal. Menurut Merck Vet-
mikroba untuk memecah pakan di rumen erinary Manual (2006), kembung rumen
dan retikulum, aktivitas enzimatik pada didefinisikan sebagai pembesaran abdomen
abomasum dan usus kecil, serta mikroba di karena akumulasi berlebihan dari gas yang
sekum dan usus besar (Sutherland, 1988; terperangkap dalam rumino-retikulum.
Miltko et. al., 2016). Pada ternak ruminan- Kembung terjadi ketika mekanisme
sia, mikroorganisme mempenga-ruhi pros- eruktasi terganggu atau terhambat dan laju
es fermentasi dalam rumen dan seluruh produksi gas melebihi kemampuan rumi-
aspek dari penyerapan makanan oleh ter- nansia untuk mengeluar-kannya. Gangguan
nak (Russel, 1989). Senyawa sederhana mekanisme eruktasi tersebut akan
berasal dari pencernaan karbohidrat, pro- mengakibatkan volume gas yang di-
tein, dan lemak diserap terutama melalui produksi oleh rumen berlebihan sehingga
saluran pencernaan bagian depan dan kecil kejadian bloat dapat berkembang dengan
usus (Guilloteau et al., 2009: Hall dan Sil- sangat cepat (Majak et al., 2003).
ver, 2005). Mekanisme pencernaan mem- Bloat dapat diklasifikasikan men-
iliki hubungan erat dengan kontraksi retik- jadi bloat primer (frothy/wet bloat) yang
ulo rumen (rumen) karena berperan dalam berbentuk busa bersifat persisten yang
proses pencampuran ingesta serta inokulasi bercampur dengan isi rumen dan bloat
ingesta dengan mikroba (Waghorn dan sekunder/timpani bloat (free gas/dry bloat)
Reid 1977). Menurut Bost (1970), kon- yang berbentuk gas bebas yang terpisah.
traksi rumen juga berperan dalam men- Lebih lanjut, bloat primer biasanya diklas-
dorong partikel partikel pakan serta mikro- ifikasikan menjadi dua jenis yaitu pasture
ba memasuki omasum. Pada sapi sehat, bloat dan feedlot bloat. Sebagian besar ka-
sekitar 30 sampai 50 liter gas dihasilkan sus feedlot bloat bersifat sub-akut atau
setiap jam sebagai hasil fermentasi mikro- kronis dan terutama terjadi karena pakan
ba dari pakan yang terkonsumsi dan tera- pemberian pakan bijian yang tinggi tetapi
kumulasi di bagian atas rumen (Bowen, sedikit hijauan (Wang et al., 2012).
1996). Secara normal gas di dalam rumen Penyebab paling umum dari bloat primer
diproduksi secara terus menerus tersebut (frothy/wet bloat) adalah konsumsi legu-
dapat dieliminasi tanpa kesulitan minosa yang berlebihan (Bowen, 2006;
(Howarth, 1975). Gas yang dihasilkan ter- Merck Veterinary Manual, 2006). Menurut
sebut kemudian dikeluarkan melalui proses Fox (2015), bloat sekunder /timpani bloat
eruktasi atau bersendawa. Eruktasi diini- (free gas/dry bloat) lebih sering dikaitkan
siasi saat reseptor pada kantung dorsal ru- dengan atonia rumen atau masalah
men, area seputar kardia dan persimpangan fisik/patologis yang menghambat eruktasi

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 142


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
gas secara normal dan kemungkinan berian pakan berupa leguminosa yang
disebabkan oleh obstruksi esofagus oleh dibudidayakan di padang rumput dan lahan
benda asing. Jika gerak rumen terhambat reklamasi (Majak et al., 2001). Kejadian
sebagai akibat pakan bijian yang berlebi- tersebut biasanya pada sapi yang digemba-
han atau karena alasan lain maka bloat lakan di padang rumput tanaman gandum
sekunder dapat berkembang. Metode untuk atau leguminosa seperti alfalfa (Medicago
membedakan kedua jenis bloat tersebut sativa L.), ladino, white clover atau legu-
adalah dengan cara memasukkan stomach minosa yang telah dicacah (Rutter et al.,
tube ke dalam rumen. Jika isi rumen beru- 2004; Rick et al., 2010). Bowen (2006)
pa busa maka dalam stomach tube akan menyatakan bahwa kejadian bloat primer
banyak ditemukan busa dan gas akan ter- pada sapi yang dikastrasi disebabkan oleh
perangkap di dalamnya maka kejadian ter- pemberian pakan leguminosa yang ber-
sebut dapat diklasifikasikan ke dalam bloat lebihan seperti alfalfa atau clover yang
primer. Namun jika dengan menggunakan dengan cepat difermentasi di dalam rumen.
stomach tube lokasi kembung mudah Kecepatan peningkatan fermentasi tersebut
ditemukan dan gas dapat keluar melalui akan menghasilkan gas yang berlebihan
tabung disertai dengan hilangnya kembung dan partikel pakan halus yang
maka diklasifikasikan ke dalam bloat memerangkap gas yang terbentuk.
sekunder (Majak et al., 2003). Frekuensi kejadian bloat primer
Bloat diklasifikasikan menjadi 2 pada sapi lebih tinggi dibandingkan dengan
bentuk, yaitu bloat primer dan bloat spesies lain seperti domba atau rusa, dan
sekunder, namun demikian pada intinya kerentanan pada setiap hewan sangat
kejadian bloat merupakan akibat dari bervariasi (Ayre-Smith 1971; Colvin dan
gangguan pengeluaran gas secara normal Backus 1988). Menurut Jones et al.,
dari rumen. Arti penting dari klasifikasi (1997), bloat primer pada domba jarang
tersebut terutama berkaitan dengan terjadi karena domba dianggap memiliki
pencegahan dan pengobatan bloat di kebiasaan makan yang konservatif. Namun
lapangan. Salah satu kelemahan di lapan- demikian, menurut Colvin dan Backus
gan adalah tidak semua praktisi memiliki (1988), domba juga dapat menjadi rentan
stomach tube untuk membeda-kan jenis terhadap bloat primer karena mereka me-
bloat sehingga hal tersebut dapat mengaki- nyukai tanaman clover. Menurut Rutter et
batkan kegagalan dalam pengobatan. al., (2004), ruminansia muda lebih rentan
terhadap kejadian bloat primer jika
BLOAT PRIMER (FROTHY/WET dibandingkan dengan ruminansia dewasa.
BLOAT) Hal tersebut diduga karena ruminansia de-
Perubahan dalam metode pem- wasa sudah sering terpapar dan beradaptasi
berian pakan yang semakin modern dengan pakan hijauan yang dapat
mengakibatkan peningkatan kejadian bloat mengakibatkan bloat primer di padang
pada ruminansia (Wang et al., 2012). penggembalaan.
Frekuensi kejadian dan tingkat keparahan Menurut Howarth et al., (1986),
bloat primer di padang penggembalaan ada 3 faktor yang dapat memicu kejadian
merupakan akibat dari interaksi berbagai bloat primer. Pertama adalah pakan protein
macam faktor seperti jenis ternak, tata kel- tinggi yang mudah dicerna sehingga
ola ternak dan pakan hijauan yang di- menghasilkan produksi gas yang cepat dan
pengaruhi oleh kondisi lingkungan area proliferasi populasi mikroba dalam rumen.
peternakan. Kondisi lingkungan yang dapat Faktor kedua adalah partikel halus dari
mempengaruhi tersebut antara lain adalah tanaman yang terfragmentasi dan pecahnya
temperatur lingkungan, radiasi sinar ma- kloroplas yang dapat menghambat pelepa-
tahari dan embun (Majak et al., 2003; Min san gas dari rumen. Sedangkan faktor keti-
et al., 2005: Min et al., 2006). Kejadian ga adalah kondisi yang mendukung bagi
bloat primer pada sapi semakin meningkat bakteri dalam rumen untuk menghasilkan
di seluruh dunia sebagai akibat dari pem- eksopolisakarida yang berlebihan sehingga

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 143


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
berperan dalam pembentukan busa yang kan karena sapi kurang mampu memilah
stabil. Menurut Majak et al. (2003), faktor benda-benda asing dibandingkan dengan
mikroba juga berperan dalam stabilitas domba sehingga sapi lebih mudah menelan
busa dalam rumen. Produksi mukopolisa- benda asing. Frekuensi kejadian bloat
karida berlebihan oleh bakteri akan mem- sekunder pada hewan dewasa lebih rendah
bentuk lendir dalam rumen sehingga dan lebih sering bersifat akut karena
meningkatkan viskositas isi rumen. Lebih gangguan pada rumen hewan dewasa
lanjut Hess (2000) menyatakan bahwa vis- cenderung lebih cepat dan parah (Whit-
kositas akan menyebabkan pembentukan lock, 1980; Garry, 1996; Wang et al.,
gas menjadi busa yang bersifat stabil dan 2012).
menciri.
PENYEBAB BLOAT
BLOAT SEKUNDER (FREE GAS/DRY Kebutuhan nutrien untuk pertum-
BLOAT) buhan dan kesehatan akan lebih terpenuhi
Bloat sekunder (free gas/dry bloat) jika berbagai jenis hijauan tersedia pada
memiliki frekuensi kejadian lebih sedikit padang rumput maupun kandang (Proven-
jika dibandingkan dengan bloat primer. za et al., 2003). Usaha untuk memenuhi
Bloat sekunder biasanya terjadi karena he- kebutuhan nutrien juga dapat dilakukan
wan tidak mampu mengeluarkan gas bebas dengan sistem integrasi dengan tanaman
dalam rumen dan pada umumnya terjadi hijauan pakan ternak sebab banyak
sangat cepat sehingga penanganan sering manfaat yang dapat dihasilkan dari sistem
terlambat (Majak et al., 2003). Menurut tersebut (Osak et al., 2015). Selain hal ter-
pendapat Moate et al. (1997), pada bloat sebut di atas, variasi hijauan memberi kes-
sekunder cairan rumen tidak mengandung empatan ruminansia untuk membatasi
busa dan sedikit atau juga tidak terdapat asupan senyawa sekunder yang berpotensi
busa pada rumen bagian depan sehingga toksik (Freeland dan Janzen,
kemungkinan ada penyebab lain yang 1974). Asupan konsentrasi senyawa terse-
menghambat eruktasi gas. Hal tersebut but dapat menyebabkan berbagai macam
didukung oleh Cheng et al., (1998) yang penyakit non infeksius seperti bloat atau
berpendapat bahwa penyebab ketid- bahkan kematian pada ternak ruminansia.
akmampuan mengeluarkan gas tersebut Kejadian bloat primer pada ruminansia bi-
seringkali sulit atau bahkan tidak asanya disebabkan oleh tanaman legumi-
ditemukan, namun demikian, kondisi ter- nosa, rumput dan bijian yang mengandung
sebut kemungkinan dapat disebabkan oleh protein terlarut tinggi, lignin rendah serta
obstruksi parsial akibat benda asing, abses banyak mengandung dinding sel tumbuhan
ataupun tumor pada esofagus atau adanya yang mudah dicerna (Mangan, 1959;
gangguan motilitas rumino retikuler. Pem- Lehmkuhler and Burris, 2011; Wang et al.,
bentukan busa yang stabil dalam rumen 2012). Howarth (1975) dan Majak et al.
dapat menyelimuti kardia rumen sehingga (1995) menyatakan bahwa konsentrasi
menghambat eruktasi gas. Menurut Yami klorofil yang berasal dari leguminosa da-
dan Zewdie (2009), ruminansia kadang- lam rumen berkaitan erat dengan bloat
kadang menelan benda asing yang cukup primer. Pencernaan klorofil mengakibatkan
besar sehingga menghalangi proses kerusakan membran kloroplas dan
eruktasi dan menyebabkan bloat sekunder. melepaskan protein terlarut yang di-
Kondisi tersebut sering terjadi pada kamb- namakan faktor I dan II dan diyakini se-
ing yang menelan benda asing termasuk bagai faktor utama terbentuknya busa da-
kantong plastik (Nugusu et al., 2013). Se- lam rumen. Leguminosa sendiri dapat
baliknya, menurut Radostits et al. (2007) dibagi menjadi 2 yaitu leguminosa
yang didukung oleh Bakhiet (2008), ke- penyebab bloat dan leguminosa yang tidak
jadian menelan benda asing lebih sering mengakibatkan bloat. Menurut Austin
terjadi pada sapi dibandingkan dengan (1981) ada beberapa hipotesis mengapa
domba, hal tersebut kemungkinan disebab- jenis leguminosa ada yang dapat mengaki-
batkan dan tidak mengakibatkan kejadian
DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 144
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
bloat. Hipotesis tersebut melibatkan ya semua memiliki peran terhadap kejadian
berbagai macam kombinasi faktor seperti tersebut.
tanaman, hewan dan mikroba yang akhirn-

Tabel 1. Hijauan penyebab bloat


Potensial Referensi Kurang potensi- Referensi
al/relatif aman
Alfalfa (Medicago sa- Thompson et al., Birdsfoot Trefoil (Lo- Berg et al., 2000,
tiva L.) 2000, Berg et al., tus corniculatus L.) Christensen et al.,
2000 2017
Sweet clover (Meli- Olson,1940, Sainfoin (Onobrychis McMahon et al.,
lotus officinalis) Howarth et al., viciifolia Scop.) 1999, Sottie et al.,
1991 2014
Red Clover (Trifolium Bailey, 1958, Hall Cicer milkvetch Lees et al., 1982,
pratense L.) dan Majak, 2000 (Astragalus cicer) Acharya et al., 2006
ladino clover/white Dougherty,1956, Berseem clover (Trifo- Suttie, 1999.
clover (Trifolium re- McArthur dan Mil- lium alexandrinum L.)
pens L.) timore 1969, Jones
et al., 1973
Alsike Clover (Trifoli- Majak et al., 2003, Crownvetch (Coronil- Wang et al., 2012
um hybridum L.) Aiello dan Moses, la varia L.)
2016
rye grasses (Triti- Berg et al., 2000 Fall rye (Secale cere- Constable et al.,
cosecale spp) ale L.) 2017
lespedeza (Lespedeza Gadberry dan Pow-
cuneata) ell, 2017

Tabel 1. menunjukkan hijauan yang et al., 2000; Waldron et al., 2005) dan
memiliki potensi tinggi mengakibatkan ternyata tanaman tersebut dapat mengaki-
bloat, kurang berpotensi dan relatif aman batkan bloat primer karena salah satu
untuk dikonsumsi ternak ruminansia. Hi- sebabnya adalah ukuran daun yang kecil
jauan lain yang dapat mengakibatkan bloat sehingga meningkatkan potensi gas dan
adalah kochia (Bassia prostrata L.). busa tertahan di dalam rumen. Selain hal
Menurut (Gadberry dan Powell, 2017), le- tersebut di atas, kemungkinan lain adalah
guminosa asal daerah tropis seperti kudzu gelembung yang terbentuk selama fermen-
(Pueraria sp.) (Nepomuceno et al., 2013), tasi Bassia prostrata L. berukuran kecil
cowpea/kacang tunggak (Vigna unguicula- sehingga memiliki tekanan internal yang
ta (L.) Walp.) (Mullen and Watson, 1999), lebih tinggi dibandingkan gelembung
perennial forage peanut (Arachis glabrata) berukuran besar (Busaryev et al., 2012;
(Bennett et al., 1995) dan alyce clover Shenkoru et al., 2015).
(Hoveland, 1997) jarang mengakibatkan Sampai saat ini hanya sedikit atau
bloat. Spesies rumput-rumputan atau belum ada data yang menunjukkan bahwa
graminae yang dapat mengakibatkan bloat hijauan pakan ternak di Indonesia memiliki
primer adalah winter wheat atau gandum potensi menimbulkan kejadian bloat.
(Triticum aestivum L.) (Stewart et al., Penelitian terkait dengan hal tersebut diatas
1981), triticale (Triticosecale sp.) (Mader masih sangat sedikit. Bahkan laporan kasus
et al., 1983) dan rumput-rumputan rye atau penyebab kejadian bloat kemungkinan ju-
gandum hitam (Secale sp., dan Lolium sp.) ga tidak pernah terdokumentasi dengan
(Berg et al., 2000). Tanaman kochia (Bas- baik. Tanaman Indigofera sp. saat ini di
sia prostrata L.) telah lama ditanam dan Indonesia banyak ditanam sebagai hijauan
digunakan sebagai pakan di padang pakan ternak. Meskipun bersifat toksik ka-
penggembalaan di Asia Tengah (Harrison rena mengandung indospicine, namun

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 145


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
laporan penelitian menunjukkan bahwa yang tidak mencukupi (Blood dan Rados-
Indigofera sp. tidak menimbulkan kejadian tits, 1989). Sedangkan Graber (2012) da-
bloat (Fletcher et al., 2015). Penelitian tok- lam tulisannya menyatakan bahwa penam-
sisitas lamtoro gung (Leucaena leucoceph- bahan biji jagung pada pakan sapi jantan
ala L.) pada ruminansia menunjukkan yang dikastrasi dapat mengakibatkan bloat.
gejala klinis akut ditandai dengan Bani-Ismail et al. (2007) dalam
hilangnya rambut, terutama di ekstremitas penelitiannya yang dilakukan di Yordania
ekor dan penurunan berat badan (Jones et menyebutkan bahwa kejadian bloat yang
al., 1978). Hasil penelitian tersebut tidak berulang seringkali terjadi pada sapi perah
menunjukkan adanya gejala bloat akibat dewasa karena berbagai permasalahan tata
toksisitas lamtoro gung (Leucaena leuco- kelola peternakan seperti pemberian pakan
cephala L.). Menurut National Academy of basal berupa bijian giling halus berbentuk
Sciences (1979), daun dan polong tanaman tepung dan pemberian pakan kualitas ren-
turi (Sesbania grandiflora) tidak bersifat dah berupa jerami atau kurangnya pem-
toksik untuk ternak. berian pakan hijauan berkualitas tinggi.
Tanaman lain yang banyak Pakan dengan kandungan bijian
digunakan sebagai pakan ruminansia di yang tinggi dianggap dapat mengakibatkan
Indonesia adalah singkong. Tanaman sing- terjadinya bloat. Pakan yang mengandung
kong dimanfaatkan sebagai pakan baik gandum dalam jumlah yang banyak sering
berupa daun, umbi maupun kulit umbinya dianggap menyebabkan bloat. Konsumsi
(Simbolon et al., 2016). Pada awalnya hi- pakan konsentrat yang berlebihan akan
drogen sianida dalam singkong yang bersi- mengakibatkan peningkatan kecepatan
fat sangat beracun dianggap oleh beberapa fermentasi oleh bakteri rumen, produksi
ahli sebagai penyebab utama bloat. Namun berlebihan asam lemak volatil (VFA), pen-
pendapat tersebut akhirnya dibantah oleh ingkatan asam laktat, dan penurunan pH
para ahli melalui penelitian-penelitian yang dalam rumen. Hal tersebut mengakibatkan
telah dilakukan (Dougherty, 1956). kapasitas absorbsi rumen terlampaui, kon-
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa traksi rumen terhambat dan terjadi akumu-
pemberian hidrogen sianida pada ruminan- lasi gas di rumen bagian dorsal (Irsik,
sia tidak menghambat proses sendawa 2010). Namun, penelitian yang dilakukan
meskipun saat gas tersebut dipompakan ke di Kanada pada sapi yang diberi pakan
dalam rumen. Duncan dan Milne (1993) konsentrat penuh tidak menunjukkan
serta Darmono dan Hardiman (2011) adanya kejadian bloat. Hal tersebut diduga
menambahkan bahwa daun cassava karena konsentrat yang diberikan ber-
(ketela) mengandung beberapa komponen bentuk giling kasar. Hasil penelitian terse-
sianogenik seperti amigdalin, linamarin but sesuai dengan teori yang menyatakan
dan sebagainya. Bila daun tersebut dikon- bahwa kejadian bloat akan meningkat pada
sumsi berlebihan maka komponen tersebut ruminansia dengan pemberian pakan kon-
akan terhidrolisis oleh H2O membentuk sentrat bentuk halus yang berlebihan
HCN yang sangat beracun dan dapat men- (Majak et al., 2003).
imbulkan kematian yang mendadak tanpa Bloat primer yang terjadi akibat
memperlihatkan gejala kembung atau bloat pemberian pakan bijian ataupun konsentrat
(Poulton, 1988; Burritt dan Provenza, lebih banyak terjadi pada ruminansia yang
2000; Soto-Blanco dan Górniak, 2010). dipelihara dengan sistem kandang. Hal ter-
Sapi perah dengan produksi tinggi sebut kemungkinan disebabkan salah
yang diberi pakan bijian dalam jumlah satunya oleh kurangnya pengetahuan pe-
yang banyak dilaporkan banyak mengala- ternak dalam tata kelola pemberian pakan.
mi kejadian bloat primer. Lebih lanjut, Namun demikian, di Indonesia kejadian
bloat primer banyak ditemui pada sapi bloat akibat pemberian pakan bijian atau-
yang dipelihara dalam kandang dan diberi pun konsentrat jarang terjadi meskipun sis-
pakan bijian yang digiling tetapi dengan tem pemeliharaan sebagian besar dikan-
pemberian pakan hijauan dalam jumlah dangkan karena kurangnya lahan

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 146


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
penggembalaan. Salah satu kemungkinan katan pengetahuan peternak dalam hal tata
tersebut karena konsentrat yang diberikan kelola pemberian pakan.
adalah dedak gandum atau wheat pollard Penyebab bloat sekunder harus
dan dedak padi atau bekatul. Dedak gan- dipastikan dengan pemeriksaan klinis
dum dan bekatul sampai saat ini dianggap secara seksama untuk menentukan
kurang memiliki kemampuan untuk penyebab kegagalan eruktasi. Pada rumi-
mengakibatkan terjadinya bloat. Peternak nansia dewasa, bloat sekunder jarang ter-
di Indonesia juga memiliki kebiasaan un- jadi tetapi jika terjadi biasanya bersifat
tuk menambahkan molasses pada dedak akut dan cenderung lebih cepat serta parah
gandum atau bekatul untuk meningkatkan (Garry, 1996). Bloat sekunder/timpani
penampilan ternak (Yanuartono et al., bloat (free gas/dry bloat) lebih sering
2017). Penambahan molasses tersebut dikaitkan dengan kejadian atonia rumen
dapat menurunkan kejadian bloat. Menurut atau masalah fisik maupun patologis yang
Gadberry (2011), ukuran partikel kecil, menghambat proses eruktuasi gas secara
kandungan pati dan lemak meningkatkan normal. Kejadian tersebut kemungkian
risiko pada pencernaan dan berpotensi be- akibat pakan konsentrat yang berlebihan,
sar membuat ketidakseimbangan nutrien. kerusakan nervus vagus, papilloma esofa-
Bentuk pakan bijian giling halus akan gus limfosarkoma dan benda asing dalam
meningkatkan luas permukaan pakan yang esofagus (Majak et al., 2013; Nishimura et
tersedia untuk pencernaan mikroba sehing- al., 2014; Olaifa dan Oguntoye, 2017).
ga memper-cepat keasaman, proses fer- Benda asing yang dapat mengakibatkan
mentasi pakan dan produksi lendir oleh obstruksi tersebut antara lain adalah ken-
bakteri rumen. Mekanisme tersebut akan tang, apel, lobak, dan buah kiwi, bolus,
mengakibatkan peningkatan osmolalitas wortel, tomat dan tongkol jagung (Abdisa,
cairan rumen dan memberikan kontribusi 2018). Bahkan di Yordania, benda asing
pada peningkatan viskositas serta stabi- berupa plastik, tali, potongan pakaian dapat
lisasi busa dalam cairan rumen (Hall dan ditemukan dalam retikulorumen ruminan-
Majak, 1989). Pendapat pendapat tersebut sia kecil dan mengakibatkan obstruksi
patut dicermati karena dedak gandum dan (Hailat et al., 1997).
bekatul yang diberikan adalah partikel
berukuran kecil sehingga memiliki potensi GEJALA KLINIS BLOAT
mengakibatkan kejadian bloat primer. Menurut Smith (1998) volume gas
Secara umum, pemberian diet le- dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
mak pada sapi potong tidak boleh terus menerus melalui proses fermentasi
melampaui 6% bahan kering sehingga mikroba rumen. Secara normal gas yang
pemberian dedak padi harus dibatasi tidak terbentuk tersebut dibuang melalui
lebih dari 1/3 diet (Hartadi et al., 1997). mekanisme sendawa atau eruktasi.
Sampai saat ini penelitian pengaruh pem- Menurut Bani-Ismail et al. (2007) pada
berian dedak gandum atau wheat pollard tahap awal kejadian bloat, fossa paralum-
dan dedak padi atau bekatul terhadap ke- bar sebelah kiri menunjukkan distensi rin-
jadian bloat jarang dilakukan di Indonesia gan dan bagian abdomen mengalami kem-
sehingga diperlukan penelitian tersebut, bung. Saat proses kembung berlangsung
baik untuk ruminansia besar maupun kecil. dan terjadi peningkatan tekanan in-
Hasil penelitian tersebut menunjukkan traabdominal maka distensi di fosa
bahwa bloat primer yang terjadi akibat paralumbar kiri menjadi lebih jelas dan ada
pemberian pakan bijian ataupun konsentrat kemungkinan terjadi penonjolan rektum.
lebih banyak diakibatkan oleh ketidak- Pada kondisi bloat, baik bentuk primer
tepatan dalam pemrosesan bijian serta tata maupun sekunder distensi dari rumen ter-
kelola pemberian sebagai pakan (Owens et sebut akan mengakibatkan tekanan pada
al., 1997). Oleh sebab itu, pencegahan ke- diafragma rongga dada maupun abdomen
jadian bloat lebih ditekankan pada pening- sehingga ternak akan sulit bernafas (Colvin
dan Backus,1998; Ramaswamy dan Shar-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 147


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
ma, 2011). Keadaan tersebut akan membu- men oleh tanin terkondensasi sehingga
at frekuensi pernafasan meningkat dan menurunkan stabilisasi gas yang ter-
menjadi dangkal serta memaksa hewan perangkap busa. Namun, masih diperlukan
bernafas melalui mulut. Gejala klinis lain penelitian untuk mengetahui lebih dalam
yang muncul adalah penurunan atau kemungkinan adanya interaksi antara tanin
hilangnya nafsu makan dan jika tidak ter- terkondensasi dengan mikroorganisme da-
tangani dengan depat akan mengakibatkan lam rumen dan dampak yang mungkin
kematian. muncul pada saluran pencernaan bagian
belakang. Hasil penelitian Bretschneider
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN et al. (2007) menunjukkan pemberian si-
BLOAT lase jagung sebelum pemberian alfalfa
Berbagai macam metode untuk mampu menurunkan kejadian bloat, mes-
pencegahan bloat telah banyak diteliti dan kipun mekanismenya belum sepenuhnya
diaplikasikan di lapangan. Di masa menda- diketahui.
tang tampaknya masih banyak diperlukan Kemampuan sejumlah feed addi-
penelitian terutama difokuskan pada faktor tives untuk mencegah bloat telah
pakan atau agen kemoterapi yang memiliki dikemukakan oleh Hall dan Majak (2001).
sifat eruktogenik (Moate et al., 1997). Menurut Hall et al. (1994), penggunaan
Praktek di lapangan menunjukkan bahwa poloxalene intraruminal sangat efektif da-
metode tunggal pada pencegahan kejadian lam mencegah kejadian bloat. Namun
bloat sulit diterapkan karena menyangkut bloat akan tetap terjadi ketika poloxalene
berbagai macam aspek yang harus dic- dicampur dengan molases blok dan diberi-
ermati. Aspek tersebut terutama ditujukan kan secara bebas (Lauriault et al., 2005).
pada tata kelola peternakan menyangkut Thomas (2003) dan Stanford et al. (2001)
peningkatan pengetahuan peternak ter- menyatakan bahwa dokter hewan di Kana-
hadap tata kelola pakan. da menggunakan polyoxypropylene-
Ruffin (1994) menyatakan bahwa polyoxyethylene glycol surfactant polymer
tidak ada metode tunggal pada pencegahan (PPG) atau campuran alcohol ethoxylate
kejadian bloat yang dapat diterapkan da- dengan pluronic detergents yang terlarut
lam setiap situasi yang berbeda, namun dalam air untuk pencegahan bloat. Sebagi-
demikian, ada metode pengelolaan dalam an besar praktisi menyatakan bahwa pem-
pencegahan dan pengobatan yang dapat berian simethicone sebagai anti pemben-
membantu memperkecil risiko. Metode tukan busa merupakan metode yang efektif
penggembalaan untuk mencegah kejadian untuk mencegah bloat primer. Simethicone
bloat yang paling umum adalah pengel- adalah kombinasi dari polydimethylsilox-
olaan padang rumput disertai kontrol da- ane dan hydrated silica gel yang diklasifi-
lam penggembalaan, pemberian suplemen kasikan sebagai agen anti pembentukan
makanan ringan, dan pemberian agen anti- busa. Secara fisiologis Simethicone bersi-
bakteri dan anti pembusaan (Clarke dan fat tidak aktif dan tidak beracun jika
Reid 1974). diberikan secara oral pada ruminansia
Hasil ulasan oleh Majak et al. (Birtley et al., 1973; Brečević et al., 1994).
(1995) menunjukkan beberapa teori Sedangkan penggunaan monensin dapat
pencegahan bloat akibat mengkonsumsi menurunkan kejadian bloat meskipun da-
alfalfa dengan menggunakan suplemen lam penelitian selanjutnya ternyata tidak
mineral, deterjen, flokulan terbukti tidak mampu mencegah insiden awal (Hall et al.
efektif. Sedangkan menurut McMahon et 2001). Pencegahan dengan menggunakan
al. (1999) dan Min et al. (2006), pencega- NaCl sejumlah 40 g/kg yang ditambahkan
han bloat dapat dilakukan dengan menam- ke dalam diet juga dapat mencegah kejadi-
bahkan leguminosa yang mengandung an bloat karena NaCl mampu meningkat-
tanin terkondensasi. Metode pencegahan kan asupan air dan meningkatkan laju
tersebut diatas kemungkinan melalui cairan saat melintasi saluran pencernaan
mekanisme pengikatan protein dalam ru- (Wang et al., 2012). Penggunaan antibioti-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 148


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
ka untuk pencegahan bloat juga telah sampai dengan pengobatan. Prinsip pen-
diteliti dan diterapkan. Antibiotika seperti gobatan bloat pada ruminansia adalah
telah digunakan aureomycin, terramycin, upaya menghentikan proses pembentukan
bacitracin, streptomycin, dan penicillin, gas dan membantu mengeliminasi gas ter-
untuk pencegahan bloat. Dari berbagai sebut. Tanaman leguminosa di Indonesia
macam antibiotika tersebut hanya penicil- yang umum digunakan sebagai pakan ter-
lin yang efektif mencegah bloat dan tidak nak ruminansia relatif aman dan jarang
memiliki dampak buruk ketika diberikan mengakibatkan kejadian bloat meskipun
dengan dosis tunggal 300 mg atau kurang masih diperlukan penelitian yang lebih
(Barrentine et al., 1956). Konsentrat atau mendalam terhadap hijauan tersebut guna
pakan bentuk blok yang dicampur dengan memastikan keamanannya.
antibiotika 75 sampai 100 mg untuk setiap
sapi per hari cukup berhasil dalam DAFTAR PUSTAKA
menurunkan kejadian bloat. Mekanisme Abdisa, T. 2018. Study on the Prevalence
penurunan kejadian tersebut tampaknya of Bovine Frothy Bloat in and
terkait dengan perubahan mikroflora dalam Around Kebele Lencha, Tokke
rumen dan hanya bersifat sementara. Mes- Kutaye District, Oromia Region.
kipun demikian penggunaan antibiotika Appro Poult Dairy & Vet Sci,
haruslah dibatasi karena dikhawatirkan 2(3),1-10.
akan mengakibatkan resistensi (Ruffin,
1994; Majak et al., 2003). Abdullah, F.F.J., Adamu, L., Saad, M.Z.,
Pendekatan terapi bloat bergantung Osman, A.Y., Haron, A.W.,
pada kondisi di mana bloat terjadi, bentuk Awang, D.N., and Roslim. N. 2014.
bloat (primer atau sekunder) dan apakah Concurrent Bloat and Rectal Pro-
kejadian tersebut mengancam nyawa ter- lapse in A Cow. International
nak (Rick et al., 2010). Ada berbagai Journal of Livestock Research, 4
metode telah digunakan untuk terapi bloat (1), 115-160.
seperti penggunaan senyawa oral atau
stomach tube yang pada prinsipnya Acharya, S. N., Kastelic, J. P., Beauche-
digunakan untuk menghilangkan akumu- min, K. A., and Messenger, D. F.
lasi gas yang terjadi. Prinsip pengobatan 2006. A review of research pro-
bloat pada ruminansia diawali dengan gress on cicer milkvetch (Astraga-
upaya menghentikan proses pembentukan lus cicer L.). Can. J. Plant Sci,
gas dan membantu mengeliminasi gas ter- 86(1), 49–62.
sebut. Jika upaya tersebut kurang berhasil
maka dapat dipergunakan trokar dan kanul Aiello, S.E., and Moses, M.A. 2016. The
yang digunakan untuk menusuk rumen da- Merck veterinary manual. Merck.
lam usaha mengeluarkan gas. Pengobatan
harus dilakukan secepat mungkin terutama Austin, A. R. 1981. Legume use in relation
pada kasus bloat akut dan penggunaan tro- to animal health. Legumes in
kar atau kanul merupakan upaya terakhir Grassland: Proceedings of the 5th
karena dapat mencegah asfiksia atau Study Conference of the Scottish
perdarahan internal serta kematian ternak Agricultural Colleges, Auchin-
(Garry 1990; Ruffin, 1994). cruive, Ayr: West of Scotland Ag-
ricultural College,
KESIMPULAN
Bloat dapat diklasifikasikan men- Ayre-Smith, R. A. 1971. Pasture bloat in
jadi bloat primer (frothy/wet bloat) dan cattle. Aust. Vet. J, 47(4), 162-169.
bloat sekunder/timpani bloat (free gas/dry
bloat). Kejadian bloat dapat dicegah Bailey R.W. 1958. Bloat in cattle: X. The
dengan berbagai metode mulai dari carbohydrases of the cattle rumen
pencegahan melalui manipulasi pakan ciliate Epidinium ecaudatum craw-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 149


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
ley isolated from cows fed on red Birtley, R.D.N., Burton, J.S., Kellet, D.N.,
clover (Trifolium pratense L). New Oswald, B.J., and Pennington, J.C.
Zealand Journal of Agricultural 1973. The effect of free silica on
Research, 1(6), 825-833. the mucosal protective and antiflat-
ulent properties of polydime-
Bakhiet, A.O. 2008. Studies on the rumen thylsiloxane. J. Pharm. Pharmac.,
pathology of Sudanese desert sheep 25(11), 859–863.
in slaughter house. Sci. Res. Essays,
3(7), 294-298. Blood, D. C. S., and Radostits, O. M. 1989.
Veterinary Medicine. II: Diseases
Bani Ismail, Z. Al-Majali A., and Al- of Alimentary Tract. Baillière Tin-
Qudah, K. 2007. Clinical and Sur- dall and Cassal Ltd. pp. 228-287
gical Findings and Outcome Fol-
lowing Rumenotomy in Adult Bost, J. 1970. Omasal physiology. In:
Dairy Cattle Affected with Recur- Physiology of digestion and metab-
rent Rumen Tympany Associated olism in the ruminant, Phillipson,
with Non-Metallic Foreign Bodies. A. T. ed., Newcastle-upon-Tyne,
American Journal of Animal and Oriel Press. 52-65.
Veterinary Sciences, 2 (3), 66-71.
Bowen, R 2006. Pathophysiology of the
Barrentine, B. F., Shawver, C. B., and Wil- Digestive System.
liams, L.W. 1956. Antibiotics for http://www.vivo.colostate.edu/hboo
the prevention of bloat in cattle ks/pathphys/digestion/index.html.
grazing Ladino clover. J. Ani. Sci,
15(2), 440-446. Bowen, R. 1996. Rumen physiology and
rumination.
Bennett, L.L., Hammond, A.C., Williams, www.vivo.colostate.edu/hbooks/pat
M.J., Kunkle, W.E., Johnson, D.D., hphys/.../rumination.htm.
Preston, R.L., and Miller,
M.F. 1995. Performance, carcass Braun, U., and Jacquat, D. 2011. Ultraso-
yield, and carcass quality character- nography of the omasum in 30
istics of steers finished on rhizoma Saanen goats. BMC veterinary re-
peanut (Arachis glabrata)-tropical search, 7(1), 1-8.
grass pasture or concentrate. Jour-
nal of Animal Science, 73(7), 1881- Brečević, L., Bošan-Kilibarda, I., and Stra-
1887. jnar, F. 1994. Mechanism of anti-
foaming action of simethicone. J.
Berg, B.P., Majak, W., McAllister, T.A., Appl. Toxicol, 14(3), 207-211.
Hall, J.W., McCartney, D., Coul-
man B.E., Goplen, B.P., Acharya, Bretschneider, G., Peralta, M., Santini, F.
S.N., Tait R.M., and Cheng, K.J. J., Fay, J.P., and Faverin, C. 2007.
2000. Bloat in cattle grazing alfalfa Influence of corn silage supplemen-
cultivars selected for a low initial tation before alfalfa grazing on ru-
rate of digestion: A review. Can. J. minal environment in relation to the
Plant Sci, 80(3), 493–502. occurrence of frothy bloat in cattle.
Animal Feed Science and Technol-
Bernstein, J.E., and Kasich, A.M. 1974. A ogy, 136(1–2), 23-37.
double-blind trial of simethicone in
functional disease of the upper gas- Broucek, J. 2014. Production of Methane
trointestinal tract. J. Clin. Pharma- Emissions from Ruminant Hus-
col, 14(11-12), 617–623. bandry: A Review. Journal of En-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 150


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
vironmental Protection, 5(15), Dan Domba) (Common Diseases
1482-1493. for Small Ruminants Goat and
Sheep). Workshop Nasional Diver-
Burritt, E., and Provenza, F. 2000. Role of sifikasi Pangan Daging Ruminan-
toxins in intake of varied diets by sia Kecil. 33-38
sheep. Journal of Chemical Ecolo-
gy, 26(8), 1991-2005. Digraskar, S.U., Muley, V.D., Ravikanth,
K., Dandale, M., and Maini, S.
Busaryev, O., Dey, T., Wang, H., and Ren, 2012. Therapeutic potential of
Z. 2012. Animating bubbles inter- AFANIL against bloat and for early
action in liquid foam. ACM Trans- restoration of rumen function in
actions on graphics, 31(4), 1-8. Bovines. JIVA, 10(3), 15-18.

Cheng, K. J., McAllister, T. A., Popp, J. Dougherty, R.W. 1956. Bloat in Rumi-
D., Hristov, A. N., Mir, Z., and nants. Yearbook of Agriculture.
Shin, H. T. 1998. A review of bloat https://naldc.nal.usda.gov/downloa
in feedlot cattle. J. Anim. Sci, 76 d/IND43894642/PDF 108-113
(1), 299–308.
Duncan, A.J., and Milne, J.A. 1993. Effect
Christensen, R.G., Eun, J.-S., Yang, S.Y., of oral administration of brassica
Min, B.R., and MacAdam J.W. secondary metabolites allyl cya-
2017. In vitro effects of birdsfoot nide, allyl isothocyanate and dime-
trefoil (Lotus corniculatus L.) pas- thyl disulphide, on the voluntary
ture on ruminal fermentation, mi- food intake and metabolism of
crobial population, and methane sheep. Britian Journal of Nutrition,
production. The Professional Ani- 70(2), 631-645.
mal Scientist, 33 (4), 451–460
Essig, H. W., and Shawyer, C. B. 1968.
Clarke, R., and Reid, C. 1974. Foamy bloat Methods of administration of
of cattle. A review. J. Dairy Sci., poloxalene for control of bloat in
57(7), 753–785. beef cattle grazing Ladino clover. J
Anim. Sci, 27 (6), 1669-1673.
Colvin, H. W. Jr., and Backus, R. C. 1988.
Bloat in sheep (Ovis aries). Comp. Fletcher, M.T., Al Jassim, R.A.M., and
Biochem. Physiol, 91(4),: 635–644. Cawdell-Smith, A.J. 2015. The Oc-
currence and Toxicity of Indos-
Constable, P.D., Hinchcliff, K.W., Done, picine to Grazing Animals. Agricul-
S.H., and Gruenberg, W. 2017. A ture, 5(3), 427-440.
Textbook of the Diseases of Cattle,
Horses, Sheep, Pigs, and Goats Fox, J.G. 2015. Laboratory animal medi-
Veterinary Medicine.11th Edition. cine. Elsevier. Journal of the Amer-
3251 Riverport Lane St. Louis, ican Veterinary Medical Associa-
Missouri: Elsevier. tion, Laboratory Animal.

Hess, J.L. 2000. Future of alfalfa as a graz- Freeland, W. J., and Janzen, D. H.
ing crop: Bloat. American Forage 1974. Strategies in herbivory by
and Grassland Council. Proceed- mammals: The role of plant sec-
ings. 9, 351-358. ondary compounds. Am. Nat,
108(961), 269-289.
Darmono, dan Hardiman 2011 Penyakit
Utama Yang Sering Ditemukan Pa- Gadberry, S. 2011. Alternative Feeds for
da Ruminansia Kecil (Kambing Beef Cattle - FSA3047.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 151


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
https://www.uaex.edu/publications/ Digestive System of the Cow. Vir-
PDF/FSA-3047.pdf ginia Cooperative Extension, Vir-
ginia Tech.
Gadberry, S. and Powell, J. 2017. Nutri-
tional Disorders in Beef Cattle. Hall, J.W., and Majak, W. 2000. Plant and
https://www.uaex.edu/publications/ animal factors in legume bloat.
PDF/FSA-3071.pdf Pages 94-106 in P. R. Cheeke, ed.
Toxicants of plant origin. Vol. 3:
Garry, F. 1990. Managing bloat in cattle. 93-106.
Vet. Med. agris.fao.org/agris-
search/search.do?recordID=US90 Harrison, R.D., Chatterton, N.J., Waldron,
45244, 643–650. B.L., Davenport, B.W., Palazzo,
A.J., Horton W.H., and Asay K.H.
Garry, F.B. 1996. Indigestion in Rumi- 2000. Forage Kochia - Its compati-
nants. In: Large Animal Internal bility and potential aggressiveness
Medicine, 3: 824-858. on intermountain rangelands. Lo-
gan UT: Utah State University.
Graber, R. 2012. A Difficult Reality to Di- Utah.
gest: The Effects of a Corn-Based
Diet on the Digestive System of Hartadi, H., S. Reksodihadiprodjo, A.D.
Cattle. Eukaryon, 8, 51-54 Tillman. 1997. Tabel Komposisi
Pakan untuk Indonesia,
Guilloteau, P., Zabielski, R., And Blum, Yogyakarta: UGM Press.
J.W. 2009. Gastrointestinal Tract
And Digestion In The Young Ru- Hoveland, C. S. 1997. A Problem ofl luxu-
minant: Ontogenesis, Adaptations, ry and Abundance. georgiaforages.
Consequences And Manipulations. caes.uga.edu/documents/GC9704.p
Journal Of Physiology And Phar- df
macology, 60(3), 37-46.
Howarth, R. E. 1975. A Review Of Bloat
Hailat, N., Nouh, S., Al-Daraji, A., Lafi S., In Cattle. Can. Vet. Jour, 16 (10):
AlAni, F., and Al-Majali, A. 1997. 281-294.
Prevelence and Pathology of For-
eign Bodies (plastics) in Awassi Howarth, R.E., Chaplin, R.K., Cheng, K.J.,
Sheep in Jordan. Small Rum. Res, Goplen, B.P., Hall, J.W., Hironaka,
24(1), 43-48. R., Majak, W., and Radostits, O.M.
1991. Bloat in Cattle. Agriculture
Hall, J. W., Majak, W., McAllister, T. A., Canada Publication 1858/E. Com-
and Merrill, J. K. 2001. Efficacy of munications Branch. Agriculture
Rumensin controlled release cap- and Agri-Food Canada, Ottawa.
sule for the control of alfalfa bloat
in cattle. Can. J. Anim. Sci, 81(2), Howarth, R.E., Cheng, K.J., Majak, W.,
281–283. and Costerton, J.W. 1986. Rumi-
nant bloat. In: Milligan, L.P.,
Hall, J. W., Walker, I., and Majak, W. Grovum, W.L., Dobson, A., (eds.),
1994. Evaluation of two supple- Control of digestion and metabo-
ments for the prevention of alfalfa lism in ruminants. Prentice-Hall,
bloat. Can. Vet. J., 35 (11), 702- Englewood Cliffs, NJ. USA. 516–
705. 527.

Hall, J.B., and Silver, S. 2005. Nutrition


and Feeding of the Cow-Calf Herd:

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 152


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
Irsik, M.B. 2012. Bloat In Cattle. Majak, W., McAllister, T. A., McCartney,
http://edis.ifas.ufl.edu/vm122. D., Stanford, K., and Cheng. K.J.
IR00003755/00001 2003. Bloat in Cattle. Alberta Agri-
culture and Rural Development
Jones, R.J, Blunt, C.G., and Nurnberg, B.I. https://www1.agric.gov.ab.ca/$dep
1978. Toxicity of Leucaena leuco- art-
cephala. The effect of iodine and ment/deptdocs.nsf/all/agdex6769.
mineral supplements on penned
steers fed a sole diet of Leucaena. Majak, W., Hall, J., and McCaughey, W.
Aust Vet J., 54(8), 387-392. 1995. Pasture management strate-
gies for reducing the risk of legume
Jones, T.C., Hunt, R, D., and King, N.W. bloat in cattle. J.Anim.Sci., 73 (5),
1997.Veterinary Pathology, 6th ed.. 1493-1498.
new York, Pennsylvania: Williams
and Wilkins. Majak, W., Hall, J.W., and Mcallister, T.A.
2001. Practical measures for reduc-
Jones, W. T., Anderson L. B., and Ross M. ing risk of alfalfa bloat in cattle. J.
D. 1973. Bloat in cattle: XXXIX. Range Manage, 54(4), 490–493.
Detection of protein precipitants
(flavolans) in legumes. New Zea- Mangan, J. L. 1959. Bloat in cattle: XI.
land Journal of Agricultural Re- The foaming properties of proteins,
search, 16 (3), 441-446. saponins, and rumen liquor. New
Zealand Journal of Agricultural
Lauriault, L.M., Kirksey, R.E., Donart, Research, 2(1), 47-61.
G.B., Sawyer, J.E., and VanLeeu-
wen, D.M. 2005. Pasture and McArthur, J.M., and Miltimore, J.E. 1969.
stocker cattle performance on fur- Bloat investigations. The pH of
row-irrigated alfalfa and tall rumen contents and its role in leg-
wheatgrass pastures, Southern High ume bloat. Can. J. Anim. Sci., 49
Plains, USA. Crop Sci, 45 (1), 305– (1), 59-67.
315.
McMahon, L. R., Majak, W., McAllister,
Lees, G.L., Howarth, R.E., and Goplen, T.A., Hall, J.W., Jones, G.A., Popp,
B.P. 1982. Morphological charac- J.D., and Cheng K. J. 1999. Effects
teristics of leaves from some leg- of sainfoin on in vitro digestion of
ume forages: relation to digestion fresh alfalfa and bloat in steers.
and mechanical strength. Can. J. Can. J. Anim. Sci.,79 (2), 203-212.
Bot, 60 (10), 2126-2132.
Merck Veterinary Manual. 2006.
Lehmkuhler, J. and Burris, R. 2011. Man- <http:www.merckvetmanual.com/
aging Legume-Induced Bloat in mvm/htm/bc/21705 .htm>.
Cattle.
www.ca.uky.edu/agc/pubs/id/id186 Miltimore, J. E., and Mcarthur, J. M. 1970.
/id186.pdf Bloat Investigations. Prevention
With Poloxalene, Tallow Pluronic,
Mader, T.L., Horn, G.W., Phillips, W.A., And Phosphorus On Alfafa. Can. J.
and McNew, R.W. 1983. Low qual- Anim. Sci., 50 (3), 651-656.
ity roughages for steers grazing Miltko, R., Bełżecki, G., Kowalik, B., and
wheat pasture 1. Effect on weight Skomiał, J. 2016. Presence of car-
gains and bloat. J. Anim. Sci., 56 bohydrate-digesting enzymes
(5),1021-1028. throughout the digestive tract of

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 153


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
sheep. Turk J Vet Anim Sci., 40(3), Nepomuceno, D.D., Almeida, J.C.C., de
271-277 Carvalho, M.G., Fernandes, R.D.,
and Catunda Júnior, F.E.A. 2013.
Min, B.R., Pinchak, W.E., Anderson, R.C., Classes of secondary metabolites
Fulford, J.D., and Puchala, R. 2006. identified in three legume species.
Effects of condensed tannins sup- R. Bras. Zootec., 42 (10), 700-705.
plementation level on weight gain
and in vitro and in vivo bloat pre- Nishimura, M., Toyota, Y., Ishida, Y., Na-
cursors in steers grazing winter kaya, H., Nishikawa, K., Miyahara,
wheat. J. Anim. Sci., 84(9), 2546– K., Inokuma, H., and Furuoka, H.
2554. 2014. Zygomycotic mediastinal
lymphadenitis in Beef cattle with
Min, B.R., Pinchak, W.E., Fulford, J.D., ruminal tympany. J Vet Med Sci.,
and Puchala, R. 2005. Effects of 76(1), 123-127.
feed additives on in vitro and in vi-
vo rumen characteristics and frothy Nugusu, S., Velappagounder, R., Unaka,
bloat dynamics in steers grazing C., and Nagappan, R. 2013. Stud-
wheat pasture. Animal Feed Sci- ies on Foreign Body Ingestion and
ence Technology, 123-124(2), 615 their Related Complications in
-629. Ruminants Associated with Inap-
propriate Solid Waste Disposal in
Moate, P. J. Clarke, T. Davis, L. H., and Gondar Town, North West Ethio-
Laby, R. H. 1997. Rumen gases pia. International Journal of Ani-
and bloat in grazing dairy cows. mal and Veterinary Advances, 5(2),
Journal of Agricultural Science, 67-74.
Cambridge, 129 (4), 459-469.
Olaifa, A.K., and Oguntoye, C.O. 2017.
Mullen, C. and R.W. Watson. 1999. Sum- Type I free gas bloat vagal indiges-
mer legume forage crops: cowpeas, tion in a 10-month old west African
lablab, soybeans. NSW Department dwarf goat: a case report. Case
of Primary Industries. Broadacre Study and Case Rep., 7(2), 35-45.
crops. Agfact P4.2.16.
https://www.dpi.nsw.gov.au/.../broa Olson, T.M. 1940. Bloat in Dairy Cattle.
dacre-crops/forage- Journal of Dairy Science, 23(4),
fodder/crops/summer-legume-. 343-353.

Munda, S., Pandey, R., Bhojne, G.R., Osak, R.E.M.F., Hartono, B., Fanani, Z.,
Dakshinkar, N.P., Kinhekar, A.S., and Utami, H.D. 2015. Profil sis-
Kumar, V., Ravikumar, R.K., and tem integrasi usaha sapi perah
Kumar, V. 2016. Indigenous dengan tanaman hortikultura di
Knowledge Research System Nongkojajar Kecamatan Tutur Ka-
[IKRS] for treatment of bloat and bupaten Pasuruan. Jurnal Ilmu-
its significance towards greenhouse Ilmu Peternakan, 25(2), 49 – 61.
gas emission: Jharkhand, India.
Adv. Anim. Vet. Sci., 4(5), 241-249. Owens, F.N., Secrist, D.S., Hill, W.J., and
Gill, D.R. 1997. The Effect of
National Academy of Sciences. 1979. Grain Source and Grain Processing
Tropical Legumes: Resources for on Performance of Feedlot Cattle:
the Future. Washington DC: Na- A Review. J. Anim. Sci., 75(3),
tional Academy Press. 868–879.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 154


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
Poulton, J.E. 1988. Localization and ca- Rick, J.R., Anderson, B.E., and Randle,
tabolism of cyanogenic glycosides. R.F. 2010. Bloat Prevention and
In: Cyanide Compounds in Biolo- Treatment in Cattle. IANR.1-4.
gy. 67-91.
Ruffin, B.G. 1994. Controlling Bloat in
Provenza, F.D., Villalba, J.J., Dziba, L.E., Cattle. Alabama Cooperative Ex-
Atwood, S.B., and Banner, R.E. tension System, Pub. ANR-148.
2003. Linking herbivore experi- USDANRCS. 2010. Conservation
ence, varied diets, and plant bio- Practice Standard: Forage and Bi-
chemical diversity. Small Rum. omass Planting-Code 512.
Res., 49(3), 257–274.
Russel, J. B. 1989. Growth Independent
Radostits, O.M., Gay, C.C., Hinchcliff, Energy Dissipation by Ruminan
K.W., and Constable, P.D. 2007. A Bacteria In : Hoshino, S . Onodera,
textbook of the diseases of cattle, R : Mimato, R. Itabashi, H . (ed)
horses, sheep, pigs and goats. Vet- Tokyo : Japan Scientific Society
erinary Medicine. 10th ed. London: Press.
Saunders
Rutter, S.M., Orr, R.J., Yarrow, N.H., and
Radostits, O.M., Gay, C.C., Hinchclitt, Champion, R.A. 2004. Dietary
K.W., and Constable, P.D. 2010. preference of dairy heifers grazing
Veterinary Medicine, a Text Book ryegrass and white clover, with and
of the Disease of Cattle, Horses, without an anti-bloat treatment.
Sheep, Goats, and Pigs. (10th edn). Applied Animal Behaviour Science,
New York : Elsevier, 1516-1579. 85(1-2), 1-10.

Rahman, M. M., Bhuiyan, M.M.U., Islam, Samad, M.A. 2001. Observations of clini-
T., and Shamsuddin, M. 2016. Effi- cal diseases in ruminants at the
cacy of simethicone for treatment Bangladesh Agricultural University
of bloat in ruminants. Asian J. Med. Veterinary Clinic. Bangl. Vet. J. 35,
Biol. Res., 2(4), 635-638. 93-120.

Ramaswamy, V., and Sharma, R.H. 2011. Sarker, M.A.S., Aktaruzzaman, M., Rah-
Plastic bags threat to environment man A.K.M.A., and Rah, M.S.
and cattle health: A retrospective 2013. Retrospective study of clini-
study from Gondar city, Ethiopia. cal diseases and disorders of cattle
Special Issue IIOAB J., 2(1), 7-12. in Sirajganj district in Bangladesh.
Bangl. J. Vet. Med., 11(2), 137-
Rasby, R.J., Anderson, B.E., and Randle, 144.
R.F. 2010. Bloat Prevention and
Treatment in Cattle. Shenkoru, T., Faciola, A., Schultz, B., and
http://www.ianrpubs.unl.edu/pages/ Perryman, B. 2015. Frothy Bloat
publica- (primary ruminal tympany) Poten-
tionD.jsp?publicationId=1290. tial and Nutrient Content of Forage
Kochia (Bassia prostrata L.). Jour-
Reid, C.S.W., Johns, A.T., and Vlieg, P. nal of Arid Land Studies. 25(3),
1961. Bloat in cattle. Further exper- 177-180.
iments on treatment and prevention.
N.Z. J. Agr. Res., 4(5-6), 476-483. Simbolon, N., Pujaningsih, R.I., and
Mukodiningsih, S. 2016. Pengaruh
berbagai pengolahan kulit singkong
terhadap kecernaan bahan kering

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 155


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
dan bahan organik secara in vitro, catalogue of grass and forage leg-
protein kasar dan asam sianida. umes, FAO.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 26 http://www.fao.org/ag/AGP/AGPC/
(1), 58 – 65. doc/GBASE/data/pf000414.htm

Soto-Blanco, B., and Górniak, S.L. 2010. Tagesu, A. 2018. Study on the Prevalence
Toxic effects of prolonged admin- of Bovine Frothy Bloat in and
istration of leaves of cassava Around Kebele Lencha, Tokke
(Manihot esculenta Crantz) to Kutaye District, Oromia Region.
goats. Experimental and Toxicolog- Appro Poult Dairy & Vet Sci. 2(3),
ic Pathology. 62 (4), 361-366. 1-10.

Sottie, E. T., Acharya, S. N., McAllister, Thomas, L. 2003. A new bloat control
T., Thomas, J., Wang, Y., and product hits the market. Cattlemen.
Iwaasa A. 2014. Alfalfa Pasture June/July 2003. 30.
Bloat Can Be Eliminated by Inter-
mixing with Newly-Developed Thompson, D. J., Brooke, B. M., Garland,
Sainfoin Population. Agron. J., 106 G. J., Hall, J. W., and Majak, W.
(4), 1470–1478. 2000. The effect of stage of growth
of alfalfa on the incidence of bloat
Stanford, K., Wang, Y., Berg, B. P., in cattle. Can. J. Anim. Sci. 80(4),
Majak, W., McCartney, D. H., Bar- 725-727.
on, V., and McAllister, T. A. 2001.
Effects of alcohol ethyoxylate and Waghorn, G. C., and Reid, C. S. W. 1977.
pluronic detergents on the devel- Rumen motility in sheep and cattle
opment of pasture bloat in cattle as affected by feeds and feeding.
and sheep. J. Dairy Sci., 84(1), Proceedings on the New Zealand
167-176. Society of Animal Production, 37,
176-181.
Stewart, B., Grunes, D. L., Mathers A. C.,
and Horn, F. P.1981. Chemical Waldron, B. L., Harrison, R.D., Rabbimov,
Composition of Winter Wheat For- A., Mukimov, T., Yusupov, S.Y.,
age Grown Where Grass Tetany and Tursvnova, G. 2005. Forage
and Bloat Occur1. Agronomy jour- kochia: Uzbekistan’s desert alfalfa.
nal, 73(2), 337-347. Rangelands. 27(1), 7-12.

Stiles, D.A., Bartley, E.E., Erhart, A.B., Wang, Y., Majak, W., and McAllister,
Meyer, R.M., and Boren, T.A. 2012. Frothy bloat in rumi-
F.W.1967. Bloat in Cattle. XIII. Ef- nants: Cause, occurrence, and miti-
ficacy of Molasses-Salt Blocks gation strategies. Animal Feed Sci-
Containing Poloxalene in Control ence and Technology, 172(1-2),
of Alfalfa Bloat. Journal of dairy 103-114.
Sciences., 50(9), 1437-1443.
Weiss, K. E. 1953. Physiological Studies
Sutherland, W.J. 1998. The importance of On Eructation In Ruminants.
behavioural studies in conservation Onderstepoort Journal of Veteri-
biology. Anim Behav., 56(4), 801- nary Research, 26(2), 251-283.
809.
Whitlock, R.H. 1980. Bovine Stomach Dis-
Suttie, J. M. 1999. Berseem clover (Trifo- eases. In: Veterinary Gastroenter-
lium alexandrinum). A searchable ology (Ed., N.V. Anderson). Phila-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 156


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2): 141 – 157
delphia, Pennsylvania: Lea and Fi-
beger, 396-432.

Yami, A., and Zewdie, S. 2009. Bloat in


sheep and goats: Causes, preven-
tion and treatment. In Technical
Bulletin No.31. Ethiopia Sheep and
Goat Productivity Improvement
Program (ESGPIP) (Eds R.C. Mer-
kel and L.Dawson).

Yanuartono, Y., Nururrozi, A., Indarjulian-


to, S., Purnamaningsih, H., and Ra-
hardjo, S. 2017. Molasses: dampak
negatif pada ruminansia. Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan, 27(2). 25 –
34.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.07 157

Anda mungkin juga menyukai