Anda di halaman 1dari 6

ABSTRACT

Planetary Health Diet merupakan salah satu model


yang diajukan oleh komisi Yayasan Rockfeller-
Lancet yang menekankan pada pola makan yang
POLA MAKAN SEHAT UNTUK dapat menghubungkan kesehatan dan juga
OPTIMALISASI KESEHATAN kelestarian lingkungan. Melalui 5 strategi dan juga
upaya individu dalam komunitas bijak mengatur pola
MANUSIA DAN LINGKUNGAN makan diharapkan dapat mewujudkan penduduk
Ujian Tengah Semester yang sehat dan juga lingkungan yang Lestari.
Kesehatan Global dan PHC I Wayan Darsana
2382111041

Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
2023
Tentunya masih ingat pada sebuah kata-kata “yang penting makan dan
kenyang” atau tentang pertanyaan “apakah planetary health diet dapat diterapkan
untuk 10 miliar penduduk dunia pada tahun 2050?”, sebuah pertanyaan dan
pernyataan yang sangat menarik untuk diulas dan dikaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan isu kesehatan global.

Secara sederhana yang dimaksud dengan plenatery health adalah kesehatan


penduduk dan kondisi sistem natural yang mempengaruhinya, konsep ini
merupakan konsep yang diajukan oleh Komisi Yayasan Rockfeller – Lancet yang
bertujuan untuk melakukan transformasi pada sektor kesehatan masyarakat yang
selama ini hanya berfokus pada kesehatan penduduk dan belum
mempertimbangkan secara optimal sistem natural(Horton and Lo, 2015). Melalui
Komisi EAT-Lancet melakukan pembaharuan pada konsep ini dan juga mulai
memperkenalkan istilah baru yaitu “planetary health diet” atau diet ramah
lingkungan, yang mana dalam istilah baru ini menggaris-bawahi peran dari pola
makan yang dapat menghubungkan kesehatan penduduk dengan kelestarian
lingkungan hidup dan menjadikan isu ini sebagai isu dan agenda global demi
tercapainya SDGs dan Perjanjian Paris. Melalui upaya ini diharapkan dapat
mempercepat dan menghindarkan gagalnya capaian dari tujuan Pembangunan yang
berkelanjutan (SDGs), serta kita nantinya tidak mewariskan planet bumi yang
semakin banyak mengalami kekurangan gizi dan mengalami penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah(Fresán and Sabaté, 2019).

Munculnya upaya ini merupakan bentuk dari adanya kesenjangan dimana


hampir 820 juta penduduk masih kekurangan pangan dan lebih banyak lagi yang
memiliki pola makan yang berkualitas rendah atau dengan pola makan yang
berlebih, sehingga ini akan dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
akibat pola makan yang tidak sehat dan juga terjadinya krisis pangan. Selain itu
adanya produksi pangan yang berlebih ini akan menyebabkan ancaman untuk
stabilitas iklim dan juga ketahanan ekosistem yang dapat mendorong terjadinya
degradasi lingkungan dan juga pelanggaran terhadap batas-batas planet bumi.

Kemudian bagaimana kaitan antara pola makan dengan kesehatan manusia


dan kelestarian lingkungan? Dijelaskan dalam konsep ini berfokus pada dua “titik
ujung” yang ada dalam system pangan global yaitu mulai dari konsumsi akhir (pola
makan sehat) dan juga produksi (produksi pangan berkelanjutan).

Pola makan sehat yang dimaksud dalam esai ini adalah makanan yang ada
di dalam piring yang kita konsumsi setengahnya berisi sayuran dan buah, dan
setengah lainnya berisi kalori, biji-bijian utuh, protein nabati, lemak tak jenuh, dan
asupan rendah protein hewani (untuk asupan protein hewani bersifat
opsional)(Lihat gambar pola makan sehat). Salah satu contoh dari planetary
health diet adalah diet fleksitarian yang mana merujuk pada pola makan berbasis
nabati tetapi mencakup juga asupan rendah ikan, daging dan produk susu. Pada pola
makan sehat ini lebih menekankan untuk mengonsumsi pangan sehat seperti buah,
sayuran dan juga mengurangi konsumsi pangan global yang kurang sehat seperti
gula tambahan dan juga mengurangi sebanyak 50% daging merah (EAT - Lancet,
n.d.).

Gambar pangan berkelanjutan

Gambar pola makan sehat

Sistem dan proses biogeofisika yang saling berinteraksi dalam sistem bumi,
khususnya antara sistem iklim dan biosfer, mengatur keadaan di planet bumi. Untuk
batas perubahan iklim bagi produksi pangan, asumsi mendasar yang biasa
digunakan adalah bahwa dunia akan mematuhi Perjanjian Paris (menjaga agar
pemanasan global di bawah 2°C, dengan target 1,5°C) dan melakukan
dekarbonisasi sistem energi global pada tahun 2050. Asumsi lain yang digunakan
adalah bahwa pertanian dunia akan bertransisi menuju produksi pangan
berkelanjutan, yang mengarah pada pergeseran dari penggunaan lahan sebagai
sumber menjadi penyerap karbon bersih (dari net source of carbon menjadi net sink
of carbon). Oleh karena itu, estimasi batas perubahan iklim bagi produksi pangan
merupakan kajian dari jumlah maksimum gas non-CO2 (yaitu metana dan
dinitrogen oksida) yang dinilai perlu dan sulit untuk dikurangi lebih lanjut —
setidaknya sebelum tahun 2050 — untuk mewujudkan pola makan sehat bagi semua
penduduk di planet bumi dan mencapai target Perjanjian Paris(EAT - Lancet, n.d.).
Sehingga untuk mewujudkan diet ramah lingkungan maka dibutuhkan
beberapa strategi yang dapat dilakukan yang diantaranya:

• Membangun komitmen internasional dan nasional untuk bersama-sama beralih


ke pola makan sehat
Mencapai komitmen bersama ini dapat dicapai dengan membuat
pangan sehat lebih tersedia, mudah diakses dan terjangkau untuk menggantikan
alternatif pangan yang tidak sehat, meningkatkan infor - masi dan pemasaran
pangan, berinvestasi dalam informasi kesehatan masyarakat dan edukasi
keberlanjutan, menerapkan pedoman pola makan berbasis pangan, dan
menggunakan layanan kesehatan untuk memberikan saran dan intervensi pola
makan.
• Melakukan reorientasi pada prioritas pertanian yang awalnya memproduksi
pangan dalam jumlah besar menuju produksi pangan yang sehat.
Reorientasi ini bertujuan untuk membangun pemahaman agar adanya
upaya untuk menghasilkan pangan yang beragam dan sehat sehingga akan
terciftanya keanekaragaman hayati.
• Mengintensifikasi produksi pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan
hasil yang berkualitas tinggi.
Pencapaian ini akan mengurangi kesenjangan panen (yield gap) sebesar
setidaknya 75% dari lahan pertanian saat ini, peningkatan efisiensi penggunaan
pupuk dan air secara drastis, daur ulang fosfor, distribusi ulang penggunaan
nitrogen dan fosfor di dunia, penerapan opsi mitigasi iklim termasuk perubahan
dalam pengelolaan tanaman dan pakan, dan meningkatkan keanekaragaman
hayati dalam sistem pertanian
• Melakukan tata Kelola lahan dan laut yang kuat dan terkoordinasi.
Melestarikan setidaknya 80% spesies pra-industri dengan melindungi
50% luas bumi yang tersisa sebagai ekosistem utuh. Selain itu, pengelolaan
lautan dunia perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa perikanan tidak
berdampak negatif terhadap ekosistem, stok ikan digunakan secara
bertanggung jawab, dan produksi akuakultur global diperluas secara
berkelanjutan.
• Mengurangi kehilangan pangan di sisi produksi dan limbah pangan menjadi
setengah dari semula hal ini sejalan dengan tujuan Pembangunan yang
berkelanjutan dari PPB.
Aksi yang dapat diambil antara lain meningkatkan infrastruktur pasca
panen, pengangkutan pangan, pengolahan dan pengemasan, meningkatkan
kerja sama di sepanjang rantai pasokan, melatih dan memperlengkapi
produsen, dan mengedukasi konsumen. (Springmann and Martin, n.d.)

Sehingga secara garis besar penulis menuangkan pemikirannya upaya yang


dapat dilakukan dalam pendekatan model ini adalah :

• Bijak dalam mengambil makan dan mengambil makanan sesuai dengan


kebutuhan agar tidak membuat makanan yang dikonsumsi menjadi terbuang.
• Kembali memanfaatkan lahan disekitar kita, untuk mengurangi industrualisasi
lahan yang menyebabkan eksploitasi lahan dan berujung pada kerusakan lahan,
penggunaan bahan kimia berlebih serta produksi yang dipaksakan.

Cara pangan diproduksi, jumlah yang dikonsumsi, dan jumlah yang hilang
atau terbuang sangat mempengaruhi kesehatan manusia dan planet bumi. Komisi
EAT-Lancet menyajikan kerangka kerja global yang terintegrasi dan untuk pertama
kalinya, memberikan sasaran ilmiah kuantitatif untuk pola makan sehat dan
produksi pangan berkelanjutan. Komisi EAT-Lancet menunjukkan bahwa
penyediaan pangan berbasis pola makan sehat bagi 10 miliar penduduk dalam
batas-batas planet bumi yang aman untuk produksi pangan pada tahun 2050
merupakan hal yang dapat dan perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
EAT - Lancet. (n.d.). Ringkasan Laporan Komisi EAT-Lancet.
Fresán, U. and Sabaté, J. (2019), “Vegetarian Diets: Planetary Health and Its
Alignment with Human Health”, Advances in Nutrition, Oxford University
Press, 1 November, doi: 10.1093/advances/nmz019.
Horton, R. and Lo, S. (2015), “Planetary health: A new science for exceptional
action”, The Lancet, Lancet Publishing Group, 14 November, doi:
10.1016/S0140-6736(15)61038-8.
Springmann, M. and Martin, O. (n.d.). The Health, Nutritional, and Environmental
Aspects of Sustainable Diets-Findings from the EAT-Lancet Commission on
Healthy Diets from Sustainable Food Systems Healthy and Sustainable Diets.

Anda mungkin juga menyukai