Pola makan sehat yang dimaksud dalam esai ini adalah makanan yang ada
di dalam piring yang kita konsumsi setengahnya berisi sayuran dan buah, dan
setengah lainnya berisi kalori, biji-bijian utuh, protein nabati, lemak tak jenuh, dan
asupan rendah protein hewani (untuk asupan protein hewani bersifat
opsional)(Lihat gambar pola makan sehat). Salah satu contoh dari planetary
health diet adalah diet fleksitarian yang mana merujuk pada pola makan berbasis
nabati tetapi mencakup juga asupan rendah ikan, daging dan produk susu. Pada pola
makan sehat ini lebih menekankan untuk mengonsumsi pangan sehat seperti buah,
sayuran dan juga mengurangi konsumsi pangan global yang kurang sehat seperti
gula tambahan dan juga mengurangi sebanyak 50% daging merah (EAT - Lancet,
n.d.).
Sistem dan proses biogeofisika yang saling berinteraksi dalam sistem bumi,
khususnya antara sistem iklim dan biosfer, mengatur keadaan di planet bumi. Untuk
batas perubahan iklim bagi produksi pangan, asumsi mendasar yang biasa
digunakan adalah bahwa dunia akan mematuhi Perjanjian Paris (menjaga agar
pemanasan global di bawah 2°C, dengan target 1,5°C) dan melakukan
dekarbonisasi sistem energi global pada tahun 2050. Asumsi lain yang digunakan
adalah bahwa pertanian dunia akan bertransisi menuju produksi pangan
berkelanjutan, yang mengarah pada pergeseran dari penggunaan lahan sebagai
sumber menjadi penyerap karbon bersih (dari net source of carbon menjadi net sink
of carbon). Oleh karena itu, estimasi batas perubahan iklim bagi produksi pangan
merupakan kajian dari jumlah maksimum gas non-CO2 (yaitu metana dan
dinitrogen oksida) yang dinilai perlu dan sulit untuk dikurangi lebih lanjut —
setidaknya sebelum tahun 2050 — untuk mewujudkan pola makan sehat bagi semua
penduduk di planet bumi dan mencapai target Perjanjian Paris(EAT - Lancet, n.d.).
Sehingga untuk mewujudkan diet ramah lingkungan maka dibutuhkan
beberapa strategi yang dapat dilakukan yang diantaranya:
Cara pangan diproduksi, jumlah yang dikonsumsi, dan jumlah yang hilang
atau terbuang sangat mempengaruhi kesehatan manusia dan planet bumi. Komisi
EAT-Lancet menyajikan kerangka kerja global yang terintegrasi dan untuk pertama
kalinya, memberikan sasaran ilmiah kuantitatif untuk pola makan sehat dan
produksi pangan berkelanjutan. Komisi EAT-Lancet menunjukkan bahwa
penyediaan pangan berbasis pola makan sehat bagi 10 miliar penduduk dalam
batas-batas planet bumi yang aman untuk produksi pangan pada tahun 2050
merupakan hal yang dapat dan perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
EAT - Lancet. (n.d.). Ringkasan Laporan Komisi EAT-Lancet.
Fresán, U. and Sabaté, J. (2019), “Vegetarian Diets: Planetary Health and Its
Alignment with Human Health”, Advances in Nutrition, Oxford University
Press, 1 November, doi: 10.1093/advances/nmz019.
Horton, R. and Lo, S. (2015), “Planetary health: A new science for exceptional
action”, The Lancet, Lancet Publishing Group, 14 November, doi:
10.1016/S0140-6736(15)61038-8.
Springmann, M. and Martin, O. (n.d.). The Health, Nutritional, and Environmental
Aspects of Sustainable Diets-Findings from the EAT-Lancet Commission on
Healthy Diets from Sustainable Food Systems Healthy and Sustainable Diets.