Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANGAN DAN GIZI

“POLA KONSUMSI PANGAN”

DOSEN PENGAMPU : MUKMINAH, M.P. H

OLEH

KELOMPOK IV

1. BAIQ FITRIANI YUSUF ( 180.104.028)


2. NELA APRILIANI ( 180.104.026)
3. RILLA SULISTIAWATI ( 180.104.039)

TADRIS PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang memberikan nikmat sehat, Karena berkat dan
karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pangan dan gizi tentang pengaruh
lingkungan terhadap tumbuhan, ini yang berjudul “Pola konsumsi pangan “
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi yang
termulia, Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyyah kepada
zaman islamiyyah.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami,
serta dan kepada rekan- rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan
makalah mata kuliah pangan dan gizi..
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A.    Latar belakang...................................................................................1
B.     Rumusan masalah............................................................................1
C.     Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A.  Pola konsumsi pangan .......................................................................2
B. kebutuhan gizi......................................................................................2
C. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan.....................................
D. Siklus Air.............................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
A.    Kesimpulan.......................................................................................9
B.     Saran ...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Keadaan kesehatan
gizi tergantung dari tingkat konsumsi.Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta
kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan dan perbandingannya yang satu
terhadap yang lain. Kuantitas hidangan menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi
terhadap kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh
akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya (Sediaoetama, 2000).
Jumlah asupan energi yang digunakan baik pada pekerja ringan (staf) dan
maupun pekerja berat (lapangan) mempunyai keseimbangan negatif atau defisit energi
yaitu kurang dari 500 kal (Rosmalina, 2004). Di perkotaan dengan peningkatan
pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu menyebabkan perubahan dalam gaya
hidup, terutama dalam pola makan. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh kuatnya
arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan globalisasi
ekonomi.Aktivitas fisik yang kurang pada golongan ini dapat berisiko mengalami
masalah gizi lebih berupa overweight atau obesitas (Almatsier, 2001).
Faktor pola makan pada usia 40-55 tahun dengan ukuran porsi makannya yang
tidak tepat (porsi besar), lemak tubuh yang meningkat dan didukung aktivitas fisik
yang rendah akan menyebabkan terjadinya kelebihan konsumsi. Pola makan
merupakan risiko penyebab overweight atau obesitas.Aktivitas fisik merupakan salah
satu penentu yang paling penting dalam berat badan.
Aktivitas fisik yang rendah yang dibarengi pola makan yang berlebih dapat
menimbulkan kejadian gizi lebih. Terjadinya peningkatan sel lemak dalam rongga
perut atau panggul diakibatkan oleh penimbunan energi dalam bentuk jaringan lemak
karena mobilisasi energi menurun. Lemak di dalam rongga perut merupakan pemicu
untuk terjadinya diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit
kardiovaskuler.
Timbunan lemak dalam rongga perut secara teknis dapat diketahui yaitu
dengan melihat nilai bagi antara lingkar pinggang dengan lingkar panggul atau lebih
dikenal sebagai nilai rasio lingkar pinggang panggul (RLPP).Nilai Rasio Lingkar
Pinggang Panggul yang tinggi mencerminkan banyaknya timbunan lemak pada
rongga perut.
Penimbunan lemak dapat terjadi di daerah perut (obesitas sentral) dan
diseluruh tubuh (obesitas general).Sebagian besar laki-laki mengidap obesitas sentral
yaitu penimbunan lemak pada perut.Pengemudi truk sebagian besar adalah laki-laki
dewasa.Kejadian seperti ini mengkhawatirkan apabila sebagian besar pinggang dan
panggul pengemudi truk yang tinggi dan asupan makanan yang sembarangan yang
berpedoman makan asal kenyang dan aktivitas fisik yang hanya duduk-duduk saja
sebagai pengemudi karena adanya perut yang besar ini membuat pengemudi enggan
menggunakan sabuk pengaman alasan karena kesempitan.Kejadian ini bisa
menyebabkan kecelakaan saat mengemudi karena orang yang kurang beraktivitas
fisik merasakan mengantuk saat bekerja dan keengganan menggunakan sabuk
pengaman padahal itu kewajiban kita saat mengendarai kendaraan roda empat atau
lebih.Berdasarkan pengamatan peneliti, sebagian besar pengemudi truk memiliki
ukuran pinggang besar.Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti konsumsi
makanan sumber lemak dan karbohidrat dan aktivitas fisik dengan mengukur Rasio
Lingkar Pinggang dan Panggul.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksut pola konsumsi pangan dan apa saja konsumsi pangan ?
2. Apasaja Kebutuhan Gizi ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsumsi pangan dan apa saja konsumsi pangan
2. Untuk mengetahui apa saja Kebutuhan Gizi
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pola Konsumsi Pangan


Pola Konsumsi Pangan, adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata perorang perhari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk
dalam jangka waktu tertentu. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup
manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Di
masyarakat dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat
dimanaseseorang anak hidup. Pangan, merupakan segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dari atau pembuatan makanan dan minuman.
Pangan mempunyai fungsi sosial yg sesuai dengan keadaan lingkungan, agama,adat,
kebiasaan dan pendidikan masyarakat.Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau
jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau
sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan
sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar)
atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah
untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah
untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat Konsumsi pangan
merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak
menyediakan energy bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan
tubuh serta untuk pertumbuhan

jenis konsumsi pangan yang baik dan Pola Susunan Makanan Sehat

Kombinasi makanan yang bergizi.

a). Protein dan Lemak


Jenis makanan yang unsur dominannya protein seperti daging atau kacang-
kacangan secara alami sudah memilki kombinasi ini. Unsur lemak melambatkan laju
pencernaan agar protein punya cukup waktu berinteraksi dengan asam lambung.
Tetapi jika ditambahkan lemak lagi pada kombinasi ini, misalnya dengan cara
menggoreng dalam minyak, peningkatan lemak akan menahan protein sampai lebih
dalam 4 jam di dalam lambung. Kita sudah mengetahui jika aktivitas asam lambung
akan menurun setelah 4 jam dan ini dapat menyebabkan proses pencernaan protein d
i lambung menjadi tidak sempurna. Contoh: Ayam, daging, atau ikan yang
dipanggang, bakar, rebus, atau kukus (tanpa tambahan minyak atau lemak). Kacang-
kacangan yang disangrai, rebus, atau kukus.
b). Pati dan Lemak
Kita sudah mengetahui jika hidrat arang pati juga mengandung unsur lain
seperti protein dan lemak meskipun kadarnya jauh lebih kecil. Kombinasi pati dan
lemak akan serasi selama tidak ditambahkan lemak. Karena itu jangan
menggunakan ekstra lemak pada kombinasi ini, seperti santan kental pada kolak
ubi. Gunakan lemak sekedar penambah cita rasa saja. Contoh:

a. Roti + sedikit mentega

b. Kentang tumbuk + sedikit krim

c. Nasi ditanak dengan sedikit minyak kelapa

d. Kentang goreng (protein dan lemak pada kentang sangat rendah sehingga
aman jika digoreng asalkan minyaknya tak jenuh dan baru, bukan minyakyang
bekas dipakai).

c). Lemak dan Asam


Kombinasi ini termasuk serasi jika kadar lemaknya rendah. Asam berguna
melarutkan lemak sedangkan enzim pengurai lemak membutuhkan pH asam
(rendah). Misalnya sedikit air jeruk nipis atau cuka dapat mengencerkan lemak
sehingga lebih mudah dicerna. Menambahkan asam pada makanan berkadar lemak
terlalu tinggi akan menyebabkan pH pencernaan semakin asam. Keasaman tubuh
yang terlalu tinggi dapat menghambat seluruh proses pencernaan. Karena itu
gunakan lemak seperlunya.
Contoh:
a. Minyak saus selada (oil dressing) + sedikit air jeruk niipis
b. Keju + buah rasa asam
c. Kacang-kacangan + buah rasa asam
Gula dan Asam.
Secara alami buah-buahan segar memiliki kombinasi ini, sehingga semua makanan
manis dianggap serasi dengan makanan asam, terutama makanan alami seperti buah-
buahan dan yogurt murni.

Contoh:

a. Yogurt murni + madu alam murni.

b. Yogurt murni + buah manis

c. Buah asam + buah manis

d. Saus asam-manis

d). Pati dan Pati

Pati bisa dikonsumsi lebih dari satu macam, karena total protein dan lemak dari
kombinasi makanan ini masih tetap jauh lebih kecil dibandingkan jumlah patinya
sendiri. Meski serasi tetap lebih baik jika tidak dikonsumsi berlebihan.
Bagaimanapun kemampuan tubuh untuk menyimpan pati sangat terbatas sehingga
kelebihannya akan diubah dan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak.

Contoh:

a. Nasi + bakmi tanpa daging

b. Nasi + perkedel jagung

c. Roti dari campuran beberapa jenis tepung

e). Protein Nabati dan Protein Nabati

Kandungan asam-asam amino pada protein nabati umumnya kurang lengkap.


Kekurang lengkapan ini bisa diperbaiki, khususnya bagi pengikut vegetarian, dengan
cara mengkombinasi beberapa jenis protein nabati yang saling mendukung. Lemak
pada protein nabati cenderung rendah, sehingga proses pencernaannya tidak seberat
protein hewani. Sebaiknya hindari juga peningkatan jumlah lemak pada kombinasi
dengan cara pengolahan yang tidak memakai minyak atau lemak berlebihan.
Kombinasi yang dianjurkan adalah kombinasi antara biji-bijian atau padi-padian
dengan polong-polongan atau kacang-kacangan.
Contoh:

a. Nasi merah + tempe

b. Nasi + perkedel kacang merah

c. Sup isi aneka biji-bijian dan polong-polongan

Komponen makanan sehat. Dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna,
yang terdiri atas sumber utam karbohidrat atau makanan pokok, lauk-pauk, buah,
sayuran dan disempurnakan dengan susu. Makanan sehat juga dapat dikatakan
sebagai pemenuhan terhadap asupan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia secara seimbang yang meliputi: karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin,
mineral dan air

Fungsi Pangan Dalam kehidupan modern ini, filosofi makan telah mengalami
pergeseran, di mana makan bukanlah sekadar untuk kenyang, tetapi yang lebih utama
adalah untuk mencapai tingkat kesehatan dan kebugaran yang optimal.Fungsi pangan
yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh, sesuai
dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh. Fungsi pangan yang
demikian dikenal dengan istilah fungsi primer (primary function).Selain memiliki
fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi sekunder (secondary
function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa yang baik. Seiring dengan makin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan
konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Bahan pangan yang kini mulai
banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik
serta penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi
fisiologis tertentu bagi tubuh. Fungsi yang demikian dikenal sebagai fungsi tertier
(tertiary function). Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai
fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah,
menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan
penyerapan kalsium, dan lain-lain. Dasar pertimbangan konsumen di negara-negara
maju dalam memilih bahan pangan, bukan hanya bertumpu pada kandungan gizi dan
kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuhnya. Saat ini pangan
telah diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh

a.). Konsumsi pangan individu


Setiap individu memerlukan proporsi asupan gizi yang bervariasi sesuai dengan
berat badan, tinggi badan dan aktivitas sehari-hari.Hanya tiga macam zat gizi yang
berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu karbohidrat (pati, gula), protein
dan lemak. Di dalam tubuh, karbohidrat, lemak dan protein, akan dioksidasi dalam
sel dengan bantuan enzim, ko-enzim (misalnya vitamin) dan hormon. Prosesnya
memerlukan oksigen dan hasil yang diperoleh berupa karbon dioksida, air dan
energi. AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari
untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat.
Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap
absorbsi zat-zat gizi yang efisiensi penggunaanya di dalam tubuh. Untuk sebagian
zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial.

b). Konsumsi pangan keluarga

Makanan keluarga adalah makanan yang dihidangkan dalam suatu keluarga dari
hari ke hari.Lengkap tidaknya susunan makanan keluarga ini banyak tergatung pada
kemampua keluarga itu sendiri untuk menyusun makanan, kemempuan untuk
mendapatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan, adat kebiasaan, dan sedikit
banyak pengetahuan dalam hal menyusun makanannya.Susunan makanan yang
dihidangkan untuk keluarga dari hari ke hari lazimnya disebut menu makanan.Jadi
menu ialah kumpulan beberapa macam makanan atau masakan yang disajikan untuk
setiap kali makan.Menu yang sederhana hanya terdiri dari makanan pokok, dan
sedikit lauk pauk, misalnya nasi dengan sayur. Menu yang lengkap, akan terdiri dari:
nasi, sayur, sebagai pembantu untuk membasahi nasi yang umumnya dibuat dari
sayuran, kemudian lauk yang berupa ikan atau daging, serta buah-buahan pencuci
mulut. Menu yang disusun sedimikian itu sudah cukup memenuhi syarat.Ini adalah
menu untuk sekali makan. Menu untuk 1 hari, akan terdiri dari hidangan berupa
makan pagi, makan siang, makan malam, dan kadang-kadang kita makan juga
makanan selingan. Menu sedemikian itu lazim digunakan pada keluarga-keluarga di
kota. Di pedesaan, biasanya keluarga-keluarga itu hanya makan dua kali sehari, yaitu
makan pagi dan makan sore.Perbedaan ini ada, karena umuumnya petani-petani
berangkat ke sawah, atau ke kebunnya, pagi-pagi sekali dan baru kembali sore
harinya. Konsumsi pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik
mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan
waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial, yang dalam kenyataannya
pengaplikasian pemenuhan pangan masih diutamakan untuk ayah, yang persepsinya
dimana ayah itu sebagai pencari nafkah dalam keluarga yang membutuhkan banyak
energi/kalori. Persepsi yang demikian merupakan persepsi yang keliru, dimana
seharusnya yang paling diutamakan adalah kecukupan gizi pada anak terutama
balita, dikarenakan anak dan balita masih dalam proses pertumbuhan

d.) Konsumsi pangan masyarakat

Pemenuhan gizi yang cukup juga harus diperoleh seluruh masyarakat yang
berekonomi rendah, menengah sampai yang berekonomi tinggi.Karena dengan gizi
yang cukup pada masyarakat dapat meningkatkan produktivitas kerja yang
berpengaruh terhadap perekonomian Negara.

B. Definisi Kebutuhan Gizi

Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti "makanan".Gizi
merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi".
Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis
makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun,
sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan
gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbakan agar tubuh tetap sehat.

gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

kebutuhan  gizi adalah sejumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang yang harus
dipenuhi dari konsumsi makanan, agar terhindar dari munculnya gejala-gejala
defisiensi.Nilai kebutuhan gizi tiap individu berbeda, antara lain  tergantung dari faktor
genetik. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan angka
kecukupan gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary
Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
hampir semua orang menurut golongan umur,  jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Karena AKG dimaksudkan hanya untuk
golongan orang yang sehat, maka penyimpangan-penyimpangan khusus kebutuhan gizi
sebagai akibat kelainan metabolisme (termasuk malnutrisi), perawatan khusus dan lainnya
tidak diperhitungkan dalam Angka Kecukupan Gizi.

Kebutuhan gizi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb :

a) Pertumbuhan

b) Umur

c) Jenis kegiatan fisik

d) Ukuran tubuh

e) Keadaan sakit dan penyembuhan

f) Keadaan fisiologis khusus (Hamil dan menyusui)

Pengertian gizi menurut para ahli :

1. Harry oxorn & william r. Forte

Gizi meliputi pengertian yang luas, gizi bukan hanya sekedar membahas
mengenai jenis makanan serta manfaat yang bisa diakibatkan pada tubuh manusia.
Namun gizi juga membahas tentang proses mendapatkan dan pengolahan serta
pertimbangan yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan kestabilan
kesehatan.

2. Tuti sunardi

Gizi dimaknai sebagai suatu kondisi yang bisa menciptakan pengaruh


pada proses perubahan terhadap berbagai jenis makanan yang dimakan manusia
guna mempertahankan hidup.

3. Nirmala devi

Gizi dimaknai sebagai inti yang didapatkan dari makanan serta


dimanfaatkan untuk tumbuh, memelihara serta memperbaiki jaringan tubuh
manusia.

4. Chairinniza k. Graha
Gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan, dimana semua
unsur-unsur tersebut mampu menciptakan sesuatu yang bersifat positif pada
tubuh seseorang yang mengkonsumsinya dan menjadikannya lebih sehat.

Fungsi Gizi Ada enam macam zat gizi yang kita kenal yaitu : karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Dalam tubuh, makanan yang kita makan akan
diurai menjadi zat gizi, zat gizi ini kemudian akan diserap oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Fungsi zat gizi dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:

1.  Zat penghasil energi atau tenaga

2.  Zat pembangun dan pemelihara sel dan jaringan tubuh

3.  Zat pengatur proses tubuh

Zat penghasil energi atau disebut juga zat tenaga adalah fungsi zat gizi yang
pertama.Zat gizi dalam makanan yang menjadi sumber energi disebut zat energi, yaitu
meliputi karbohidrat, lemak, dan protein.Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar
dihasilkan oleh bahan makanan pokok yaitu seperti nasi, roti, kentang dsb.

Fungsi zat gizi yang kedua, yaitu sebagai zat pembangun dan pemelihara sel dan
jaringan tubuh atau disebut juga zat pembangun.Zat gizi yang berperan disini adalah
protein dan mineral.Protein dan mineral diperlukan untuk membangun sel-sel baru,
memelihara dan mengganti sel-sel yang telah rusak.Jenis makanan penghasil zat
pembangun adalah ikan, telur, susu, kacang-kacangan dll. Manfaatnya untuk
memperbaharui sel-sel tubuh yang rusak dan digantikan dengan yang baru.

Fungsi zat gizi yang terakhir, yaitu sebagai pengatur proses dalam tubuh atau
disebut juga zat pengatur. Zat gizi yang berperan dalam proses pengaturan tubuh adalah
protein, vitamin, mineral dan air. Makanan penghasil zat pengatur ialah sayuran dan
buah-buahan.

Zat-Zat Gizi Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan
untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh.Zat gizi dapat dibagi
menjadi zat gizi organik dan zat gizi anorganik.Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin.Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan
air.Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan
fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.

Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

b. Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.

Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:

a. Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.

b. Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan
penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.

c. Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur
proses metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.

Zat gizi berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh terbagi menjadi dua yaitu:

a. Zat gizi makro: zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah
besar dengan satuan gram yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang
dibutuhkan oleh tubuh adalah karbohidrat, lemak, dan protein.

b. Zat gizi mikro: Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah kecil atau sedikit. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok zat gizi mikro
adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk
sebagian besar mineral dan vitamin.

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Adapun zat-zat gizi yang
diperlukan yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.:

a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi tubuh.
Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan jumlah energi
yang tersedia bagi tubuh setiap hari.
a) Fungsi
Fungsi karbohidrat dalam tubuh antara lain :
 Sebagai sumber energy
 Pemberi rasa manis pada makanan
 Penghemat protein
 Pengatur metabolisme lemak
 Membantu pengeluaran feses
b) Sumber-Sumber

Sumber karbohidrat  adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,


kacang-kacang kering, dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya.Sebagian besar sayur dan
buah tidak banyak mengandung karbohidrat.Sayur umbi-umbian, seperti
wortel serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
Sumber karbohidat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di
Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.

c) Kebutuhan sehari

Bila tidak ada karbohidrat asam amino dan gliserol yang berasal dari
lemak dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem
saraf pusat.Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat
sehari untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990)
menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat
komplek dan paling banyak hanya 10% dari gula sederhana. Rata-rata
konsumsi energi berasal dari karbohidrat penduduk Indonesia menurut biro
pusat statistik tahun 1990 adalah sebesar 72%.Demikian pula tidak ada
anjuran kebutuhan sehari secara khusus untuk serat makanan.Lembaga kanker
Amerika menganjurkan makan 20-30 gram serat dalam sehari.

b. Lipida atau Lemak


Lipida atau lemak adalah senyawa kimia yang dalam struktur molekulnya
mengandung gugus asam lemak.Lemak merupakan simpanan energi bagi
manusia dan hewan.

a) Fungsi
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak dalam bahan pangan
berfungsi sebagai :
 Sumber energi, dimana tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9-9.3 kkal/g.
 Menghemat protein dan tiamin
 Membuat rasa kenyag lebih lama, sehubungan dengan dicernanya lemak
lebih lama.
 Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
   Memberi zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh.

Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut :

 Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh


 Pelindung kehilangan panas tubuh
 Sebagai penghasil asam lemak esensial
 Sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K
 Sebagai pelumas diantara persendian
 Sebagai agen pengemulsi yag akan mempermudah transpor substansi lemak
keluar masuk melalui membran sel
 Sebagai prekursor dari protaglandin yang berperan mengatur tekanan darah,
denyut jantung dan lipolisis.
Gizi lebih Gizi lebih disebabkan karena konsumsi pangan yang melebihi kebutuhan
normal tubuh manusia. Gizi lebih yang sering kali diikuti dengan timbulnya
penyakit kronis diantaranya, hipertensi, diabetes militus, kanker, serangan jantung,
gagal jantung, stroke. dalam buku pangan dan gizi menyatakan dengan
meningkatnya pendapatan dan adanya perubahan gaya hidup sebagian penduduk
akibat keberhasilan ekonomi berpengaruh terhadap budaya global. Maka masalah
gizi lebih mengancam kehidupan penduduk golongan menengah ke atas serta
kelompok usia produktif. Yang dikhwatirkan produktifitas kerja menurun dan
banyak meninggal pada usia muda Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan
kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan
diseluruh tubuh.Obesitaspun merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Gizi
lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun tidak
selalu identik dengan obesitas

Penyebab:

 Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan


 Aktifitas fisik yang rendah
 Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)
 Laju pertumbuhan yang sangat cepat
 Genetik atau faktor keturunan
 Gangguan hormone
C. Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan

Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. faktor-
faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan
ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi lebih banyak ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan
kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk
mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat
terpenuhi. Selain itu Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan sumber
karbohidrat rumah tangga adalah sebagai berikut pertama pengeluaran beras
dipengaruhi oleh harga beras sendiri, singkong, dan pendidikan ibu rumahtangga
kedua pangsa pengeluaran singkong dipengaruhi oleh harga singkong sendiri, harga
beras, harga ubi jalar, harga mie dan tingkat pendidikan kepala rumahtangga, ketiga
pangsa pengeluaran untuk konsumsi ubi jalar dipengaruhi oleh harga ubi jalar sendiri,
harga singkong, harga kentang, harga mie, pendidikan ibu rumahtangga dan
pendapatan keempat pangsa pengeluaran konsumsi kentang dipengaruhi oleh harga
kentang sendiri, harga ubi jalar, harga mie, tingkat pengeluaran rumahtangga,
pendidikan kepala rumahtangga dan pendapatan kelima pangsa pengeluaran mie
dipengaruhi oleh harga singkong, harga ubi jalar, harga kentang, harga mie sendiri,
pengeluaran pangan, pendapatan dan wilayah tempat tinggal rumahtangga.
faktor- faktor dominan yang mempengaruhi pola konsumsi pangan
rumahtangga petani sayuran adalah pendapatan, jumlah anggota rumahtangga,
investasi pendidikan, pengeluaran kesehatan, dan pengeluaran sandang dan papan.
Faktor yang tidak mempengaruhi pola konsumsi pangan secara signifikan yaitu lama
pendidikan dan jenis mata pencarian petani. Terdapat perbedaan pola konsumsi
pangan sumber protein dan energi dengan adanya perbedaan jumlah anggota rumah
tangga nelayan dan penerimaan, dimana semakin banyak jumlah anggota rumah
tangga maka konsumsi protein dan energi semakin berkurang, dan semakin tinggi
penerimaan maka  konsumsi jenis makanan nasi semakin kecil. Jumlah anggota
rumah tangga dan penerimaan berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi pangan
dan gizi rumah tangga nelayan sedangkan pendidikan tidak berpengaruh terhadap
pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga nelayan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.Keadaan kesehatan
gizi tergantung dari tingkat konsumsi.Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta
kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan dan perbandingannya yang satu
terhadap yang lain. Kuantitas hidangan menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi
terhadap kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh
akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya Pola Konsumsi Pangan,
adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata
perorang perhari yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu
tertentu. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan
yangdikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Di
masyarakatdikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat
dimanaseseorang anak hidup.Pangan, merupakan segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dari atau pembuatan makanan dan minuman.
Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. faktor-
faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan
ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi lebih banyak ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan
kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk
mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat
terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilian, R., 2010.Pola Konsumsi Pangan Hewani dan Status Gizi Remaja
SMAdengan Status Sosial Ekonomi Berbeda di Bogor. Diakses 7 Desember
2020.http://repository.ipb.ac.id/

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktis). Jakarta

Arisman, 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:

Badan Pusat Statistik, 2010. Penduduk Menurut Kelompok Umur


dan  JenisKelamin.Diakses 4 Juni 2012.http://bps.go.id

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat. 2011. Pola Pangan Harapan Provinsi

Sumatera Barat 2010. Padang.

Deaton, A, J. M. 1980. An Almost Ideal Demand System. The American Economic

Review, 70 (3): 312-326.

Dahlan, S., 2011.Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif Bivariatdan


Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS.Jakarta: Salemba
Medika

Depkes, 2010.  Riset  Kesehatan Dasar 2010. Diakses 7 Desember  2020. 


http://depksgo.id Penerbit Buku Kedokteran EGC Rineka Cipta

Dinkes Jateng, 2007. Riset Kesehatan dasar 2007 Laporan Provinsi JawaTengah Di
akses 20 juni 2012. http://dinkesjatengprov.go.id

Emilia, E., 2008. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktekpada
Gizi Remaja. Diakses 23 Mei 2012.http://repository.ipb.ac.id/

Emilia, O, 2008. Promosi kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi.


Yogyakarta: Pustaka cendikia press

Soemartini. 2007. Pengaruh Variabel Makro Terhadap Perubahan Konsumsi Masyara-kat


Indonesia Periode 2000-2006. Tesis FMIPA Universitas Padjajaran, Bandung.
Sugiarto, H. T dan R. Sudjana. 2007. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Cetakan
ke-4. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suyastiri, Y. P. 2008. Difersifikasi Konsumsi Pangan Pokok Berbasis Potensi LokalDalam


Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumahtangga Pedesaan Di Kecamatan Semir Kabupaten
Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Fakultas Perta-nian UPN, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai