Anda di halaman 1dari 2

Tugas Manajemen Kesehatan – Pertemuan Kedua | Darsana Wayan

Nama : I Wayan Darsana NIM : 2382111041 Mata Kuliah : Manajemen Kesehatan (KM1206)

Uraian Tugas!

Pokok Bahasan 1. Apa yang dimaksud dengan Meta-Leadership?


2. Bagaimana implementasinya dalam situasi Pandemi Covid-19?

Alur Pemikiran Alur pemikiran yang digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam tugas ini adalah
yang digunakan mendefinisikan secara komprehensif terkait dengan definisi Meta-Leadership serta melihat
untuk menjawab efektifitas tipe kepemimpinan ini dalam menghadapi kesiapan dan respon darurat Pandemi
Covid-19.

Hasil Kajian Meta-leadership dikembangkan oleh National Preparedness Leadership Initiative (NPLI),
sebuah program bersama dari Harvard School of Public Health dan Kennedy School of
Government di Harvard University [1]. Meta-leadership adalah panduan, arahan, dan
koordinasi lintas lini organisasi untuk mengembangkan tindakan bersama dan tujuan bersama
di antara berbagai organisasi atau unit organisasi. Hal ini melibatkan penghubungan tujuan dan
pekerjaan berbagai entitas untuk mencapai kesiapsiagaan nasional yang cepat dan efektif [1].

Kompetensi utama yang diidentifikasi untuk kepemimpinan krisis selama pandemi meliputi
kompetensi yang berorientasi pada tugas, orang, dan pada adaptasi. Kompetensi yang
berorientasi pada tugas melibatkan persiapan dan perencanaan, membangun kolaborasi, dan
melakukan komunikasi krisis. Kompetensi yang berorientasi pada orang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan, emosi, dan perilaku individu yang terlibat dalam respons krisis.
Kompetensi yang berorientasi adaptif melibatkan navigasi dalam konteks struktural, politik,
dan budaya yang unik dalam pandemi [2].

Salah satu contoh penerapan meta leadership adalah perencanaan strategis dan respons
terhadap Pandemi Covid-19 di unit gawat darurat London. Penelitian ini, di jelaskan
departemen gawat darurat menggunakan prinsip-prinsip kepemimpinan meta untuk merespons
krisis pandemi secara efektif. Para pemimpin menunjukkan kompetensi yang berorientasi pada
tugas dengan mengembangkan rencana strategis yang mencakup alokasi sumber daya,
penyesuaian staf, dan modifikasi alur kerja untuk mengakomodasi peningkatan beban pasien
dan memastikan keselamatan pasien dan petugas kesehatan. Mereka juga menjalin kolaborasi
dengan departemen lain dan lembaga eksternal untuk mengoordinasikan upaya dan berbagi
sumber daya. Selain itu, para pemimpin menunjukkan kompetensi yang berorientasi pada
orang dengan memperhatikan kebutuhan dan kekhawatiran staf layanan kesehatan. Mereka
memberikan komunikasi yang jelas, dukungan emosional, dan pelatihan tentang langkah-
langkah pengendalian infeksi untuk memastikan kesejahteraan dan keterlibatan staf selama
krisis. Para pemimpin juga memupuk budaya kerja tim dan kolaborasi, mendorong komunikasi
terbuka dan pengambilan keputusan bersama di antara para staf. Selain itu, para pemimpin
menunjukkan kompetensi yang berorientasi pada adaptasi dengan terus memantau situasi yang
berkembang dan mengadaptasi strategi mereka. Mereka tetap fleksibel dan responsif terhadap
perubahan pedoman dan rekomendasi dari otoritas kesehatan masyarakat. Para pemimpin juga
mendorong inovasi dan kreativitas di antara para staf untuk menemukan solusi baru dan
meningkatkan efisiensi respons unit gawat darurat terhadap pandemi [2].

Dalam artikel “Constant Communication”: Rural Principals' Leadership Practices During a


Global Pandemic juga digambarkan contoh kepemimpinan meta-leadership ketika kepala
Page 1|2
Tugas Manajemen Kesehatan – Pertemuan Kedua | Darsana Wayan

sekolah pedesaan menghadapi pandemi COVID-19 dan karantina, mereka menunjukkan


karakteristik kepemimpinan meta-leadership dengan mengenali situasi krisis, merespons
kebutuhan pemangku kepentingan sekolah, dan membangun hubungan yang kuat dengan
komunitas. Mereka juga menunjukkan kecerdasan emosional, kemampuan pengambilan
keputusan yang baik, dan kemampuan untuk menciptakan rasa aman di tengah ketidakpastian.
Selain itu, mereka juga menggunakan pendekatan kepemimpinan situasional dengan
menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan kebutuhan pemangku kepentingan [3].

Meta-leadership telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan, respons, dan upaya
pemulihan dalam berbagai situasi krisis, termasuk pandemi seperti Pandemi Covid-19. Meta-
Leadership Summit for Preparedness Initiative, yang berfokus pada pengembangan
keterampilan meta-leadership dan membina kolaborasi lintas sektor, telah berhasil
meningkatkan kemampuan para pemimpin dalam menghadapi keadaan darurat [4].

Kesimpulan Secara keseluruhan meta-leadership menekankan pentingnya perencanaan strategis, kolaborasi,


dan komunikasi yang efektif dalam situasi krisis. Kompetensi-kompetensi ini telah terbukti
sangat penting dalam mengelola tantangan yang kompleks dan berkembang pesat yang
ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19.

Referensi L. J. Marcus, B. C. Dorn, and J. M. Henderson, “Meta-Leadership and National Emergency


Preparedness: A Model to Build Government Connectivity,” 2006.
A. Sriharan et al., “Public Health and Health Sector Crisis Leadership During Pandemics: A Review of the Medical
and Business Literature,” Medical Care Research and Review, vol. 79, no. 4. SAGE Publications Inc., pp. 475–486,
Aug. 01, 2022. doi: 10.1177/10775587211039201.
S. D. Hayes, J. Flowers, and S. M. Williams, “‘Constant Communication’: Rural Principals’ Leadership Practices
During a Global Pandemic,” Front Educ (Lausanne), vol. 5, Jan. 2021, doi: 10.3389/feduc.2020.618067.
R. K. Sobelson, A. C. Young, L. J. Marcus, B. C. Dorn, V. S. Neslund, and E. J. McNulty, “The meta-leadership
summit for preparedness initiative: An innovative model to advance public health preparedness and response,”
Biosecurity and Bioterrorism, vol. 11, no. 4, pp. 251–261, Dec. 2013, doi: 10.1089/bsp.2013.0056.

Page 2|2

Anda mungkin juga menyukai