“WASIR”
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “ SELFCARE AND
MEDICATION “ tepat pada waktunya. Makalah ini memuat materi tentang
wasir.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan
makalah ini tidak akan terwujud. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah swt yang telah
memberikan kesehatan lahir dan batin serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, namun ini adalah hasil kerja keras
penulis yang telah maksimal.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Akhir kata, apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan maka penulis
memohon maaf dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang,
khususnya bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
I.1 Latar Belakang.....................................................................................
I.2Rumusan Masalah................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
II.1 Hemorrhoid...........................................................................................
II.1.1 Etiologi.....................................................................................
II.1.2 Patofisiologi.............................................................................
II.1.3 Gambaran Klinik......................................................................
II.1.4 Pemeriksaan penunjang...........................................................
II.1.5 Pengobatan terapi non farmakologi dan farmakologi……….
II.2 Obat OTC dan OWA..........................................................................
II.2.1 Bentuk-bentuk Sediaan............................................................
II.2.2 Cara Penggunaan.....................................................................
II.2.3 Lama Penggunaan...................................................................
II.2.4 Efek Samping………………………………………………..
II.2.5 Terapi pengobatan…………………………………………..
II.3 Kasus..................................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
III.1 Kesimpulan.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi hemorrhoid dibagi dalam 4 macam, yaitu :
1. Obat yang memperbaiki defekasi terdapat dua macam obat yaitu
eristalti serat (fiber eristalti) dan erista tinja. Suplemen serat komersial
yang banyak digunakan antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex :
Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal di kulit biji
plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini
bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltic usus. Efek samping antara lain kentut dan kembung. Obat
kedua adalah laxant atau pencahar (ex : Laxadine, Dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik, bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis
sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang
mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang
daerah hemorrhoid atau anus. Contoh obatnya misalnya Ultraproct,
Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan, perdarahan menandakan adanya luka
pada dinding atau pecahnya vena hemorrhoid yang dindingnya tipis.
Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan
paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
4. Obat analgesik dan pelembut tinja juga bermanfaat. Terapi topikal
dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk menghilangkan
rasa sakit
II.2 Obat OTC dan OWA
A. Obat OTC
1. Anusol Suppositoria
Bentuk sediaan : Suppositoria
Cara penggunaan :
Untuk obat suppositoria sebaiknya penggunaannya dilakukan
sambil berbaring kemudian keluarkan obat padat anusol dari dalam
kemasan, selanjutnya basahi bagian ujung runcing obat dengan
sedikit air. Setelah itu dorong obat yang telah dibasahi masuk ke
dalam anus menggunakan jari telunjuk, obat dimasukkan sedalam
mungkin. Setelah obat masuk, jangan lakukan gerakan berlebihan
selama beberapa saat. Setelah itu cuci tangan menggunakan air
mengalir dan sabun, baik sebelum maupun sesudah menggunakan
obat. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang
tertera pada kemasan sebelum mulai menggunakannya.
Lama penggunaan :
Hentikan penggunaan anusol jika dalam 5 hari hemorrhoid yang
diderita tidak kunjung sembuh maupun terdapat gejala seperti rasa
terbakar atau iritasi pada anus semakin bertambah.
Efek samping :
Efek samping yang biasa terjadi yaitu rasa tidak nyaman setelah
pemberian obat suppositoria, muncul rasa kebas pada bagian anus,
terjadi perdarahan anus.
Tips pengobatan :
Untuk mencegah terjadinya hemorrhoid atau wasir sebaiknya
banyak mengkonsumsi air putih setiap hari dan konsumsi makanan
yang mengandung serat seperti pada buah-buahan, sayur-sayuran,
maupun yang mengandung biji-bijian.
B. Obat OWA
1. Ambeven kapsul
Bentuk sediaan : kapsul
Cara penggunaan :
Cuci tangan dengan bersih terlebih dahulu. Setelah itu robek kemasan
pembungkus kapsul. Masukkan ke dalam mulut sesuai aturan pakai,
minum dengan bantuan air mineral.
Lama penggunaan : jangka pendek.
Efek samping :
Efek samping ambeven pada kasus hipersensitivitas atau alergi adalah
muncul tanda-tanda alergi. Selain itu, efek samping yang ada juga bisa
terjadi karena overdosis dan memiliki tanda-tanda yang lebih
berbahaya sebagai efek samping ambeven. Segeralah hubungi dokter
apabila memiliki gejala seperti, mata, wajah, dan dada mengalami
pembengkakan, gatal-gatal, sakit kepala, dan mual.
Tips pengobatan :
Sebaiknya banyak minum air putih selama mengkonsumsi obat
Ambeven.
2. Ardium
Bentuk sediaan : tablet
Cara penggunaan :
Dapat dikonsumsi bersamaan atau setelah makan. Cuci tangan
dengan bersih terlebih dahulu. Setelah itu robek kemasan
pembungkus kapsul. Masukkan ke dalam mulut sesuai aturan
pakai, minum dengan bantuan air mineral.
Lama pengobatan :
Obat ini sebaiknya tidak digunakan lebih dari 3 bulan. Jika dalam
kurun waktu tersebut penyakit yang dialami belum membaik,
segera hubungi dokter.
Efek samping :
Efek samping Ardium yang umum terjadi diantaranya: Ganggguan
ringan pada saluran pencernaan, sakit kepala, ruam, sakit perut.
Efek samping yang jarang terjadi: Kram pada tungkai bawah,
radang urat darah, trombosis vena, pembengkakan ekstremitas.
Tips pengobatan :
Penggunaan obat sebaiknya juga dibarengi dengan pola hidup sehat
agar obat dapat bekerja dengan lebih maksimal. Penderita
hemorrhoid disarankan untuk menjaga asupan makanan dan
memenuhi kebutuhan serat serta aktif berolahraga.
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta hal.910-915.