Sari
Metode longwall adalah salah satu metode penambangan batubara bawah tanah dengan produktivitas tinggi (Peng,
1984) sehingga banyak diterapkan di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, metode ini memberikan dampak di
permukaan tanah yang cukup signifikan dan tidak dapat dihindari, yaitu penurunan muka tanah. PT. Gerbang Daya
Mandiri adalah perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur yang akan menerapkan metode ini dalam rencana
penambangannya. Untuk itu, dilakukan analisis untuk memprediksi penurunan maksimum, profil, dan luas area dari
penurunan muka tanah yang mungkin terjadi. Analisis dilakukan dengan pemodelan numerik menggunakan metode
elemen distinct dan dengan perhitungan menggunakan grafik penurunan muka tanah yang dikembangkan oleh UK
National Coal Board. Pemodelan numerik menggunakan perangkat lunat 3DEC versi 4.0. Selain itu, dilakukan juga
analisis prinsip superposisi untuk melihat pengaruh dari penggalian setiap panel terhadap penurunan muka tanah
akhir akibat penggalian seluruh panel dengan melakukan perbandingan hasil superposisi penurunan muka tanah
akibat penggalian panel tunggal terhadap hasil penurunan muka tanah akibat penggalian seluruh panel.
Abstract
Longwall method is one of the underground coal mining method with high productivity (Peng, 1984) that widely
applied in the world. However, this methods gives a significant impact on the ground that can not be avoided, the
land subsidence. PT. Gerbang Daya Mandiri is a coal mining company in East Kalimantan that will apply this
method in the mining plan. Therefore, an analysis to predict the maximum vale, the profile, and the area of land
subsidence that may occur. Analyses were performed by numerical modeling using distinct element method and the
calculation of surface subsidence using charts developed by the UK National Coal Board.Numerical modeling using
software 3 DEC version 4.0 dari Itasca. In addition, the analysis of the principle of superposition also conducted to
see the effect of excavation every panel on land subsidence caused by the whole panel excavation with a comparison
result of superposition of land subsidence due to single panel excavation on the results of land subsidence caused by
entire panel excavation.
1
2010 adalah 400.000 ton. PT. Gerbang Daya Mandiri Indonesia dengan luasan 60.000 km2 dan ketebalannya
tidak dapat melanjutkan penambangan dengan metode mencapai 9.000 m.
open pit pada bagian Barat Laut lokasi penambangan,
karena kendala yang berkaitan dengan peraturan
lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, PT. Gerbang
Daya Mandiri berencana melakukan penambangan
dengan metode tambang bawah tanah.
Berdasarkan hasil eksplorasi diketahui bahwa PT.
Gerbang Daya Mandiri memiliki beberapa lapisan
batubara (multi-seam) dengan kemiringan rata-rata 3° -
13° dan ketebalan yang bervariasi dari 0,12 – 9,8
meter. Dari hasil pemodelan sumberdaya batubara juga
diketahui karakteristik dari lapisan batubara seperti
geometri, sebaran dan orientasi. Berdasarkan
karakteristik lapisan batubara tersebut maka sistem
penambangan bawah tanah yang sesuai adalah metode
tambang bawah tanah long wall.
A
BC upper
Gambar 4.6. Model panel A F4 dan A F5 seam A Gambar 4.9. Kondisi batas bagian barat, timur, dan
bawah model
5
Tahap yang terakhir adalah simulasi penggalian yaitu yang diperoleh dengan bantuan perangkat lunak Surfer
pemberian alterasi kepada model. Simulasi yang dimana inputannya berupa peta topografi yang
dilakukan adalah simulasi penggalian panel tunggal menggambarkan penurunan muka tanah yang
dan penggalian seluruh panel. diperoleh dari simulasi perangkat lunak 3DEC.
IV.6. SUPERPOSISI PENURUNAN MUKA Tabel 5.2. Luas area penurunan muka tanah akibat
TANAH PANEL TUNGGAL penggalian panel tunggal
Prinsip superposisi menyatakan bahwa jika dua bukaan Penggalian Panel Luas Area (m2)
yang berdekatan digali di bawah suatu titik di A F4 619.902,9
permukaan (P), penurunan total pada titik tersebut A F5 851.851,9
adalah jumlah dari penurunan muka tanah akibat dari NB F3 978.201,2
bukaan pertama dan bukaan kedua. S1 adalah NB F4 940.682,1
penurunan akibat penggalian A1 dan S2 adalah
penurunan akibat penggalian A2. Penurunan total di
titik P adalah S = S1 + S2.
Gambar 4.11. Superposisi penurunan muka tanah Gambar 5.2. Profil penurunan muka tanah A F5
(Sumber: Peng, Coal Mine Ground Control, 1978)
VI.2. SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan
Gambar 5.10. Prediksi area penurunan muka tanah penelitian ini adalah sebagai berikut:
akibat penggalian seluruh panel berdasarkan hasil 1. Melakukan analisis potensi penurunan muka tanah
pemodelan numerik untuk seluruh panel yang akan ditambang untuk
memprediksi besar maksimum dari penurunan
muka tanah dan wilayah yang berpotensi
1.777.677,9 m2 mengalami penurunan muka tanah.
2. Melakukan tindakan pencegahan pembangunan
struktur bangunan di wilayah yang berpotensi
mengalami penurunan muka tanah.
3. Melakukan tindakan proteksi kepada struktur
bangunan yang ada pada wilayah yang berpotensi
mengalami penurunan muka tanah.
4. Melakukan monitoring perkembangan besar
penurunan muka tanah dan luas wilayah yang
mengalami penurunan muka tanah untuk tahap
penambangan dan pasca-penambangan.
Gambar 5.11 Prediksi area penurunan muka tanah
akibat penggalian seluruh panel berdasarkan hasil UCAPAN TERIMAKASIH
superposisi Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf
akademik di Program Studi Teknik Pertambangan
FTTM-ITB, terutama kepada Dosen Pembimbing,
Dosen Wali, dan Ketua Program Studi.
DAFTAR PUSTAKA
Peng, S.S., “Coal Mine Ground Control”, John Wiley
& Sons New York, 1978.
Whittaker, B.N. & Reddish D.J., “ Subsidence:
Occurrence, Prediction, and Control”, Elsevier,
1989.
Itasca, 3DEC User’s Guide, 1999. version 4.0, Itasca
Consulting Group Inc, Minnesota.
Gambar 5.12 Superposisi akibat daerah pengaruh Keilich, W., Numerical Modelling Of Mining Induced
masing-masing panel Subsidence. Underground Coal Operators'
Conference Paper, University of Wollongong &
VI. KESIMPULAN DAN SARAN the Australasian Institute of Mining and
VI.1. KESIMPULAN Metallurgy, 2006.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Tugas Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan Tambang
Akhir ini adalah sebagai berikut: Bawah Tanah PT.Gerbang Daya Mandiri, 2012.
1. Hasil prediksi penurunan muka tanah
menggunakan perhitungan grafis dan pemodelan
numerik menggunakan metode elemen distinct
dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang penurunan muka tanah yanag akan terjadi
di atas panel penambangan dengan metode
longwall.
8
Lampiran A : Diagram Tahapan Penelitian
Latar Belakang
PT. Gerbang Daya Mandiri akan menerapkan sistem penambangan bawah tanah metode long wall dalam rencana
penambangannya
Problem Statement
Penurunan muka tanah akibat penambangan batubara bawah tanah metode longwall
Kondisi Awal
- Topografi Permukaan
Pe modelan 3D:
- Penentuan Perlapisan Batuan
- Penentuan Geometri Panel
- Penentuan Struktur Geologi
Analisis
- Prediksi nilai maksimum , luas area, dan profil Analisis
subsidence - Prediksi nilai maksimum dan profil subsidence
- Subsidence
Kesimpulan
- Prediksi nilai maksimum , luas area, dan profil
subsidence
- Analisis subsidence
9
Lampiran B Data scanline interburden seam A dan seam BC
Jarak kekar Kondisi Bidang Diskontinyu
No Strike Dip n – (n-1) Pemisahan Kemenerusan Tingkat Keterangan
(m) Pengisi Kekasaran Air Tanah
(mm) (m) Pelapukan
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
1. N 120o E 31o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
2. N 164o E 15o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
3. N 151 o E 21o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
5. N 25o E 680 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
6. N 55o E 59o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
7. N 56o E 56o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
8. N 58o E 61o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
Kekar pada
Sepanjang IB Planar,
9. N 54o E 57o 100 1 - Segar Kering Interburden
seam A dan B Slickensided
Seam A dan B
10