Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu aspek didalam kerangka kebijakan Pemerintah pada sektor


pertambangan dan energi adalah meningkatkan produksi batubara secara tajam
untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor. Produksi batubara di Indonesia
terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit
tenaga listrik serta industri lainnya dan ekspor dengan penyediaan sumber
daya yang cukup besar. Selain itu, dari segi keekonomisannya batubara juga
dinilai sebagai sumber energi yang memiliki harga lebih murah dari harga
migas.
PT Adaro Indonesia adalah perusahaan swasta yang ditugaskan untuk
mengoptimalkan penggunaan dan pengusahaan batubara, dengan sumber daya
batubara yang dimiliki PT. Adaro Indonesia dan pengembangan-
pengembangan tambang yang dilakukan merupakan perwujudan dari
pelaksanaan kebijakan energi nasional.
Salah satu pengembangan batubara yang telah dilakukan oleh PT.
Adaro antara lain tambang Tutupan, tambang Wara dan tambang Paringin
yang berada di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan
Selatan. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup besar maka
kegiatan penambangan batubara di PT. Adaro Indonesia diserahkan kepada
lima kontraktor tambang. Untuk pengerjaan tambang Tutupan dilakukan oleh
salah satu kontraktor yaitu PT. Pamapersada Nusantara ( PAMA )
Dalam pengerjaannya tambang PT. Pamapersada Nusantara
menggunakan sistem tambang terbuka ( Open Pit ) dengan metode open cut
yaitu sebuah metode penambangan yang penggaliannya dilakukan di lereng
bukit dan tanah penutupnya dibuang ke daerah bekas tambang.
Batubara di tambang Tutupan memiliki kalori batubara rata- rata
sebesar 5700.
Pada tambang Tutupan yang sudah beroperasi sejak tahun 1996 kini
sudah mencapai kedalaman 250m dari bibir tambang dengan target produksi
sebesar 1,9 juta ton di tahun 2015 ini.

Laporan Kerja Praktek


Yang menjadi latar belakang penulis melakukan kegiatan ini adalah
untuk mengenal dan mengetahui secara langsung keadaan di lapangan dari
berbagai aspek dan penilaian kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT
PamaPersada Nusantara, misalnya dilihat dari sumber daya alam yang dimilki
dan dikelola sedemikian rupa oleh sumber daya manusia yang mengelola dan
menjalankan kegiatan- kegiatan di PT PamaPersada Nusantara. Dalam
kegiatan ini penulis akan mengamati bagaimana cara mengelola sumber daya
alam dalam bentuk batubara dari mulai tahap pembebasan lahan tambang
hingga tahap pemasaran produk batubara yang dihasilkan dan juga mengamati
sumber daya manusia yang mengelola batubara tersebut, misalnya seperti
orang- orang yang kompeten di bidangnya, kerjasama kelompok atau team
work di setiap section yang ada di PT Pamapersada Nusantara.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari Kerja Praktek ini adalah sebagai salah satu syarat pada
kurikulum pembelajaran program S-1 Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh dan juga untuk:
1. Mempelajari kegiatan penambangan secara umum di tambang
tutupan oleh PT Pamapersada Nusantara.

2. Membandingkan ilmu yang didapat di kampus secara teoritis


dengan keadaan di lapangan.

3. Mempelajari kegiatan pendukung dalam proses penambangan,


misalnya: survey lokasi yang akan ditambang, perencanaan
tambang, pengawasan aktivitas penambangan, reklamasi lahan
bekas tambang, perhitungan alat untuk pemenuhan target
produksi dan lain sebagainya.

Adapun tujuan kegiatan Kerja Praktek di PT. PamaPersada Nusantara


ini untuk mengetahui kegiatan penambangan secara umum yang dilakukan
oleh PT. PamaPersada Nusantara Jobsite Adaro.
1.3 Batasan Masalah

Proses penambangan secara umum di tambang tutupan oleh PT


Pamapersada Nusantara dari sisi perencanaan tambang untuk mencapai target
produksi sesuai yang direncanakan oleh perusahaan.

Laporan Kerja Praktek


1.4 Metode Penelitian
Metode- metode yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi ( Pengamatan )
Metode ini dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk
mengamati kerja alat, proses dan pengerjaan langsung di lapangan.
2. Metode Interview ( Wawancara )
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan cara tanya jawab langsung oleh
pengawas operasional di setiap section.
3. Metode Orientasi
Dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk memberikan
pengenalan secara umum atau general terhadap kegiatan penambangan di PT.
Pamapersada Nusantara.
4. Metode Pustaka
Metode ini digunakan secara literatur baik yang berhubungan dengan PT
PamaPersada Nusantara maupun yang berkaitan dengan topik yang dibahas
oleh penulis.
5. Pengumpulan data
Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan pengumpulan data baik dari
pengamatan langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan data-data primer
maupun sekunder yang dianggap menunjang dalam pembuatan laporan.
6. Penyusunan laporan kegiatan Kerja Praktek.

1.5 Manfaat Penelitian


Secara umum manfaat dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah
menambah pengetahuan yang berkaitan dengan sistem penambangan, proses-
proses yang dilakukan dan aplikasi dari materi- materi yang telah dipelajari
oleh penulis di kampus dan di lapangan. Selain itu hasil dari kegiatan ini
diharapkan dapat menentukan sejauh mana pengaruh perencanaan tambang
terhadap target produksi yang akan dicapai nantinya.

Laporan Kerja Praktek


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah PT PamaPersada Nusantara

2.2. Keadaan Geografi


2.2.1. Kondisi Iklim dan Cuaca
Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis, Di wilayah
tambang Tutupan curah hujan bulanan maksimum 514.50 mm pada bulan
September tahun 2015 dan curah hujan bulanan minimum mencapai 293.60
mm pada bulan Januari tahun 2015.

2.3. Keadaan Geologi


2.3.1 Morfologi
Keadaan topografi di daerah tambang tutupan adalah mendatar dari
ketinggian 30 meter diatas permukaan laut dan kondisi berawa sedangkan
daerah perbukitannya setinggi 200 meter dan dialiri banyak sungai-sungai
kecil. Pada daerah yang lebih rendah dipenuhi oleh sawah masyarakat,
perkebunan karet dan padang rumput. Sedangkan daerah perbukitannya
dipenuhi dengan hutan.

2.3.2 Stratigrafi
Cadangan batubara milik PT Adaro Indonesia terbentuk dari 3 periode
yaitu Eosen, Pliosen dan Tersier yang akhirnya membentuk sebuah cekungan
yang disebut cekungan Barito yang sebagian besar tersebar di Provinsi
Kalimantan Tengah dan bagian barat Kalimantan Selatan. Di PT Adaro
Indonesia batubara yang utamanya terdapat pada formasi Warukin.

Laporan Kerja Praktek


Gambar 2.2
Formasi Batubara di PT Adaro Indonesia

Cekungan Kutai dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Cekungan Barito


yang terdapat di sebelah barat Pegunungan Meratus dan Cekungan Pasir yang
terdapat di sebelah Timur Pegunungan Meratus. Secara lebih spesifik wilayah
kerja penambangan PT Adaro Indonesia terletak pada Cekungan Barito yang
terletak di tepi bagian timur Sub-cekungan Barito di dekat Pegunungan
Meratus. Sub-cekungan Barito merupakan bagian selatan cekungan Kutai
yang berupa suatu cekungan luas dan meliputi Kalimantan bagian Selatan dan
Timur selama zaman Tersier (sekitar 70 sampai 2 juta tahun silam) Cekungan
Barito, terdiri dari empat formasi yang berumur eosin sampai plesitosen.

Laporan Kerja Praktek


Adapun urut-urutan stratigrafi formasi Barito seperti gambar berikut:
STRATIGRAFI CEKUNGAN BARITO
(ADARO RESOURCES REPORT, 1999)
UMUR STRATIGRAFI KOLOM LITOLOGI FASIES TEBAL
STRATIGRAFI (m)
KUARTER ALLUVIUM Deposit sungai dan rawa

PLIOSEN Batuan klastik, konglomerat, batupasir, LOWER


batulanau dan batulempung. DELTA lebih dari
FORMASI DAHOR
PLAIN 840
ATAS

ANGGOTA Seam batubara berketebalan 30 - 40 m, UPPER


ATAS interbedded dari batulempung calcareous DELTA 850
BATUBARA dan pasir halus. PLAIN

ANGGOTA
Lapisan tebal dari sangat halus hingga
FORMASI LOWER
PASIR kasar, batulanau, batulempung dan 500
DELTA
TENGAH beberapa seam batubara, konglomerat
ATAS PLAIN
sebagai dasar.
TENGAH
MIOSEN
WARUKIN ANGGOTA Interkalasi dan pasir halus, batulanau, LOWER
PASIR batulempung dan beberapa seam DELTA 600
BAWAH batubara tipis. PLAIN

ANGGOTA Serpih, kadang-kadang calcareous, DELTA


BAWAH 450
LEMPUNG pasir halus dan marl. FRONT

ANGGOTA Marl, lempung, lanau dan interbedded


dari lapisan batugamping tipis, berisi PRODELTA 225
BAWAH
MARL pita-pita batubara.
ATAS

FORMASI ANGGOTA Batugamping kristalin, interbedded


PRODELTA 600
lapisan tipis marl.
BERAI BATUGAMPING

OLIGOSEN ANGGOTA
Marl, batugamping, serpih, lanau dan
beberapa interbedded seam batubara. PRODELTA 250
MARL
BAWAH

FORMASI ATAS Interkalasi dari serpih dan pasir dengan


MARINE
beberapa seam batubara tipis.
EOSEN 900
TANJUNG BAWAH Serpih, pasir dan konglomerat DELTA FRONT

PRATERSIER BASEMENT PRATERSIER Serpih, kuarsit dan batuan beku

Gambar 2.3
Stratigrafi Cekungan Barito

Laporan Kerja Praktek


Adapun formasi- formasi batubara yang lain yang dimiliki oleh
PT Adaro Indonesia, yaitu:
1. Formasi Tanjung
Formasi paling tua yang ada di daerah penambangan, berumur Eosen,
yang diendapkan pada lingkungan paralis hingga neritik yang ketebalannya
900 - 1100 meter, terdiri dari (atas ke bawah ) batu lumpur, batu lanau, batu
pasir, sisipan batubara yang kurang berarti dan konglomerat sebagai
komponen utama. Hubungannya tidak selaras dengan batu pra-tersier.

2. Formasi Berai
Formasi ini diendapkan pada lingkungan lagon hingga neritik tengah
dengan ketebalan hingga 1300 meter. Berumur oligosen bawah sampai miosen
awal, hubungannya selaras dengan formasi Tanjung yang terletak dibawahnya.
Formasi ini terdiri dari pengendapan laut dangkal di bagian bawah, batu
gamping dan napal di bagian atas.

3. Formasi Warukin
Yang diendapkan pada lingkungan neritik dalam hingga deltaic dengan
ketebalan 1000-2400 meter, dan merupakan formasi paling produktif, berumur
mioesen tengah sampai plestosen bawah. Pada formasi ini ada tiga lapisan
paling dominan, yaitu :

A. Batu lempung dengan ketebalan ± 100 meter


B. Batu lumpur (Mudstone) dan batu pasir (Sandstone) dengan ketebalan
600-900 meter, dengan bagian atas terdapat deposit batubara sepanjang
10 meter.
C. Lapisan batubara dengan tebal cadangan 20-50 meter, yang pada
bagian bawah lapisannya terdiri dari pelapisan pasir dan batupasir yang
tidak kompak dan lapisan bagian atasnya yang berupa lempung dan
batu lempung dengan ketebalan 150-850 meter. Formasi warukin ini
hubungannya selaras dengan formasi Berai yang ada dibawahnya.

Laporan Kerja Praktek


4. Formasi Dohor
Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral hingga supralitoral,
yang berumur miosen sampai plioplistosen dengan ketebalan 450-840 meter.
Formasi ini letaknya tidak selaras dengan ketiga formasi dibawahnya dan tidak
selaras dengan endapan alluvial yang ada diatasnya. Formasi ini adalah
perselingan batuan konglomerat dan batupasir yang tidak kompak, diformasi
ini juga ditemukan batu lempung lunak, lignit dan limonit.

2.3.3 Geologi Daerah


Secara garis besar lokasi kontrak kerja PT. Adaro terletak pada formasi
Warukin yang banyak mengandung endapan batubara yang diselingi oleh batu
lempung dan batupasir. Tambang batubara PT. Adaro Indonesia terdapat pada
tiga blok yang terpisah yaitu : blok Tutupan, Wara dan Paringin. Blok Tutupan
mengandung tiga lapisan batubara utama ( major seam ) yaitu T100, T200,
T300, serta beberapa lapisan minor yaitu pada T100 adalah A, B, C, D pada
T200 adalah E, F dan pada T300 adalah G, H. Batubara pada blok Tutupan
memiliki ketebalan sampai 50 meter dengan kemiringan berkisar antara 30°
sampai 50°. Dalam blok Paringin ada satu lapisan utama P500 dan terdapat
juga lapisan minor. Pada blok Paringin ketebalan batubara mencapai 38 meter,
dengan kemiringan berkisar antara 10° sampai 25°. Blok Wara memiliki tiga
lapisan batubara utama yaitu W100, W200, dan W300 dengan kemiringan
lapisan 10° sampai 35° dan ketebalan batubara adalah 12 sampai 14 meter.
Pada halaman berikut dapat dilihat salah satu contoh seam batubara yang
dimiliki oleh PT Adaro Indonesia di daerah Tutupan:

Laporan Kerja Praktek


Gambar 2.4
Contoh seam batubara di Tutupan

2.3.4 Struktur geologi


Bukit Tutupan yang mempunyai panjang sekitar 20 km tersebar dari
timur laut ke barat daya, terbentuk oleh adanya pergerakan dua struktur sesar
yang berdekatan satu dengan lainnya. Salah satu struktur sesar itu adalah
struktur sesar Dahai tersebar sepanjang bagian barat kaki bukit Tutupan, yang
awalnya ada di Desa Buliak di selatan dan terus berlanjut sampai timur laut
diluar areal kontrak PT. Adaro Indonesia. Sesar ini diintepretasikan terletak
pada batas antara formasi Dahor di sebelah barat dan formasi Warukin di
timur. Formasi Warukin terdorong diatas Formasi Dahor, adapun sesar lain
adalah Tanah Abang - Tutupan Timur mendorong sesar yang keluar sepanjang
timur kaki bukit. Sesar tersebut meluas sepanjang selatan Dahai sampai ke
lapangan minyak timur laut Tepian timur.

Laporan Kerja Praktek


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh umur geologi
endapan batubara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60%
dari produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara
yang besar lebih menggunakan tambang terbuka. Tambang terbuka disebut
hanya bernilai ekonomis apabila lapisan batu bara apabila berada dekat dengan
permukaan tanah. Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan
batubara yang lebih banyak daripada tambang bawah tanah karena seluruh
lapisan batu bara dapat dieksploitasi atau lebih dari 90% batu bara dapat
diambil. Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter
persegi dan menggunakan banyak alat yang besar Dump truck, excavator dan
alat-alat pendukung lainnya.
Keuntungan dan kerugian tambang terbuka

Keuntungan Kerugian
Ongkos operasi penambangan lebih Timbulnya masalah untuk tempat
murah daripada penambangan bawah pembuangan lapisan tanah penutup
tanah overburden
Kondisi kerja ditambang terbuka lebih Rusaknya bentang alam tidak bisa
aman dihindari
Peralatan mekanis dengan ukuran dan Terjadinya penurunan kualitas
kapasitas besar dapat digunakan, sehinggalingkungan sekitar seperti : air tanah, air
produksi penambangan bisa besar sungai, udara, kebisingan suara, getaran,
fauna dan flora
Pemakaian bahan peledak dapat lebih Para pekerja akan terkena langsung sinar
leluasa dan efisien matahari sehingga cepat menurunkan
efisiensi
”mining recovery” bisa besar Alat-alat mekanis tersebar letaknya
Pengamanan dan pengawasan terhadap Kedalaman penggalian terbatas
kadar lebih mudah
Karena berhubungan dengan udara yang
bebas; system ventilasi buatan tidak
diperlukan, sehingga para pekerja
/operator/petugas bisa menghirup oksigen
sebebas bebasnya.

Pemilihan metoda penambangan yang akan diterapkan ditentukan oleh


karakteristik lapangan, deposit, lingkungan, dan biaya operasi yang paling
ekonomis.
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan metoda penambangan :
 Karakteristik deposit : kemiringan, ukuran, dan penyebaran, struktur
geologi (rekahan, patahan, dan perlipatan)
 Pertimbangan topographi dan hidrologi (curah hujan dan air tanah)
 Pertimbangan geoteknik
 Pertimbangan ekonomis
 Pertimbangan lingkungan

Laporan Kerja Praktek


 Ketersediaan alat
 Rate produksi
 Kualitas bijih/batu bara yang diharapkan
 Jarak buang dari waste ke dump / crusher

Dasar melakukan penambangan terbuka adalah:


Bila hasil operasi penambangan ini akan memberikan hasil yang
menguntungkan maka dilakukan penambangan secara terbuka dan bila tidak
biasanya dicari alternative penambangan bawah tanah. Ekonomis tidaknya
dalam penambangan terbuka ini biasanya ditunjukan oleh nisbah kupas
(stripping ratio). Contoh batas stripping ratio :
senakin 1.0 bcm tanah : 1 ton batubara
Sehingga para pengawas tambang harus memperhatikan dalam
pelaksanaan penambangan ini untuk tidak melebihi/ mengurangi batas-batas
yang sudah direncanakan karena akan berakibat mengurangi tingkat
keuntungan operasi tambang tersebut.

Aktivitas penambangan terbuka:


 Pembersihan lahan (land clearing)
 Pengupasan dan penimbunan tanah humus
 Pengupasan tanah penutup : ripping, drill, and blast
 Pemuatan dan pembuangan tanah penutup
 Penggalian batubara
 Processing batubara : crushing dan pencucian
 Pemuatan dan pengangkutan batubara
 Reklamasi dan revegetasi areal bekas tambang

Pekerjaan tambahan :
 Perawatan jalan
 Penyaliran tambang (drainage)
 Pengelolaan dampak lingkungan

Aktivitas alat-alat produksi


Aktivitas alat-alat produksi dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
 Alat gali dan alat muat seperti power shovel, backhoe, excavator, front,
loader, dragline, bucket wheel excavator, bucket chain excavator
 Alat angkut berupa truck (rear-dump, slide dump, articulated), train,
belt conveyor, pipa slurry, scrapper (alat muat sekaligus angkut).
 Alat bantu berupa bulldozer dan ripper, grader, lubrication truck, water
truck, fuel truck, dll

Contoh-contoh metoda penambangan terbuka untuk batubara


A. Contour mining
System ini diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap
(out crop) dilereng gunung atau bukit. Kegiatan penambangan ini
dimulai dengan pengupasan tanah (overburden) disepanjang lereng
(batubara tersingkap) mengikuti garis kontur, tanah kupasan didorong

Laporan Kerja Praktek


dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah, kemudian diikuti
penambangan batubara.
Keuntungan : Tanah cukup di dorong dengan bulldozer, ataupun jika
harus menggunakan truk kemudian diangkut dengan jalan menurun.
Kekurangannya : areal terbuka ditambah areal timbunan cukup besar
sehingga dampak lingkungan kurang baik.
Contoh untuk metoda adalah metoda contour stripping dan mountain
removal.
B. Area Mining
System ini digunakan untuk endapan batubara yang hampir
datar, penambangan dimulai dari daerah penambangan awal (box cut),
dimana tanah dari areal box cut ini akan dibuang ke areal buangan
diluar pit dan penggalian tanah berikutnya dibuang dibelakang yang
sudah ditambang.
Contoh untuk metoda ini adalah metode area mining menggunakan
dragline, dan metode block area mining dengan truck & shovel khusus
lapisan batubara lebih miring.
Keuntungan metode ini adalah luas area yang terganggu dapat
diminimalisasi.
C. Open pit mining
System ini diterapkan untuk endapan batubara yang
mempunyai kemiringan yang besar (curam), umumnya diterapkan pada
lapisan batubara yang cukup tebal untuk single seam atau batubara
yang mempunyai banyak perlapisan (multiple seam), karena dengan
kemiringan yang curam untuk mendapatkan batubara yang lebih
banyak dibutuhkan penambangan yang cukup dalam. Umumnya
system penggalian digunakan system jenjang (multi benching).

Cara-cara mencegah terjadinya bahaya sebagai penyebab kecelakaan di


tambang terbuka :
 Mencegah masuknya air ke lokasi penambangan atau
mengeringkan air yang masuk ke lokasi tambang.
 Pembuatan jenjang yang memenuhi syarat.
 Pemeliharaan dan penggunaan peralatan yang baik.
 Pemilihan metode penambangan yang benar.
 Adanya rambu-rambu pemasangan rambu-rambu dilokasi kerja,
adalah upaya untuk mencegah adanya kecelakaan. Apabila para
operator/pekerja lain melanggar rambu-rambu tersebut, maka
bahaya dan kecelakaan tidak dapat dihindari.

Laporan Kerja Praktek


BAB IV
PEMBAHASAN

Selama melakukan kerja praktek lapangan di PT. Pamapersada


Nusantara, penulis diberi kesempatan untuk mengikuti orientasi yang
dilakukan di beberapa section yang ada di PT. Pamapersada Nusantara,
adapun kegiatan – kegiatan di department engineering setiap section adalah
sebagai berikut:

4.1 Survey Section


Section ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan data mentah
tentang kondisi daerah tambang dan data-data digital dari beberapa alat, yang
nantinya digunakan untuk pembuatan peta topografi daerah tambang. Dapat
dikatakan bahwa section ini sangat berhubungan dengan section-section lain,
misalnya pemasangan patok-patok sebagai tanda dalam proses produksi
sebagai kelanjutan dari apa yang sudah direncanakan di planning section.
Dalam melaksanakan tugasnya alat-alat yang digunakan adalah:
a. Total Station
Alat ini berfungsi untuk:
 Mengukur letak titik-titik (koordinat maupun elevasi aktual) yang
digunakan dalam pembuatan peta topografi, sebagai acuan dalam
perhitungan volume, desain disposal dan settling pond.
 Kondisi dalam lokasi tambang akan selalu berubah setiap hari sehingga
selalu diperlukan data yang baru, maka alat ini digunakan untuk meng-
upgrade data.
b. Global Positioning Sistem (GPS)
Alat ini berfungsi untuk:
 Memberikan informasi koordinat dan ketinggian suatu titik, dengan
sistem real time kinematic (RTK) yang menggunakan satelit sebagai
pemancar.
 Perhitungan jarak loading point ke dumping point (hauling
distance).

Laporan Kerja Praktek


 Dengan mengetahui elevasi aktual pada suatu titik, maka surveyor
dapat menentukan berapa tinggi material yang harus di dumping.
4.1.1 Beberapa kegiatan Survey Section
1) Penentuan batas area penambangan
i. Penentuan titik control untuk pengukuran batas PKP2B
(perjanjian kerja pengusaha pertambangan batubara)
ii. Pengukuran batas-batas PKP2B
iii. Pengukuran topografi area penambangan
2) Pembebasan Lahan
i. Pengukuran batas lahan yang akan dilakukan pembebasan
ii. Pengukuran kompensasi lahan
3) Penentuan lokasi penambangan
i. Pemasangan batas desain penambangan
ii. Pemasangan stake out titik-titik pengeboran
4) Land clearing
i. Pengukuran untuk titik-titik control pengukuran
ii. Pengukuran stake out titik-titik batas lahan land clearing.
5) Top soil removal
i. Pengukuran topografi base original (area pit)
ii. Pengukuran topografi top soil (area disposal)
iii. Pengukuran topografi progress top soil removal.
iv. Perhitungan volumen top soil removal
6) Drilling and blasting
i. Pengukuran stake out lokasi titik-titik drilling
ii. Pemasangan batas aman dril and blast
7) Overburden removal
i. Pengukuran stake out titik-titik desain pengerukan over burden
digging limit)
ii. Pengukuran topografi base pengerukan over burden
iii. Control batas-batas pengerukan over burden
iv. Control elevasi pengerukan over burden dengan pemasangan
grade box
v. Pengukuran topografi progress mine out

Laporan Kerja Praktek


vi. Perhitungan volumen material over burden
vii. Pengukuran jarak angkut material dari pit ke disposal
8) Penimbunan overburden ke disposal
i. Pengukuran stake out titiktitik desain pembuatan disposal
ii. Pengukuran topografi base disposal
iii. Control batas-batas penimbunan disposal
iv. Control elevasi penimbunan over burden
v. Control kesesuaian tinggi jenjang disposal
vi. Pengukuran topografi progress penimbunan disposal
9) coal expose and coal getting
i. pengukuran stake out titik-titik desain pit
ii. Control ketetapan dan kesesuaian lokasi penambangan
iii. Control batas-batas coal getting
iv. Control elevasi coal getting dengan grade box
v. Control kesesuaian dengan tinggi jenjang pit
vi. Pembuatan dan monitoring fasilitas pengelolaan air tambang
vii. Pengukuran sampling batubara
viii. Pengukuran topografi progress mine out
ix. Perhitungan material coal
x. Pengukuran jarak angkut batubara dari pit ke ROM
xi. Pengukuran roof and floor batubara setiap kelipatan 10 m
10) pengangkutan coal dari ROM ke port
i. pengukuran jarak angkut batubara dari ROM ke port
ii. Monitoring infrastuktur pada hauling road
iii. Pengukuran batubara pada stockpile, volume hasil pengukuran
akan menjadi data compare dengan data statistik.
4.1.2 Tanda-Tanda yang digunakan oleh Survey
Dalam proses penambangan sering terjadi kesalahan sehingga
diperlukan tanda-tanda sebagai alat bantu untuk mengurangi kesalahan
pada proses penambangan dan sebagai penegas dalam operasi
penambangan, misalnya:

Laporan Kerja Praktek


KODE WARNA PITA SURVEY
No Warna Informasi
1 Orange Orange Crest Line
2 Putih Putih Toe Line
3 Orange Putih Crest Toe
4 Orange Hij au Pit Limit
5 Orange Merah Batas Land Clearing
6 Orange Biru End W all Design

7 Kuning Putih Bor 5.5 meter


8 Kuning Orange Bor 6.5 meter
9 Kuning Merah Bor 7.5 meter
10 Kuning Kuning Bor 8.5 meter / Area Blast
11 Kuning Hij au Bor 9.5 meter
12 Kuning Biru Bor 10.5 meter
13 Kuning Pink Bor 11.5 meter

14 Biru Putih Rencana As Jalan


15 Biru Merah Rencana Pinggir Jalan
16 Biru Hij au Batas Area Kontruksi
17 Biru Biru Renc Bor/ Instrument Geo
18 Biru Pink Rencana Drainage

19 Hij au Hij au Batas Serah Terima Disposal


20 Hij au Putih Toe Lin Design Disposal
21 Merah Merah Mineable Coal
22 Merah Putih Digging/Dumping Limit

23 Pink Pink Cek Elev asi/ On Grade


24 Pink Orange Kurang Fill
25 Pink Putih Ov er Fill/cut
26 Pink Hij au Inv entori Blast

1) Aturan penulisan pita patok


Contoh:
ACT = Elevasi actual, elevasi yang ada sekarang
RL = Reference Level, elevasi yang diminta
FILL = Ditimbun
CUT = Dipotong/digali
ON GRADE = Elevasi sudah sesuai dengan desain
CREST = Posisi crest
TOE = Posisi toe
CREST TOE = Posisi pertemuan kepala dan kaki slope

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Tim mine survey sedang memasang grade box di front

4.2 Mine Infrastructure


Mine Infra juga salah satu section di departement engineering pada PT.
Pamapersada Nusantara yang mempunyai tugas untuk mensupport kegiatan
mine plan dalam design yang telah dibuat. Mine Infrastructure terbagi dalam
3, yaitu :
4.2.1 Road Design
1. Memonitoring pembentukan final ramp bersama dengan Mineplan
2. Desain perkerasan jalan tambang
3. Membuat estimasi kebutuhan material perkerasan jalan tambang
4. Monitoring road condition
5. Monitoring aktivitas road maintenance

4.2.2 Road maintenance


Tugas – tugas dari section ini adalah :

1. Melakukan perawatan pada jalan.


2. Melakukan perbaikan pada jalan khusus jalan hauling.
4.2.3 Design Settling Pond
Acuan dalam mendesain settling pond adalah:
 Pemilihan lokasi yang mempunyai elevasi rendah untuk
mempermudah mengalirnya air dari pit, disposal dan ROM dengan
memanfaatkan gravitasi bumi.

Laporan Kerja Praktek


 Mengukur data curah hujan untuk menentukan luas daerah
tangkapan air hujan (catchment area)
 Menentukan volume settling pond berdasarkan volume air yang
akan masuk ke settling pond.
 Menentukan outlet air (pengeluaran air) yang sudah diolah
sehingga tidak bercampur dengan air yang belum diolah.
Dalam pembuatan settling pond ada beberapa bagian yang
terdapat di dalamnya, yaitu:
o Sediment trap adalah kolam yang dibuat zig zag alirannya, yang
dimaksudkan untuk memisahkan pengendapan partikel kasar dan
halus. Biasanya sediment trap dibuat sebanyak 5 sampai 10 kolam.
o Safety Pond adalah kolam tempat menampung air yang masih
mengandung material halus yang sudah melewati sediment trap
dan juga tempat pengendapan partikel-parikel dengan
mencampurkan bahan kimia yaitu, coagulant dan flocullant untuk
memperbaiki mutu air.
o Mud Pond adalah kolam terakhir dari settling pond yang berfungsi
untuk mengendapkan lumpur yang masih tersisa dari air yang telah
diolah, sehingga air siap dialirkan ke pengairan umum.
o Outlet
Tempat keluarnya air, dimana air yang keluar diharapkan sudah
sesuai dengan standar baku mutu.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Tim mine infra sedang memasang patok batas pelebaran jalan

4.3 Mine Plan


Mine Plan merupakan salah satu section di department
engineering pada PT. Pamapersada Nusantara yang mempunyai tugas
untuk merencanakan semua kegiatan teknis di tambang. Dalam
planning section terbagi lagi menjadi menjadi Short Term Planning,
Long Term Planning, Drill and Blast. Secara garis besar, pada Short
Term Planning perencanaan tambang (mine plan) di design untuk skala
waktu yang lebih pendek (harian, mingguan, bulanan sampai quartal).
Sedangkan pada Long Term Planning design tambang dibuat untuk
skala waktu tahunan sampai mencapai akhir umur tambang yang sudah
diperkirakan. Pada long term juga dibuat beberapa opsi design
tambang yang akan diserahkan ke short term agar diseleksi opsi yang
terbaik untuk digunakan, dengan mempertimbangkan berbagai aspek
seperti cost (biaya), safety dan lain-lain. Drill and blast bertugas untuk
menentukan lokasi, geometri peledakan, dan explosive yang
digunakan. Rencana penambangan dibuat sebelum kegiatan dan saat
kegiatan penambangan berlangsung. Faktor faktor yang menjadi
pertimbangan dalam perencanaan suatu tambang yaitu :

Laporan Kerja Praktek


4.3.1 Striping Ratio
Faktor utama yang mempengaruhi desain pit adalah Striping
Ratio, karena berpengaruh kepada nilai ekonomis kegiatan tambang
tersebut. Striping Ratio di PT. PamaPersada Nusantara sekitar 1:5 yang
berarti untuk mendapatkan 1 ton batubara perlu pengupasan sebesar 5
meter kubik insitu (BCM) lapisan penutup.

SR= Waste (BCM)


Batubara (tonnase)

Semakin nilai stripping ratio (SR) kecil yang didapat, maka


peluang untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan semakin besar.
Sebaliknya semakin besar nilai stripping ratio maka semakin kecil nilai
ekonomis tambang tersebut.

4.3.2 `Cadangan dan Produksi Batubara


Cadangan batubara adalah jumlah batubara yang secara
ekonomis dapat ditambang atau diproduksi dalam jangka waktu
tertentu. Dalam perencanaan suatu tambang cadangan sangat
berpengaruh dalam penentuan sistem penambangan dan penentuan
jumlah alat yang akan digunakan. Berdasarkan hasil eksplorasi yang
dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia didapatkan data cadangan
batubara di pit tutupan sebagai berikut:

Daerah Jumlah Cadangan


South Tutupan 1.2 Milyar Ton
North Tutupan 988 Juta Ton
Tabel. Jumlah cadangan batubara di pit tutupan

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Produksi PT. Pamapersada Nusantara 2009-2014

4.3.3 Sistem penambangan dan batas penambangan


Penentuan sistem penambangan dan batas penambangan menjadi salah
satu faktor penting dalam perencanaan suatu tambang, setelah nilai stripping
ratio terpenuhi dan cadangan batubara bernilai ekonomis untuk ditambang.
Sistem penambangan yang dilakukan pada tambang batubara tutupan
adalah sistem tambang terbuka dengan open pit mining yaitu penambangan
dengan cara membuat lubang bukaan (open pit) ke dalam permukaan bumi
yang mengandung lapisan batubara.
Batas penambangan batubara yang direncanakan pada tambang tutupan
mempunyai ketentuan sebagai berikut :
 Tinggi jenjang maksimal 16 meter
 Sudut kemiringan maksimal 40ᴼ
 Sudut kemiringan keseluruhan (overall slope) maksimal 20ᴼ

Laporan Kerja Praktek


Permukaan tanah

H
L

α
β
Lapisan Batubara

H : Tinggi jenjang = 16 meter


L : Lebar jenjang dilihat berdasarkan lebar seam
α : Sudut kemiringan (single slope) = 40ᴼ
β : Sudut kemiringan keseluruhan HW = 10ᴼ - 20ᴼ
β : Sudut kemiringan keseluruhan LW = 10ᴼ - 15ᴼ

Batas penambangan yang dibuat dilihat dari beberapa faktor seperti


faktor keamanan, geometri, ekonomi dan peralatan sehingga memenuhi
standar keamanan yang berlaku pada tambang batubara tutupan.
Masing masing pit (lubang bukaan) mempunyai blok dengan ukuran
(100x100) 𝑚3 .

4.3.4 Sistem pengangkutan


Perencanaan sistem pengangkutan dengan pembuatan jalan merupakan
bagian dalam perencanaan tambang. Sistem pengangkutan sangat
mempengaruhi produktivitas alat yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan.
Sistem pengangkutan yang baik akan meningkatkan produktivitas alat yang
digunakan dan mengurangi biaya operasi penambangan, sehingga target
produksi akan terus meningkat.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. jalan angkut pada lokasi tambang batubara tutupan

Aturan pembuatan jalan angkut pada lokasi batubara tutupan yaitu :


1. Lebar jalan angkut untuk lalu lintas minimal 21 m atau sekitar
3,5 x 6 kali lebih lebar dari rare dump truck tipe 785 komatsu
merupakan dump truck paling besar pada tambang batubara
tutupan.
2. Kemiringan jalan dibuat sekitar 8% untuk jalan-jalan permanen
dan maksimal 10% untuk jalan-jalan kecil dengan akses
terbatas.

4.3.5 Peralatan
kegiatan perencanaan selanjutnya yaitu penentuan peralatan tambang
yang digunakan untuk aktivitas penambangan dibagi beberapa macam
diantaranya alat untuk melakukan pemuatan (alat muat), alat untuk melakukan
pengangkutan (alat angkut) dan alat pendukung.
PT. Pamapersada Nusantara pada tambang batubara tutupan melakukan
pembagian peralatan sebagai berikut :

4.3.5.1 Alat Muat


alat muat adalah alat yang digunakan untuk menggali dan

Laporan Kerja Praktek


memuat material ke dalam suatu alat angkut. Alat muat yang
digunakan pada tambang batubara tutupan yaitu excavator dan Shovel.

Gambar. excavator Hitachi ex 2600

Excavator dan Shovel merupakan alat yang paling sesuai dengan kondisi
permukaan di tambang tutupan. Excavator dan Shovel yang digunakan PT.
Pamapersada Nusantara untuk melakukan aktivitas penggalian dan pemuatan
material dan batubara. Spesifikasi alat muat yang digunakan PT. Pamapersada
Nusantara pada tambang batubara tutupan yaitu :
Alat Muat
Deskripsi Kapasitas
Hitachi EX 2600 17.0
Hitachi EX 2600 e-6 15.0
Komatsu PC 1250 6.7
Komatsu PC 2000 13.7
Komatsu PC 3000 15
Komatsu PC 4000 22
Tabel. deskripsi alat muat pada tambang tutupan

Laporan Kerja Praktek


4.3.5.2 Alat Angkut
Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material
dari satu tempat (tempat pemuatan/loading area) ke tempat yang lain (tempat
penimbunan / dumping area). Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut
material pada tambang batubara tutupan terdiri dari beberapa dump truck, dan
trailler.
Jenis alat angkut di tambang tutupan dibagi berdasarkan material yang
akan diangkut yaitu:
1. Overburden (OB)
Untuk mengangkut material overburden menggunakan komatsu
785 dan 730 E

Gambar. Alat angkut Overburden (OB)


2. Batubara
Untuk mengangkut material batubara menggunakan komatsu 785
dari pit ke ROM dengan mangkok yang lebih besar.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Alat angkut Batubara
3. Lumpur
Untuk mengangkut lumpur menggunakan komatsu 785 yang
ditambah tail gate dibagian belakang.

Gambar. Alat angkut material lumpur

Laporan Kerja Praktek


4.3.6 Alat Pendukung
1. Dozer
Dozer berfungsi sebagai alat untuk menumbangkan pohon dan
meratakan semak-semak pada kegiatan pembersihan lahan (land clearing),
pada kegiatan pemuatan overburden oleh excavator ke dalam dump truck,
dozer berfungsi sebagai alat untuk material yang berserakan pada tempat
penimbunan (dumping area) dozer berfungsi meratakan dan merapikan
timbunan material dari dump truck, dan fungsi lainnya.

Gambar. Dozer komatsu tipe 155 a


2.Grader
Grader berfungsi sebagai alat untuk meratakan dan merapikan material
yang berserakan dijalan, akibat material yang tumpah dari alat angkut (dump
truck). Grader yang digunakan merupakan grader komatsu tipe 825 a dan
caterpillar 24 h.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Grader komatsu tipe 825 A

3. Water truck
Water truck adalah truck berisi air yang berfungsi sebagai alat untuk
menyiram jalan yang berdebu, akibat aktivitas pengangkutan matreial oleh
alat angkut. Water truck yang digunakan yaitu Komatsu tipe 785 yang
ditambah tangki dibelakangnya dengan kapasitas 80.000 liter.

Gambar. Water truck yang sedang menyirami jalan hauling

Laporan Kerja Praktek


4. Mesin Pemboran
Mesin pemboran adalah alat untuk membuat lubang bor tempat bahan
peledak pada aktivitas peledakan. Mesin pemboran juga dapat digunakan
untuk mengetahui lapisan batubara dengan melakukan test pit (lubang test
batubara). Mesin pemboran yang digunakan oleh PT. Pamapersada
Nusantara pada tambang batubara di tutupan yaitu reddrill skf ....

5. Pompa Air
Pompa air adalah alat untuk memompa air yang ada dalam pit yang
tergenang akibat air hujan.

6. Lightingplant
Lighting plant adalah alat penerangan yang dipergunakan untuk
menerangi aktivitas penambangan pada malam hari.

Gambar. Lighting plant di tambang tutupan


7. Wheel Dozer
Wheel dozer adalah alat untuk meratakan dan merapikan timbunan
material dari dump truck, membersihkan material pengotor batubara
sebelum di loading dan fungsi lainnya.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Wheel Dozer komatsu tipe di tambang tutupan
8. Wheel Articulated
Wheel articulated adalah alat yang digunakan untuk memuat batubara
ke dalam trailer

Gambar. Wheel articulated komatsu tipe 600 di ROM 5


4.2 Kegiatan Penambangan
Kegiatan penambangan batubara oleh PT. Pamapersada Nusantara
berlangsung pada tambang tutupan, kalimantan selatan. Secara umum
kegiatan penambangan batubara oleh PT. Pamapersada Nusantara pada
tambang tutupan meliputi :
1. Penyiapan lahan
2. Pengupasan lapisan tanah penutup

Laporan Kerja Praktek


3. Pengupasan dan pembongkaran lapisan tanah penutup
4. Penambangan batubara
5. Pengangkutan batubara ke port

4.2.1 Penyiapan Lahan


Sebelum melakukan kegiatan pembongkaran dan penggalian material
penutup, kegiatan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan yang
akan ditambang. Proses penyiapan lahan yang akan ditambang pada lokasi
tambang tutupan oleh PT. Pamapersada Nusantara dibagi menjadi 2 tahap.
Tahap awal adalah pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-
semak (land clearing).

4.2.1.1 Pembukaan Lokasi Penambangan dan Pembersihan Lahan (Land


Clearing)
Kegiatan awal penambangan yang baik adalah pembukaan lahan yang
akan digunakan sebagai tempat kegiatan penambangan, sehingga didapatkan
suatu daerah kerja yang baik. Kegiatan awal ini meliputi pembersihan lahan
dari vegetasi (semak-semak, pohon-pohon, dll), pengupasan tanah penutup
dan dilanjutkan dengan pembukaan dan pembuatan jalan untuk tambang.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bulldozer, yang naik diatas
bukit mendorong kayu-kayu, semak-semak ke bawah. Pembersihan lahan
dilakukan dengan bertahap dengan luas tertentu sesuai dengan kemajuan
penambangan yang telah direncanakan.

4.2.2 Pengupasan Tanah Pucuk ( Pre Stripping top soil )


Lapisan top soil dan sub soil adalah lapisan yang banyak mengandung
unsur hara. Ketebalan dari top soil antara 10 – 50 cm, sedangkan sub soil
mempunyai ketebalan sekitar 3 – 5 m. Setelah pembukaan dan pembersihan
lahan, kegiatan selanjutnya adalah pengupasan lapisan tanah pucuk/top soil
dan sub soil yang sangat kaya akan unsur hara. Top soil mempunyai tempat
penumpukan yang berbeda dengan sub soil. Tetapi pada areal tertentu yang
lapisan top soil nya tipis, penanganannya dilakukan sekaligus dengan sub
soil, yaitu ditimbun dan ditempatkan bersamaan, ini juga dapat disebabkan
karena medan kerja yang sulit misalnya untuk daerah yang curam dan terjal

Laporan Kerja Praktek


sehingga untuk memudahkan perkejaan diambil bersamaan. Pengupasan
tanah pucuk ini bertujuan untuk menemukan lapisan penutup batubara dan
menyimpan tanah subur (top soil) ini untuk keperluan reklamasi di kemudian
hari. Untuk kegiatan ini diperlukan alat mekanis yaitu dozer, backhoe dan
power shovel sebagai alat gali.

Gambar. DZ 85E SS Pengupasan Tanah Penutup

4.2.2.1 Pemuatan top soil


Lapisan topsoil pada tambang tutupan dikupas dan dimuat oleh alat
mekanis hydraulic excavator ke dalam dump truck. Excavator yang di
gunakan adalah excavator komatsu tipe PC 1250

Gambar. Pemuatan Top soil

Laporan Kerja Praktek


4.2.2.2 pengangkutan lapisan tanah pucuk
Topsoil yang sudah dikupas kemudian dimuat ke dalam dump truck
oleh excavator. Setelah dimuat kemudian diangkut ke tempat penimbunan
lapisan tanah penutup (stock topsoil). Dump truck yang digunakan untuk
mengangkut lapisan tanah penutup adalah HD 785 dengan kapasitas 42 BCM.
4.2.2.3 tempat penimbunan tanah pucuk
Topsoil yang sudah dimuat ke dalam truck kemudian diangkut ke
tempat penimbunan. Tempat penimbunan tanah penutup disebut stock topsoil.
Stock topsoil berfungsi sebagai penampung semua tanah penutup yang sudah
dikupas, sehingga apabila diperlukan kembali akan mudah untuk didapat
apabila ada reklamasi, tapi penangan tanah pucuk bisa juga langsung disebar
ke disposal yang telah on design, dengan ketentuan dilakukan dumping per
layer 4 meter.

Gambar. Area tempat penimbunan tanah pucuk

4.2.3 Pembongkaran lapisan tanah penutup


Pengupasan tanah penutup harus sesuai dengan design yang sudah
direncanakan oleh perusahaan, biasanya pengupasan tanah penutup dibuat
jenjang. Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
 Direct-Digging
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan penggalian
langsung oleh shovel atau backhoe. Penggalian langsung ini hanya untuk
material tanah penutup yang sangat lunak sampai lunak.

Laporan Kerja Praktek


 Dozing
Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat dozer untuk
mendorong tanah penutup yang relatif lunak untuk kemudian diangkut oleh
dump truck.
 Drilling dan Blasting
Dalam pengupasan tanah penutup kadang didapat material yang keras
misalnya batupasir sehingga perlu untuk diledakkan. Cara ini pun bisa dipakai
jika kedua cara diatas sudah tidak efektif lagi. Adapun urutan kegiatan
pemboran dan peledakan adalah :
a. Menyiapkan lokasi pemboran dan peledakan
b. Menetukan desain pemboran
c. Melakukan pemboran berdasarkan desain
d. Pengangkutan bahan peledak
e. Kegiatan peledakan
Peledakan yang dilakukan bekerjasama dengan subkontraktor
PT.Pamapersada Nusantara yaitu PT. DAHANA, dan PT. Dyno Nobel
merupakan kontraktor khusus peledakkan. Sebelum peledakan dilakukan
pemboran lubang ledak.
Untuk proses pembuatan lubang ledak dengan mesin bor dilakukan
oleh PT. Pamapersada Nusantara dengan menggunakan mesin bor terex red
drill SKF berjumlah .... unit dengan kapasitas pemboran 70 m/jam. Untuk
lubang ledak kedalamannya 5,5 – 11,5 meter per lubang dengan burden spasi 8
x 9 atau 9 x 10 dan PF rata-rata 0.22 kg/bcm. Pola pemboran yang digunakan
adalah empat persegi panjang dan selang seling (Rectangular Staggerd
Patern) dengan pola peledakan beruntun per baris. Bahan peledak yang
digunakan adalah ANFO (Amonium Nitrate Fuel Oil) dan emultion serta
bahan penguat Anzomex Booster dengan pemicu non elektrik.

Laporan Kerja Praktek


Gambar Pengeboran (Drilling)

Gambar Peledakan (Blasting)


4.2.3.4 pemuatan tanah penutup
Setelah lapisan tanah penutup yang keras diledakkan, maka kegiatan
penggalian dan pemuatan menjadi mudah. Alat mekanis yang digunakan untuk
menggali dan memuat lapisan tanah penutup pada tambang tutupan yaitu
excavator. Jenis excavator yang digunakan tergantung ketebalan lapisan
tanahmya. Untuk lapisan tanah yang paling tebal digali dan dimuat oleh
excavator dengan produktivitas masing-masing sebagai berikut :

Laporan Kerja Praktek


NAMA UNIT PRODUKTIVITAS
Shovel 4000 1500 Bcm/jam
PC 3000 1000 Bcm/jam
DX 250 Hitachi 1000 Bcm/jam
Shovel 2500 Hitachi 1050 Bcm/jam
PC 2000 700 Bcm/jam
PC 1250 500 Bcm/jam
Tabel. Produktivitas alat gali

Gambar. Aktivitas pemuatan tanah penutup

4.2.3.5 pengangkutan tanah penutup


Untuk proses pengangkutannya menggunakan dump truck komatsu
tipe 785 dengan kapasitas maksimal 91 ton, dump truck komatsu tipe 730
dengan kapasitas 117 ton semua dump truck yang digunakan, cara
mengosongkan muatan/materialnya ke belakang atau sering disebut rear dump
truck.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Komatsu 730E mengangkut material penutup

4.2.3.6 tempat penimbunan tanah penutup


Tanah penutup atau yang disebut overburden yang sudah digali atau
dimuat kemudian diangkut oleh dump truck ke tempat penimbunan. Tempat
penimbunan lapisan tanah penutup sering disebut dumping area atau disposal.
Tempat penimbunan ini dibagi menjadi 2 tempat, yaitu :
1. In pit dump
Yang dimaksud In Pit Dump adalah tempat penimbunan di dalam
pit dengan jarak rata-rata dari tempat penggalian ke tempat
penimbunan 2-3 km
2. Out pit dump
Yang dimaksud dengan Out Pit Dump adalah tempat penimbunan
diluar pit, dengan jarak rata- rata dari tempat penggalian ke tempat
penimbunan 4-5 km.

Laporan Kerja Praktek


Gambar. Aktivitas dumping tanah penutup diluar pit

4.2.4 Penambangan lapisan batubara


Penambangan batubara pada tambang batubara tutupan adalah kegiatan
pengambilan batubara dari tambang kemudian dikirim ke tempat penimbunan
batubara (ROM Stock), tempat pencucian batubara atau langsung ke dermaga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal penambangan batubara antara
lain :
 Lokasi penambangan batubara dibersihkan dari material ikutan
seperti : batu, kayu, lumpur dll
 Lokasi penambangan batubara tidak boleh tergenang oleh air.
 Batas batubara (coal line) yang tertutup harus dibuka terlebih dahulu
sebelum dilakukan penambangan.
 Sebelum digali dan dimuat lapisan batubara digaru (ripping) terlebih
dahulu untuk mempermudah pengambilan serta memperkecil
ukuran batubara, dengan ukuran lebih kecil dari 50 cm

4.2.5 Pemuatan Batubara


Dengan mempertimbangkan nilai ekonomi dan ketebalan lapisan
batubara maka penggalian dan pemuatan batubara tambang tutupan
menggunakan alat mekanis.

Laporan Kerja Praktek


Pemilihan alat penggalian dan pemuatan batubara berdasarkan area.
Untuk batubara areanya yang relatif luas dan lebar menggunakan komatsu pc
2000 sedangkan area yang relatif sempit digunakan komatsu pc 1250, dan pc
300 agar tidak mendapatkan big coal.
Proses pemuatan batubara menggunakan excavator dibantu oleh
dozer, yang berguna untuk mengeruk (ripping) batubara yang keras agar
tercapai produktivitas dan mengumpulkan batubara yang terserak. Dozer yang
digunakan adalah type 155 a.

Gambar. Aktivitas pemuatan batubara di tambang tutupan

4.2.5 pengangkutan Batubara


Untuk kegiatan pengangkutan batubara di tambang tutupan dibagi
menjadi 2 tempat, yaitu : dilakukan pengangkutan ke ROM menggunakan
komatsu HD 785, dan pengangkutan dari ROM ke port dilakukan oleh Trailer
dengan kapasitas 150 ton.
4.2.6 Tempat Penimbunan Batubara
ROM Stockpile adalah tempat penimbunan batubara sebelum
dilakukan proses pencucian atau pengangkutan ke port. Pembagian
penimbunan batubara di ROM di dasarkan pada jarak terdekat dari area
loading. Adapun ROM PT. Pamapersada Nusantara di tambang tutupan
dengan kapasitasnya:

Laporan Kerja Praktek


Nama Kapasitas (ton)
ROM 1
ROM 2 125.000
ROM 3 35.000
ROM 4 150.000
ROM 5 145.389
ROM 15 81.000
Tabel. Pembagian ROM dan kapasitasnya

Gambar. ROM 5 pada tambang tutupan

Laporan Kerja Praktek


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
PT. Pamapersada Nusantara merupakan kontraktor PT. Adaro
Indonesia. Adaro Indonesia merupakan perusahaan yang mempunyai izin
penambangan pada tambang batubara tutupan.
Semua kegiatan penambangan batubara yang ada pada tambang
tutupan dilakukan oleh PT. Pamapersada Nusantara dilakukan oleh
department Engineering bagian mine planning. Beberapa factor yang menjadi
pertimbangan dalam melakukan perencanaan penambangan pada tambang
batubara tutupan yaitu :
1. Stripping Ratio
Rata-rata nilai stripping ratio pada tambang batubara tutupan adalah 1:5
2. Cadangan Batubara
Cadangan Batubara yang ditambang pada tambang batubara tutupan
sekitar
3. Sistem Penambangan dan Batas Penambangan
Tambang Batubara tutupan merupakan tambang terbuka dengan system
penambangan open pit
4. Peralatan Tambang
Peralatan tambang yang digunakan terbagi menjadi 3, yaitu alat muat, alat
angkut, alat pendukung

Faktor –faktor dalam perencanaan tersebut menjadi acuan untuk


melakukan kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan batubara oleh PT.
Pamapersada Nusantara meliputi bagian :
1. Penyiapan lahan
Penyiapan lahan pada tambang tutupan meliputi kegiatan pembersihan
lahan
2. Pengupasan lapisan tanah pucuk
Pengupasan lapisan tanah pucuk meliputi kegiatan pemuatan,
pengangkutan, dan penimbunan tanah pucuk.
3. Pembongkaran lapisan tanah penutup
pembongkaran lapisan tanah penutup meliputi kegiatan pemuatan tanah
penutup, pengangkutan sampai penimbunan tanah penutup
4. Penambangan batubara
jenis batubara yang ada ditambang tutupan dipisahkan berdasarkan
kandungan abu dan kandungan sulfur. Batubara dimuat, diangkut dan
ditimbun.

5.2 SARAN
Tambang batubara tutupan merupakan salah satu tambang batubara
yang sangat potensial yang ada di Indonesia. PT. Pamapersada Nusantara
dalam melakukan penambangan telah menerapkan Good Mining Practice dan
sudah memenuhi standar keselamatan yang dibutuhkan bagi para karyawan.
Pengelolaan lingkungan yang baik merupakan hal yang wajib dilakukan oleh

Laporan Kerja Praktek


setiap perusahaan yang melakukan penambangan sesuai dengan komitmen
yang telah dibangun oleh PT. Pamapersada Nusantara tutupan mine.

Laporan Kerja Praktek


DAFTAR PUSTAKA
1. Engineering Handbook PT. Pamapersada Nusantara
2. Komatsu Handbook

Laporan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai