DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DOPLANG
Jl. Raya Doplang-Kunduran KM 0,5 Doplang Telp.(0296) 4311020
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN HAJI
I. LATAR BELAKANG
Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Dalam Alquran Surat Ali
Imran ayat 97 dijelaskan bahwa mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Dengan demikian, istithaah menjadi hal penting dalam pelaksanaan ibadah haji, yang
dalam Fiqih Islam, Istithaah (termasuk Istithaah Kesehatan) dinyatakan sebagai salah satu
syarat wajib untuk melaksanakan ibadah haji.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada jemaah haji agar jemaah haji
dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang diberikan kepada jemaah haji, bukan hanya untuk yang
bersifat umum, tetapi juga yang bersifat kesehatan. Sehingga penyelenggaraan kesehatan
haji merupakan kesatuan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada
jemaah haji sejak di Tanah Air, dan selama di Arab Saudi.
Dalam rangka memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam bidang
kesehatan kepada jemaah haji, perlu pula memperhatikan dan mempertimbangkan amanah
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang termasuk masyarakat
Indonesia yang melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik
dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Salah
satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat penting dan strategis adalah
serangkaian upaya kegiatan melalui program pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji
agar terpenuhinya kondisi istithaah kesehatan (kemampuan kesehatan jemaah haji untuk
melakukan serangkaian aktivitas rukun dan wajib haji). Penyelenggaraan kesehatan haji
menuju istithaah kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Permenkes RI) Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan
1
JemaahHaji.
Secara umum, Istithaah Kesehatan Jemaah Haji didefinisikan sebagai kemampuan
jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan dan pembinaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam. Untuk memenuhi kriteria
istithaah kesehatan, persiapan sejak dini di Tanah Air harus dilakukan sebagai
upaya pemerintah dalam mengantar jemaah haji sehat sejak di Indonesia, selama
perjalanan, dan di Arab Saudi selama menjalankan ibadah haji.
Proses pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji menuju istithaah dimulai pada
saat calon jemaah haji mendaftarkan diri. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji
yang pelaksanaannya dimulai di Puskesmas/klinik/rumah sakit di kabupaten/kota
menjadi tanggung jawab tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota. Sedangkan
pemeriksaan kesehatan tahap ketiga yang diselenggarakan di embarkasi menjadi tanggung
jawab tenaga kesehatan haji yang bergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) Embarkasi bidang Kesehatan. Pelayanan Kesehatan Haji di puskesmas/klinik dan
rumah sakit di kabupaten/kota dilaksanakan mengikuti sistem pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
2
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
3
V. SASARAN
Sasaran dari kegiatan pemicuan calon jamaah haji masa keberangkatan tahun 2018 dan
masa keberangkatan tahun 2019
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Doplang