Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Klasifikasi Tanaman Terong

Klasifikasi Tanaman Terong

Klasifikasi Terong

Nama latin Solanun melongena L

Kingdom Plantae

Subkingdom Trachebionta

Super divisi Spermatophyta

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Subkelas Asteridae

Ordo Solanales

Famili Solamaceae

Genus Solanum

spesies Solanum melongena L

2.2 Morfologi Tanaman Terong

1. Akar

Akar tanaman terong adalah akar tunggang yang dangkal, banyak cabang, dan memiliki buluh
yang kasar.

2. Batang

Batang tanaman terong di bedakal menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang primer) dan
percabang (batang sekunder). Dalam perkemban perkembangan batang sekunder ini akan
mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman,
sedang percabangan adalah bagian tanaman yang mengeluarkan bunga. Batang utama
bentuknya persegi (angularis), sewaktu muda berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa menjadi
ungu kehitaman (Imdad, 2001).

3. Daun

Daun terong terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti ini lazim
disebut daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan menebal
dibagian pangkal, panjang berkisar antara 5-8 cm. Helaian daun terdiri dari ibu tulang daun,
terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang dan urat-urat daun. Ibu tulang daun merupakan
perpanjangan dari tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk. Lebar helaian daun 7-9 cm
atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12-20 cm. Bangun daun berupa belah
ketupathingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun mruncing, dan sisi bertoreh.

4. Bunga

Bunga terong merupakan bunga banci atau bunga berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat
alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin wanita (putik). Bunga seperti ini dinamakan
bunga lengkap. Perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan
tangkai bunga.

5. Buah

Buah terong merupakan buah sejati tuggal dan berdaging tebal, lunak, serta tidak akanpecah
bila buah telah masak. Daging buah lunak dan berair. Daging buah ini merupakan bagian yang
enak dimakan.

6. Biji

Biji-biji terdapat bebas dalam daging buah. Biji terong sangat mengkilap, berlendir, berbentuk
bulat lonjong dan juga berwrna coklat hingga kehitaman.

2. 3 Untuk memulai budidaya terong ungu, ada beberapa hal yang lakukan,
yaitu:

1. Memilih bibit
Langkah pertama yang dapat kita lakukan untuk memulai budidaya terong
ungu berbuah lebat adalah memilih bibit unggul.

Saat ini sudah banyak toko yang menjual bibit unggul terong ungu, baik
berbentuk benih maupun biji.

Berikut beberapa ciri yang dapat kita lihat untuk mengetahui benih terong
ungu berkualitas yang dapat ditemukan di toko bibit:

o Benih memiliki kadar air yang cukup


o Benih memiliki tampilan yang bersih dan mengilat
o Benih memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang seragam
o Benih tidak tercampur dengan benih lain yang cacat/buruk
o Benih memiliki daya tumbuh yang cepat, yakni sekitar 80%
Jika ciri-ciri benih di atas sudah ada pada benih terong ungu yang kita pilih,
maka kita siap untuk melangkah ke proses berikutnya, yakni penanaman

2. Menyiapkan media tanam


Jika ingin memiliki terong ungu berbuah lebat, kita harus menyiapkan media
tanam yang baik karena media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.

Media tanam yang salah akan menghambat tumbuhnya tanaman dengan


baik. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyiapkan
media tanam bagi benih terong ungu:

o Siapkan polybag atau pot yang sudah diberi lubang secukupnya di bagian
dasar. Sebaiknya kita menggunakan pot atau polybag berukuran besar
agar nantinya penyemaian dapat dilakukan pada wadah yang sama. Hal ini
akan sangat berguna bagi petani yang tidak memiliki lahan yang luas.
o Masukkan tanah ke dalam polybag atau pot tersebut. Dalam hal ini, kita
harus memastikan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah gembur
yang kaya akan zat organik.
o Campurkan tanah dengan padi sekam hingga rata. Perbandingan antara
tanah dan padi sekam harus 1:1.

3. Menyemai benih terong ungu


Jika kita sudah memiliki bibit dan menyiapkan media tanam seperti yang telah
dijelaskan di atas, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah
melakukan penyemaian benih.

Baca: Berkebun! Cara Sederhana Mengatasi Baby Blues Sindrom


Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

o Pertama-tema, kita harus merendam benih terong ungu ke dalam air


hangat selama kurang lebih 15 menit.
o Buatlah lubang-lubang tipis dengan jarak minimal 1 cm di atas campuran
tanah dan padi sekam dalam polybag yang tadi telah disiapkan.
o Masukkan benih-benih terong pada lubang-lubang tersebut.
o Tutup benih dengan sisa campuran tanah dan padi sekam.
o Tepuk-tepuk tanah secara perlahan untuk memadatkannya.
o Siram dengan air secukupnya. Penyiraman ini harus rutin dilakukan setiap
pagi dan sore hari. Ingat pula untuk meletakkan polybag di tempat yang
mendapat sinar matahari cukup.

4. Memindahkan tanaman ke media tanam


yang lebih besar
Setelah masa semai, biasanya terong ungu membutuhkan waktu kurang lebih
satu bulan agar ia mengalami pertumbuhan kecambah.

Jika daun yang muncul sudah ada 4 helai, maka langkah selanjutnya adalah
memindahkan bibit terong ke media tanam yang lebih besar.

Memelihara terong ungu


Setelah melakukan penanaman dan pemindahan bibit, hal yang tidak kalah
penting untuk dilakukan adalah perawatan.

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan, yaitu:

o Menyiram tanaman secara teratur, yakni tiap pagi dan sore.


o Melakukan pemupukan. Dalam hal ini, sebaiknya kita menggunakan pupuk
organik agar hasilnya lebih maksimal.
o Melakukan pengamatan tanaman, mulai dari batang, daun, hingga buah.
Jika ada bagian yang terserah penyakit, segera buang.
o Mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
o Menancapkan bambu di dekat tanaman, lalu mengikatnya. Bambu
berfungsi sebagai penyangga batang terong
Itulah tips budidaya terong ungu bagi pemula, silahkan mencoba ya. Mudah –
mudahan ketika berbuah, punya buah yang lebat.

Jumpa lagi dengan SentraBudidaya, kali ini kami akan membahas tentang step by step menanam
terong. Namun sebelum itu kami akan menjelaskan mengenai apa itu terong? Terong adalah
tanaman yang masuk dalam keluarga kentang, lalu bagian yang digunakan sebagai bahan konsumsi
yaitu buahnya dan terong berasal dari india serta Srilanka.

Sebenarnya kegiatan budidaya terong tidaklah susah, hanya saja anda memang benar benar harus
paham cara menanam terong. Tanaman ini merupakan salah satu sayuran favorit di indonesia, oleh
karena itu jika budidaya terong bisa benar-benar menjadi usaha bertani yang menjanjikan. Oleh
karena itu kami disini akan menjelaskan cara menanam terong dibawah ini.

13 Hama dan Penyakit Tanaman Terong Dan Cara Pengendaliannya – Dalam melakukan
budidaya tanam terong baik terong ungu, terong lalap, terong belanda, terong putih ataupun terong
hijau pastilah akan ada kendala yang dialami, salah satunya serangan hama dan penyakit. Serangan
hama penyakit tersebut dapat menimbulkan hal yang merugikan seperti pertumbuhan lambat,
produktivitas menurun dan gagal panen bahkan tanaman mengalami kematian. Nah kali ini kita akan
membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman terong beserta cara
pengendaliannya, berikut penjelasan lengkapnya:

Hama Tanaman Terong


1. Kutu daun (Aphis spp)
Hama ini menyerang tanaman terong pada bagian daun yang masih muda sehingga daun akan
rusak, tidak beraturan dan daun akan kering dan mati.

Pengendalian :
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melakukan penanaman
dengan jarak tanam yang baik, melakukan sanitasi lahan secara teratur dan melakukan perendaman
benih sebelum tanam. Selain itu anda juga dapat melakukan pengendalian secara kimiawi yaitu
dengan melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan anjuran.

2. Kumbang Daun (epilachna spp.)


Hama ini membuat permukaan daun tidak rata, ada lubang dan memiliki warna kuning serta layu.

Pengendalian :
Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara manual dengan cara mengambil kumbang tersebut
lalu dimusnahkan atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan
insektisida sesuai dosis yang ditentukan.

3. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)


Hama ini menyerang tanaman muda atau tanaman dalam proses pembenihan, hama ini
menyebabkan tanaman membusuk lalu mati.

Pengendalian
Hama ini dapat dikendalikan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas
dan tahan terhadap hama serta melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara
kimiawi yaitu dengan menyemprotkan insektisida sesuai dengan anjuran.

4. Tungau (Tetranynichus spp)


Hama ini menyebabkan permukaan daun berbintik cokelat kehitaman serta daun akan berlubang dan
layu.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lahan, melakukan
perendaman benih dengan larutan sebelum tanam serta penjarangan tanaman. Selain itu bisa juga
dengan cara kimiawi yaiu dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan
dosis yang dianjurkan.

5. Ulat Buah (Helicoverpa armigera hubn)


Hama ini menyerang buah baik itu muda atau tua yang mengakibatkan buah akan berlubang lalu
busuk dibagian dalamnya.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan membuang buah yang
terserang dan melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu
dengan melakukan penyemprotan buah dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

6. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)


Hama ini menyerang daun yang muda ataupun tua, biasanya daun yang terserang akan berlubang
dan bentukya tidak beraturan.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengambil ulat lalu
dimusnakan dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu
dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
7. Bekicot
Hama ini biasanya menyerang tanaman yang masih muda dengan memakan daundan batang
tanaman.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan bekicot lalu memusnahkannya,
melakukan penyiangan pada gulma dan juga menaburkan nematisida di sekitar tanaman.

8. Kutu Kebul
Hama ini dapat menyebabkan daun mengkerut, keriting dan tanaman akan menjadi kerdil.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman, melakukan
penyiangan gulma dan juga tanaman inang serta melakukan penyemprotan akarisida.

Penyakit Tanaman Terong


1. Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora sp. Tanaman yang terserang penyakit ini akan
memiliki bercak cokelat kehitaman pada permukaan daun sehingga dau layu dan kering.

Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang
berkualitas dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik. Selain itu bisa juga dengan cara kimiawi
yaitu dengan melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis.

2. Busuk Buah
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. Buah yang terseranmg penyakit ini
akan memiliki bercak berwarna cokelat kehitaman lalu buah akan busuk dan mudah jatuh.

Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara memetik lalu
membuang buah yang busuk atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan
penyemprotan fungisida sesuai dengan anjuran.

3. Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Gloesporium melongena. Permukaan daun tanaman yang
terserang penyakit ini akan memiliki bercak coklat kehitaman, daun keriting dan menggulung.

Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara melakukan
sanitasi lahan, menggunakan benih yang tahan penyakit dan melakukan penjarangan tanaman atau
bisa dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis
yang dianjurkan.

4. Rebah Semai
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan Phthium spp. Penyakit ini menyeran
tanaman saat pembibitan atau persemaian, tanaman yang terserang akan menguning, layu lalu mati.

Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melakukan sanitasi lahan
dan juga penggunaan benih yang berkualitas atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara
melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang berlaku.

5. Layu Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit ini membuat tanaman
layu dan mati.
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lahan atau juga dengan
melakukan penyemprotan bakterisida sesuai dengan anjuran.

Demikian artikel pembahasan tentang”13 Hama dan Penyakit Tanaman Terong Dan Cara
Pengendaliannya“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai
jumpa

Anda mungkin juga menyukai