Nyeri Orofasial
Nyeri Orofasial
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu .
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Tubuh II
untuk DKK MODUL 1 dengan judul “NYERI OROFACIAL” selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara jelas tentang nyeri orofacial.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab I : PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………... 4
Batasan Topik...........................................................................4
Peta Konsep……………………………………………………………... 5
Bab II : PEMBAHASAN
Nyeri Orofasial..........................................................................6
2.1.1 Definisi...................................................................6
2.1.2 Etiologi...................................................................6
Migrain......................................................................................8
2.2.1 Definisi...................................................................8
2.2.3 Klasifikasi...............................................................8
2.2.4 Patofisiologi..........................................................10
2.2.5 Etiologi..................................................................11
2.2.6 Epidemologi..........................................................13
2.2.7 Diagnosis..............................................................13
2.2.8 Pengobatan...........................................................14
2.2.9 Prognosis..............................................................14
Kesimpulan………………………………………………………...…...15
Daftar Pustaka.…….…………………………………………………..16
3
BAB I
Pendahuluan
1.2.1.1 Definisi
1.2.1.2 Etiologi
1.2.2 Migraine
1.2.2.1 Definisi
1.2.2.3 Klasifikasi
1.2.2.4 Patofisiologi
1.2.2.5 Etiologi
1.2.2.6 Epidemologi
1.2.2.7 Diagnosis
1.2.2.8 Pengobatan
1.2.2.9 Prognosis
4
1.2.3 Peta Konsep
Gangguan TMJ
Sakit kepala
Anamnesa sakit
Perawatan
Oklusal adjustment
5
BAB II
Pembahsan
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
1. Local disorders
Kelainan pada gigi dan jaringan penyangganya
Rahang
Antrum maksilaris
Kelenjar saliva
Hidung dan faring
Mata
2. Neurogical disorders
Neuralgia trigeminal idiopatik
Neoplasma maligna yang melibatkan saraf trigeminal
Neuralgia glosofaringeal
Herpes zoster (termasuk neuralgia posterpetik)
Sklerosis multipel
SUNCT (Severe Unilateral Neuralgia and Conjuctival Tearing)
syndrome
3. Kemungkinan penyebab psikogenik
Nyeri wajah atipikal (atypical facial pain)
Burning mouth syndrome
Nyeri disfungsi temporomandibular
4. Vascular disorders
Migrain
Neuralgia migrain
Giant cell artritis
Paroxysmal hemicrania
Neuralgia-inducing Cavitation Osteonecrosis (NICO)
5. Reffered pain
Nyeri pada nasofaringeal
6
Okuler
Aural
Respirasi jantung (cardiorespiratory)
Angina
Luka pada leher atau dada (termasuk kanker paru-paru)
(Scully C.2008.Oral)
7
2.2 Migraine
2.2.1 Definisi
Pada migrain tanpa aura, selain keluhan, dapat juga dijumpai keluhan
pucat, fotofobia, fonofobia, osmofobia,dan parostesia. Sedang pada migrain
dengan aura, sebelum terjadinya nyeri kepala, biasanya didahului dengan aura.
Aura visual muncul dengan gejala peradangan kabur, skotoma, fotopsia,
fortification spectva, dan distorsi ireguler terhadap objek. Pada beberapa
orang, terkadang disertai vertigo dan light headedness. Aura sensorik muncul
berupa parostesia perioral dan kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24357/4/Chapter%20ll.pdf
2.2.3 Klasifikasi
8
fotofobia, dan fonofobia. Sebelumnya disebut migraine umum atau
hemikrania simplek.
2. Migraine Dengan Aura
Adalah kelainan idiopatik berulang, dengan manifestasi gejala-
gejala neurologic yang kelainannya dapat dilokasikan di korteks
serebri atau batang otak, biasanya timbul secara bertahap dalam
waktu 5-20 menit dan berakhir kurang dari 60 menit. Nyeri kepala,
rasa mual, dan atau fotofobia biasanya berlangsung mengikuti
gejala neurologic secara langsung atau setelah interval kurang dari
1 jam. Fase nyeri kepala ini berlangsung 4-72 jam atau dapat pula
tidak ada. Sebelumnya disebut migraine klasik, migraine oftalmik,
migraine hemiplegi, migraine afasia, migraine komplikata.
3. Migraine Hemiplegi Familial
Migraine dengan aura berupa hemiparesis dimana sekurang-
kurangnya satu tingkat generasi menderita serangan migraine jenis
ini. Nyeri kepala terjadi kontralateral terhadap hemiparesis.
Vasokontriksi primer diyakini dapat menimbulkan iskhemi pada
daerah yang mendapat perdarahan arteri serebri media sehingga
menyebabkan hemiparesis. Migraine jenis ini diturunkan secara
autosomal dominan.
4. Migraine Basiler
Adalah migraine dengan aura berasal dari batang otak atau kedua
lobus oksipitalis, dahulu disebut : migraine “Bickerstaff”, migraine
sinkop. Sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, jarang
menetap sampai usia tua. Serangan migraine mula-mula berupa
gangguan visual yaitu penglihatan kabur atau tunnel vision. Gejala-
gejala tambahan bervariasi meliputi parestesia, dizziness, vertigo,
ataxia, gangguan kesadaran. Pasien dapat pingsan atau
mengalami serangan jatuh (drop attack) bila berdiri. Parestesi pada
ekstremitas dapat meluas ke proksimal disertai perasaan tidak
enak atau anastesi pada bibir dan lidah. Gejala-gejala ini
berlangsung sampai 45 menit, diikuti nyeri kkepala didaerah
oksipital. Kualitas nyeri kepala berdenyut dan berat, dapat
menyebar ke vertex dan leher.
5. Migraine Oftamplegi
Jenis migraine dengan serangan nyeri kepala berulang, disertai
paresis satu sisi atau lebih saraf mata tanpa adanya lesi intra
cranial. Jarang ada riwayat keluarga pada migraine jenis ini. Nyeri
kepala berlangsung beberapa jam didaerah retro orbital diikuti
oflamoplegi dapat berlangsung 3-4 hari sampai satu bulan.
6. Migrain Retina
9
Serangan migraine berupa skotoma atau kebutaan satu mata yang
berlangsung kurang dari satu jam disertai nyeri kepala tanpa
adanya kelainan okuler atau vaskuler.
7. Sindroma Periodik Pada Masa Anak-Anak (Childhood Periodic
Syndrome)
Dahulu disebut migraine ekivalen, jenisnya :
a. Vertigo paroksimal pada masa anak-anak
Adalah kelainan yang mungkin heterogen dengan tanda khas
serangan vertigo singkat pada masa anak-anak.
b. Hemiplegia yang bergantian sisi pada anak-anak
Adalah serangan hemiplegi yang dapat bergantian sisi pada
bayi, berhubungan dengan fenomena paroksimal lainnya dan
gangguan mental.
8. Migraine Abdominal
Migraine jenis ini memperlihatkan gejala nyeri abdominal
mendadak, disertai mula, muntah. Migraine abdominal lebih sering
terjadi pada anak-anak dan sulit dibedakan dengan epilepsy
abdominal, karena pada kedua kelainan dapat ditemukan
gelombang runcing dan distimik yang tidak spesifik pada
pemeriksaan EEG.
9. Komplikasi-Komplikasi MIgrain
a. Status migrenous
Adalah serangan migraine dengan fase nyeri berlangsung lebih
dari 72 jam meskipun diobati. Interval bebas nyeri kurang dari 4
jam (tidak termasuk tidur).
b. Infark migrenous
Adalah satu atau lebih gejala aura dari migraine yang tidak
sepenuhnya reversible dalam waktu 7 hari dan atau pada
pemeriksaan dengan neuroimaging didapatkan adanya infark
iskemik. Dahulu disebut migraine komplikata.
(Suryawati, Herlina.1999)
2.2.4 Patofisiologi
Ada 3 teori:
1. Teori 1
2. Teori 2
10
Teori neurologi yang menyebutkan bahwa migrain adalah akibat
perubahan yang terjadi di daerah otak yang berbeda dan di medikasi
perubahan sistem neurotransmisi. Teori ini fokus pada fenomena
depolarisasi kortikal yang menyebar yang menyebabkan munculnya
aura.
3. Teori 3
2.2.5 Etiologi
11
o FHM Tipe 3 : Merupakan gangguan akibat mutasi SCN1A,
merupakan gangguan yang paling jarang terjadi.
Migraine pada kelainan bawaan lainnya: Migraine meningkat
pada pasien dengan gangguan mitokondrial seperti MELAS
(Mitocondrial miopati, Encelopati, Lactic acidosis, dan Stroke).
CADASIL (Cerebral Autosomal Dominan Anteriopathy with
Subcortical Infarcts and Leukoencephalopathy) adalah kelainan
genetik yang mengakibatkan migrain aura, struk sebelum umur
60 tahun, dan perubahan perilaku.
CADASIL diturunkan pada gen autosomal dominan, dan
kebanyakan diturunkan dari orang tua dengan riwayat yang
sama. 90% kasus terjadi akibat mutasi gen pada kromosom 19.
Migrain precipitans
- Perubahan hormonal (ex: menstruasi, kehamilan, ovulasi)
- Stress
- Kurang tidur atau tidur berlebih
- Perubahan cuaca
- Medikasi (ex: vasodilator, kontrasepsi oral)
- Merokok
- Bau yang kuat
- Mabuk (motion sickness)
- Red wine
- Rangsangan dingin (ice cream headache)
- Trauma kepala
- Kurang olahraga
- Puasa atau melewatkan jam makan
- Jenis makanan tertentu dan aditif (ex: kafein, pemanis
buatan)
Migrain dan penyakit vaskular lainnya:
Orang dengan migrain lebih mungkin memiliki penyakit
kardiovaskular (ex: stroke, infark miokard). Migrain selama
kehamilan juga terkait dengan stroke dan penyakit pembuluh
darah.
Migrain dan besi
12
Migrain meningkatkan deposit Fe lokal. Peningkatan deposit Fe
merupakan respon fisiologis yang diinduksi oleh aktivitas nuklei
berulang yang terlibat dalam pengolahan rasa nyeri pusat.
Migrain dan sensoris perception
Test sensorik kuantitatif menjelaskan adanya perbedaanyang
signifikan pada persepsi terhadap stimulasi yang diberikan pada
pasien dengan migrain, dibandingkan dengan kontrol.
(Chawla J, Lutsep HL. 2013)
2.2.6 Epidemologi
2.2.7 Diagnosis
1. Riwayat pasien
Pastikan pasien tersebut mempunyai riwayat penyakit migrain atau
tidak
2. Tanyakan berapa lama pasien tersebut mengalami migrain maka
harusnya pasien tersebut mengalami migrain selama 4-72 jam
3. Harus memiliki minimal 2 karakteristik berikut antara lain :
a. lokasinya unuilateral
b. Kualitas berdenyut yang pasien alami
c. Intensitas nyerinya sedang atau berat
d. Atau gangguan karena pencegahan dari aktivitas rutin
4. selain itu, selama pasien mengalami migrain, seharusnya:
13
a. mual atau muntah
b. fotophobia
c. phonophobia
(Chawla J, Lutsep HL. 2013.)
2.2.8 Pengobatan
1. Menggunakan obat
2.2.9 Prognosis
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kasus diatas dapat diketahui pasa pasien menderita penyakit migraine
yang dikarenakan oleh karena maloklusi dan gangguan pada TMJ. Migraine yang
diderita merupakan migraine tanpa aura bersifat unilateral (nyeri berdenyut pada
satu sisi kepala). Pada kasus ini, dokter gigi menganjurkan pasien untuk melakukan
perawatan occlusal adjustment yang gunanya untuk memperbaiki maloklusi yang
diderita sehingga mengurangi nyeri pada sendi TMJ dan mengurangi migraine.
15
DAFTAR PUSTAKA:
1. Bricker S, Langlais R, Miller C. 2002. Oral Diagnosis, Oral Medicine, and Treatment
Planning. 2nd edition. BC Decker Inc. London.
2. Dionne R, Phero J, Becker D. 2002. Management of Pain & Anxiety in the Dental Office
WB Saunders Company.
3. Guyton, A & Hall, J. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Jakarta
4. Lynch MA, Brigtman VJ, Greenberg MS. 1997. Burket’s Oral Medicine. Diagnosis and
Treatment 9th edition. Philadelphia : Lippincott – Raven, pp 17-20
5. Neville, Damm, Allen, Bouquet. 1995. Oral dan Maxillofacial Pathology. Saunders. 627
6. Okeson. Bell’s Orofacial Pains. 5th edition. Quintessence Publishing Co.Inc. Chicago
7. Ash M,Nelson S. 2003. Wheeler’s Dental anatomy, Physiology and Occlusion. 8th edition.
Saunders. Philadelphia
8. Scully C.2008.Oral & Maxillofacial Medicine. The Basis of Diagnosis and Treatment.
Churchill Livingstone Elsevier.Edinburg.p.4-17, 233-238
9. Sudibjo, Subagio, Santoso, Alimsardjono. Anatomi Paket III. Laboratorium Anatomi
Histologi. Fakultas Kedokteran Univ. Airlangga
10. Topazian R. Goldberg M, Hupp J. 2002 Oral and Maxillofacial Infection. 4th edition. WB
Saunders Company. Philadelphia
11. Chawla J, Lutsep HL. 2013. Migraine Headache. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1142556-overview . Accessed in 20-2-2014
12. Hannan K. 2005. Orthodontic Braces and Migraine Headache : Prevalence of Migraine
Headache in females aged 12-18 years with and without Orthodontic Braches.
International Journal of Osteopathic Medicine. Vol 8:4. Available at
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1746068905000994 . Accessed in 20-
2-2014
13. Singh D. 2013 Effect of DNA ApplianceTM on Migraine Headache. IJO Vol 24 :1.
Available at https://dnaappliance.com/articles/effect-of-the-dna-appliance-on-migraine-
headache_case-report.pdf. Accessed in 20-2-2014
14. American Medical Association. 1998. Migraine and Other Headache Available at
https://uhs.berkeley.edu/home/healthtopics/pdf/managingmigraines.pdf. Accessed 21-2-
2014
15. Suryawati, Herlina. Kualitas Hidup Penderita Migren di Poliklinik Saraf RSUP Dr. Kariadi.
Sumber : http://eprints.undip.ac.id/12899/1/img-427165038.pdf
16. Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24357/4/Chapter%20ll.pdf
16