Disusun oleh :
Disusunoleh :
Tanda Tangan :
Tanggal :
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN FARMASI
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Nama : DINI NUPIA FITRIANI
NIM : P17335113055
Pembimbing,
Mengetahui :
Ketua Jurusan Farmasi
JURUSAN FARMASI
LEMBAR PENGESAHAN
NIP. 196308111994032001
Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada sidang Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh :
Nama : DINI NUPIA FITRIANI
NIM : P17335113055
Penguji :
Tanda Tangan
Dibuat di : Bandung
Pada tanggal :
Yang menyatakan,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa
shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW.
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Farmasi di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Bandung. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Dra. Hj. Mimin Kusmiyati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Bandung yang telah memberikan arahan bagi kami untuk
menyelesaikan karya tulis;
(2) M.H. Roseno, S.Si., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah;
(3) Dra. Tita Puspita, M.Pharm., Apt. dan Hanifa Rahma, M.Si., Apt., selaku
dosen penguji Karya Tulis Ilmiah. Terima kasih atas saran-saran yang
telah diberikan;
(4) Ir. Irwan Ali Syahbana, M.Si. selaku sekretaris yang mewakili Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang telah memberi izin penulis
melaksanakan penelitian di wilayah Kabupaten Bandung;
(5) M. Eka Safarul, SH. Selaku Kabid Ideologi Wasbang dan Tahbang Ub
Kasubid Ketahanan Bangsa yang mewakili Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik yang telah menerbitkan rekomendasi penelitian;
(6) drg. Etty Hendayawati selaku Kepala UPTD Puskesmas Katapang, dan
Lala Komalayani, S.Sos., selaku Kepala Kepegawaian Puskesmas
Katapang yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di
Puskesmas Katapang Kabupaten Bandung;
vi
(7) Lisnawati, S.Farm., Apt. selaku Apoteker di Apotek Puskesmas Katapang,
serta Ibu Betty Lestari selaku petugas Apotek Puskesmas Katapang yang
telah mendukung dan memberi masukan kepada penulis selama
melaksanakan penelitian di Puskesmas Katapang Kabupaten Bandung;
(8) Drs. Indro Pamudjo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis
vii
ABSTRAK
Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama angka kesakitan dan kematian.
Antibiotik banyak diresepkan untuk mengobati penyakit infeksi. Penggunaan
antibiotik tanpa resep dokter yang tidak tepat, menjadi penyebab terjadinya
resistensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter pada masyarakat di Puskesmas
Katapang Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan cara Quota
Sampling dengan menggunakan kuesioner yang tervalidasi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada 280 responden di Puskesmas Katapang Kabupaten
Bandung, yang menggunakan antibiotik tanpa resep dokter terdiri dari 149
(53,2%) orang wanita dan 131 (46,8%) orang pria, kelompok umur 36-55 tahun
sebanyak 129 (46,1%) orang dan 17-35 tahun sebanyak 107 (38,2%) orang,
tingkat pendidikan lulusan SMA sebanyak 129 (46,1%) orang dan lulusan SMP
sebanyak 71 (25,4%) orang, status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga/tidak
bekerja sebanyak 127 (45,4%) orang dan pekerja lepas sebanyak 74 (26,4%)
orang. Jenis antibiotik yang digunakan adalah amoksisilin dan siprofloksasin.
Alasan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter adalah berdasarkan pengalaman
kesembuhan sebelumnya, hemat waktu serta lebih praktis. Gejala yang paling
banyak diobati dengan antibiotik adalah sakit dan nyeri, batuk dan pilek. Lama
penggunaan antibiotik yang dipilih adalah selama 3-6 hari/hingga antibiotik habis
dan tepat setelah gejala sakit hilang. Sarana mendapatkan antibiotik tanpa resep
dokter yang dipilih adalah apotek.
viii
ABSTRACT
Infectious disease was still a leading cause of pain and death figures. Many
antibiotics were prescribed to treat infectious diseases. The antibiotics using
without a doctor's prescription was not appropriated, it could cause the antibiotic
resistance. The purpose of this study was to find out the profile of antibiotics
using without a doctor's prescription at a community health center in Regency
Katapang, Bandung. This study was a descriptive study that was conducted using
cross-sectional approach. Samples were collected by Quota Sampling using a
validated questionnaire. Based on the study conducted at 280 respondents in
Katapang Bandung Regency Clinics, antibiotics using without a doctor's
prescription consisted of 149 (53.2%) women and 131 (46,8%) men, age 36-55
years as much as 129 (46.1%) people and 17-35 years as much as 107 (38,2%)
people, the education level consisted of Senior High School graduates as much as
129 (46.1%) and Junior High School graduates as much as 71 (25.4%) people,
the job status as a housewife/not working as much as 127 (45,4%) people and
freelancers as much as 74 (16.5%) people. The types of antibiotics that were used
were amoxicillin and ciprofloxacin. The reason of antibiotics using without a
doctor's prescription was based on the healing experience before, time-saving and
more practical. Most symptoms treated with antibiotics were aches and pains,
coughs and colds. Long using of the chosen antibiotic was for 3-6 days/until
antibiotics ran out of supply and right after the pain symptoms were gone. The
chosen vehicle to get antibiotic without doctor’s prescription was drugstore.
ix
Untuk Papa dan Mama tercinta, yang merupakan salah satu alasan hidup dan motivasi
terbesar. Adik-adik tersayang Alpi, Nafiza serta keluarga besar dan sanak saudara
yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, semangat dan do’a terbaik.
Para penginspirasi, Elddy tersayang (Insany, Cica, Lela dan Sui); Sahabat yang tak
habis dimakan zaman (Harry dan Feggy); TMNT (Nisa, Ishmah dan Nur Fitri);
Keluarga Boumpoúki [μπουμπούκι] tercinta yang telah berbagi semangat, do’a, dan
persaudaraan yang tak lekang oleh waktu. Kemudian dirimu yang namanya tertulis di
Lauhul Mahfuz untukku.
Pejuang KTI yang hebat tiada tara; kawan sepembimbingan Khilda dan Johan;
Keluarga KBI Farmakologi; Tak lupa juga teman seperjuangan Farmasi 3, mengenal
dan menjadi bagian dari kalian adalah suatu kebanggaan.
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan dari
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-ra’d(13):11)
x
DAFTAR ISI
xi
2.3.1 Faktor Penyebab Resistensi ............................................................... 8
2.3.2 Intervensi Sebagai Upaya Penanggulangan
Resistensi Antibiotik ........................................................................ 10
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 12
2.5 Definisi Operasional ................................................................................. 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 17
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 17
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................. 17
3.2.1 Populasi ............................................................................................ 17
3.2.2 Sampel.............................................................................................. 17
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 18
3.4 Cara Pengumpulan Data ........................................................................... 18
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................ 18
3.6 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 20
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 20
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 47
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 47
5.2 Saran ......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 48
LAMPIRAN ................................................................................................................ 52
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
LAMBANG
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui profil penggunaan antibiotik tanpa resep dokter di Puskesmas
Katapang Kabupaten Bandung.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui alasan masyarakat menggunakan antibiotik tanpa resep
dokter
b. Mengetahui antibiotik apa saja yang digunakan tanpa resep dokter
c. Mengetahui jenis gejala yang diobati masyarakat dengan antibiotik
d. Mengetahui lama penggunaan antibiotik
6
7
2.2 Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik
dapat dibuat secara semisintetik atau sintetik (Setiabudy, 2007).
Dari segi aktivitasnya, antibiotik dibedakan berdasarkan sifat toksisitas
selektif. Ada yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba (bakteriostatik)
dan ada yang bersifat membunuh mikroba (bakterisid)(Setiabudy, 2007).
Berdasarkan spektrumnya atau luas aktivitasnya antibiotik dibedakan
menjadi antibiotik yang berspektrum sempit dan antibiotik yang berspektrum luas.
Antibiotik yang berspektrum sempit aktif terhadap bakteri Gram-positif tetapi
tidak peka terhadap bakteri Gram-negatif atau sebaliknya. Antibiotik yang
berspektrum luas aktif terhadap keduanya (Tjay dan Kirana Rahardja, 2007).
Penggunaan antibiotik
Sosiodemografi
tanpa resep dokter
Keberhasilan Pengobatan
Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah ciri Kuesioner berupa a. Pria Nominal
biologis yang dimiliki pertanyaan tertulis dalam b. Wanita
responden. kuesioner yang
menyediakan dua alternatif
Pendidikan Pendidikan adalah Responden mengisi item a. SD Ordinal
pendidikan formal yang pendidikan yang pernah b. SMP
pernah diikuti responden ditempuh c. SMA
berdasarkan ijazah terakhir d. Diploma
yang dimiliki responden e. Sarjana
13
13
Tabel 2.1 Definisi Operasional(Lanjutan)
Status Pekerjaan Status pekerjaan adalah Responden mengisi item a. Pelajar/Mahasiswa Nominal
aktifitas kerja responden pekerjaan yang dilakukan b. Dosen/Guru
saat ini dalam mencapai saat ini. c. Pegawai Swasta
penghasilan berupa d. Pengusaha/Wiraswasta
materil. Responden yang e. PNS/Polisi/TNI/BUMN
tidak bekerja adalah f. Ibu Rumah
responden yang tidak Tangga/Tidak bekerja
memiliki pekerjaan atau g. Lainnya
tidak menghasilkan
pendapatan. Responden
yang bekerja adalah
responden yang secara
aktif bekerja dan
menghasilkan pendapatan.
Pola Penggunaan Praktek pemilihan obat Diukur dengan a. Amoksisilin Kategorik
antibiotik antibiotik yang dilakukan menggunakan kuesioner b. Siprofloksasin Deskriptif
a. Jenis antibiotik yang masyarakat dalam upaya
paling sering pengobatan tanpa resep
digunakan dokter
14
14
Tabel 2.1 Definisi Operasional(Lanjutan)
15
15
Tabel 2.1 Definisi Operasional(Lanjutan)
16
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
n=
Keterangan:
n = ukuran sampel
Zα = deviat baku alfa
P = proporsi kategori variable yang diteliti
Q =1-P
17
18
20
21
Populasi
4000 orang
Kuesioner
Data
Persentase
Pengolahan Analisis Data Univariate Frekuensi
Data
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Dari 280 responden yang dijadikan sampel, 149 (53,2%) orang adalah
wanita dan 131 (46,8%) orang adalah pria. Berdasarkan usia, dari 280 responden,
terdiri dari 129 (46,1%) orang berusia 36-55 tahun, 107 (38,2%) orang berusia 17-
35 tahun, dan 28 (10,0%) orang berusia 56-65 tahun. Tingkat pendidikan
responden, terdiri dari 129 (46,1%) orang lulusan SMA, 71 (25,4%) orang lulusan
SMP, dan 57 (20,4%) orang lulusan SD. Berdasarkan pekerjaannya, dari 280
responden terdiri dari 127 (45,4%) orang ibu rumah tangga/tidak bekerja, 74
(26,4%) orang pekerja lepas, dan 43 (15,4%) orang karyawan swasta. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.3.
23
Jenis Kelamin
Pria 131 (46.8)
Wanita 149 (53.2)
Umur (Tahun)
17 – 35 107 (38.2)
36 – 55 129 (46.1)
56 – 65 28 (10.0)
> 65 16 (5.7)
Pendidikan Terakhir
SD/MI/Sederajat 57 (20.4)
SMP/MTs/Sederajat 71 (25.4)
SMA/MA/Sederajat 129 (46.1)
Diploma 3 (1.1)
Sarjana 20 (7.1)
Pekerjaan
PNS/Polisi/TNI/BUMN 5 (1.8)
Karyawan Swasta 43 (15.4)
Pengusaha/Wiraswasta 23 (8.2)
Dosen/Guru 2 (0.7)
Mahasiswa/Pelajar 6 (2.1)
Pekerja lepas 74 (26.4)
Ibu rumah tangga/Tidak
127 (45.4)
bekerja
N 280 (100.0)
(Sumber: Data primer Tahun 2016)
Ya Tidak
Karakteristik
n (%) n (%) Jumlah (%)
Penggunaan Antibiotik dalam 6 bulan
280 (86.2) 45 (13.8) 325 (100.0)
terakhir
Pemilihan jenis Antibiotik
Amoksisilin 280 (100.0) 0 - 280 (100.0)
Siprofloksasin 24 (8.6) 256 (91.4) 280 (100.0)
Frekuensi pembelian Antibiotik
< 3 kali 116 (41.4) 164 (58.6) 280 (100.0)
3-5 kali 94 (33.6) 186 (66.4) 280 (100.0)
> 5 kali 70 (25.0) 210 (75.0) 280 (100.0)
Indikasi Antibiotik
Sakit dan Nyeri 162 (57.9) 118 (42.1) 280 (100.0)
Demam 110 (39.3) 170 (60.7) 280 (100.0)
Sakit tenggorokan 40 (14.3) 240 (85.7) 280 (100.0)
Batuk 126 (45.0) 154 (55.0) 280 (100.0)
Pilek 47 (16.8) 233 (83.2) 280 (100.0)
Pertimbangan pemilihan Antibiotik
Jenis Antibiotik 185 (66.1) 95 (33.9) 280 (100.0)
Merk Antibiotik 185 (66.1) 95 (33.9) 280 (100.0)
Harga Antibiotik 169 (60.4) 111 (39.6) 280 (100.0)
Indikasi 264 (94.3) 16 (5.7) 280 (100.0)
Pengalaman pribadi 249 (88.9) 31 (11.1) 280 (100.0)
Perkiraan sendiri 209 (74.6) 71 (25.4) 280 (100.0)
Sumber informasi penggunaan
Antibiotik
Perkiraan sendiri 209 (74.6) 71 (25.4) 280 (100.0)
Pengalaman sebelumnya 256 (91.4) 24 (8.6) 280 (100.0)
Sarana mendapatkan Antibiotik tanpa
resep dokter
Apotek 280 (100.0) 0 - 280 (100.0)
Penghentian penggunaan Antibiotik
< 3 hari 46 (16.4) 234 (83.6) 280 (100.0)
3-6 hari (dihabiskan) 181 (64.6) 99 (35.4) 280 (100.0)
Tepat setelah gejala sakit hilang 67 (23.9) 213 (76.1) 280 (100.0)
26
Ya Tidak
Karakteristik
n (%) n (%) Jumlah (%)
Persepsi penggunaan Antibiotik
Hemat waktu 256 (91.4) 24 (8.6) 280 (100.0)
Hemat uang 185 (66.1) 95 (33.9) 280 (100.0)
Lebih praktis 256 (91.4) 24 (8.6) 280 (100.0)
Dari 280 responden, 64 (55,2%) orang wanita dan 52 (44,8%) orang pria
membeli Antibiotik kurang dari 3 kali, 48 (51,1%) orang pria dan 46 (48,9%)
orang wanita membeli antibiotik 3-5 kali dan 39 (55,7%) orang wanita dan 31
(44,3%) orang pria membeli antibiotik lebih dari 5 kali. Dari 280 responden yang
berusia 36-55 tahun sebanyak 52 (44,8%) orang membeli antibiotik kurang dari 3
kali, 45 (38,8%) orang berusia 17-35 tahun dan 11 (9,5%) orang berusia 56-65
28
29
30
Tabel 4.8 Gambaran Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter Berdasarkan Pertimbangan Pemilihan Antibiotik
Pertimbangan pemilihan Antibiotik
Karakteristik Jenis Antibiotik Merk Antibiotik Harga Antibiotik Indikasi Pengalaman Pribadi
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Jenis Kelamin
Pria 84 (45.4) 87 (47.0) 78 (46.2) 121 (45.83) 117 (46.99)
Wanita 101 (54.6) 98 (53.0) 91 (53.8) 143 (54.17) 132 (53.01)
Umur (Tahun)
17 - 35 66 (35.7) 64 (34.6) 60 (35.5) 97 (36.74) 96 (38.55)
36 - 55 89 (48.1) 90 (48.6) 81 (47.9) 125 (47.35) 115 (46.18)
56 - 65 15 (8.1) 16 (8.6) 13 (7.7) 26 (9.85) 23 (9.24)
> 65 15 (8.1) 15 (8.1) 15 (8.9) 16 (6.06) 15 (6.02)
Pendidikan Terakhir
SD/MI/Sederajat 33 (17.8) 25 (13.5) 14 (8.3) 25 (9.47) 10 (4.02)
SMP/MTs/Sederajat 42 (22.7) 29 (15.7) 8 (4.7) 35 (13.26) 13 (5.22)
SMA/MA/Sederajat 74 (40.0) 49 (26.5) 16 (9.5) 54 (20.45) 21 (8.43)
Diploma 1 (0.5) 0 - 1 (0.6) 2 (0.76) 0 -
Sarjana 12 (6.5) 7 (3.8) 1 (0.6) 10 (3.79) 3 (1.20)
Pekerjaan
PNS/Polisi/TNI/BUMN 2 (1.1) 2 (1.1) 2 (1.2) 5 (1.89) 5 (2.01)
Karyawan Swasta 27 (14.6) 26 (14.1) 26 (15.4) 37 (14.02) 38 (15.26)
Pengusaha/Wiraswasta 14 (7.6) 16 (8.6) 13 (7.7) 22 (8.33) 22 (8.84)
Dosen/Guru 2 (1.1) 2 (1.1) 2 (1.2) 2 (0.76) 2 (0.80)
Mahasiswa/Pelajar 2 (1.1) 3 (1.6) 2 (1.2) 5 (1.89) 4 (1.61)
Pekerja lepas 50 (27.0) 53 (28.6) 46 (27.2) 72 (27.27) 66 (26.51)
Ibu rumah tangga/Tidak
88 (47.6) 83 (44.9) 78 (46.2) 121 (45.83) 112 (44.98)
bekerja
n 185 (100.0) 185 (100.0) 169 (100.0) 264 (100.00) 249 (100.00)
(Sumber: Data primer Tahun 2016)
30
31
32
Dari 280 responden 134 (52,3%) orang wanita dan 122 (47,7%) orang pria
mendapatkan informasi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter berdasarkan
pengalaman sebelumnya dan sebanyak 110 (52,6%) orang wanita dan 99 (47,4%)
orang pria menggunaan antibiotik tanpa resep dokter berdasarkan perkiraan
sendiri. Sedangkan responden yang ada pada rentang usia 36-55 tahun, sebanyak
118 (46,1%) orang mendapatkan informasi penggunaan antibiotik tanpa resep
dokter berdasarkan pengalaman sebelumnya dan sebanyak 101 (48,3%) orang
menggunaan antibiotik tanpa resep dokter berdasarkan perkiraan sendiri. Dari 280
responden, 115 (44,9%) orang dengan status pekerjaan ibu rumah tangga/tidak
bekerja mendapatkan informasi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
berdasarkan pengalaman sebelumnya dan 94 (45,0%) orang menggunaan
antibiotik tanpa resep dokter berdasarkan perkiraan sendiri. Sedangkan lulusan
SMA sebanyak 118 (46,1%) orang mendapatkan informasi penggunaan antibiotik
tanpa resep dokter berdasarkan pengalaman sebelumnya. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Dari 280 responden, 93 (51,4%) orang wanita dan 88 (48,6%) orang pria
menghentikan penggunaan antibiotik setelah 3-6 hari (dihabiskan), 41 (61,2%)
orang wanita dan 26 (38,8%) orang pria menghentikan penggunaan antibiotik
tepat setelah gejala sakit hilang dan 24 (52,2%) orang wanita dan 22 (47,8%)
orang pria menghentikan penggunaan antibiotik dalam kurun waktu kurang dari 3
hari. Dari 280 responden yang berusia 36-55 tahun sebanyak 85 (47,0%) orang
menghentikan penggunaan antibiotik setelah 3-6 hari (dihabiskan). Berdasarkan
tingkat pendidikan 280 responden, 84 (46,4%) orang lulusan SMA, 48 (26,5%)
orang lulusan SMP dan 39 (21,5%) orang lulusan SD menghentikan penggunaan
35
antibiotik setelah 3-6 hari (dihabiskan). Dari 280 responden dengan status
pekerjaan ibu rumah tangga/tidak bekerja 81 (44,8%) orang menghentikan
penggunaan antibiotik setelah 3-6 hari (dihabiskan), 32 (47,8%) orang
menghentikan penggunaan antibiotik tepat setelah gejala sakit hilang dan 20
(43,5%) orang menghentikan penggunaan antibiotik dalam kurun waktu kurang
dari 3 hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.11.
37
38
38
Dari 280 responden 84 (54,5%) orang wanita dan 70 (45,5%) orang pria
memiliki anggapan bahwa penggunaan antibiotik tanpa resep dokter merupakan
praktik yang dapat diterima. Sedangkan 37 (52,1%) orang pria dan 34 (47,09%)
orang wanita memiliki anggapan bahwa penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
merupakan praktik yang dilarang dan 31 (56,4%) orang wanita dan 24 (43,6%)
orang pria menjawab tidak tahu. Dari 280 responden, 72 (46,8%) orang yang
berusia 36-55 tahun, 51 (33,1%) orang lulusan SMA dan 70 (45,5%) orang
dengan status pekerjaan ibu rumah tangga/tidak bekerja memiliki anggapan
39
bahwa penggunaan antibiotik tanpa resep dokter merupakan praktik yang dapat
diterima. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.14.
Dari 280 responden 122 (52,0%) orang wanita dan 112 (48,0%) orang pria
mengharapkan adanya penyuluhan mengenai penggunaan antibiotik di fasilitas
kesehatan dan sebanyak 13 (54,2%) orang pria dan 11 (45,8%) orang wanita
mengharapkan adanya pembagian brosur/leaflet mengenai penggunaan antibiotik.
Dari 280 responden, 70 (47,0%) orang yang berusia 36-55 tahun, 106 (45%)
40
orang lulusan SMA dan 107 (46,0%) orang dengan status pekerjaan ibu rumah
tangga/tidak bekerja mengharapkan adanya penyuluhan mengenai penggunaan
antibiotik di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
4.2 Pembahasan
Penelitian mengenai profil penggunaan antibiotik tanpa resep dokter ini
dilakukan terhadap masyarakat yang berberkunjung ke Puskesmas Katapang
Kabupaten Bandung pada Bulan April 2016. Puskesmas Katapang merupakan
salah satu dari beberapa puskesmas terbesar yang ada di Kabupaten Bandung.
Puskesmas Katapang memiliki jumlah pengunjung ± 4000 orang setiap bulannya.
Hal ini menjadi dasar yang diyakini peneliti bahwa Puskesmas Katapang
Kabupaten Bandung merupakan lokasi yang memenuhi kriteria penelitian ini.
Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini sudah memenuhi jumlah
sampel yang dipersyaratkan yaitu 280 orang. Sampel penelitian diambil dengan
teknik kuota sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota secara quotum atau jatah. Anggota populasi mana
pun yang akan diambil tidak menjadi soal, karena yang menjadi fokus adalah
jumlah quotum yang ditetapkan dapat terpenuhi. Teknik kuota sampling sesuai
untuk diterapkan pada penelitian ini karena memberikan jumlah sampel yang
representatif terhadap hasil penelitian yang bersifat deskriptif (Notoatmodjo,
2012).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Tujuan
digunakannya kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah untukmemperoleh
suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo,
2012). Kuesioner yang digunakan adalah lembar isian yang memuat pertanyaan
mengenai pola penggunaan antibiotik tanpa resep dokter yang kemudian dikaitkan
dengan karakteristik sosiodemografi. Dilakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap kuesioner yang diujikan terhadap 20 responden. Dari 15 pertanyaan
didapatkan 12 pertanyaan yang valid dan reliabel. Dimana nilairhitung dari uji
validitas terhadap 12 pertanyaan lebih besar dari rtabel yaitu 0,444. Dan untuk uji
reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbanch sebesar 0,963 yang berarti 12
pertanyaan yang diujikan reliabel katrena nilai koefisien reliabilitas lebih besar
dari 0,719.
Dalam penelitian ini diperoleh 280 responden yang terdiri dari 149
(53,2%) orang adalah wanita dan 131 (46,8%) orang adalah pria. Hal ini
42
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 280 responden di Puskesmas
Katapang Kabupaten Bandung, yang banyak menggunakan antibiotik tanpa resep
dokter terdiri dari 149 (53,2%) orang adalah wanita dan 131 (46,8%) orang adalah
pria., kelompok umur 36-55 tahun sebanyak 129 (46,1%) orang, 17-35 tahun
sebanyak 107 (38,2%) orang dan 56-65 tahun sebanyak 28 (10,0%) orang, tingkat
pendidikan lulusan SMA sebanyak 129 (46,1%), lulusan SMP sebanyak 71
(25,4%) orang, dan lulusan SD sebanyak 57 (20,4%) orang. dan memiliki status
pekerjaan sebagaiibu rumah tangga/tidak bekerja sebanyak 127 (45,4%) orang,
pekerja lepas sebanyak 74 (26,4%) orang, dan karyawan swasta sebanyak 43
(15,4%) orang. Jenis antibiotik yang digunakan adalah amoksisilin dan
siprofloksasin. Alasan dari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter adalah
berdasarkan pengalaman kesembuhan sebelumnya, hemat waktu serta lebih
praktis. Gejala yang paling banyak diobati dengan antibiotik adalah sakit dan
nyeri, batuk dan pilek. Lama penggunaan antibiotik yang dipilih adalah selama 3-
6 hari/hingga antibiotik habis, tepat setelah gejala sakit hilang dan < dari 3 hari.
Sarana untuk mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter yang dipilih adalah
apotek.
5.2 Saran
Perlu diadakan suatu program dalam meningkatkan ketepatan dalam
penggunaan antibiotik yang rasional pada masyarakat agar dapat mengurangi
resiko resistensi antibiotik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan penggunaan antibiotik dengan sosiodemografi.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
49
52
53
Nama Saksi:
Lampiran 3Kuesioner
KUESIONER
Petunjuk Pengisian
Untuk pertanyaan bertanda *), berilah tanda silang (X) pada jawaban Anda.
1. Nama Lengkap :
2. Alamat :
3. No. Telepon :
4. Usia* : A. 17 – 35 tahun
B. 36 – 55 tahun
C. 56 – 65 tahun
D. > 65 tahun
5. Jenis Kelamin* : A. Pria
B. Wanita
6. Pekerjaan* : A. Pelajar/mahasiswa E. PNS/Polisi/TNI/BUMN
B. Dosen/guru F. Ibu Rumah Tangga/Tidak bekerja
C. Pegawai Swasta G. Lainnya (sebutkan)____________
D. Pengusaha/wiraswasta
Apakah Anda A. Ya
bekerja sebagai B. Tidak
tenaga
kesehatan?*
7. Pendidikan : A. SD/MI/sederajat D. Diploma
Terakhir* B. SMP/MTs/lsederajat F. Sarjana
C. SMA/MA/sederajat
55
Kuesioner (Lanjutan)
KUESIONER
PETUNJUK UMUM
Sebelum mengisi kuesioner, Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk terlebih
dahulu membaca petunjuk pengisian hingga dimengerti. Jawablah setiap
pertanyaan dengan apa adanya sesuai dengan persepsi dan informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara/i dapatkan selama ini. Survey ini bukanlah sebuah tes
sehingga tidak ada jawaban yang salah. Bapak/Ibu/Saudara/i diwajibkan untuk
mengisi seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini agar didapatkan hasil yang dapat
diolah dan dianalisa.
Petunjuk Pengisian
Untuk pertanyaan pilihan, berilah tanda silang (X) pada jawaban Anda.
Sedangkan untuk pertanyaan uraian, isilah dengan kalimat pernyataan sesuai
jawaban Anda
1) Apakah Anda pernah menggunakan antibiotik tanpa resep dokter selama 6
bulan terakhir?
a. Ya
b. Tidak
2) Sebutkan nama antibiotik yang pernah Anda gunakan sendiri tanpa resep
dokter? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Amoksisilin
b. Lainnya (sebutkan) __________________________
3) Berapa kali Anda pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter selama 6
bulan terakhir?
a. < 3 kali
b. 3-5 kali
c. > 5 kali
d. Tidak pernah
Kuesioner (Lanjutan)
7) Atas dasar pertimbangan apa Anda memilih antibiotik tanpa resep dokter
tersebut? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Jenis antibiotik
b. Merk antibiotik
c. Harga antibiotik
d. Penggunaan/indikasi
e. Pengalaman pribadi
f. Lainnya (sebutkan) _______________________
10) Apakah setiap Anda sakit dapat sembuh dengan menggunakan antibiotik yang
Anda beli tanpa resep dokter ?
a. Ya
b. Tidak
57
Kuesioner (Lanjutan)
12) Bentuk program seperti apakah yang Anda harapkan untuk meningkatkan
ketepatan penggunaan antibiotik? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Penyuluhan di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, apotek, dll)
b. Pembagian brosur/leaflet di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
apotek, dll)
c. Lainnya (sebutkan) _________________________
58
Nama Saksi:
59
KUESIONER
Petunjuk Pengisian
Untuk pertanyaan bertanda *), berilah tanda silang (X) pada jawaban Anda.
1. Nama Lengkap :
2. Alamat :
3. No. Telepon :
4. Usia* : A. 17 – 35 tahun
B. 36 – 55 tahun
C. 56 – 65 tahun
D. > 65 tahun
5. Jenis Kelamin* : A. Pria
B. Wanita
6. Pekerjaan* : A. Pelajar/mahasiswa E. PNS/Polisi/TNI/BUMN
B. Dosen/guru F. Ibu Rumah Tangga/Tidak bekerja
C. Pegawai Swasta G. Lainnya (sebutkan)____________
D. Pengusaha/wiraswasta
Apakah Anda A. Ya
bekerja sebagai B. Tidak
tenaga
kesehatan?*
7. Pendidikan : A. SD/MI/sederajat D. Diploma
Terakhir* B. SMP/MTs/lsederajat F. Sarjana
C. SMA/MA/sederajat
60
KUESIONER
PETUNJUK UMUM
Sebelum mengisi kuesioner, Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk terlebih
dahulu membaca petunjuk pengisian hingga dimengerti. Jawablah setiap
pertanyaan dengan apa adanya sesuai dengan persepsi dan informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara/i dapatkan selama ini. Survey ini bukanlah sebuah tes
sehingga tidak ada jawaban yang salah. Bapak/Ibu/Saudara/i diwajibkan untuk
mengisi seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini agar didapatkan hasil yang dapat
diolah dan dianalisa.
Petunjuk Pengisian
Untuk pertanyaan pilihan, berilah tanda silang (X) pada jawaban Anda.
Sedangkan untuk pertanyaan uraian, isilah dengan kalimat pernyataan sesuai
jawaban Anda
13) Apakah Anda pernah menggunakan antibiotik tanpa resep dokter selama 6
bulan terakhir?
c. Ya
d. Tidak
14) Sebutkan nama antibiotik yang pernah Anda gunakan sendiri tanpa resep
dokter? (boleh pilih lebih dari satu)
c. Amoksisilin
d. Lainnya (sebutkan) __________________________
15) Berapa kali Anda pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter selama 6
bulan terakhir?
e. < 3 kali
f. 3-5 kali
g. > 5 kali
h. Tidak pernah
16) Apakah alasan utama Anda menggunakan antibiotik tanpa resep dokter?
(boleh pilih lebih dari satu)
f. Pengalaman kesembuhan pada penggunaan antibiotik sebelumnya
g. Hemat waktu
h. Hemat uang
i. Lebih praktis
j. Lainnya (sebutkan) _______________________
61
19) Atas dasar pertimbangan apa Anda memilih antibiotik tanpa resep dokter
tersebut? (boleh pilih lebih dari satu)
g. Jenis antibiotik
h. Merk antibiotik
i. Harga antibiotik
j. Penggunaan/indikasi
k. Pengalaman pribadi
l. Lainnya (sebutkan) _______________________
22) Apakah setiap Anda sakit dapat sembuh dengan menggunakan antibiotik yang
Anda beli tanpa resep dokter ?
c. Ya
d. Tidak
62
24) Bentuk program seperti apakah yang Anda harapkan untuk meningkatkan
ketepatan penggunaan antibiotik? (boleh pilih lebih dari satu)
d. Penyuluhan di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, apotek, dll)
e. Pembagian brosur/leaflet di fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
apotek, dll)
f. Lainnya (sebutkan) _________________________
63
Jenis Kelamin
47% Pria
53% Wanita
Pendidikan
1% 7%
SD/MI/Sederajat
21% SMP/MTs/Sederajat
SMA/MA/Sederajat
Diploma
46% 25% Sarjana
64
Usia
6%
10%
17 - 35
38% 36 - 55
56 - 65
> 65
46%
Pekerjaan
2% PNS/Polisi/TNI/BUMN
Pengusaha/Wiraswasta
45% 8%
Dosen/Guru
1%
2% Mahasiswa/Pelajar
Pekerja lepas
27%
Ibu rumah
tangga/Tidak bekerja
65
300 280
250
200
150
100
50 24
0
Amoksisilin Siprofloksasin
Amoksisilin Siprofloksasin
66
140
120 116
100 94
80 70
60
40
20
0
< 3 kali 3-5 kali > 5 kali
180
162
160
140 126
120 110
100
80
60 47
40
40
20
0
Sakit dan Demam Sakit Batuk Pilek
Nyeri tenggorokan
Sakit dan Nyeri Demam Sakit tenggorokan Batuk Pilek
68
300
264
249
250
100
50
0
Jenis Merk Harga Indikasi Pengalaman
Antibiotik Antibiotik Antibiotik pribadi
Jenis Antibiotik Merk Antibiotik Harga Antibiotik
Indikasi Pengalaman pribadi
69
300
256
250
209
200
150
100
50
0
Perkiraan sendiri Pengalaman
sebelumnya
Perkiraan sendiri Pengalaman sebelumnya
70
300 280
250
200
150
100
50
0
Apotek
Apotek
71
200
181
180
160
140
120
100
80 67
60 46
40
20
0
< 3 hari 3-6 hari (dihabiskan) Tepat setelah gejala sakit
hilang
< 3 hari 3-6 hari (dihabiskan) Tepat setelah gejala sakit hilang
72
300
256 256
250 224
200 185
150
100
50
0
Hemat waktu Hemat uang Lebih praktis Pengalaman
sebelumnya
Hemat waktu Hemat uang Lebih praktis Pengalaman sebelumnya
73
300
264
250
200
150
100
50
16
0
Sembuh Biasa saja
180
160 154
140
120
100
80 71
60 55
40
20
0
Dapat diterima Dilarang Tidak tahu
250 234
200
150
100
50
24
0
Penyuluhan di Fasilitas Pembagian Brosur/Leaflet
Kesehatan
Penyuluhan di Fasilitas Kesehatan Pembagian Brosur/Leaflet
76