Anda di halaman 1dari 102

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OBAT HERBAL SEBAGAI PREVENTIF DAN PENGOBATAN


INFEKSI VIRUS DI SALURAN PERNAPASAN: TINJAUAN
LITERATUR SISTEMATIK

SKRIPSI

ARI DEWIYANTI
11161020000084

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI FARMASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DESEMBER 2020
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OBAT HERBAL SEBAGAI PREVENTIF DAN PENGOBATAN


INFEKSI VIRUS DI SALURAN PERNAPASAN: TINJAUAN
LITERATUR SISTEMATIK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

ARI DEWIYANTI
11161020000084

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI FARMASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DESEMBER 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Ari Dewiyanti

NIM : 11161020000084

Tanda Tangan :

Tanggal : 17 Desember 2020

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ari Dewiyanti


NIM : 11161020000084
Program Studi : Strata-1 Farmasi
Judul Skripsi : Obat Herbal sebagai Preventif dan Pengobatan Infeksi Virus di
Saluran Pernapasan: Tinjauan Literatur Sistematik

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. apt. M. Yanis Musdja, M.Sc. Prof. Dr. Andria Agusta


NIP. 195601061985101001 NIP. 196908161994031003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. apt. Nurmeilis, M.Si.


NIP. 197407302005012000

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Ari Dewiyanti
NIM : 11161020000084
Program Studi : Farmasi
Judul Skripsi : Obat Herbal sebagai Preventif dan Pengobatan Infeksi Virus
di Saluran Pernapasan: Tinjauan Literatur Sistematik

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. apt. M. Yanis Musdja, M.Sc. ( )

Pembimbing : Prof. Dr. Andria Agusta ( )

Penguji : apt. Suci Ahda Novitri, M.Si ( )

Penguji : apt. Marvel, M.Farm ( )

Ditetapkan di : Ciputat
Tanggal : 17 Desember 2020

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Kedua orang tua tercinta Bapak Kumaidi dan Ibu Susiwi atas doa, kesabaran,
bimbingan, dukungan moral, materi, serta kasih sayang.
(2) Bapak Dr. apt. M. Yanis Musdja, M.Sc., dan Bapak Prof. Dr. Andria Agusta
selaku pembimbing skripsi penulis yang telah memberikan waktu, motivasi,
pikiran, dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi.
(3) Bapak apt. Hendri Aldrat PhD. selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
telah memberikan waktu, saran, dan bimbingan selama masa perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
(4) Bapak apt. Marvel, M.Farm dan Ibu apt. Suci Ahda Novitri, M.Si selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberi saran dalam penulisan skripsi ini.
(5) Ibu Dr. apt. Zilhadia, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
(6) Ibu Dr. apt. Nurmeilis, M.Si., selaku Kepala Program Studi Farmasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ismiarni Komala, M. Sc., Ph.D., Apt selaku
Sekretaris Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7) Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.

vi
(8) Kakak dan adik penulis yang telah mendukung dan memberi arahan kepada
penulis.
(9) Sahabat-sahabat tercinta: Didit, Adel, Alif, Nita, Sisi, Reza, dan Yiyin yang telah
memberikan waktunya untuk mendengarkan cerita, memberikan arahan, dan
bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
(10) Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2016.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Ciputat, 17 Desember 2020

Penulis

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah


Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ari Dewiyanti


NIM : 11161020000084
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya
dengan judul

Obat Herbal sebagai Preventif dan Pengobatan Infeksi Virus di Saluran


Pernapasan: Tinjauan Literatur Sistematik

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : 17 Desember 2020

Yang menyatakan,

(Ari Dewiyanti)

viii
ABSTRAK

Nama : Ari Dewiyanti


Program Studi : Farmasi
Judul : Obat Herbal sebagai Preventif dan Pengobatan Infeksi Virus di
: Saluran Pernapasan: Tinjauan Literatur Sistematik

Munculnya infeksi virus pernapasan baru terus dilaporkan dengan masalah kesehatan
yang parah. Saat ini, banyak virus kekurangan terapi preventif dan antivirus yang
efisien. Obat herbal menyediakan sumber daya yang potensial untuk pengembangan
obat preventif atau pengobatan penyakit infeksi virus. Preventif penyakit infeksi virus
dapat dilakukan dengan menggunakan herbal yang memiliki aktivitas
imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum pustaka ilmiah tentang
obat herbal beserta ekstrak / senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas
immunomodulator dan antivirus terhadap virus penyebab infeksi di saluran
pernapasan. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan literatur sistematik dengan
melakukan pencarian literatur berupa artikel jurnal pada database ScienceDirect dan
Pubmed Central. Dari hasil pencarian diperoleh sejumlah 100 artikel jurnal dan
ditemukan 10 spesies herbal memiliki aktivitas imunomodulator, 65 spesies herbal
dan 11 ramuan herbal memiliki aktivitas melawan penyakit infeksi virus di saluran
pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza, paramyxovirus, coronavirus,
picornavirus dan adenovirus. Senyawa bioaktif dari golongan flavonoid merupakan
senyawa yang paling banyak ditemukan yang memiliki aktivitas imunomodulator dan
antivirus.

Kata kunci: obat herbal, imunomodulator, antivirus, infeksi virus di saluran


pernapasan, tinjauan literatur sistematik

ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT

Name : Ari Dewiyanti


Program Study : Pharmacy
Tittle : Herbal Medicine as a Preventive and Treatment for Viral Infections of
: the Respiratory Tract: A Systematic Literature Review

The emergence of new respiratory viral infections continues to be reported with severe
health problems. Today, many viruses lack efficient preventive and antiviral therapy.
Herbal medicine provides a potential resource for the development of preventive
medicine or the treatment of viral infectious diseases. Preventive viral infections can be
done by using herbs that have immunomodulatory activity. This study aims to summarize
the scientific literature concerning herbal medicines and extracts / bioactive compounds
that have immunomodulatory and antiviral activity against viruses that cause infection in
the respiratory tract. The study was conducted using a systematic literature review
method by conducting literature searches in the form of journal articles on the
ScienceDirect and Pubmed Central databases. The search results obtained a number of
100 journal articles and found 10 herbal species that have immunomodulatory activity,
65 herbal species and 11 herbal formulas that have activity against respiratory tract viral
infections caused by the influenza virus, paramyxovirus, coronavirus, picornavirus and
adenovirus. Bioactive compounds from the flavonoid group are the most common
compounds that have immunomodulatory and antiviral activities.

Keywords: herbal medicines, immunomodulator, antiviral, respiratory tract viral


infections, systematic literature review

x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 16
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 16
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 18
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 18
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 19
2.1 Pengobatan Herbal...................................................................................... 19
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 19
2.1.2 Klasifikasi .......................................................................................... 19
2.1.3 Sejarah ............................................................................................... 19
2.2 Preventif Penyakit ...................................................................................... 21
2.2.1 Definisi ............................................................................................. 21
2.2.2 Klasifikasi ......................................................................................... 21
2.2.3 Herbal Imunomodulator sebagai Preventif Penyakit Infeksi ............... 22
2.3 Herbal Antiviral........................................................................................... 24
2.3.1 Molekul Antivirus yang Berasal dari Tumbuhan ................................. 24
2.3.2 Alkaloid ............................................................................................. 28
2.3.3 Terpenoid ........................................................................................... 29
2.3.4 Lignan ................................................................................................ 29
2.3.5 Kumarin ............................................................................................. 29
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Tinjauan Literatur Sistematik....................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 31
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 31
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................................................................ 31
3.2.1 Kriteria Inklusi ................................................................................... 31
3.2.2 Kriteria Eksklusi ................................................................................. 31
3.3 Alur Penelitian Tinjauan Literatur Sistematik ............................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 34
4.1 Obat Herbal Sebagai Preventif Infeksi Virus di Saluran Pernapasan ............ 34
4.2 Obat Herbal untuk Mengobati Infeksi Virus di Saluran Pernapasan ............. 37
4.2.1 Herbal Antivirus Influenza ................................................................. 37
4.2.2 Herbal Antivirus Paramyxovirus ........................................................ 47
4.2.3 Herbal Antivirus Coronavirus ............................................................ 52
4.2.4 Herbal Antivirus Picornavirus ............................................................ 62
4.2.5 Herbal Antivirus Adenovirus .............................................................. 66
4.2.6 Ramuan Herbal yang Digunakan untuk Mengobati Infeksi Virus di
Saluran Pernapasan............................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 74
5.2 Saran ........................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
Lampiran............................................................................................................... 95

xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi Fitokimia sebagai Antivirus ..............................................27


Gambar 2.2 Penggunaan Utama Fitomolekul Antivirus .........................................28
Gambar 3.1 Diagram Alir PRISMA pada Hasil Penelusuran Artikel .......................32
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian .........................................................................33

xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Beberapa Fitokimia Antivirus dari Tumbuhan ....................................... 25


Tabel 4. 1 Obat Herbal dengan Aktivitas Imunomodulator .................................... 36
Tabel 4. 2 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Influenza dan Mekanisme Kerjanya
Secara in vitro dan in vivo ..................................................................... 42
Tabel 4. 3 Senyawa Aktif Antivirus Influenza dan Mekanisme Kerjanya Secara in
silico ..................................................................................................... 46
Tabel 4. 4 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Paramyxovirus ................................ 50
Tabel 4. 5 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus dan Mekanisme Kerjanya
Secara in vitro dan in vivo ..................................................................... 57
Tabel 4. 6 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus dan Mekanisme Kerjanya
Secara in silico...................................................................................... 61
Tabel 4. 7 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Picornavirus ................................... 64
Tabel 4. 8 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Adenovirus ...................................... 66
Tabel 4. 9 Formula Herbal dengan Aktivitas Antivirus Penyebab Infeksi Saluran
Pernapasan............................................................................................ 70

xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Senyawa Bioaktif ............................................................ 95

xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi virus di saluran pernapasan menjadi keadaan darurat kesehatan
masyarakat dan perhatian internasional saat ini (WHO, 2020a) Infeksi virus
pernapasan menyerang segala usia dan merupakan salah satu penyebab utama
kematian manusia di seluruh dunia (Bradley & Bryan, 2019). Patogen yang
menyebabkan penyakit ini antara lain virus influenza, virus parainfluenza, rhinovirus,
respiratory syncytial virus (RSV) dan coronavirus (WHO, 2014). Virus yang
menyerang pernapasan adalah penyebab paling umum pneumonia yang didapat dari
komunitas dengan insiden tertinggi pada anak-anak dan orang tua (Dela Cruz &
Wunderink, 2017).
Munculnya infeksi virus pernapasan baru terus dilaporkan dengan masalah
kesehatan yang parah. Hal ini menimbulkan dampak yang berpotensi merusak
populasi di dunia (Bradley & Bryan, 2019; Bennett & Waterer, 2016). Peningkatan
laju munculnya virus pernapasan baru didorong oleh berbagai faktor global, seperti
pertumbuhan populasi manusia, urbanisasi, perubahan interaksi antara manusia dan
hewan, perubahan iklim, peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional
(Bennett & Waterer, 2016).
Dalam dua dekade terakhir, muncul virus korona sindrom pernapasan akut
parah atau severe acute respiratory syndrome-related coronavirus (SARS-CoV),
virus korona sindrom pernapasan Timur Tengah atau Middle East respiratory
syndrome-related coronavirus (MERS-CoV), dan pandemi influenza H1N1 2009
yang telah berubah menjadi strain musiman. Baru-baru ini, muncul SARS-CoV-2
yang menyebabkan penyakit virus korona 2019 atau coronavirus disease 2019
(COVID-19) yang telah dinyatakan sebagai pandemi dan mempengaruhi populasi
dunia (Bradley & Bryan, 2019; Ghildiyal et al., 2020). Tercatat, per tanggal 25
Oktober 2020, COVID-19 telah menyebabkan 1.157.509 kematian dengan total
43.341.451 kasus di dunia (WHO, 2020b). Selain itu, pada tahun 1997 kasus

16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17

influenza H5N1 yang sangat patogen dilaporkan pertama kali di Hong Kong dan
ditemukan di negara lain sejak tahun 2003 (WHO, 2014).
Terlepas dari kemajuan pengembangan obat, hingga saat ini penyakit infeksi
yang disebabkan virus masih banyak kekurangan terapi preventif dan antivirus yang
efisien. Banyak virus yang menetap karena imunisasi yang tidak efektif dan hanya
sedikit obat-obatan antivirus yang dilisensikan untuk praktik klinis (Lin et al., 2014).
Kemampuan virus untuk mengubah genom dan menjadi resisten terhadap obat yang
secara signifikan menghambat kemanjuran obat menyebabkan pengembangan
pengobatan antivirus menjadi sulit. Oleh karena itu, identifikasi sumber antivirus baru
menjadi sangat penting dilakukan (Ghildiyal et al., 2020).
Obat-obatan herbal dan produk alami yang diisolasi menyediakan sumber
daya yang potensial untuk pengembangan obat pencegahan atau pengobatan penyakit
infeksi virus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80%
populasi dunia menggunakan obat-obatan herbal untuk perawatan kesehatan primer
mereka. Satu dekade terakhir, minat terhadap obat herbal meningkat secara signifikan
(Chattopadhyay & Maurya, 2015; Lin et al., 2014; Kapoor, 2017). Bidang penelitian
dan pengembangan obat terus mengambil pendekatan yang berbasis pada produk
alami yang berasal dari tumbuhan. Senyawa murni dan ekstrak tumbuhan telah diteliti
untuk sintesis obat-obatan baru. Preventif atau pencegahan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan menggunakan herbal yang memiliki
aktivitas memperbaiki sistem kekebalan atau imunitas yang disebut imunomodulator
(Panyod et al., 2020; Wulan & Agusni, 2015). Penggunaan obat herbal untuk
mencegah infeksi virus bisa menjadi terapi pelengkap sementara obat-obatan tetap
dalam pengembangan (Ghildiyal et al., 2020).
Dalam tinjauan literatur sistematik ini, penulis merangkum pustaka ilmiah
tentang obat-obat herbal beserta ekstrak yang diuji atau senyawa bioaktif dan
mekanisme aksinya yang dilaporkan memiliki aktivitas immunomodulator dan
antivirus terhadap virus penyebab infeksi di saluran pernapasan seperti virus
influenza, paramyxovirus, coronavirus, picornavirus dan adenovirus.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


18

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja herbal yang dapat digunakan sebagai terapi preventif infeksi virus di
saluran pernapasan?
2. Apa saja herbal yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus di
saluran pernapasan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk merangkum pustaka ilmiah tentang obat-obat herbal yang memiliki
aktivitas imunomodulator.
2. Untuk merangkum pustaka ilmiah tentang obat-obat herbal yang memiliki
aktivitas antivirus penyebab infeksi saluran pernapasan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Studi literatur ini dapat memberikan pengetahuan tentang penyakit infeksi
virus di saluran pernapasan.
2. Studi literatur ini dapat memberikan informasi yang mendalam tentang herbal
sebagai preventif dan pengobatan untuk penyakit infeksi virus pernapasan.
3. Studi literatur ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menemukan atau
megembangkan obat pencegahan infeksi & antivirus pernapasan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengobatan Herbal


2.1.1 Definisi
Obat-obatan herbal adalah ekstrak atau fraksi utuh yang terbuat dari ekstrak
utuh yang dibuat dari semua bagian tanaman, bagian tertentu dari tanaman, atau
kombinasi dari bagian tertentu dari tanaman yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati penyakit atau meningkatkan kesehatan (Chattopadhyay & Maurya, 2015).
Obat herbal merupakan hasil sejarah dari penggunaan tradisional ekstrak dari
berbagai bagian tumbuhan dan telah digunakan selama berabad-abad. Obat-obatan
herbal mengandung konstituen bioaktif yang bertanggung jawab atas efek yang
menguntungkan bagi kesehatan. (Chattopadhyay & Maurya, 2015). Obat herbal juga
dikenal sebagai fitokimia atau pengobatan botani (Woo, Lau, & El-Nezami, 2012)

2.1.2 Klasifikasi
Pada skala farmakodinamik obat herbal diklasifikasikan sebagai obat herbal
yang terbukti khasiatnya dengan senyawa aktif dan dosis yang diketahui, obat herbal
dengan khasiat dan senyawa aktif yang perlu distandarisasi, dan obat herbal dengan
khasiat tidak pasti tetapi peenggunaannya terdokumentasi dalam sejarah (Khan &
Ahmad, 2018)

2.1.3 Sejarah
Perkembangan pengobatan herbal dapat dibagi menjadi tiga fase
(Chattopadhyay & Maurya, 2015):
2.1.3.1 Fase pertama
Dalam peradaban kuno, pengobatan penyakit dilakukan menggunakan
tumbuhan. Dalam papirus Cina dan Mesir kuno tertulis bahwa penggunaan tanaman
sebagai obat telah dilakukan sejak 3000 SM. Di India, pengobatan tradisional dari
tumbuhan dilakukan sejak tahun 1600–1000 SM.

19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20

2.1.3.2 Fase kedua


Pada awal abad kesembilan belas, mulai dilakukan isolasi senyawa aktif dari
tanaman yang memiliki khasiat berdasarkan cara penggunaan tradisionalnya. Pada
paruh pertama abad kedua puluh, struktur dari sebagian besar senyawa ditemukan.

2.1.3.3 Fase ketiga


Sebuah badan penelitian difokuskan untuk sintesis senyawa yang berdasar
pada fitokimia. Beberapa senyawa yang berhasil disintesis yaitu: asam salisilat yang
diisolasi dari kulit kayu Salix alba dan diproduksi sacara sintetik sebagai obat yang
disebut asam asetil salisilat (aspirin); obat penenang reserpin yang diisolasi dari
Rauwolfia serpentine yang digunakan dalam Ayurveda untuk pengobatan hipertensi,
insomnia, dan penyakit jiwa; vincristine dan vinblastine yang diisolasi dari tanaman
periwinkle Catharanthus roseus untuk mengobati penyakit Hodgkin, limfosarkoma,
dan leukemia anak; kina yang diisolasi dari kulit kayu Cinchona berfungsi sebagai
prototipe untuk sintesis sebagian besar obat antimalaria seperti klorokuin dan
primaquine; senyawa artemisinin yang diisolasi dari Artemisia annua yang digunakan
untuk mengobati malaria dalam penggunaan tradisional China; dan lignin,
podophyllotoxin yang diisolasi dari Podophyllum peltatum yang menginspirasi
sintesis kimia etoposide dan teniposide, obat kemoterapi untuk kanker testis, kanker
paru-paru, dan limfoma.

2.1.4 Minat Saat Ini terhadap Pengobatan Herbal


Bagi banyak orang, obat herbal dianggap sebagai pengobatan alternatif untuk
berbagai penyakit terutama penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang
membutuhkan pengobatan konvensional seumur hidup yang dikhawatirkan dapat
menimbulkan masalah keamanan. Di negara industri, minat penggunaan obat herbal
didasarkan pada asumsi bahwa obat herbal memiliki tolerabilitas yang lebih baik
dibandingkan dengan obat sintetis, khasiat yang cukup, keyakinan bahwa obat herbal
bersifat alami sehingga lebih aman dibandingkan dengan obat-obatan sintetis
Meskipun obat herbal telah umum digunakan, pendekatan sistematis untuk
mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya masih kurang. Herbal sangat diminati

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


21

banyak orang karena khasiatnya telah dilaporkan, namun hal ini membuat sangat
diperlukannya evaluasi ilmiah karena begitu banyak faktor yang harus diperhitungkan
(Chattopadhyay & Maurya, 2015; Wegener, 2017).
WHO telah mengakui kontribusi penting pengobatan herbal untuk
memberikan perawatan esensial. Dengan perkembangan yang luar biasa dalam minat
dan penggunaan obat tradisional di seluruh dunia, muncul dua perhatian utama yang
membawa tantangan besar yaitu adalah keragaman internasional dan kebijakan
nasional mengenai regulasi produksi dan penggunaan obat herbal, kualitas,
keamanan, dan bukti ilmiah yang berkaitan dengan klaim kesehatan (Sissi & Benzie,
2011; Wegener, 2017).

2.2 Preventif Penyakit


2.2.1 Definisi
Secara umum, preventif atau pencegahan didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan sebelum peristiwa yang diharapkan (atau diduga) akan terjadi, sehingga
peristiwa tersebut tidak terjadi atau dapat dihindari. Preventif merupakan komponen
penting dari kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk mencegah, menunda,
mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dengan menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yang telah terbukti efektif. Pencegahan penyakit
adalah kegiatan pengambilan tindakan sebelum kejadian terjadi dengan menggunakan
langkah‐langkah yang didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber (Eliana
& Sumiati, 2016)

2.2.2 Klasifikasi
Pencegahan penyakit diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan sesuai dengan
fase perkembangan penyakit (CDC, 2017).
a. Pencegahan primer (primary prevention), dilakukan sebelum dampak kesehatan
terjadi, melalui langkah-langkah seperti vaksinasi, makan makanan bergizi,
mengubah perilaku yang meningkatkan factor risiko seperti merokok.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


22

b. Pencegahan sekunder (secondary prevention), berupa diagnosis penyakit sejak


dini sebelum adanya tanda dan gejala, seperti mamografi dan cek tekanan darah
teratur.
c. Pencegahan tersier (tertiary prevention), berupa pengelolaan yang dilakukan
pasca diagnosis penyakit yang bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan
perkembangan penyakit melalui tindakan-tindakan seperti kemoterapi,
rehabilitasi, dan skrining identifikasi penyakit komplikasi.

2.2.3 Herbal Imunomodulator sebagai Preventif Penyakit Infeksi


Preventif atau pencegahan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dapat
dilakukan dengan menggunakan herbal yang memiliki aktivitas memperbaiki sistem
kekebalan atau imunitas yang disebut imunomodulator (Panyod et al., 2020; Wulan
& Agusni, 2015). Banyak terapi herbal digunakan untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit pernapasan akibat virus (Lateef Mousa, 2015). Sistem kekebalan merupakan
sistem pertahanan yang sangat canggih untuk melindungi inang dari serangan
mikroorganisme dan sel ganas. Mekanisme imunitas alami bersifat nonspesifik
terhadap berbagai macam mikroorganisme termasuk virus (Venkatalakshmi et al.,
2016; Wulan & Agusni, 2015).
Prinsip mekanisme imunitas alamiah terhadap virus adalah mencegah infeksi.
Efektor yang berperan adalah interferon (IFN) tipe I dan sel natural killer (NK) yang
membunuh sel terinfeksi. IFN tipe I mencegah replikasi virus dalam sel terinfeksi dan
sel sekitarnya yang menginduksi lingkungan antiviral. Interferon-α dan interferon-β
mencegah replikasi virus dalam sel yang terinfeksi (Wulan & Agusni, 2015).
Obat herbal memiliki beragam mekanisme aksi dalam mempengaruhi
aktivitas imunomodulator. Salah satunya adalah dengan meningkatkan aktivitas dan
kemampuan makrofag terhadap fagositosis. Ekstrak etanol tumbuhan Uncaria
garnbir Roxb. adalah salah satu herbal yang diketahui memiliki mekanisme tersebut
(Musdja, 2020).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


23

2.2.3.1 Fitokimia sebagai Imunomodulator


Ribuan fitokimia yang telah ditemukan dikelompokkan berdasarkan sumber
dan fungsinya. Senyawa alami dengan aktivitas imunostimulasi diklasifikasikan
menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi dan rendah. Senyawa imunomodulator
molekul rendah didominasi oleh terpenoid, senyawa fenolik, dan alkaloid. Sedangkan
diantara senyawa dengan berat molekul tinggi, didominasi oleh polisakarida
(Venkatalakshmi et al., 2016). Salah satu Ekstrak etanol Uncaria gambir Roxb.
terhadap aktivitas dan kemampuan sel makrofag untuk melakukan fagositosis
1. Alkaloid
Alkaloid umumnya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan memiliki
aktivitas biologis seperti antikanker, antibakteri, antivirus, dan antiastma. Nikotin,
kokain, morfin, kodein, kina, dan reserpin adalah contoh alkaloid yang memiliki
aktivitas fisiologis dan merupakan alkaloid dengan permintaan yang besar di seluruh
dunia. Beberapa alkaloid yang terbukti memiliki aktivitas imunostimulannya adalah
berberin dari Hydrasti canadensis, piperin dari Piper longum, tetrandrine dari
Stephania tetrandra, dan sinomenine dari Sinomenium acutum (Venkatalakshmi et
al., 2016; Ghildiyal et al., 2020).
2. Fenolik
Yang termasuk ke dalam kelas fenolik yaitu flavonoid, tanin, asam fenolik,
dan kumarin. Beberapa fenolik yang memiliki aktivitas imunomodulator adalah
antosianin, kuersetin-3-O-rutinosida, asam galat, katekin, luteolin, baicalein,
myricetin, asam elagik, kurkumin, asam klorogenat, asam ferulat, asam kafeat, asam
vanilat, pelargonin (Venkatalakshmi et al., 2016; Bhuyan & Basu, 2017).
3. Terpenoid
Beberapa penelitian, in vitro, praklinis, dan klinis telah mengkonfirmasi
bahwa golongan senyawa ini menunjukkan beragam sifat farmakologis yang sangat
penting. Terpen mempengaruhi sistem kekebalan dengan meningkatkan produksi
antibodi dan kedua untuk menekan respon sel-T. Saponin, steroid dan glikosida
merupakan terpenoid esensial. Beberapa terpenoid yang memiliki aktivitas
imunomodulator adalah asiatikosida, glycyrrhizin, andrografolida, asam boswellic,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


24

dan asam ursolat (Venkatalakshmi et al., 2016; Ghildiyal et al., 2020; Yadav et al.,
2014).
4. Polisakarida
Polisakarida dan oligosakarida merupakan kelompok biopolimer yang
melimpah dan telah diketahui memiliki aktivitas mempengaruhi dalam banyak proses
biologis, seperti komunikasi sel-sel, perkembangan embrio, infeksi bakteri dan / atau
virus, dan imunitas humoral dan seluler. Polisakarida telah diidentifikasi sebagai
salah satu yang senyawa aktif yang memiliki berbagai sifat terapeutik meliputi
aktivitas imunostimulan, antivirus, antioksidan, antitumor, efek radioproteksi, efek
hepatoproteksi, dan efek antif fatigue. Diperkirakan bahwa mekanisme yang terlibat
untuk sejumlah sifat terapeutik tersebut adalah modulasi imunitas bawaan, khususnya
fungsi makrofag. Beberapa polisakarida yang memiliki aktivitas imunomodulator
adalah polisakarida Astragalus, pektin, beta glukan dan hemiselulosa (J. Liu et al.,
2015; Venkatalakshmi et al., 2016).

2.3 Herbal Antiviral


2.3.1 Molekul Antivirus yang Berasal dari Tumbuhan
Tumbuhan memiliki variasi metabolit sekunder yang memiliki aktivitas anti
infeksi yang beragam, serta aktivitas antioksidan. Obat-obatan herbal dan produk
alami yang diisolasi menyediakan sumber daya yang potensial untuk pengembangan
obat antivirus baru. Polifenol, alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, terpen,
proantosianidin, lignin, tanin, polisakarida, steroid, tiosulfonat, dan kumarin adalah
fitokimia bioaktif yang menonjol memiliki aktivitas melawan infeksi virus (tabel 2.1)
(Kapoor et al., 2017; Lin et al., 2014).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 2. 1 Beberapa Fitokimia Antivirus dari Tumbuhan
Fitokimia Kelas Aktif melawan virus Tumbuhan (bagian) Pustaka
12-O-dekanoylforbol-13- Terpenoid CHIKV Croton mauritianus (daun) (Ghildiyal et al. 2020)
asetat
Asam dammarenolik Triterpenoid Retroviruses Aglaia sp. (kulit pohon) (Kapoor et al., 2017)
Asam galat Fenolik EV-71 Woodfordia fruticosa (bunga) (L. T. Lin et al., 2014)
Baicalein Flavonoid DENV-2 Scutellaria baicalensis (akar) (L. T. Lin et al., 2014)
Baicalin Flavonoid DENV Scutellaria baicalensis (akar) (Kapoor et al., 2017)
Berberin Alkaloid NDV Enantia chlorantha (Oliver) (kulit batang) (Ghildiyal et al. 2020)
Dendrobin Alkaloid Influenza A Dendrobium nobile (akar) (Ghildiyal et al. 2020)
Ekscoecarianin, Tanin HSV- 2, HCV Phyllanthus urinaria (seluruh bagian (Kapoor et al., 2017)
Loliolide tumbuhan)
Honokiol Lignin DENV-2 Magnolia tree (akar, kulit pohon) (Kapoor et al., 2017)
Jubanin Alkaloid PEDV Ziziphus jujuba (akar) (Kapoor et al., 2017)
Katekin Polifenol HBV, HCV, HSV, Camellia sinensis (daun) (Xu et al., 2017)
HIV, Influenza
Kuersetin Flavonoid HCV Embelia ribes (biji) (Kapoor et al., 2017)

Kumarin Fenolik HIV Simaroubaceae (Ghildiyal et al. 2020)

Kumarin trisiklik Fenolik HIV-1 Calophyllum brasiliense (kulit batang) (L. T. Lin et al., 2014)

25
Kurkumin Fenolik HBV, HCV Curcuma longa (rimpang) (L. T. Lin et al., 2014)
Limonoid Lignin HCV Swietenia macrophylla (batang) (Kapoor et al., 2017)
Oleanan Triterpen PDEV Camellia japonica (bunga) (Kapoor et al., 2017)
Polisakarida ginseng Polisakarida Rotavirus Panax ginseng (akar) (J. Liu et al., 2015)
Polisakarida tersulfasi Polisakarida HSV-1 & HSV-2 Caulerpa racemosa (J. Liu et al., 2015)
Saikosaponin Terpenoid HCV Bupleurum kaoi (akar) (Kapoor et al., 2017)
Santhohumol Kalkon BVDV Humulus lupulus (seluruh bagian tumbuhan) (Kapoor et al., 2017)

Sennosida A Glikosida HIV-1 Rheum palmatum (akar) (Kapoor et al., 2017)


Silvestrol Benzofuran Ebolavirus Aglaia foveolata (daun, kulit pohon) (Kapoor et al., 2017)
Swerilakton Lakton HBV Swertia mileensis (seluruh bagian tumbuhan) (Kapoor et al., 2017)
DENV: Dengue virus, DENV-2: Dengue virus serotipe-2, CHIKV: Chikungunya virus, Cox B1: Coxsackievirus B1; EV-71:
Enterovirus 71; HIV-1: Human immunodeficiency virus tipe 1, HSV-1: Herpes simplex virus tipe 1, HSV-2: Herpes simplex
virus tipe 2, HBV: Hepatitis B virus, HCV: Hepatitis C virus, NDV: Newcastle disease virus; PDEV: Porcine epidemic
diarrhea virus, BVDV: Bovine viral diarrhea virus

26
27

Beberapa kelas fitokimia yang digunakan sebagai antivirus ditunjukkan pada


gambar 2.1 (Ghildiyal et al., 2020). Metabolit sekunder memiliki potensi
menghambat replikasi virus dengan mengatur adsorpsi virus, mengikat reseptor sel,
menghambat penetrasi virus ke dalam sel inang dan dengan bersaing untuk jalur
aktivasi sinyal intraseluler (gambar 2.2) (Kapoor et al., 2017).

Fitokimia

Fenolik Alkaloid Karotenoid Organosulfur Terpenoid Nitrogen


(antivirus) (antivirus) (antivirus)

Asam Flavonoid Stilben Kumarin Tanin


fenolik (antivirus) (antivirus) (antivirus) (antivirus)
(antivirus)

Antosianidin Flavanon Flavanol Flavon Isoflavonoid


(antivirus) (antivirus) (antivirus) (antivirus) (antivirus)

Gambar 2.1 Klasifikasi Fitokimia sebagai Antivirus (yang dicetak tebal)


(Ghildiyal et al., 2020)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


28

Alkaloid: memblokir ikatan virus. Lektin: menghambat penetrasi


Menghambat pertumbuhan virus
virus (HIV), reverse transkriptase
dan mengurangi titer virus di paru-
dan N-glikohidrolase.
paru (HIV, HSV).

Polisakarida: menghambat Terpen: (Saponin)


replikasi virus dan ikatan Menghambat replikasi
virus dengan sel. virus (HSV, Influenza.

Fitomolekul Antivirus
Polifenol: menghambat masuk-
Flavonoid: menghambat
nya virus dengan memodulasi
efek pada reverse
struktur permukaan virus &
transkriptase, memblokir
mempengaruhi ekspresi virus
sintesis RNA (HIV, HSV,
protein pada permukaan sel.
Influenza).

Protein: (GAP31) menghambat


integrasi virus DNA dan
replikasi virus. (Panaxagin)
menghambat reverse
transkriptase dan menghambat
sintesis protein virus.

Gambar 2.2 Penggunaan Utama Fitomolekul Antivirus


(Kapoor et al., 2017)

2.3.2 Alkaloid
Tumbuhan berbunga (angiospermae) merupakan sumber utama dari alkaloid.
Alkaloid berperan dalam pertahanan tanaman dalam melawan herbivora dan patogen.
Ditemukan bahwa 20% tumbuhan mengandung senyawa alkaloid dan sekitar 43
alkaloid menunjukkan aktivitas melawan virus influenza. Alkaloid dapat melawan
virus influenza dengan menginduksi interferon dari sistem kekebalan, atau dengan
meningkatkan aktivitas makrofag. Alkaloid menghambat infeksi virus influenza pada
tahap replikasi yang berbeda (Ghildiyal et al., 2020; Roy, 2017). Beberapa contoh
alkaloid yang memiliki aktivitas antivirus adalah vinkristin, perivine, dan
vincaleublastine yang terdapat dalam Catharanthus roseus (L.), dendrobine dari
Dendrobium nobile, berberin, dan jubanin dari Ziziphus jujube (Ghildiyal et al., 2020;
Thawabteh et al., 2019).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


29

2.3.3 Terpenoid
Terpenoid seperti diterpenoid, seskuiterpenoid, dan triterpenoid memiliki
berbagai macam aplikasi di bidang pengobatan (Ghildiyal et al., 2020). Aglaia sp.
mengandung asam dammarenolic yang dapat menghambat HIV-1 dengan
menciptakan lingkungan sitotoksik dan melawan proliferasi virus. Terpen juga
menunjukkan penghambatan beberapa virus lain, seperti retrovirus, termasuk virus
imunodefisiensi simian dan virus leukemia tikus. Dekanoylforbol-13-asetat, oleanane,
oleanolat, loliolida, saikosaponin, 12-O-dekanoylforbol-13-asetat dan 12-O-
dekanoyl-7-hidroperoksi-forbol-5-ene-13-asetat adalah beberapa contoh terpenoid
yang memiliki aktivitas antivirus (Ghildiyal et al., 2020; Kapoor et al., 2017).
2.3.4 Lignan
Lignan memiliki keragaman struktural yang luas dan juga senyawa ini
menunjukkan berbagai aktivitas biologis yang kuat diantaranya antihepatotoksik,
antiinflamasi, dan antidepresan. Telah ditemukan bahwa lignan memiliki aktivitas
antivirus terhadap HIV dan virus. Beberapa contoh lignan yang memiliki aktivitas
antivirus adalah honokiol, caruilignan 3-hidroksi, bombasinol dan silymarin
(Ghildiyal et al., 2020; Barker, 2019; Lin et al., 2014).

2.3.5 Kumarin
Kumarin digunakan dalam pengobatan sejak lama dalam berbagai bentuk obat
tradisional di seluruh dunia. Ekstrak heksana dan etanol Andrographis paniculata,
ekstrak etanol Trichosanthes dioica, Chrysopogon zizanioides, dan S. album
mengandung kumarin dan efektif menghambat pertumbuhan virus sehingga biasa
digunakan dalam pengobatan virus dengue dan chikungunya. Kumarin dari ekstrak
Morinda citrifolia diidentifikasi dapat melawan virus H1N1. Kumarin trisiklik dari
Calophyllum brasiliense juga memiliki aktivitas antivirus (Lin et al., 2014;
Annunziata et al., 2020; Ghildiyal et al., 2020).

2.4 Tinjauan Literatur Sistematik


Tinjauan literatur sistematik adalah sebuah metode penelitian untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi dan menafsirkan semua penelitian yang terkait

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


30

dengan pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau fenomena yang menarik
yang dilaksananakan secara terstruktur dan terencana (Kitchenham, 2004; Tutik &
Hariyati, 2010). Tinjauan literatur sistematik mensintesis hasil dari beberapa
penelitian yang terkait dengan menggunakan strategi yang mengurangi bias dan
kesalahan acak (Gopalakrishnan & Ganeshkumar, 2013).
Tinjauan sistematis mengikuti desain ilmiah berdasarkan metode eksplisit,
dan reprodusibel. Tinjauan sistematis dapat menunjukkan kekurangan pada sebuah
penelitian sehingga dapat digunakan sebagai panduan penelitian selanjutnya agar
tidak terjadi pengulangan kesalahan (Gopalakrishnan & Ganeshkumar, 2013).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematik dengan
menggunakan protokol PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic review
and Meta-Analysis). Pencarian artikel jurnal dipilih dari database ScienceDirect dan
Pubmed Central. Istilah pencarian menggunakan bahasa inggris, diantaranya
kombinasi dari: medicinal plants; natural product; traditional medicine;
immunomodulatory, antiviral, and anti-inflammatory activities of herbs against
dengan influenza virus; respiratory syncytial virus (RSV); parainfluenza; human
metapneumovirus (hMPV); human coronavirus (hCoV); SARS-CoV; COVID-19;
MERS-CoV; enterovirus; dan adenovirus. Tinjauan ini fokus pada tanaman herbal
dan ekstrak atau kandungan senyawa aktifnya yang dapat digunakan sebagai
preventif dan obat infeksi virus di saluran pernapasan .

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.2.1 Kriteria Inklusi
1. Artikel Internasional berbahasa Inggris.
2. Artikel full-text.
3. Artikel dipublikasikan dari tahun 2010 hingga 2020.
4. Artikel terindeks Scopus.
5. Artikel mencantumkan data berupa nama tanaman herbal, kandungan
senyawa aktif atau ekstrak, dan mekanisme aksi senyawa aktif.

3.2.2 Kriteria Eksklusi


1. Artikel dengan desain review.

31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32

I
d
Pubmed
e ScienceDirect
n Central
(N = 8.110)
t (N= 1.068)
i
f
i
k
a
s Artikel setelah judul tidak sesuai dan adanya duplikasi
i dikeluarkan N = 7.206
(N=
S
k Artikel review, tidak
r full-text, bukan
i berbahasa Inggris,
n Artikel diskrining
dan tahun terbit tidak
i (N = 7.206)
sesuai kriteria inklusi
n dikeluarkan
g
(N = 7.082)

K
e Artikel tidak
l Artikel full-text mencantumkan nama
a dinilai kelayakannya tanaman herbal,
y (N = 124 ) senyawa
a aktif/ekstrak, dan
k mekanisme aksi
a dikeluarkan
n (N = 24)

I
n Studi termasuk dalam
c sintesis kualitatif (N = 100)
l
u
d
e
d

Gambar 3.1 Diagram Alir PRISMA pada Hasil Penelusuran Artikel


(Tobaiqy et al., 2020)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


33

3.3 Alur Penelitian Tinjauan Literatur Sistematik

Menentukan pertanyaan dan kriteria


kelayakan

Pencarian studi/penelitian

Seleksi studi/penelitian

Ekstraksi data

Sintesis data

Interpretasi hasil

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian


(Impellizzeri & Bizzini, 2012)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Obat Herbal Sebagai Preventif Infeksi Virus di Saluran Pernapasan


Preventif atau pencegahan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dapat
dilakukan dengan penggunaan herbal yang memiliki aktivitas meningkatkan sistem
kekebalan atau imunitas (Panyod et al., 2020; Wulan & Agusni, 2015). Sistem
kekebalan merupakan sistem pertahanan yang sangat canggih untuk melindungi inang
dari serangan mikroorganisme dan sel ganas. Mekanisme imunitas alami bersifat
nonspesifik terhadap berbagai macam mikroorganisme termasuk virus
(Venkatalakshmi et al., 2016; Wulan & Agusni, 2015).
Sejumlah studi in vitro, in vivo, dan in ovo melaporkan beberapa tanaman
menunjukkan aktivitas imunomodulator, serta senyawa bioaktif dan mekanisme
kerjanya. Beberapa herbal dengan aktivitas imunomodulator juga menunjukkan
aktivitas antivirus infeksi saluran pernapasan (Arreola et al., 2015; Panyod et al.,
2020). Beberapa herbal yang memiliki aktivitas imunomodulator dirangkum dalam
tabel 4.1. Acacia catechu L., Atractylodis macrocephalae Koidz, Camellia sinensis /
teh hijau, Corchorus olitorius, Eupatorium fortunei, Houttuynia cordata, Panax
ginseng, Psidium guajava Linn, Pueraria lobata (Willd.) Ohwi, dan Rapanea
melanophloeos telah terbukti menunjukkan aktivitas imunomodulator pada model
studi in vitro atau in vivo.
Kuersetin yang diisolasi dari Rapanea melanophloeos dan ekstrak air Panax
ginseng selain meningkatkan sistem kekebalan dengan menstimulasi produksi sitokin,
juga menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus influenza A dengan menghambat
perkembangbiakan virus (J. S. Lee et al., 2014; Mehrbod et al., 2018). Kuersetin,
psoralen, dan kuersitrin berhasil diidentifikasi dari Eupatorium fortunei
meningkatkan sistem imun dan antivirus dengan menginduksi produksi IFN tipe I
(Choi et al., 2017). IFN tipe I mencegah replikasi virus dalam sel terinfeksi dan sel
sekitarnya yang menginduksi lingkungan antiviral dan kemampuan imunoregulator
terjadi oleh karena IFN menginduksi antigen MHC kelas I dan II, meningkatkan

34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35

jumlah sel NK dan menghambat produksi sitokin Th-2, seperti IL-4, IL-5, IL-6
(Wulan & Agusni, 2015).
Senyawa polisakarida yang diisolasi dari Atractylodis macrocephalae,
Psidium guajava, dan Pueraria lobata memiliki aktivitas imunomodulator dengan
mekanisme yang berbeda. Polisakarida dalam rimpang Atractylodis macrocephalae
menunjukkan efek imunomodulator dengan meningkatkan jumlah sel Treg melalui
jalur IL-2 yang berperan pada diferensiasi limfosit, makrofag, dan peningkatan fungsi
sel natural killer (NK) (Xue et al., 2020). Polisakarida dalam biji Psidium guajava
dapat meningkatkan sistem imun dengan meningkatkan sekresi IL-2 yang diproduksi
oleh sel Th1. IL-2 merupakan mediator pada reaksi sistem imun dan inflamasi (Lin &
Lin, 2020; Wulan & Agusni, 2015). Polisakarida yang diisolasi dari akar Pueraria
lobata meningkatkan sistem imun dengan menginduksi pelepasan molekul NO,
sekresi sitokin (TNF-α dan IL-6), dan meningkatkan fagositosis (Dong et al., 2020).
Fraksi butanol dari inti kayu Acacia catechu L. memiliki efek
imunomodulator dengan peningkatan jumlah sel penghasil antibodi di limpa, dan
meningkatkan respon fagositik (Sunil et al., 2019). Ekstrak air daun teh hijau
(Camellia sinensis) menunjukkan efek peningkatan ekspresi interleukin (IL)-17A,
dan IL-8 (Rahayu et al., 2018). Ekstrak air daun Corchorus olitorius memberikan
efek imunomodulator dengan meningkatkan sitotoksisitas sel natural killer (NK)
yang membunuh sel terinfeksi, meningkatkan sekresi sitokin tumor necrosis factor
(TNF)-α dan IL-6 sehingga terjadi aktivasi sistem imun (Park et al., 2018; Wulan &
Agusni, 2015).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 1 Obat Herbal dengan Aktivitas Imunomodulator
No. Nama tanaman (bagian) Senyawa bioaktif/ Kelas Mekanisme kerja Model Pustaka
ekstrak Eksperimen
1. Acacia catechu L. (inti Ekstrak etanol Peningkatan jumlah sel penghasil antibodi in vitro,in (Sunil et al.,
kayu) fraksi butanol di limpa, dan meningkatkan respon vivo 2019)
fagositik.
2. Atractylodis Polisakarida Polisakarida Meningkatkan jumlah sel Treg melalui in vitro (Xue et al.,
macrocephalae Koidz jalur IL-2. 2020)
(rimpang)
3. Camellia sinensis / teh Ekstrak air Meningkatkan ekspresi IL-17A, IL-8. in vitro (Rahayu et
hijau (daun) al., 2018)
4. Corchorus olitorius (daun) Ekstrak air Meningkatkan sitotoksisitas sel NK, in vitro (Park et al.,
meningkatkan sekresi sitokin tumor 2018)
necrosis factor (TNF) -α dan interleukin
(IL) -6
5. Eupatorium fortunei Kuersetin & Flavonoid Menginduksi produksi IFN tipe I. in vitro (Choi et al.,
kuersitrin 2017)
Psoralen Kumarin
6. Panax ginseng (akar) Ekstrak air Menstimulasi produksi antiviral sitokin in vitro, in (J. S. Lee et
IFN-γ setelah infeksi virus influenza A vivo al., 2014)
sehingga menghambat perkembangbiakan
virus influenza.
7. Psidium guajava Linn Polisakarida Polisakarida Meningkatkan sistem imun dengan in vitro (Lin & Lin,
(biji) meningkatkan sekresi IL-2 yang 2020)
diproduksi oleh sel Th1.
8. Pueraria lobata (Willd.) Polisakarida Polisakarida Menginduksi pelepasan molekul NO, in vitro (Dong et al.,
Ohwi (akar) sekresi sitokin (TNF-α dan IL-6), dan 2020)
meningkatkan fagositosis.
9. Rapanea melanophloeos Kuersetin-3-O-α-L- Flavonoid Memodulasi tingkat keparahan penyakit in vitro (Mehrbod et
rhamnopyranosida dengan mengubah pola sitokin pada al., 2018)
infeksi virus influenza A.

36
37

4.2 Obat Herbal untuk Mengobati Infeksi Virus di Saluran Pernapasan


Obat-obatan herbal menyediakan sumber daya yang kaya untuk
pengembangan obat antivirus baru. Saat ini, bidang penelitian dan pengembangan
terus mengambil pendekatan yang berbasis pada produk alami dari tumbuhan dalam
pengembangan obat. Produk alami dan ekstrak tumbuhan telah diteliti untuk sintesis
obat-obatan baru (Ghildiyal et al., 2020; Lin et al., 2014). Mekanisme antivirus dari
produk alami telah diidentifikasi dan menunjukkan aktivitas interaksi dengan siklus
hidup virus, seperti masuknya virus, replikasi, tahap perakitan, dan pelepasan serta
pada penargetan interaksi spesifik antara inang dan virus (Lin et al., 2014).
Dalam tinjauan literatur ini, kami merangkum beberapa herbal yang terbukti
secara in vitro, in vivo dan in silico memiliki aktivitas antivirus terhadap beberapa
patogen virus penyebab infeksi saluran pernapasan penting termasuk virus influenza,
respiratory syncytial virus (RSV), virus parainfluenza, coronavirus (CoV),
coxsackievirus (CV), dan enterovirus 71 (EV71).

4.2.1 Herbal Antivirus Influenza


Virus influenza A, B, dan C adalah virus influenza yang menginfeksi manusia
dan merupakan virus bersampul, beruntai tunggal, virus RNA beruntai negatif dan
tersegmentasi. Virus influenza A terbagi menjadi dua subtipe berdasarkan dua antigen
utama: hemagglutinin (HA; H1-H18) dan neuraminidase (NA; N1-N11), yang
bertanggung jawab untuk mengikat reseptor host / masuk dan keluar sel. Virus ini
menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan menjadi epidemi tahunan. Infeksi virus
influenza menunjukkan gejala demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, bersin, nyeri
otot dan sendi, dan dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti
pneumonia. Infeksi virus influenza telah menyebabkan morbiditas yang cukup besar
pada manusia (Lin et al., 2014; Kabir, 2017).
Aktivitas antivirus herbal yang dilaporkan melawan virus influenza ditelusuri.
Model studi antivirus influenza sebagian besar adalah model sel Madin-Darby canine
kidney (MDCK) dan tikus, dengan strain virus influenza A H1N1, H9N2, dan H3N2.
Dari hasil penelusuran, beberapa herbal terbukti memiliki aktivitas antivirus influenza

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


38

A dengan mekanisme yang beragam. Penulis mengidentifikasi sejumlah 31 artikel


penelitian tentang aktivitas antivirus dari obat herbal dengan model eksperimental in
vitro, in vivo, dan in silico.

4.2.1.1 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Influenza Secara in vitro dan in vivo
Herbal yang terbukti memiliki aktivitas antivirus influenza secara in vitro dan
in vivo dirangkum dalam tabel 4.2. Dalam ekstrak air Aloe vera, diidentifikasi
senyawa kuersetin, katekin hidrat, dan kaempferol yang memiliki aktivitas antivirus
melalui penghambatan autofagi yang diinduksi oleh virus H1N1 atau H3N2, serta
mengurangi replikasi virus. Protein influenza dapat merangsang pembentukan
autofogosom selama tahap awal infeksi tetapi memblokir fusi dengan lisosom selama
tahap selanjutnya. Oleh karena itu, mekanisme ini dapat membantu replikasi virus,
dan penghambatan autofagi dapat menghambat proliferasi virus (Choi, et al., 2019).
Ekstrak etanol akar Angelica dahurica atau yang lebih dikenal Dahurian
angelica mengandung furanokumarin yang memiliki aktivitas antivirus H1N1, H9N2
dengan mekanisme penghambatan pada fase awal siklus (B. W. Lee et al., 2020).
Daun Camellia sinensis yang diproses menjadi teh hitam mengandung thaflavin.
Teaflavin menunjukkan aktivitas menghambat replikasi virus dan antiinflamasi
dengan menurunkan ekspresi sitokin IL-6 selama infeksi virus H1N1, dan H3N2 (Zu
et al., 2012).
Daun Cleistocalyx operculatus atau Syzygium nervosum mengandung
flavonoid yang dapat mengurangi efek sitopatik yang diinduksi bakteri H1N1 secara
in vitro (Ha et al., 2016). Kombinasi minyak atsiri dari tanaman Coridothymus
capitatus L., Origanum dictamnus L., dan Salvia fruticosa Mill dapat menurunkan
siklus replikasi dan produksi virus influenza H1N1 (Tseliou et al., 2019). Ekstrak
kasar rimpang kunyit (Curcuma longa) diketahui mengandung kurkumin yang dapat
menghambat replikasi virus dengan menginduksi peningkatan regulasi ekspresi
mRNA TNF-α dan IFN-β in vitro pada sel Madin–Darby canine kidney (MDCK). K.
parviflora mengandung 5,7-dimetoksiflavon, trimetilapigenin, dan tetrametilluteolin
yang memiliki aktivitas antivirus dengan mekanisme penghambatan yang sama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


39

dengan Curcuma longa (Sornpet et al., 2017). IFN tidak membuat virus nonaktif
secara langsung, namun membuat sel resisten terhadap virus (Wulan & Agusni,
2015).
Dua senyawa kuersetin (kuersetin-7-O-glukosida dan kuersetin 3-glukosida)
diisolasi dari daun Dianthus superbus L. memiliki aktivitas antivirus influenza A
dengan menghambat replikasi virus (Gansukh et al., 2016; Nile et al., 2020). Kulit
pohon Epimedium koreanum Nakai diidentifikasi mengandung senyawa kuersetin
yang memiliki mekanisme penghambatan pada replikasi virus influenza A dengan
menginduksi sekresi IFN tipe I, dan sitokin pro-inflamasi (Cho et al., 2015). Berberin
yang terkandung dalam ekstrak kulit pohon Phellodendri amurense Ruprecht
memiliki mekanisme penghambatan yang sama dengan senyawa bioaktif Epimedium
koreanum Nakai (J. H. Kim et al., 2016).
Forsythosida A, senyawa yang diidentifikasi dari ekstrak buah Forsythia
suspense (Thunb.) Vahl. memiliki aktivitas antivirus dengan mekanisme pencegahan
proses pertumbuhan virion yang baru terbentuk sehingga membatasi penyebaran virus
(Law et al., 2017). Iridoid glikosida merupakan salah satu komponen aktif utama dari
Fructus Gardeniae dengan karakteristik antivirus dan antiinflamasi. Iridoid glikosida
menghambat efek sitopatik secara in vitro. Dalam model in vivo, pemberian ekstrak
buah Gardeniae pada tikus percobaan menunjukkan penurunan indeks paru, dan titer
virus (Guo et al., 2014). Glikosida flavonoid amis-amisan atau Houttuynia cordata,
hperin dan kuersitrin, mengurangi cedera paru akut yang diinduksi virus melalui
penghambatan aktivitas virus dan persinyalan TLR pada tikus yang terinfeksi virus
H1N1 (Ling et al., 2020).
Epigoitrin, isomer glukosinolat, polisakarida, dan asam erukat merupakan
senyawa yang diketahui terdapat pada akar Isatis indigotica Fort. Mekanisme kerja
antivirus dari senyawa-senyawa tersebut cukup beragam. Epigoitrin menunjukkan
penghambatan pada perlekatan dan penggandaan virus influenza A (Xiao et al.,
2016), isomer glukosinolat menghambat hemagglutinasi (HA) dan neuraminidase
(NA) pada virus H1N1 (Nie et al., 2020), polisakarida mengganggu regulasi faktor
pro-inflamasi yang diinduksi oleh virus influenza A (Z. Li et al., 2017), dan asam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


40

erukat mengurangi aktivitas transkripsi polymerase, dan menghambat mediator pro-


inflamasi yang diinduksi oleh RNA virus serta interferon (IFN) (Liang et al., 2020).
Ekstrak air dari akar Isatis indigotica Fort menunjukkan aktivitas menghambat
perlekatan virus influenza ke sel inang dan melindungi sel inang pada virus H1N1 Ke
et al., 2012)
Akar Strobilanthes cusia, dan akar Lepidium meyenii menunjukkan
mekanisme antivirus yang sama yaitu dengan menghambat efek sitopatik yang
diinduksi virus (Gu et al., 2015; Mendoza et al., 2014). P. chinense mengandung
asam elagik, metil galat dan asam kafeat dengan aktivitas menghambat replikasi virus
H1N1 & H3N2 secara in vitro (Tran et al., 2017).
Biji Peganum harmala diidentifikasi mengandung alkaloid yang menghambat
replikasi RNA virus, aktivitas polimerase virus, dan menghambat hemaglutinasi virus
H1N1 (Moradi et al., 2017). Ekstrak etanol seluruh bagian tanaman Peperomia sui
meningkatkan viabilitas sel yang terinfeksi, menekan sintesis nukleoprotein virus
(NP), dan menghambat pertumbuhan virus dalam sel fibroblast ayam. Lebih lanjut,
ekstrak Peperomia sui menghambat aktivitas neuraminidase virus (Yang et al., 2014).
Dalam penelitian Wang et al., 2018, senyawa rhein yang terkandung dalam
Rheum palmatum L. atau kelembak dapat menghambat adsorpsi dan replikasi virus
dengan menekan stress oksidatif yang diinduksi virus dan aktivasi TLR4, Akt, p38,
JNK MAPK, dan jalur persinyalan NF-κB. Ekstrak biji Rubus coreanus atau
blackberry Korea diidentifikasi mengandung asam galat dan memiliki aktivitas
antivirus dengan mekanisme menghambat hemaglutinasi dan mengganggu partikel
virus influenza A & B (Lee et al., 2016).
Scutellaria baicalensis Georgi adalah obat tradisional Cina yang
menunjukkan banyak aktivitas biologis, seperti antipiretik, antibakteri, antivirus, dan
/ atau sifat antiinflamasi. Akar Scutellaria baicalensis mengandung senyawa baicalin
yang memiliki aktivitas antivirus influenza dengan menghambat aktivitas enzimatik
neuraminidase (NA) dan replikasi virus serta memodulasi protein virus NS1 dan
menghasilkan peningkatan regulasi persinyalan antivirus yang diinduksi IFN (Hour et
al., 2013; Nayak et al., 2014). Studi yang dilakukan Zhi et al., 2019 mengidentifikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


41

adanya senyawa baicalein, oroksilin A, wogonin dan krisin yang terkandung dalam
ekstrak akar Scutellaria baicalensis. Senyawa-senyawa tersebut secara in vivo
menurunkan titer virus pada paru-paru, hemagglutinin (HA), dan menghambat
aktivitas neuraminidase (NA) dan secara in vitro memodulasi respon inflamasi
dengan menurunkan kadar TNF-α, IL-6, dan monocyte chemotactic protein-1 (MCP-
1), dan meningkatkan kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan paru-paru. Silymarin,
senyawa yang terkandung dalam Silybum marianum L. Gaertn diteliti untuk
mengetahui aktivitas antivirusnya. Secara in vitro, silymarin menunjukkan efek
penghambatan pada sintesis mRNA virus influenza A (Song & Choi, 2011).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 2 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Influenza dan Mekanisme Kerjanya Secara in vitro dan in vivo
No. Nama tanaman (bagian) Senyawa bioaktif/ Kelas Mekanisme kerja Virus Model Pustaka
ekstrak eksperime
n
1. Aloe vera (daun) Kuersetin, katekin Flavonoid Mengurangi replikasi virus dan IAV in vitro (Choi, et al.,
hidrat, & menghambat autofagi yang 2019)
kaempferol diinduksi virus.
2. Angelica dahurica (akar) Oksipeucedanin Furanokumarin Menghambat fase awal siklus H1N1, in vitro (B. W. Lee et
replikasi. H9N2 al., 2020)
3. Camellia sinensis / teh Teaflavin Polifenol Menghambat replikasi virus dan H1N1, in vitro (Zu et al.,
hitam (daun) antiinflamasi dengan H3N2 2012)
menurunkan ekspresi sitokin IL-
6 selama infeksi virus.
4. Cleistocalyx operculatus Kalkon & glikosida Flavonoid Mengurangi efek sitopatik. H1N1 in vitro (Ha et al.,
atau Syzygium nervosum flavonol 2016)
(daun)
5. Coridothymus capitatus L., Kombinasi minyak Menurunkan siklus replikasi dan H1N1 In vitro (Tseliou et al.,
Origanum dictamnus L., atsiri produksi virus. 2019)
dan Salvia fruticosa Mill
6. Curcuma longa (rimpang) Kurkumin Polifenol Menghambat replikasi virus H5N1 in vitro (Sornpet et al.,
dengan menginduksi 2017)
peningkatan regulasi ekspresi
mRNA TNF-a dan IFN-b.
7. Dianthus superbus L. Kuersetin-7-O- Flavonoid Menghambat replikasi virus. H3N2, in vitro (Gansukh et
(daun) glukosida H1N1 al., 2016)
Kuersetin 3- Flavonoid menghambat replikasi virus. H1N1 in vitro (Nile et al.,
glukosida 2020)
8. Epimedium koreanum Kuersetin Flavonoid Menghambat replikasi virus, H1N1, in vitro, in (Cho et al.,
Nakai (kulit pohon) menginduksi sekresi IFN tipe I H5N2, vivo 2015)
dan sitokin pro-inflamasi, H7N3,
menstimulasi status antivirus H9N2
dalam sel.
9. Forsythia suspense Forsythosida A Feniletanoid Mencegah proses pertumbuhan H3N2, in vitro, in (Law et al.,
(Thunb.) Vahl. (buah) glikosida virion yang baru terbentuk H1N1, vivo 2017)

42
sehingga membatasi penyebaran H9N2
virus.
10. Gardeniae (buah) Iridoid glikosida Monoterpenoid Menghambat replikasi virus. H1N1 in vitro, in (Guo et al.,
vivo 2014)
11. Houttuynia cordata Hiperin dan Flavonoid Mengurangi cedera paru akut H1N1 in vivo (Ling et al.,
(bagian yang tumbuh di kuersitrin yang diinduksi virus melalui 2020)
atas tanah) penghambatan aktivitas virus
dan pensinyalan TLR.
12. Isatis indigotica Fort. Epigoitrin Alkaloid penghambatan pada perlekatan IAV in vitro (Xiao, Ye,
(akar) dan penggandaan virus Chen, & Li,
2016)
Isomer glukosinolat Glukosinolat menghambat hemaglutinasi H1N1 in vitro (Nie et al.,
(HA) dan neuraminidase (NA) 2020)
virus.
Ekstrak air menghambat perlekatan virus H1N1 in vitro (Ke et al.,
influenza ke sel inang dan 2012)
melindungi sel inang.
Polisakarida Polisakarida Mengganggu regulasi faktor IAV in vitro (Z. Li et al.,
pro-inflamasi yang diinduksi 2017)
oleh virus.
Asam erukat Asam lemak mengurangi aktivitas transkripsi IAV in vitro, & (Liang et al.,
polimerase, menghambat in vivo 2020)
mediator pro-inflamasi yang
diinduksi oleh RNA virus serta
interferon (IFN).
13. K. parviflora 5,7- Flavonoid penghambatan replikasi virus H5N1 in vitro (Sornpet et al.,
dimetoksiflavon, dengan menginduksi 2017)
trimetilapigenin, peningkatan regulasi ekspresi
tetrametilluteolin, mRNA TNF-a dan IFN-b.
14. Lepidium meyenii (akar) Ekstrak metanol Menghambat efek sitopatik dan Influenza in vitro (Mendoza et
menghambat pertumbuhan A&B al., 2014)
virus.

15. P. chinense (seluruh Asam elagik, metil Asam fenolik Menghambat replikasi virus H1N1 & in vitro (Tran et al.,
bagian tumbuhan) galat dan asam H3N2 2017)

43
kafeat

16. Peganum harmala (biji) Alkaloid Alkaloid menghambat replikasi RNA H1N1 in vitro (Moradi et al.,
virus, aktivitas polimerase virus, 2017)
menghambat hemagglutinasi.
17. Peperomia sui (seluruh Ekstrak etanol meningkatkan viabilitas sel H6N1 in vitro (Yang et al.,
bagian tanaman) yang terinfeksi, menekan 2014)
sintesis nucleoprotein virus
(NP), menghambat
pertumbuhan virus dan
menghambat aktivitas
neuraminidase virus.
18. Phellodendri amurense Berberin Alkaloid Mengurangi replikasi virus H1N1, in vitro, in (J. H. Kim et
Ruprecht (kulit pohon) dengan menstimulasi IFN tipe 1 H5N2, vivo al., 2016)
H7N3&
H9N2
19. Rheum palmatum L. Rhein Antrakuinon menghambat adsorpsi dan H1N1 in vitro (Wang et al.,
(akar) replikasi virus dengan menekan dan in vivo 2018)
stress oksidatif yang diinduksi
virus dan aktivasi TLR4, Akt,
p38, JNK MAPK, dan jalur
persinyalan NF-κB.
20. Rubus coreanus (biji) Asam galat Asam fenolik Menghambat hemagglutinasi Influenza in vitro, in (Lee et al.,
dan mengganggu partikel virus. A&B vivo 2016)
21. Scutellaria baicalensis Baicalin Flavonoid Menghambat aktivitas H1N1 in vitro (Hour et al.,
(akar) enzimatik neuraminidase (NA) 2013)
dan replikasi virus.
Baicalin Flavonoid memodulasi protein virus NS1, H1N1 in vitro & (Nayak et al.,
menghasilkan peningkatan in vivo 2014)
regulasi persinyalan antivirus
yang diinduksi IFN dan
penurunan pensinyalan PI3K /
Akt dalam sel.

44
Baicalein, oroksilin Flavonoid Menurunkan titer virus pada IAV in vitro & (Zhi et al.,
A, wogonin dan paru-paru, dan haemagglutinin in vivo 2019)
krisin (HA), menghambat aktivitas
neuraminidase (NA) secara in
vivo. Memodulasi respon
inflamasi dengan menurunkan
kadar TNF-α, IL-6, dan
monocyte chemotactic protein-1
(MCP-1), dan meningkatkan
kadar IFN-γ dan IL-10 di
jaringan paru-paru secara in
vitro.
22. Silybum marianum L. Silymarin Flavonoid penghambatan sintesis mRNA IAV in vitro (Song & Choi,
Gaertn virus. 2011)
23. Strobilanthes cusia (akar) Isokumarin Fenolik menghambat efek sitopatik . H1N1 in vitro (Gu et al.,
2015)

45
46

4.2.1.2 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Influenza Secara in silico


Dari penelusuran artikel terkait herbal antivirus influenza, studi dengan
model in silico atau melalui molecular docking melaporkan bahwa beberapa senyawa
asal tanaman obat dapat menghambat virus influenza (tabel 4.3).

Tabel 4. 3 Senyawa Aktif Antivirus Influenza dan Mekanisme Kerjanya Secara in


silico
No. Nama Senyawa Kelas Mekanisme kerja Virus Pustaka
tanaman bioaktif
(bagian)
1. Andrographis Andrografolida Diter- Menghambat aktivitas H1N1 (Seniya
paniculata penoid neuraminidase pada et al.,
virus. 2014)
2. Melaleuca Terpinen-4-ol Mono- Berikatan dengan H1N1 (X. Li et
alternifolia terpenoid membrane fusi al., 2013)
(daun) hemagglutinin sehingga
mencegah virus
memasuki sel inang
dengan mengganggu
prosedur fusi membran
virus yang normal.

Dalam studi yang dilakukan Seniya et al. (2014), senyawa andrografolida


yang merupakan komponen mayor dari sambiloto atau Andrographis paniculata
memiliki aktivitas antivirus melalui penghambatan neuraminidase virus. Terpinen-4-
ol yang terkandung dalam tea tree atau Melaleuca alternifolia secara in silico
berikatan dengan membrane fusi hemagglutinin sehingga mencegah infeksi virus
memasuki sel inang dengan mengganggu prosedur fusi membrane virus yang normal
(X. Li et al., 2013).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


47

4.2.2 Herbal Antivirus Paramyxovirus


Paramyxovirus terdiri dari respiratory syncytial virus (RSV), virus
parainfluenza 1–4, dan human metapneumovirus yang merupakan penyebab utama
infeksi saluran pernapasan bawah pada anak-anak di seluruh dunia. RSV adalah virus
ssRNA untai negatif yang terselubung dan merupakan penyebab utama bronkiolitis
dan infeksi saluran pernapasan yang membutuhkan rawat inap (Doorn & Yu, 2020;
Lin et al., 2014). Human metapneumovirus (hMPV) menyebabkan penyakit yang
serupa tetapi lebih jarang, sedangkan virus parainfluenza menyebabkan bronkiolitis
dan krup (Doorn & Yu, 2020).
Penulis mengidentifikasi sejumlah 11 artikel penelitian tentang aktivitas
antivirus paramyvovirus senyawa bioaktif atau ekstrak dari tanaman herbal (tabel
4.4). Dari 11 artikel, terdapat satu artikel penelitian yang melaporkan studi herbal
antivirus parainfluenza dan tidak ada artikel yang melaporkan studi herbal antivirus
metapneumovirus. Model eksperimen yang digunakan adalah in vitro dan atau in
vivo.
β-escin adalah salah satu konstituen bioaktif utama dari ekstrak biji tanaman
berangan kuda atau Aesculus hippocastanum L. Ekstrak biji & β-escin dilaporkan
memiliki aktivitas antivirus dengan menginaktivasi virus, mengurangi infektivitas
virus, memodulasi NF-κB, AP-1 dan sitokin di jalur sel epitel dan makrofag yang
terinfeksi RSV secara in vitro. Selain itu, infeksi RSV dalam model in vivo, ekstrak
biji Aesculus hippocastanum L. memperbaiki perjalanan penyakit akut dengan
penurunan titer RSV paru, dan pengurangan peradangan saluran napas (Salinas et al.,
2019).
Cinnamomum cassia Blume yang disebut kayu manis Tiongkok adalah obat
herbal tradisional Cina yang populer yang telah digunakan untuk menangani penyakit
saluran pernapasan. Hasil studi melaporkan, ekstrak kulit kayu Cinnamomum cassia
dapat mencegah epitel saluran pernapasan dari infeksi HRSV melalui penghambatan
perlekatan virus, internalisasi dan pembentukan syncytium (Yeh et al., 2013).
Rimpang Coptischinensis Franch diidentifikasi mengandung senyawa palmatin yang

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


48

memiliki aktivitas mengurangi replikasi dan kematian sel yang diinduksi RSV,
melawan virus dengan menginduksi persinyalan interferon tipe I (IFN tipe 1), dan
menunjukkan efek profilaksis pada mencit yang diinfeksi (Lee et al., 2017).
Licorice (Glycyrrhiza uralensis Fisch) telah digunakan dalam pengobatan
herbal di seluruh dunia selama berabad-abad. Radix Glycyrrhizae memiliki konstituen
aktif asam 18β-glycyrrhetinic (18β-GA) dan dilaporkan melawan infeksi virus RSV
pada sel epitel saluran napas, mencegah perlekatan virus, internalisasi, dan dengan
merangsang sekresi IFN (Yeh et al., 2013). Lophatherum gracile digunakan secara
tradisional untuk mengobati batuk, yang berhubungan dengan paru-paru dan
peradangan. Ekstrak batang dan daun Lophatherum gracile memiliki aktivitas
menghambat infeksi RSV, menekan produksi NO yang diinduksi oleh RSV secara in
vitro. Asam isoorientin, swertiajaponin, 3, 5-di-kaffeoylquinic, dan asam 3, 4-
dikaffeoylquinic adalah konstituen yang bertanggung jawab. Pemberian oral ekstrak
pada tikus, mengurangi jumlah virus dan memperbaiki lesi di jaringan paru-paru (L.
F. Chen et al., 2019).
Semua bagian tumbuhan kecuali akar dari Mesona chinensis mengandung
oligomer asam kafeat yang dilaporkan mengurangi efek sitopatik yang diinduksi
virus RSV (Z. Wang et al., 2020). Akar dari Paeonia lactiflora Pallas atau yang
disebut Peony Tiongkok yang diekstraksi menggunakan air diidentifikasi aktivitas
antivirusnya. Hasil menunjukkan ekstrak air akar Peony Tiongkok menghambat
perlekatan virus, internalisasi,dan menstimulasi sekresi IFN (Lin et al., 2013).
Rhein merupakan salah satu komponen aktif antrakuinon dalam rimpang
herbal tradisional Cina Rheum palmatum L. Pada infeksi virus, inflamasi NLRP3
diaktifkan secara berlebihan, sehingga dapat menyebabkan respons inflamasi dan
cedera jaringan pada sebagian besar proses infeksi virus saluran pernapasan termasuk
RSV. Model studi in vivo pada tikus melaporkan rhein menghambat respon inflamasi
imun tikus yang terinfeksi RSV, yang terkait dengan penghambatan aktivasi
inflamasi NLRP3 melalui jalur NF-kB (Shen et al., 2020).
Infeksi RSV menyebabkan cedera paru-paru yang signifikan dan respon
proinflamasi, termasuk infiltrasi limfosit T CD4 dan CD8. Baicalin merupakan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


49

komponen utama dari Scutellaria baicalensis. Pengobatan baicalin menghasilkan


pengurangan infiltrasi limfosit T dan ekspresi gen faktor proinflamasi, serta
mengurangi titer RSV yang diambil dari jaringan paru-paru. Infiltrasi limfosit T dan
kerusakan jaringan termodulasi limfosit T sitotoksik telah diidentifikasi sebagai
faktor kritis infeksi RSV. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa baicalin
melawan infeksi RSV melalui efek antivirus dan antiinflamasi (Shi et al., 2016).
Komponen aktif Radix Wixtroemiae diidentifikasi yaitu genkwanol B,
genkwanol C dan stelleranol yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi. Genkwanol
B, genkwanol C dan stelleranol menunjukkan aktivitas anti-RSV yang kuat dengan
mengurangi efek sitopatik yang diinduksi virus RSV (Huang et al., 2010). Rimpang
jahe atau Zingiber officinale diamati menghambat pembentukan plak yang diinduksi
virus, mencegah perlekatan dan internalisasi virus (Chang et al., 2013).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 4 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Paramyxovirus
No. Nama tanaman Senyawa bioaktif/ Kelas Mekanisme kerja Virus Model Pustaka
(bagian) ekstrak eksperimen
1. Aesculus β-escin Triterpenoid Menginaktivasi virus, mengurangi RSV in vitro (Salinas
hippocastanum L. (biji) Ekstrak biji infektivitas virus, aktivitas modulasi NF-κB, et al.,
AP-1 dan sitokin di jalur sel epitel dan 2019)
makrofag yang terinfeksi RSV
Serbuk ekstrak biji Menurunkan titer paru RSV, dan RSV in vivo
mengurangi peradangan pada saluran napas.
2. Cinnamomum cassia Ekstrak air mencegah perlekatan virus, internalisasi, RSV in vitro (Yeh et
Blume (kulit kayu) dan pembentukan syncytium untuk al., 2013)
mengganggu penyebaran virus.
3. Coptischinensis Franch Palmatin Alkaloid Mengurangi replikasi dan kematian sel yang RSV in vitro, in (Lee et
(rimpang) isokuinolin diinduksi RSV, melawan virus dengan vivo al., 2017)
menginduksi persinyalan interferon tipe I
(IFN tipe 1), dan efek profilaksis pada
mencit.
4. Glycyrrhiza uralensis Asam 18β- Triterpenoid mencegah perlekatan virus, internalisasi, RSV in vitro (Yeh et
Fisch.(akar) glycyrrhetinic dan dengan merangsang sekresi IFN. al., 2013)
5. Lophatherum gracile Asam isoorientin, Flavonoid Menghambat infeksi RSV, menekan RSV in vitro, in (L. F.
(batang dan daun) swertiajaponin produksi NO yang diinduksi oleh RSV vivo Chen et
asam 3, 5-di- Asam fenolik secara in vitro. Mengurangi jumlah virus al., 2019)
kaffeoylquinic & dan memperbaiki lesi di jaringan paru-paru
asam 3, 4- secara in vivo
dikaffeoylquinic
6. Mesona chinensis oligomer asam Asam fenolik Mengurangi efek sitopatik RSV in vitro (Z. Wang
(bagian yang tumbuh di kafeat et al.,
atas tanah) 2020)
7. Paeonia lactiflora Ekstrak air menghambat perlekatan virus, internalisasi, RSV in vitro (Lin et
Pallas (akar) dan merangsang sekresi IFN al.,
2013)
8. Rheum palmatum L. Rhein Antrakuinon Menghambat aktivasi NLRP3 RSV in vivo (Shen et
(rimpang) inflammasome melalui jalur NF-kB. al., 2020)
9. Scutellaria baicalensis Baicalin Flavonoid pengurangan infiltrasi limfosit T dan RSV in vitro, in (Shi et

50
(akar) ekspresi gen faktor proinflamasi serta vivo al., 2016)
mengurangi titer RSV pada jaringan paru-
paru.
10. Wikstroemiae / Biflavonoid Flavonoid Mengurangi efek sitopatik yang diinduksi RSV in vitro (Huang
Liaogewanggen (akar) genkwanol B, virus RSV et al.,
genkwanol C, 2010)
stelleranol
11. Zingiber officinale Ekstrak air Menghambat pembentukan plak yang RSV in vitro (Chang
(rimpang) diinduksi RSV, mencegah perlekatan dan et al.,
internalisasi virus 2013)
RSV: Respiratory syncytial virus

51
52

4.2.3 Herbal Antivirus Coronavirus


Coronavirus (CoV) adalah virus RNA untai tunggal positif yang terselubung
yang termasuk dalam famili Coronaviridae. Human CoV (HCoV) yang diketahui
mencakup HCoV ‑ 229E, ‑OC43, ‑NL63, ‑HKU1, severe acute respiratory
syndrome-coronavirus yang terjadi tahun 2003 (SARS‑CoV-1), Middle East
respiratory syndrome-coronavirus (MERS‑CoV), severe acute respiratory syndrome-
coronavirus yang muncul tahun 2019 (SARS-CoV-2). Coronavirus 229E, OC43,
NL63, dan HKU1 menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang relatif
ringan. SARS-CoV dikenal luas menyebabkan ancaman global dengan angka
kematian tinggi pada tahun 2003 dan SARS-CoV-2 ditetapkan menjadi pandemik
tahun 2020 yang mempengaruhi populasi dunia. MERS‑CoV diidentifikasi pada
tahun 2012 yang menyebabkan angka kematian tinggi (Doorn & Yu, 2020; Lin et al.,
2014).
Tidak ada pengobatan khusus dan vaksin pencegahan untuk infeksi CoV.
Dengan demikian, situasi tersebut mencerminkan kebutuhan untuk mengembangkan
antivirus yang efektif untuk profilaksis dan pengobatan infeksi CoV (Lin et al.,
2014). Beberapa obat-obatan herbal dan produk alami telah dilaporkan memiliki
aktivitas antivirus coronavirus.
Sebuah studi klinis dilakukan pada lima kasus COVID-19 gejala non-spesifik
(sakit kepala, batuk tanpa dispnea, dan artralgia) dengan riwayat klinis biopolimer di
daerah gluteal yang mengembangkan alogenosis iatrogenik (IA). Kelima kasus
diberikan kolkisin dan menunjukkan pengurangan tingkat sitokin serta aktivasi
makrofag, neutrofil, dan inflamasi. Kolkisin merupakan alkaloid yang terkandung
dalam Colchicum autumnale dan dapat digunakan untuk menurunkan risiko sindrom
gangguan pernapasan akut pada pasien COVID-19 (Montealegre-Gómez et al.,
2020). Studi in vitro, in vivo, dan in silico. yang melaporkan herbal antivirus
coronavirus dibahas dalam sub bab berikut.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


53

4.2.3.1 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus Secara in vitro dan in vivo
Penulis mengidentifikasi sejumlah 18 herbal memiliki aktivitas antivirus
coronavirus dengan mekanisme yang beragam (tabel 4.5). Studi antivirus dilakukan
terhadap virus HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, IBV, SARS-CoV, MERS-
CoV, SARS-CoV-2 dengan model eksperimen in vitro dan in vivo.
Pada pasien COVID-19 yang parah, terjadi sindrom pelepasan sitokin (CRS)
yang ditandai dengan peningkatan sitokin pro inflamasi dan kemokin. CRS
menginduksi sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress
syndrome (ARDS) yang sering menyebabkan kegagalan multiorgan dan kematian.
Interleukin 10 adalah molekul kunci dari respon imun Thαβ dan agen antivirus yang
poten. Sebuah studi menyebutkan bahwa sitokin IL-10 dapat menjadi agen
antiinflamasi penyakit yang disebabkan oleh virus termasuk virus corona. Dalam
serum pasien COVID-19 yang parah, jumlah IL-10 yang tinggi dianggap sebagai
mekanisme antiinflamasi atau penghambat kekebalan (Lu et al., 2020; Hu, 2020).
Beberapa herbal yang memiliki mekanisme meningkatkan IL-10 diantaranya
adalah inti kayu Acacia catechu L., biji Psidium guajava Linn, dan akar Scutellaria
baicalensis. Fraksi butanol ekstrak etanol inti kayu Acacia catechu L., memiliki
aktivitas antiinflamasi dengan menghambat produksi NO, menghambat pelepasan
TNF-a, dan meningkatkan produksi IL-10 (Sunil et al., 2019). Ekstrak biji Psidium
guajava mengandung polisakarida yang juga dapat meningkatkan IL-10 (Lin & Lin,
2020). Ekstrak akar Scutellaria baicalensis mengandung beberapa senyawa flavonoid
baicalein, oroksilin A, wogonin dan krisin yang melawan infeksi dengan menekan
respon inflamasi melalui penurunan kadar TNF-α, IL-6, monocyte chemotactic
protein-1 (MCP-1), dan meningkatkan kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan paru-paru
secara in vitro (Zhi et al., 2019).
Senyawa silvestrol yang dapat ditemukan pada Aglaia dilaporkan memiliki
aktivitas penghambat yang kuat dari translasi mRNA virus dalam sel fibroblast paru
embrionik manusia (MRC-5) yang terinfeksi CoV. Selain itu, silvesterol menghambat
ekspresi protein struktural dan nonstruktural HCoV-229E (N, nsp8) dan pembentukan
kompleks replikasi / transkripsi virus (Müller et al., 2018). Tiloforin diidentifikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


54

dapat mengurangi efek sitopatik dalam sel Vero 76 yang terinfeksi SARS-CoV.
Tiloforin adalah senyawa yang terdapat pada Cynanchum, Pergularia, Tylophora,
dan genera lain yang termasuk dalam famili Asclepiadaceae (Yang et al., 2010).
Agen anti-SARS-CoV yang dapat menghambat replikasi SARS-CoV mungkin
terlibat dalam penghambatan target protein yaitu protease SARS-CoV-3CL (SARS-
CoV-3CLpro). SARS-CoV-3CLpro mengatur pemrosesan proteolitik dari replikase
polipeptida menjadi protein fungsional, dan memainkan peran penting dalam
replikasi virus. Dengan demikian, protease SARS-CoV 3CL merupakan target yang
menarik untuk kandidat obat melawan SARS. Biflavon amentoflavon yang
diidentifikasi dari ekstrak daun Torreya nucifera juga memiliki mekanisme
penghambatan yang sama (Bae et al., 2010).
Phillyrin, produk dari Forsythia suspensa, memiliki aktivitas antiinflamasi,
antioksidan, dan antivirus. Aktivitas antivirus phillyrin terhadap SARS-CoV-2 dan
HCoV-229E dinilai dalam sel Vero E76. Hasil menunjukkan bahwa phillyrin
memblokir replikasi virus, menghambat ekspresi sitokin pro-inflamasi yang diinduksi
CoV dengan mengatur aktivitas jalur pensinyalan NF-кB (Q. Ma et al., 2020).
Griffithsin, lektin yang diisolasi dari alga merah Griffithsia sp. menghambat
infektivitas virus MERS-CoV dan menghambat masuknya partikel pseudotipe ke
dalam sel inang (Labitt et al., 2016).
Houttuynia cordata atau amis-amisan adalah obat tradisional Cina yang
digunakan di Cina. Konstituen utama dalam ekstrak Houttuynia cordata adalah
minyak esensial yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap infeksi virus IBV
pada sel Vero dan sel ginjal embrio ayam (Yin et al., 2011). RNA-dependent RNA
polymerase (RdRp) adalah enzim kunci yang bertanggung jawab untuk sintesis RNA
untai positif dan negatif yang menjadi target obat yang potensial (Yang et al., 2020)
Menispermaceae adalah sumber utama alkaloid bis-benzilisokuinolin,
tetrandrin, fangchinolin, dan cepharanthin. Senyawa ini secara signifikan
menghambat kematian sel akibat virus pada tahap awal infeksi virus dan menekan
replikasi HCoV-OC43 serta menghambat ekspresi protein S dan N virus (Kim et al.,
2019).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


55

Helikase virus penting untuk replikasi genom virus, dan dianggap sebagai
target potensial untuk pengembangan obat antivirus. Yu et al. (2012)
mengidentifikasi scutellarein dan myricetin sebagai penghambat protein helicase
SARS-CoV. Hasil menunjukkan bahwa scutellarein dan myricetin memiliki aktivitas
penghambatan terhadap protein helicase SARS-CoV. Myricetin adalah senyawa yang
terkandung dalam tumbuhan Myricaceae dan scutellarein adalah senyawa yang
terkandung dalam ekstrak akar Scutellaria baicalensis.
SARS-CoV papain-like protease (PLpro) adalah target antivirus yang penting
karena peran utamanya dalam replikasi virus SARS. Ekstrak metanol dari buah pohon
Paulownia tomentosa menghasilkan flavonoid geranylated yang mampu
menghambat SARS-CoV PLpro (Keun et al., 2013). Senyawa tansinon yang
terkandung dalam ekstrak akar Salvia miltiorrhiza juga memiliki aktivitas
menghambat SARS-CoV PLpro. Selain itu, tansinon juga menghambat SARS-CoV
3CLpro (Park et al., 2012).
Emodin, senyawa yang terkandung dalam umbi akar Rheum dan
Polygonaceae memiliki aktivitas antivirus dengan memblokir interaksi protein
SARS-CoV S dengan reseptor ACE2 (Schwarz et al., 2011). Spesies dari elderberi,
Sambucus formosana Nakai adalah obat tradisional yang memiliki aktivitas
antiinflamasi dan antivirus yang potensial. Ekstrak etanol batang Sambucus
formosana diidentifikasi mengandung asam kafeat yang dapat menghambat replikasi
virus dan memblokir perlekatan virus HCoV-NL63 (Weng et al., 2019).
Kurarinon adalah flavonon terprenilasi yang diisolasi dari akar Sophora
flavescens. Diketahui, kurarinon memiliki sifat antiapoptosis dan antiinflamasi.
Aktivitas antivirus kurarinon terhadap infeksi HCoV-OC43 diidentifikasi dan
ditemukan bahwa kurarinon menghambat infeksi HCoV-OC43 pada sel fibroblas
MRC-5 paru-paru manusia. Kurarinon menghambat efek sitopatik yang diinduksi
virus, serta RNA virus ekstraseluler dan intraseluler serta ekspresi protein virus (Min
et al., 2020).
Strobilanthes cusia (Nees) Kuntze adalah obat herbal Cina yang digunakan
untuk mengobati infeksi virus pernapasan. Ekstrak metanol daun Strobilanthes cusia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


56

mengandung komponen kimiawi seperti β-sitosterol, indirubin, triptantrin, betulin,


indigodol A, dan indigodol B. Dari enam komponen yang diidentifikasi, triptantrin,
indigodol B menunjukkan aktivitas antivirus yang kuat terhadap HCoV-NL63 dalam
mengurangi efek sitopatik dan produksi virus (Tsai et al., 2020). Kumaki et al. (2011)
melaporkan aktivitas agglutinin dari Urtica dioica mampu menghambat replikasi
virus SARS-CoV dalam sel Vero 76 dan melindungi tikus terhadap kematian,
menghambat infeksi dengan menargetkan tahap awal siklus replikasi.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 5 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus dan Mekanisme Kerjanya Secara in vitro dan in vivo
No. Nama tanaman Senyawa Kelas Mekanisme kerja Virus Model Pustaka
(bagian) bioaktif/ ekstrak eksperimen
1. Acacia catechu L. Ekstrak etanol Antiinflamasi dengan menghambat SARS-CoV-2 in vitro,in (Sunil et al.,
(inti kayu) fraksi butanol produksi NO dan pelepasan TNF-a, vivo 2019)
dan meningkatkan produksi IL-10.
2. Aglaia Silvestrol Benzofuran Menghambat translasi mRNA, MERS-CoV in vitro (Müller et
menghambat ekspresi protein & HCoV- al., 2018)
struktural dan non-struktural 229E
hCoV-229E (N, nsp8) dan
pembentukan kompleks replikasi /
transkripsi virus.
3. Asclepiadaceae Tiloforin Alkaloid Mengurangi efek sitopatik dalam SARS-CoV in vitro (Yang et al.,
fenantraindolizidin sel Vero 6. 2010)
4. Forsythia suspensa Phillyrin Lignan Memblokir replikasi virus SARS- SARS-CoV-2, in vitro (Q. Ma et
CoV-2 dan hCoV-229E, HCoV -229E al., 2020)
menghambat ekspresi sitokin pro-
inflamasi yang diinduksi CoV
dengan mengatur aktivitas jalur
pensinyalan NF-кB.
5. Griffithsia sp. Griffithsin Protein Menghambat infektivitas virus dan MERS-CoV in vitro (Labitt et al.,
menghambat masuknya partikel 2016)
pseudotipe ke dalam sel inang.
6. Houttuynia cordata Minyak esensial Tingkat penghambatan terhadap IBV in vitro, in (Yin et al.,
infeksi virus. vivo 2011)

7. Menispermaceae Tetrandrin, Bis-benzilisokuinolin Menekan replikasi hCoV-OC43 HCoV-OC43 in vitro (Kim et al.,
fangchinolin, Alkaloid serta menghambat ekspresi protein 2019)
& cepharanthin S dan N virus.
8. Myricaceae Myricetin Flavonoid Menghambat protein helikase SARS-CoV in vitro (Yu et al.,
SARS-CoV. 2012)
9. Paulownia Flavonoid Flavonoid Menghambat replikasi virus SARS-CoV in vitro (Keun et al.,
tomentosa (buah) geranylated melalui pengambatan SARS-CoV 2013)
PLpro.

57
10. Polygonaceae Emodin Antrakuinon Memblokir interaksi protein SARS-CoV in vitro (Schwarz et
(umbi akar) SARS-CoV S dengan reseptor al., 2011)
ACE2.
11. Psidium guajava Polisakarida Polisakarida Menekan inflamasi dengan SARS-CoV-2 in vitro (Lin & Lin,
Linn (biji) meningkatkan IL-10. 2020)
12. Salvia miltiorrhiza Tansinon Diterpen Menghambat replikasi virus SARS-CoV in vitro (Park et al.,
(akar) melalui penghambatan SARS-CoV 2012)
3CLpro, PLpro dan Mpro.
13. Sambucus Asam kafeat Asam fenolik Menghambat replikasi virus dan HCoV-NL63 in vitro (Weng et al.,
formosana Nakai memblokir perlekatan virus. 2019)

14. Scutellaria Scutellarein Flavonoid Menghambat protein helikase SARS-CoV in vitro (M. S. Yu et
baicalensis (akar) SARS-CoV. al., 2012)

Baicalein, Flavonoid Antiinflamasi dengan memodulasi SARS-CoV-2 in vitro & in (Zhi et al.,
oroksilin A, respon inflamasi dengan vivo 2019)
wogonin dan menurunkan kadar TNF-α, IL-6,
krisin dan monocyte chemotactic protein-
1 (MCP-1), dan meningkatkan
kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan
paru-paru secara in vitro.
15. Sophora flavescens Kurarinon Flavonoid Menghambat efek sitopatik, RNA HCoV-OC43 in vitro (Min et al.,
(akar) virus ekstraseluler dan intraseluler 2020)
serta ekspresi protein virus dan
menghambat replikasi.
16. Strobilanthes cusia Triptantrin, Alkaloid Menghambat efek sitopatik dan H-CoV NL63 in vitro (Tsai et al.,
(daun) indigodol B menurunkan produksi virus. 2020)

17. Torreya nucifera Biflavone Flavonoid Menghambat 3CLpro. SARS-CoV in vitro (Bae et al.,
(daun) amentoflavone 2010)
18. Urtica dioica Agglutinin Lektin monomer Melindungi tikus terhadap SARS-CoV in vivo (Kumaki et
kematian, menghambat infeksi al., 2011)
dengan menargetkan tahap awal
siklus replikasi virus.

58
IBV: Infectious bronchitis virus, SARS-CoV: Severe acute respiratory syndrome-Coronavirus, H-CoV : Human Coronavirus,
MERS-CoV: Middle east respiratory syndrome -Coronavirus

59
60

4.2.3.2 Senyawa Aktif dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus dan Mekanisme


Kerjanya Secara in silico
Studi terbaru melalui molecular docking melaporkan bahwa beberapa
senyawa asal tanaman obat dapat menghambat beberapa protein SARS-CoV-2.
Senyawa aktif dari herbal yang memiliki aktivitas antivirus coronavirus dirangkum
dalam tabel 4.6. Mpiana et al. (2020) telah melaporkan bahwa senyawa feralolida dari
tumbuhan Aloe vera memiliki aktivitas anti-SARS-CoV-2 dengan menghambat
3CLpro. Neoandrografolida, fitokimia dari sambiloto (Andrographis paniculata)
berikatan dengan SARS-CoV-2 3CLpro, PLpro, RdRp dan protein struktural (spike
protein S) yang bertanggung jawab atas replikasi virus (Murugan et al., 2020).
Bonducellpin D, senyawa yang terdapat dalam Caesalpinia minax
menunjukkan ikatan dengan SARS-CoV Mpro dan MERS-CoV Mpro (Gurung et al.,
2020). Daun teh hijau (Camellia sinensis) mengandung beberapa senyawa polifenol
seperti epigalokatekin galat, epiagalat dan galokatekin-3-galat yang menunjukkan
interaksi kuat dengan SARS-CoV-2 Mpro (Ghosh & Chakraborty, 2020). Asam
asiatik yang terkandung dalam pegagan (Centella asiatica), crocin dari Crocus
sativus L., digitoksigenin dari Nerium oleander dan Β-Eudesmol dari Lauris nobilis
L., luteolin dari Lonicera, withaferin A dari Withania somnifera juga menunjukkan
aktivitas menghambat SARS-CoV-2 Mpro (Aanouz et al., 2020; Azim et al., 2020;
R. Yu et al., 2020).
Dieckol yang terdapat dalam Ecklonia cava dapat menghambat SARS-CoV
3CLpro (J. Y. Park et al., 2013). Senyawa phillyrin yang terdapat dalam Forsythia
suspense (Thunb.) Vahl dan asam klorogenat dari Lonicera japonica Thunb.
mempunyai aktivitas memblokir kombinasi SARS-CoV-2 S-protein dan ACE2 pada
tingkat molekuler (Yu et al., 2020).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 6 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus dan Mekanisme Kerjanya Secara in silico
No. Nama tanaman Senyawa bioaktif/ Kelas Mekanisme kerja Virus Pustaka
(bagian) ekstrak
1. Aloe vera Feralolida Kumarin Menghambat protease utama SARS-CoV-2 (Mpiana et al.,
3CLpro. 2020)

2. Andrographis paniculata Neoandrografolida Diterpenoid Berikatan dengan SARS-CoV-2 SARS-CoV-2 (Murugan et


3CLpro, PLpro, RdRp dan al., 2020)
struktural protein (spike protein S).

3. Caesalpinia minax (biji) Bonducellpin D Terpenoid Berikatan dengan SARS-CoV SARS-CoV & (Gurung et al.,
Mpro dan MERS-CoV Mpro MERS-CoV 2020)
4. Camellia sinensis / teh Epigalokatekin galate, Polifenol Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Ghosh &
hijau (daun) epikatekin galat & Chakraborty,
galokatekin-3-galat) 2020)
5. Centella asiatica Asam asiatik Triterpenoid Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Azim et al.,
2020)

6.  Crocus sativus L.  Crocin Terpenoid Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Aanouz et al.,


 Nerium oleander  Digitoksigenin 2020)
 Lauris nobilis L.  Β-Eudesmol
7. Ecklonia cava Dieckol Polifenol Menghambat SARS-CoV 3CLpro. SARS-CoV (J. Y. Park et
al., 2013)
8. Forsythia suspensa Phillyrin Lignan Memblokir kombinasi protein S SARS-CoV-2 (J. wang Yu et
(Thunb.) Vahl SARS-CoV-2 dengan ACE2 al., 2020)

9. Lonicera Luteolin Flavonoid Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (R. Yu et al.,


2020)
10. Lonicera japonica Asam klorogenat Asam fenolik Memblokir kombinasi protein S SARS-CoV-2 (J. wang Yu et
Thunb. SARS-CoV- dengan ACE2. al., 2020)
11. Withania somnifera Withaferin A Withanolida Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Azim et al.,
2020)

61
62

4.2.4 Herbal Antivirus Picornavirus


Enterovirus, coxsackievirus dan rhinovirus adalah anggota dari keluarga
Picornaviridae. Picornavirus memiliki genom ssRNA sense positif dan tidak
terbungkus, biasanya ditularkan melalui fekal-oral, tetapi juga dapat menular melalui
droplet pernapasan. Enterovirus dan coxsackievirus adalah penyebab utama penyakit
tangan, kaki, dan mulut (HFMD) pada anak dan terkadang berhubungan dengan
neurologis yang parah (Lin et al., 2014).
Beberapa produk alami dan obat-obatan herbal telah terbukti memiliki
aktivitas penghambatan terhadap infeksi enterovirus, coxsackievirus dan rhinovirus
(tabel 4.7). Ekstrak akar Cimicifuga heracleifolia diidentifikasi mengandung asam
fukinolat dan derivat asam fukinolat yang memiliki aktivitas menghambat replikasi
enterovirus 71 (EV71) (Y. Ma et al., 2018). Kombinasi minyak atsiri dari
Coridothymus capitatus L., Origanum dictamnus L., dan Salvia fruticosa Mill dapat
menurunkan siklus replikasi dan produksi virus human rhinovirus-14 (HRV14) dalam
model in vitro (Tseliou et al., 2019).
Asam glycyrrhizic yang terdapat dalam akar Glycyrrhiza uralensis Fisch.
Dapat mengurangi efek sitopatik, mengurangi produksi virion infeksius pada infeksi
coxsackievirus A 16 (CV-A16) dan EV71 (J. Wang et al., 2013). Akar ginseng merah
(Panax ginseng) mengandung ginsenosida tipe protopanaksatriol yang diidentifikasi
dapat mengurangi efek sitopatik yang diinduksi virus coxsackievirus B3 (CVB3),
EV71, dan human rhinovirus 3 (HRV3) (Song et al., 2014).
Senyawa apigenin yang terdapat pada bunga Paulownia tomentosa memiliki
aktivitas menekan replikasi virus EV71 dalam model in vitro (Ji et al., 2015).
Apigenin juga terdapat pada Petroselinum crispum, Cynara scolymus, Ocimum
basilicum dan Apium graveolens. Apigenin menunjukkan aktivitas menghambat
replikasi melalui penekanan aktivitas virus situs entri ribosom internal (IRES) dan
modulasi jalur c-Jun N-terminal kinase (JNK) seluler pada EV71 (Lv et al., 2014).
Ekstrak biji Peganum harmala mengandung senyawa harmin yang memiliki aktivitas
menekan replikasi virus melalui penghambatan jalur pensinyalan NF-κB, dan
mengurangi pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS) yang diinduksi EV71 in

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


63

vitro. Dalam model in vivo, hermin dapat menghambat replikasi virus (D. Chen et al.,
2018).
Punica granatum L. mengandung punicalagin yang dapat mengurangi efek
sitopatik dan menurunkan mortalitas dan meredakan gejala klinis dengan
menghambat replikasi virus pada tikus terinfeksi EV71 (Y. Yang et al., 2012).
Flavonoid yang terdapat pada bunga Robinia pseudoacacia cv. idaho memiliki
aktivitas menghambat infeksi virus EV71 (H. Guo et al., 2019). Ekstrak akar dari
sage merah (Salvia miltiorrhiza) memiliki kandungan senyawa magnesium
litospermat B dan asam rosmarinat. Senyawa tersebut mempunyai aktivitas antivirus
EV71 dengan mekanisme mengurangi produksi partikel virus, ekspresi RNA virus
dan memblokir proses translasi virus EV71 in vitro (Chung et al., 2015). Penelitian
dengan model in vivo menunjukkan bahwa asam rosmarinat mempengaruhi tahap
awal infeksi virus EV71 dan dapat menargetkan partikel virus secara langsung
(Hsieh et al., 2020). Ekstrak Saururus chinensis (Lour.) Baill mengandung senyawa
rutin yang dapat memblokir infeksi dan replikasi virus dengan menghambat aktivasi
jalur sinyal MEK1-ERK. EV71 in vitro (Wang et al., 2015).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 7 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Picornavirus
No. Nama tanaman Senyawa bioaktif/ Kelas Mekanisme kerja Virus Model Pustaka
(bagian) ekstrak eksperimen
1. Cimicifuga heracleifolia Asam fukinolat & Asam sinamat Menghambat replikasi virus EV71 in vitro (Y. Ma et
(akar) derivat asam fukinolat al., 2018)
2. Coridothymus capitatus Kombinasi minyak Menurunkan siklus replikasi dan HRV14 in vitro (Tseliou et
L., Origanum dictamnus atsiri produksi virus. al., 2019)
L., dan Salvia fruticosa
Mill
3. Glycyrrhiza uralensis Asam glycyrrhizic Triterpenoid Mengurangi efek sitopatik, CV-A16, in vitro (J. Wang et
Fisch. (akar) mengurangi produksi virion EV71 al., 2013)
infeksius, menghambat ekspresi
protein VP1 dari EV71.
4. Panax ginseng (akar) Ginsenosida tipe Triterpenoid Mengurangi efek sitopatik. CVB3, in vitro (Song et al.,
protopanaksatriol EV71, dan 2014)
HRV3
5. Paulownia tomentosa Apigenin Flavonoid Menekan replikasi virus. EV71 in vitro (Ji et al.,
(bunga) 2015)
6. Peganum harmala (biji) Harmin Alkaloid Menekan replikasi virus melalui EV71 in vitro, in (D. Chen et
penghambatan jalur pensinyalan vivo al., 2018)
NF-κB, mengurangi
pembentukan spesies oksigen
reaktif (ROS) yang diinduksi
EV71 secara in vitro.
Menghambat replikasi virus
secara in vivo.
7. Petroselinum crispum, Apigenin Flavonoid Menghambat replikasi melalui EV71 in vitro (Lv et al.,
Cynara scolymus, penekanan aktivitas virus situs 2014)
Ocimum basilicum dan entri ribosom internal (IRES)
Apium graveolens dan modulasi jalur c-Jun N-
terminal kinase (JNK) seluler.
8. Punica granatum L. Punicalagin Polifenol Mengurangi efek sitopatik dan EV71 in vitro, in (Y. Yang et
menurunkan mortalitas dan vivo al., 2012)
meredakan gejala klinis dengan

64
menghambat replikasi virus
pada tikus terinfeksi.
9. Robinia pseudoacacia Flavonoid Flavonoid Menghambat infeksi virus. EV71 in vitro (H. Guo et
cv. idaho (bunga) al., 2019)
10. Salvia miltiorrhiza Magnesium litospermat Flavonoid Mengurangi produksi partikel EV71 in vitro (Chung et
(radix) B dan asam rosmarinat virus, ekspresi RNA virus dan al., 2015)
memblokir proses translasi
virus.
Asam rosmarinat Flavonoid Mempengaruhi tahap awal EV71 in vivo (Hsieh et
infeksi virus dan dapat al., 2020)
menargetkan partikel virus
secara langsung.
11. Saururus chinensis Rutin Flavonoid Memblokir infeksi dan replikasi EV71 in vitro (Wang et
(Lour.) Baill (bagian virus dengan menghambat al., 2015)
yang tumbuh di atas aktivasi jalur sinyal MEK1-
tanah) ERK.

CV-A16: Coxsackievirus A 16; CVB3: Coxsackievirus B3; EV71: Enterovirus A71; HRV14: Human rhinovirus-14; HRV3:
Human rhinovirus 3

65
66

4.2.5 Herbal Antivirus Adenovirus


Adenovirus adalah virus DNA beruntai ganda dari Famili Adenoviridae dan
diketahui memiliki lebih dari 51 serotipe yang dikategorikan menjadi enam subgenera
A sampai F. Diantara 51 serotipe yang diketahui yang terkait dengan infeksi saluran
pernapasan meliputi 1-5, 7, 14, 19 dan 37. Terdapat dua herbal yang diidentifikasi
memiliki aktivitas antivirus adenovirus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan (tabel 4.8)
Radix Lithosperm eyrthrorhizon adalah obat herbal tradisional Tiongkok yang
umum digunakan. Sikonin merupakan komponen utama Radix Lithospermi yang
memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan adenovirus tipe 3, menghambat tingkat
apoptosis dan ekspresi protein hekson dari adenovirus (Ao et al., 2011). Protein
hekson adalah adjuvan ampuh untuk aktivasi respon imun seluler (Gaden et al.,
2002).

Tabel 4. 8 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Adenovirus


Nama tanaman Senyawa Kelas Mekanisme Virus Model Pustaka
(bagian) bioaktif kerja eksperimen

Lithosperm Sikonin Nafta- Menghambat Adenovirus in vitro (Ao et al.,


erythrorhizon kuinon pertumbuhan, tipe 3 2011)
(akar) tingkat apoptosis
dan ekspresi
protein hekson.

4.2.6 Ramuan Herbal yang Digunakan untuk Mengobati Infeksi Virus di


Saluran Pernapasan
Ramuan herbal tradisional menjadi sumber yang kaya untuk identifikasi
senyawa antivirus sebagai agen terapeutik baru untuk pengobatan penyakit manusia.
Studi aktivitas antivirus dari formula herbal terutama Pengobatan Tradisional Cina
(TCM) dalam melawan virus penyebab infeksi pernapasan dirangkum dalam tabel
4.9.
Gan-Lu-Siao-Du-Yin adalah resep pengobatan tradisional Cina (TCM) yang
terdiri dari 11 bahan yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit endemik.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


67

Gan-Lu-Siao-Du-Yin dilaporkan memiliki aktivitas menghambat replikasi virus,


formasi protein virus, dan apoptosis yang diinduksi enterovirus 71 pada model in
vitro (Hsieh et al., 2016). Ge Gen Decoction, resep Pengobatan Tradisional Cina
terutama digunakan untuk mengobati penyakit saluran pernapasan menular dan dapat
meredakan gejala infeksi virus influenza A (IAV). Ge Gen Decoction mengandung 7
bahan antara lain Pueraria lobata, Ephedra sinica, Cinnamomum cassia,
Glycyrrhiza uralensis, Paeonia lactiflora, Zingiber officinale, dan Ziziphus jujuba.
Mekanisme antivirus dari Ge Gen Decoction adalah dengan menghambat perlekatan
dan replikasi virus dan memodulasi respon imun untuk mengurangi peradangan paru-
paru pada infeksi H1N1 in vitro (Zi-kai et al., 2020).
Jiawei-Yupingfeng-Tang mengandung tanaman Astragalus membranaceus,
Atractylodes macrocephala Koldz, Saposhnikoviadi varicata (Turcz.), Lonicera
japonica Thunb., Dryopteris crassirhizoma Nakai, Citrus reticulata Blanco,
dilaporkan dapat memblokir masuknya virus dan dapat mengurangi kerentanan sel
terhadap invasi virus influenza H1N1 & respiratory syncytial virus (RSV) (Q. Liu et
al., 2013). Granul Jinhua Qinggan tersusun atas 12 tanaman herbal yang dilaporkan
memiliki aktivitas mempersingkat durasi deteksi asam nukleat dan meningkatkan
penyerapan eksudat inflamasi pneumonia tanpa reaksi yang merugikan pada pasien
COVID-19 (Z. Liu et al., 2020).
Jinxin oral liquid (JOL) adalah obat herbal yang diketahui memiliki aktivitas
antiinflamasi dan antivirus RSV. Shen et al. (2018) melaporkan bahwa JOL memiliki
aktivitas antivirus RSV dengan menghambat respon inflamasi melalui blokade NOD-
like receptor protein 3 (NLRP3). NOD-like receptor protein 3 (NLRP3) adalah jenis
inflamosom yang paling banyak dipelajari dan terlibat dalam perkembangan banyak
penyakit inflamasi.
KangBingDu adalah ramuan obat tradisional Tiongkok klasik yang banyak
digunakan untuk mengobati influenza. Hasil studi in vivo menunjukkan bahwa
KangBingDu secara signifikan menurunkan kerentanan tikus terhadap virus
influenza, yang dibuktikan dengan penurunan mortalitas, inflamasi yang dilemahkan
dan replikasi virus yang berkurang di paru-paru. Studi lebih lanjut menunjukkan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


68

KangBingDu meningkatkan ekspresi protein pensinyalan antivirus mitokondria


(MAVS), yang kemudian meningkatkan level protein IFN-β dan IFITM3 sehingga
membantu melawan infeksi virus. Diidentifikasi bahwa senyawa aktif dalam
KangBingDu yang melawan infeksi virus influenza adalah (R, S) -goitrin,
mangiferin, forsythin dan forsythosida A (H. Chen et al., 2017).
Kapsul Lianhuaqingwen adalah formula pengobatan tradisional China (TCM)
yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan di China.
Kapsul Lianhuaqingwen memiliki aktivitas antivirus influenza dengan menghambat
perkembangbiakan virus in vitro. dalam model in vivo, kapsul Lianhuaqingwen
menurunkan titer virus di paru-paru tikus dan menurunkan jumlah sitokin inflamasi
pada tahap awal infeksi (Ding et al., 2017). Runfeng et al. (2020) melaporkan bahwa
kapsul Lianhuaqingwen juga menghambat replikasi SARS-COV-2, mempengaruhi
morfologi virus dan memberikan aktivitas antiinflamasi pada infeksi SARS-COV-2
secara in vitro.
Liu-He-Tang tebuat dari 13 bahan tanaman yang dilaporkan memiliki
aktivitas menghambat pembentukan plak yang diinduksi virus, mencegah perlekatan
dan internalisasi virus, menstimulasi sel epitel untuk mensekresi IFN-β and TNF-α
pada infeksi virus RSV secara in vitro (Chang et al., 2011). Shuanghuanglian terbuat
dari beberapa tanaman yaitu Lonicera japonica Thunb., Scutellaria baicalensis
Georgi, dan Forsythia suspensa (Thunb.) Vahl. Shuanghuanglian terbukti
menghambat SARS-CoV-2 3CLpro yang sangat diperlukan untuk replikasi CoV.
Baicalin dan baicalein adalah senyawa yang terdapat dalam Shuanghuanglian yang
menunjukkan aktivitas antivirus yang kuat secara in vitro (Su et al., 2020).
Xiao-Qing-Long-Tang dilaporkan dapat menghambat pembentukan plak yang
diinduksi RSV, mencegah perlekatan dan internalisasi virus, menstimulasi sel epitel
untuk mensekresi IFN-β sebelum dan sesudah inokulasi virus untuk menangkal
infeksi virus (Chang et al., 2013). Yakammaoto adalah resep pengobatan tradisional
Cina (TCM) yang mengandung sembilan bahan, antara lain Ephedra sinica, Pinellia
ternate, Zingiber officinale, Tussilago farfara, Aster tataricus, Ziziphus jujube,
Belamcanda chinensis, Asarum sieboldii, dan Schisandra chinensis. Yakammaoto

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


69

telah digunakan untuk mengobati gejala flu selama lebih dari dua ribu tahun di Cina
dan Jepang. Yakammaoto mencegah perlekatan virus, internalisasi, dan replikasi
coxsackievirus B4 secara in vitro (Yen et al., 2014).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tabel 4. 9 Formula Herbal dengan Aktivitas Antivirus Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
No. Formula herbal Komposisi Mekanisme Aksi Virus Metode Pustaka
1. Tablet Gan-Lu- Ekstrak dari: Menghambat replikasi virus, EV71 in vitro (Hsieh et al.,
Siao-Du-Yin  Artemisia capillaris Semen formasi protein virus, dan 2016)
 Scutellaria baicalensis Radix apoptosis yang diinduksi
 Acorus gramineus Rhizome virus.
 Fritillaria cirrhosa Bulbus
Clematis armandii Rattan et
Caulis
 Pogostemon cablin Plant Shoot
 Belamcanda chinensis Rhizome
 Forsythia suspensa Fructus
 Mentha haplocalyx Caulis et
Folium
 Amomum kravanh Fructus
 Soapstone
2. Granul Ge Gen Ekstrak dari: Menghambat perlekatan dan H1N1 in vitro (Zi-kai et al.,
Decoction  Pueraria lobata replikasi virus dan 2020)
 Ephedra sinica memodulasi respon imun
 Cinnamomum cassia untuk mengurangi peradangan
 Glycyrrhiza uralensis paru-paru.
 Paeonia lactiflora
 Zingiber officinale
 Ziziphus jujuba
3. Jiawei-Yupingfeng-  Astragalus membranaceus Radix Memblokir masuknya virus. H1N1 & in vitro & (Q. Liu et al.,
Tang  Atractylodes macrocephala Pada pra-pengobatan, RSV in vivo 2013)
Rhizome mengurangi kerentanan sel
 Saposhnikoviadi varicata Radix terhadap invasi virus.
 Lonicera japonica Flos
 Dryopteris crassirhizomatis
Rhizome
 Citrus reticulata Pericarpium
4. Granul Jinhua  Bulbus Fritillariae thunbergii Mempersingkat durasi deteksi SARS-CoV-2 Klinis (Z. Liu et al.,

70
Qinggan  Flos Lonicerae asam nukleat dan 2020)
 Fructus Arctii meningkatkan penyerapan
 Fructus Forsythiae suspensa eksudat inflamasi pneumonia
 Gypsum Fibrosum tanpa reaksi yang merugikan.
 Herba Artemisiae annuae
 Herba Ephedra sinica
 Herba Menthae haplocalycis
 Radix Glycyrrhizae
 Radix Scutellariae baicalensis
 Rhizoma Anemarrhenae
 Semen Armeniacae amarum
5. Cairan oral Jinxin  Ephedra sinica Caulis Menghambat respon inflamasi RSV in vivo (Shen et al.,
 Prunus armeniaca L. Semen melalui blokade NOD-like 2018)
 Morus alba L. Velamen receptor protein 3 (NLRP3).
 Scutellariae baicalensis Radix
 Peucedanum praeruptorum Radix
 Lepidium apetalum Semen
 Polygonum cuspidatum Root et
Rootstalk
 Gypsum Fibrosum
6. Cairan oral Kang-  Isatis indigotica Radix Menurunkan kerentanan H1N1 in vitro (H. Chen et
Bing-Du  Phragmites communis Rhizome terhadap virus influenza al., 2017)
 Rehmannia glutinosa Radix melalui pensinyalan antivirus
 Curcuma wenyujin Radix mitokondria.
 Anemarrhena asphodeloide
Rhizome
 Acorus tatarinowii Rhizome
 Pogostemon Herba
 Forsythia suspensa Fructus
 Gypsum Fibrosum

7. Kapsul  Forsythiae Fructus Menghambat H1N1, H3N2 in vitro (Ding et al.,


Lianhuaqingwen perkembangbiakan virus 2017)

71
 Lonicerae japonicae Flos Menghambat replikasi SARS- SARS-COV- in vitro (Runfeng et
 Ephedrae Herba COV-2, mempengaruhi 2 al., 2020)
 Armeniacae amarum Semen morfologi virus dan
 Radix Isatidis memberikan aktivitas
 Dryopteridis rassirhizomatis antiinflamasi.
Rhizoma
 Houttuyniae Herba
 Pogostemonis Herba
 Radix et Rhizoma Rhei
 Radix et Rhizoma Rhodiolae
crenulatae
 Radix et Rhizoma Glycyrrhizae
 Mentha haplocalyx
 Gypsum Fibrosum (Jia et al.,
2015)
8. Liu-He-Tang  Agastache rugosus Herba Menghambat pembentukan RSV in vitro (Chang et al.,
 Amomum villosum Semen plak yang diinduksi virus, 2011)
 Atractylodes macrocephala mencegah perlekatan dan
Rhizome internalisasi virus,
 Chaenomeles sinensis Fructus menstimulasi sel epitel untuk
 Dolichos lablab L. Semen mensekresi IFN-β and TNF-α.
 Glycyrrhiza uralensis Radix
 Magnolia officinalis Cortex
 Panax ginseng Radix
 Pinellia ternate Root et Caulis
 Poria cocos Sclerotium
 Prunus armeniaca Semen
 Zingiber officinale Rhizome
 Ziziphus jujuba Fructus
9. Cairan oral Ekstrak dari: Menghambat SARS-CoV-2 SARS-CoV-2 in vitro (Su et al.,
Shuanghuanglian  Lonicera japonica Thunb. 3CLpro serta replikasi SARS- 2020)
 Scutellaria baicalensis Georgi CoV-2.
 Forsythia suspense (Thunb.) Vahl

72
10. Xiao-Qing-Long-  Ephedra sinica Caulis Menghambat pembentukan RSV in vitro (Chang et al.,
Tang  Cinnamomum cassia Twig plak yang diinduksi RSV, 2013)
 Paeonia lactiflora Radix mencegah perlekatan dan
 Glycyrrhiza uralensis Radix internalisasi virus,
 Zingiber officinale Rhizome menstimulasi sel epitel untuk
 Pinellia ternata Tuber mensekresi IFN-β sebelum
dan sesudah inokulasi virus
 Asarum heterotropides Herba
untuk menangkal infeksi virus.
 Schisandra chinensis Fructus
11. Yakammaoto  Ephedra sinica Caulis Mencegah perlekatan virus, CV-B4 in vitro (Yen et al.,
 Pinellia ternata Tuber internalisasi, dan replikasi 2014)
 Zingiber officinale Rhizome virus.
 Tussilago farfara Flos
 Aster tataricus Radix et Rhizome
 Ziziphus jujube Fructus
 Belamcanda chinensis Rhizome
 Asarum sieboldii Herba
 Schisandra chinensis Fructus
CV-B4: Coxsackievirus B4; EV71: Enterovirus 71; RSV: Respiratory syncytial virus; SARS-CoV-2: Severe acute respiratory syndrome-coronavirus 2

73
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tinjauan literatur sistematik yang telah dilakukan, maka
penulis mengambil beberapa kesimpulan berikut.
1. Tanaman herbal dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit
infeksi virus di saluran pernapasan, dan merupakan sumber yang potensial
untuk pengembangan obat antivirus.
2. Tanaman herbal yang terbukti memiliki aktivitas imunomodulator yaitu
Acacia catechu L., Atractylodis macrocephalae Koidz, Camellia sinensis,
Corchorus olitorius, Eupatorium fortunei, Houttuynia cordata, Panax
ginseng, Psidium guajava Linn, Pueraria lobata (Willd.) Ohwi, dan Rapanea
melanophloeos.
3. Tanaman herbal yang terbukti memiliki aktivitas antivirus yaitu Aesculus
hippocastanum L., Aglaia, Aloe vera, Andrographis paniculata, Angelica
dahurica, Apium graveolens, Asclepiadaceae, Caesalpinia minax, Camellia
sinensis, Centella asiatica, Cimicifuga heracleifolia, Cinnamomum cassia,
Cleistocalyx operculatus, Coptischinensis, Coridothymus capitatus L., Crocus
sativus L., Curcuma longa, Cynara scolymus, Dianthus superbus L., Ecklonia
cava, Epimedium koreanum, Forsythia suspensa, Gardeniae, Glycyrrhiza
uralensis, Griffithsia sp., Houttuynia cordata, Isatis indigotica, K. parviflora,
Lauris nobilis L., Lepidium meyenii, Lithosperm erythrorhizon, Lonicera
japonica, Lophatherum gracile, Melaleuca alternifolia, Menispermaceae,
Mesona chinensis, Myricaceae, Nerium oleander, Ocimum basilicum,
Origanum dictamnus L., P. chinense, Paeonia lactiflora, Panax ginseng,
Paulownia tomentosa, Peganum harmala, Peperomia sui, Petroselinum
crispum, Phellodendri amurense, Polygonaceae, Punica granatum L., Rheum
palmatum L., Robinia pseudoacacia, Rubus coreanus, Salvia fruticosa,
Sambucus formosana, Saururus chinensis, Scutellaria baicalensis, Silybum

74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
75

marianum L., Sophora flavescens, Strobilanthes cusia, Torreya nucifera,


Urtica dioica, Wikstroemiae, Withania somnifera, dan Zingiber officinale.
4. Senyawa bioaktif dari kelas flavonoid adalah senyawa yang paling banyak
ditemukan memiliki aktivitas imunomodulator dan antivirus terhadap virus
penyebab infeksi di saluran pernapasan.
5. Penemuan-penemuan tersebut dapat membantu pengembangan obat preventif
dan obat antivirus penyebab infeksi di saluran pernapasan.
6. Banyak penelitian yang dilakukan hanya sebatas mengetahui efek dari
pemberian herbal, mengidentifikasi senyawa bioaktif, dan menentukan
mekanisme yang mendasari.

5.2 Saran
Penerapan model eksperimen in vivo dan klinis dianjurkan untuk
mengembangkan pengobatan antivirus yang efektif. Studi tambahan juga dianjurkan
untuk memeriksa kemungkinan adanya interaksi pada terapi kombinasi dengan obat
herbal lain atau dengan obat konvensional.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


76

DAFTAR PUSTAKA

Aanouz, I., Belhassan, A., El-Khatabi, K., Lakhlifi, T., El-ldrissi, M., & Bouachrine,
M. (2020). Moroccan Medicinal plants as inhibitors against SARS-CoV-2 main
protease: Computational investigations. Journal of Biomolecular Structure and
Dynamics, 1–9. https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1758790
Annunziata, F., Pinna, C., Dallavalle, S., Tamborini, L., & Pinto, A. (2020). An
overview of coumarin as a versatile and readily accessible scaffold with broad-
ranging biological activities. International Journal of Molecular Sciences,
21(13), 1–83. https://doi.org/10.3390/ijms21134618
Ao, H. G., Iu, L. L., Zhang-yi, Q. U., Ei, F. W., Ang, S. W., Hen, G. C., & In, L. Q.
(2011). Anti-adenovirus Activities of Shikonin , a Component of Chinese Herbal
Medicine in Vitro. 34(February), 197–202. Diambil dari
https://doi.org/10.1248/bpb.34.197
Arreola, R., Quintero-Fabián, S., López-Roa, R. I., Flores-Gutiérrez, E. O., Reyes-
Grajeda, J. P., Carrera-Quintanar, L., & Ortuño-Sahagún, D. (2015).
Immunomodulation and Anti-Inflammatory Effects of Garlic Compounds.
Journal of Immunology Research. https://doi.org/10.1186/1471-244X-12-121
Azim, K. F., Ahmed, S. R., Banik, A., Khan, M. M. R., Deb, A., & Somana, S. R.
(2020). Screening and druggability analysis of some plant metabolites against
SARS-CoV-2: An integrative computational approach. Informatics in Medicine
Unlocked, 20, 100367. https://doi.org/10.1016/j.imu.2020.100367
Bae, Y., Jae, H., Hoon, J., Min, Y., Park, J., Kim, D., … Song, W. (2010). Bioorganic
& Medicinal Chemistry Biflavonoids from Torreya nucifera displaying SARS-
CoV 3CL pro inhibition. Bioorganic & Medicinal Chemistry, 18(22), 7940–
7947. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2010.09.035
Barker, D. (2019). Lignans. Molecules, 24(7), 2–5.
https://doi.org/10.3390/molecules24071424
Bennett, L., & Waterer, G. (2016). Control Measures for Human Respiratory Viral
Infection. Seminars in Respiratory and Critical Care Medicine, 37(4), 631–639.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


77

https://doi.org/10.1055/s-0036-1584792
Bhuyan, D. J., & Basu, A. (2017). Phenolic compounds: Potential Health Benefits
and Toxicity. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/319464899_Phenolic_compounds_Pot
ential_Health_Benefits_and_Toxicity
Bradley, B. T., & Bryan, A. (2019). Emerging respiratory infections: The infectious
disease pathology of SARS, MERS, pandemic influenza, and Legionella.
Seminars in Diagnostic Pathology, Vol. 36, hal. 152–159.
https://doi.org/10.1053/j.semdp.2019.04.006
CDC. (2017). Prevention. Diambil dari
https://www.cdc.gov/pictureofamerica/pdfs/picture_of_america_prevention.pdf
Chang, J. S., Wang, K. C., Shieh, D. E., & Chiang, L. C. (2011). Liu-He-Tang
inhibited plaque formation by human respiratory syncytial virus infection in cell
lines of the human respiratory tract. Journal of Ethnopharmacology, 137(3),
1149–1155. https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.07.043
Chang, J. S., Wang, K. C., Yeh, C. F., Shieh, D. E., & Chiang, L. C. (2013). Fresh
ginger (Zingiber officinale) has anti-viral activity against human respiratory
syncytial virus in human respiratory tract cell lines. Journal of
Ethnopharmacology, 145(1), 146–151. https://doi.org/10.1016/j.jep.2012.10.043
Chang, J. S., Yeh, C. F., Wang, K. C., Shieh, D. E., Yen, M. H., & Chiang, L. C.
(2013). Xiao-Qing-Long-Tang (Sho-seiryu-to) inhibited cytopathic effect of
human respiratory syncytial virus in cell lines of human respiratory tract.
Journal of Ethnopharmacology, 147(2), 481–487.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.03.044
Chattopadhyay, N., & Maurya, R. (2015). Herbal Medicine. In Reference Module in
Biomedical Research (hal. 1–2). https://doi.org/10.2165/00128415-200812320-
00058
Chen, D., Tian, X., Zou, X., Xu, S., Wang, H., Zheng, N., & Wu, Z. (2018). Harmine,
a small molecule derived from natural sources, inhibits enterovirus 71
replication by targeting NF-κB pathway. International Immunopharmacology,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


78

60(January), 111–120. https://doi.org/10.1016/j.intimp.2018.04.050


Chen, H., Jie, C., Tang, L. P., Meng, H., Li, X. B., Li, Y. B., He, R. R. (2017). New
insights into the effects and mechanism of a classic traditional Chinese
medicinal formula on influenza prevention. Phytomedicine, 27, 52–62.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2017.02.004
Chen, L. F., Zhong, Y. L., Luo, D., Liu, Z., Tang, W., Cheng, W., Li, M. M. (2019).
Antiviral activity of ethanol extract of Lophatherum gracile against respiratory
syncytial virus infection. Journal of Ethnopharmacology, 242(October 2018),
111575. https://doi.org/10.1016/j.jep.2018.10.036
Cho, W. K., Weeratunga, P., Lee, B. H., Park, J. S., Kim, C. J., Ma, J. Y., & Lee, J. S.
(2015). Epimedium koreanum nakai displays broad spectrum of antiviral activity
in vitro and in vivo by inducing cellular antiviral state. Viruses, 7(1), 352–377.
https://doi.org/10.3390/v7010352
Choi, J. G., Lee, H., Hwang, Y. H., Lee, J. S., Cho, W. K., & Ma, J. Y. (2017).
Eupatorium fortunei and its components increase antiviral immune responses
against RNA viruses. Frontiers in Pharmacology, 8(AUG), 1–12.
https://doi.org/10.3389/fphar.2017.00511
Choi, J. G., Lee, H., Kim, Y. S., Hwang, Y. H., Oh, Y. C., Lee, B., Ma, J. Y. (2019).
Aloe vera and its Components Inhibit Influenza A Virus-Induced Autophagy and
Replication. American Journal of Chinese Medicine, 47(6), 1307–1324.
https://doi.org/10.1142/S0192415X19500678
Chung, Y. C., Hsieh, F. C., Lin, Y. J., Wu, T. Y., Lin, C. W., Lin, C. T., Jinn, T. R.
(2015). Magnesium lithospermate B and rosmarinic acid, two compounds
present in Salvia miltiorrhiza, have potent antiviral activity against enterovirus
71 infections. European Journal of Pharmacology, 755, 127–133.
https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2015.02.046
Dela Cruz, C. S., & Wunderink, R. G. (2017). Respiratory Viral and Atypical
Pneumonias. Clinics in Chest Medicine, 38(1), xiii–xiv.
https://doi.org/10.1016/j.ccm.2016.12.001
Ding, Y., Zeng, L., Li, R., Chen, Q., Zhou, B., Chen, Q., Zhang, F. (2017). The

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


79

Chinese prescription lianhuaqingwen capsule exerts anti-influenza activity


through the inhibition of viral propagation and impacts immune function. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 17(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12906-017-1585-7
Dong, Z., Zhang, M., Li, H., Zhan, Q., Lai, F., & Wu, H. (2020). Structural
characterization and immunomodulatory activity of a novel polysaccharide from
Pueraria lobata (Willd.) Ohwi root. International Journal of Biological
Macromolecules, 154, 1556–1564.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2019.11.040
Doorn, H. R. van, & Yu, H. (2020). Viral Respiratory Infections. In Viral Disease
(hal. 284–287). https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027
Eliana, & Sumiati, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Kesehatan
Masyarakat. Diambil dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-Masyarakat-Komprehensif.pdf
Feng Yeh, C., Chih Wang, K., Chai Chiang, L., Shieh, D. E., Hong Yen, M., & San
Chang, J. (2013). Water extract of licorice had anti-viral activity against human
respiratory syncytial virus in human respiratory tract cell lines. Journal of
Ethnopharmacology, 148(2), 466–473. https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.04.040
Gaden, F., Hong, S., Choppin, J., Gahery-se, H., & Boulanger, P. (2002). Adenovirus
Hexon Protein Is a Potent Adjuvant for Activation of a Cellular Immune
Response. 76(1), 127–135. https://doi.org/10.1128/JVI.76.1.127
Gansukh, E., Kazibwe, Z., Pandurangan, M., Judy, G., & Kim, D. H. (2016). Probing
the impact of quercetin-7-O-glucoside on influenza virus replication influence.
Phytomedicine, 23(9), 958–967. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2016.06.001
Ghildiyal, R., Prakash, V., & Chaudhary, V. K. (2020). Plant-derived Bioactives.
Plant-derived Bioactives, 279–295. https://doi.org/10.1007/978-981-15-1761-7
Ghosh, R., & Chakraborty, A. (2020). Evaluation of green tea polyphenols as novel
corona virus ( SARS CoV-2 ) main protease ( Mpro ) inhibitors – an in silico
docking and molecular dynamics simulation study. Journal of Biomolecular
Structure and Dynamics, 0(0), 1–13.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


80

https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1779818
Gopalakrishnan, S., & Ganeshkumar, P. (2013). Systematic Reviews and Meta-
analysis: Understanding the Best Evidence in Primary Healthcare. J Family Med
Prim Care, 2(1), 9–14. https://doi.org/10.4103/2249-4863.109934
Gu, W., Wang, W., Li, X. N., Zhang, Y., Wang, L. P., Yuan, C. M., Hao, X. J.
(2015). A novel isocoumarin with anti-influenza virus activity from
Strobilanthes cusia. Fitoterapia, 107, 60–62.
https://doi.org/10.1016/j.fitote.2015.10.009
Guo, H., Wan, X., Niu, F., Sun, J., Shi, C., Ye, J. M., & Zhou, C. (2019). Evaluation
of antiviral effect and toxicity of total flavonoids extracted from Robinia
pseudoacacia cv. idaho. Biomedicine and Pharmacotherapy, 118(May), 109335.
https://doi.org/10.1016/j.biopha.2019.109335
Guo, S., Gao, Y., Jin, Y., Tian, X., & Cui, X. (2014). The inhibitory effect of iridoid
glycoside extracted from Fructus Gardeniae on intracellular acidification and
extracellular Ca2+ influx induced by influenza A virus. Experimental Biology
and Medicine, 239(8), 986–997. https://doi.org/10.1177/1535370214530361
Gurung, A. B., Ali, M. A., Lee, J., Farah, M. A., & Al-Anazi, K. M. (2020).
Unravelling lead antiviral phytochemicals for the inhibition of SARS-CoV-2
Mpro enzyme through in silico approach. Life Sciences, 255(117831).
https://doi.org/10.1016/j.lfs.2020.117831
Ha, T. K. Q., Dao, T. T., Nguyen, N. H., Kim, J., Kim, E., Cho, T. O., & Oh, W. K.
(2016). Antiviral phenolics from the leaves of Cleistocalyx operculatus.
Fitoterapia, 110, 135–141. https://doi.org/10.1016/j.fitote.2016.03.006
Hour, M. J., Huang, S. H., Chang, C. Y., Lin, Y. K., Wang, C. Y., Chang, Y. S., &
Lin, C. W. (2013). Baicalein, ethyl acetate, and chloroform extracts of
Scutellaria baicalensis inhibit the neuraminidase activity of pandemic 2009
H1N1 and seasonal influenza A viruses. Evidence-based Complementary and
Alternative Medicine, 2013. https://doi.org/10.1155/2013/750803
Hsieh, C. F., Jheng, J. R., Lin, G. H., Chen, Y. L., Ho, J. Y., Liu, C. J., Horng, J. T.
(2020). Rosmarinic acid exhibits broad anti-enterovirus A71 activity by

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


81

inhibiting the interaction between the five-fold axis of capsid VP1 and cognate
sulfated receptors. Emerging Microbes and Infections, 9(1), 1194–1205.
https://doi.org/10.1080/22221751.2020.1767512
Hsieh, Y. J., Yen, M. H., Chiang, Y. W., Yeh, C. F., Chiang, L. C., Shieh, D. E.,
Chang, J. S. (2016). Gan-Lu-Siao-Du-yin, a prescription of traditional Chinese
medicine, inhibited enterovirus 71 replication, translation, and virus-induced cell
apoptosis. Journal of Ethnopharmacology, 185, 132–139.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2016.03.034
Hu, W.-C. (2020). Use interleukin-10 as the therapeutic agent for COVID-19. (3).
https://doi.org/10.31219/osf.io/arfhb
Huang, W., Zhang, X., Wang, Y., Ye, W., Ooi, V. E. C., Chung, H. Y., & Li, Y.
(2010). Antiviral biflavonoids from Radix Wikstroemiae (Liaogewanggen).
Chinese Medicine, 5, 2–7. https://doi.org/10.1186/1749-8546-5-23
Impellizzeri, F. M., & Bizzini, M. (2012). Systematic Review and Meta-Analysis: A
Primer. The International Journal of Sports Physical Therapy, 7(5), 493–503.
Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3474302/pdf/ijspt-
07-493.pdf
Ji, P., Chen, C., Hu, Y., Zhan, Z., Pan, W., Li, R., … Yang, G. (2015). Antiviral
activity of Paulownia tomentosa against enterovirus 71 of hand, foot, and mouth
disease. Biological and Pharmaceutical Bulletin, 38(1), 1–6.
https://doi.org/10.1248/bpb.b14-00357
Jia, W., Wang, C., Wang, Y., Pan, G., Jiang, M., Li, Z., & Zhu, Y. (2015). Qualitative
and quantitative analysis of the major constituents in Chinese medical
preparation lianhua-qingwen capsule by UPLC-DAD-QTOF-MS. Scientific
World Journal, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/731765
Kabir, M. S. (2017). Pathogenic Viruses of the Respiratory Tract – A review. Asian
Pacific Journal of Tropical Disease, 7(5), 316–320. Diambil dari
https://doi.org/10.12980/apjtd.7.2017D6-423
Kapoor, R., Sharma, B., & Kanwar, S. S. (2017). Antiviral Phytochemicals: An
Overview. Biochemistry & Physiology: Open Access, 06(02).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


82

https://doi.org/10.4172/2168-9652.1000220
Ke, L., Wen, T., Bradshaw, J., Zhou, J., & Rao, P. (2012). Antiviral Decoction of
Isatidis Radix ( bn lán gēn) Inhibited Influenza Virus Adsorption on MDCK
Cells by Cytoprotective Activity. Journal of Traditional and Complementary
Medicine, 2(1), 47–51. https://doi.org/10.1016/S2225-4110(16)30070-0
Keun, J., Curtis-long, M. J., Ho, K., Wook, D., Won, H., Joo, H., & Hun, K. (2013).
Geranylated flavonoids displaying SARS-CoV papain-like protease inhibition
from the fruits of Paulownia tomentosa. Bioorganic & Medicinal Chemistry,
21(11), 3051–3057. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2013.03.027
Khan, M. S. A., & Ahmad, I. (2018). Herbal Medicine: Current Trends and Future
Prospects. New Look to Phytomedicine, 3–13. https://doi.org/10.1016/B978-0-
12-814619-4.00001-X
Kim, D. E., Min, J. S., Jang, M. S., Lee, J. Y., Shin, Y. S., Park, C. M., Kwon, S.
(2019). Natural bis-benzylisoquinoline alkaloids-tetrandrine, fangchinoline, and
cepharanthine, inhibit human coronavirus oc43 infection of mrc-5 human lung
cells. Biomolecules, 9(11). https://doi.org/10.3390/biom9110696
Kim, J. H., Weeratunga, P., Kim, M. S., Nikapitiya, C., Lee, B. H., Uddin, M. B., …
Lee, J. S. (2016). Inhibitory effects of an aqueous extract from Cortex
Phellodendri on the growth and replication of broad-spectrum of viruses in vitro
and in vivo. BMC Complementary and Alternative Medicine, 16(1), 1–13.
https://doi.org/10.1186/s12906-016-1206-x
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing Systematic Reviews.
https://doi.org/10.5144/0256-4947.2017.79
Kumaki, Y., Wandersee, M. K., Smith, A. J., Zhou, Y., Simmons, G., Nelson, N. M.,
… Barnard, D. L. (2011). Inhibition of severe acute respiratory syndrome
coronavirus replication in a lethal SARS-CoV BALB/c mouse model by stinging
nettle lectin, Urtica dioica agglutinin. Antiviral Research, 90(1), 22–32.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2011.02.003
Labitt, R. N., Danneels, A., Millet, J. K., Karin, S., Palmer, K. E., Whittaker, G. R.,
… Belouzard, S. (2016). Middle East respiratory syndrome coronavirus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


83

infection is inhibited by griffithsin. Antiviral Research, 133, 1–8. Diambil dari


http://dx.doi.org/10.1016/j.antiviral.2016.07.011
Lateef Mousa, H. A. (2015). Herbal Therapies for Prevention and Treatment of
Influenza and Influenza-Like Illness. Journal of Infectious Diseases & Therapy,
03(03). https://doi.org/10.4172/2332-0877.1000215
Law, A. H. Y., Yang, C. L. H., Lau, A. S. Y., & Chan, G. C. F. (2017). Antiviral
effect of forsythoside A from Forsythia suspensa (Thunb.) Vahl fruit against
influenza A virus through reduction of viral M1 protein. Journal of
Ethnopharmacology, 209, 236–247. https://doi.org/10.1016/j.jep.2017.07.015
Lee, B. H., Chathuranga, K., Uddin, M. B., Weeratunga, P., Kim, M. S., Cho, W. K.,
… Lee, J. S. (2017). Coptidis Rhizoma extract inhibits replication of respiratory
syncytial virus in vitro and in vivo by inducing antiviral state. Journal of
Microbiology, 55(6), 488–498. https://doi.org/10.1007/s12275-017-7088-x
Lee, B. W., Ha, T. K. Q., Cho, H. M., An, J. P., Kim, S. K., Kim, C. S., Oh, W. K.
(2020). Antiviral activity of furanocoumarins isolated from Angelica dahurica
against influenza a viruses H1N1 and H9N2. Journal of ethnopharmacology,
259(January), 112945. https://doi.org/10.1016/j.jep.2020.112945
Lee, J. H., Oh, M., Seok, J. H., Kim, S., Lee, D. B., Bae, G., Kim, K. H. (2016).
Antiviral effects of black raspberry (Rubus coreanus) seed and its gallic acid
against influenza virus infection. Viruses, 8(6).
https://doi.org/10.3390/v8060157
Lee, J. S., Hwang, H. S., Ko, E. J., Lee, Y. N., Kwon, Y. M., Kim, M. C., & Kang, S.
M. (2014). Immunomodulatory activity of red ginseng against influenza a virus
infection. Nutrients, 6(2), 517–529. https://doi.org/10.3390/nu6020517
Li, X., Duan, S., Chu, C., Xu, J., Zeng, G., Lam, A. K. Y., Jiang, L. (2013).
Melaleuca alternifolia concentrate inhibits in vitro entry of influenza virus into
host cells. Molecules, 18(8), 9550–9566.
https://doi.org/10.3390/molecules18089550
Li, Z., Li, L., Zhou, H., Zeng, L., Chen, T., Chen, Q., Yang, Z. (2017). Radix isatidis
polysaccharides inhibit influenza a virus and influenza a virus-induced

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


84

inflammation via suppression of host TLR3 signaling in vitro. Molecules, 22(1),


1–11. https://doi.org/10.3390/molecules22010116
Liang, X., Huang, Y., Pan, X., Hao, Y., Chen, X., Jiang, H., Yang, Z. (2020). Erucic
acid from Isatis indigotica Fort. suppresses influenza A virus replication and
inflammation in vitro and in vivo through modulation of NF-κB and p38 MAPK
pathway. Journal of Pharmaceutical Analysis, 10(2), 130–146.
https://doi.org/10.1016/j.jpha.2019.09.005
Lin, H. C., & Lin, J. Y. (2020). Characterization of guava (Psidium guajava Linn)
seed polysaccharides with an immunomodulatory activity. International Journal
of Biological Macromolecules, 154, 511–520.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2020.03.137
Lin, L. T., Hsu, W. C., & Lin, C. C. (2014). Antiviral natural products and herbal
medicines. Journal of Traditional and Complementary Medicine, 4(1), 24–35.
https://doi.org/10.4103/2225-4110.124335
Lin, T. J., Wang, K. C., Lin, C. C., Chiang, L. C., & Chang, J. S. (2013). Anti-viral
activity of water extract of paeonia lactiflora pallas against human respiratory
syncytial virus in human respiratory tract cell lines. American Journal of
Chinese Medicine, 41(3), 585–599.
https://doi.org/10.1142/S0192415X13500419
Ling, L. jun, Lu, Y., Zhang, Y. yi, Zhu, H. yan, Tu, P., Li, H., & Chen, D. feng.
(2020). Flavonoids from Houttuynia cordata attenuate H1N1-induced acute lung
injury in mice via inhibition of influenza virus and Toll-like receptor signalling.
Phytomedicine, 67, 153150. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2019.153150
Liu, J., Willför, S., & Xu, C. (2015). A review of bioactive plant polysaccharides:
Biological activities, functionalization, and biomedical applications. Bioactive
Carbohydrates and Dietary Fibre, Vol. 5, hal. 31–61.
https://doi.org/10.1016/j.bcdf.2014.12.001
Liu, Q., Lu, L., Hua, M., Xu, Y., Xiong, H., Hou, W., & Yang, Z. (2013). Jiawei-
Yupingfeng-Tang, a Chinese herbal formula, inhibits respiratory viral infections
in vitro and in vivo. Journal of Ethnopharmacology, 150(2), 521–528.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


85

https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.08.056
Liu, Z., Li, X., Gou, C., Li, L., Luo, X., Zhang, C., Wang, X. (2020). Effect of Jinhua
Qinggan granules on novel coronavirus pneumonia in patients. Journal of
Traditional Chinese Medicine, 40(3), 467–472.
https://doi.org/10.19852/j.cnki.jtcm.2020.03.016
Lu, L., Zhang, H., Dauphars, D. J., & He, Y. W. (2020). A Potential Role of
Interleukin 10 in COVID-19 Pathogenesis. Trends in Immunology, xx(xx), 1–3.
https://doi.org/10.1016/j.it.2020.10.012
Lv, X., Qiu, M., Chen, D., Zheng, N., Jin, Y., & Wu, Z. (2014). Apigenin inhibits
enterovirus 71 replication through suppressing viral IRES activity and
modulating cellular JNK pathway. Antiviral Research, 109(1), 30–41.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2014.06.004
Ma, Q., Li, R., Pan, W., Huang, W., Liu, B., Xie, Y., Yang, Z. (2020). Phillyrin (KD-
1) exerts anti-viral and anti-inflammatory activities against novel coronavirus
(SARS-CoV-2) and human coronavirus 229E (HCoV-229E) by suppressing the
nuclear factor kappa B (NF-κB) signaling pathway. Phytomedicine, 78(July),
153296. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2020.153296
Ma, Y., Cong, W., Huang, H., Sun, L., Mai, A. H., Boonen, K., Luyten, W. (2018).
Identification of fukinolic acid from Cimicifuga heracleifolia and its derivatives
as novel antiviral compounds against enterovirus A71 infection. International
Journal of Antimicrobial Agents, 53(2), 128–136.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2018.07.014
Mehrbod, P., Abdalla, M. A., Fotouhi, F., Heidarzadeh, M., Aro, A. O., Eloff, J. N.,
… Fasina, F. O. (2018). Immunomodulatory properties of quercetin-3-O-α-L-
rhamnopyranoside from Rapanea melanophloeos against influenza a virus. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 18(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12906-018-2246-1
Mendoza, J. del V., Pumarola, T., Gonzales, L. A., & del Valle, L. J. (2014).
Antiviral activity of maca (Lepidium meyenii) against human influenza virus.
Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 7(S1), S415–S420.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


86

https://doi.org/10.1016/S1995-7645(14)60268-6
Min, J. S., Kim, D. E., Jin, Y.-H., & Kwon, S. (2020). Kurarinone Inhibits HCoV-
OC43 Infection by Impairing the Virus-Induced Autophagic Flux in MRC-5
Human Lung Cells. Journal of Clinical Medicine, 9(7), 2230.
https://doi.org/10.3390/jcm9072230
Montealegre-Gómez, G., Garavito, E., Gómez-López, A., Rojas-Villarraga, A., &
Parra-Medina, R. (2020). Colchicine: A potential therapeutic tool against
COVID-19. Experience of 5 patients. Reumatologia Clinica, (xx), 1–5.
https://doi.org/10.1016/j.reuma.2020.05.001
Moradi, M. T., Karimi, A., Rafieian-Kopaei, M., & Fotouhi, F. (2017). In vitro
antiviral effects of Peganum harmala seed extract and its total alkaloids against
Influenza virus. Microbial Pathogenesis, 110, 42–49.
https://doi.org/10.1016/j.micpath.2017.06.014
Mpiana, P. T., Ngbolua, K. te N., Tshibangu, D. S. T., Kilembe, J. T., Gbolo, B. Z.,
Mwanangombo, D. T., … Tshilanda, D. D. (2020). Identification of potential
inhibitors of SARS-CoV-2 main protease from Aloe vera compounds: A
molecular docking study. Chemical Physics Letters, 754(137751).
https://doi.org/10.1016/j.cplett.2020.137751
Müller, C., Schulte, F. W., Lange-Grünweller, K., Obermann, W., Madhugiri, R.,
Pleschka, S., … Grünweller, A. (2018). Broad-spectrum antiviral activity of the
eIF4A inhibitor silvestrol against corona- and picornaviruses. Antiviral
Research, 150(October 2017), 123–129.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2017.12.010
Murugan, N. A., Pandian, C. J., & Jeyakanthan, J. (2020). Computational
investigation on Andrographis paniculata phytochemicals to evaluate their
potency against SARS-CoV-2 in comparison to known antiviral compounds in
drug trials Computational investigation on Andrographis paniculata
phytochemicals to evaluate. Journal of Biomolecular Structure and Dynamics,
1–12. https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1777901
Musdja, Y. (2020). Modulation of Macrophage Immune Responses of Uncaria

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


87

gambir Roxb on Phagocytocis Cell of Mice. Malaysian Journal of Pharmacy.


Diambil dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/47677
Nayak, M. K., Agrawal, A. S., Bose, S., Naskar, S., Bhowmick, R., Chakrabarti, S.,
… Chawla-sarkar, M. (2014). Antiviral activity of baicalin against influenza
virus H1N1-pdm09 is due to modulation of NS1-mediated cellular innate
immune responses. (January), 1298–1310. https://doi.org/10.1093/jac/dkt534
Nie, L. xing, Wu, Y. lin, Dai, Z., & Ma, S. cheng. (2020). Antiviral activity of Isatidis
Radix derived glucosinolate isomers and their breakdown products against
influenza A in vitro/ovo and mechanism of action. Journal of
Ethnopharmacology, 251(2), 112550. https://doi.org/10.1016/j.jep.2020.112550
Nile, S. H., Kim, D. H., Nile, A., Park, G. S., Gansukh, E., & Kai, G. (2020). Probing
the effect of quercetin 3-glucoside from Dianthus superbus L against influenza
virus infection- In vitro and in silico biochemical and toxicological screening.
Food and Chemical Toxicology, 135(September 2019), 110985.
https://doi.org/10.1016/j.fct.2019.110985
Panyod, S., Ho, C. T., & Sheen, L. Y. (2020). Dietary therapy and herbal medicine
for COVID-19 prevention: A review and perspective. Journal of Traditional and
Complementary Medicine, 10(4), 420–427.
https://doi.org/10.1016/j.jtcme.2020.05.004
Park, H. Y., Oh, M. J., Kim, Y., & Choi, I. (2018). Immunomodulatory activities of
Corchorus olitorius leaf extract: Beneficial effects in macrophage and NK cell
activation immunosuppressed mice. Journal of Functional Foods, 46(May),
220–226. https://doi.org/10.1016/j.jff.2018.05.005
Park, J., Hoon, J., Min, Y., Jae, H., Wook, D., Hun, K., Bae, Y. (2012). Tanshinones
as selective and slow-binding inhibitors for SARS-CoV cysteine proteases.
Bioorganic & Medicinal Chemistry, 20(19), 5928–5935.
https://doi.org/10.1016/j.bmc.2012.07.038
Park, J. Y., Kim, J. H., Kwon, J. M., Kwon, H. J., Jeong, H. J., Kim, Y. M., Ryu, Y.
B. (2013). Dieckol, a SARS-CoV 3CLpro inhibitor, isolated from the edible
brown algae Ecklonia cava. Bioorganic and Medicinal Chemistry, 21(13), 3730–

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


88

3737. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2013.04.026
Rahayu, R. P., Prasetyo, R. A., Purwanto, D. A., Kresnoadi, U., Iskandar, R. P. D., &
Rubianto, M. (2018). The immunomodulatory effect of green tea (Camellia
sinensis) leaves extract on immunocompromised Wistar rats infected by Candida
albicans. Veterinary World, 11(6), 765–770.
https://doi.org/10.14202/vetworld.2018.765-770
Roy, A. (2017). A Review on the Alkaloids an Important Therapeutic Compound
from Plants. International Journal of Plant Biotechnology, 3(2), 1–9.
https://doi.org/10.231/JIM.0b013e3181948b37
Runfeng, L., Yunlong, H., Jicheng, H., Weiqi, P., Qinhai, M., Yongxia, S., … Zifeng,
Y. (2020). Lianhuaqingwen exerts anti-viral and anti-inflammatory activity
against novel coronavirus (SARS-CoV-2). Pharmacological Research,
156(March), 104761. https://doi.org/10.1016/j.phrs.2020.104761
Salinas, F. M., Vázquez, L., Gentilini, M. V., O´Donohoe, A., Regueira, E., Nabaes
Jodar, M. S., … Bueno, C. A. (2019). Aesculus hippocastanum L. seed extract
shows virucidal and antiviral activities against respiratory syncytial virus (RSV)
and reduces lung inflammation in vivo. Antiviral Research, 164, 1–11.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2019.01.018
Schwarz, S., Wang, K., Yu, W., Sun, B., & Schwarz, W. (2011). Emodin inhibits
current through SARS-associated coronavirus 3a protein. Antiviral Research,
90(1), 64–69. https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2011.02.008
Seniya, C., Shrivastava, S., Singh, S. K., & Khan, G. J. (2014). Analyzing the
interaction of a herbal compound Andrographolide from Andrographis
paniculata as a folklore against swine flu (H1N1). Asian Pacific Journal of
Tropical Disease, 4(S2), S624–S630. https://doi.org/10.1016/S2222-
1808(14)60692-7
Shen, C., Zhang, Z., Xie, T., Ji, J., Xu, J., Lin, L., Zhao, X. (2020). Rhein suppresses
lung inflammatory injury induced by human respiratory syncytial virus through
inhibiting NLRP3 inflammasome activation via NF-κB pathway in mice.
Frontiers in Pharmacology, 10(January), 1–11.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


89

https://doi.org/10.3389/fphar.2019.01600
Shen, C., Zhang, Z., Xie, T., Xu, J., Yan, J., Kang, A., Shan, J. (2018). Jinxin oral
liquid inhibits human respiratory syncytial virus-induced excessive
inflammation associated with blockade of the NLRP3/ASC/Caspase-1 pathway.
Biomedicine and Pharmacotherapy, 103(February), 1376–1383.
https://doi.org/10.1016/j.biopha.2018.04.174
Shi, H., Ren, K., Lv, B., Zhang, W., Zhao, Y., Tan, R. X., & Li, E. (2016). Baicalin
from Scutellaria baicalensis blocks respiratory syncytial virus (RSV) infection
and reduces inflammatory cell infiltration and lung injury in mice. Scientific
Reports, 6(October), 1–12. https://doi.org/10.1038/srep35851
Sissi, W.-G., & Benzie, I. (2011). An Introduction to Its History, Usage, Regulation,
Current Trends, and Research Needs. In Herbal Medicine: Biomolecular and
Clinical Aspects. 2nd edition. Diambil dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK92773/
Song, J. H., & Choi, H. J. (2011). Silymarin efficacy against influenza A virus
replication. Phytomedicine, 18(10), 832–835.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2011.01.026
Song, Jae Hyoung, Choi, H. J., Song, H. H., Hong, E. H., Lee, B. R., Oh, S. R., Ko,
H. J. (2014). Antiviral activity of ginsenosides against coxsackievirus B3,
enterovirus 71, and human rhinovirus 3. Journal of Ginseng Research, 38(3),
173–179. https://doi.org/10.1016/j.jgr.2014.04.003
Sornpet, B., Potha, T., Tragoolpua, Y., & Pringproa, K. (2017). Antiviral activity of
five Asian medicinal pant crude extracts against highly pathogenic H5N1 avian
influenza virus. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 10(9), 871–876.
https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2017.08.010
Su, H. xia, Yao, S., Zhao, W. feng, Li, M. jun, Liu, J., Shang, W. juan, Xu, Y. chun.
(2020). Anti-SARS-CoV-2 activities in vitro of Shuanghuanglian preparations
and bioactive ingredients. Acta Pharmacologica Sinica, (June).
https://doi.org/10.1038/s41401-020-0483-6
Sunil, M. A., Sunitha, V. S., Ashitha, A., Neethu, S., Midhun, S. J., Radhakrishnan,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


90

E. K., & Jyothis, M. (2019). Catechin rich butanol fraction extracted from
Acacia catechu L. (a thirst quencher) exhibits immunostimulatory potential.
Journal of Food and Drug Analysis, 27(1), 195–207.
https://doi.org/10.1016/j.jfda.2018.06.010
Thawabteh, A., Juma, S., Bader, M., Karaman, D., Scrano, L., Bufo, S. A., &
Karaman, R. (2019). The Biological Activity of Natural Alkaloids against
Herbivores, Cancerous Cells and Pathogens. Toxins, 11(656), 1–28.
https://doi.org/doi:10.3390/toxins11110656
Tobaiqy, M., Qashqary, M., Al-Dahery, S., Mujallad, A., Hershan, A. A., Kamal, M.
A., & Helmi, N. (2020). Therapeutic Management of COVID-19 Patients: A
systematic review. Infection Prevention in Practice, (May), 100061.
https://doi.org/10.1016/j.infpip.2020.100061
Tran, T. T., Kim, M., Jang, Y., Lee, H. W., Nguyen, H. T., Nguyen, T. N., Kim, J. C.
(2017). Characterization and mechanisms of anti-influenza virus metabolites
isolated from the Vietnamese medicinal plant Polygonum chinense. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 17(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12906-017-1675-6
Tsai, Y. C., Lee, C. L., Yen, H. R., Chang, Y. S., Lin, Y. P., Huang, S. H., & Lin, C.
W. (2020). Antiviral action of tryptanthrin isolated from strobilanthes cusia leaf
against human coronavirus nl63. Biomolecules, 10(3).
https://doi.org/10.3390/biom10030366
Tseliou, M., Pirintsos, S. A., Lionis, C., Castanas, E., & Sourvinos, G. (2019).
Antiviral effect of an essential oil combination derived from three aromatic
plants (Coridothymus capitatus (L.) Rchb. f., Origanum dictamnus L. and Salvia
fruticosa Mill.) against viruses causing infections of the upper respiratory tract.
Journal of Herbal Medicine, 17–18(March 2018), 100288.
https://doi.org/10.1016/j.hermed.2019.100288
Tutik, R., & Hariyati, S. (2010). Mengenal Sistematic Review Theory dan Studi
Kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia, 13(2), 124–132. Diambil dari
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/242

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


91

Venkatalakshmi, P., Vadivel, V., & Brindha, P. (2016). Role of phytochemicals as


immunomodulatory agents: A review. International Journal of Green
Pharmacy, Vol. 10, hal. 1–18. Diambil dari
https://doi.org/10.22377/IJGP.V10I1.600
Wang, C., Wang, P., Chen, X., Wang, W., & Jin, Y. (2015). Saururus chinensis
(Lour.) Baill blocks enterovirus 71 infection by hijacking MEK1-ERK signaling
pathway. Antiviral Research, 119, 47–56.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2015.04.009
Wang, J., Chen, X., Wang, W., Zhang, Y., Yang, Z., Jin, Y., Yang, G. (2013).
Glycyrrhizic acid as the antiviral component of Glycyrrhiza uralensis Fisch.
against coxsackievirus A16 and enterovirus 71 of hand foot and mouth disease.
Journal of Ethnopharmacology, 147(1), 114–121.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.02.017
Wang, Q. W., Su, Y., Sheng, J. T., Gu, L. M., Zhao, Y., Chen, X. X., Dai, J. P.
(2018). Anti-influenza a virus activity of rhein through regulating oxidative
stress, TLR4, Akt, MAPK, and NF-κB signal pathways. PLoS ONE, 13(1), 1–
19. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0191793
Wang, Z. Q., Song, Q. Y., Su, J. C., Tang, W., Song, J. G., Huang, X. J., Wang, Y.
(2020). Caffeic acid oligomers from Mesona chinensis and their In Vitro
antiviral activities. Fitoterapia, 144(March), 104603.
https://doi.org/10.1016/j.fitote.2020.104603
Wegener, T. (2017). Patterns and Trends in the Use of Herbal Products, Herbal
Medicine and Herbal Medicinal Products. International Journal of
Complementary & Alternative Medicine, 9(6).
https://doi.org/10.15406/ijcam.2017.09.00317
Weng, J. R., Lin, C. S., Lai, H. C., Lin, Y. P., Wang, C. Y., Tsai, Y. C., Lin, C. W.
(2019). Antiviral activity of Sambucus FormosanaNakai ethanol extract and
related phenolic acid constituents against human coronavirus NL63. Virus
Research, 273(June), 197767. https://doi.org/10.1016/j.virusres.2019.197767
Woo, C. S. J., Lau, J. S. H., & El-Nezami, H. (2012). Herbal Medicine. Toxicity and

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


92

Recent Trends in Assessing Their Potential Toxic Effects. Advances in


Botanical Research, 62, 365–384. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-394591-
4.00009-X
World Health Organization(WHO). (2014). Infection prevention and control of
epidemic- and pandemic-prone acute respiratory infections in health care. WHO
Guidelines, 1–156. Diambil dari
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/112656/1/9789241507134_eng.pdf?ua=
1
World Health Organization (WHO). (2020a). Coronavirus Disease (COVID-19).
Diambil dari https://www.who.int/publications/m/item/weekly-epidemiological-
update---27-october-2020
World Health Organization (WHO). (2020b). Novel Coronavirus - 2019-nCoV
Situation Report. https://doi.org/10.13070/mm.en.10.2867
Wulan, I. G. . K., & Agusni, I. (2015). Penggunaan Imunomodulator Untuk Berbagai
Infeksi Virus Pada Kulit. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 27(1), 63–
69. Diambil dari http://dx.doi.org/10.20473/bikk.V27.1.2015.63-69
Xiao, P., Ye, W., Chen, J., & Li, X. (2016). Antiviral activities against influenza virus
(FM1) of bioactive fractions and representative compounds extracted from
Banlangen (Radix Isatidis). Journal of traditional Chinese medicine = Chung i
tsa chih ying wen pan / sponsored by All-China Association of Traditional
Chinese Medicine, Academy of Traditional Chinese Medicine, 36(3), 369–376.
https://doi.org/10.1016/s0254-6272(16)30051-6
Xu, J., Xu, Z., & Zheng, W. (2017). A review of the antiviral role of green tea
catechins. Molecules, 22(8), 1–18. https://doi.org/10.3390/molecules22081337
Xue, W., Gao, Y., Li, Q., Lu, Q., Bian, Z., Tang, L., Guo, W. (2020).
Immunomodulatory activity-guided isolation and characterization of a novel
polysaccharide from Atractylodis macrocephalae Koidz. International Journal
of Biological Macromolecules, 161, 514–524.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2020.06.003
Yadav, N., Yadav, R., & Goyal, A. (2014). Chemistry of terpenoids. International

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


93

Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 27(2), 272–278.


Diambil dari https://globalresearchonline.net/journalcontents/v27-2/45.pdf
Yang, C. H., Tan, D. H., Hsu, W. L., Jong, T. T., Wen, C. L., Hsu, S. L., & Chang, P.
C. (2014). Anti-influenza virus activity of the ethanolic extract from Peperomia
sui. Journal of Ethnopharmacology, 155(1), 320–325.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2014.05.035
Yang, C. W., Lee, Y. Z., Kang, I. J., Barnard, D. L., Jan, J. T., Lin, D., … Lee, S. J.
(2010). Identification of phenanthroindolizines and phenanthroquinolizidines as
novel potent anti-coronaviral agents for porcine enteropathogenic coronavirus
transmissible gastroenteritis virus and human severe acute respiratory syndrome
coronavirus. Antiviral Research, 88(2), 160–168.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2010.08.009
Yang, Yajun, Xiu, J., Zhang, L., Qin, C., & Liu, J. (2012). Antiviral activity of
punicalagin toward human enterovirus 71 in vitro and in vivo. Phytomedicine,
20(1), 67–70. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2012.08.012
Yang, Yang, Islam, S., Wang, J., Li, Y., & Chen, X. (2020). Traditional Chinese
Medicine in the Treatment of Patients Infected with 2019-New Coronavirus (
SARS-CoV-2 ): A Review and Perspective. 16. https://doi.org/10.7150/ijbs.45538
Yeh, C. F., Chang, J. S., Wang, K. C., Shieh, D. E., & Chiang, L. C. (2013). Water
extract of Cinnamomum cassia Blume inhibited human respiratory syncytial
virus by preventing viral attachment, internalization, and syncytium formation.
Journal of Ethnopharmacology, 147(2), 321–326.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.03.010
Yen, M. H., Lee, J. J., Yeh, C. F., Wang, K. C., Chiang, Y. W., Chiang, L. C., &
Chang, J. S. (2014). Yakammaoto inhibited human coxsackievirus B4 (CVB4)-
induced airway and renal tubular injuries by preventing viral attachment,
internalization, and replication. Journal of Ethnopharmacology, 151(3), 1056–
1063. https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.11.049
Yin, J., Li, G., Li, J., Yang, Q., & Ren, X. (2011). In vitro and in vivo effects of
Houttuynia cordata on infectious bronchitis virus. Avian Pathology, 40(5), 491–

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


94

498. https://doi.org/10.1080/03079457.2011.605107
Yu, J. wang, Wang, L., & Bao, L. dao. (2020). Exploring the active compounds of
traditional Mongolian medicine in intervention of novel coronavirus (COVID-
19) based on molecular docking method. Journal of Functional Foods, 71,
104016. https://doi.org/10.1016/j.jff.2020.104016
Yu, M. S., Lee, J., Lee, J. M., Kim, Y., Chin, Y. W., Jee, J. G., Jeong, Y. J. (2012).
Identification of myricetin and scutellarein as novel chemical inhibitors of the
SARS coronavirus helicase, nsP13. Bioorganic and Medicinal Chemistry
Letters, 22(12), 4049–4054. https://doi.org/10.1016/j.bmcl.2012.04.081
Yu, R., Chen, L., Lan, R., Shen, R., & Li, P. (2020). Computational screening of
antagonists against the SARS-CoV-2. International Journal of Antimicrobial
Agents, 7(29). https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.106012
Zhi, H. J., Zhu, H. Y., Zhang, Y. Y., Lu, Y., Li, H., & Chen, D. F. (2019). In vivo
effect of quantified flavonoids-enriched extract of Scutellaria baicalensis root on
acute lung injury induced by influenza A virus. Phytomedicine, 57, 105–116.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2018.12.009
Zi-Kai, G., Ya-Qun, L., Qing-Hua, C., Rui-Kun, D., & Jing-Zhen, T. (2019).
Exploration of the mechanisms of Ge Gen Decoction against influenza A virus
infection. Chinese Journal of Natural Medicine, 17(9), 0650–0662.
https://doi.org/10.1016/S1875-5364(19)30079-2
Zu, M., Yang, F., Zhou, W., Liu, A., Du, G., & Zheng, L. (2012). In vitro anti-
influenza virus and anti-inflammatory activities of theaflavin derivatives.
Antiviral Research, 94(3), 217–224.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2012.04.001

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Lampiran 1. Struktur Kimia Senyawa Bioaktif

5,7-dimetoksiflavon Amentoflavon Andrograpfolida Apigenin

Asam 18β-glycyrrhetinic Asam 3, 4-dikaffeoylkuinic Asam 3, 5-di-kaffeoylquinic Asam asiatik

95
Asam kafeat Asam elagik Asam erukat Asam fukinolat

Asam galat Asam glycyrrhizic Asam isoorientin Asam klorogenat

Asam rosmarinat Baicalein Baicalin Berberin

96
Beta-escin Beta-eudesmol Bonducellpin D Cepharanthin

Crocin Dieckol Digitoksigenin Emodin

Epikatekin galat Epigalokatekin galat Epigoitrin


Fangchinolin

97
Flavonoid Forsythosida A Furanokumarin Galokatekin-3-galat

Genkwanol B Genkwanol C Ginsenosida tipe protopanaksatriol Harmin

Isokumarin Kaempferol Kurarinon


Hyperin

98
Kuersetin-7-o-glukosida
Kuersetin Kuersetin-3-glukosida Kuersetin-3-o-α-l-
rhamnopyranosida

Kuersitrin Krisin Luteolin


Kurkumin

Magnesium lithospermate B Metil galat Myricetin Oroksilin A

99
Oksipseucedanin Palmatin Phillyrin Psoralen

Punicalagin Rhein Sikonin


Rutin

Silvesterol Silymarin Stelleranol Swertiajaponin

100
Tansinon Terpinen-4-ol Tetrametill luteolin
Tetrandin

Teaflavin Trimetil apigenin Triptantrin


Tiloforin

Withaferin A Wogonin

101
102

Anda mungkin juga menyukai