SKRIPSI
ARI DEWIYANTI
11161020000084
SKRIPSI
ARI DEWIYANTI
11161020000084
NIM : 11161020000084
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Ciputat
Tanggal : 17 Desember 2020
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Kedua orang tua tercinta Bapak Kumaidi dan Ibu Susiwi atas doa, kesabaran,
bimbingan, dukungan moral, materi, serta kasih sayang.
(2) Bapak Dr. apt. M. Yanis Musdja, M.Sc., dan Bapak Prof. Dr. Andria Agusta
selaku pembimbing skripsi penulis yang telah memberikan waktu, motivasi,
pikiran, dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi.
(3) Bapak apt. Hendri Aldrat PhD. selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
telah memberikan waktu, saran, dan bimbingan selama masa perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
(4) Bapak apt. Marvel, M.Farm dan Ibu apt. Suci Ahda Novitri, M.Si selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberi saran dalam penulisan skripsi ini.
(5) Ibu Dr. apt. Zilhadia, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
(6) Ibu Dr. apt. Nurmeilis, M.Si., selaku Kepala Program Studi Farmasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ismiarni Komala, M. Sc., Ph.D., Apt selaku
Sekretaris Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7) Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan bimbingan
dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vi
(8) Kakak dan adik penulis yang telah mendukung dan memberi arahan kepada
penulis.
(9) Sahabat-sahabat tercinta: Didit, Adel, Alif, Nita, Sisi, Reza, dan Yiyin yang telah
memberikan waktunya untuk mendengarkan cerita, memberikan arahan, dan
bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
(10) Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2016.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : 17 Desember 2020
Yang menyatakan,
(Ari Dewiyanti)
viii
ABSTRAK
Munculnya infeksi virus pernapasan baru terus dilaporkan dengan masalah kesehatan
yang parah. Saat ini, banyak virus kekurangan terapi preventif dan antivirus yang
efisien. Obat herbal menyediakan sumber daya yang potensial untuk pengembangan
obat preventif atau pengobatan penyakit infeksi virus. Preventif penyakit infeksi virus
dapat dilakukan dengan menggunakan herbal yang memiliki aktivitas
imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum pustaka ilmiah tentang
obat herbal beserta ekstrak / senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas
immunomodulator dan antivirus terhadap virus penyebab infeksi di saluran
pernapasan. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan literatur sistematik dengan
melakukan pencarian literatur berupa artikel jurnal pada database ScienceDirect dan
Pubmed Central. Dari hasil pencarian diperoleh sejumlah 100 artikel jurnal dan
ditemukan 10 spesies herbal memiliki aktivitas imunomodulator, 65 spesies herbal
dan 11 ramuan herbal memiliki aktivitas melawan penyakit infeksi virus di saluran
pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza, paramyxovirus, coronavirus,
picornavirus dan adenovirus. Senyawa bioaktif dari golongan flavonoid merupakan
senyawa yang paling banyak ditemukan yang memiliki aktivitas imunomodulator dan
antivirus.
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The emergence of new respiratory viral infections continues to be reported with severe
health problems. Today, many viruses lack efficient preventive and antiviral therapy.
Herbal medicine provides a potential resource for the development of preventive
medicine or the treatment of viral infectious diseases. Preventive viral infections can be
done by using herbs that have immunomodulatory activity. This study aims to summarize
the scientific literature concerning herbal medicines and extracts / bioactive compounds
that have immunomodulatory and antiviral activity against viruses that cause infection in
the respiratory tract. The study was conducted using a systematic literature review
method by conducting literature searches in the form of journal articles on the
ScienceDirect and Pubmed Central databases. The search results obtained a number of
100 journal articles and found 10 herbal species that have immunomodulatory activity,
65 herbal species and 11 herbal formulas that have activity against respiratory tract viral
infections caused by the influenza virus, paramyxovirus, coronavirus, picornavirus and
adenovirus. Bioactive compounds from the flavonoid group are the most common
compounds that have immunomodulatory and antiviral activities.
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 16
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 16
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 18
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 18
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 19
2.1 Pengobatan Herbal...................................................................................... 19
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 19
2.1.2 Klasifikasi .......................................................................................... 19
2.1.3 Sejarah ............................................................................................... 19
2.2 Preventif Penyakit ...................................................................................... 21
2.2.1 Definisi ............................................................................................. 21
2.2.2 Klasifikasi ......................................................................................... 21
2.2.3 Herbal Imunomodulator sebagai Preventif Penyakit Infeksi ............... 22
2.3 Herbal Antiviral........................................................................................... 24
2.3.1 Molekul Antivirus yang Berasal dari Tumbuhan ................................. 24
2.3.2 Alkaloid ............................................................................................. 28
2.3.3 Terpenoid ........................................................................................... 29
2.3.4 Lignan ................................................................................................ 29
2.3.5 Kumarin ............................................................................................. 29
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Tinjauan Literatur Sistematik....................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 31
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 31
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................................................................ 31
3.2.1 Kriteria Inklusi ................................................................................... 31
3.2.2 Kriteria Eksklusi ................................................................................. 31
3.3 Alur Penelitian Tinjauan Literatur Sistematik ............................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 34
4.1 Obat Herbal Sebagai Preventif Infeksi Virus di Saluran Pernapasan ............ 34
4.2 Obat Herbal untuk Mengobati Infeksi Virus di Saluran Pernapasan ............. 37
4.2.1 Herbal Antivirus Influenza ................................................................. 37
4.2.2 Herbal Antivirus Paramyxovirus ........................................................ 47
4.2.3 Herbal Antivirus Coronavirus ............................................................ 52
4.2.4 Herbal Antivirus Picornavirus ............................................................ 62
4.2.5 Herbal Antivirus Adenovirus .............................................................. 66
4.2.6 Ramuan Herbal yang Digunakan untuk Mengobati Infeksi Virus di
Saluran Pernapasan............................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 74
5.2 Saran ........................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
Lampiran............................................................................................................... 95
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17
influenza H5N1 yang sangat patogen dilaporkan pertama kali di Hong Kong dan
ditemukan di negara lain sejak tahun 2003 (WHO, 2014).
Terlepas dari kemajuan pengembangan obat, hingga saat ini penyakit infeksi
yang disebabkan virus masih banyak kekurangan terapi preventif dan antivirus yang
efisien. Banyak virus yang menetap karena imunisasi yang tidak efektif dan hanya
sedikit obat-obatan antivirus yang dilisensikan untuk praktik klinis (Lin et al., 2014).
Kemampuan virus untuk mengubah genom dan menjadi resisten terhadap obat yang
secara signifikan menghambat kemanjuran obat menyebabkan pengembangan
pengobatan antivirus menjadi sulit. Oleh karena itu, identifikasi sumber antivirus baru
menjadi sangat penting dilakukan (Ghildiyal et al., 2020).
Obat-obatan herbal dan produk alami yang diisolasi menyediakan sumber
daya yang potensial untuk pengembangan obat pencegahan atau pengobatan penyakit
infeksi virus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80%
populasi dunia menggunakan obat-obatan herbal untuk perawatan kesehatan primer
mereka. Satu dekade terakhir, minat terhadap obat herbal meningkat secara signifikan
(Chattopadhyay & Maurya, 2015; Lin et al., 2014; Kapoor, 2017). Bidang penelitian
dan pengembangan obat terus mengambil pendekatan yang berbasis pada produk
alami yang berasal dari tumbuhan. Senyawa murni dan ekstrak tumbuhan telah diteliti
untuk sintesis obat-obatan baru. Preventif atau pencegahan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan menggunakan herbal yang memiliki
aktivitas memperbaiki sistem kekebalan atau imunitas yang disebut imunomodulator
(Panyod et al., 2020; Wulan & Agusni, 2015). Penggunaan obat herbal untuk
mencegah infeksi virus bisa menjadi terapi pelengkap sementara obat-obatan tetap
dalam pengembangan (Ghildiyal et al., 2020).
Dalam tinjauan literatur sistematik ini, penulis merangkum pustaka ilmiah
tentang obat-obat herbal beserta ekstrak yang diuji atau senyawa bioaktif dan
mekanisme aksinya yang dilaporkan memiliki aktivitas immunomodulator dan
antivirus terhadap virus penyebab infeksi di saluran pernapasan seperti virus
influenza, paramyxovirus, coronavirus, picornavirus dan adenovirus.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Klasifikasi
Pada skala farmakodinamik obat herbal diklasifikasikan sebagai obat herbal
yang terbukti khasiatnya dengan senyawa aktif dan dosis yang diketahui, obat herbal
dengan khasiat dan senyawa aktif yang perlu distandarisasi, dan obat herbal dengan
khasiat tidak pasti tetapi peenggunaannya terdokumentasi dalam sejarah (Khan &
Ahmad, 2018)
2.1.3 Sejarah
Perkembangan pengobatan herbal dapat dibagi menjadi tiga fase
(Chattopadhyay & Maurya, 2015):
2.1.3.1 Fase pertama
Dalam peradaban kuno, pengobatan penyakit dilakukan menggunakan
tumbuhan. Dalam papirus Cina dan Mesir kuno tertulis bahwa penggunaan tanaman
sebagai obat telah dilakukan sejak 3000 SM. Di India, pengobatan tradisional dari
tumbuhan dilakukan sejak tahun 1600–1000 SM.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20
banyak orang karena khasiatnya telah dilaporkan, namun hal ini membuat sangat
diperlukannya evaluasi ilmiah karena begitu banyak faktor yang harus diperhitungkan
(Chattopadhyay & Maurya, 2015; Wegener, 2017).
WHO telah mengakui kontribusi penting pengobatan herbal untuk
memberikan perawatan esensial. Dengan perkembangan yang luar biasa dalam minat
dan penggunaan obat tradisional di seluruh dunia, muncul dua perhatian utama yang
membawa tantangan besar yaitu adalah keragaman internasional dan kebijakan
nasional mengenai regulasi produksi dan penggunaan obat herbal, kualitas,
keamanan, dan bukti ilmiah yang berkaitan dengan klaim kesehatan (Sissi & Benzie,
2011; Wegener, 2017).
2.2.2 Klasifikasi
Pencegahan penyakit diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan sesuai dengan
fase perkembangan penyakit (CDC, 2017).
a. Pencegahan primer (primary prevention), dilakukan sebelum dampak kesehatan
terjadi, melalui langkah-langkah seperti vaksinasi, makan makanan bergizi,
mengubah perilaku yang meningkatkan factor risiko seperti merokok.
dan asam ursolat (Venkatalakshmi et al., 2016; Ghildiyal et al., 2020; Yadav et al.,
2014).
4. Polisakarida
Polisakarida dan oligosakarida merupakan kelompok biopolimer yang
melimpah dan telah diketahui memiliki aktivitas mempengaruhi dalam banyak proses
biologis, seperti komunikasi sel-sel, perkembangan embrio, infeksi bakteri dan / atau
virus, dan imunitas humoral dan seluler. Polisakarida telah diidentifikasi sebagai
salah satu yang senyawa aktif yang memiliki berbagai sifat terapeutik meliputi
aktivitas imunostimulan, antivirus, antioksidan, antitumor, efek radioproteksi, efek
hepatoproteksi, dan efek antif fatigue. Diperkirakan bahwa mekanisme yang terlibat
untuk sejumlah sifat terapeutik tersebut adalah modulasi imunitas bawaan, khususnya
fungsi makrofag. Beberapa polisakarida yang memiliki aktivitas imunomodulator
adalah polisakarida Astragalus, pektin, beta glukan dan hemiselulosa (J. Liu et al.,
2015; Venkatalakshmi et al., 2016).
Kumarin trisiklik Fenolik HIV-1 Calophyllum brasiliense (kulit batang) (L. T. Lin et al., 2014)
25
Kurkumin Fenolik HBV, HCV Curcuma longa (rimpang) (L. T. Lin et al., 2014)
Limonoid Lignin HCV Swietenia macrophylla (batang) (Kapoor et al., 2017)
Oleanan Triterpen PDEV Camellia japonica (bunga) (Kapoor et al., 2017)
Polisakarida ginseng Polisakarida Rotavirus Panax ginseng (akar) (J. Liu et al., 2015)
Polisakarida tersulfasi Polisakarida HSV-1 & HSV-2 Caulerpa racemosa (J. Liu et al., 2015)
Saikosaponin Terpenoid HCV Bupleurum kaoi (akar) (Kapoor et al., 2017)
Santhohumol Kalkon BVDV Humulus lupulus (seluruh bagian tumbuhan) (Kapoor et al., 2017)
26
27
Fitokimia
Fitomolekul Antivirus
Polifenol: menghambat masuk-
Flavonoid: menghambat
nya virus dengan memodulasi
efek pada reverse
struktur permukaan virus &
transkriptase, memblokir
mempengaruhi ekspresi virus
sintesis RNA (HIV, HSV,
protein pada permukaan sel.
Influenza).
2.3.2 Alkaloid
Tumbuhan berbunga (angiospermae) merupakan sumber utama dari alkaloid.
Alkaloid berperan dalam pertahanan tanaman dalam melawan herbivora dan patogen.
Ditemukan bahwa 20% tumbuhan mengandung senyawa alkaloid dan sekitar 43
alkaloid menunjukkan aktivitas melawan virus influenza. Alkaloid dapat melawan
virus influenza dengan menginduksi interferon dari sistem kekebalan, atau dengan
meningkatkan aktivitas makrofag. Alkaloid menghambat infeksi virus influenza pada
tahap replikasi yang berbeda (Ghildiyal et al., 2020; Roy, 2017). Beberapa contoh
alkaloid yang memiliki aktivitas antivirus adalah vinkristin, perivine, dan
vincaleublastine yang terdapat dalam Catharanthus roseus (L.), dendrobine dari
Dendrobium nobile, berberin, dan jubanin dari Ziziphus jujube (Ghildiyal et al., 2020;
Thawabteh et al., 2019).
2.3.3 Terpenoid
Terpenoid seperti diterpenoid, seskuiterpenoid, dan triterpenoid memiliki
berbagai macam aplikasi di bidang pengobatan (Ghildiyal et al., 2020). Aglaia sp.
mengandung asam dammarenolic yang dapat menghambat HIV-1 dengan
menciptakan lingkungan sitotoksik dan melawan proliferasi virus. Terpen juga
menunjukkan penghambatan beberapa virus lain, seperti retrovirus, termasuk virus
imunodefisiensi simian dan virus leukemia tikus. Dekanoylforbol-13-asetat, oleanane,
oleanolat, loliolida, saikosaponin, 12-O-dekanoylforbol-13-asetat dan 12-O-
dekanoyl-7-hidroperoksi-forbol-5-ene-13-asetat adalah beberapa contoh terpenoid
yang memiliki aktivitas antivirus (Ghildiyal et al., 2020; Kapoor et al., 2017).
2.3.4 Lignan
Lignan memiliki keragaman struktural yang luas dan juga senyawa ini
menunjukkan berbagai aktivitas biologis yang kuat diantaranya antihepatotoksik,
antiinflamasi, dan antidepresan. Telah ditemukan bahwa lignan memiliki aktivitas
antivirus terhadap HIV dan virus. Beberapa contoh lignan yang memiliki aktivitas
antivirus adalah honokiol, caruilignan 3-hidroksi, bombasinol dan silymarin
(Ghildiyal et al., 2020; Barker, 2019; Lin et al., 2014).
2.3.5 Kumarin
Kumarin digunakan dalam pengobatan sejak lama dalam berbagai bentuk obat
tradisional di seluruh dunia. Ekstrak heksana dan etanol Andrographis paniculata,
ekstrak etanol Trichosanthes dioica, Chrysopogon zizanioides, dan S. album
mengandung kumarin dan efektif menghambat pertumbuhan virus sehingga biasa
digunakan dalam pengobatan virus dengue dan chikungunya. Kumarin dari ekstrak
Morinda citrifolia diidentifikasi dapat melawan virus H1N1. Kumarin trisiklik dari
Calophyllum brasiliense juga memiliki aktivitas antivirus (Lin et al., 2014;
Annunziata et al., 2020; Ghildiyal et al., 2020).
dengan pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau fenomena yang menarik
yang dilaksananakan secara terstruktur dan terencana (Kitchenham, 2004; Tutik &
Hariyati, 2010). Tinjauan literatur sistematik mensintesis hasil dari beberapa
penelitian yang terkait dengan menggunakan strategi yang mengurangi bias dan
kesalahan acak (Gopalakrishnan & Ganeshkumar, 2013).
Tinjauan sistematis mengikuti desain ilmiah berdasarkan metode eksplisit,
dan reprodusibel. Tinjauan sistematis dapat menunjukkan kekurangan pada sebuah
penelitian sehingga dapat digunakan sebagai panduan penelitian selanjutnya agar
tidak terjadi pengulangan kesalahan (Gopalakrishnan & Ganeshkumar, 2013).
METODOLOGI PENELITIAN
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
32
I
d
Pubmed
e ScienceDirect
n Central
(N = 8.110)
t (N= 1.068)
i
f
i
k
a
s Artikel setelah judul tidak sesuai dan adanya duplikasi
i dikeluarkan N = 7.206
(N=
S
k Artikel review, tidak
r full-text, bukan
i berbahasa Inggris,
n Artikel diskrining
dan tahun terbit tidak
i (N = 7.206)
sesuai kriteria inklusi
n dikeluarkan
g
(N = 7.082)
K
e Artikel tidak
l Artikel full-text mencantumkan nama
a dinilai kelayakannya tanaman herbal,
y (N = 124 ) senyawa
a aktif/ekstrak, dan
k mekanisme aksi
a dikeluarkan
n (N = 24)
I
n Studi termasuk dalam
c sintesis kualitatif (N = 100)
l
u
d
e
d
Pencarian studi/penelitian
Seleksi studi/penelitian
Ekstraksi data
Sintesis data
Interpretasi hasil
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
jumlah sel NK dan menghambat produksi sitokin Th-2, seperti IL-4, IL-5, IL-6
(Wulan & Agusni, 2015).
Senyawa polisakarida yang diisolasi dari Atractylodis macrocephalae,
Psidium guajava, dan Pueraria lobata memiliki aktivitas imunomodulator dengan
mekanisme yang berbeda. Polisakarida dalam rimpang Atractylodis macrocephalae
menunjukkan efek imunomodulator dengan meningkatkan jumlah sel Treg melalui
jalur IL-2 yang berperan pada diferensiasi limfosit, makrofag, dan peningkatan fungsi
sel natural killer (NK) (Xue et al., 2020). Polisakarida dalam biji Psidium guajava
dapat meningkatkan sistem imun dengan meningkatkan sekresi IL-2 yang diproduksi
oleh sel Th1. IL-2 merupakan mediator pada reaksi sistem imun dan inflamasi (Lin &
Lin, 2020; Wulan & Agusni, 2015). Polisakarida yang diisolasi dari akar Pueraria
lobata meningkatkan sistem imun dengan menginduksi pelepasan molekul NO,
sekresi sitokin (TNF-α dan IL-6), dan meningkatkan fagositosis (Dong et al., 2020).
Fraksi butanol dari inti kayu Acacia catechu L. memiliki efek
imunomodulator dengan peningkatan jumlah sel penghasil antibodi di limpa, dan
meningkatkan respon fagositik (Sunil et al., 2019). Ekstrak air daun teh hijau
(Camellia sinensis) menunjukkan efek peningkatan ekspresi interleukin (IL)-17A,
dan IL-8 (Rahayu et al., 2018). Ekstrak air daun Corchorus olitorius memberikan
efek imunomodulator dengan meningkatkan sitotoksisitas sel natural killer (NK)
yang membunuh sel terinfeksi, meningkatkan sekresi sitokin tumor necrosis factor
(TNF)-α dan IL-6 sehingga terjadi aktivasi sistem imun (Park et al., 2018; Wulan &
Agusni, 2015).
36
37
4.2.1.1 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Influenza Secara in vitro dan in vivo
Herbal yang terbukti memiliki aktivitas antivirus influenza secara in vitro dan
in vivo dirangkum dalam tabel 4.2. Dalam ekstrak air Aloe vera, diidentifikasi
senyawa kuersetin, katekin hidrat, dan kaempferol yang memiliki aktivitas antivirus
melalui penghambatan autofagi yang diinduksi oleh virus H1N1 atau H3N2, serta
mengurangi replikasi virus. Protein influenza dapat merangsang pembentukan
autofogosom selama tahap awal infeksi tetapi memblokir fusi dengan lisosom selama
tahap selanjutnya. Oleh karena itu, mekanisme ini dapat membantu replikasi virus,
dan penghambatan autofagi dapat menghambat proliferasi virus (Choi, et al., 2019).
Ekstrak etanol akar Angelica dahurica atau yang lebih dikenal Dahurian
angelica mengandung furanokumarin yang memiliki aktivitas antivirus H1N1, H9N2
dengan mekanisme penghambatan pada fase awal siklus (B. W. Lee et al., 2020).
Daun Camellia sinensis yang diproses menjadi teh hitam mengandung thaflavin.
Teaflavin menunjukkan aktivitas menghambat replikasi virus dan antiinflamasi
dengan menurunkan ekspresi sitokin IL-6 selama infeksi virus H1N1, dan H3N2 (Zu
et al., 2012).
Daun Cleistocalyx operculatus atau Syzygium nervosum mengandung
flavonoid yang dapat mengurangi efek sitopatik yang diinduksi bakteri H1N1 secara
in vitro (Ha et al., 2016). Kombinasi minyak atsiri dari tanaman Coridothymus
capitatus L., Origanum dictamnus L., dan Salvia fruticosa Mill dapat menurunkan
siklus replikasi dan produksi virus influenza H1N1 (Tseliou et al., 2019). Ekstrak
kasar rimpang kunyit (Curcuma longa) diketahui mengandung kurkumin yang dapat
menghambat replikasi virus dengan menginduksi peningkatan regulasi ekspresi
mRNA TNF-α dan IFN-β in vitro pada sel Madin–Darby canine kidney (MDCK). K.
parviflora mengandung 5,7-dimetoksiflavon, trimetilapigenin, dan tetrametilluteolin
yang memiliki aktivitas antivirus dengan mekanisme penghambatan yang sama
dengan Curcuma longa (Sornpet et al., 2017). IFN tidak membuat virus nonaktif
secara langsung, namun membuat sel resisten terhadap virus (Wulan & Agusni,
2015).
Dua senyawa kuersetin (kuersetin-7-O-glukosida dan kuersetin 3-glukosida)
diisolasi dari daun Dianthus superbus L. memiliki aktivitas antivirus influenza A
dengan menghambat replikasi virus (Gansukh et al., 2016; Nile et al., 2020). Kulit
pohon Epimedium koreanum Nakai diidentifikasi mengandung senyawa kuersetin
yang memiliki mekanisme penghambatan pada replikasi virus influenza A dengan
menginduksi sekresi IFN tipe I, dan sitokin pro-inflamasi (Cho et al., 2015). Berberin
yang terkandung dalam ekstrak kulit pohon Phellodendri amurense Ruprecht
memiliki mekanisme penghambatan yang sama dengan senyawa bioaktif Epimedium
koreanum Nakai (J. H. Kim et al., 2016).
Forsythosida A, senyawa yang diidentifikasi dari ekstrak buah Forsythia
suspense (Thunb.) Vahl. memiliki aktivitas antivirus dengan mekanisme pencegahan
proses pertumbuhan virion yang baru terbentuk sehingga membatasi penyebaran virus
(Law et al., 2017). Iridoid glikosida merupakan salah satu komponen aktif utama dari
Fructus Gardeniae dengan karakteristik antivirus dan antiinflamasi. Iridoid glikosida
menghambat efek sitopatik secara in vitro. Dalam model in vivo, pemberian ekstrak
buah Gardeniae pada tikus percobaan menunjukkan penurunan indeks paru, dan titer
virus (Guo et al., 2014). Glikosida flavonoid amis-amisan atau Houttuynia cordata,
hperin dan kuersitrin, mengurangi cedera paru akut yang diinduksi virus melalui
penghambatan aktivitas virus dan persinyalan TLR pada tikus yang terinfeksi virus
H1N1 (Ling et al., 2020).
Epigoitrin, isomer glukosinolat, polisakarida, dan asam erukat merupakan
senyawa yang diketahui terdapat pada akar Isatis indigotica Fort. Mekanisme kerja
antivirus dari senyawa-senyawa tersebut cukup beragam. Epigoitrin menunjukkan
penghambatan pada perlekatan dan penggandaan virus influenza A (Xiao et al.,
2016), isomer glukosinolat menghambat hemagglutinasi (HA) dan neuraminidase
(NA) pada virus H1N1 (Nie et al., 2020), polisakarida mengganggu regulasi faktor
pro-inflamasi yang diinduksi oleh virus influenza A (Z. Li et al., 2017), dan asam
adanya senyawa baicalein, oroksilin A, wogonin dan krisin yang terkandung dalam
ekstrak akar Scutellaria baicalensis. Senyawa-senyawa tersebut secara in vivo
menurunkan titer virus pada paru-paru, hemagglutinin (HA), dan menghambat
aktivitas neuraminidase (NA) dan secara in vitro memodulasi respon inflamasi
dengan menurunkan kadar TNF-α, IL-6, dan monocyte chemotactic protein-1 (MCP-
1), dan meningkatkan kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan paru-paru. Silymarin,
senyawa yang terkandung dalam Silybum marianum L. Gaertn diteliti untuk
mengetahui aktivitas antivirusnya. Secara in vitro, silymarin menunjukkan efek
penghambatan pada sintesis mRNA virus influenza A (Song & Choi, 2011).
42
sehingga membatasi penyebaran H9N2
virus.
10. Gardeniae (buah) Iridoid glikosida Monoterpenoid Menghambat replikasi virus. H1N1 in vitro, in (Guo et al.,
vivo 2014)
11. Houttuynia cordata Hiperin dan Flavonoid Mengurangi cedera paru akut H1N1 in vivo (Ling et al.,
(bagian yang tumbuh di kuersitrin yang diinduksi virus melalui 2020)
atas tanah) penghambatan aktivitas virus
dan pensinyalan TLR.
12. Isatis indigotica Fort. Epigoitrin Alkaloid penghambatan pada perlekatan IAV in vitro (Xiao, Ye,
(akar) dan penggandaan virus Chen, & Li,
2016)
Isomer glukosinolat Glukosinolat menghambat hemaglutinasi H1N1 in vitro (Nie et al.,
(HA) dan neuraminidase (NA) 2020)
virus.
Ekstrak air menghambat perlekatan virus H1N1 in vitro (Ke et al.,
influenza ke sel inang dan 2012)
melindungi sel inang.
Polisakarida Polisakarida Mengganggu regulasi faktor IAV in vitro (Z. Li et al.,
pro-inflamasi yang diinduksi 2017)
oleh virus.
Asam erukat Asam lemak mengurangi aktivitas transkripsi IAV in vitro, & (Liang et al.,
polimerase, menghambat in vivo 2020)
mediator pro-inflamasi yang
diinduksi oleh RNA virus serta
interferon (IFN).
13. K. parviflora 5,7- Flavonoid penghambatan replikasi virus H5N1 in vitro (Sornpet et al.,
dimetoksiflavon, dengan menginduksi 2017)
trimetilapigenin, peningkatan regulasi ekspresi
tetrametilluteolin, mRNA TNF-a dan IFN-b.
14. Lepidium meyenii (akar) Ekstrak metanol Menghambat efek sitopatik dan Influenza in vitro (Mendoza et
menghambat pertumbuhan A&B al., 2014)
virus.
15. P. chinense (seluruh Asam elagik, metil Asam fenolik Menghambat replikasi virus H1N1 & in vitro (Tran et al.,
bagian tumbuhan) galat dan asam H3N2 2017)
43
kafeat
16. Peganum harmala (biji) Alkaloid Alkaloid menghambat replikasi RNA H1N1 in vitro (Moradi et al.,
virus, aktivitas polimerase virus, 2017)
menghambat hemagglutinasi.
17. Peperomia sui (seluruh Ekstrak etanol meningkatkan viabilitas sel H6N1 in vitro (Yang et al.,
bagian tanaman) yang terinfeksi, menekan 2014)
sintesis nucleoprotein virus
(NP), menghambat
pertumbuhan virus dan
menghambat aktivitas
neuraminidase virus.
18. Phellodendri amurense Berberin Alkaloid Mengurangi replikasi virus H1N1, in vitro, in (J. H. Kim et
Ruprecht (kulit pohon) dengan menstimulasi IFN tipe 1 H5N2, vivo al., 2016)
H7N3&
H9N2
19. Rheum palmatum L. Rhein Antrakuinon menghambat adsorpsi dan H1N1 in vitro (Wang et al.,
(akar) replikasi virus dengan menekan dan in vivo 2018)
stress oksidatif yang diinduksi
virus dan aktivasi TLR4, Akt,
p38, JNK MAPK, dan jalur
persinyalan NF-κB.
20. Rubus coreanus (biji) Asam galat Asam fenolik Menghambat hemagglutinasi Influenza in vitro, in (Lee et al.,
dan mengganggu partikel virus. A&B vivo 2016)
21. Scutellaria baicalensis Baicalin Flavonoid Menghambat aktivitas H1N1 in vitro (Hour et al.,
(akar) enzimatik neuraminidase (NA) 2013)
dan replikasi virus.
Baicalin Flavonoid memodulasi protein virus NS1, H1N1 in vitro & (Nayak et al.,
menghasilkan peningkatan in vivo 2014)
regulasi persinyalan antivirus
yang diinduksi IFN dan
penurunan pensinyalan PI3K /
Akt dalam sel.
44
Baicalein, oroksilin Flavonoid Menurunkan titer virus pada IAV in vitro & (Zhi et al.,
A, wogonin dan paru-paru, dan haemagglutinin in vivo 2019)
krisin (HA), menghambat aktivitas
neuraminidase (NA) secara in
vivo. Memodulasi respon
inflamasi dengan menurunkan
kadar TNF-α, IL-6, dan
monocyte chemotactic protein-1
(MCP-1), dan meningkatkan
kadar IFN-γ dan IL-10 di
jaringan paru-paru secara in
vitro.
22. Silybum marianum L. Silymarin Flavonoid penghambatan sintesis mRNA IAV in vitro (Song & Choi,
Gaertn virus. 2011)
23. Strobilanthes cusia (akar) Isokumarin Fenolik menghambat efek sitopatik . H1N1 in vitro (Gu et al.,
2015)
45
46
memiliki aktivitas mengurangi replikasi dan kematian sel yang diinduksi RSV,
melawan virus dengan menginduksi persinyalan interferon tipe I (IFN tipe 1), dan
menunjukkan efek profilaksis pada mencit yang diinfeksi (Lee et al., 2017).
Licorice (Glycyrrhiza uralensis Fisch) telah digunakan dalam pengobatan
herbal di seluruh dunia selama berabad-abad. Radix Glycyrrhizae memiliki konstituen
aktif asam 18β-glycyrrhetinic (18β-GA) dan dilaporkan melawan infeksi virus RSV
pada sel epitel saluran napas, mencegah perlekatan virus, internalisasi, dan dengan
merangsang sekresi IFN (Yeh et al., 2013). Lophatherum gracile digunakan secara
tradisional untuk mengobati batuk, yang berhubungan dengan paru-paru dan
peradangan. Ekstrak batang dan daun Lophatherum gracile memiliki aktivitas
menghambat infeksi RSV, menekan produksi NO yang diinduksi oleh RSV secara in
vitro. Asam isoorientin, swertiajaponin, 3, 5-di-kaffeoylquinic, dan asam 3, 4-
dikaffeoylquinic adalah konstituen yang bertanggung jawab. Pemberian oral ekstrak
pada tikus, mengurangi jumlah virus dan memperbaiki lesi di jaringan paru-paru (L.
F. Chen et al., 2019).
Semua bagian tumbuhan kecuali akar dari Mesona chinensis mengandung
oligomer asam kafeat yang dilaporkan mengurangi efek sitopatik yang diinduksi
virus RSV (Z. Wang et al., 2020). Akar dari Paeonia lactiflora Pallas atau yang
disebut Peony Tiongkok yang diekstraksi menggunakan air diidentifikasi aktivitas
antivirusnya. Hasil menunjukkan ekstrak air akar Peony Tiongkok menghambat
perlekatan virus, internalisasi,dan menstimulasi sekresi IFN (Lin et al., 2013).
Rhein merupakan salah satu komponen aktif antrakuinon dalam rimpang
herbal tradisional Cina Rheum palmatum L. Pada infeksi virus, inflamasi NLRP3
diaktifkan secara berlebihan, sehingga dapat menyebabkan respons inflamasi dan
cedera jaringan pada sebagian besar proses infeksi virus saluran pernapasan termasuk
RSV. Model studi in vivo pada tikus melaporkan rhein menghambat respon inflamasi
imun tikus yang terinfeksi RSV, yang terkait dengan penghambatan aktivasi
inflamasi NLRP3 melalui jalur NF-kB (Shen et al., 2020).
Infeksi RSV menyebabkan cedera paru-paru yang signifikan dan respon
proinflamasi, termasuk infiltrasi limfosit T CD4 dan CD8. Baicalin merupakan
50
(akar) ekspresi gen faktor proinflamasi serta vivo al., 2016)
mengurangi titer RSV pada jaringan paru-
paru.
10. Wikstroemiae / Biflavonoid Flavonoid Mengurangi efek sitopatik yang diinduksi RSV in vitro (Huang
Liaogewanggen (akar) genkwanol B, virus RSV et al.,
genkwanol C, 2010)
stelleranol
11. Zingiber officinale Ekstrak air Menghambat pembentukan plak yang RSV in vitro (Chang
(rimpang) diinduksi RSV, mencegah perlekatan dan et al.,
internalisasi virus 2013)
RSV: Respiratory syncytial virus
51
52
4.2.3.1 Herbal dengan Aktivitas Antivirus Coronavirus Secara in vitro dan in vivo
Penulis mengidentifikasi sejumlah 18 herbal memiliki aktivitas antivirus
coronavirus dengan mekanisme yang beragam (tabel 4.5). Studi antivirus dilakukan
terhadap virus HCoV-229E, HCoV-OC43, HCoV-NL63, IBV, SARS-CoV, MERS-
CoV, SARS-CoV-2 dengan model eksperimen in vitro dan in vivo.
Pada pasien COVID-19 yang parah, terjadi sindrom pelepasan sitokin (CRS)
yang ditandai dengan peningkatan sitokin pro inflamasi dan kemokin. CRS
menginduksi sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress
syndrome (ARDS) yang sering menyebabkan kegagalan multiorgan dan kematian.
Interleukin 10 adalah molekul kunci dari respon imun Thαβ dan agen antivirus yang
poten. Sebuah studi menyebutkan bahwa sitokin IL-10 dapat menjadi agen
antiinflamasi penyakit yang disebabkan oleh virus termasuk virus corona. Dalam
serum pasien COVID-19 yang parah, jumlah IL-10 yang tinggi dianggap sebagai
mekanisme antiinflamasi atau penghambat kekebalan (Lu et al., 2020; Hu, 2020).
Beberapa herbal yang memiliki mekanisme meningkatkan IL-10 diantaranya
adalah inti kayu Acacia catechu L., biji Psidium guajava Linn, dan akar Scutellaria
baicalensis. Fraksi butanol ekstrak etanol inti kayu Acacia catechu L., memiliki
aktivitas antiinflamasi dengan menghambat produksi NO, menghambat pelepasan
TNF-a, dan meningkatkan produksi IL-10 (Sunil et al., 2019). Ekstrak biji Psidium
guajava mengandung polisakarida yang juga dapat meningkatkan IL-10 (Lin & Lin,
2020). Ekstrak akar Scutellaria baicalensis mengandung beberapa senyawa flavonoid
baicalein, oroksilin A, wogonin dan krisin yang melawan infeksi dengan menekan
respon inflamasi melalui penurunan kadar TNF-α, IL-6, monocyte chemotactic
protein-1 (MCP-1), dan meningkatkan kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan paru-paru
secara in vitro (Zhi et al., 2019).
Senyawa silvestrol yang dapat ditemukan pada Aglaia dilaporkan memiliki
aktivitas penghambat yang kuat dari translasi mRNA virus dalam sel fibroblast paru
embrionik manusia (MRC-5) yang terinfeksi CoV. Selain itu, silvesterol menghambat
ekspresi protein struktural dan nonstruktural HCoV-229E (N, nsp8) dan pembentukan
kompleks replikasi / transkripsi virus (Müller et al., 2018). Tiloforin diidentifikasi
dapat mengurangi efek sitopatik dalam sel Vero 76 yang terinfeksi SARS-CoV.
Tiloforin adalah senyawa yang terdapat pada Cynanchum, Pergularia, Tylophora,
dan genera lain yang termasuk dalam famili Asclepiadaceae (Yang et al., 2010).
Agen anti-SARS-CoV yang dapat menghambat replikasi SARS-CoV mungkin
terlibat dalam penghambatan target protein yaitu protease SARS-CoV-3CL (SARS-
CoV-3CLpro). SARS-CoV-3CLpro mengatur pemrosesan proteolitik dari replikase
polipeptida menjadi protein fungsional, dan memainkan peran penting dalam
replikasi virus. Dengan demikian, protease SARS-CoV 3CL merupakan target yang
menarik untuk kandidat obat melawan SARS. Biflavon amentoflavon yang
diidentifikasi dari ekstrak daun Torreya nucifera juga memiliki mekanisme
penghambatan yang sama (Bae et al., 2010).
Phillyrin, produk dari Forsythia suspensa, memiliki aktivitas antiinflamasi,
antioksidan, dan antivirus. Aktivitas antivirus phillyrin terhadap SARS-CoV-2 dan
HCoV-229E dinilai dalam sel Vero E76. Hasil menunjukkan bahwa phillyrin
memblokir replikasi virus, menghambat ekspresi sitokin pro-inflamasi yang diinduksi
CoV dengan mengatur aktivitas jalur pensinyalan NF-кB (Q. Ma et al., 2020).
Griffithsin, lektin yang diisolasi dari alga merah Griffithsia sp. menghambat
infektivitas virus MERS-CoV dan menghambat masuknya partikel pseudotipe ke
dalam sel inang (Labitt et al., 2016).
Houttuynia cordata atau amis-amisan adalah obat tradisional Cina yang
digunakan di Cina. Konstituen utama dalam ekstrak Houttuynia cordata adalah
minyak esensial yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap infeksi virus IBV
pada sel Vero dan sel ginjal embrio ayam (Yin et al., 2011). RNA-dependent RNA
polymerase (RdRp) adalah enzim kunci yang bertanggung jawab untuk sintesis RNA
untai positif dan negatif yang menjadi target obat yang potensial (Yang et al., 2020)
Menispermaceae adalah sumber utama alkaloid bis-benzilisokuinolin,
tetrandrin, fangchinolin, dan cepharanthin. Senyawa ini secara signifikan
menghambat kematian sel akibat virus pada tahap awal infeksi virus dan menekan
replikasi HCoV-OC43 serta menghambat ekspresi protein S dan N virus (Kim et al.,
2019).
Helikase virus penting untuk replikasi genom virus, dan dianggap sebagai
target potensial untuk pengembangan obat antivirus. Yu et al. (2012)
mengidentifikasi scutellarein dan myricetin sebagai penghambat protein helicase
SARS-CoV. Hasil menunjukkan bahwa scutellarein dan myricetin memiliki aktivitas
penghambatan terhadap protein helicase SARS-CoV. Myricetin adalah senyawa yang
terkandung dalam tumbuhan Myricaceae dan scutellarein adalah senyawa yang
terkandung dalam ekstrak akar Scutellaria baicalensis.
SARS-CoV papain-like protease (PLpro) adalah target antivirus yang penting
karena peran utamanya dalam replikasi virus SARS. Ekstrak metanol dari buah pohon
Paulownia tomentosa menghasilkan flavonoid geranylated yang mampu
menghambat SARS-CoV PLpro (Keun et al., 2013). Senyawa tansinon yang
terkandung dalam ekstrak akar Salvia miltiorrhiza juga memiliki aktivitas
menghambat SARS-CoV PLpro. Selain itu, tansinon juga menghambat SARS-CoV
3CLpro (Park et al., 2012).
Emodin, senyawa yang terkandung dalam umbi akar Rheum dan
Polygonaceae memiliki aktivitas antivirus dengan memblokir interaksi protein
SARS-CoV S dengan reseptor ACE2 (Schwarz et al., 2011). Spesies dari elderberi,
Sambucus formosana Nakai adalah obat tradisional yang memiliki aktivitas
antiinflamasi dan antivirus yang potensial. Ekstrak etanol batang Sambucus
formosana diidentifikasi mengandung asam kafeat yang dapat menghambat replikasi
virus dan memblokir perlekatan virus HCoV-NL63 (Weng et al., 2019).
Kurarinon adalah flavonon terprenilasi yang diisolasi dari akar Sophora
flavescens. Diketahui, kurarinon memiliki sifat antiapoptosis dan antiinflamasi.
Aktivitas antivirus kurarinon terhadap infeksi HCoV-OC43 diidentifikasi dan
ditemukan bahwa kurarinon menghambat infeksi HCoV-OC43 pada sel fibroblas
MRC-5 paru-paru manusia. Kurarinon menghambat efek sitopatik yang diinduksi
virus, serta RNA virus ekstraseluler dan intraseluler serta ekspresi protein virus (Min
et al., 2020).
Strobilanthes cusia (Nees) Kuntze adalah obat herbal Cina yang digunakan
untuk mengobati infeksi virus pernapasan. Ekstrak metanol daun Strobilanthes cusia
7. Menispermaceae Tetrandrin, Bis-benzilisokuinolin Menekan replikasi hCoV-OC43 HCoV-OC43 in vitro (Kim et al.,
fangchinolin, Alkaloid serta menghambat ekspresi protein 2019)
& cepharanthin S dan N virus.
8. Myricaceae Myricetin Flavonoid Menghambat protein helikase SARS-CoV in vitro (Yu et al.,
SARS-CoV. 2012)
9. Paulownia Flavonoid Flavonoid Menghambat replikasi virus SARS-CoV in vitro (Keun et al.,
tomentosa (buah) geranylated melalui pengambatan SARS-CoV 2013)
PLpro.
57
10. Polygonaceae Emodin Antrakuinon Memblokir interaksi protein SARS-CoV in vitro (Schwarz et
(umbi akar) SARS-CoV S dengan reseptor al., 2011)
ACE2.
11. Psidium guajava Polisakarida Polisakarida Menekan inflamasi dengan SARS-CoV-2 in vitro (Lin & Lin,
Linn (biji) meningkatkan IL-10. 2020)
12. Salvia miltiorrhiza Tansinon Diterpen Menghambat replikasi virus SARS-CoV in vitro (Park et al.,
(akar) melalui penghambatan SARS-CoV 2012)
3CLpro, PLpro dan Mpro.
13. Sambucus Asam kafeat Asam fenolik Menghambat replikasi virus dan HCoV-NL63 in vitro (Weng et al.,
formosana Nakai memblokir perlekatan virus. 2019)
14. Scutellaria Scutellarein Flavonoid Menghambat protein helikase SARS-CoV in vitro (M. S. Yu et
baicalensis (akar) SARS-CoV. al., 2012)
Baicalein, Flavonoid Antiinflamasi dengan memodulasi SARS-CoV-2 in vitro & in (Zhi et al.,
oroksilin A, respon inflamasi dengan vivo 2019)
wogonin dan menurunkan kadar TNF-α, IL-6,
krisin dan monocyte chemotactic protein-
1 (MCP-1), dan meningkatkan
kadar IFN-γ dan IL-10 di jaringan
paru-paru secara in vitro.
15. Sophora flavescens Kurarinon Flavonoid Menghambat efek sitopatik, RNA HCoV-OC43 in vitro (Min et al.,
(akar) virus ekstraseluler dan intraseluler 2020)
serta ekspresi protein virus dan
menghambat replikasi.
16. Strobilanthes cusia Triptantrin, Alkaloid Menghambat efek sitopatik dan H-CoV NL63 in vitro (Tsai et al.,
(daun) indigodol B menurunkan produksi virus. 2020)
17. Torreya nucifera Biflavone Flavonoid Menghambat 3CLpro. SARS-CoV in vitro (Bae et al.,
(daun) amentoflavone 2010)
18. Urtica dioica Agglutinin Lektin monomer Melindungi tikus terhadap SARS-CoV in vivo (Kumaki et
kematian, menghambat infeksi al., 2011)
dengan menargetkan tahap awal
siklus replikasi virus.
58
IBV: Infectious bronchitis virus, SARS-CoV: Severe acute respiratory syndrome-Coronavirus, H-CoV : Human Coronavirus,
MERS-CoV: Middle east respiratory syndrome -Coronavirus
59
60
3. Caesalpinia minax (biji) Bonducellpin D Terpenoid Berikatan dengan SARS-CoV SARS-CoV & (Gurung et al.,
Mpro dan MERS-CoV Mpro MERS-CoV 2020)
4. Camellia sinensis / teh Epigalokatekin galate, Polifenol Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Ghosh &
hijau (daun) epikatekin galat & Chakraborty,
galokatekin-3-galat) 2020)
5. Centella asiatica Asam asiatik Triterpenoid Menghambat Mpro. SARS-CoV-2 (Azim et al.,
2020)
61
62
vitro. Dalam model in vivo, hermin dapat menghambat replikasi virus (D. Chen et al.,
2018).
Punica granatum L. mengandung punicalagin yang dapat mengurangi efek
sitopatik dan menurunkan mortalitas dan meredakan gejala klinis dengan
menghambat replikasi virus pada tikus terinfeksi EV71 (Y. Yang et al., 2012).
Flavonoid yang terdapat pada bunga Robinia pseudoacacia cv. idaho memiliki
aktivitas menghambat infeksi virus EV71 (H. Guo et al., 2019). Ekstrak akar dari
sage merah (Salvia miltiorrhiza) memiliki kandungan senyawa magnesium
litospermat B dan asam rosmarinat. Senyawa tersebut mempunyai aktivitas antivirus
EV71 dengan mekanisme mengurangi produksi partikel virus, ekspresi RNA virus
dan memblokir proses translasi virus EV71 in vitro (Chung et al., 2015). Penelitian
dengan model in vivo menunjukkan bahwa asam rosmarinat mempengaruhi tahap
awal infeksi virus EV71 dan dapat menargetkan partikel virus secara langsung
(Hsieh et al., 2020). Ekstrak Saururus chinensis (Lour.) Baill mengandung senyawa
rutin yang dapat memblokir infeksi dan replikasi virus dengan menghambat aktivasi
jalur sinyal MEK1-ERK. EV71 in vitro (Wang et al., 2015).
64
menghambat replikasi virus
pada tikus terinfeksi.
9. Robinia pseudoacacia Flavonoid Flavonoid Menghambat infeksi virus. EV71 in vitro (H. Guo et
cv. idaho (bunga) al., 2019)
10. Salvia miltiorrhiza Magnesium litospermat Flavonoid Mengurangi produksi partikel EV71 in vitro (Chung et
(radix) B dan asam rosmarinat virus, ekspresi RNA virus dan al., 2015)
memblokir proses translasi
virus.
Asam rosmarinat Flavonoid Mempengaruhi tahap awal EV71 in vivo (Hsieh et
infeksi virus dan dapat al., 2020)
menargetkan partikel virus
secara langsung.
11. Saururus chinensis Rutin Flavonoid Memblokir infeksi dan replikasi EV71 in vitro (Wang et
(Lour.) Baill (bagian virus dengan menghambat al., 2015)
yang tumbuh di atas aktivasi jalur sinyal MEK1-
tanah) ERK.
CV-A16: Coxsackievirus A 16; CVB3: Coxsackievirus B3; EV71: Enterovirus A71; HRV14: Human rhinovirus-14; HRV3:
Human rhinovirus 3
65
66
telah digunakan untuk mengobati gejala flu selama lebih dari dua ribu tahun di Cina
dan Jepang. Yakammaoto mencegah perlekatan virus, internalisasi, dan replikasi
coxsackievirus B4 secara in vitro (Yen et al., 2014).
70
Qinggan Flos Lonicerae asam nukleat dan 2020)
Fructus Arctii meningkatkan penyerapan
Fructus Forsythiae suspensa eksudat inflamasi pneumonia
Gypsum Fibrosum tanpa reaksi yang merugikan.
Herba Artemisiae annuae
Herba Ephedra sinica
Herba Menthae haplocalycis
Radix Glycyrrhizae
Radix Scutellariae baicalensis
Rhizoma Anemarrhenae
Semen Armeniacae amarum
5. Cairan oral Jinxin Ephedra sinica Caulis Menghambat respon inflamasi RSV in vivo (Shen et al.,
Prunus armeniaca L. Semen melalui blokade NOD-like 2018)
Morus alba L. Velamen receptor protein 3 (NLRP3).
Scutellariae baicalensis Radix
Peucedanum praeruptorum Radix
Lepidium apetalum Semen
Polygonum cuspidatum Root et
Rootstalk
Gypsum Fibrosum
6. Cairan oral Kang- Isatis indigotica Radix Menurunkan kerentanan H1N1 in vitro (H. Chen et
Bing-Du Phragmites communis Rhizome terhadap virus influenza al., 2017)
Rehmannia glutinosa Radix melalui pensinyalan antivirus
Curcuma wenyujin Radix mitokondria.
Anemarrhena asphodeloide
Rhizome
Acorus tatarinowii Rhizome
Pogostemon Herba
Forsythia suspensa Fructus
Gypsum Fibrosum
71
Lonicerae japonicae Flos Menghambat replikasi SARS- SARS-COV- in vitro (Runfeng et
Ephedrae Herba COV-2, mempengaruhi 2 al., 2020)
Armeniacae amarum Semen morfologi virus dan
Radix Isatidis memberikan aktivitas
Dryopteridis rassirhizomatis antiinflamasi.
Rhizoma
Houttuyniae Herba
Pogostemonis Herba
Radix et Rhizoma Rhei
Radix et Rhizoma Rhodiolae
crenulatae
Radix et Rhizoma Glycyrrhizae
Mentha haplocalyx
Gypsum Fibrosum (Jia et al.,
2015)
8. Liu-He-Tang Agastache rugosus Herba Menghambat pembentukan RSV in vitro (Chang et al.,
Amomum villosum Semen plak yang diinduksi virus, 2011)
Atractylodes macrocephala mencegah perlekatan dan
Rhizome internalisasi virus,
Chaenomeles sinensis Fructus menstimulasi sel epitel untuk
Dolichos lablab L. Semen mensekresi IFN-β and TNF-α.
Glycyrrhiza uralensis Radix
Magnolia officinalis Cortex
Panax ginseng Radix
Pinellia ternate Root et Caulis
Poria cocos Sclerotium
Prunus armeniaca Semen
Zingiber officinale Rhizome
Ziziphus jujuba Fructus
9. Cairan oral Ekstrak dari: Menghambat SARS-CoV-2 SARS-CoV-2 in vitro (Su et al.,
Shuanghuanglian Lonicera japonica Thunb. 3CLpro serta replikasi SARS- 2020)
Scutellaria baicalensis Georgi CoV-2.
Forsythia suspense (Thunb.) Vahl
72
10. Xiao-Qing-Long- Ephedra sinica Caulis Menghambat pembentukan RSV in vitro (Chang et al.,
Tang Cinnamomum cassia Twig plak yang diinduksi RSV, 2013)
Paeonia lactiflora Radix mencegah perlekatan dan
Glycyrrhiza uralensis Radix internalisasi virus,
Zingiber officinale Rhizome menstimulasi sel epitel untuk
Pinellia ternata Tuber mensekresi IFN-β sebelum
dan sesudah inokulasi virus
Asarum heterotropides Herba
untuk menangkal infeksi virus.
Schisandra chinensis Fructus
11. Yakammaoto Ephedra sinica Caulis Mencegah perlekatan virus, CV-B4 in vitro (Yen et al.,
Pinellia ternata Tuber internalisasi, dan replikasi 2014)
Zingiber officinale Rhizome virus.
Tussilago farfara Flos
Aster tataricus Radix et Rhizome
Ziziphus jujube Fructus
Belamcanda chinensis Rhizome
Asarum sieboldii Herba
Schisandra chinensis Fructus
CV-B4: Coxsackievirus B4; EV71: Enterovirus 71; RSV: Respiratory syncytial virus; SARS-CoV-2: Severe acute respiratory syndrome-coronavirus 2
73
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tinjauan literatur sistematik yang telah dilakukan, maka
penulis mengambil beberapa kesimpulan berikut.
1. Tanaman herbal dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit
infeksi virus di saluran pernapasan, dan merupakan sumber yang potensial
untuk pengembangan obat antivirus.
2. Tanaman herbal yang terbukti memiliki aktivitas imunomodulator yaitu
Acacia catechu L., Atractylodis macrocephalae Koidz, Camellia sinensis,
Corchorus olitorius, Eupatorium fortunei, Houttuynia cordata, Panax
ginseng, Psidium guajava Linn, Pueraria lobata (Willd.) Ohwi, dan Rapanea
melanophloeos.
3. Tanaman herbal yang terbukti memiliki aktivitas antivirus yaitu Aesculus
hippocastanum L., Aglaia, Aloe vera, Andrographis paniculata, Angelica
dahurica, Apium graveolens, Asclepiadaceae, Caesalpinia minax, Camellia
sinensis, Centella asiatica, Cimicifuga heracleifolia, Cinnamomum cassia,
Cleistocalyx operculatus, Coptischinensis, Coridothymus capitatus L., Crocus
sativus L., Curcuma longa, Cynara scolymus, Dianthus superbus L., Ecklonia
cava, Epimedium koreanum, Forsythia suspensa, Gardeniae, Glycyrrhiza
uralensis, Griffithsia sp., Houttuynia cordata, Isatis indigotica, K. parviflora,
Lauris nobilis L., Lepidium meyenii, Lithosperm erythrorhizon, Lonicera
japonica, Lophatherum gracile, Melaleuca alternifolia, Menispermaceae,
Mesona chinensis, Myricaceae, Nerium oleander, Ocimum basilicum,
Origanum dictamnus L., P. chinense, Paeonia lactiflora, Panax ginseng,
Paulownia tomentosa, Peganum harmala, Peperomia sui, Petroselinum
crispum, Phellodendri amurense, Polygonaceae, Punica granatum L., Rheum
palmatum L., Robinia pseudoacacia, Rubus coreanus, Salvia fruticosa,
Sambucus formosana, Saururus chinensis, Scutellaria baicalensis, Silybum
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
75
5.2 Saran
Penerapan model eksperimen in vivo dan klinis dianjurkan untuk
mengembangkan pengobatan antivirus yang efektif. Studi tambahan juga dianjurkan
untuk memeriksa kemungkinan adanya interaksi pada terapi kombinasi dengan obat
herbal lain atau dengan obat konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Aanouz, I., Belhassan, A., El-Khatabi, K., Lakhlifi, T., El-ldrissi, M., & Bouachrine,
M. (2020). Moroccan Medicinal plants as inhibitors against SARS-CoV-2 main
protease: Computational investigations. Journal of Biomolecular Structure and
Dynamics, 1–9. https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1758790
Annunziata, F., Pinna, C., Dallavalle, S., Tamborini, L., & Pinto, A. (2020). An
overview of coumarin as a versatile and readily accessible scaffold with broad-
ranging biological activities. International Journal of Molecular Sciences,
21(13), 1–83. https://doi.org/10.3390/ijms21134618
Ao, H. G., Iu, L. L., Zhang-yi, Q. U., Ei, F. W., Ang, S. W., Hen, G. C., & In, L. Q.
(2011). Anti-adenovirus Activities of Shikonin , a Component of Chinese Herbal
Medicine in Vitro. 34(February), 197–202. Diambil dari
https://doi.org/10.1248/bpb.34.197
Arreola, R., Quintero-Fabián, S., López-Roa, R. I., Flores-Gutiérrez, E. O., Reyes-
Grajeda, J. P., Carrera-Quintanar, L., & Ortuño-Sahagún, D. (2015).
Immunomodulation and Anti-Inflammatory Effects of Garlic Compounds.
Journal of Immunology Research. https://doi.org/10.1186/1471-244X-12-121
Azim, K. F., Ahmed, S. R., Banik, A., Khan, M. M. R., Deb, A., & Somana, S. R.
(2020). Screening and druggability analysis of some plant metabolites against
SARS-CoV-2: An integrative computational approach. Informatics in Medicine
Unlocked, 20, 100367. https://doi.org/10.1016/j.imu.2020.100367
Bae, Y., Jae, H., Hoon, J., Min, Y., Park, J., Kim, D., … Song, W. (2010). Bioorganic
& Medicinal Chemistry Biflavonoids from Torreya nucifera displaying SARS-
CoV 3CL pro inhibition. Bioorganic & Medicinal Chemistry, 18(22), 7940–
7947. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2010.09.035
Barker, D. (2019). Lignans. Molecules, 24(7), 2–5.
https://doi.org/10.3390/molecules24071424
Bennett, L., & Waterer, G. (2016). Control Measures for Human Respiratory Viral
Infection. Seminars in Respiratory and Critical Care Medicine, 37(4), 631–639.
https://doi.org/10.1055/s-0036-1584792
Bhuyan, D. J., & Basu, A. (2017). Phenolic compounds: Potential Health Benefits
and Toxicity. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/319464899_Phenolic_compounds_Pot
ential_Health_Benefits_and_Toxicity
Bradley, B. T., & Bryan, A. (2019). Emerging respiratory infections: The infectious
disease pathology of SARS, MERS, pandemic influenza, and Legionella.
Seminars in Diagnostic Pathology, Vol. 36, hal. 152–159.
https://doi.org/10.1053/j.semdp.2019.04.006
CDC. (2017). Prevention. Diambil dari
https://www.cdc.gov/pictureofamerica/pdfs/picture_of_america_prevention.pdf
Chang, J. S., Wang, K. C., Shieh, D. E., & Chiang, L. C. (2011). Liu-He-Tang
inhibited plaque formation by human respiratory syncytial virus infection in cell
lines of the human respiratory tract. Journal of Ethnopharmacology, 137(3),
1149–1155. https://doi.org/10.1016/j.jep.2011.07.043
Chang, J. S., Wang, K. C., Yeh, C. F., Shieh, D. E., & Chiang, L. C. (2013). Fresh
ginger (Zingiber officinale) has anti-viral activity against human respiratory
syncytial virus in human respiratory tract cell lines. Journal of
Ethnopharmacology, 145(1), 146–151. https://doi.org/10.1016/j.jep.2012.10.043
Chang, J. S., Yeh, C. F., Wang, K. C., Shieh, D. E., Yen, M. H., & Chiang, L. C.
(2013). Xiao-Qing-Long-Tang (Sho-seiryu-to) inhibited cytopathic effect of
human respiratory syncytial virus in cell lines of human respiratory tract.
Journal of Ethnopharmacology, 147(2), 481–487.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.03.044
Chattopadhyay, N., & Maurya, R. (2015). Herbal Medicine. In Reference Module in
Biomedical Research (hal. 1–2). https://doi.org/10.2165/00128415-200812320-
00058
Chen, D., Tian, X., Zou, X., Xu, S., Wang, H., Zheng, N., & Wu, Z. (2018). Harmine,
a small molecule derived from natural sources, inhibits enterovirus 71
replication by targeting NF-κB pathway. International Immunopharmacology,
https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1779818
Gopalakrishnan, S., & Ganeshkumar, P. (2013). Systematic Reviews and Meta-
analysis: Understanding the Best Evidence in Primary Healthcare. J Family Med
Prim Care, 2(1), 9–14. https://doi.org/10.4103/2249-4863.109934
Gu, W., Wang, W., Li, X. N., Zhang, Y., Wang, L. P., Yuan, C. M., Hao, X. J.
(2015). A novel isocoumarin with anti-influenza virus activity from
Strobilanthes cusia. Fitoterapia, 107, 60–62.
https://doi.org/10.1016/j.fitote.2015.10.009
Guo, H., Wan, X., Niu, F., Sun, J., Shi, C., Ye, J. M., & Zhou, C. (2019). Evaluation
of antiviral effect and toxicity of total flavonoids extracted from Robinia
pseudoacacia cv. idaho. Biomedicine and Pharmacotherapy, 118(May), 109335.
https://doi.org/10.1016/j.biopha.2019.109335
Guo, S., Gao, Y., Jin, Y., Tian, X., & Cui, X. (2014). The inhibitory effect of iridoid
glycoside extracted from Fructus Gardeniae on intracellular acidification and
extracellular Ca2+ influx induced by influenza A virus. Experimental Biology
and Medicine, 239(8), 986–997. https://doi.org/10.1177/1535370214530361
Gurung, A. B., Ali, M. A., Lee, J., Farah, M. A., & Al-Anazi, K. M. (2020).
Unravelling lead antiviral phytochemicals for the inhibition of SARS-CoV-2
Mpro enzyme through in silico approach. Life Sciences, 255(117831).
https://doi.org/10.1016/j.lfs.2020.117831
Ha, T. K. Q., Dao, T. T., Nguyen, N. H., Kim, J., Kim, E., Cho, T. O., & Oh, W. K.
(2016). Antiviral phenolics from the leaves of Cleistocalyx operculatus.
Fitoterapia, 110, 135–141. https://doi.org/10.1016/j.fitote.2016.03.006
Hour, M. J., Huang, S. H., Chang, C. Y., Lin, Y. K., Wang, C. Y., Chang, Y. S., &
Lin, C. W. (2013). Baicalein, ethyl acetate, and chloroform extracts of
Scutellaria baicalensis inhibit the neuraminidase activity of pandemic 2009
H1N1 and seasonal influenza A viruses. Evidence-based Complementary and
Alternative Medicine, 2013. https://doi.org/10.1155/2013/750803
Hsieh, C. F., Jheng, J. R., Lin, G. H., Chen, Y. L., Ho, J. Y., Liu, C. J., Horng, J. T.
(2020). Rosmarinic acid exhibits broad anti-enterovirus A71 activity by
inhibiting the interaction between the five-fold axis of capsid VP1 and cognate
sulfated receptors. Emerging Microbes and Infections, 9(1), 1194–1205.
https://doi.org/10.1080/22221751.2020.1767512
Hsieh, Y. J., Yen, M. H., Chiang, Y. W., Yeh, C. F., Chiang, L. C., Shieh, D. E.,
Chang, J. S. (2016). Gan-Lu-Siao-Du-yin, a prescription of traditional Chinese
medicine, inhibited enterovirus 71 replication, translation, and virus-induced cell
apoptosis. Journal of Ethnopharmacology, 185, 132–139.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2016.03.034
Hu, W.-C. (2020). Use interleukin-10 as the therapeutic agent for COVID-19. (3).
https://doi.org/10.31219/osf.io/arfhb
Huang, W., Zhang, X., Wang, Y., Ye, W., Ooi, V. E. C., Chung, H. Y., & Li, Y.
(2010). Antiviral biflavonoids from Radix Wikstroemiae (Liaogewanggen).
Chinese Medicine, 5, 2–7. https://doi.org/10.1186/1749-8546-5-23
Impellizzeri, F. M., & Bizzini, M. (2012). Systematic Review and Meta-Analysis: A
Primer. The International Journal of Sports Physical Therapy, 7(5), 493–503.
Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3474302/pdf/ijspt-
07-493.pdf
Ji, P., Chen, C., Hu, Y., Zhan, Z., Pan, W., Li, R., … Yang, G. (2015). Antiviral
activity of Paulownia tomentosa against enterovirus 71 of hand, foot, and mouth
disease. Biological and Pharmaceutical Bulletin, 38(1), 1–6.
https://doi.org/10.1248/bpb.b14-00357
Jia, W., Wang, C., Wang, Y., Pan, G., Jiang, M., Li, Z., & Zhu, Y. (2015). Qualitative
and quantitative analysis of the major constituents in Chinese medical
preparation lianhua-qingwen capsule by UPLC-DAD-QTOF-MS. Scientific
World Journal, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/731765
Kabir, M. S. (2017). Pathogenic Viruses of the Respiratory Tract – A review. Asian
Pacific Journal of Tropical Disease, 7(5), 316–320. Diambil dari
https://doi.org/10.12980/apjtd.7.2017D6-423
Kapoor, R., Sharma, B., & Kanwar, S. S. (2017). Antiviral Phytochemicals: An
Overview. Biochemistry & Physiology: Open Access, 06(02).
https://doi.org/10.4172/2168-9652.1000220
Ke, L., Wen, T., Bradshaw, J., Zhou, J., & Rao, P. (2012). Antiviral Decoction of
Isatidis Radix ( bn lán gēn) Inhibited Influenza Virus Adsorption on MDCK
Cells by Cytoprotective Activity. Journal of Traditional and Complementary
Medicine, 2(1), 47–51. https://doi.org/10.1016/S2225-4110(16)30070-0
Keun, J., Curtis-long, M. J., Ho, K., Wook, D., Won, H., Joo, H., & Hun, K. (2013).
Geranylated flavonoids displaying SARS-CoV papain-like protease inhibition
from the fruits of Paulownia tomentosa. Bioorganic & Medicinal Chemistry,
21(11), 3051–3057. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2013.03.027
Khan, M. S. A., & Ahmad, I. (2018). Herbal Medicine: Current Trends and Future
Prospects. New Look to Phytomedicine, 3–13. https://doi.org/10.1016/B978-0-
12-814619-4.00001-X
Kim, D. E., Min, J. S., Jang, M. S., Lee, J. Y., Shin, Y. S., Park, C. M., Kwon, S.
(2019). Natural bis-benzylisoquinoline alkaloids-tetrandrine, fangchinoline, and
cepharanthine, inhibit human coronavirus oc43 infection of mrc-5 human lung
cells. Biomolecules, 9(11). https://doi.org/10.3390/biom9110696
Kim, J. H., Weeratunga, P., Kim, M. S., Nikapitiya, C., Lee, B. H., Uddin, M. B., …
Lee, J. S. (2016). Inhibitory effects of an aqueous extract from Cortex
Phellodendri on the growth and replication of broad-spectrum of viruses in vitro
and in vivo. BMC Complementary and Alternative Medicine, 16(1), 1–13.
https://doi.org/10.1186/s12906-016-1206-x
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing Systematic Reviews.
https://doi.org/10.5144/0256-4947.2017.79
Kumaki, Y., Wandersee, M. K., Smith, A. J., Zhou, Y., Simmons, G., Nelson, N. M.,
… Barnard, D. L. (2011). Inhibition of severe acute respiratory syndrome
coronavirus replication in a lethal SARS-CoV BALB/c mouse model by stinging
nettle lectin, Urtica dioica agglutinin. Antiviral Research, 90(1), 22–32.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2011.02.003
Labitt, R. N., Danneels, A., Millet, J. K., Karin, S., Palmer, K. E., Whittaker, G. R.,
… Belouzard, S. (2016). Middle East respiratory syndrome coronavirus
https://doi.org/10.1016/j.jep.2013.08.056
Liu, Z., Li, X., Gou, C., Li, L., Luo, X., Zhang, C., Wang, X. (2020). Effect of Jinhua
Qinggan granules on novel coronavirus pneumonia in patients. Journal of
Traditional Chinese Medicine, 40(3), 467–472.
https://doi.org/10.19852/j.cnki.jtcm.2020.03.016
Lu, L., Zhang, H., Dauphars, D. J., & He, Y. W. (2020). A Potential Role of
Interleukin 10 in COVID-19 Pathogenesis. Trends in Immunology, xx(xx), 1–3.
https://doi.org/10.1016/j.it.2020.10.012
Lv, X., Qiu, M., Chen, D., Zheng, N., Jin, Y., & Wu, Z. (2014). Apigenin inhibits
enterovirus 71 replication through suppressing viral IRES activity and
modulating cellular JNK pathway. Antiviral Research, 109(1), 30–41.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2014.06.004
Ma, Q., Li, R., Pan, W., Huang, W., Liu, B., Xie, Y., Yang, Z. (2020). Phillyrin (KD-
1) exerts anti-viral and anti-inflammatory activities against novel coronavirus
(SARS-CoV-2) and human coronavirus 229E (HCoV-229E) by suppressing the
nuclear factor kappa B (NF-κB) signaling pathway. Phytomedicine, 78(July),
153296. https://doi.org/10.1016/j.phymed.2020.153296
Ma, Y., Cong, W., Huang, H., Sun, L., Mai, A. H., Boonen, K., Luyten, W. (2018).
Identification of fukinolic acid from Cimicifuga heracleifolia and its derivatives
as novel antiviral compounds against enterovirus A71 infection. International
Journal of Antimicrobial Agents, 53(2), 128–136.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2018.07.014
Mehrbod, P., Abdalla, M. A., Fotouhi, F., Heidarzadeh, M., Aro, A. O., Eloff, J. N.,
… Fasina, F. O. (2018). Immunomodulatory properties of quercetin-3-O-α-L-
rhamnopyranoside from Rapanea melanophloeos against influenza a virus. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 18(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12906-018-2246-1
Mendoza, J. del V., Pumarola, T., Gonzales, L. A., & del Valle, L. J. (2014).
Antiviral activity of maca (Lepidium meyenii) against human influenza virus.
Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 7(S1), S415–S420.
https://doi.org/10.1016/S1995-7645(14)60268-6
Min, J. S., Kim, D. E., Jin, Y.-H., & Kwon, S. (2020). Kurarinone Inhibits HCoV-
OC43 Infection by Impairing the Virus-Induced Autophagic Flux in MRC-5
Human Lung Cells. Journal of Clinical Medicine, 9(7), 2230.
https://doi.org/10.3390/jcm9072230
Montealegre-Gómez, G., Garavito, E., Gómez-López, A., Rojas-Villarraga, A., &
Parra-Medina, R. (2020). Colchicine: A potential therapeutic tool against
COVID-19. Experience of 5 patients. Reumatologia Clinica, (xx), 1–5.
https://doi.org/10.1016/j.reuma.2020.05.001
Moradi, M. T., Karimi, A., Rafieian-Kopaei, M., & Fotouhi, F. (2017). In vitro
antiviral effects of Peganum harmala seed extract and its total alkaloids against
Influenza virus. Microbial Pathogenesis, 110, 42–49.
https://doi.org/10.1016/j.micpath.2017.06.014
Mpiana, P. T., Ngbolua, K. te N., Tshibangu, D. S. T., Kilembe, J. T., Gbolo, B. Z.,
Mwanangombo, D. T., … Tshilanda, D. D. (2020). Identification of potential
inhibitors of SARS-CoV-2 main protease from Aloe vera compounds: A
molecular docking study. Chemical Physics Letters, 754(137751).
https://doi.org/10.1016/j.cplett.2020.137751
Müller, C., Schulte, F. W., Lange-Grünweller, K., Obermann, W., Madhugiri, R.,
Pleschka, S., … Grünweller, A. (2018). Broad-spectrum antiviral activity of the
eIF4A inhibitor silvestrol against corona- and picornaviruses. Antiviral
Research, 150(October 2017), 123–129.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2017.12.010
Murugan, N. A., Pandian, C. J., & Jeyakanthan, J. (2020). Computational
investigation on Andrographis paniculata phytochemicals to evaluate their
potency against SARS-CoV-2 in comparison to known antiviral compounds in
drug trials Computational investigation on Andrographis paniculata
phytochemicals to evaluate. Journal of Biomolecular Structure and Dynamics,
1–12. https://doi.org/10.1080/07391102.2020.1777901
Musdja, Y. (2020). Modulation of Macrophage Immune Responses of Uncaria
3737. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2013.04.026
Rahayu, R. P., Prasetyo, R. A., Purwanto, D. A., Kresnoadi, U., Iskandar, R. P. D., &
Rubianto, M. (2018). The immunomodulatory effect of green tea (Camellia
sinensis) leaves extract on immunocompromised Wistar rats infected by Candida
albicans. Veterinary World, 11(6), 765–770.
https://doi.org/10.14202/vetworld.2018.765-770
Roy, A. (2017). A Review on the Alkaloids an Important Therapeutic Compound
from Plants. International Journal of Plant Biotechnology, 3(2), 1–9.
https://doi.org/10.231/JIM.0b013e3181948b37
Runfeng, L., Yunlong, H., Jicheng, H., Weiqi, P., Qinhai, M., Yongxia, S., … Zifeng,
Y. (2020). Lianhuaqingwen exerts anti-viral and anti-inflammatory activity
against novel coronavirus (SARS-CoV-2). Pharmacological Research,
156(March), 104761. https://doi.org/10.1016/j.phrs.2020.104761
Salinas, F. M., Vázquez, L., Gentilini, M. V., O´Donohoe, A., Regueira, E., Nabaes
Jodar, M. S., … Bueno, C. A. (2019). Aesculus hippocastanum L. seed extract
shows virucidal and antiviral activities against respiratory syncytial virus (RSV)
and reduces lung inflammation in vivo. Antiviral Research, 164, 1–11.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2019.01.018
Schwarz, S., Wang, K., Yu, W., Sun, B., & Schwarz, W. (2011). Emodin inhibits
current through SARS-associated coronavirus 3a protein. Antiviral Research,
90(1), 64–69. https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2011.02.008
Seniya, C., Shrivastava, S., Singh, S. K., & Khan, G. J. (2014). Analyzing the
interaction of a herbal compound Andrographolide from Andrographis
paniculata as a folklore against swine flu (H1N1). Asian Pacific Journal of
Tropical Disease, 4(S2), S624–S630. https://doi.org/10.1016/S2222-
1808(14)60692-7
Shen, C., Zhang, Z., Xie, T., Ji, J., Xu, J., Lin, L., Zhao, X. (2020). Rhein suppresses
lung inflammatory injury induced by human respiratory syncytial virus through
inhibiting NLRP3 inflammasome activation via NF-κB pathway in mice.
Frontiers in Pharmacology, 10(January), 1–11.
https://doi.org/10.3389/fphar.2019.01600
Shen, C., Zhang, Z., Xie, T., Xu, J., Yan, J., Kang, A., Shan, J. (2018). Jinxin oral
liquid inhibits human respiratory syncytial virus-induced excessive
inflammation associated with blockade of the NLRP3/ASC/Caspase-1 pathway.
Biomedicine and Pharmacotherapy, 103(February), 1376–1383.
https://doi.org/10.1016/j.biopha.2018.04.174
Shi, H., Ren, K., Lv, B., Zhang, W., Zhao, Y., Tan, R. X., & Li, E. (2016). Baicalin
from Scutellaria baicalensis blocks respiratory syncytial virus (RSV) infection
and reduces inflammatory cell infiltration and lung injury in mice. Scientific
Reports, 6(October), 1–12. https://doi.org/10.1038/srep35851
Sissi, W.-G., & Benzie, I. (2011). An Introduction to Its History, Usage, Regulation,
Current Trends, and Research Needs. In Herbal Medicine: Biomolecular and
Clinical Aspects. 2nd edition. Diambil dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK92773/
Song, J. H., & Choi, H. J. (2011). Silymarin efficacy against influenza A virus
replication. Phytomedicine, 18(10), 832–835.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2011.01.026
Song, Jae Hyoung, Choi, H. J., Song, H. H., Hong, E. H., Lee, B. R., Oh, S. R., Ko,
H. J. (2014). Antiviral activity of ginsenosides against coxsackievirus B3,
enterovirus 71, and human rhinovirus 3. Journal of Ginseng Research, 38(3),
173–179. https://doi.org/10.1016/j.jgr.2014.04.003
Sornpet, B., Potha, T., Tragoolpua, Y., & Pringproa, K. (2017). Antiviral activity of
five Asian medicinal pant crude extracts against highly pathogenic H5N1 avian
influenza virus. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 10(9), 871–876.
https://doi.org/10.1016/j.apjtm.2017.08.010
Su, H. xia, Yao, S., Zhao, W. feng, Li, M. jun, Liu, J., Shang, W. juan, Xu, Y. chun.
(2020). Anti-SARS-CoV-2 activities in vitro of Shuanghuanglian preparations
and bioactive ingredients. Acta Pharmacologica Sinica, (June).
https://doi.org/10.1038/s41401-020-0483-6
Sunil, M. A., Sunitha, V. S., Ashitha, A., Neethu, S., Midhun, S. J., Radhakrishnan,
E. K., & Jyothis, M. (2019). Catechin rich butanol fraction extracted from
Acacia catechu L. (a thirst quencher) exhibits immunostimulatory potential.
Journal of Food and Drug Analysis, 27(1), 195–207.
https://doi.org/10.1016/j.jfda.2018.06.010
Thawabteh, A., Juma, S., Bader, M., Karaman, D., Scrano, L., Bufo, S. A., &
Karaman, R. (2019). The Biological Activity of Natural Alkaloids against
Herbivores, Cancerous Cells and Pathogens. Toxins, 11(656), 1–28.
https://doi.org/doi:10.3390/toxins11110656
Tobaiqy, M., Qashqary, M., Al-Dahery, S., Mujallad, A., Hershan, A. A., Kamal, M.
A., & Helmi, N. (2020). Therapeutic Management of COVID-19 Patients: A
systematic review. Infection Prevention in Practice, (May), 100061.
https://doi.org/10.1016/j.infpip.2020.100061
Tran, T. T., Kim, M., Jang, Y., Lee, H. W., Nguyen, H. T., Nguyen, T. N., Kim, J. C.
(2017). Characterization and mechanisms of anti-influenza virus metabolites
isolated from the Vietnamese medicinal plant Polygonum chinense. BMC
Complementary and Alternative Medicine, 17(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12906-017-1675-6
Tsai, Y. C., Lee, C. L., Yen, H. R., Chang, Y. S., Lin, Y. P., Huang, S. H., & Lin, C.
W. (2020). Antiviral action of tryptanthrin isolated from strobilanthes cusia leaf
against human coronavirus nl63. Biomolecules, 10(3).
https://doi.org/10.3390/biom10030366
Tseliou, M., Pirintsos, S. A., Lionis, C., Castanas, E., & Sourvinos, G. (2019).
Antiviral effect of an essential oil combination derived from three aromatic
plants (Coridothymus capitatus (L.) Rchb. f., Origanum dictamnus L. and Salvia
fruticosa Mill.) against viruses causing infections of the upper respiratory tract.
Journal of Herbal Medicine, 17–18(March 2018), 100288.
https://doi.org/10.1016/j.hermed.2019.100288
Tutik, R., & Hariyati, S. (2010). Mengenal Sistematic Review Theory dan Studi
Kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia, 13(2), 124–132. Diambil dari
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/242
498. https://doi.org/10.1080/03079457.2011.605107
Yu, J. wang, Wang, L., & Bao, L. dao. (2020). Exploring the active compounds of
traditional Mongolian medicine in intervention of novel coronavirus (COVID-
19) based on molecular docking method. Journal of Functional Foods, 71,
104016. https://doi.org/10.1016/j.jff.2020.104016
Yu, M. S., Lee, J., Lee, J. M., Kim, Y., Chin, Y. W., Jee, J. G., Jeong, Y. J. (2012).
Identification of myricetin and scutellarein as novel chemical inhibitors of the
SARS coronavirus helicase, nsP13. Bioorganic and Medicinal Chemistry
Letters, 22(12), 4049–4054. https://doi.org/10.1016/j.bmcl.2012.04.081
Yu, R., Chen, L., Lan, R., Shen, R., & Li, P. (2020). Computational screening of
antagonists against the SARS-CoV-2. International Journal of Antimicrobial
Agents, 7(29). https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.106012
Zhi, H. J., Zhu, H. Y., Zhang, Y. Y., Lu, Y., Li, H., & Chen, D. F. (2019). In vivo
effect of quantified flavonoids-enriched extract of Scutellaria baicalensis root on
acute lung injury induced by influenza A virus. Phytomedicine, 57, 105–116.
https://doi.org/10.1016/j.phymed.2018.12.009
Zi-Kai, G., Ya-Qun, L., Qing-Hua, C., Rui-Kun, D., & Jing-Zhen, T. (2019).
Exploration of the mechanisms of Ge Gen Decoction against influenza A virus
infection. Chinese Journal of Natural Medicine, 17(9), 0650–0662.
https://doi.org/10.1016/S1875-5364(19)30079-2
Zu, M., Yang, F., Zhou, W., Liu, A., Du, G., & Zheng, L. (2012). In vitro anti-
influenza virus and anti-inflammatory activities of theaflavin derivatives.
Antiviral Research, 94(3), 217–224.
https://doi.org/10.1016/j.antiviral.2012.04.001
95
Asam kafeat Asam elagik Asam erukat Asam fukinolat
96
Beta-escin Beta-eudesmol Bonducellpin D Cepharanthin
97
Flavonoid Forsythosida A Furanokumarin Galokatekin-3-galat
98
Kuersetin-7-o-glukosida
Kuersetin Kuersetin-3-glukosida Kuersetin-3-o-α-l-
rhamnopyranosida
99
Oksipseucedanin Palmatin Phillyrin Psoralen
100
Tansinon Terpinen-4-ol Tetrametill luteolin
Tetrandin
Withaferin A Wogonin
101
102