Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MPKT-A

MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU, KELOMPOK DAN MASYARAKAT

MPKT-A 26

HG-4

Nama Anggota:

Rafli Baihaqi (1706024564)

Maura Salsabila (1706025081)

Bregas Pambudy (1706022565)

Hana Safira (1706027036)

Pramudita Satriya (1706070961)

Nurul Aulia Ditami (1706070942)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2018
ABSTRAK

Dunia ini luas, banyak beragam individu, masyarakat dan kebudayaan yang

berbeda-beda. Kemampuan seorang individu dilihat oleh kecerdasaanya dalam 3

kategori. Setiap kelompok pasti ada tahap-tahap dalam pembentukan dan

kenyamanan. Komunikasi adalah kunci dunia. Komunikasi membutuhkan komponen

komunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik, maka eksistensi sebuah

kebudayaan dapat terancam.

Kata Kunci: Individu, Masyarakat, Kebudayaan, Kecerdasaan dan Komunikasi

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah buku ajar 2 ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana, guna

memenuhi tugas MPKT-A. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Depok, 18 Maret 2018

HG-4

3
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1

ABSTRAK………………………………………………………………… 2

KATA PENGANTAR .................................................................................. 3

DAFTAR ISI ................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 6

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 6

1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 8

2.1 Fungsi Otak ............................................................................................. 8

2.1.1 Jenis-Jenis Kecerdasan ......................................................................... 10

2.2 Perbedaan Individual ............................................................................... 11

2.2.1 Temperamen ......................................................................................... 13

2.3 Individu dan kelompok ........................................................................... 15

2.4 Komunikasi ............................................................................................. 18

4
2.4.1 Kepimpinan .......................................................................................... 20

2.5 Pengertian Masyarakat ............................................................................ 23

2.5.1 Fungsi Masyarakat ............................................................................... 23

2.5.2 Masyarakat Berdasarkan Mata Pencahariannya ................................... 24

2.6 Memahami Konsep Kebudayaan ............................................................ 26

2.6.1 Wujud dan Unsur Universal Kebudayaan ............................................ 28

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 30

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 30

3.2 Saran ..................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 31

5
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui manusia adalah makhluk sosial, artinya kita selalu

memperlukan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Walalupun tiap manusia sudah

diberikan kemampuan dalam berpikir dan berinteraksi terhadap sendiri tetapi tidak

semua tindakan di bumi ini memperlukan diri sendiri dan kita memperlukan bantuan

atau interaksi dengan orang lain untuk mencapai suatu pencpaian tertentu.

Kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sudah bisa

dilakukan beberapa bulan setelah kelahirannya, seperti contohnya suatu bayi yang

baru saja lahir dia menangis karena itulah kemampuan dia dalam berinteraksi dengan

lingkungan baru. Setelah itu kemampuan dia dalam berbicara dan berjalan pertama

kali merupakan pencapaian suatu manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya

yang hanya menggunakan kecerdasan tiap individu yang awaknya diturunkan

kepadanya melalui orang tua-nya, kemudian secara bertahap bertambah berkat

semakin banyak pengalaman yang dialami dalam berinteraksi terhadap dunia.

Dalam proses kelahiran suatu bayi juga tidak bisa dengan diri sendiri, seorang

manusia di pertumbuhan bayi memperlukan orang lain yang bernama “orang tua”

yang dapat membimbing mereka dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendidikan awal didapatkan dari orang tua kemudian dia akan memperlukan bantuan

6
orang lain diluar “orang tua” dalam menjalani interaksi terhadap tantangan yang

disediakan oleh dunia ini

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Menambah pengetahuan pembaca akan kondisi manusia yang benar

2. Menambah pengetahuan pembaca akan kondisi setiap interaksi individu, kelompok

dan masyarakat

3. Memberikan pengetahuan tentang macam-macam tipe kelompok dan langkah-

langkah pembentukan kelompok

4. Memberikan upaya lebih mengetahui untuk berinteraksi kepada masyarakat

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pembentukan kelompok yang benar?

2. Apakah yang membedakan tiap individu?

3. Apakah yang mempengaruhi kecerdasan suatu individu?

4. Bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif?

5. Bagaimanakah evolusi interaksi masyarakat terhadap dunia berkembang?

6. Apakah kebudayaan mempengaruhi setiap aspek kehidupan dalam individu dan

masyarakat?

7
BAB II

Pembahasan

2.1 Fungsi Otak

a. Tiga Serangkai Otak

Menurut MacLean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan evolusi

ini membentuk tiga lapisan, yaitu R-Complex, Limbic System, dan Neocortex.

R-Complex terdiri atas batang otak dan cerebellum; merupakan otak yang

paling tua.Pada reptilian, otak ini paling dominan. Sehingga sering disebut Otak

Reptil. Lapisan ini bertanggung jawab pada pola perilaku bawaan yang penting untuk

kelangsungan hidup diri maupun spesies. Fungsinya antara lain mengendalikan

semua gerakan involunter dari jantung, peredaran darah, reproduksi, dan sebagainya.

Otak Reptil juga bertanggung jawab bagi pola perilaku bawaan yang penting bagi

pertahanan diri. Saat individu hanya dikendalikan oleh Otak Reptilnya, ia bisa

bertindak secara refleks untuk mempertahankan hidupnya tanpa memikirkan secara

cermat apa yang akan dilakukannya saat keadaan darurat, bahaya, atau terdesak.

Bagian otak selanjutnya adalah sistem limbic. Bagian otak ini sering disebut

dengan Otak Mamalia, karena berkembang pada masa awal evolusi mamalia. Sistem

limbik memiliki dua struktur yang paling penting, yaitu Amygdala dan Hippocampus.

Amygdala merupakan sekelompok saraf yang berbentuk seperti kacang

almond. Amygdala merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan

pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Amygdala berperan dalam mengolah

8
dan merespon emosi yang kita terima dari orang lain. Amygdala sangat berperan

terhadap kesehatan kita, dikarenakan amygdalea merespon dalam hal emosi negatif

seperti takut, cemas, putus asa, kecewa, dan sebagainya. Pada manusia, amygdala

membantu untuk memahami ekspresi dari orang yang dihadapinya. Kerusakan pada

amygdala akan membuat individu tidak mampu berempati dengan orang lain.

Hippocampus memiliki peran khusus dalam ingatan (Bethus, Tse, & Morris

dalam King, 2011). Hippocampus berperan penting dalam mengintegrasikan

berbagai rangsangan yang terkait serta membantu dalam membangun ingatan jangka

panjang. Hippocampus memiliki peran penting dalam proses belajar. Apa yang telah

dipelajari dan diingat individu inilah yang nantinya akan turut mempengaruhi

bagaimana seseorang mempresepsi segala sesuatu.

Neocortex adalah lapisan teratas yang mengelilingi Otak Mamalia dan hanya

dimiliki oleh jenis mamalia sehingga disebut sebagai Otak Neomamalian. Neocortex

mengendalikan keterampilan berpikir tingkat tinggi, nalar, pembicaraan, dan berbagai

tipe kecerdasan lainnya. Saat menjumpai masalah rumit atau bahaya, Neocortex-lah

yang paling cocok berfungsi. Hal itu disebabkan karena Neocortex dapat berperan

dengan segala kecanggihannya untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan dan

apa yang sebaiknya tidak dilakukan.

b. Dua belahan Otak

Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan. Masing-masing

mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang

9
berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, operasi

aritmatika, dan masalah sekuensial. Mereka cenderung berpikir secara sistematis dan

taat aturan, namun kadang terlalu kaku.

Sementara itu otak kanan sering dikaitkan dengan kreativitas karena sifatnya

yang bebas dan terlepas dari aturan. Pada otak kanan ini terletak kemampuan intuitif,

abstrak, pencerahan, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti

menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

2.1.1 Jenis-jenis Kecerdasan

Kecerdasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Intelegensi dan IQ, kecerdasan

emosional, kecerdasan spiritual, dan titik tuhan.

Hasil pengukuran intelegensi biasanya disebut disebut sebagai IQ. Seseorang

dianggap pandai jika kemampuan analitikalnya tinggi. Sehingga Sternberg

menyimpulkan bahwa ada tiga macam intelegensi pada manusia, yaitu kecerdasan

analitikal yang banyak dirangsang di sekolah, kecerdasan praktikal yaitu dalam

bermasyarakat, dan kecerdasan kreatif. Delapan kecerdasan itu adalah (1) linguistic,

(2) matematik-logikal, (3) spasial, (4) kinestetik-jasmani, (5) musical, (6)

interpersonal, (7) intrapersonal, dan (8) naturalistik.

Kecerdasan selanjutnya adalah kecerdasan emosional. Goleman (1996)

mengajukan konsep kecerdasan emosional sebagai faktor yang lebih menentukan

keberhasilan ketimbang kecerdasan atau intelegensi. Orang dengan kecerdasan

10
emosional yang tinggi akan mudah mengarahkan kognisinya dalam berpikir dan

memecahkan masalah sehingga intelegensi dapat berfungsi secara optimal.

Manusia cenderung untuk mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang

terkait dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya, manusia memiliki

kecenderungan dan kemampuan berpikir melampaui dirinya (transcendental).

Kecenderungan ini dimiliki oleh kecerdasan spiritual. Bagian yang memungkinkan

untuk berpikir secara transcendental adalah pada titik tuhan. Titik tuhan terletak pada

lobus temporal, yaitu bagian otak yang terletak tepat di bawah pelipis. Ketika

manusia sedang mempraktikan tradisi agama dengan intens, maka bagian ini akan

aktif.

2.2 Perbedaan Individual

Manusia adalah makhluk yang kompleks, dimana dapat disebut sebagai

makhluk yang dapat berfikir (homo sapiens); makhluk yang berbuat (homo faber);

mahluk yang dapat dididik (homo educandum). Manusia merupakan kesatuan dari

makhluk individu dan sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk

Tuhan. Artinya manusia merupakan kesatuan individu yang utuh dan tidak dapat

dipisahkan.

Dalam hidup berkelompok manusia saling berinteraksi dan interaksi ini lebih

efektif bila kita memahami diri sendiri dan orang lain. Memahami diri adalah

memahami ciri-ciri kepribadian yang dapat mempengaruhi sikap, kecenderungan, dan

11
perilaku kita. Ada berbagai teori kepribadian yang dapat membantu kita memahami

keanekaragaman individu, yaitu salah satunya teori kepribadian Myers-Briggs.

Myers dan Briggs membangun sebuah Instrumen tes MBTI (Myers Briggs

Type Indicator). MBTI ini mengidentifikasikan perilaku individu dalam 4 dimensi,

yaitu :

1. (E) Ekstraversion / Introversion (I)

2. (S) Sensing / Intuition (N)

3. (T) Thinking / Feeling (F)

4. (J) Judging / Perceiving (P)

1. Dimensi Extraversion / Introvertion

Dimensi ini membahas mengenai bagaimana Individu berinteraksi dengan

dunia dan dari mana asal energi yang dimilikinya. Extravert lebih tertarik dengan

objek di luar dirinya. Umumnya mereka senang bergaul, bekerja dalam kelompok,

dan berada dalam keramaian. Introvert lebih tertarik melakukan kegiatan sendiri

dalam ketenangan.

2. Dimensi Sensing / Intuition

Dimensi ini membicarakan jenis informasi Yang mudah ditangkap oleh

seseorang. Ada orang yang lebih mudah menangkap informasi dengan

pancainderanya (Sensing). Ada pula orang yang lebih tertarik pada arti sebuah fakta

dibanding fakta itu sendiri.

12
3. Dimensi Thinking / Feeling

Dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Seorang Thinker biasa

berpikir panjang sebelum mengambil keputusan, benar salahnya, baik buruknya,

aturan-aturannya, semua dianalisi dengan cermat. Sedangkan seorang Feeler

mengambil keputusan setelah memperhitungkan dampaknya bagi orang lain dan

mengikuti suara hatinya.

4. Dimensi Judging / Perceiving

Dimensi ini membahas mengenai gaya hidup. seorang Judger cenderung

hidup secara teratur dan lebih suka apabila kehidupannya terstruktur dengan jelas.

Mereka juga senang mengambil keputusan. Sedangkan sorang Perceiver lebih senang

hidup secara spontan dan lebih menyukai kehidupan yang luwes.

2.2.1 Temperamen

Temperamen dapat dijelaskan sebagai sebuah pola dari perilaku karakteristik

yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu. Berdasrkan

model MBTI, David Keirsey membagi 4 kelompok temperamen :

• Guardian/Tradisionalis (SJ) ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ

• Artisans/Experiencers (SP) ESTP ISTP ESFP ISFP

• Idealists (NF) ENFJ INFJ ENFP INFP

• Rationals/Conceptualizers (NT) ENTJ INTJ ENTP INTP

13
1. Tempramen Pembimbing / Tradisionalis

Orang-orang yang memiliki temperamen pembimbing/Tradisionalis

cenderung praktis dan terorganisir. Mereka juga teliti serta sistematis. Mereka sangat

memperhatikan peraturan, kebijakan, dan jadwal yang ada.

Kekuatan : Suka memandu, memonitor, dan menjalankan aturan

Kelemahan : Kurang luwes dan kurang imajinatif

2. Temperamen Artis / Experiencers

Orang-orang yang memiliki temperamen ini cenderung tangkas dalam

menangkap kesempatan. Mereka hidup untuk bertindak, mengikuti kata hati, dan

demi masa kini.

Kekuatan : Bersifat luwes, berani, dan memiliki banyak akal

Kelemahan : Kurang bertanggung jawab, kurang dapat diandalkan, dan kekanak-

kanakan

3. Temperamen Idealis

Orang-orang yang memiliki temperamen ini cenderung berbakat dalam

membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Dan Mereka senang

menggunakan kemampuan alami mereka untuk berhubungan dengan orang lain.

Kekuatan : Tau bagaimana meneluarkan potensi terbaik orang lain dan dapat

memotivasi orang lain

14
Kelemahan : Mengambil keputusan berdasarkan perasaan dan mudah larut pada

masalah orang lain

4. Temperamen Rasional / Konseptualis

Orang-orang yang memiliki temperamen ini cenderung penuh rasa ingin tahu

dan berminat untuk terus menerus mendapat pengetahuan.

Kekuatan : - Dapat menjadi inovator yang hebat

- Unggul dalam membuat strategi

- Percaya diri, tangkas, dan imajinatif

Kelemahan : - Terlalu rumit untuk dipahami orang lain

- Mengabaikan detail-detail penting

- Dapat menjadi arogan, menarik diri, dan asik dengan dunianya

sendiri

2.3 Individu dan Kelompok

A. Tahap perkembangan kelompok

Menurut Tuckman (dalam Suzanne Janasz, Keren Down, dan Beth Scheider, 2009)

kelompok tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan berikut:

1. Tahap pertama: pembentukan (Forming)

Pada tahap ini anggota kelompok belum mengenal satu sama lain sehingga saling

berkenalan, selain itu anggota kelompok akan terlibatdalam kegiatan seperti

15
mendefinisikan tugas awal, membahasbagaimana pembagian tugas ruang lingkup

serta tujuan tugas.

2. Tahap kedua: goncangan (Storming)

Pada tahap ini antar anggota kelompokmungkin timbul perbedaan seperti arah

kepemimpinan, gaya kerja dan pendekatanserta presepsi tentang kualitas yang

diharapkan dan produk akhir.

3. Tahap ketiga: Membangun Norma (Norming)

Tahapan ini kelompok mulai mematuhi pola perilaku yang dapat diterima oleh

kelompok.

4. Tahap Keempat: Melakukan atau Melaksanakan (Performing)

Status anggota anggota kelompok sudah stabil, tugas sudah jela, dan perhatian

anggota kelompok lebih pada ganjaran.

5. Tahap Kelima: Penangguhan (Adjouring)

Mengevaluasi kegiatan kelompok yang telah dilaksanakan

B. Tipe Kelompok

1. Kelompok Formal

Kelompok yang memiliki struktur organisasi tertentudan peraturan tegas yang sengaja

dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya

2. Kelompok Formal

Kelompok yang tidak memiliki struktur dan peraturan tertentu.

3. Tipe Kelompok Berdasarkan Efektifitasnya

16
 Kelompok Pseudo

 Kelompok Tradisional

 Kelompok Efektif

 Kelompok Kinerja Tinggi

C. Peran Presepsi dalam Hubungan Antarpribadi

Presepsi adalah proses mengorganisasi dan mengiterpretasikan informasi sehingga

berarti (King, 2011). Presepsi mungkin saja tidak sesuai realitas tetapi presepsi

menjadi penting karena biasanya perilaku individu didasari dari presepsinya.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presepsi;

 Karakteristik dari individu

 Karakteristik dari hal yang dipresepsi

 Situasi atau kondisi

Dalam menilai orang lain sering kali seseorang berpresepsi secara spontan atau

disebut jalan pintas.

2. Jalan pintas yang sering diambil:

 Persepsi yang selektif

Individu mengintepretasi apa yang dilihatnya secara selektif berdasarkan minat, latar

belakang, pengalaman, dan sikapnya namun membuang bagian yang dianggapnya

tidak relevan

 Proyeksi.

Mengatribusikan sikap, karakteristik, atau keterbatasannya sendiri pada orang lain.

17
 Setreotipi

Menilai seseorang atau kelompok berdasarkan penilaian umum.

 Halo-Effect

Perasaan positif mengenai sebuah karakteristik pada individu, yang mempengaruhi

penilaiannya terhadap karakteristik yang lain.

2.4 Komunikasi

1. Definisi Komunikasi

Proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna

2. Pentingnya Komunikasi

 Meningkatkan cara pandang pada diri sendiri

 Meningkatkan tingkat keterbukaan terhadap persepsi orang lain

 Meningkatkan pengetahuan tentang hubungan antar manusia

 Mengajarkan tentang keterampilan hidup

 Membuat kita mampu menerima perbedaan dan dunia yang sangat beragam

3. Komponen Komunikasi

 Orang : (sumber/ penerima)

 Pesan : ide atau perasaan yang ingin dikomunikasikan

(verbal/non verbal)

 Saluran/media : sarana pengyampaian pesan ke penerima

18
 Umpan balik : respon penerima terhadap pesan kepada sumber

(verbal/non verbal)

 Kode : susunan sistematis yang digunakan untuk membuat

makna dalam pikiran

 Encoding : ide/pemikiran → kode

 Decoding : proses menempatkan ide/pemikira

 Kebisingan : gangguan pada proses encoding dan decoding

4. Tingkat Komunikasi

 Intrapersonal : komunikasi dengan dirisendiri

 Interpersonal : komunikasi dengan orang lain yang melibatka

rasa saling bergantung. Menuntut keterampilan

berbicara dan mendengar

 Kelompok : (3-12 orang)

 Publik : satu sumber mengirim pesan ke banyak penerima

melibatkan cara verbal dan non verbal

 Massa : sumber dan sejumlah besar penerima yang

melibatkan mediator

 Melalui komputer : melalui jaringan komputer

19
5. Jenis Komunikasi

 Verbal : komunikasi yang meliputi suara, kata, bahasa dan

wicara.

 Non verbal : komunikasi yang melibatkan cara-cara fisik seperti

nada, sentuhan, suara dan gerak tubuh yang juga

dapat berupa gerakan kreatif seperti menyanyi,

bermain musik, menari dan memahat

 Tertulis : berupa tulisan kata-kata yang ingin disampaikan.

 Visual : tampilan visual dari informasi seperti topografi,

fotografi, tanda,symbol dandesain.

6. HambatanKomunikasi

 Fisik

 Persepsi

 Emosional

 Budaya

 Bahasa

2.4.1 Kempimpinan

1. Definisi Kepemimpinan

 Suatu proses pengaruh social untuk memindahkan individu dan kelompok menuju

pencapaian tertentu

20
 Kemampuan untuk menggerakkan organisasi ke arah tingkat kerja yang lebih tinggi

dengan mengubah visi menjadi tindakan yang signifikan

2. Karakteristik Kepemimpinan

 Tertantang pada proses

 Mengisnpirasi visi bersama secara jelas

 Memungkinkan orang lain untuk bertindak

 Model bagaimana kelompok berfungsi

 Mendorong semangat kebersamaan

3. Cara Membangun Kelompok Efektif

 Tetapkan sasaran kelompok yang jelas

 Bangun komunikasi dua arah

 Pastikan semua anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

pemimipin dan berpartisipasi

 Pastikan bahwa kekuasaan dibagi sesuai kebutuhan agar ada pola pengaruh yang

variatif

 Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya

21
 Libatkan kontroversi yang konstruktif terhadap setiap gagasan untuk mencapai

kesimpulan

 Hadapi dan pecahkan konflik secara konstruktif

4. Strategi Menangani Konflik

 Strategi Burung Hantu (kolaborasi)

Menghargai tujuan dan hubungan, keduanya sama penting dalam penyelesaian

konflik dan menempuh langkah-langkah beresiko

 Strategi Boneka Beruang (akomodasi)

Hubungan sangat penting dan tujuan memiliki tingkat kepentingan yang rendah.

Individu yang menggunakan strategi ini cenderung mengorbankan tujuan sendiri

 Strategi Hiu (konfrontasi)

Tujuan penting, hubungan tidak. Penyelesaian konflik biasanya melalui ancaman,

agresifisik dan verbal, hukuman dan tindakan lain yang merugikan orang lain

 Strategi Rubah (kompromi)

Tujuan dan hubungan sama pentingnya. Kedua pihak bertemu di jalan tengah dengan

masing-masing tidak mendapatkan hasil yang maksimal (dalam hubungan dan tujuan

 Strategi Kura-kura (menghindar)

Menarik diri dan tidak mementingkan hubungan dan tujuan tidak tercapai

22
2.5 Pengertian Masyarakat

Dalam Bahasa Arab musyarakat berarti ikut serta,dalam bahasa inggris society berarti

teman etimologi sekelompok manusia yang saling berpartisipasi ,berteman dan

bergaul.masyarakat merupakan sekelompok manusian disuatu tempat dengan waktu

relatif sama

Menurut Mutakin ciri dari masyarakat

1. kumpulan manusia ang hidup bersama

2. bergaul dalam jangka waktu reltif lama

3. setiap anggotanya menyadari sebagai satu kesatuan

4. bersama membangun sebuah kebudayaan yang membut keteraturan dalam

kehidupan bersama

2.5.1 Fungsi Masyarakat

Fungsi masyarakat sebagai individu antara lain:

1.sebaga wadah bagi individu-individu berkumpul dan berinteraksi

2.sebagaitempat dmana individu dapat memnunjukan eksistensinya dan

menemukan makna dalam kehidupanya,termasuk untuk melakukan reproduksi

dan regenerasi

3.sebagai tempat individu bereksperimen dan berkreasi mengembangkan

kebudayaan

23
2.5.2 Masyarakat Berdasarkan Matapencahariannya

Masyarakat berdasarkan mata pencaharianya di kategorikan dalam masyarakat

berburu meramu,masyarakat berladang ,masyarakat pertanian dengan sistem

pengairan yang rumit dan masyarakat industri yang sekarang menunjukan

perkembangan baru yaitu masyarakat post industri.

1. Masyarakat Berburu Dan Meramu(Hunting and gathering societis)

Masyarakat ini masih mengan dalkan alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup

anggota kelompoknyakegiatan berburu binatang pada umumnya di lakukan oleh laki-

laki sedagkan perempuan melakukan kegiatan meramu

2. Masyarakat Berladang dan Berternak

Dengan menanti hujan untuk menyuburkan tabah mereka dan menggunakan

teknik pegolahan tanah yang sederhana.adapun kegiatan beternak adalah kegiatan

memelihara binatang tertentu seperti sapi,domba,dan atau unggas

3. Masyarakat Pertanian

Pertanian adalah kegiatan bercocoktanam di suatu tempat dengan melakukan

pengolahan tanah yang intensif dan menggunakan irigasi

4. Masyarakat Industri

Merupakan masyarakat yang telah menggunakan kemajuan di bidang teknologi

untuk mengolah suatu barang mentah menjadi barang jadi dengan jumlah yang

besardan berlipat-lipat dari kegiatan produks sebelumnya.

24
5. Masyarakart Post-Industri

Meruakan masyarakat yang ditandai dengan kemajuan teknologi di bidang

informatikasehingga masyarakat post industri di sebut juga masyarakat post-

modernisme

6. Masyarakat Berdasarkan lingkungan

Masyarakat berdasarkan letak geografis dan pengaruh lingkungannyasecara kasar

dikategorikan kedalam tiga kelompok masyarakat agraris,masyarakat maritim dan

masyarakat pedalaman

a. Masyarakat Agraris

Masyarakat yang sebagian besar bercocok tanam contoh : suku Jawa dan Bali

Ciri : memperhatikan sistem pemerintahan yang feodal dan di pengaruhi oleh

kebudayaan hindu budha

b. Masyarakat Maritim

Mengandalkan alam (laut) sebagai sumber kegiatan ekonomi contoh : suku

Makasar dan Bugis

Ciri : menetapkan sistem pemerintahan yang egaliter dipengaruhi kebudayaan islam

c. Masyarakat Pedalaman

Tidak tergolong masyarakat di atas. Disuatu tempat yang terisolisasi untuk

menghindari perubahan zaman dan menjaga tradisi nenek moyang.

25
7. Masyarakat Tradisional Dan Masyarakt Modern

Perbedaan keduanya muncul akibat industrilisasi yang menyebabkan perubahan

sosial.

a. Masyarakat Tradisional

Merupakan masyarakat yang masih memperthan kan kebudayaan lama

,dianggap menghambat pembangunan yang diarahkan kepada modernisasi,bisa saja

memiliki semangat mnerima kebudayaan baru namun mempertimbangkanbatas-batas

tertentu yang tidak menghilangkan ketradisionalanya.

b. Masyarakat Modern

Merupakan masyarakat yang telah menerima prubahan zaman dan kebudayaan

baru dan lebih bersifat fleksibel

2.6 Memahami Konsep Kebudayaan

a) Pengertian Kebudayaan

Secara etimologi, kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansekerta buddayah , yang

merupakan bentuk jamak dari kata buddhi , yang berarti “budi” atau “akal”.

Kebudayaan bersifat multimakna maka setiap orang atau masyarakat dapat

mendefinisikan konsep kebudayaan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman atau

berdasarkankebudayaan yang mempengaruhi pemikiran mereka tentang kebudayaan

itu. Pengertian kebudayaan yang paling umum dan paling luas adalah yang

26
disampaikan oleh E.B. Tylor, di dalam bukunya “Primitive Culture” (1871 di dalam

Widaghdo, 2001: 19), yaitu keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung

ilmu pengetahuan yang serta kebiasaanyang di dapat manusia sebagai anggota

masyarakat.

b) Fungsi dan Hakekat Kebudayaan

Soekanto (1990:214), mengemukakan kegunaan kebudayaan bagi manusia, yaitu

untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antarmanusia dan sebagai

wadah darisegenap perasaan manusia. Lebih lanjut Soekanto menjelaskan hakekat

kebudayaan, yaitu:

(1) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia

(2) Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya manusia; meskipun tidak

selalu demikian, karena dapat saja kebudayaan lahir dari manusia masa kini

yangdapat disaksikan atau dialami oleh manusia yang telah lahir sebelum kebudayaan

itu ada.

(3) Kebudayaan diperlukan oleh manusia

(4) Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan

yangditerima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau yang diizinkan

(5) Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis, sebagai mana manusia

danmasyarakat yang melahirkan kebudayaan itu juga bersifatdinamis.

27
2.6.1 Wujud dan Unsur Universal Kebudayaan

1. Wujud Kebudayaan

a. Wujud pertama, yaitu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain

sebagainya. Wujud ini bersifat abstrak, karena berada dalam alam pikiran

manusia(masyarakat).

b. Wujud kedua meliputi kompleks dari aktivitas serta tindakan berpola dari manusia.

Wujud kedua ini disebut sistem sosial (social system), meliputi seluruh aktivitas

manusiayang berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain dari detik ke detik,

dari hari kehari, dan seterusnya, menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata

kelakuan yang berlaku.

c. Wujud ketiga, berupa hasil karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau

artefak.

2. Unsur Universal Kebudayaan

a. Sistem organisasi sosial; berfungsi mengatur harmonisasi kehidupan masyarakatnya.

b. Sistem matapencaharian; Dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer manusia

mengolah sumber daya alam di sekitarnya. Oleh karena keadaan alam sekitar manusia

bermacam-macam, manusia-manusia di berbagai tempat itu mengembangkan mata

pencaharian yang berbeda-beda.

28
c. Sistem teknologi; dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan

mereka, masyarakat mengembangkan alat-alat teknologi.

d. Sistem pengetahuan; Penemuan teknologi tidak terlepas dari sistem pengetahuan

yang dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat.

e. Kesenian; unsur kebudayaan yang mengandung nilai keindahan. seni atau kesenian

merupakan ungkapan yang menitikberatkan pada olah rasa manusia.

f. Bahasa; Bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat ini menjadi (meskipun

tidak selalu) identitas masyarakat itu.

g. Religi; kepercayaan terhadap adanya suatu kekuatan gaib di luar manusia.

29
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Kita sebagai sebuah individu dalam dunia yang memiliki masyarakat beragam

dan luas ini harus mampu bisa berkelompok dengan individu lain sehingga kita bisa

mengatasi setiap permasalahan dalam dunia ini dan mengatasinya dengan efisien dan

cepat. Kemampuan seorang dalam berpikir akan dibantu oleh pemikiran individu lain

sehingga setiap individu dalam kelompok mampu menutupi kekurangan suatu

individu yang lain dan menjadikan keunggulannya. Manusia adalah makhluk social

yang dimana kecerdasannya tidak hanya pada kecerdasan ilmu tetapi ada juga

kecerdasan social yang dimana kita bisa lebih memadai dalam berbicara sehingga

mengetahui bagaiman setiap masalah social bisa diselesaikan dan kecerdasan

spiritual, dimana kita dapat mengetahuai ilmu-ilmu gaib yang telah menciptakan alam

kesadaran kita. Setiap kebudayaan pastilah berbeda karena itu kita menjadi lebih

antusias dalam bersosial dengan sesuatu yang berbeda atau baru.

3.2 Saran

Jangan menjadi anti-sosial karena kita tidak bisa hidup dengan orang lain, hidup

penuh dengan beragam individu sehingga tidak mungkin kalau kita tidak mencoba

untuk berinteraksi dengan individu yang beragam. Kecerdasan seseorang

diperngaruhi oleh kemampuan dia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan

pengalaman dari interaksi itu.

30
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: BalaiPustaka

Mutakin, Awan, Dasim Budimansyah, & Gurniawan Kamil Pasya. 2004. Dinamika

Masyarakat Indonesia . Bandung: PT Genesindo

Mutakin, Awan, DasimBudimansyah, &GurniawanKamilPasya.

2004. DinamikaMasyarakat Indonesia. Bandung: PT Genesindo

Singgih, Evita E, et al. 2013.Manusia Sebagai Individu, Kelompok dan Masyrakat.

Depok: Universitas Indonesia

31

Anda mungkin juga menyukai