Anda di halaman 1dari 16

TUGAS I – MODUL KOROSI

S.205

Anggota:
Gian Varian Setyadi (1706070936)
Kanya Maharani (1706070910)
Nurul Aulia Ditami (1706070942)
Pramudita Satria Sotama (1706070961)
Thariq Ahmad (1706070974)

25 November 2019
Soal nomor 1 :

Pendapat Gian:

· Berdasarkan lokasi, jenis korosinya adalah korosi lokal namun dapat mengarah
kepada korosi menyeluruh disaat seluruh permukaannya selalu terekspose lingkungan (gas
atau cairan).

· Mekanisme korosi ditandai dengan adanya reaksi kimia atau elektrokimia yang terjadi
pada permukaan yang bereaksi. Logam menjadi tipis dan akhirnya terjadi kegagalan pada
logam tersebut

· Korosi dapat dicegah dengan pemilihan bahan yang tepat, termasuk coating,
pemakaian inhibitor, pemakaian Cathodic Protection, atau kombinasi ketiga pencegahan
tsb diatas, pemeliharaan material yang tepat, dan untuk jangka pemakain yang lebih
panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%.

Pendapat Pramudita:

a. Jenis Korosi:

Korosi Filiform

b. Mekanisme terjadinya korosi:

c. Pencegahan:
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi jenis ini adalah dengan menjaga
kelembapan lingkungan. Bila besi tersimpan di tempat yang lembap, walapun sudah
menggunakan film proteksi, besi akan terkena korosi jenis tersebut.

Pendapat Kanya:

Pada soal no. 1, terlampir foto sebuah pipa logam berlapiskan cat yang
mengalami korosi. Pada beberapa bagian pipa, cat pelapis pipa tampak mengelupas.
Selain itu, terdapat gelembung-gelembung (blister) berukuran kecil terbentuk dari
dalam cat pelapis. Gelembung-gelembung tersebut membentuk pola seperti filamen di
beberapa bagian. Berdasarkan ciri-ciri yang telah dipaparkan, maka korosi yang terjadi
pada soal no. 1 ialah korosi filiform.

Korosi filiform umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tepatnya akibat


kelembaban relatif atmosfer. Korosi ini diawali ketika moisture (mengandung oksigen
dan air) mengalami migrasi secara difusi melalui lapisan cat yang mengalami defect.
Kemudian, filiform track terbentuk yaitu pola filamen dengan gelembung-gelembung
kecil yang tampak pada gambar. Bagian depan dari filiform track adalah active head.
Bagian active head memiliki konsentrasi oksigen yang rendah. Oleh karena itu, bagian
ini disebut sebagai anoda yang berwarna hijau kebiruan. Berbeda halnya dengan bagian
belakang dari active head yang kaya akan oksigen. Akibatnya, bagian tersebut disebut
sebagai katoda.

Proses yang terjadi ialah pembentukan dan pelarutan ion logam pada anoda,
sedangkan oksigen mengalami reduksi pada katoda. Pada bagian paling belakang dari
filiform track disebut inactive site mana logam oksida dan logam hidroksida telah
membentuk endapan. Bagian ini ditandai dengan warna merah kecoklatan.

Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan agar pipa tidak mengalami korosi
filiform ialah memperhatikan kondisi lingkungan tempat pipa berada. Kondisi
lingkungan pipa yang sebaiknya menghindari tempat dengan kelembaban yang tinggi,
sesuai bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa. Misalnya, pipa enameled steel,
disimpan pada lingkungan dengan kelembaban relatif di bawah 65% untuk menghindari
terjadinya korosi tipe ini.

Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan pemilihan pelapis pipa
yang baik. Karakteristik pelapis pipa yang baik ialah memiliki tingkat transmisi uap air
rendah dengan adhesi yang baik. Oleh karena itu, lacquer and quick-dry paint perlu
dihindari karena memicu terjadinya korosi filiform.

Pendapat Nurul:

a. Jenis Korosi

Selective leaching (Graphitic Corrosion). Selective Leaching adalah


penghilangan satu elemen dari paduan padat melalui korosi. Graphitic Corrosion
adalah kerusakan gray cast iron dimana unsur metalik habis atau diubah ke produk
korosi meninggalkan grafit. Korosi ini juga dapat disebut korosi external dengan
penyebabnya adalah atmosfer (Atmospheric Environment).

b. Mekanisme Terjadinya Korosi

Korosi ini terjadi pada paduan logam berbeda dan memiliki potensial korosi
berbeda yang dimana terjadi pelarutan salah satu unsur paduan yang aktif. Mekanisme
yang terjadi diawali dengan terjadinya pelarutan total semua unsur paduan, dimana
paduan tersebut akan menujukkan potensial korosi yang berbeda-beda. Beda potensial
antara elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk serangan preferensial yang
lebih “aktif” pada elemen dalam paduan tersebut, dalam kata lain salah satu elemen
yang memiliki ptensial lebih tinggi, akan terdeposisi, sedangkan elemen yang
potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit yang mengakibatkan terjadinya
keropos pada paduan logan tersebut.

c. Bagaimana Pencegahannya

1. Mengurangi keaktifan lingkungan, salah satu contohnya mengurangi atau


bahkan mengilangkan O2 disekitar paduan.

2. Menghindari komposisis yang berbeda dari material penyusun paduan.

3. Mengurangi % logam yang reaktif.

4. Menambah inhibitor, contohnya yaitu Sn, P, Sb dan As.


Pendapat Thariq :

Gambar 1 menunjukkan logam yang mengalami korosi di bagian-bagian


tertentu dimana beberapa titik lebih parah dari yang lainnya yang dapat dikategorikan
korosi lokal. Lingkungan dari logam itu sendiri adalah udara (atmosfer). Korosi ini
bersifat destruktif dimana bagian-bagian yang mengalami korosi parah akan dapat
menyebabkan lubang pada pipa logam tersebut. Faktor-faktor dari korosi ini diantara
lain adalah udara, kelembapan udara dan gas. Cara mencegah korosi ini diantara lain
adalah pemberian cat pada pipa sehingga tahan pada zat korosif atau pemakaian
inhibitor.

Kesimpulan: Korosi yang dialami logam adalah jenis korosi filiform yang
cenderung bersifat lokal

Soal nomor 2:

Pendapat Gian:

· Terlihat di bagian bawahnya terdapat retakan kecil yang dapat diakibatkan oleh gaya
mekanis seperti tarikan atau kompresi yang berpengaruh walaupun masih kecil pada proses
pengkaratan. Kondisi tersebut dikombinasi dengan lingkungan yang dikelilingi cairan
dimana dapat menimbulkan sifat korosif. Kegagalan tersebut dapat berupa korosi tegangan
atau bisa juga korosi kelelahan.

· Jenis serangan karat ini terjadi sangat cepat, dalam ukuran menit, yakni jika semua
persyaratan untuk terjadi nya karat tegangan ini telah terpenuhi pada saat tertentu yaitu
disaat timbulnya regangan internal dan terciptanya kondisi korosif yang berhubungan
dengan konsentrasi zat karat (corrodent) dan suhu lingkungan.

Mekanisme terjadinya korosi fatigue hampir sama dengan mekanisme korosi tegangan:

a.Fase Pemicuan (Fase ketika pembangkit tegangan terbentuk)

Di dalam suatu logam pasti ada daerah anodik dan katodik. Untuk membuat reaksi
korosi berjalan lambat maka banyak orang yang melakukan pasivasi terhadap logam
tersebut dimana pasivasi merupakan suatu proses pembentukan selaput pasif untuk
memperlambat laju korosi dan melindungi logam dari proses korosi. Awal yang
terjadi diakibatkan adanya timbul ceruk atau lubang kecil pada lapisan pasif tersebut.
Pembentukan lubang atau ceruk merupakan pemicu terjadinya kelelahan. Lubang itu
terbentuk karena adanya tegangan tarik dalam logam sehingga ikatan-ikatan pada
struktur kristalnya putus sehingga bentuk bahan berubah secara permanen.

b. Fase penjalaran

Fase penjalaran (propagation phase) yaitu penjalaran retak yang akhirnya


menyebabkan kegagalan. Penjalaran cenderung terjadi di sepanjang batas butir yang
aktif. Batas-batas butir mungkin terpolarisasi anodik akibat berbagai alasan
metalurgi. Kemungkinan besar bahwa penumpukan dislokasi dapat menghasilkan
efek yang sama atau kemungkinan dislokasi berkurang bila kelelahan terjadi pada
tingkat tegangan rendah karena peran tegangan tarik di situ mungkin sekedar
membuat retakan terbuka sehingga elektrolit dapat masuk ke bagian ujungnya
sehingga lama-kelamaan korosi akan terjadi dalam retakan hingga menjalar
kedalam.

· Korosi dapat dicegah dengan diberi inhibitor, apabila ada logam yang mengalami
streses maka logam harus direlaksasi, pelapisan cat atau Sn.

Pendapat Pramudita:

a. Jenis Korosi

Korosi Erosi

b. Mekanisme terjadinya korosi


Terlihat gambar tersebut menunjukan bahwa besi berada pada sungai. Diasumsikan
sungai tersebut memiliki aliran fluida. Korosi jenis ini dapat terjadi karena aliran
fluida yang melewati permukaan besinya. Aliran fluida tersebut mengikis secara
mekanik karena pada aliran fluida tersebut biasanya terdapat gelembung ataupun
material padat yang mengalir bersamaan dengan fluida.

c. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan bahan yang tahan
korosi ataupun pemberi pelindungan terhadap besi tersebut. Cara lainnya adalah
dengan mengurangi kecepatan fluida yang mengalir, namun hal tersebut sedikit sulit
untuk diaplikasikan dalam aliran sungai.

Pendapat Kanya:

Pada soal no. 2, terlampir foto sebuah pile terbuat dari logam (umumnya
berbahan steel) mengalami korosi. Sebagian pile tersebut tergenang dalam air yang
bergerak dengan kecepatan yang rendah. Di beberapa bagian pile, lubang (celah)
terbentuk dengan ukuran yang berbeda-beda. Lubang di bagian bawah cenderung
berukuran lebih besar dan lebih dalam dibandingkan lubang di bagian atas. Berdasarkan
deskripsi yang telah dijelaskan, maka korosi yang terjadi pada soal no. 2 yaitu korosi
pitting.

Konsentrasi dan suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap terjadinya korosi


pitting. Korosi ini terjadi pada konsentrasi dan suhu yang menengah, di antara tahap no
corrosion dan overall corrosion. Apabila air yang menggenang mengandung unsur
halida yang tinggi, seperti klorida atau barium, maka hal ini juga meningkatkan potensi
terbentuknya korosi jenis ini.

Oleh karena pengaruh fisik ataupun metalurgi, terdapat bagian permukaan


logam yang terlebih dahulu mengalami korosi di mana membentuk pit yang sangat
kecil. Pada pit tersebut yang disebut sebagai anoda, terjadi reaksi oksidasi logam. Lalu,
reduksi oksigen terjadi pada daerah katoda (permukaan). Reaksi oksidasi yang kontinu
menyebabkan akumulasi muatan positif di mana akan menarik muatan negatif (halida),
misalnya ion klorida. Kemudian, logam klorida bereaksi mengalami reaksi hidrolisis
dengan air yang merendam pile membentuk ion H+ dan Cl-. Ion-ion tersebut
mempercepat larutnya logam sehingga meningkatkan laju korosi.

Oleh karena kondisi lingkungan paling berpengaruh dalam terjadinya korosi


pitting, maka hal yang pertama kali perlu dilakukan ialah mengontrol kondisi
lingkungan tempat pile ditanamkan, seperti kandungan halida dalam larutan, pH, dan
suhu. Akan tetapi, apabila hal tersebut tak dapat dilakukan, maka perlu dilakukan
pemilihan bahan untuk pile yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Contoh bahan
yang tahan terhadap korosi pitting ialah titanium. Kemudian, pencegahan juga dapat
dilakukan dengan proteksi katodik untuk menekan laju korosi, sehingga secara tidak
langsung melindungi pile dari korosi.

Pendapat Nurul:

a. Jenis Korosi

Pitting corrosion (korosi sumuran). Korosi sumuran adalah korosi yang


disebabkan karena komposisi paduan logam tidak homogen dan pada daerah
batas timbul korosi yang berbentuk sumur. Atau dapat disebabkan karena adanya
anionic. Korosi ini juga dapat disebut korosi external dengan penyebabnya adalah
air (Water Environment).

b. Mekanisme terjadinya korosi

1. Terbentuknya tempat-tempat yang bersifat anodic yang disebabkan oleh


rusaknya lapisan pasif pada permukaan logam.

Reaksi oksidasi pada anoda :

Reaksi reduksi pada katoda:

Reduksi air :

Reduksi ion H+ :

Reaksi korosi pada aluminium secara umum:

2. Ion-ion logam terakumulasi di daerah anoda karena proses pelarutan logam


terjadi secara kontinu sehingga membentuk rongga, dan untuk menstabilkan
elektrok, ion-ion klorsida berpindah ke dalam rongga dan terjadi reaksi
hidrolisis.

3. Seiring meningkatnya laju pelarutan logam pada daerah anodic akan


mempercepat perpindahan dar ion klorida, dan proses tersebut akan berjalan
hingga logam tersebut terbentuk pitting (korosi).

c. Bagaimana Pencegahannya

1. Pemilihan bahan yang tepat dengan resistensi diketahui oleh lingkungan

2. Perlindungan katodik dan perlindungan anodic

3. Menghindari zona stagnan dan deposito, serta mengurangi agresivitas medium

4. Pengendalian komposisi elektrolit

5. Menambahkan molybdenum (lebih dari 2%) ada stainless steel akan


memberikan ketahanan terhadap pitting.

6. Melakukan pemeriksaan secara berkala dan membersihkan endapan yang ada.

Pendapat Thariq:

Pada gambar 2 terlihat sebagian permukaan logam terendam dalam air. Apabila
bagian dari suatu logam terendam didalam air, maka bagian tersebut akan mengalami
korosi eksternal yang lebih parah. Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang terlihat
pada gambar bahwa korosi yang paling parah berada pada logam yang terkena air. Air
dapat mengambil kontaminan gas dari atmosfer atau melarutkan polutan dari mineral.
Ini juga menjadikan lingkungan jinak untuk pertumbuhan mikroba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosifitas air adalah:

· Temperatur air

· pH air

· Kecepatan air

· Mikroba didalamnya
Kesimpulan: Korosi yang dialami oleh logam adalah jenis korosi pitting

Soal nomor 3:

Pendapat Gian:

· Korosi terjadi pada mur dan baut merupakan hasil dari terdapatnya dua logam yang
berbeda yang berada pada lingkungan penghantar, yang disebut korosi galvanik.

· Mekanisme korosi: Perbedaan potensial biasanya terjadi diantara dua logam yang
berbeda, ketika keduanya di celupkan ke dalam larutan korosif. Ketika logam tersebut
berkontak, dengan adanya perbedaan potensial akan menghasilkan aliran elektron. Elektron
mengalir dari logam yang kurang mulia (anodik) menuju ke metal yang lebih mulia
(katodik). Akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ionion positif karena
kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ionion negatif yang berada di
dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut permukaan anoda
kehilangan metal. Korosi akan menyerang logam yang ketahanan-korosinya lebih rendah
dan serangan pada logam yang lebih tahan-korosi akan lebih sedikit. Logam yang terserang
korosi akan menjadi anoda dan logam yang lebih tahan terhadap serangan korosi akan
menjadi katoda. Biasanya logam yang katodik akan terserang sedikit bahkan tidak terjaidi
korosi ketika kedua logam tersebut disambungkan.

· Korosi dapat dicegah dengan memilih kombinasi logam yang sedekat mungkin
potensial eloektrodanya (urutan galvanisnya), menghindari sebisa mungkin pengaruh luas
(luas anoda lebih kecil dari luas katoda), mengisolasi antara dua logam yang berbeda,
menggunakan coating (pelapisan/cat), memasang inhibitor untuk menurunkan agresivitas
lingkungan, memasang logam ketiga yang berfungsi sebagai anoda terhadap kedua logam
yang terpasang.

Pendapat Pramudita:

a. Jenis Korosi

Galvanic Corrosion

b. Mekaisme terjadinya krorosi

Dapat terjadi apabila dua logam yang memiliki potensial electron yang berbeda.

c. Pencegahan

Pemilihan 2 bahan yang akan kontak langsung, tidak boleh memiliki beda potensial
yang besar. Semakin besar beda potensial logam, maka semakin besar kemungkinan
terjadinya korosi tersebut. Penggunaan coating atau TeflonTape juga dapat mencegah
terjadinya korosi.

Pendapat Kanya:

Pada soal no. 3, terlampir foto mur-baut yang mengalami korosi. Karat yang
terbentuk paling terlihat pada bagian bawah baut. Baut yang dipasang mengalami
kontak dengan logam berbeda bahan di bagian bawahnya di mana keduanya berada
dalam sebuah lingkungan penghantar. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka
maka korosi yang terjadi pada soal no. 3 yaitu korosi galvanik.

Korosi galvanik terjadi akibat perbedaan bahan yang digunakan antara logam
yang saling bersentuhan. Akibatnya, perbedaan potensial terjadi sehingga terbentuk
aliran elektron di antara kedua logam tersebut. Logam yang memiliki potensial yang
rendah disebut anoda, sedangkan logam berpotensial tinggi disebut sebagai katoda.
Aliran elektron yang dihasilkan mengalir dari anoda ke katoda di mana ion-ion
bermuatan positif akan terbentuk. Ion-ion tersebut mengalami reaksi dengan ion-ion
negatif yang terdapat pada larutan elektrolit. Akibatnya, anoda rentan terhadap korosi,
sedangkan katoda memiliki sifat yang tahan korosi.
Korosi tipe ini terjadi sangat cepat bila jarak antar logam sangat dekat. Selain
itu, perbandingan luas antara logam yang besar, di mana katoda jauh lebih luas dari
anoda juga meningkatkan laju korosi terhadap logam yang berperan sebagai anoda.
Kondisi lingkungan juga tentunya mempengaruhi korosi galvanik.

Utamanya, pencegahan korosi galvanik dapat dilakukan dengan melakukan


kombinasi logam dengan perbedaan potensial elektroda yang kecil. Hal ini berkaitan
dengan terbentuknya aliran elektron di antara kedua logam. Selain itu, pencegahan
dilakukan dengan menghindari terjadinya perbedaan luas yang besar antara katoda dan
anoda untuk menurunkan kerapatan arus aliran. Pelapisan logam dengan cat dan
penambahan inhibitor juga dianggap dapat mencegah terjadinya korosi. Langkah lain
yang dapat dilakukan ialah memasangkan logam ketiga yang berperan sebagai anoda
bagi dua logam lainnya.

Pendapat Nurul:

a. Jenis Korosi

Galvanic Corrosion (Korosi Galvanic). Korosi galvanic adalah jenis korosi


yang terjadi ketika terdapat 2 logam yang saling bersentuhan atau dihubungkan dan
berada di lingkungan korosif atau diantara keduanya menimbulkan liran
electron/listrik sehingga salah satu dari logam tersebut yang lebih anodik mengalami
korosi, sedangkan logam lainnya yang lebih katodik terlindungi dari korosi.

b. Mekanisme Terjadinya Korosi

Dua jenis logam yang berbeda dihubungkan secara fisik, terjadilah elemen
galvanis, tempat mengalirnya arus listrik. Pada keadaan tersebut, terdapat logam yang
menjadi anoda dan katoda. Logam berperan sebagai anoda akan terkorosi karena
terjadi reaksi oksidasi sedangkan logam yang berperan sebagai katoda terjadi reaksi
reduksi atau tidak terjadi korosi.

c. Bagaimana Pencegahannya

1. Melakukan pemilihan paduan logam yang memiliki potensial elektroda (urutan


galvanisnya) yang berdekatan.
2. Menghindari perbedaan (kombinasi) luas penampang material

3. Mengisolasi atau menambah sekat diantara dua logam yang berbeda.

4. Menggunakan pelapis (coating). Penambahan inhibitor untuk menurunkan


agresivitas lingkungan.

5. Menggunakan logam ketiga yang lebih anodic terhadap kedua logam yang
terpasang.

6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian anoda yang rusak.

Pendapat Thariq:

Berdasarkan ciri cirinya, menurut saya jenis korosi pada gambar adalah Crecive
Corrosion. Tipe korosi seperti ini umumnya terjadi akibat celah sempit yang terisi
larutan yang stagnan dan hal ini menyebabkan adanya perbedaan konsentrasi asam
pada permukaan luar dan permukaan dalam celah. Akibatnya salah satu
permukaannya akan bersifat anodik dan yang lainnya bersifat katodik.

Solusi yang dapat dilakukan:

· Menggunakan gasket non absorbing

· Menggunakan sambungan las

· Menutup lubang-lubang kecil

· Melakukan pembersihan dan pengeringan bagian yang basah secara berkala

Kesimpulan: Korosi yang dialami oleh logam adalah jenis korosi galvanik
Soal no. 4:

Pendapat Gian:

· Jenis korosi: Korosi uniform

· Mekanisme Reaksi: Dimulai dari adanya reaksi kimia karena pH air yang
rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis.

· Korosi dapat dicegah dengan pemilihan bahan yang tepat, termasuk coating,
pemakaian inhibitor, pemakaian Cathodic Protection, atau kombinasi ketiga
pencegahan tsb diatas, pemeliharaan material yang tepat, dan untuk jangka
pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%.

Pendapat Pramudita:

a. Jenis Korosi

Uniform / General attack

b. Mekaisme terjadinya krorosi

Dapat terjadi karena adanya reaksi kimia atau electrochemical reaction yang
menyebabkan terjadinya korosi di seluruh permukaan logam yang terpapar.

c. Pencegahan
Penggunaan inhibitor dan penggunaan pelindung. Contohnya adalah cathodic
protection dimana logam utama akan dilindungi oleh logam lain yang di sengaja untuk
terkena korosi terlebih dahulu.

Pendapat Kanya:

Pada soal no. 4, terlampir potret sebuah storage tank yang mengalami fenomena
korosi. Fenomena korosi pada tangki ini terjadi di seluruh bagian secara merata. Oleh
karena itu, tipe korosi yang terjadi storage tank di soal no. 4 adalah uniform attack.
Korosi jenis ini sering disebut juga sebagai general attack.
Tipe korosi yang terjadi pada tangki ini sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Penyebab dari korosi ini ialah reaksi elektrokimia yang terjadi di seluruh
bagian tangki. Reaksi elektrokimia merupakan reaksi kimia yang melibatkan terjadinya
perpindahan arus elektron dari daerah anoda ke daerah katoda melalui perantara suatu
larutan elektronik. Reaksi oksidasi terjadi pada logam anoda, sedangkan reaksi reduksi
terjadi pada logam katoda. Distribusi reaktan katodik yang merata pada seluruh bagian
tangki logam menyebabkan tidak ada bagian khusus yang “disukai” untuk reaksi
katodik maupun anodik. Dampaknya, seluruh bagian tangki mengalami korosi,
menyebabkan dinding tangki semakin tipis.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menurunkan laju korosi tipe uniform
attack. Pertama, pemilihan bahan tangki yang lebih kuat terhadap korosi dalam jangka
waktu yang lebih lama. Kedua, pelapisan tangki dengan cat ataupun inhibitor untuk
memperlambat laju korosi pada tangki. Ketiga, teknik proteksi katodik juga dapat
dilakukan dengan tujuan yang sama dengan cara sebelumnya. Untuk hasil yang lebih
maksimal, ketiga cara ini dapat dikombinasikan untuk mencegah korosi tipe uniform
attack.

Pendapat Nurul:

a. Jenis Korosi

Uniform/General Attack . korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada


permukaan material akibat bereaksi dengan oksigen, jenis korosi ini laju korosi pada
seluruh permukaan paduan yang terpapar ke lingkungan berlangsung dengan laju yang
hampir sama, dengan kata lain, hampir seluruh permukaan logam menampakkan
terjadinya proses korosi.
b. Mekanisme terjadinya korosi

Korosi seragam awalnya ditandai dengan terjadinya proses korosi yang


berjalan merata diseluruh permukaan. Korosi pada paduan logam ini terjadi karena
adanya reaksi redoks antara logam dengan lingkungannya. Korosi ini berlangsung
secara lambat.

c. Bagaimana pencegahannya

1. Pemilihan bahan yang tepat

2. Melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang leih anodic.

3. Pemakaian inhibitor

4. Pemakaian cathodic protection

Pendapat Thariq:

Pada gambar 4, terdapat fenomena logam yang terkorosi secara merata, yaitu
hampir di seluruh permukaan logam. Berdasarkan ciri yang terlihat pada gambar,
maka saya menyimpulkan bahwa korosi yang terjadi adalah Uniform Corossion yang
umumnya mengikis permukaan logam secara keseluruhan. Selain itu, korosi seperti
ini akan membuat ketebalan logam semakin tipis secara keseluruhan. Biasanya, kasus
seperti ini terjadi pada tangka penyimpanan yang terletak diatas permukaan tanah.

Menurut saya, pencegahan yang dapat dilakukan adalah:


· Memberikan proteksi katodik
· Pemeliharaan material dengan tepat
· Pemberian lapis lindung mengandung inhibitor
Kesimpulan: Korosi yang dialami oleh logam adalah jenis korosi uniform

Anda mungkin juga menyukai