Anda di halaman 1dari 10

Analisis Sistem Energi Multi Regional

Arnan Kuncoro – 1506738044; Muhammad Perdana Surya – 1506717821

Abstrak

Energi pada dasarnya merupakan aspek penting dalam suatu negara, energi dapat
menjadi faktor penting dalam pembangunan suatu negara khususnya Indonesia sebagai negara
berkembang. Energi meningkatkan produktivitas negara sejalan dengan perekonomian bangsa
dan energi sebagai kebutuhan untuk menggerakan dan mengembangkan suatu industri. Sistem
energi atau energy system adalah jaringan yang berhubungan mulai dari sumber energi dan
penyimpanan energi, terhubung oleh transmisi dan distribusi kepada yang membutuhkan
energi. Dilakukan studi ini untuk memberikan analisis terkait dengan sistem energi yang sudah
ada dan dilakukan di negara-negara selain Indonesia serta mendapatkan referensi awal agar
dapat dibuatnya sistem energi yang baik yang diterapkan di Indonesia. Dilakukan dengan studi
literature terkait serta membandingkan dengan negara yang suda menerapkan sistem energi
yang dirancang. Dilakukan tinjauan terhadap sepuluh model sistem energi yaitu: 1. Model top
down 2. Model input-output 3. Model Ekonometrik 4. Model Computable General Equilibrium
5. Model sistem dinamik 6. Model energi bottom-up 7. Model partial equilibrium 8. Model
Optimisasi 9. Model Simulasi 10. Model multi-agent. Menggunakan model-model sistem
energi yang ada, beberapa negara menerapan sistem energi di negara masing-masing. Selain
Indonesia, sebagai bahan studi adalah negara Italia, Kanada, dan China. Melihat jenis
pendekatan single regional approach dan multiregional approach dapat disimpulkan
multiregional approach lebih menguntungkan untuk negara yang terdiri dari daerah yang
banyak karena dapat diketahui karakterististik ketersediaan energi pada masing-masing daerah.
Hasil ini dapat dijadikan acuan bagi stakeholders untuk merencanakan dan membuat kebijakan
energi yang sesuai dengan kondisi negaranya.

Kata Kunci: Sistem Energi, Multiregional, model sistem energi, single-regional

1. Pendahuluan dana pembangunan (penerimaan


pemerintah) yang berasal dari sektor energi
Energi pada dasarnya merupakan
dan sebagai pemenuhan kebutuhan energi
aspek penting dalam suatu negara, energi
dalam negeri yang diperlukan dalam
dapat menjadi faktor penting dalam
pembangunan. Sebagai sumber penerimaan
pembangunan suatu negara khususnya
negara, energi memberikan pemasukan
Indonesia sebagai negara berkembang.
sebesar Rp178,1 triliun mencakup
Energi merupakan salah satu faktor yang
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sangat menentukan bagi tercapainya
sebesar Rp129,1 triliun dan Pajak
sasaran pembangunan. Peranan energi
Penghasilan migas sebesar Rp49 triliun
untuk pembangunan di Indonesia
pada tahun 2017. Selain sebagai faktor
mencakup dua hal yaitu sebagai sumber
penting dalam pemangunan negara, energi
juga memilki peran penting dalam Pembuatan dan penggunaan sistem
perkembangan ekonomi suatu negara. energi tentunya perlu dilakukan analisis
Energi meningkatkan produktivitas negara terlebih dahulu. Pembuatan dan
sejalan dengan perekonomian bangsa dan penggunaan model sistem energi memiliki
energi sebagai kebutuhan untuk dua jenis pendekatan, pendekatan pertama
menggerakan dan mengembangkan suatu dengan single-regional approach dan
industri. Peran energi sebagai penggerak pendekatan kedua menggunakan multi-
perkembangan suatu negara membutuhkan regional approach. Penggunaan
sumber energi yang cukup dan dapat pendekatan yang berbeda akan memberikan
diandalkan, untuk mencapai ini tentunya keberagaman dari model yang dihasilkan
dibutuhkan sistem energi yang tepat agar dalam hal tujuan, filosofi, kelebihan,
sumber daya yang dimiliki Indonesia dapat kemampuan, kemungkinan tumpang tindih
dieksploitasi dengan baik dan benar. antar model, dan kebutuhan data.
Dibutuhkan perlakukan pendekatan yang
Sistem energi atau energy system
berbeda agar dapat membandingkan hasil
adalah jaringan yang berhubungan mulai
dari model yang digunakan. Dilakukan
dari sumber energi dan penyimpanan
studi ini untuk memberikan analisis terkait
energi, terhubung oleh transmisi dan
dengan sistem energi yang sudah ada dan
distribusi kepada yang membutuhkan
dilakukan di negara-negara selain
energi. Pada dasarnya sistem energi
Indonesia serta mendapatkan referensi awal
didesain untuk memberikan pasokan
agar dapat dibuatnya sistem energi yang
kepada pengguna energi, dan dalam
baik yang diterapkan di Indonesia.
penggunaannya akan ada model dari
system energi. Model dari sistem energi 2. Metode
diformulasikan menggunakan metode
Metode yang digunakan dalam studi
teoritis dan analitis dari beberapa disiplin
ini untuk memahami lebih lanjut sistem
ilmu, termasuk keteknikan, ekonomi,
energi multi regional adalah melakukan
penelitian operasi, dan manajemen sains,
studi dari beberapa literatur terkait.
serta model ini mengaplikasikan teknik
Langkah awal yang dilakukan adalah
yang berbeda yaitu pemrograman
meninjau jenis-jenis model sistem energi.
matematis, ekonomimetrik, dan metode
Setelah itu, langkah berikutnya adalah
yang berhubungan dari analisis statistik dan
melakukan peninjauan terhadap beberapa
analisis jaringan (Hoffman dan Wood,
penelitian lain yang membahas tentang
1976).
sistem energi multi regional di berbagai dalam satuan moneter antara sektor.
negara Berbeda dengan pemodelan bottom-up,
persamaan berbasis model ini memandang
3. Tinjauan Singkat Model Sistem
sektor energi dan ekonomi sebagai satu
Energi
kesatuan ketika melakukan simulasi
Model sistem energi digunakan untuk perkembangan ekonomi, permintaan dan
memproyeksikan permintaan dan suplai suplai energi yang bersangkutan, dan
energi di masa yang akan datang pada tingkat pekerjaan (Herbst et al., 2012).
sebuah negara atau daerah. Selain itu, Model energi top-down dibagi menjadi
model sistem energi juga digunakan untuk empat tipe, yaitu model input-output,
melakukan simulasi beberapa pilihan model ekonometrik, model computable
teknologi dan kebijakan yang mungkin general equilibrium dan sistem dinamik.
berpengaruh terhadap permintaan dan
3.2.Model Input-Output
suplai energi di masa depan. Sejumlah
model telah dikembangkan berdasarkan Model ini digunakan untuk deskripsi
grup target, tujuan penggunaan, cakupan struktural dari aspek ekonomi, di mana
(regional, nasional, multinasional), model mendeskripsikan aliran total barang
framework konseptual dan informasi yang dan jasa dari sebuah negara yang dibagi
tersedia (Herbst et al., 2012). Berdasarkan menjadi beberapa sektor dan pengguna
framework konseptual, model sistem energi berbeda. Tabel input-output lebih cocok
dibagi menjadi model energi top-down dan digunakan untuk evaluasi kebijakan energi
model energi bottom-up, jangka pendek karena hasil yang
dikeluarkan hanya memberikan gambaran
3.1. Model Energi Top-Down
struktur ekonomi terkini berdasarkan data
Pemodelan top-down digunakan historis (Catenazzi, 2009). Berbagai studi
untuk menginvestigasi efek antara berbagai sistem energi regional telah dilakukan
sektor yang berbeda dengan tidak menggunakan model input-output. Salah
mempertimbangkan detail dari teknologi satu studi dilakukan oleh Zhang et al.
produksi energi (Neshat et al., 2014). (2013) yang berfokus pada penggunaan
Dalam pengaplikasiannya, model energi energi beberapa daerah di China.
top-down menggambarkan aspek ekonomi
3.3.Model Ekonometrik
secara keseluruhan dalam skala nasional
atau regional dan menilai efek-efek dari Menurut Tinter (1953), analisis
kebijakan energi atau perubahan iklim ekonometrik didefinisikan sebagai
kombinasi dari teori ekonomi, tools tidak mempertimbangkan detail teknologi
matematika dan metode statistik. Pada dalam penggunaannya (Herbs et al., 2012).
awalnya, ekonometrik ditujukan untuk
3.5.Sistem Dinamik
menguji teori ekonomi menggunakan bukti
empirik. Seiring dengan berjalannya waktu Konsep pemodelan sistem dinamik

ekonometrik berubah dari pengujian digunakan untuk menganalisis perilaku

hipotesis menjadi pengembangan model sistem social jangka panjang seperti

ekonometrik kompleks. Herbs et al. (2012) perusahaan industri besar atau keseluruhan

menyatakan bahwa salah satu kerugian dari kota. Tujuan dari pemodelan ini untuk

penggunaan model ekonometrik adalah menjelaskan perilaku antara sistem sosial

ketergantungan data yang sangat tinggi. yang berinteraksi sebagai hasil dari

Model ini membutuhkan data yang sangat ketergantungan yang mempertimbangkan

banyak dalam periode waktu yang lama perubahan dinamik berbagai komponen

untuk mengeluarkan hasil yang kredibel. dalam sistem (Krail dan Schade, 2010).
Contoh pendekatan sistem dinamik untuk
3.4.Model Computable General
sektor energi adalah model TIME yang
Equilibrium (CGE)
menginvestigasi sistem energi.
Secara umum, pemodelan CGE
3.6. Model Energi Bottom-Up
mengasumsikan bahwa semua pasar berada
dalam ekuilibrium sempurna yang berarti Menurut Herbs et al. (2012),

tidak ada sisa permintaan dan suplai serta karaketeristik utama dari model energi

tidak ada halangan dalam potensi bottom-up adalah penggunaan detail

keuntungan dari efisiensi energi. Dalam teknologi yang cukup tinggi untuk menilai

pengaplikasiannya, peneliti dan institusi permintaan dan suplai energi di masa

internasional biasanya menggunakan depan. Berbeda dengan model top-down,

model CGE untuk simulasi jangka panjang, model ini menggunakan pendekatan

seperti model GEM-E3 dari European ekonomi bisnis untuk evaluasi ekonomi

Commision, the GTAP model consortium dari teknologi yang disimulasi. Model ini

atau model World Bank Model CGE biasanya tidak bisa mempertimbangkan

mengesampingkan kesenjangan efisiensi dampak makroekonomi dari kebijakan

energi, penundaan penyesuaian dan energi atau iklim, atau investesi terkait

mengabaikan pentingnya kegagalan dan dalam perhitungan. Selain itu, model ini

halangan pasar. Selain itu, model ini juga kurang cocok untuk proyeksi permintaan
dan suplai energi dalam jangka panjang
3.7.Model Partial Equilibrium 3.9. Model Simulasi

Model ini tidak jauh berbeda dengan Menurut Herbs et al. (2012), model
model CGE karena framework dan simulasi bertujuan untuk mereplikasi aturan
mekanisme yang digunakan sangat mirip. yang berurutan yang mendeskripsikan
Akan tetapi, model partial equilibrium hubungan antara berbagai elemen sistem.
hanya menilai satu sektor atau subset Model ini menyediakan ilustrasi kuantitatif
tertentu dari beberapa sektor. Model ini dari permintaan dan konversi energi
brfokus pada permintaan dan suplai energi. berdasarkan data teknis dengan objektif
Dengan mengabaikan keterkaitan tertentu untuk memodelkan tanpa mengikuti pola
dalam ekonomi, model ini dapat meminimalkan biaya. Salah satu tipe model
memasukkan detail teknologi yang lebih simulasi untuk sektor konversi energi
banyak dibandingkan dengan model CGE. adalah metode simulasi teori game. Metode
(Herbs et al., 2012) tersebut berfokus pada interaksi antara
pemain dalam pasar energi dan biasanya
3.8.Model Optimisasi
digunakan dalam pemodelan konversi
Model optimisasi mendefinisikan energi dari aspek desain pasar dan analisis
pilihan teknologi yang optimal untuk kekuatan pasar.
meraih target spesifik dengan biaya yang
3.10. Model Multi-Agent
diminimalkan dan batasan harga serta
jumlah permintaan yang tetap. Penggunaan Pemodelan multi-agent merupakan
model ini terbatas pada teknologi konversi suatu pemodelan dengan pendekatan
diskrit dan tipe energi yang yang digunakan simulasi yang mempertimbangkan adanya
sebagai informasi biaya investasi dan ketidaksempurnaan pasar, seperti perilaku
operasi yang dibutuhkan untuk optimisasi. strategis, informasi asimetris dan pengaruh
Batasan tersebut membuat model ini hanya non ekonomi lainnya. Hingga saat ini,
dapat diaplikasikan pada area teknologi aplikasi model ini terbatas pada teknologi
tertentu dan sektor energi final. Salah satu konversi energi dan sektor energi akhir.
contoh model optimisasi adalah model Salah satu rintangan dalam pengembangan
MARKAL dan turunannya European dan penggunaan model ini adalah
Multi-regional MARKAL yang kebutuhan data empiris yang besar untuk
mengevaluasi dampak kebijakan dan mensimulasikan perilaku agen-agen yang
perubahan iklim terhadap sektor konversi berbeda. (Herbs et al., 2012)
energi di multi negara (Herbs et al., 2012)
4. Studi Sistem Energi Multi Regional 4.2. Sistem Energi Multi Regional di
4.1. Sistem Energi Multi Regional di Indonesia
Italia
Sebuah studi di Indonesia yang
Italia sebagai negara maju sudah berkaitan dengan sistem energi multi
melakukan studi untuk dapat regional dilakukan oleh Pratama et al.
mengaplikasikan sistem energi multi (2017). Pada studi tersebut, dilakukan
regional. Studi tersebut dilakukan oleh pendekatan multi regional pada model
Miglio et al. (2012). Pada studi tersebut, sistem energi Indonesia dengan tujuan
sistem energi yang digunakan oleh Italia untuk mendapatkan dan memahami
dinamakan MONET (MOdello Nazionale karakteristik daerah dengan lebih akurat.
Energetico Times) yang bertujuan untuk Dalam sistem energi Indonesia, daerah di
membantu proses pengambilan keputusan Indonesia dikelompokan menjadi enam
pada sektor energi, baik dalam daerah dengan lima skenario
pertimbangan kebutuhan aktual pengembangan yang berbasis antara
terdesentralisasi maupun terpusat. Metode lingkungan maupun ekonomi. Skenario
pendekatan yang digunakan adalah partial yang dilakukan pengujian berdasarkan
equilibrium-based model (MARKAL/ empat pilihan kebijakan dan tiga aspek
Model optimasi) dan perincian yang sangat ketahanan yaitu: ekonomi, sosial, dan
detail dari sisi pemasok dan sisi teknologi lingkungan. Model skenario yang
permintaan (pendekatan bottom-up). dilakukan pengkajian, memiliki prioritas
Penggunaan sistem energi model ini dapat dari masing-masing skenario, dapat berupa
dilakukan dengan menginvestigasi sistem prioritas terhadap faktor ekonomi maupun
multi regional jangka panjang (sampai prioritas terhadap faktor lingkungan. Model
2050) dan sistem multi regional jangka optimasi digunakan dengan target keluaran
menengah (sampai 2020 atau 2030). Jadi, mendapatkan skenario pengembangan yang
dengan penggunaan MONET, analis dapat paling baik. Melalui optimasi yang
berkomunikasi dengan stakeholders dilakukan sistem yang paling dapat
mengenai pengaruh kepada sistem regional bertahan adalah model skenario
dari rencana nasional, begitu juga dengan pengembangan yang memiliki orientasi
kontribusi masing-masing daerah beserta tinggi terhadap perlindungan lingkungan
dengan potensi untuk memenuhi target tetapi dengan kerugian dari sisi ekonomi
nasional yang spesifik. dan sosial lingkungan. Berdasarkan studi
yang sudah dilakukan terhadap negara
kepulauan seperti Indonesia, pendekatan yaitu skenario referensi, skenario harga
multi regional dapat menggambarkan minyak tinggi, skenario harga minyak
karakteristik daerah dengan lebih baik rendah, skenario pertumbuhan sosio-
daripada pendekatan regional tunggal. ekonomi cepat dan skenario pertumbuhan
sosio-ekonomi lambat.
4.3. Sistem Energi Multi Regional di
Kanada Hasil pemodelan menunjukkan
bahwa konsumsi energi di Kanada
Sebuah studi analisis energi multi
diperkirakan akan meningkat sebesar 43%
regional di Kanada dilakukan oleh
antara tahun 2007-2050 pada skenario
Vaillancourt et al. (2014). Studi tersebut
referensi dan meningkat sebesar 21% pada
bertujuan untuk memperkenalkan model
skenario pertumbuhan sosio-ekonomi
energi multi regional baru, yaitu TIMES-
cepat. Pada semua skenario, produk minyak
Canada yang dikembangkan menggunakan
akan terus mendominasi meskipun terdapat
framework pemodelan optimisasi TIMES
pengurangan proporsi dari 43% di tahun
Selain itu, dalam studi tersebut dilakukan
2007 menjadi 29% di tahun 2050. Untuk
analisis kemungkinan masa depan sistem
memenuhi permintaan energi pada skenario
energi terintegrasi Kanada pada 2050 di
referensi, terdapat dua kegiatan utama yang
bawah beberapa baseline yang
menjadi solusi, yaitu (1) penggantian
berhubungan dengan tren pertumbuhan
bertahap sumber minyak dan gas
sosio-ekonomi yang berbeda. Model
konvensional onshore dengan sumber
optimisasi yang dikembangkan bertujuan
offshore dan tidak konvensional, (2)
untuk mengeksplorasi berbagai
penetrasi energi renewable dalam
kemungkinan energi di masa depan
electricity mix secara signifikan setelah
berdasarkan keputusan optimal. Metode
tahun 2035.
yang digunakan dalam studi adalah model
TIMES. Model TIMES merepresentasikan 4.4. Sistem Energi Multi Regional di
keseluruhan sistem energi pada sebuah China
negara, termasuk ekstraksi, transformasi,
Sebuah studi lain berhubungan
distribusi, pengguna akhir dan perdagangan
dengan optimisasi multi regional di China
berbagai bentuk energi. Studi yang
dilakukan oleh Cheng et al. (2014). Studi
dilakukan mencangkup sistem energi di 13
tersebut mengusulkan model optimisasi
provinsi Kanada dengan database sebanyak
multi regional yang dapat memberikan
5000 teknologi spesifik dan 400 komoditas.
wawasan tentang bagaimana perencanaan
Skenario yang digunakan berjumlah lima,
perkembangan sektor tenaga jangka menggunakan multi-regional approach.
panjang di China dapat meminimalkan Sebuah studi di Indonesia yang berkaitan
biaya total di sektor tenaga dengan dengan sistem energi multi regional
mempertimbangkan variasi regional dalam dilakukan oieh Pratama et al. (2017),
hal ketersediaan sumber daya dan kapasitas mengatakan bahwa dengan melakukan
transmisi tenaga. Pada studi tersebut, pendekatan multi regional akan lebih baik
dilakukan juga perbandingan antara dibandingkan melakukan pendekatan
optimisasi regional tunggal dan multi single regional. Pendekatan multi regional
regional di China yang dibagi menjadi 10 lebih baik karena analisis dan pemaharnan
daerah berdasarkan jaringan transmisi karakteristik yang didapaikan bagi masing-
listrik dengan mempertimbangkan 10 tipe masing daerah akan lebih baik
teknologi generasi tenaga. Hasil studi dibandingkan dengan analisis dan
menunjukkan bahwa generasi tenaga nuklir pemahaman yang didapatkan apabila
akan menjadi salah satu teknologi yang melakukan pendekatan single regional
paling ekonomis karena lifetime yang Berdasarkan peninjauan yang telah
panjang, harga bahan bakar yang rendah dilakukan, berbagai negara sudah
dan tidak ada emisi CO2. Selain itu, melakukan perumusan model sistem
generasi tenaga menggunakan teknologi energinya masing-masing baik dengan
pulverized coal di setiap daerah mengalami pendekatan multi regional maupun single
penurunan yang tajam akibat adanya regional. Tentunya agar mendapatkan hasil
kebijakan perubahan iklim. Jika analisis dan pemahaman yang lebih baik,
dibandingkan dengan regional tunggal, penggunaan pendekatan sistem multi
optimisasi multi regional bisa disimpulkan regional lebih banyak dilakukan.
dapat merepresentasikan integrasi sumber Melakukan perumusan sistem energi multi
daya, generasi dan permintaan yang lebih regional pada masing-masing negara
realistik dan logis serta lebih baik dalam mempunyai garis tujuan yang sama, yaitu
mempertimbangkan kondisi di dunia nyata. membantu dalam pengembangan sektor
energi yang ada di negara tersebut, tetapi
5. Diskusi
berdasarkan penelitian yang telah
Melakukan pengujian terhadap dilakukan dapat dilihat perbedaan dari
model sistem energi yang ada dapat analisis yang dilakukan. Negara yang
dilakukan dengan dua pendekatan berbeda, memiliki luas area yang besar seperti
pendekatan pertama dengan single- Kanada, China, dan Indonesia melakukan
regional approach dan pendekatan kedua pengelompokan bagi daerah-daerah
wilayah negara mereka untuk dilakukan diketahui karakterististik ketersediaan
analisis skenario atau model yang energi pada masing-masing daerah. Selain
diterapkan, sedangkan dengan luas area itu, pendekatan multi regional juga dapat
yang lebih kecil tidak disampaikan bahwa memperlihatkan integrasi sumber daya,
penelitian yang dilakukan harus dengan generasi dan permintaan yang lebih
mengelompokan wilayah-wilayah realistik.
negaranya. Penelitian yang telah dilakukan
Beberapa penelitian yang
terkait dengan model system energi multi
berhubungan dengan sistem energi multi
regional yang sudah dilakukan di Italia,
regional di berbagai negara telah
Kanada, China, dan Indonesia semuanya
dilakukan. Hasil dari berbagai penelitian
menghasilkan analisis maupun
tersebut dapat memberikan suatu gambaran
rekomendasi yang didasarkan oleh skenario
dari sistem energi pada suatu negara serta
model yang dilakukan pengujian
pengaruhnya terhadap aspek ekonomi,
terhadapnya. Pemberian analisis dan
sosial dan lingkungan di masa yang akan
rekomendasi ini tentunya akan memberikan
dating. Hasil ini dapat dijadikan acuan bagi
masing- masing negara pemahaman lebih
stakeholders untuk merencanakan dan
tentang karakteristik dari wilayah-wilayah
membuat kebijakan energi yang sesuai
di negaranya serta membantu stakeholders
dengan kondisi negaranya.
dalam pengambilan keputusan. Pemberian
analisis dan rekomendasi ini akan Daftar Pustaka

memberikan efek untuk jangka panjang Catenazzi, G. (2009), “Advances in


maupun memberikan efek untuk jangka Techno-Economic Energy Modeling:
menengah. Costs, Dynamics and Hybrid

6. Kesimpulan Aspects”, Dissertation, Swiss Federal


Institute of Technology (ETH),
Analisis sistem energi di suatu negara
Zürich.
sangat penting untuk dilakukan karena
berhubungan dengan perkembangan negara Cheng, R., Xu, Z., Liu, P., Wang, Z., Li, Z.

tersebut. Analisis sistem energi dapat and Jones, I. (2015). A multi-region

dilakukan dengan dua cara, yaitu single optimization planning model for

regional approach dan multiregional China’s power sector. Applied

approach. Pendekatan multi regional lebih Energy, 137, pp.413-426.

menguntungkan untuk negara yang terdiri Herbst, A., Toro, F., Reitze, F. and Jochem,
dari daerah yang banyak karena dapat E. (2012). Introduction to Energy
Systems Modelling. Swiss Journal of Zhang, B., Chen, Z., Xia, X., Xu, X. and
Economics and Statistics, 148(2), Chen, Y. (2013). The impact of
pp.111-135. domestic trade on China's regional
energy uses: A multi-regional input–
Krail, M., and W. Schade (2010), “The
output modeling. Energy Policy, 63,
Potential of Alternative Fuel Cars for
pp.1169-1181.
Achieving CO2 Reduction Targets in
EU27”.

Neshat, Najmeh, Amin-Naseri,


Mohammad Reza, & Danesh,
Farzaneh. (2014). Energy models:
Methods and characteristics. Journal
of Energy in Southern Africa, 25(4),
101-111.

Pratama, Y., Purwanto, W., Tezuka, T.,


McLellan, B., Hartono, D.,
Hidayatno, A. and Daud, Y. (2017).
Multi-objective optimization of a
multiregional electricity system in an
archipelagic state: The role of
renewable energy in energy system
sustainability. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 77,
pp.423-439.

Vaillancourt, K., Alcocer, Y., Bahn, O.,


Fertel, C., Frenette, E., Garbouj, H.,
Kanudia, A., Labriet, M., Loulou, R.,
Marcy, M., Neji, Y. and Waaub, J.
(2014). A Canadian 2050 energy
outlook: Analysis with the multi-
regional model TIMES-Canada.
Applied Energy, 132, pp.56-65.

Anda mungkin juga menyukai