Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK INDUSTRI PELEBURAN LOGAM Fe

TERHADAP PENCEMARAN DEBU DI UDARA

Teguh Prayudi
Asisten Peneliti Muda pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi - BPPT

Abstract

In this research have been done by the iron metal rate analysis (Fe) in air dirt
ambient industry area molding of metal in Dusun Batur, Kecamatan Ceper,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Research result indicate that the
distribution contamination of metal Fe have extended with swampy forest
[among/between] 0,02 ~ 15,71 ug/m3, and this rate enough significant with dirt
content TSP which are research before all.

Key words: metal, Klaten, contamination.

1. PENDAHULUAN abad ke 18, kemudian oleh Perancis kokas ini


dikembangkan untuk dapat mencairkan
1.1. Latar Belakang
kembali besi kasar dalam tanur kecil seperti
Sejarah peleburan logam telah dimulai tanur cupola yang saat ini banyak digunakan.
kurang lebih sejak 4000 tahun SM, yaitu sejak Dengan penemuan tanur ini, produk-produk
manusia mengenal cara mencairkan logam logam lain juga telah dihasilkan seperti pruduk
dan membuat cetakan perhiasan dari emas baja dari besi kasar pada abad ke 19.
atau perak tempaan yang berkembang unuk Sesuai dengan perkembangan teknologi,
pembuatan senjata atau peralatan pertanian. saat ini berbagai jenis tungku telah dapat
Dengan ditemukannya teknik peleburan dihasilkan manusia, yaitu antara lain :
dan cetakan tembaga cair maka mulailah
¾ Tungku Electric arc Furnace (EAF) : jenis
terjadi perkembangan teknik peleburan logam
tungku dengan pemanasan dari listrik.
yang lebih kompleks dan rumit seperti
pembuatan perabot rumah tangga dan ¾ Blast Furnace : jenis tungku dengan yang
perhiasan, dengan menggunakan bahan besar dan komplek, yang dibuat dari
logam lain seperti besi maupun logam kombinasi peralatan yang berdiri sendiri
campuran seperti perunggu. dan komponen konstruksi yang seragam.
Sejalan dengan ditemukannya teknik Komponen yang paling besar dari blast
tanur datar dan tuntutan kebutuhan peralatan furnace termasuk didalamnya adalah
sesuai dengan kondisi jaman saat itu, tungku minyak, the furnace internal
peleburan logam mulai banyak digunakan oleh refractory lining dan the crucible-like
bangsa-bangsa di sekitar laut tengah, yunani hearth. Sebagian besar terdiri dari
hingga ke India. Walaupun demikian baru pada peralatan yang berdiri sendiri seperti
abad ke 14 teknik peleburan dilakukan secara motor bakar dsb.
besar besaran setelah Jeman dan Italia
menemukan tanur tiup berbentuk silinder ¾ Kupola : dipergunakan secara luas untuk
sebagai pengganti tanur datar. Teknik peleburan besi cor karena mempunyai
bebrapa keuntungan seperti : kontruksinya
peleburan ini dilakukan dengan meletakkan biji
besi dan arang batu secara bergantian sederhana dan mudah operasionalnya;
kemudian dituangkan secara langsung logam memberikan kemungkinan peleburan yang
kontinyu; mendapat laju peleburan yang besar
cair yang didapat dari biji besi kedalam
cetakan. Produksi yang dihasilkan adalah untuk setiap jamnya; biaya yang rendah;
tungku, pipa, meriam dan pelurunya. kontrol komposisi kimia dengan daerah yang
luas. Konstruksi kupola umumnya terbuat dari
Peleburan logam ini semakin pesat
dengan ditemukannya kokas di Inggris pada silinder baja yang tegak, dilapisi batu tahan
api. Bahan baku logam dan kokas di isikan dari

Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390 385
pintu pengisi. Udara di tiupkan ke dalam Secara umum, dalam PP Nomor 41
melalui tuyer, kokas terbakar dan bahan logam Tahun 1999 telah ditetapkan baku mutu udara
mencair. Logam cair dan terak dikeluarkan ambien nasional untuk parameter pencemar
melalui lubang keluar pada dasar kupola. Jadi udara dengan masing-masing nilai baku
dalam kupola, logam dipanaskan langsung mutunya dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
oleh panas pembakaran dari kokas dan
Tabel 1. Parameter Pencemar Udara
mencair, oleh karena itu kupola mempunyai
Ambien(4).
effisiensi tinggi
Dampak lingkungan yang terjadi pada Nilai Baku Mutu
industri peleburan terutama adalah debu dan No. Parameter
(24 jam)
asap yang keluar dari tungku, debu dari pasir
cetak, bising dan getaran dari mesin dan lain 1. Sulfur Dioksida 365 ug/Nm3
lain, berbagai macam peralatan dipakai dalam 2. Karbon Monoksida 10.000 ug/Nm3
usaha untuk mencegah timbulnya hal tersebut.
3. Nitrogen Dioksida 150 ug/Nm3
Beberapa contoh peralatan tersebut terutama
untuk mencegah emisi debu antara lain : 4. Oksidan 235 ug/Nm3*
• Dust colector untuk tungku cupola 5. Hidro Karbon 160 ug/Nm3**

• Penangkap debu jenis siklon 6. PM10 150 ug/Nm3

• Penangkap debu dengan penukar 7. PM2,5 65 ug/Nm3


panas dan kantong saringan 8. TSP 230 ug/Nm3
• Dust collector untuk tungku listrik 9. Pb 2 ug/Nm3

Keterangan * 1 jam
1.2. Tinjauan Pustaka ** 3 jam
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Dalam konteks pencemaran udara, yang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian dimaksud dengan partikel/debu adalah benda
Pencemaran Udara, Pencemaran udara padat yang terjadi karena proses mekanis
didifinisikan sebagai masuknya atau (pemecahan reduksi) terhadap massa padat
dimasukkannya zat, energi, dan/atau yang masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
komponen lain ke dalam udara ambien oleh Partikel/debu dapat terhirup melalui
kegiatan manusia, sehingga mutu udara saluran pernapasan. Partikel yang berukuran
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang besar lebih dari 0.6 µ akan tertahan pada
menyebabkan udara ambien tidak dapat saluran nafas bagian atas, sedangkan yang
memenuhi fungsinya(4). dibawah 0.3 µ akan mengikuti gerakan brown
Secara umum, masuknya bahan-bahan yaitu keluar masuk, hanya yang memiliki
polutan ini dapat berasal dari berbagai sumber ukuran antara 0.3 µ s/d 0.6 µ akan sampai
pencemar yang meliputi seluruh usaha pada bagian alveoli paru. Debu yang
dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan mengandung logam berat selain mempunyai
pencemar ke udara yang menyebabkan udara potensi untuk dapat menimbulkan fibrosis pada
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, paru, juga dapat dapat menimbulkan iritasi
baik yang berasal dari sumber emisi bergerak, mukosa. Dampak yang ditimbulkan oleh
sumber emisi bergerak spesifik, sumber emisi pencemaran debu pada kesehatan manusia
tidak bergerak maupun sumber emisi tidak sangat tergantung pada komposisi kandungan
bergerak spesifik. kimianya, sebagai contoh adalah debu asbes
Kegiatan industri merupakan salah satu yang terjadi akibat pengereman kendaraan
sumber emisi tidak bergerak yang mempunyai bermotor yang menggunakan asbes untuk
andil cukup besar terhadap pencemaran kanvas remnya. Akibat dari debu asbes ini
udara, khususnya pada wilayah industri itu akan menyebabkan asbestosis yang
sendiri dan wilayah sekitarnya. berdampak pada penyakit kanker.
Emisi pencemaran udara oleh industri Beberapa partikel logam seperti Be
sangat tergantung pada jenis industri dan (Berilium) dapat menimbulkan penyakit
proses produksinya. Dari sisi proses produksi, pneumonic yang akut, sedangkan debu arsen
pencemaran emisi industri, sangat dipengaruhi dapat menimbulkan kanker paru dan kanker
oleh jenis peralatan yang digunakan serta kulit. (7).
bahan-bahan baku yang digunakan.

386 Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390
Ditinjau dari sumber pencemarnya, yang berbagai percobaan dan diperkirakan berperan
mempunyai risiko terbesar terkena paparan dominan. Akan tetapi, umumnya disetujui
debu logam keras adalah mereka yang terlibat bahwa gabungan tungsten dengan kobalt
dalam produksi pemanasan tungku, pekerjaan bertanggung jawab ats terjadinya fibrosis
dengan mesin, penggerindaan presisi, interstisial difus.
pengecoran logam dll, dalam proses produksi Paparan terhadap pekerja harus
perkakas dan bagian bagian mesin; serta dikendalikan dengan langkah langkah teknis
mereka yang harus mengasah perkakas yang yang tepat seperti menutup mesin-mesin dan
dihasilkan. Meskipun pekerja yang terlibat ventilasi pembuangan lokal hal ini untuk
penggerindaan dan pengasahan adalah yang mengurangi kadar debu hingga dibawah batas
paling terpapar terhadap bahaya tersebut, paparan yang dianjurkan. Penggunaan alat
namun para pekerja yang bertugas didekat alat pelindung diri (respirator) mungkin perlu
tempat kerja yang sama dapat pula beresiko selama bekerja dalam paparan kadar debu
tinggi terkena paparan. Absorbsi logam hanya yang tinggi.
terjadi lewat paru paru. Debu logam yang Teknologi untuk mengendalikan emisi
terabsorbsi didistribusi ke bagian bagian tubuh partikel/debu logam semuanya didasarkan
dengan cara yang sama dengan distribusi pada penangkapan partikel/debu logam
partikel debu lainnya. Partikel logam yang tak sebelum dilepaskan ke atmsofir. Metode yang
larut tertahan dalam jaringan paru, sementara digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
komponen komponen yang larut dibawa darah banyak dipengaruhi oleh dimensi partikel/debu
kebagian tubuh yang lain. Hanya kobalt yang logam. Penanggulangan pencemaran debu
di ekskresi dalam jumlah kecil melalui kemih. logam dapat dilakukan dengan jalan antara
Ekskresi kobalt yang meningkat dalam kemih lain memakai peralatan pengendali debu
atau air seni boleh digunakan sebagai uji logam pada industri seperti ruang sistem
pelengkap paparan lingkungan. Akan tetapi pengendap gravitasi, baq filter, electrostatic
hubungan antara paparan debu logam dan precipitator (EP), cyclon scrubber,
kobalt dalam kemih tidak diketahui.(9) Peralatan sistem pengendap gravitasi
Pada sebagian besar yang terpapar mempunya proses sebagai berikut: aliran gas
ditemukan berbagai gejala iritatif termasuk dilewatkan kedalam ruangan yang cukup besar
batuk, rinitis, dispnea mirip asma, dan dispnea sehingga velositas gas akan menurun dan
pada pengerahan tenaga. Gejala gejala waktu tinggal didalam ruangan tersebut cukup
tersebut membaik setelah penghentian lama untuk
paparan. Fibrosis interstisial difus amat jarang
terjadi, melibatkan 1-4% pekerja.
2. METODE PENELITIAN
Umumnya tanda tanda dini penyakit mulai
tampak setelah paparan selama lebih dari 3 2.1 Lokasi penelitian
tahun. Antara lain berupa batuk kering,
Untuk studi kasus, penelitian ini
penurunan berat badan dan dispnea progresif
dilaksanakan di industri pengecoran logam
pada pengerahan tenaga. Bunyi krepitasi
yang terletak di Kecamatan Ceper, Kabupaten
mungkin terdengar pada auskultasi. Foto sinar
Klaten, Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1).
X dada sulit diinterprestasi pada awitan
Lokasi ini diambil dengan pertimbangan bahwa
penyakit, berupa garis garis linear dan
saat ini terdapat kurang lebih 300 pengusaha
bayangan retikulat dengan kekeruhan
dengan kapasitas sekitar 30.000 ton produk
bervariasi. Pemeriksaan kesehatan
per tahun, seperti rumah pompa, lampu
memperlihatkan gejala gejala klasik
penerangan jalan seni, meja-kursi antik, blok
insufisiensi pernapasan dan penurunan VC
canvas rem kereta serta produk alat-alat berat.
dabn FEV1.0. hiposaturasi oksihemoglobin
darah arteri hanya terjadi pada permulaan Disamping itu, mengingat keahlian
pengerahan tenaga, dan adanya penurunan masyarakat diperoleh secara turun-temurun,
difusi karbon monoksida. maka samapi saat ini teknologi yang
Secara morfologis terdapat fibrosis digunakan masih teknologi konvensional
alveolar dan interstisial yang menimbulkan sehingga tidak dapat dihindari bahwa dari
pembesaran septa; avioli menipis dimana sel proses produksinya akan banyak dihasilkan
epitel kubus bergantian dengan daerah daerah bahan-bahan pencemar lingkungan, termasuk
distensi emfisematosa. potensi menimbulkan pencemaran udara di
Peranan masing masing logam dalam sekitar wilayah industri ini.
patogenesis masih dalam perdebatan. Kobalt
adalah komponen yang paling toksik pada

Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390 387
VI

IV

V
III

VII I
II
IX

VIII

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel


Keterangan : (I) Laboratorium pengecoran logam (Tegalrejo); (II) Rumah Lurah Tegalrejo (Tegalrejo);
(III) Batur jaya (Dusun Batur); (IV) Rumah Lurah Ngawonggo; (V) Bahama (Dusun Batur);
(VI) Kecamatan Delanggu; (VII) Dusun Jeblogan; (VIII) Dusun Ndoyo (Desa Cetan);
(IX) Kantor Desa Ceper.

2.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kecamatan Ceper
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Juli
khususnya pada 3 kelurahan yaitu kelurahan
2001 sampai dengan 8 Juli 2001. Pengambilan
Tegalrejo, kelurahan Ngawonggo dan Kelurahan
sampel dilakukan secara bergantian dari titik
Ceper, penelitian kualitas udara ini difokuskan
sampling yang satu ke titik sampling yang lain
pada 9 titik sampling.
dengan 2 kali pengulangan yang dilakukan secara
Penunjukkan titik sampling didasarkan pada
kontinyu.
luas area yang banyak mempunyai kegiatan
industri kecil terutama pada industri pengecoran 2.3 Metode Pengambilan Sampel
logam, disamping itu dilakukan juga sampling pada
daerah luar lingkup industri seperti Ndoyo dan Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode gravimetri dengan menggunakan peralatan
Tegal Sari. Parameter yang diukur adalah partikel
atau debu logam Fe High Volum Sampler. Prinsip dari metode ini
adalah menentukan konsentrasi debu logam yang

388 Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390
ada di udara dengan menggunakan pompa isap. I
751,8 32 61 140,3 0,33
Udara yang terhisap disaring dengan filter 18.35 - 20.35
sehingga debu logam yang ada di udara akan II
751,8 33 62 108,2 0,42
menempel pada filter tersebut. Berdasarkan jumlah 11.50 - 13.50
udara yang terhisap dan berat debu yang II
751,3 33 61 119,5 1,33
11.20 - 13.10
menempel pada filter, akan diketahui konsentrasi
III
debu logam yang ada di udara. 14.10 - 16.10
749,3 34 58 191 4,06

Rumus Perhitungan Kadar Debu logam : III


749,3 35 54 220,2 0,42
16.20 - 18.20
Kadar debu logam (mg/m3) = IV
754,4 30 77 540,0 4,79
06.50 - 08.50
{berat filter + berat debu logam – berat filter} mg /
IV
{kecepatan aliran udara} m3 20.00 - 22.00
751,8 32,5 65 738,0 2,06
V 15,7
751,8 32 64 458,3
09.50 - 11.05 1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN V 12,0
749,3 33 52 454,6
17.45 - 19.45 7
Untuk mendukung penelitian, juga telah
VI
dilakukan pengamatan keadaan meteorologi di 749,3 36 55 101,1
13.40 - 15.40 0,02
lokasi tempat pengambilan sampel udara ambien. VI
Data meteorologi dan hasil analisa kadar debu Fe 749,3 38 46 167,8 0,05
15.45 - 17.45
secara lengkap disajikan pada table 2, berikut ini : VII
749,3 36 55 355,6 2,78
Dari hasil pengamatan data meteorologi 06.55 - 08.55
tersebut dapat diketahui bahwa selama proses VII
749,3 38 46 186,0 0,68
pengambilan sampel udara, keadaan cuaca sangat 15.45 - 17.45
cerah dengan disertai angin sepoi sepoi. Dengan VIII
753,1 35 69 165,4 5,24
tidak adanya hujan diharapkan dapat memberikan 09.20 - 11.20
pengaruh positif terhadap hasil analisa kadar Fe di VIII
748,0 33 58 387,1
17.30 - 19.00 0,02
udara, mengingat pengaruh hujan dapat
IX
menurunkan kadar Fe di udara, sehingga hasil 11.40 - 13.40
750,8 34,5 63 118,8 0,42
analisa tidak dapat menggambarkan kondisi IX
pencemaran yang sesungguhnya telah terjadi di 750,8 35 63 113,5 0,61
13.40 - 15.30
wilayah tersebut. Demikian pula data meteorologi
Keterangan :
lain, yang relatif konstan dengan rata-rata dan
¾ P : Tekanan (mmHg); T : Temperatur (ºC); Klb :
penyimpangan masing-masing adalah : tekanan Kelembaban (%); Kecepatan angin (m/menit); Kadar
(750,6 mmHg, 1,9 mmHg), temperatur (33,9ºC, (ppb)
2,2ºC) dan kelembaban (59,6%, 7,7%) akan lebih ¾ Lokasi : I. Laboratorium pengecoran logam; II. Rumah
mendukung akurasi pembandingan kadar Fe udara Lurah Tegalrejo; III. Koperasi Batur Jaya; IV. Rumah
pada satu lokasi terhadap lokasi lainnya. Lurah Ngawonggo; V. Bahama; VI. Kecamatan Delanggu;
Hasil analisa kadar Fe di dalam debu, VII. Jeblogan; VIII. Ndoyo; IX. Desa Ceper.
memberikan gambaran distribusi Fe yang sangat Meskipun nilai ambang batas kadar Fe dalam
luas, dengan sebaran antara 0,02 ~ 15,71 ug/m3. udara ambien belum secara tegas diatur didalam
Dibandingkan dengan hasil analisa debu peraturan perundang-undangan yang saat ini
sebelumnya (8), sebaran ini memiliki pola yang berlaku, baik dalam aturan Undang-undang,
sama, dimana kadar Fe ini sebanding dengan Peraturan Pemerintah maupun
kadar debu, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar Peraturan/Keputusan Menteri, tetapi hasil ini perlu
1. (Dalam gambar 2 ini, kadar Fe dilipatkan 10 disikapi sebagai bentuk kewaspadaan
kali). meningkatnya kadar Fe udara ambien pada lokasi
Tabel 2. Pengukuran Data Meteorologi dan Hasil industri pengecoran logam. Kewaspadaan ini
Analisa Kadar Fe Debu di Udara Ambien diperlukan mengingat pencemaran Fe sangat
Industri Pengecoran Logam Ceper. berpotensi menimbulkan fibrosis paru, dan dapat
menimbulkan iritasi mukosa.(7)
3
Lokasi Data Meteorologi Kadar (ug/m )
(Waktu) P T Klb Debu Fe
I
753,1 31 64 205,7 2,33
09.30~11.30

Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390 389
800 pengolahan maupun penambahan sarana
penyedot debu seperti exhaust fan dan bag
700 filter yang menjadi satu kesatuan dengan lay
out pabrik atau industri.
600
KADAR (µ g/M3)

500 DAFTAR PUSTAKA

400

1. Parker, 1981, Air Pollution, John Willey &


300
Sons, New York
200
2. Teguh Prayudi; 1992, Pencemaran Udara
Potensi dan Penanggulanggannya, laporan
100 intern BPPT,
3. Teguh Prayudi, 1990, Karakteristik dan
0
Teknologi Penanganan Limbah Udara,
LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL
Seminar Penanganan Limbah Cair dan Udara,
Analisa Fe (x10) Analisa debu
Setio Harto, Jakarta
Gambar 2. Hubungan Karakteristik Perubahan 4. PP Nomor 41 Tahun 1999
Kadar Debu dan Logam Fe di dalam 5. WHO, 1987, Regional Office for Europe,
Udara Ambien Industri Pengecoran Copenhagen : Air Quality Guidelines for
Logan Ceper. Europe, WHO regional Publication, European
Series no 23,
4. KESIMPULAN DAN SARAN
6. Sudarmo,R.P (Trans), 1992. Analisa dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang Tafsir Data Monitoring Udara, terjemahan dari
telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik buku WHO no 51 tahun 1980 Kantor Mentri
kesimpulan sebagai berikut : Negara Kependudukan dan Lingkungan
1. Konsentrasi debu logam Fe cukup signifikan Hidup.
dengan kandungan debu TSP, walaupun 7. Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, 2002,
demikian data ini masih harus ditambah ANDI Yogyakarta),
dengan data yang kontinyu karena data yang 8. Teguh Prayudi dan Joko Prayitno Susanto,
ada hanya merupakan data yang real time, Kualitas Debu Dalam Udara Sebagai Dampak
sehingga perlu kajian lagi untuk mendapatkan Industri Pengecoran Logam Ceper, JTL, Vol.
penanggulangan yang lebih akurat. 2, Nomor 2, hal 168-174
2. Tingginya konsentrasi debu logam ini 9. ………. Pengaruh Buangan Industri Tehadap
kemungkinan disebabkan oleh kegiatan Kesehatan,
industri logam yang terbuka, hal ini dapat
ditanggulangi dengan perbaikan sistim

390 Prayudi. T. 2005: Dampak Industri Pengecoran Logam…..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (2): 385-390

Anda mungkin juga menyukai