Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri merupakan salah satu faktor penting terciptanya kemajuan kehidupan manusia.
Kegiatan industri telah menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidup manusia, namun di lain sisi kegiatan industri ini juga membawa dampak yang negatif
berupa pencemaran lingkungan, baik itu berbentuk padat, cair, ataupun gas buang berupa asap
yang keluar dari cerobong asap pabrik.

Pabrik-pabrik industri yang ada di Indonesia saat ini kurang memperhatikan filter pada
cerobong asap pabriknya, sehingga asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong asap
pabrik tidak tersaring dengan baik. Hal ini dapat membahayakan udara disekitar pabrik, karena
zat-zat dan kandungan logam berbahaya yang ada pada asap ikut mencemari udara. Jika
cerobong asap pabrik tidak memiliki filter yang baik, maka asap akan mengeluarkan banyak
debu serta bau yang tidak sedap. Logam-logam berat yang dimuntahkan oleh cerobong asap
pabrik dalam bentuk partikel perlu mendapat perhatian. Bahan-bahan kimia metalik ini sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan (Sumardjo, 2009).

Asap pabrik merupakan salah satu penyumbang polutan penyebab pencemaran udara yang
dikeluarkan oleh cerobong asap. Kandungan asap pabrik suatu industri seperti gas
karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), Sulfur Oksida (SO) dan partikulat polutan
lainnya menyebabkan degradasi lingkungan yang memicu terjadinya hujan asam dan global
warming. Dampak buruk polutan bagi kesehatan manusia jika konsentrasinya melebihi
ambang batas antara lain dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti bronitis, emfisema,
kanker kulit dan penurunan kesehatan pada umumnya sedangkan pada konsentrasi tinggi,
senyawa (SO) ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan (Soedomo
2001).
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Cerobong Asap

Cerobong asap adalah struktur untuk ventilasi panas gas buang atau asap dari boiler, kompor,
tungku atau perapian ke luar atmosfer. Cerobong asap biasanya vertikal, atau sedekat mungkin ke
vertikal, untuk memastikan bahwa aliran gas lancer. Ruang di dalam cerobong asap disebut asap.
Cerobong asap dapat ditemukan pada bangunan, lokomotif uap dan kapal di Amerika Serikat,
cerobong asap istilah (bahasa sehari-hari, stack) juga digunakan ketika mengacu pada cerobong
asap lokomotif. Istilah saluran umumnya digunakan untuk cerobong asap kapal dan kadang-
kadang untuk merujuk cerobong asap lokomotif(Muhammad, Rusdi:2012)

Chimneys yang tinggi menarik udara untuk pembakaran dan untuk membubarkan polutan
dalam gas buang di wilayah yang lebih besar sehingga mengurangi konsentrasi polutan sesuai
dengan batasan peraturan atau lainnya.

1. Fungsi Cerobong Asap

Adapun fungsi cerobong asap adalah untuk meningkatkan menarik udara, untuk
pembakaran dan untuk membubarkan polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih besar
sehingga mengurangi konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau
lainnya(Muhammad, Rusdi:2012).

2. Prinsip kerja cerobong asap


Prinsip Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1782 diawal abad
kedelapan belas. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida
tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.
Dari prinsip tersebut dapat dijelaskan bahwa proses naiknya asap dalam cerobong diawali
karena kondisi asap itu sendiri. Asap yang dihasilkan oleh pabrik memiliki suhu yang panas.
Artinya lebih tinggi dari suhu udara yang berada di sekitar atau di atas cerobong asap. Karena
tingginya suhu ini, mengakibatkan massa jenis udara kecil sehingga bergerak keatas.
Selain itu, terdapat angin yang bertiup di bagian atas cerobong, yang menyebabkan tekanan udara
di sekitar cerobong menjadi lebih kecil. Sedangkan di dalam ruangan tertutup tidak terdapat angin
yang bertiup, sehingga tekanan udara lebih besar. Inilah yang mengakibatkan asap pabrik tergiring
naik ke dalam cerobong asap dan akhirnya keluar.

(Douglas C. Giancolli. 2001).

B. Unsur penyebab pencemaran udara oleh cerobong asap

Jenis zat kimia pencemar udara yang berbahaya diantaranya adalah karbon dioksida, sulfur
dioksida, nitrogen oksida dan lain-lain.

1. Karbon dioksida (CO2)

Merupakan hasil pembakaran sempurna antara karbon dengan oksigen pada pembakaran batubara,
minyak bumi dan gas pada industri. Gas karbondioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca.
Efek rumah kaca merupakan efek dari kadar CO2 yang melebihi kadar yang seharusnya sehingga
menyebabkan panas bumi meningkat. Panas bumi yang meningkat menyebabkan es di kutub
mencair sehingga menyebabkan kota yang terletak di pimggiran pantai rentan terhadap banjir.

2. Sulfur dioksida

Merupakan senyawa yang berasal dari pembakaran industri minyak bumi, batu bara, letusan
gunung merapi dan diperoleh juga dari oksidasi bijih sulfida. Sulfur dioksida yang terhirup banyak
dapat menyebabkan radang paru-paru dan tenggorokan akibat terbentuknya asam sulfit. Sulfur
dioksida merupakan gas yang berbau menyengat, tidak berwarna, tidak flammable dan tidak
eksplosif.

3. Nitrogen oksida

Meliputi nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Kebanyakan terdapat dari hasil asap
kendaraan bermotor dan bahan bakar industri. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau sedangkan nitrogen dioksida memiliki warna cokelat kemerahan dan
bau yang tajam. Nitrogen oksida berbahaya karena merupakan penyusun asap fotokimia dan jika
kena mata bisa perih dan terhirup menyebabkan sesak nafas.

(Dina Septiani:2012)
C. Data yang menunjukan tingkat polusi asap pabrik saat ini

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi. Kota
tersebut bukan Beijing atau Mumbai yang identik dengan udara kotor melainkan kota kecil di Iran
yang bernama Ahvaz. Kota ini memiliki tingkat polusi udara untuk PM10 hingga 372 mikrogram
per meter kubik melebihi batas ambang maksimal WHO PM10 sebesar 20 mikrogram. Daftar
WHO tersebut berisi hasil pemantauan polusi udara di 1.082 kota dari 91 negara. Hasilnya, kota-
kota di Iran, India, Pakistan dan Mongolia menempati peringkat terburuk, sementara kota-kota di
Amerika Serikat dan Kanada mendapat peringkat terbaik.

WHO merilis daftar tersebut pada Senin 26 September 2011 untuk menyoroti pentingnya
pengurangan polusi udara yang diperkirakan menyebabkan 1,34 juta kematian per tahun. Daftar
tersebut diperoleh sesuai laporan tahunan yang menghitung kadar partikel udara pada 1.082 kota
di dunia. Pengukuran polusi udara menggunakan satuan partikulat atau dikenal juga dengan
sebagai materi partikulat atau particulate matter (PM), yaitu bagian kecil dari materi padat yang
terkandung dalam udara atau air. Kategorisasi yang paling umum digunakan pada partikel
menggunakan ukurannya. Sebuah partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang yang
bergerak di udara disebut PM10. Ada juga PM2.5 yang menunjuk pada partikel dengan diameter
kurang dari 2,5 mikrometer dalam udara yang bergerak bebas.

WHO merekomendasikan batas maksimal PM10 sebesar 20 mikrogram dapat menyebabkan


penyakit pernafasan serius bagi manusia. Sebagian besar polutan udara tersebut adalah senyawa
sulfur dioksida dan nitrogen dioksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik, knalpot mobil, dan
industri. Kota Ahvaz di Iran barat daya memiliki tingkat tertinggi PM10 rata-rata tahunan yaitu
sebesar 372 mikrogram per meter kubik. Industri berat dan bahan bakar kendaraan berkualitas
rendah adalah penyebab utama polusi udara di kota padang pasir dengan populasi 1,3 juta orang
ini. Studi ini juga menemukan bahwa ibukota Mongolia, Ulan Bator, memiliki rata-rata kepadatan
PM10 tahunan 279 mikrogram per meter kubik. Disusul oleh kota di sebelah barat Iran, Sanandaj
dengan 254 mikrogram PM10 per meter kubik.
Kota-kota di Pakistan dan India seperti Quetta dan Kanpur, serta ibu kota Botswana, Gaborone
juga menduduki peringkat tinggi pada tingkat polusi udaranya. WHO mengatakan bahwa
penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi. Cepatnya industrialisasi dan penggunaan
bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik yang berkualitas rendah seringkali menjadi sumber
masalah. Daerah metropolitan India seperti New Delhi, Mumbai dan Kalkuta, telah melarang
pembangunan pembangkit listrik baru dalam batas kota, sedangkan pembangkit listrik yang sudah
ada ditutup atau dipindahkan. Namun, di saat yang sama, kurangnya angkutan umum telah
menyebabkan ledakan mobil milik pribadi dan SUV sehingga meningkatkan jumlah polusi
kendaraan diesel 10 kali lipat karena bahan bakar diesel disubsidi oleh pemerintah. Di Ulan Bator
Mongolia, polusi udara disebabkan oleh pembakaran batu bara, kayu dan bahan-bahan lain untuk
keperluan pemanasan, memasak, dan pembangkit listrik. Pembangkit listrik batu bara
menghasilkan asap ke langit kota yang terletak di sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan
sehingga menjebak dan menahan polusi seperti di kota Beijing.

Di Ulan Bator banyak dihuni mantan penggembala dan petani yang tinggal di tenda-tenda atau
gubuk-gubuk kayu dengan sedikit listrik dan panas, maka mereka mengandalkan pembakaran
batubara, kayu, dan kotoran kering untuk memasak dan menjaga makanan tetap hangat. Asap
pembakaran itu berkumpul dengan emisi kendaraan menciptakan selimut kabut asap tebal yang
menutupi kota amper sepanjang tahun.

(Riana:2012)

D. Dampak negatif dari cerobong asap

Cerobong asap pabrik yang mengeluarkan asap hitam tebal, banyak mengandung partikel-partikel
halus butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru.
Sebagian besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan
oksida nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat. Sementara
itu, hasil penelitian World Health Organization (WHO) di pusat-pusat lokasi industri terjadi
penurunan mutu udara ambien tiga kali lebih buruk dari baku mutu yang telah ditetapkan
(Ariyanto, 2003).

Dampaknya bagi kesehatan manusia yang disebabkan oleh pencemaran udara akan terakumulasi
dari hari ke hari. Dampaknyadalam jangka waktu yang lama akan berakibat pada berbagai
gangguan kesehatan, seperti bronitis, emfisema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang
diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar individu. Populasi yang paling rentan
adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat,
kelompok balita mempunyai kerentanan enam kali lebih besar jika dibandingkan dengan orang
dewasa. Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif, dengan demikian menghirup
udara lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.

Selain berdampak terhadap kesehatan, pencemaran udara juga dapat menganggu keseimbangan
alam. Seperti menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah
dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman
dapat menghambat proses fotosintesis.

Selanjutnya dapat meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan
CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer
dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada
pencairan es di kutub, perubahan iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna,
serta kerusakan lapisan ozon.

E. Siklus Cerobong Asap

A. Usaha pencegahan pencemaran udara oleh asap pabrik yang dapat kita lakukan, yaitu:
1. Pengendalian (SO2) dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi,
seperti batu bara dengan bahan bakar yang lebih bersih untuk lingkungan.
2. Cara yang paling tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran (NO2) adalah dengan
menghindari penggunaan bahan bakar fosil.
3. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan
lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
4. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan
penyerap polutan atau saringan.
5. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air.
Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas.
6. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi
termal agar tiZdak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman.
7. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi
angkutan pribadi.
8. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan
partikel lain.
B. Cara menanggulangi pencemaran udara
1. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2. Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan
pencemaran udara.
3. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel
Cell dan Solar Cell.
4. Menghemat Energi yang digunakan.
5. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

KESIMPULAN
Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia yang berasal dari aktivitas industri telah sampai
pada tahap yang membahayakan makhluk hidup di bumi, termasuk manusia. Cerobong asap pabrik
yang tidak menggunakan filter akan mengeluarkan limbah asap yang mengandung banyak partikel
dan logam berbahaya ke udara bebas. Saat ini, masih banyak pabrik yang belum menggunakan
filter pada cerobong asap pabriknya. Sehingga banyak logam berbahaya yang keluar dan
membahayakan kehidupan di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang tepat dan
efektif untuk bisa diterapkan pada cerobong asap pabrik. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan air, dengan inovasi hujan buatan pada cerobong asap pabrik sebagai upaya
penyelamatan bumi dari polusi udara.
Konsep hujan buatan memanfaatkan air untuk menangkap banyak partikel dan logam
berbahaya yang terbawa oleh asap pabrik sebelum keluar dari cerobong. Pada bagian atas
cerobong asap pabrik diberi karbon aktif untuk menyerap logam berbahaya. Air yang jatuh
nantinya akan disaring kembali oleh lapisan pasir dan karbon aktif yang berada pada bagian bawah
cerobong asap. Selanjutnya air tersebut dialirkan ke tangki penampunan air yang akan digunakan
kembali untukhujan buatan.
Sifat air yang cair dapat menangkap partikel dan logam berbahaya pada asap pabrik
sebelum dikeluarkan. Dengan konsep hujanbuatan pada cerobong asap pabrik, maka asap yang
dikeluarkan dari pabrik tidak lagi mengandung banyak polutan yang berbahaya. Partikel dan logam
yang berhasil ditangkap salah satunya adalah silika, lambat laun akan terkumpul pada lapisan pasir
yang terletak pada bagian bawah cerobong asap pabrik. Selanjutnya bisa dimanfaatkan
sebagai campuran pembuatan semen berkualitas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai