18.05.14 SAP Pendet - Perawatan Bayi Sehari2
18.05.14 SAP Pendet - Perawatan Bayi Sehari2
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban
menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak
coklat bayi.
prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada
BBL. Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh
agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses
konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan
dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk
mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang
peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan
mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan
hiperbilirubinemia.
tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi
B. TUJUAN UMUM
C. TUJUAN KHUSUS
memperagakan cara perawatan bayi yang dapat dilakukan dirumah, seperti perawatan
tali pusat, memandikan bayi, mencegah hipotermi dan menjemur bayi dibawah sinar
Terlampir
E. Media
Leaflet
F. Metode
G. Kegiatan penyuluhan
Memperhatikan
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur:
penyuluhan
perhatian
3. Evaluasi Hasil:
b. Peserta dapat menjelasakan cara merawat tali pusat yang benar (70%)
1. Pemberian Nutrisi
a. Pengertian
Pemberan nutrisi disini lebih ditekankan pada pemberian ASI eksklusif. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. (Wikia, 2010).
Menurut Dewa 2010, ASI Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja
kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan
selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6
bulan. Selama itu bayi tidak mendapatkan tambahan cairan lain dan juga makanan
tambahan.
Kebutuhan ASI pada bayi ± 240 cc/ hari yaitu 1 hari ibu menyusui bayinya ±
8 kali, dan 1 kali menyusui jumlah ASI yg diberikan ± 30 cc.
b. Komposisi Asi
1) Protein dalam ASI
a) ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi
(ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih
mudah dicerna). Keistimewaan dari protein ASI ini adalah Rasio protein
“whey” : kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya 20 :
80
b) ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan air susu sapi mengandung
juga betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering
menyebabkan alergi.
c) ASI mengandung asam amino esensial taurin ynag tinggi, yang penting
untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin.
d) Kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari air susu sapi, sedangkan
sisitin lebih tinggi.
e) Kadar tirosin dan fenilalanin lebih rendah, hal ini sangat menguntungkan
karena pada bayi prematur kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan otak
2) Karbohidrat dalam ASI
a) ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan air
susu sapi (6,5 gram%)
b) Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa
yang tinggi ini sangat menguntungkan karena fermentasi akan diubah
menjadi asam laktat.
3) Lemak dalam ASI
Kadar lemak dalam ASI dan air susu sapi relatif sama.
Merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang
larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dan sumber asam lemak yang esensial,
namun tetap ada keistimewaannya yaitu, bentuk emulsi lebih sempurna, kadar
asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x dalam air susu sapi. Asam lemak tak
jenuh yang terdapat dalam kadar yang tinggi yang terpenting adalah : rasio
asam linoleik; oleik yang cukup, asam lemak rantai panjang (arachidonic dan
docadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak. Kolesterol yang
diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat, dan asam palmitat.
4) Mineral dalam ASI
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun relatif rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Fe dan Ca paling stabil, tidak
dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama
adalah kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat, zat
terbanyak adalah kalsium.
5) Air dalam ASI
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. ASI merupakan sumber air
yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan
meredakan rangsangan haus dari bayi.
6) Vitamin dalam ASI
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C
cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam
pantothenik adalah kurang.
7) Kalori dalam ASI
Kalori ASI relatif rendah jhanya 77 kalori/ 100 ml ASI. 90% berasal
dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 100% berasal dari protein
8) Unsur-unsur lain dalam ASI
Laktokram, keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia, asam sitrat, dan
minyak volatile.
c. Manfaat Pemberian Asi Ekslusif
1) Ditinjau dari aspek gizi
a) Kandungan gizi lengkap
b) Mudah dicerna dan diserap
c) Mengandung lipase untuk pencernaan lemak
d) Mempertinggi penyerapan kalsium
e) Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)
2) Ditinjau dari aspek psikologis
a) Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
b) Menimbulkan rasa aman bagi bayi
c) Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)
3) Ditinjau dari aspek KB
a) Menunda kembalinya kesuburan
b) Menjarangkan kehamilan
4) Bagi ibu
a) Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara
b) Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)
c) Mempercepat involusi uterus
5) Bagi keluarga
a) Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi
jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat
b) Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain
d. Teknik Menyusui Yang Benar
1) Ambilah posisi yang benar-benar nyaman bagi ibu seperti duduk di kursi yang
ada sandaran punggung dan lengan, gunakan bantal untuk mengganjal bayi,
agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara.
2) Masukkan puting susu ke dalam mulut bayi dengan cara:
a) Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi
pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan
ibu
b) Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat / paha kanan bayi
c) Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae )
d) Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
e) Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
f) Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna
hitam
3) Bila bayi sudah selesai menyusui ( bayi sudah kenyang), lepaskan isapan bayi
dan sendawakan bayi dengan cara:
a) Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai
keluar sendawa.
b) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
2. Pengecekan Termogulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban
menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Termogulasi pada bayi baru lahir (perlindungan termal) pada bayi baru
lahir secara umum dikatakan normal apabila memiliki ciri sebagai berikut :
a. Lahir pada masa gestasi 37 – 42 minggu
b. Ukuran antropometri : berat badan berkisar antara 2500 gram – 4000 gram,
panjang badan 48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 32 – 37 cm
c. Tanda vital dalam batas normal
d. Tidak ada kelainan / kecacatan
Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara
pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di
dalam batas batas normal.
Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh
agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses
konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan
dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan
hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas.
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk
mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang
digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi
peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan
akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan
pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang
mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan
hiperbilirubinemia.
Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga
tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi
baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37,50C
a. Pengaturan suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit
sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin.
b. Tak efektif termoregulasi
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif dengan
adanya ketidaksesuaian atau perubahan faktor-faktor eksternal.
c. Kotrol Suhu
Pusat pengendalian suhu pada bayi yang baru lahir belum sepenuhnya
berfungsi sehingga bayi tidak mampu untuk mengatasi perubahan yang ekstrim
atau mendadak pada lingkungan eksternalnya.
Cara pengecekan suhu bayi yang lazim dikerjakan adalah dengan meletakkan
thermometer dibawah aksila dan membiarkannya selama 1 menit.
Setelah bayi dilahirkan, suhunya harus dicek setiap setengah jam sekali
sampai hasil pengecekan dua kali berturut – turut menunjukkan suhu 36,5 0C.
Sesudah itu pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali selama 24 jam
pertama dan kemudian jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih
sering, dua kali sehari.
Suhu harus selalu diukur sebelum bayi ditelenjangi untuk dimandikan atau
dibersihkan dan bisa juga pengukuran suhu dilakukan sesudah bayi dimandikan.
d. Pengaturan panas
Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas dalam mengatur suhu tubuhnya
yang berhubungan dengan lingkungannya, bayi ini akan terancam bahaya
hipotermi jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Faktor-faktor penting yang
harus dipertimbangkan pada bayi baru lahir adalah :
1) Produksi panasnya jelek karena laju metaboliknya rendah
2) Biasanya terjadi perubahan suhu yang dramatis pada lingkungan bayi tersebut
khususnya jika bayi dilahirkan dalam ruangan berpendingin yang tidak
disesuaikan suhunya demi kenyamanan ibu
3) Bayi lahir dalam keadaan basah sehingga terjadi kehilangan panas melalui
evaporasi
4) Bayi baru lahiir memiliki permukaan tubuh yang luas jika dibandingkan
dengan berat badannya
5) Pusat pengaturan suhunya didalam hipotalamus belum sepenuhnya mature
sehingga proses menggigil dan berkeringat masih belum berkembang dengan
baik
e. Perubahan Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk
ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah
bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,
seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat
dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai
mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban
untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai
hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus
adalah 36 5 – 370 C.
1) Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu
normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C
(suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu <36°C atau kedua kaki &
tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah
mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermi berat bila
suhu <32°C, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer)
yang dapat mengukur sampai 25°C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan
awal penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan
menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti
tubuh turun sampai dibawah 35°C.
2) Etiologi terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
a) Jaringan lemak subkutan tipis.
b) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
c) Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
d) BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil)
pada reaksi kedinginan.
e) Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko
tinggi mengalami hipotermi.
3) Empat mekanisme bayi baru lahir kehilangan panas:
a) Evavorasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas.Kehilangan panas
dapat terjadi karena penguapan ciran ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
b) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsun antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.Meja,tempat tidur atau
timbangan yang temperatur nya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme kondusi apabila bayi
diletakkan di atas benda-bend tersebut.
c) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.Kehilangan
panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas
angin,hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersbut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung .
4) Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi Akibat yang bisa ditimbulkan
oleh hipotermi yaitu :
a) Hipoglikemi Asidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan
metabolisme anaerob.
b) Kebutuhan oksigen yang meningkat.
c) Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
d) Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang
menyertai hipotermi berat.
e) Shock.
f) Apnea.
g) Perdarahan Intra Ventricular.
4. Pencegahan Infeksi
Infeksi pada bayi cepat sekali meluas. Infeksi BBL lebih sering ditemukan di
RS daripada di rumah, dari ibu, petugas kesehatan, (dokter atau perawat) dan petugas
kesehatan yang lain jga pengunjung yang datang keruangan.
Macam – macam infeksi pada neonates:
a. Tetanus neonatorum
b. CMV
c. Virus herpes simplex.
Penyebab :
Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan dibagi dalam golongan
yaitu :
a. Infeksi intranatal
Kuman dari vagina naik dan masuk dalam rongga amnion setelah ketuban
pecah.Infeksi dapat terjadi walaupaun ketuban masi utuh.Misalnya pada partus
lama dan sering dilakukan pemeriksaan dalam.Janin terkena infeksin karena
inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia congenital/karena kuman
memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan seplikerta.Infeksi inranatal dapat
juga dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina mis
blenorea.
b. Infeksi antenata
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plaseta dan selanjutnya
infeksi melalui sirkulasi umbilikus masuk ke janin.
c. Infeksi pascanatal
Infeksi terjadi sesuda bayi lahir lengkap, infeksi terjadi akibat penggunaan
alat-alat perawatan yang tidak steril atau karena cross intection.