Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI

INTENSIVE CARE UNIT


RUANG PENDET (NICU)
RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA
MEI 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bayi Baru Lahir

Sub Topik : Perawatan Bayi Dirumah Dengan 5P

Sasaran : Ibu yang anaknya di rawat di ruang NICU

Tempat : Ruang NICU RSUD Mangusada Badung

Waktu/Hari : 30 menit/ Senin , 14 Mei 2018

A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke

lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban

menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa

mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan

kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil

penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di

seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar

lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang

akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan

adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak

coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,

hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan

prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada

BBL. Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh

agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses

konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan

dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan

hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas.

Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk

mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang

digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi

peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan

akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan

pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang

mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan

hiperbilirubinemia.

Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga

tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi

baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37,50C.

B. TUJUAN UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui

tentang perawatan bayi sehari-hari dirumah.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui dan

memperagakan cara perawatan bayi yang dapat dilakukan dirumah, seperti perawatan

tali pusat, memandikan bayi, mencegah hipotermi dan menjemur bayi dibawah sinar

matahari pagi dan mengetahui tanda-tanda bahaya pad bayi.


D. Materi

Terlampir

E. Media

Leaflet

F. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

G. Kegiatan penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu

Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam

2 menit Menyampaikan tujuan Mendengarkan

Inti Menjelaskan tentang perawatan Melihat

18 menit bayi sehari-hari Mendengarkan

Memperhatikan

Penutup Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

10menit Mengakhiri penyuluhan Menjawab

Salam Menjawab salam

H. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur:

a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan berupa

leaflet dan flip chart

c. Kontrak dengan Ibu pasien sudah dilakukan


2. Evaluasi Proses:

a. Jalannya proses lancar

b. Waktu efektif sesuai dengan rencana penyuluhan

c. Kehadiran peserta 90%

d. Pada awal pertemuan, penyuluh sudah menjelaskan tujuan dilakukan

penyuluhan

e. Selama kegiatan, peserta mendengarkan penjelasan petugas dengan penuh

perhatian

f. Peserta aktif saat dilakukan Tanya jawab

g. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

h. Kontrak waktu dan tempat telah diingatkan oleh penyuluh

3. Evaluasi Hasil:

a. Peserta dapat menjelaskan cara memandikan bayi dengan benar (70%).

b. Peserta dapat menjelasakan cara merawat tali pusat yang benar (70%)

c. Peserta dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya pada bayi (70%)

d. Peserta menjelasakan bagaimana mencegah hipotermi pada bayi (70%).


Materi

Perawatan Bayi di Rumah dengan 5 P

1. Pemberian Nutrisi

a. Pengertian
Pemberan nutrisi disini lebih ditekankan pada pemberian ASI eksklusif. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. (Wikia, 2010).
Menurut Dewa 2010, ASI Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja
kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan
selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6
bulan. Selama itu bayi tidak mendapatkan tambahan cairan lain dan juga makanan
tambahan.
Kebutuhan ASI pada bayi ± 240 cc/ hari yaitu 1 hari ibu menyusui bayinya ±
8 kali, dan 1 kali menyusui jumlah ASI yg diberikan ± 30 cc.

b. Komposisi Asi
1) Protein dalam ASI
a) ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi
(ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih
mudah dicerna). Keistimewaan dari protein ASI ini adalah Rasio protein
“whey” : kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya 20 :
80
b) ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan air susu sapi mengandung
juga betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering
menyebabkan alergi.
c) ASI mengandung asam amino esensial taurin ynag tinggi, yang penting
untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin.
d) Kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari air susu sapi, sedangkan
sisitin lebih tinggi.
e) Kadar tirosin dan fenilalanin lebih rendah, hal ini sangat menguntungkan
karena pada bayi prematur kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan otak
2) Karbohidrat dalam ASI
a) ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan air
susu sapi (6,5 gram%)
b) Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa
yang tinggi ini sangat menguntungkan karena fermentasi akan diubah
menjadi asam laktat.
3) Lemak dalam ASI
Kadar lemak dalam ASI dan air susu sapi relatif sama.
Merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang
larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dan sumber asam lemak yang esensial,
namun tetap ada keistimewaannya yaitu, bentuk emulsi lebih sempurna, kadar
asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x dalam air susu sapi. Asam lemak tak
jenuh yang terdapat dalam kadar yang tinggi yang terpenting adalah : rasio
asam linoleik; oleik yang cukup, asam lemak rantai panjang (arachidonic dan
docadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak. Kolesterol yang
diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat, dan asam palmitat.
4) Mineral dalam ASI
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun relatif rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Fe dan Ca paling stabil, tidak
dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama
adalah kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat, zat
terbanyak adalah kalsium.
5) Air dalam ASI
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. ASI merupakan sumber air
yang secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan
meredakan rangsangan haus dari bayi.
6) Vitamin dalam ASI
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C
cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam
pantothenik adalah kurang.
7) Kalori dalam ASI
Kalori ASI relatif rendah jhanya 77 kalori/ 100 ml ASI. 90% berasal
dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 100% berasal dari protein
8) Unsur-unsur lain dalam ASI
Laktokram, keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia, asam sitrat, dan
minyak volatile.
c. Manfaat Pemberian Asi Ekslusif
1) Ditinjau dari aspek gizi
a) Kandungan gizi lengkap
b) Mudah dicerna dan diserap
c) Mengandung lipase untuk pencernaan lemak
d) Mempertinggi penyerapan kalsium
e) Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)
2) Ditinjau dari aspek psikologis
a) Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
b) Menimbulkan rasa aman bagi bayi
c) Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)
3) Ditinjau dari aspek KB
a) Menunda kembalinya kesuburan
b) Menjarangkan kehamilan
4) Bagi ibu
a) Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara
b) Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)
c) Mempercepat involusi uterus
5) Bagi keluarga
a) Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi
jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat
b) Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain
d. Teknik Menyusui Yang Benar
1) Ambilah posisi yang benar-benar nyaman bagi ibu seperti duduk di kursi yang
ada sandaran punggung dan lengan, gunakan bantal untuk mengganjal bayi,
agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara.
2) Masukkan puting susu ke dalam mulut bayi dengan cara:
a) Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi
pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan
ibu
b) Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat / paha kanan bayi
c) Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae )
d) Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
e) Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
f) Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna
hitam
3) Bila bayi sudah selesai menyusui ( bayi sudah kenyang), lepaskan isapan bayi
dan sendawakan bayi dengan cara:
a) Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai
keluar sendawa.
b) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

e. Cara Memperbanyak Produksi ASI


1) Susuilah bayi setengah jam pertama lahir/setelah dibersihkan jalan nafasnya
2) Susuilah bayi sesring mungkin sesuai dengan permintaan, biasanya setiap 2
jam sekali
3) Susuilah 10 menit pada kedua payudara
4) Usahakan tidak memberi dot atau susu botol pada bayi mantap dalam
menyusui
5) Makan makanan yang bergizi
6) Tidur ± 8 jam /hariPakailah BH yang sesuai dengan besarnya payu dara,
baju/kaos yang longgar
7) Susuilah bayi dalam suasana santai dan posisi yang enak
8) Lakukan perawatan payudara pada massa hamil maupun nifas.
f. Cara Menyimpan Asi
1) ASI baru dipompa segera ditempatkan pada lemari pendingin dan tidak
disimpan lebih dari 72 jam.
2) ASI disimpan dalaam botol yang steril. Diberi label tanggal dan jam simpan.
3) Pompa ASI langsung kedalam kantong pembeku.
4) Cairkan ASI beku dengan menempatkan pada wadah yang tertutup dalam
mangkuk berisi air hangat dalam waktu 30 menit.
5) Di udara terbuka atau bebas tahan 6-8 jam.
6) Di lemari es(4 °C) tahan 24 jam.
7) Di lemari pendingin atau beku (-18°C) tahan 6 bulan. Pada penyimpanan
dengan cara dibekukan tidak berpengaruh terhadap komponen kekebalan yang
dikandungnya.

2. Pengecekan Termogulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban
menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
seorang BBL. Termogulasi pada bayi baru lahir (perlindungan termal) pada bayi baru
lahir secara umum dikatakan normal apabila memiliki ciri sebagai berikut :
a. Lahir pada masa gestasi 37 – 42 minggu
b. Ukuran antropometri : berat badan berkisar antara 2500 gram – 4000 gram,
panjang badan 48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 32 – 37 cm
c. Tanda vital dalam batas normal
d. Tidak ada kelainan / kecacatan
Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara
pembentukan panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di
dalam batas batas normal.
Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang
belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh
agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses
konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan
dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan
hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas.
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk
mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang
digunakan untuk memproduksi panas daripada untuk pertumbuhan dan terjadi
peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan akan terlihat kurang aktif dan
akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan meningkatkan
pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori yang
mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan
hiperbilirubinemia.
Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga
tindakan yang dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi
baru lahir. Suhu tubuh bayi yang normal sekitar 36,5-37,50C
a. Pengaturan suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit
sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin.
b. Tak efektif termoregulasi
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal secara efektif dengan
adanya ketidaksesuaian atau perubahan faktor-faktor eksternal.
c. Kotrol Suhu
Pusat pengendalian suhu pada bayi yang baru lahir belum sepenuhnya
berfungsi sehingga bayi tidak mampu untuk mengatasi perubahan yang ekstrim
atau mendadak pada lingkungan eksternalnya.
Cara pengecekan suhu bayi yang lazim dikerjakan adalah dengan meletakkan
thermometer dibawah aksila dan membiarkannya selama 1 menit.
Setelah bayi dilahirkan, suhunya harus dicek setiap setengah jam sekali
sampai hasil pengecekan dua kali berturut – turut menunjukkan suhu 36,5 0C.
Sesudah itu pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali selama 24 jam
pertama dan kemudian jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih
sering, dua kali sehari.
Suhu harus selalu diukur sebelum bayi ditelenjangi untuk dimandikan atau
dibersihkan dan bisa juga pengukuran suhu dilakukan sesudah bayi dimandikan.
d. Pengaturan panas
Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas dalam mengatur suhu tubuhnya
yang berhubungan dengan lingkungannya, bayi ini akan terancam bahaya
hipotermi jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Faktor-faktor penting yang
harus dipertimbangkan pada bayi baru lahir adalah :
1) Produksi panasnya jelek karena laju metaboliknya rendah
2) Biasanya terjadi perubahan suhu yang dramatis pada lingkungan bayi tersebut
khususnya jika bayi dilahirkan dalam ruangan berpendingin yang tidak
disesuaikan suhunya demi kenyamanan ibu
3) Bayi lahir dalam keadaan basah sehingga terjadi kehilangan panas melalui
evaporasi
4) Bayi baru lahiir memiliki permukaan tubuh yang luas jika dibandingkan
dengan berat badannya
5) Pusat pengaturan suhunya didalam hipotalamus belum sepenuhnya mature
sehingga proses menggigil dan berkeringat masih belum berkembang dengan
baik
e. Perubahan Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk
ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah
bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,
seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat
dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai
mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban
untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai
hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus
adalah 36 5 – 370 C.
1) Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu
normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5°C
(suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu <36°C atau kedua kaki &
tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah
mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36°C). Disebut hipotermi berat bila
suhu <32°C, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer)
yang dapat mengukur sampai 25°C. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo, 2001). Disamping sebagai suatu gejala, hipotermi merupakan
awal penyakit yang berakhir dengan kematian. (Indarso, F, 2001). Sedangkan
menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti
tubuh turun sampai dibawah 35°C.
2) Etiologi terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
a) Jaringan lemak subkutan tipis.
b) Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
c) Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
d) BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil)
pada reaksi kedinginan.
e) Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko
tinggi mengalami hipotermi.
3) Empat mekanisme bayi baru lahir kehilangan panas:
a) Evavorasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas.Kehilangan panas
dapat terjadi karena penguapan ciran ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
b) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsun antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.Meja,tempat tidur atau
timbangan yang temperatur nya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme kondusi apabila bayi
diletakkan di atas benda-bend tersebut.
c) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin.Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.Kehilangan
panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas
angin,hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
d) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi.Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersbut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan
secara langsung .
4) Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh hipotermi Akibat yang bisa ditimbulkan
oleh hipotermi yaitu :
a) Hipoglikemi Asidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan
metabolisme anaerob.
b) Kebutuhan oksigen yang meningkat.
c) Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
d) Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang
menyertai hipotermi berat.
e) Shock.
f) Apnea.
g) Perdarahan Intra Ventricular.

3. Penggunaan Kangaroo Mother Care


a. Perawatan Metode Kanguru
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan
Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan
BBLR ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang
ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang bayinya lahir memang
sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk
mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air susu induknya.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator
dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya
kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator
bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari
hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian
infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit
(skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap
ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga
menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition,
kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi kanguru adalah menempatkan
bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana.
Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga
terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan
dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan
atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di
bawah kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap
terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.
Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan
pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI perah. Kangaroo
support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi, baik dari tenaga
kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya.
Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan ibu melakukan PMK
sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK
bahkan melanjutkannya di rumah. Metode ini merupakan salah satu teknologi
tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan apabila fasilitas untuk
perawatan BBLR sangat terbatas.
b. Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:
1) PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan
perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin
memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan
sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih
berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu
jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK
intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
2) PMK kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan
bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk
minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama,
karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan
menggunakan pipa lambung. Dengan melakukancPMK, pemberian ASI dapat
lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.

c. Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru


Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara
bermakna jumlah neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi
berat lahir rendah dari kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi
terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi,
meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan
bayi.

d. Manfaat PMK Dalam Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN)


Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak
yang membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan
inkubator). Data Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan
PMK lebih sedikit dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di
Addis Abeba memperlihatkan jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK
sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari
kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK bermanfaat dalam mencegah
kematian neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa manfaat PMK
lain di bawah ini.
Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju
pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam
inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga
tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso di RSCM
memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR akan lebih
cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs.
180 menit).

e. Manfaat PMK Dalam Mengurangi Infeksi


Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam
mengurangi kejadian infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar
oleh kuman komensal yang ada pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan
tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah
BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada
kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya menyebutkan
manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi 41 minggu
(RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada
bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih
singkat, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
f. Manfaat PMK Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi
Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan
lingkar kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang
badan dan lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Subedi
memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan BBLR dapat mencapai 30 g/hari,
sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang mirip yaitu 29 g/hari.
Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR yang dilakukan PMK
memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna dibandingkan BBLR
dengan metode konvensional.
g. Manfaat PMK Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pemberian ASI
Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan
pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh.
Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu
berada di dekat payudara ibu, menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga
bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah
merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan-gerakan
pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan bayi untuk
mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan
memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan
ASI saat bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu
dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju
kangurunya.
Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi
yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru
juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara
bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI
secara langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat
meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan air
susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung
ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan
cangkir (cup feeding) dan dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi
yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama
pemberian ASI lebih panjang. PMK juga meningkatkan volume ASI yang dihasilkan
oleh ibu.

h. Persiapan pemberian ASI pada PMK


Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan untuk
mendapat minum melalui mulut (asupan per oral), maka berikan melalui infus terlebih
dahulu. Bayi dapat dirawat dalam inkubator. Segera setelah bayi menunjukkan tanda
kesiapan menyusu yang ditandai dengan menggerakkan lidah dan mulut serta
keinginan menghisap (menghisap jari atau kulit ibu), maka bantulah ibu untuk
menyusui bayinya, pada saat ini dapat dimulai PMK intermiten. Ibu dibantu untuk
duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi kontak kulit ke kulit. Akan
menolong bila ibu memerah sedikit ASI sebelum memulai menyusui untuk
melunakkan daerah puting susu dan memudahkan bayi untuk menempel. Walaupun
bayi PMK umumnya BBLR atau prematur dimana bayi belum dapat menghisap
dengan baik danlama, tetaplah menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui terlebih
dulu, bila tidak berhasil dapat menggunakan metode minum yang lain.
Bayi dengan usia kehamilan antara 30 - 32 minggu, pemberian minum
biasanya masih memerlukan penggunaan pipa orogastrik. Ibu dapat memberikan ASI
perah secara teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi menghisap dengan
membiarkan jari tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI
melalui pipa orogastrik. Selain itu, dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil (cup
feeding) satu atau dua kali sehari terlebih dulu.
Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi
kanguru. Pemberian ASI perah dengan menggunakan gelas kecil dilakukan dengan
mengeluarkan bayi dari posisi kanguru, membungkus bayi agar terjaga
kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah selesai dilakukan, bayi dapat diletakkan
kembali dalam posisi kanguru. Bila memungkinkan, dapat dicoba pemberian ASI
yang diperah dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut bayi, cara ini juga
dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Posisikan bayi dalam posisi
kanguru, dekatkan mulut bayi keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan
membuka mulut dan matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi mencium
dan menjilat puting susu dan membuka mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI.
Kegiatan ini dapat diulangi kembali.
Bila bayi kecil sudah mulai menghisap dengan efektif, mungkin sesekali ia
akan berhenti saat menyusu dengan jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena
bayi kecil mudah lelah, menghisap agak lemah pada awalnya, dan memerlukan waktu
istirahat yang agak lama setelah menghisap. Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi
dari puting susunya terlalu cepat. Biarkan bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia
menghisap kembali bila sudah siap. Umumnya bayi kecil perlu menyusu lebih sering,
setiap 2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak bangun untuk minum
sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum.
Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu atau lebih,
umumnya sudah dapat menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih
dahulu refleks hisap bayi, bila perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah
menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi menghisap dalam posisi dan pelekatan yang
benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan lancar.
1) Cara memegang atau memposisikan bayi:
a) Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
b) Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu
c) Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya
d) Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu
2) Cara melekatkan bayi:
a) Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi
b) Tunggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya
c) Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi
3) Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar:
a) Dagu bayi menempel ke dada ibu
b) Mulut bayi terbuka lebar
c) Bibir bawah bayi terposisi melipat ke luar
d) Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola payudara
bagian bawah
e) Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadang berhenti.
Untuk memantau kecukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga
berat badan bayi mulai meningkat, kemudian lanjutkan menimbang 2 kali
seminggu, dan selanjutnya timbang bayi sekali seminggu sampai usia bayi
mencapai cukup bulan.
a. Mencegah kehilangan panas :
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai,
dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera
dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko tinggi
untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah dan tidak
diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan rendah sangat
rentan terhadap terjadinya hipotermia.

4. Pencegahan Infeksi
Infeksi pada bayi cepat sekali meluas. Infeksi BBL lebih sering ditemukan di
RS daripada di rumah, dari ibu, petugas kesehatan, (dokter atau perawat) dan petugas
kesehatan yang lain jga pengunjung yang datang keruangan.
Macam – macam infeksi pada neonates:
a. Tetanus neonatorum
b. CMV
c. Virus herpes simplex.
Penyebab :
Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan dibagi dalam golongan
yaitu :
a. Infeksi intranatal
Kuman dari vagina naik dan masuk dalam rongga amnion setelah ketuban
pecah.Infeksi dapat terjadi walaupaun ketuban masi utuh.Misalnya pada partus
lama dan sering dilakukan pemeriksaan dalam.Janin terkena infeksin karena
inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia congenital/karena kuman
memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan seplikerta.Infeksi inranatal dapat
juga dengan jalan kontak langsung dengan kuman yang terdapat dalam vagina mis
blenorea.
b. Infeksi antenata
Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plaseta dan selanjutnya
infeksi melalui sirkulasi umbilikus masuk ke janin.
c. Infeksi pascanatal
Infeksi terjadi sesuda bayi lahir lengkap, infeksi terjadi akibat penggunaan
alat-alat perawatan yang tidak steril atau karena cross intection.

CARA PENULARAN MIKROORGANISME


Proses penyebaran rnikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada manusia
maupun hewan, dapat meialui berbagai cara, di antaranya:
1. Kontak Tubuh. Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara
langsung, maupun tidak langsung.
2. Makanan dan minuman
3. Serangga
4. Udara
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES INFEKSI
1. Sumber Penyakit
Sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau lambat.
2. Kuman penyebab
Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinva.
3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman
kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat/lambat, seperti tingkat
keasaman (pH), suhu, dll.
4. Cara Penularan
Cara penularan seperti kontak melalui makanan atau udara, dapat
menyebabkan penyebar.
5. Cara Masuknya Kuman.
Proses penyebaran tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui
pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan lain-lain.
6. Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan.
Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada
bayi lebih tua sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan
pengamatan yang cermat.
Diagnosis ini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingka laku bayi dapat
merupakan tanda – tanda permulaan infeksi umum.
Tanda infeksi pada bayi biasanya tidak khas sperti yang terdapat pada bayi
yang lebih tua, ada beberapa gejala yaitu :
a. Malas minum
b. Gelisah
c. Frekuensi pernafasan meningkat
d. Berat badan turun
e. Pergerakan kurang
f. Muntah
g. Diare
h. Odema
i. Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari normal.
a. Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Pada
saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi.
Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sbb:
1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan bayi
2. Memastikan semua peralatan telah dicuci bersih
3. Memastikan semua perlengkapan bayi dalam keadaan bersih,
4. Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih,
5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara,dan
lingkungan bayi
6. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat
dan sabun setiap hari,
7. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi.
Upaya lain untuk mencegah infeksi sbb:
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat,
Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut
tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur,
dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus,
dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain :
kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau
busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit,
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada
kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak
kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya
kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya
zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI.
3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir,
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan
memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi
lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan
obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan
salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya
pencegahan infeksi pada mata.
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di
berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan
polio dianjurkan pada umur 2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio
secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis
B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara
bertahap.
5. Pengawasan Terhadap Tanda-Tanda Bahaya (Emergency)
Memiliki bayi baru adalah suatu kebahagian tersendiri. Rasanya ingin
yang terbaik untuk bayi baru lahir kita. Ingin memproteksinya dari segala
sesuatu yang dapat membahayakannya. Bukan sebuah hal yang berlebihan
jika anda melakukan hal tersebut, mengingat bayi baru lahir memang masih
dalam kondisi yang rentan. Teori 2/3 mengemukakan bahwa hampir 2/3
kematian bayi terjadi pada masa neonatal (0-28 hari) dan 2/3 dari kematian
neonatal terjadi di minggu pertama ( 0-7 hari). Hal ini tentunya membuat kita
sebagai orang tua harus ebih ekstra dalam memperhatikan kondisi kesehatan
bayi kita. Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali
kegawatan pada bayi baru (neonatus) :
a. Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti
yang kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi
tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan
berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika
sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi
berat.
b. Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda
perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi
saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu
sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi
anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah
lain. Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
c. Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah.
Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare,
muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
d. Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa
yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per
menit atau lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada. Lihat
dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
e. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita
merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk,
maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain
yang bayi rasakan.
f. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi.
Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi
tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering.
Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya
hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril
yang bisa anda beli di apotik.
g. Demam atau Tubuh Merasa Dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau
lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat
bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian
yang basah.
h. Mata Bernanah Banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi
yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan
air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
i. Kulit Terlihat Kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika
kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari
setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja
bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut pada
dokter.
j. Kebiruan Pada Bayi
Tanda biru bisa juga merupakan suatu kelainan darah, yang harus diwaspadai
dan dikonsultasikan pada dokter. Umumnya, timbulnya biru-biru ini tanpa
jelas penyebabnya. Apalagi bila disertai tanda-tanda lainnya. Nah, berikut ini
sejumlah tanda biru yang berbahaya dan perlu dikenali orang tua.
 Hemofilia
Bila anak mudah sekali terjadi bercak biru-biru pada kulit kala mengalami
trauma ringan dan lama menghilangnya; bila terjadi benturan di persendian
akan terasa nyeri sendi dan otot, serta bengkak pada tanda biru lebam itu; dan
bila tergores, perdarahannya lama berhenti, maka patut dicurigai
kemungkinan anak menderita hemofilia. Terlebih bila di dalam keluarga ada
riwayat penyakit ini, karena hemofilia dapat merupakan penyakit yang
diturunkan dari orang tua. Jadi, meski terbentur ringan, perdarahan atau
bercak biru terus berlangsung. Hingga, anak harus tetap dibawa ke dokter
untuk mendapatkan penanganan yang semestinya," tutur Wawan. Apalagi
jika benturannya keras, bisa menyebabkan perdarahan di dalam tubuh. Misal,
bila trauma di kepala bisa terjadi perdarahan di otak dan lainnya.
 Trombosit rendah atau idiopatik trombositopenia (ITP)
Pada anak yang mengalami idiopatik trombositopenia ditemui tanda
bercak lebam biru atau keunguan dan bintik merah seperti digigit nyamuk
di sekitarnya, atau tanda bintik-bintik merah menyebar di seluruh tubuh
(bila kulit agak diregangkan, bintik merah tetap tampak). Bintik merah ini
disebut petechia atau perdarahan kulit. Lokasinya bisa menyebar di seluruh
tubuh, bisa juga hanya di sebagian tubuh semisal di kaki. Gejala lain,
demam. Biasanya orang tua mencurigai penyakit demam berdarah. Hanya
dokter yang bisa mengetahuinya dengan pasti setelah dilakukan
pemeriksaan darah. Idiopatik trombositopenia merupakan kelainan jumlah
trombosit dalam darah, yaitu rendah atau kurang dari normal. Normalnya,
trombosit pada anak antara 150-400 ribu unit per mikroliter. "Penyebabnya
tak diketahui, tapi diduga karena ada infeksi virus atau kontak dengan zat
kimia, obat-obatan. Biasanya kelainan ini didapat, bukan sejak lahir," kata
Wawan. Karena jumlah trombosit yang rendah, akan mudah terjadi
perdarahan. Bahayanya bila sampai terjadi perdarahan hebat di otak, misal.
Untuk mengetahui seberapa berat trombositopenianya, harus diobservasi di
rumah sakit. Bagaimana penanganan tindakan selanjutnya, sebaiknya
konsultasikan ke dokter.
 Kekurangan Enzim G6PD (glucose-6-phosphatase)
Angka kejadiannya lebih sering pada anak lelaki daripada anak
perempuan. Kekurangan enzim ini dapat diketahui sejak lahir ataupun
sudah besar. Kalau pada bayi, misal, bayi yang mengalami kuning cukup
hebat. "Ini bisa disebabkan kekurangan enzim tersebut," bilang Wawan.
Sedangkan kemunculan di usia anak, bila bertemu dengan zat-zat tertentu.
Banyak sekali zat pemicunya, antara lain minum salisilat (obat panas) bisa
muncul biru-biru atau tanda lebam kebiruan, berupa bercak atau menyebar
di tubuh anak. Bisa juga karena penggunaan kapur barus. Hal ini terjadi
karena zat-zat tersebut dapat menyebabkan sel darah mudah pecah dan
terjadi perdarahan.
Kekurangan enzim tak dapat diobati karena tak ada terapi enzim, jadi
berlaku seumur hidup. Yang dapat dilakukan, menghindari zat-zat tertentu
yang mudah memicu terjadinya perdarahan. Kondisi anak bisa turun-naik
tergantung pemicu yang datang dari luar. Bahayanya, bila terjadi
perdarahan bisa tak ketahuan. Misal, terjadi perdarahan di saluran cerna,
maka BAB-nya berwarna hitam atau bisa juga muntah warna merah. Jadi,
tergantung letak perdarahannya.
 Leukemia
Pada gejala leukemia juga ditemui tanda bercak lebam-lebam biru
seperti terbentur dan letaknya di beberapa tempat di tubuh, misal, di
lengan atau tulang kering. Leukemia merupakan kanker darah,
penyebabnya belum diketahui pasti, bisa karena infeksi virus atau ada zat
kimia tertentu hingga menyebabkan terjadi mutasi gen, dan lainnya.
RSUD KABUPATEN BADUNG
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
(PKRS)
JALAN RAYA KAPAL - MENGWI – BADUNG - BALI
Telp. (0361) 9006812-13, Fax. (0361) 4427218

PENYULUHAN PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI


DI RUANG PENDET RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA
Senin, 14 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai