PENDAHULUAN
Zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral
bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan yang tak
mampu menolong dirinya sendiri meskipun dengan semua skema jaminan sosial
yang ada, sehingga kemelaratan dan kemiskinan dapat terhapuskan dari masyarakat
penciptaan lapangan kerja sendiri melalui modal ringan dari zakat itu sendiri (Eko,
2005 : 34)
mengatakan bahwa Provinsi Gorontalo ternyata memiliki potensi zakat yang sangat
luar biasa. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa, 96 persen adalah muslim,
potensi zakat yang bisa dikelola di daerah ini bisa mencapai Rp. 39 Milyar pertahun.
Khusus untuk wilayah kota Gorontalo hasil dari realisasi potensi zakat pada
kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, dimana jumlah realisasi dana
zakat terlihat kurang maksimal sehingga zakat yang terkumpul hanya berkitar
sekitar Rp 803,470,305 dari rencana sebelumnya yaitu Rp 1,951,500,000 seperti
Tabel 1.1
Selain itu adanya kasus korupsi dana zakat meembuat pengeloaan dana
zakat menjadi terhambat. Pasalnya dana zakat yang seharusnya menjadi sarana
Maka dari fenomena tersebut salah satu solusi yang diberikan adalah
2
Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas, penulis tertarik
Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
Gorontalo?
dan teknologi informasi terhadap pengelolaan dana zakat pada Baznas kota
Gorontalo.
3
1.4.2 Manfaat Praktis
4
BAB II
2.1.1 Zakat
Menurut SAK Syariah No 109 tentang akuntansi Zakat Infak dan Shadaqah
(ZIS), Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzaki dengan ketentuan
adalah orang atau entitas yag berhak menerima zakat. Mustahik terdiri dari fakir,
miskin, riqab, orang yang telilit utang (gharim), mualaf, fisabilillah, orang yang
Kata zakat berasal dari kata zaka yang merupakan isim masdar, yang secara
etimologis mempunyai beberapa arti yaitu suci, tumbuh, berkah, terpuji,21 dan
berkembang. Adapun secara terminologis zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
dikutip dari Mardani (2011), pengertian zakat adalah harta yang wajib disisihkan
oleh seorang Muslim atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim sesuai ketentuan
jaminan tercapainya tujuan yang berkaitan dengan efektivitas dan efsiensi operasi,
reliabilitas pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan hukum yang berlaku.
Pemahaman yang baik terhadap pengendalian internal sangat diperlukan baik oleh
(1999) Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh aturan
direksi, manajemen, personalia lainnya, yang disusun untuk memberi jaminan yang
tujuan vang terdiri dari rangkaian tindakan dan menyatu dalam infrastruktur
lembaga/perusahaan.
pedoman kebijakan dan fmmulir tetapi orang orang pada setiap level
yang melekat pada sistem pengendaiian intern dan perlunya cost dan
6
4) Pengendalian menjadikan pengo gerak pencapaian tujuan daiam
diantaranya adalah:
pengendalian dan yang berhubungan. organisasi formal dan rencana Operasi, job
deskripsi dan kebijakan yang ada. Pengendalian intern, menetapkan disiplin dan
2. Pertimbangan Risiko
analisis, risiko atasan manajemen atas penyiapan laporan keuangan, yang disajikan
secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Contohnya. jika
perusahaan menjual produk pada harga di bawah harga pokok persediaan, karena
3. Kegiatan Pengendalian
7
Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan .
d) Pengendalian flsik.
meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dapat
5. Monitoring
pengendalian intern dalam suatu waktu. Kegiatan monitoring melalui kegiatan yang
dari manajemen karena adanya keluhan dari pelanggan tentang mbayaran, atau dari
8
AICPA dalam zaki (1993 : 47) mendefinisikan pengendalian intern meliputi
struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen memiliki tiga tujuan
umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu keandalan
pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, serta ketaatan pada hukum
organisasi, yaitu untuk menimgkatkan (1) efisiensi, (2) efektivitas, (3) komunikasi,
(4) kolaborasi dan (5) kompetitif. Pada awalnya, sistem teknologi informasi
2008).
9
referensi dalam penelitian ini. Diantaranya adalah dilakukan oleh Jeni Rahman dan
terhadap pengelolaan dan pendistribusian zakat pada badan amil zakat nasional
pengendalian internal yang dijalankan maka semakin baik pula pengelolaan zakat
Sejalan dengan hal itu, penelitian dari Agustina dan Khalisah dengan judul
Pengendalian Internal Pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Bekasi menunjukkan
memadai.
dilakukan oleh Siti dan Siska (2015) dengan judul Analisis pengendalian intern
COSO Pada pengelolaan dana zakat, infaq dan Shadaqah (ZIS) juga menunjukkan
hasil bahwa pengendalian internal atas aktivitas pengelolaan dana yang ada pada
10
H2 : diduga teknologi informasi berpengaruh terhadap pengelolaan zakat pada
BAB III
METODE PENELITIAN
yang diteliti.
c. Lokasi tersebut mudah dijangkau dari segi waktu, biaya, dan tenaga cukup
lainnya dengan pengujian hipotesis. Dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui
terhadap pengelolaan zakat. Penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri dari
Pengendalian Intern (X1), Teknologi Informasi (X2) dan pengelolaan zakat yang
Pengelolaan zakat
11
Teknologi Informasi (X2)
3.4.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017: 61). Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kota Gorontalo yang beragama
islam.
3.4.2 Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Penggunaan sampel karena
dikarenakan banyaknya data, tenaga dan waktu. Teknik Sampel dalam penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber peneltian
yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara berupa dokumen, berita
atau arsip.
12
Teknik pegumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Serta mencar data dari BPS
untuk jumlah dan persentasi penduduk miskin di kota Gorontalo serta mencarinya
dengan variabel terikat adalah analisis regresi linier berganda. Model regresi linier
berganda adalah model regresi yang digunakan untuk membuat hubungan antara
satu variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Sugiyono (2017), digunakan
ganda mak perlu diadakan uji asumsi klasik, yang meliputi: uji normalitas, dan uji
multikolinieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi,
ataukah tidak. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data
titik-titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan untuk
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
13
b. Jika data menyebar jauh dan' garis regresi diagonal dan atau/ tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model tegresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Pengambilan keputusannya yakni Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka
2 Uji Multikolinearitas
dengan melihat nilai R2, dimana nilai R2 tinggi sedangkan tidak ada satupun
koefisien regresi (secara parsial) yang signifikan. Selain itu multikolinearitas dapat
juga dideteksi dengan menggunakan indikator Variance Inflation Factor (VIF) yang
dirumuskan
3. Uji Autokorelasi
bebas. Dalam pengujian ada tidaknya autokorelasi sering digunakan tes Durbin
Watson.
14
4. Uji Heberoskedastisitas
terhadap garis regresi. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), ada
tertentu pada grafik scatter plot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. Dasar analisisnya
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titk yang ada membentuk pola tertentu yang
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titk-titik yang menyebar diatas dan dibawah
Dasar analisis yang digunakan adalah jika hasil regresi menunjukan variabel
15
indikasi terjadi heterokedastisitas, dan demikian pula sebaliknya. Penentuan
Hipotesisnya yakni:
gejala heterokedastisitas
ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfnkansinya (alpha)
sebesar 5%. Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji Glejser.
Penentuan kriteria uji yakni jika hasil regresi menunjukan variabel independen
Model analisis ini digunakan karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari
16
Pengujian parsial merupakan pengujian untuk mengetahui pengaruh dari masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini hipotesis dari pengujian
parsial:
H03 : β = 0: Diduga tidak terdapat pengaruh dari pengendalian intern dan teknologi
H03 : β ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh dari pengaruh dari pengendalian intern dan
Gorontalo
17
Pengujian hipotesis merupakan tahapan-tahapan dalam menguji kebenaran
dugaan atau hipotesis dalam penelitian. Berikut ini uji yang dilakukan dalam
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan
koefisien regresi. Jika nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya signifikan. Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Cara yang kedua selain dengan kriteria perbandingan thitung dengan ttabel, yaitu
menolak H0). Jika pvalue < 0,05 maka H0 ditolak dan apabila Pvalue > 0,05 maka
H0 diterima.
variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adaIah apakah semua
18
H0 : p1= 0
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersam-sama dari seluruh
H1 : p 1 ≠ 0
koefisien regresi. Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya signifikan. Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Cara yang kedua selain dengan kriteria perbandingan thitung dengan ttabel yaitu
menolak H0). Jika Pvalue.< 0,05 maka Ho ditolak dan apabila Pvalue < 0,05 maka
H0 diterima.
19
berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R2, karena
nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
20
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L & Khalisah, V.(2018). Pengendalian Internal Pada Badan Amil Zakat
191.
https://gorontalo.kemenag.go.id/berita/375573/potensi-zakat-gorontalo-ternyata-
dan Pendistribusian Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Kota dan
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi. Vol 6 Edisi 12. 176-
185.
Siti Maria, W; & Siska Putri, I. (2015). Analisis Pengendalian Intern COSO Pada
21
22