Anda di halaman 1dari 11

1

SILIKONOMA

TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH ESTETIK

Oleh:
Farida Yan Pratiwi Kurnia 112010101003
Rizky Ratnawati 112010101010
Dian Ayuningtyas 112010101045
Izzaratul Haque 112010101055
Dyah Fitri Aprilina 112010101075
Arief Karimauv 112010101077
Luky Mustika Dewi 112010101084
Muhammad Firdaus 112010101087

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB I. PENDAHULUAN
2

Silikone atau dimethylsiloxane adalah polimer inorganik yang terdiri dari


tulang belakang silikon-oksigen. Silikone dapat disintesis menjadi beberapa jenis
material seperti cairan, gel dan karet. Silikone tidak berbau, tak berwarna, tahan
air, tahan kimia, tahan oksidasi dan stabil pada suhu tinggi. Silikon cair
dikembangkan tahun 1963 dan digunakan sebagai bahan augmentasi pada
payudara dan wajah. Lama kelamaan, banyak laporan tentang akumulasi bahan ini
yang mengakibatkan efek samping termasuk peradangan, indurasi, perubahan
warna kulit dan granuloma akibat silikone.

Silikonoma adalah granuloma kronik k. Silikonoma atau sclerosing


lipogranuloma adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan banyaknya
granuloma-granuloma serta fibrosis yang terjadi pada jaringan lemak subkutan
akibat dari injeksi silikone maupun mineral oil lainnya. Silikonoma penis terjadi
akibat injeksi cairan viskositas tinggi untuk tujuan membesarkan ukuran maupun
merubah kontur penis. Hal ini menyebabkan konsekuensi rusaknya fungsi seksual
dari organ tersebut.

Saat ini penggunaan silikone cair baik untuk alasan kecantikan maupun
lain-lain sudah sangat populer di kalangan masyarakat luas. Tidak sedikit pula saat
ini praktek penyuntikan silikone secara ilegal yang dilakukan oleh tenaga non
medis. Umumnya penyuntikkan silikone ini dilakukan pada tempat-tempat yang
ingin dirubah bentuk dan konturnya misalnya di daerah hidung, dagu, kelopak
mata, pipi, payudara hingga penis. Sejak dahulu, banyak yang menganut paham
bahwa memiliki organ seksual dengan ukuran yang besar merupakan simbol
kekuatan seorang pria khususnya dalam hal seksualitas sehingga hal ini sudah
menjadi budaya popoler pada komunitas primitif meskipun praktek ini menjadi
kurang modis setelah tahun 1990an. Namun praktek ini terus berlanjut di beberapa
bagian dunia, hal ini dibuktikan dari banyaknya laporan kasus baik dari Asia
maupun Eropa.

Penelitian yang dilakukan oleh Tack Lee dkk (1994) pada pasien-pasien
yang memiliki riwayat injeksi silikone maupun bahan-bahan lain oleh tenaga non
medis menyimpulkan bahwa tujuan penggunaan silikone maupun bahan-bahan
lain untuk injeksi pada penis diataranya yaitu : memperbesar ukuran penis,
3

mengatasi masalah disfungsi ereksi, dan untuk memuaskan pasangan seksual.


Gejala-gejala yang timbul juga bervariasi tetapi yang terbanyak dikeluhkan adalah
nyeri pada lokasi suntikkan. Sedangkan sebagian pasien memiliki keluhan yang
tidak spesifik seperti perubahan kontur penis dan perubahan warna kulit pada
lokasi suntikkan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Silikonoma adalah Silikonoma adalah granuloma kronik pada kulit yang
ditandai dengan banyaknya granuloma serta fibrosis yang terjadi pada jaringan
4

lemak subkutan akibat dari injeksi silicon. granuloma kronik ini yang timbul
karena adanya iritasi yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama dengan
silikone. Silikonoma atau sclerosing lipogranuloma sering adalah suatu kondisi
kulit yang ditandai dengan banyaknya granuloma-granuloma serta fibrosis yang
terjadi pada jaringan lemak subkutan akibat dari injeksi silikone maupun mineral
oil lainnya. Sclerosing lipogranuloma pada genitalia pria adalah suatu keadaan
dimana terdapat massa subkutan pada penis. Silikonoma penis terjadi akibat
injeksi cairan viskositas tinggi untuk tujuan membesarkan ukuran maupun
merubah kontur penis. Karna material tersebut tidak bisa di metabolisme oleh
tubuh sehingga menimbulkan reaksi tubuh terhadap benda asing. Akibatnya
berisiko terhadap kesehatan dan memerlukan intervensi segera agar tidak
menyebabkan gangguan fungsi organ.

2.2 Epidemiologi
Penggunaan silikone cair, paraffin maupun mineral oil jenis lain dengan
tujuan memperbesar ukuran dan merubah kontur penis sudah dikenal pada
komunitas primitif. Walaupun banyak komplikasi serius akibat praktek ini, tren
semacam ini semakin populer hingga abad ke 20. Kasus silikonoma penis telah
banyak dilaporkan dalam literatur internasional paling banyak terjadi di Asia,
Rusia, dan Eropa Timur. Pasien terbanyak laki-laki dewasa muda.

2.3 Etiologi
Silikonoma atau sclerosing lipogranuloma terjadi akibat penggunaan
injeksi zat seperti silikone, paraffin maupun mineral oil lainnya.

2.4 Patofifiologi

Suntikan bahan cair (silikon, parafin, dll) à Reaksi peradangan kronis


lokal à Kulit me-merah dan jaringan mengeras à Terjadi peru-bahan
konsistensi, kulit menjadi keras, fibrosis jaringan ikat, dan bahan cair
tersebut menyebar ke jaringan ikat pada area yang lebih rendah à Area
sekitar suntikan tampak membesar dan menggantung.
5

Silikonoma terjadi akibat injeksi silikone maupun mineral oil jenis lain.
Granuloma semacam ini disebabkan oleh proses radang kronik yang bersamaan
dengan infeksi akibat adanya benda asing dalam interstisial, sedangkan tubuh
tidak memiliki enzim untuk memetabolisme bahan eksogen yang berada di
interstisial sehingga terjadi reaksi penolakan terhadap benda asing. Proses radang
ini diperantarai oleh makrofag, limfosit dan kadang-kadang sekelompok sel
raksasa berinti banyak. Sifat khas peradangan ini adalah pengumpulan makrofag
dalam jumlah besar dan agregasi makrofag menjadi gumpalan-gumpalan nodular
yang disebut granuloma. Granuloma biasanya terbentuk karena adanya agen
penyerang yang menetap di jaringan yang resisten terhadap usaha tubuh untuk
membuangnya. Agen-agen semacam itu dapat berupa bahan-bahan tidak larut
tetapi steril. Gambaran histopatologi pada penyakit ini adanya substitusi jaringan
subkutan dengan ruang kistik minyak. Ruang ini muncul sebagai kista kosong
ketika dilakukan pengecatan dengan hematoksilin dan eosin.

2.5 Macam – Macam Silikon


Ditinjau dari materi pengisinya, ada 3 jenis implan payudara, yaitu:
a. Implan berisi garam fisiologis (saline/NaCl)
Implan jenis ini biasanya dibungkus dalam kantong silikon, dan cenderung
mudah bocor atau berkerut. Karena hanya berisi air, implan ini relatif kurang
dapat dibentuk sesuai dengan keinginan.
b. Implan berisi gel silikon padat
Implan ini juga dibungkus dalam kantong silikon, namun didesain khusus
hingga terasa lembut dan fleksibel sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan.
c. Implan berisi gel silikon yang kohesif
Menurut Dr. Rod J. Rohrich, ketua American Society of Plastic Surgeons,
implan jenis ini merupakan tipe terbaru. Di Amerika Serikat, populer dengan
nama gummy bear breast implant. Gel kohesif seperti ini tak menyebar,
bahkan jika kantong pembungkusnya bocor atau dibelah.
Terdapat 3 jenis Silikon yang secara medis aman digunakan :
a. Silikon Padat / Silikon Yang Menggunakan Kolagen.
6

Terdiri atas lembar silikon untuk pembungkus implan payudara, bentuk blok,
atau bentuk implan jadi (buatanpabrik) untuk suatu kegunaan tertentu (misal
protesis katup jantung, testistiruan, implan hidung dan pipi, dsb).Silikon padat
bentuknya menyerupai karet penghapus. Digunakan untuk katup jantung
buatan, pengganti testis, kateter serta persendian buatan. Dalam dunia bedah
plastik, silikon padat biasanya digunakan untuk implan hidung, dagu dan pipi.
Beberapa tahun belakangan ini, silikon padat juga digunakan untuk membantu
penderita gangguan ereksi, dengan menggunakan materi silikon padat yang
dapat ditiup.
b. Silikon Berbentuk Gel Dalam Wadah Silikon Padat
Silikon itu merupakan campuran antara silikon padat dan bentuk cair,
digunakan sebagai bahan pengisi implanpayudara. Dibungkus menggunakan
lembar silikon (silicones sheet) berbentuksuatu kantong (silicones bag).
Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat: menyerupai dodol, dengan
tingkat perlekatan molekul sangat baik, digunakan untuk implan payudara atau
betis. Jika dibelah, tidak akan meleleh atau menyebar, tapi tetap mengikuti
bentuk wadah penyimpannya.
c. Silikon Cair
Silikon cair yang umumnya silicon industri, biasa digunakan untuk pelapis
mesin, pelumas mesin, peralatan rumah tangga, dot bayi serta penambal
akuarium. Silikon cair yang memang banyak digunakan di salonuntuk
memperbesar payudara dan mengubah bentuk wajah.Jadi penggunaan silikon
cair banyak memiliki dampak negatif dan tidak ada dampak positifnya

Hal yg hrs diperhatikan dlm menggunakan silikon utk bedah estetik:


a. Teknik & cara penempatan hrs tepat
b. Steril
c. Dikerjakan oleh ahli yang kompeten
d. Jaringan sekitar hrs kaya vaskularisasi
7

2.6 Gejala Klinis


Reaksi penolakan terhadap benda asing muncul dalam bentuk peradangan
sehingga menyebabkan gejala klinis seperti nyeri, indurasi, edema, jaringan parut,
ulserasi, perubahan warna kulit dan pembengkakan pada penis, deformitas,
nekrosis, nyeri saat ereksi dan ketidak mampuan melakukan aktifitas seksual.
Gejala-gejala tersebut kebanyakan muncul setelah beberapa bulan sampai
beberapa tahun setelah injeksi.

2.7 Terapi
a. Tindakan operatif: eksisi
1) Silikonoma yang disebabkan oleh injeksi silikon cair di daerah wajah dan
pelipis sehingga terjadi penumpukan silikon cair dalam jaringan kelopak
mata. Silikonoma menyebabkan terjadi perubahan elastisitas dan
konsistensi serta perubahan warna kulit yang bermanifestasi sebagai
blefarokhalasis maupun baggy eye.
Tata Laksana: operasi blefaroplasti kelopak atas maupun bawah
menggunakan anestesi lokal
2) Silikonoma yang disebabkan oleh suntikan silikon di penis menyebabkan
silikonoma sehingga terjadi pembengkakan dan ditemukannya massa
sirkuler saat palpasi.
Tata Laksana: dilakukan insisi di daerah pubis dan skrotum. Tindakan ini
tidak akan mengembalikan ukuran, namun dapat menghilangka nyeri saat
ereksi
b. Kortikosteroid: Prednisolon 30 mg per hari.
c. Isotretionin. Pemberian per oral dengan dosis rendah (20 mg dosis total per
hari). Pemilihan modalitas terapi ini berdasar pada efek isotretionin sebagai
anti-inflamasi.
d. Minocycline.
e. Krim Aldara (Imiquimod 5%). Bertindak sebagai imunomodulator.
f. Ultrasound-Assisted Liposuction (UAL)

Terapi definitif pada pasien dengan kasus silikonoma penis meliputi eksisi dan
pengangkatan lengkap massa yang terdapat pada jaringan kulit maupun subkutan
yang bisa menyebabkan gangguan fungsi organ, teknik ini merupakan metode
yang tepat untuk menghindari gejala penyakit ini muncul lagi di masa depan.
8

Terdapat juga teknik lain yaitu kombinasi antara teknik di atas dengan teknik
penggunaan Scrotal Flaps atau Split Thickening Skin Grafts. Pada teknik scrotal
flaps setelah seluruh massa diangkat, kemudian dilakukan skin flap menggunakan
kulit skrotum yang di vaskularisasi oleh cabang posterior arteri pudenda interna
atau cabang anterior arteri pudenda eksterna sebagai flap. 8 Split Thickening Skin
Grafts merupakan skin graft yang meliputi seluruh bagian epidermis dan dermis.
Cara ini lebih dapat diterima dari segi kosmetika dan perbaikan fungsi seksual.
Bisa menggunakan kulit dari bagian inguinal maupun kulit asli dari penis.

2.8 Pencegahan
a. Sebagai seorang dokter umum harus melarang apabila ada seseorang yang
berniat melakukan suntik silikon atau bahan lainnya
b. Tindakan injeksi silikon hanya dilakukan oleh dokter ahli, misalnya dokter
spesialis bedah plastik. Melakukan edukasi tentang efek samping penyuntikan
silikon cair atau bahan lainnya.
c. Konsultasi dengan dokter ahli sebelum melakukan tindakan untuk
memperbaiki penampilan
d. Memberikan edukasi kepada pasien silikonoma bahwa tindakan pembedahan
tidak akan mengembalikan seperti keadaan semula, karena silikon atau bahan
cair lainnya sudah masuk ke sela jaringan dan tidak bisa diangkat sepenuhnya.

2.9 Prognosis
Pengangkatan seluruh massa merupakan satu-satunya penanganan yang
efektif dan tepat. Kekambuhan dapat terjadi pada kasus eksisi yang tidak lengkap.

2.10 Kasus
Kasus 1 :

seorang wanita usia 42tahun dilakukan injeksi silikon cair dirumah (door to door )
oleh seorang waria didaerah hidung dan pelipis. Setelah lebih dari 1tahun kulit
daerah pangkal hidung dan kedua kelopak mata atas bawah bengkak, konsistensi
kulit mengeras, berwarna kemerahan. Dan sebagian berubah warna lebih putih
dari kulit sekitarnya. Pada pemeriksaan tajam pengelihtan mata kanan dan kiri 6/6,
Nampak blefarokhalasis pada kedua kelopak mata atas baggy eye pada kelopak
9

mata bawah. Pemeriksaan funduskopi kedua mata dalam batas normal.


Penatalaksanaan dilakukan blefaroplasti kelopak atas dan bawah (lihat Gambar 3)

Kasus 2:

seorang wanita usia 28 tahun dilakukan injeksi silikon cair disalon kecantikan,
injeksi dilakukan dikelopak atas dan pelipis. Setelah lebih dari 1 tahun. Kulit di
daerah kedua kelopak mata atas bengkak, konsistensi kulit mengeras berwarna
kemerahan. Pada pemeriksaan tajam pengelihatan mata kanan dan kiri 6/6,
blefarokhalasispada kedua kelopak mata atas, pemeriksaan funduskopi kedua
mata dalam batas normal. Penatalaksanaannya blefafopasti kelopak atas
10

Kasus 3 :

Seorang pemain sepak bola berusia 30 tahun mengeluhkan penisnya nyeri saat
ereksi. Dia pernah mendapatkan 2 kali suntikan silikon di penisnya, terakhir
dilakukan 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya
demam, ulser, dan kemerahan pada daerah yang pernah disuntik tetapi terlihat
bengkak dan ditemukan adanya massa sirkuler saat palpasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Grabb & Smith’s Plastic Surgery. Edisi 4. 1997.


2. Anonym. Silikone. http://id.wikipedia.org/wiki/Silikone. 2012.
3. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2000.
4. Anonym. Sclerosing Lipogranuloma. 2010.
http://en.wikipedia.org/wiki/Sclerosing_lipogranuloma
5. Tanggo V, Budi AS. Differentiation Management In Reconstruction of
Penile Siliconoma. Departement of Plastic Reconstructive and Esthetic
Surgery Airlangga University, Dr Soetomo General Hospital Surabaya,
Indonesia. 2012.
6. Anonym. Injeksi Silikon Awas Efek Sampingnya. 2009.
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/6119
7. Wiwanitkit V. Penile Injection of Foreign Bodies in Eight Thai Patients.
Departement of Laboratory Medicine, Faculty of Medicine, Chulalongkom
University, Bangkok, Thailand. 2004.
11

8. Lee T, Choi HR, Lee YT, Lee YH. Paraffinoma of the Penis. Yonsei
Medical Journal. Volume 35. No 3. 1994.
9. Qadrijati I. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Manusia. PSKS,
UNS. 2011.
10. Marc A, Bjurlin, et al. Mineral Oil-Induced Sclerosing Lipogranuloma of
The Penis. Division of Urology, Departement of Surgery, Cook County
Health and Hospital System, Cook County Hospital, Chicago. 2010.
11. Cubilla A. Chaux LD. Penis and Scrotum Non-neoplastic Lesion of
Scrotum Sclerosing Lipogranuloma. 2010.
12. Price SA, Wilson LM. Patofosiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.
13. Bayraktar N, Basar I. Penile paraffinoma. Hindawi Publishing
Corporation. Case Report in Urology. 2012.
14. Jeong JH, Shin HJ, Woo SH, Seul JH. A New Repair Technique for Penile
Paraffinoma. Departement of Plastic and Reconstuctive Surgery,
Yeungnam University College of Medicine, Korea. 1996.
15. Kokkonouzis I, Antoniou G, Droulias A. Penis Deformity After Intra-
Urethral Liquid Paraffin Administration in a Young Male : a Case Report.
Department of Urology, Kyparissia General Hospital, Kyparissia, Greece.
2008.

Anda mungkin juga menyukai