Anda di halaman 1dari 15

FRAKTUR KLAVIKULA

PENDAHULUAN

Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh.


Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan
sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang
membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap
tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ
dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah
merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan
kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif
rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga
menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.
Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya
disebabkan oleh tekanan.

DEFENISI

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya


disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Linda
Juall C (1999) Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan
tekanan eksternal yang dating lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Fraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang
humerus (Mansjoer, Arif, 2000). Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004)
Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam
melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan
lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak
dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang
dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit
merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran
presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan
keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya
berupa greenstick atau fraktur total.
Clavicula merupakan salah satu tulang yang sering mengalami fraktur
apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada tulang ini
bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu
bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan
metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh
benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan
tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.

Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada


masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu
medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula
berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu
pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.

INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI

Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula


sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan
adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar
85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan
bagian proximal sekitar 5%. (1,5,6)

Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur


clavicula. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur
clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga
merupakan kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213
kasus kelahiran anak yang hidup.

ETIOLOGI

Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu


akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor,
namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut
beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :

 Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan. Fraktur tulang humerus
umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit
ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan
penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran
presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada
tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis
frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999
terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran (misalnya
makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).

 Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan


bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
 Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
 Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post
radioterapi, keganasan clan lain-lain.

ANATOMI

Dalam anatomi manusia, klavikula atau tulang leher diklasifikasikan sebagai


tulang panjang yang membentuk bagian dari sabuk bahu (pectoral korset). Ini
menerima namanya dari bahasa Latin clavicula ( "kunci kecil") karena tulang
berputar sepanjang sumbu seperti kunci ketika bahu diculik. Gerakan ini jelas.
Pada beberapa orang, terutama wanita yang mungkin memiliki lebih sedikit lemak
di daerah ini, lokasi tulang terlihat jelas karena menciptakan tonjolan di kulit.
Klavikula adalah melengkung ganda pendek yang menghubungkan tulang lengan
(ekstremitas atas) ke tubuh (trunk), yang terletak tepat di atas tulang rusuk
pertama. Karena berfungsi sebagai penyangga untuk menjaga posisi skapula
sehingga lengan dapat tergantung bebas. Medial, itu artikulasi dengan manubrium
sternum (tulang dada) pada sendi sternoklavikularis. Pada akhirnya lateral
artikulasi dengan akromion skapula (tulang belikat) di acromioclavicular bersama.
Bulat ini memiliki ujung medial dan lateral rata akhir.
Dari piramida sternalis sekitar akhir, masing-masing kurva lateral klavikula dan
anterior untuk kira-kira setengah panjangnya. Ini kemudian membentuk kurva
yang halus posterior untuk mengartikulasikan dengan proses skapula (akromion).
Flat, akhir acromial klavikula adalah lebih luas daripada sternalis akhir. Pada
akhir acromial memiliki permukaan kasar yang lebih rendah terkemuka beruang
garis dan tuberkel. Fitur permukaan ini situs pelekatan otot-otot dan ligamen dari
bahu.

Para tulang selangka, juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada, antara
tulang dada (sternum) dan tulang belikat (tulang belikat). Mudah untuk merasa
klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus dengan otot, hanya
kulit yang mencakup sebagian besar tulang. Fraktur klavikula sangat umum. Patah
tulang terjadi pada bayi (biasanya selama kelahiran), anak-anak dan remaja
(karena tidak klavikula sepenuhnya mengeras, atau mengembangkan, sampai
akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh), atau selama banyak jenis
kecelakaan dan jatuh.

FUNGSI
Klavikula melayani beberapa fungsi:

 Ini berfungsi sebagai dukungan dari yang kaku skapula dan bebas
ekstremitas ditangguhkan. Menyimpan pengaturan ini ekstremitas atas
(lengan) dari toraks sehingga lengan memiliki jangkauan maksimum
gerak.
 Meliputi cervicoaxillary kanal (lorong antara leher dan lengan), melalui
mana beberapa struktur penting lulus.
 Mengirim dampak fisik dari ekstremitas atas ke kerangka aksial.

Meskipun diklasifikasikan sebagai tulang panjang, klavikula tidak


memiliki meduler (sumsum tulang) rongga seperti tulang panjang lainnya.
Ini terdiri dari spons (cancellous) tulang dengan shell tulang kompak. Ini
adalah tulang dermal awalnya berasal dari unsur-unsur yang melekat pada
tengkorak. Klavikula adalah tulang pertama untuk memulai proses
pengerasan (meletakkan mineral ke dalam matriks preformed) selama
perkembangan embrio, selama 5 dan 6 minggu kehamilan. Namun, hal itu
merupakan salah satu tulang terakhir untuk menyelesaikan hal mengeras,
pada sekitar 21-25 tahun. Membentuk oleh intramembranous pengerasan.
Ini terdiri dari massa tulang cancellous dikelilingi oleh tulang kompak
shell. Bentuk tulang yang cancellous melalui dua hal mengeras pusat, satu
medial dan satu lateral, yang sekering nanti. Bentuk yang ringkas sebagai
lapisan fasia menutupi tulang merangsang pengerasan jaringan yang
berdekatan. Tulang kompak yang dihasilkan dikenal sebagai periosteal
kerah. Klavikula bervariasi lebih dalam bentuk daripada kebanyakan
tulang panjang lainnya. Kadang-kadang, klavikula ini ditembus oleh
cabang supraklavikularis saraf. Klavikula lebih tebal dan lebih
melengkung pada pekerja manual, dan situs lampiran otot lebih ditandai.
Klavikula kanan biasanya lebih kuat dan lebih pendek dari klavikula kiri.

KLASIFIKASI

Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada


clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami
fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak berupa
greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal clavicula. Menurut Neer
secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :

 Tipe I: Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)


- Fraktur pada bagian tengah clavicula
- Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling banyak ditemui
- Terjadi medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3
lateral)
- Mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung (dari
lateral bahu)

 Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula

- Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat


dibagi:

o type 1: undisplaced jika ligament intak


o type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.
o type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.

 Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling
jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar
5%.
 Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami
fraktur setelah midclavicula.

Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :

1. Tipe I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament


tidak mengalami kerusakan.
2. Tipe II: merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.
3. Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular
dan melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.

PATOFISIOLOGI

Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama


perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus
bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang
klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax.
Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax.
Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut
sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung
dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC).
Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang
klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya
relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini
sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan
yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu
ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.

Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme


kompressi atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi
kekuatan tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh,
keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.

Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun
ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula
bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian
medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi
fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.

DIAGNOSIS

1. Gejala Klinis

Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme


kecelakaan dan lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien
biasanya mengeluh nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit
untuk mengangkat lengan atau bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula,
pada inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah, lebih kedepan
ataupun lebih ke posterior.

Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan


radiologi. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya
apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan
pembengkakan daerah clavicula atau aberasi, diagnosanya akan lebih mudah
apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka. Pneumotoraks biasa didapatkan
pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami multiple
traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula
mengalami pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada
ruang potensial antara pleura viseral clan parietal. Dislokasi fraktur vertebra
torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru
merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul.

2. Pemeriksaan Radiologi :
a. Plain Photo
 Mid clavicula

Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi


anteroposterior (AP) yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula.
Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua
AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique dengan arah dan
penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic terbukti
cukup baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa
mengganggu pembacaan.

Karena bentuk dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur


menunjukkan deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya
menilai dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan, khususnya
dengan 3 dimensi meningkatkan akurasi pembacaan.

 Medial clavicula dan SC joint

Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior


(PA), lateral dan oblique. Fraktur medial clavicula dan cedera pada SC
joint biasanya sulit dinilai dengan pencitraan yang biasa karena adanya
overlap clavicula dengan sternum dan costa pertama. Sebagai catatan
penting, ossifikasi sekunder pada bagian proksimal clavicula tidak akan
nampak pada usia sebelum 12 tahun dan mungkin sampai umur 25 tahun.
Sehingga pada gambaran radiograph biasa akan sulit membedakan antara
suatu fraktur dengan dislokasi pads SC joint.
 Lateral clavicula dan AC joint

Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera kadang-


kadang cukup sulit, namun beberapa pemeriksaan membandingkan
penampakan pada daerah cedera tersebut. Proyeksi AP pada AC joint
digunakan 15° inclinasi cephalic, sepanjang tulang scapula. Normal
alignment pada sendi dengan proyeksi AP apabila ukuran celah sendi
kurang dari 5 mm dan facies bagian bawah akromion dan distal clavicula
tidak terputus-putus.

b. CT Scan
 Medial clavicula dan SC joint

CT scan memegang peranan yang penting dalam mendiagnosa


fraktur clavikula bagian medial dan cedera pada SC joint. CT scan
seharusnya digunakan dengan mencakup SC joint dan secara otomatis
setengah dari kedua clavicula untuk membandingkan satu sisi dengan sisi
yang lain.

Jika didapatkan ada kelainan pada vascular, bisa kita nilai dengan
menggunakan intravenous contras..

 Lateral clavicula dan AC joint

CT scan merupakan salah satu alat pencitraan di bidang radiologi


yang cukup sensitif dalam menegakkan diagnosa. CT scan kadang-kadang
digunakan untuk mendiagnosa fraktur intra-artikular atau stress fraktur
pada AC joint. Meskipun demikian CT scan terbatas untuk menilai sekitar
jaringan lunak termasuk kapsula, ligament dan sendi sinovial.

DIAGNOSIS BANDING

Fraktur clavicula didiagnosis banding dengan beberapa kelainan yaitu


fraktur kosta, fraktur sternum, dislokasi sendi bahu, dan rotator cuff injury.
1. Fraktur kosta

Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul pada dinding
dada, tergantung lokasi yang mengalami trauma bisa menyebabkan fraktur 1
tulang costa atau lebih. Pada pasien dengan fraktur kosta bisa menyebabkan
terjadinya pneumotoraks, hematotoraks karena perdarahan atau cedera pada
fleksus brakhialis untuk fraktur kosta I – III. Untuk fraktur kosta I – III gejala dan
tanda bisa mirip dengan fraktur clavicula, harus bisa dibedakan dengan seksama
pada pemeriksaan radiologi .

2. Fraktur sternum

Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya disertai dengan
trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk mendiagnosis fraktur sternum biasanya
dipakai plain photo proyeksi lateral seperti pada gambar dibawah ini.

3. Dislokasi sendi bahu

Dislokasi sendi pada bahu ada 4 jenis yaitu anterior dislocation, posterior
dislocation, multidirectional instability dan inferior dislocation. Paling sering
adalah anterior dislocation sekitar 85% dari semua dislokasi sendi bahu. Pasien
dengan dislokasi sendi bahu juga bisa mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah
menggerakkan lengan.

4. Rotator cuff injury pada bahu

Pasien dengan rotator cuff injury biasanya datang dengan keluhan utama nyeri
pada persendian bahu disertai dengan kekakuan, terbatasnya pergerakan sendi
bahu dan krepitasi. Pemeriksaan yang paling akurat pada kelainan ini adalah MRI.
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan


tindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau
nonoperative treatment.

Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari


patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar
mereka tetap menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi deformitas
dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih cepat.

Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang


cukup lama.Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan saling
selama 6 minggu. Selama masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku
dan tangan. Setelah sembuh, tulang yang mengalami fraktur biasanya kuat dan
kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk
membatasi pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk mempercepat
penyembuhan. Patch tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan
(immobilisasi). Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.


2. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar
tulang yang patah Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan
berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk
mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan
dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi
bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap
pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua
lengan harus dipantau.
3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota,
gerak pada tempatnya.
4. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan
(plate) atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut
open reduction with internal fixation (ORIF).
5. Fiksasi eksternal: Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot
menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu
menjalani terapi fisik.

KOMPLIKASI

Komplikasi pada fraktur clavicula dapat berupa :

 Malunion.

Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah


telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau
miring. Komplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis
yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi itu
sebaik mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan.

Gejala malunion pada clavicula dapat menyebabkan penderita


tidak puas. Gejala sebelum operasi termasuk kelemahan, nyeri, gejala-
gejala neurologik, dan munculnya perasaan yang cemas (bahu yang
semakin memburuk dengan gejala-gejala lainnya)

 Nonunion

Lebih umum terjadi pada fraktur yang ditangani dengan cara


operasi, khususnya pada studi sebelumnya. Secara keseluruhan, angka non
union yang lebih kurang dari 1 % hingga yang lebih besar dari 10%, telah
dilaporkan.

Paling banyak pada fraktur 1/3 distal tetapi hasilnya secara


fungsional memperlihatkan kepuasan.
Penanganan operasi termasuk stabilisasi dan graft tambahan pada
tulang memberikan hasil yang memuaskan serta fiksasi dengan plate dan
peralatan intermedullary.

Fraktur 1/3 tengah dengan lebih dari 2 cm dan fraktur 1/3 lateral menjadi faktor
resiko lebih tinggi nonunion.

 Komplikasi neurovaskular, bisa menyebabkan timbulnya trombosis dan


pseudoaneurisma pada arteri axillaris dan vena subclavian kemudian bisa
menyebabkan timbulnya cerebral emboli. Kerusakan nervus
supraclavicular menyebabkan timbulnya nyeri dinding dada.
 Refraktur, fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur
sebelumnya.
 Pneumothoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula
terutama yang mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh karena
robeknya lapisan pleura sehingga masuk udara pada ruang potensial antara
pleura viseral dan parietal.

PROGNOSIS

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada


berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia
penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat
cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika
penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir. Fraktur clavicula disertai
multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk daripada pognosis fraktur
clavicula murni.

Anda mungkin juga menyukai