Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK STASE

PRAKTEK KLINIK STASE KDPK


ASUHAN KEBIDANAN PADA TN.A 24 TAHUN DENGAN FRAKTUR
KLAVIKULA SINISTRA DI RUANG TERATAI RSUD KAB.
KARANGANYAR

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan


Praktik Stase Keterampilan Dasar Kebidanan ( KDPK )
Program Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

NAMA : ESYA IRIANDICA AL ASHFIHA


NIM : 15901191004

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


PENDAHULUAN

FRAKTUR KLAVICULA

A. Pengertian
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai tipe dan luasnya
(Harnowo, 2002). Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( Reeves
C.J,Roux G & Lockhart R,2001 ). Fraktur (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas
struktur tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer S.C & Bare B.G,2001).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Arif, 2000).
Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya di
sebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak (Bernard Bloch, 1986).

Klavikula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada


masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial
dan lateral klavikula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin.
Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial klavikula berlangsung pada usia 18
tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26
tahun.

Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat
jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada
sepertiga tengah atau proksimal klavikula. Tulang merupakan alat penopang dan
sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi
tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal.
Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan
sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang
melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga
menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai
tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang
bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga
menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.
1. Klasifikasi patah tulang secara umum adalah :
a. Fraktur lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang
dari satu sisi ke sisi lain.
b. Fraktur tidak lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang
dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks
(masih ada korteks yang utuh).
2. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan
dengan dunia luar, meliputi:
a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh,
tulang tidak menonjol malalui kulit.
b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi.
3. Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman
tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah
tulang klavikula menjadi 3 kelompok:
a. Tipe I: Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)
1) Fraktur pada bagian tengah clavicula.
2) Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling banyak ditemui.
3) Terjadi di medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3
lateral)
4) Mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung (dari
lateral bahu)
b. Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula
Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, dapat dibagi:
1) type 1: undisplaced jika ligament intak
2) type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.
3) type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
c. Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula.
Fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula,
insidensnya hanya sekitar 5%. Mekanisme trauma dapat beruma trauma
langsung dan tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan
klavikula ke sternum. Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi
abduksi. (Price S.A. and Wilson L.M., 2006 )
B. ETIOLOGI
Penyebab farktur klavikula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang
dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada
fraktur klavikula yaitu :
1. Fraktur klavikula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis
pubis selama proses melahirkan. Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada
kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran
melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang
humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan
fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus
oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur
menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran
(misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).
2. Fraktur klavikula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor,
jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
3. Fraktur klavikula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur klavikula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi,
keganasan clan lain-lain.

Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat
jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah
diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah
hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena
pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson.

Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched
hand) hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah
tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. Kasus
patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak-anak sekitar
10-16 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6-5%.
(http://en.wikipedia.org/wiki/clavicule_fracture)

C. PATOFISIOLOGI
Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama
perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian
proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga
membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu
mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang
clavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada
bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan
acromioclavicular (AC).
Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang
klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di
depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali
untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang
keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan
menyebabkan fraktur.
Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi atau
penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang tersebut
dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, keeelakaan olahraga, ataupun
kecelakaan kendaraan bermotor.
Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-
ligament seperti pada daerah distal dan proksimal klavikula. Klavikula bagian tengah juga
merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan
kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun
proksimal. ( Price S and Lorraine M Wilson, 2006)
D. PATHWAYS
FRAKTUR CLAVIKULA

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi Patologis

FRAKTUR

Diskointunitas tulang pergeseran fragmen tulang Nyeri

Perubahan jaringan sekitar Kerusakan fragmen tulang

Pergeseran fragmen tulang Tekanan sumsum tulang tinggi dari kapiler

Deformitas

Gangguan fungsi Reaksi stres klien

Gg mobilitas fisik Melepaskan katekolamin

Metabolisme asam lemak

Laserasi kulit Bergabung dengan trombosit

Gg integritas kulit Emboli

Putus Vena/ laserasi menyumbat pembuluh darah

perdarahan spasme otot

kehilangan volume cairan peningkatan tekanan kapiler

syok hipovolemik pelepasan histamin

protein plasma hilang

edema

penekanan pembuluh darah

penurunan perfusi jaringan

Gg perfusi jaringan
Sumber : Corwin, 2009: Bruner & Sudarth,202)
E. TANDA DAN GEJALA
Pasien dengan fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan dan
lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh nyeri
setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau bahu. Fraktur
pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah,
lebih ke depan ataupun lebih ke posterior. Tanda dan gejala dapat dilihat berdasarkan
anamnesis misalnya apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bisa kita dapatkan
pembengkakan daerah klavikula atau aberasi, dan akan lebih mudah terlihat pada fraktur
terbuka.
Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada
pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang
terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat
desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan
warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.
Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang.

F. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Awal
a. Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun,
cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang
disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,
tindakan reduksi, dan pembedahan.
b. Kompartement Syndrom
Komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot,
yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan
aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. Gejala –
gejalanya mencakup rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang
berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan
perenggangan pasif pada otot yang terlibat, dan paresthesia. Komplikasi ini terjadi
lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna)
c. Fat Embolism Syndrom
Merupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi fatal. Hal ini
terjadi ketika gelembung – gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan
mengelilingi jaringan yang rusak. Gelombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan
dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh – pembuluh darah pulmonary yang
menyebabkan sukar bernafas. Gejala dari sindrom emboli lemak mencakup dyspnea,
perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah, marah, bingung, stupor), tachycardia,
demam, ruam kulit ptechie.
d. Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic
infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan
seperti pin dan plat.
e. Avaskuler Nekrosis
Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu
yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s
Ischemia. Nekrosis avaskular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang kurang baik.
Hal ini paling sering mengenai fraktur intrascapular femur (yaitu kepala dan leher),
saat kepala femur berputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah.
Karena nekrosis avaskular mencakup proses yang terjadi dalam periode waktu yang
lama, pasien mungkin tidak akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah
sakit. Oleh karena itu, edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. Perawat
harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang bersifat intermiten atau nyeri
yang menetap pada saat menahan beban
f. Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada
fraktur.
g. Osteomyelitis
Adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat
berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang
berasal dari dalam tubuh). Patogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka
tembus, atau selama operasi. Luka tembak, fraktur tulang panjang, fraktur terbuka
yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma dan fraktur – fraktur dengan
sindrom kompartemen atau luka vaskular memiliki risiko osteomyelitis yang lebih
besar
2. Komplikasi Dalam Waktu Lama
a. Delayed Union (Penyatuan tertunda)
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai
darah ke tulang.
b. Non union (tak menyatu)
Penyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan fibrosa. Kadang -kadang
dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan
non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar
dari fragmen contohnya patella dan fraktur yang bersifat patologis
c. Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas,
angulasi atau pergeseran
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan.
Sebuah mesin x-ray khusus menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari
klavikula Anda. Anda mungkin akan diberi pewarna sebelum gambar diambil. Pewarna
biasanya diberikan dalam pembuluh darah Anda (Intra Vena). Pewarna ini dapat
membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang yang alergi terhadap yodium atau
kerang (lobster, kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa pewarna.
Beritahu petugas jika Anda alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi atau kondisi
medis lainnya.
2. Magnetic resonance imaging scan
Disebut juga MRI. MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil
gambar tulang selangka / klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar
diambil dari tulang, otot, sendi, atau pembuluh darah. Anda perlu berbaring diam selama
MRI.
3. X-ray
x-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari
kedua klavikula Anda terluka dan terluka dapat diambil.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA TN.A 24 TAHUN DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA
SINISTRA DI RUANG TERATAI RSUD KAB. KARANGANYAR

A. PENGKAJIAN DATA PASIEN


1. Pengkajian Data Subyektif
Tanggal/ Jam Masuk : 29 Desember 2019/ 12.30 WIB
No.Rekam Medis : 00486587
Tanggal/Jam Pengkajian : 31 Desember 2019 / 08.30 WIB
Tempat : Ruang Teratai 2
Metode : Studi Pustaka dan Interview
Sumber : Pasien dan observasi RM
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A. I.
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sumbersari Rt 20/ 7 Jabang Kras Kediri
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Warga Negara : WNI
Agama : Islam
Diagnosa : Fraktur Klavikula Sinistra
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
Umur : 24 Tahun
Alamat : Sumbersari Rt 20/ 7 Jabang Kras Kediri
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Warga Negara : WNI
Hubungan dengan pasien : Istri
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh sakit pada bahu kirinya pasca kecelakaan motor
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang di ruangan pada tanggal 29 Desember 2019 jam 12.30 WIB
Dengan Rencana Pemasangan ORIF dengan Fraktur Klavikula Sinistra.terdapat
luka lecet dibahu kiri. Pasien post kecelakaan lalu lintas menabrak motor, pada
bahu kiri terasa seperti tertusuk, Nyeri bertambah jika bergerak dan berkurang
saat dimobilisasi posisi semi fowler dengan tangan kiri diganjal bantal, pasien
direncanakan Operasi ORIF tanggal 31 Desember 2019
3) Riwayat Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan sebelumnya dan belum
pernah operasi dan Pasien tidak punya riwayat alergi.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti DM, Hipertensi dan penyakit menular.

2. Pengkajian Data Obyektif


a. Pemeriksaan Umum
Tanda Tanda Vital :
TD : 120/ 75 mmhg Suhu : 36.8 ⁰C
HR : 64 x/menit SpO2 : 99%
RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E : 4 M: 6 V: 5 = 15
Pemeriksaan fisik head to toe
 Kepala : Mesocephal, Simetris, Rambut Bersih
 Mata : Simetris, Konjungtiva Tidak Anemis.
 Hidung : Tidak Terdapat Polip, Tidak Ada penumpukan Secret
 Telinga : Tidak ada Serumen
 Mulut : Gigi bersih, Mukosa Bibir Lembab
 Leher : Tidak terdapat pembesaran Kelenjar tiroid
 Klavikula : Fraktur bagian sinistra, terlihat kemerahan dan ada luka lecet
 Thoraks : Tidak ada retraksi dada, tidak ada penggunaan otot bantu nafas.
 Abdomen : Normal, Tidak kembung, tidak ada nyeri Tekan.
 Genetalia : Tidak terpasang kateter urin.
 Ekstremitas
Atas : Terpasang IVFD RL 20 Tpm, Akral hangat
Bawah : Terdapat luka lecet di bagian lutut kanan dan jempol kaki kanan,
akral hangat, Bagian Kiri tidak terdapat luka.

3. Data Penunjang
Hasil Pemeriksaan Radiologi ( Rontgen Thorak ) Terdapat Fraktur Klavikula Sinistra
komplit 1/3 Medial
Hasil Laboratorium tanggal 29 Desember 2019
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN

Hemoglobin 16.9 14.0-17.5 g/dl


Lekosit 10.54 4.5-12.5 Ribu/ul
Trombosit 126 140-392 Ribu/ul
Gula darah sewaktu 136 70-150 Mg/100ml
Ureum 23 10-50 Mg/dl
Creatinin 1.10 <1.0 Mg/100ml
HbsAg Negatif
HIV Non Reaktif

B. DIAGNOSA
Tn. A umur 24 Tahun dengan Fraktur Klavikula Sinistra
DO : terdapat luka lecet dibagian bahu sebelah kiri, warna kemerahan, teras nyeri, adanya
fraktur bagian clavicula 1/3 median sinistra
DS : pasien menyatakn nyeri di bagian bahu atas, jika bergerak akan terasa sangat nyeri.
C. PERENCANAAN
Tanggal 31 Desember 2019 Jam 08.15 WIB
1. Kaji KU dan TTV pasien
2. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam untuk memberikan rasa nyaman
3. Anjurkan untuk mobilisasi posisi yang nyaman
4. Anjurkan untuk membatasi gerak yang berlebihan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. mengkaji KU dan TTV pasien
Evaluasi :
TD : 120/ 75 mmhg Suhu : 36.8 ⁰C
HR : 64 x/menit SpO2 : 99%
RR : 21 x/menit
2. Menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam untuk memberikan rasa nyaman
Evaluasi :
Pasien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan mengatakan rasa nyeri
berkurang serta lebih nyaman.
3. Menganjurkan untuk mobilisasi posisi yang nyaman
Evaluasi :
Pasien telah memahami dan melakukan mobilisasi yang sesuai dengan kebutuhannya
agar lebih nyaman, posisi semi fowler dengan tangan kiri diganjal bantal.
4. Menganjurkan untuk membatasi gerak yang berlebihan
Evaluasi :
Pasien memahami dan mampu mengurangi gerakan gerakan yang memungkinkan
menimbulkan nyeri.
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Evaluasi :
Memberikan terapi sesuai Advis Dokter
a) IVFD RL 20 Tpm
b) Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam ( Jam.08.00 )
c) Inj Ceftriaxone 1 gr / 12 jam ( Jam 08.00 )
DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marlyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), (Alih Bahasa 1 Made Kriase), Jakarta:
EGC.

Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku I,
(Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Suzane C. 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddarth., Editor
Monica Ester, (Edisi 8), (Alih Bahasa Agung Waluyo) Jakarta: EGC.

Price S.A. and Wilson L.M., 2006, pathophysiologi : clinical consepts of disease processes,
(Edisi 6), Buku II, Jakarta: EGC
Black & Hawks. (2009). Medical surgical nursing clinical management for positive
outcomes.Ed. 8. St.Louis: Elseveir Saunders
Luju Suyati S, 2014. Analisis praktek klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan
pada pasien Fraktur Klavikula di rung perawatan bedah Kelas RSUP Persahabatan
Kakarta, diunduh tanggal 11 Januari 2020 di lib.ui.ac.id

(http://en.wikipedia.org/wiki/clavicule_fracture)

.
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK STASE

PRAKTEK KLINIK STASE KDPK

ASUHAN KEBIDANAN PADA TN.A 24 TAHUN DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA


SINISTRA DI RUANG TERATAI RSUD KAB. KARANGANYAR

Disusun Oleh :

Nama : Esya Iriandica Al Ashfiha


NIM : 15901191004

Disetujui Pada Tanggal : …………………………………

Pembimbing Institusi

Tanggal : _____________________
Di : _____________________ ( Siti Nurjanah, SST. M.Keb )
NIK :
Pembimbing Klinik ( CI )

Tanggal : _____________________
Di : _____________________ ( Umi Barokah, S.Kep.Ns. )
NIP : 19681215 198903 2 003

Anda mungkin juga menyukai