Anda di halaman 1dari 6

B.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiponatremia

1. Dasar Data Pengkajian Pasien

Umum

a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Malaise
Kelemahan umum, pingsan, kram otot
b. Integritas Ego
Gejala : Ansietas
Tanda : Gelisah,, ketakutan
c. Makanan/cairan
Gejala : Mual, anoreksia, haus
Diet rendah natrium
d. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo
Tanda : Kehilangan koordinasi, stupor, koma
Penggunaan agen hipoglikemia, diuretic poten, NSAID
e. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi, takikardia
Penurunan nadi perifer
f. Eliminasi
Gejala : Kram abdomen, diare
Tanda : Penurunan haluaran urine

g. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk ; bola mata cekung, membrane mukosa
kering, penurunan saliva/keringat
h. Neurosensori
Tanda : Kedutan otot
Letargi, gelisah, kacau mental, stupor
i. Pernapasan
Tanda : Takipnea

j. Keamanan
Tanda : Kulit kemerahan, kering, panas, demam
k. Sirkulasi
Tanda : Hipertensi, edema umum
l. Eliminasi : Peningkatan haluaran urine

Kekurangan Natrium Hebat


a. Sirkulasi : Hipotensi dengan kolaps vasomotor
Nadi cepat, kulit dingin/lembab, sianosis
b. Neurosensori
Tanda : Hiperefleksia
Kacau mental/koma

2. Pemeriksaan Diagnostik (Tergantung pada kadar cairan)


a. Natrium serum : Menurun, kurang dari 135 mEq/L (namun, tanda dan gejala
tidak terjadi sampai kadar kurang dari 120 mEq/L).
b. Natrium urine : Kurang dari 15 mEq/L menandakan konversi ginjal terhadap
natrium karena kehilangan natrium dari sumber nonrenal kecuali ada
pembuangan nefropati. Natrium urine lebih besar dari 20 mEq/L menandakan
SIADH
c. Kalium serum : Mungkin turun sesuai upaya ginjal untuk menghemat natrum
pada kalium sedikit.
d. Klorida/ bikarbonat serum : Mungkin menurun, tergantung pada ion mana yang
hilang dengan natrium.
e. Osmolalitas : Umumnya redag, tetapi mungkin normal
(pseudohiponatremia)atau tinggi (HHNC)
f. Osmolalitas urine : Biasanya kurang dari 100 mOsmol/L kecuali ada SIADH
dimana kasus ini akan melebihi osmolalitas serum.
g. Berat jenis urine : Mungkin turun (kurang dari 1,010) atau meningkat (lebih
besar dari 1,020) bila ada SIADH.
h. Ht : Tergantung pada keseimbangan cairan, mis., kelebihan cairan versus
dehidrasi.

C. Intervensi

Tindakan/intervensi Rasional
Mandiri
1. Identifikasi pasien beresiko 1. Memberikan petunjuk untuk
terhadap hiponatremia dan intervensi dini.
penyebab khusus, mis;
kehilangan natrium atau
kelebihan cairan
2. Pantau masukan dan 2. Indikator keseimbangan cairan
haluaran. Hitung adalah penting, karena baik
keseimbangan cairan. kehilangan atau kekurangan cairan
Timbang berat badan setiap dapat terjadi karena hiponatremia
hari.

3. Kaji tingkat 3. Kekurangan natrium dapat


kesadaran/respons mengakibatkan penurunan mental
neuromuskular. (pada titik koma), serta kelemahan
otot umum/kram, kacau mental.
4. Pertahankan lingkungan yang 4. Menurunan stimulais ssp dan
tenang; berikan kewaspadaan resiko cedera dari komplikasi
keamanan/kejang. neurologis misalnya kejang

5. Perhatikan frekuensi dan 5. Terjadi bersama hipokloremia


kedalaman pernafasan. dapat menimbulkan pernafasan
lambat/dangkal saat tubuh
mengkompensasi alkalosis
metabolik
6. Dorong makanan dan cairan 6. Kecuali kekurangan natrium
tinggi natrium mis. Susu, menyebabkan gejala serius yang
daging, telur, wortel, bit, dan memerlukan penggantian IV
seledri. Gunakan jus buah dan segera, pasien mendapat
kaldu sebagai pengganti air keuntungan dari pergantian yang
biasa. lebih lambat melalui metode oral
atau pembuangan pembatasan
garam sebelumnya.
7. Irigasi selang NGT (bila di 7. Irigasi isotonik akan
gunakan) dengan salin normal meminimalkan kehilangan
sebagai pengganti air elektrolit GI
Kolaborasi
1. Bantu dalam 1. Rujuk pada daftar faktor
identifikasi/pengobatan predisposisi/pemberat
penyebab dasar
2. Pantau elektrolit dan 2. Evaluasi kebutuhan/keefektifan
osmolalitas serum dan urine terapi
3. Berikan/batasi cairan 3. Pada adanya hipovolemia,
tergantung pada status kehilangan volume diganti dengan
volume cairan. salin isotonik (mis. Salin normal)
atau kadang-kadang larutan
hipertonik (NaCl 3%) bila
hiponatremia mengancam hidup.
Pada adanya kelebihan volume
cairan, atau SIADH, pembatasan
cairan diindikasikan
4. Pemberian obat-obatan sesuai
indikasi:
4. Pemberian obat-obatan sesuai a. Efektif pada penurunan
indikasi, mis: kelebihan cairan untuk
a. Furosemid (lazix) memperbaiki
natrium/keseimbangan air
b. Digunakan untu menggantikan
kekurangan/mencegah
b. Natrium klorida kekambuhan pada adanya
kehilangan kronis/terus
menerus
c. Memperbiaki kekurangan
kalium, khususnya bila
digunakan diuretik
c. Klorida kalium d. Bermanfaat dlam mengatasi
SIADH kronis, atau bila
pembatasan air berat tidak
d. Demeklosiklin ditoleransi, mis., PPOM.
(Declomycin) Catatan: mungkin
kontraindikasi pada pasien
dengan penyakit hepar saat
terjadinya nefrotoksisitas
e. Dapat digunakan dalam
kombinasi dengan diuretik
loop (mis. lasix) untuk
memperbaiki kelebihan
e. Kaptopril (Capoten) volume cairan khususnya pada
adanya GJK
5. Dapat dilakukan untuk
memperbaiki keseimbangan Na
tanpa meningkatkan kadar cairan
bila hiponatremia berat atau
5. Siapkan/bantu dengan dialisis respons terhadap terapi diuretik
sesuai indikasi tidak adekuat.

Anda mungkin juga menyukai