Nailed Joint PDF
Nailed Joint PDF
Nailed Joint PDF
ANALISIS SAMBUNGAN
PAKU
diambil sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecil.
Tabel 7. Tahanan lateral acuan satu paku (Z) pada sambungan dengan
satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda kelelehan Tahanan lateral (Z)
Is
3,3 Dt s Fes
Z
KD
3,3k1DpFem
IIIm Z dengan:
K D 1 2 Re
2 F yb 1 2 Re D 2
k1 1 2 1 Re
3 Fem p 2
3,3k2 Dts Fem
IIIs Z dengan:
K D 2 Re
2 1 Re 2 F yb 1 2 Re D
2
k 2 1
Re 3 Fem t s2
Re = Fem / Fes
BAB 4 Analisis Sambungan Paku 43
Nilai kuat tumpu kayu untuk beberapa nilai berat jenis dapat
dilihat pada Tabel 8. Semakin besar nilai berat jenis suatu kayu, maka
semakin besar pula nilai kuat tumpunya. Umumnya alat sambung paku
digunakan pada kayu dengan berat jenis tidak tinggi mengingat
mudahnya paku untuk tekuk (buckling). Tekuk pada paku juga
disebabkan oleh tingginya nilai banding antara panjang dan diameter
paku (angka kelangsingan) sebagai ciri khas alat sambung paku.
Tabel 8. Kuat tumpu paku Fe untuk berbagai nilai berat jenis kayu
Berat jenis kayu G
(hardened steel nails) memiliki kuat lentur yang lebih tinggi dari pada
nilai di Tabel 9. Dimensi paku yang meliputi diameter dan panjang
dapat dilihat pada Tabel 10.
Diameter Panjang
Jenis paku
(mm) (mm)
CN50 2,8 51
CN65 3,1 63
CN75 3,4 76
CN90 3,8 89
Zw = 31,6DpG2,5 (N)
700
600
Douglas fir
500
Tahanan cabut (N)
400
300
Tsugi
200
100
0
0 1 2 3 4 5
Slip
Gambar 20. Pengujain tahanan cabut paku dan grafik hasil pengujian
46 Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
(a)
(b)
c a
b d
a : spasi dalam satu baris
b : spasi antar baris a
c : jarak ujung e
d : jarak tepi dengan beban
e : jarak tepi tanpa beban
e c
(a)
v4D
p p
(b)
Gambar 22. Sambungan paku dua irisan (a) dan satu irisan (b)
48 Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
Paku Paku
Batang pemegang
Kayu samping
Paku miring
Kayu utama
4. Sambungan diafragma C di
Contoh 1
Rencanakan sambungan perpanjangan seperti gambar di bawah ini
dengan menggunakan alat sambung paku. Kayu penyusun sambungan
memiliki berat jenis 0,5. Asumsikan nilai ( ) sebesar 0,8.
50 Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
10 kN
2,5/12
20 kN
5/12
10 kN
2,5/12
Penyelesaian
Dicoba paku CN100 (diameter 4,2 mm dan panjang 102 mm).
Menghitung tahanan lateral acuan satu paku (Z)
Diameter paku ( D ) = 4,2 mm
Kuat samping dan kayu utama dianggap memiliki berat jenis yang
sama yaitu 0,5, maka Fes = Fem = 31,98 N/mm2 dan Re 1,00 .
p = 102 mm – 25 mm – 50 mm = 27 mm
K D = 2,2 (untuk paku dengan diameter < 4,3 mm)
Moda kelelehan I s
2 Fyb 1 2 Re D 2
k1 1 21 Re
3Fem p 2
21 Re 2 Fyb 1 2 Re D
2
k2 1
Re 3Femt s2
Moda kelelehan IV
3,3D 2 3,3x4,2
2
2 Fem Fyb 2 x31,98 x620
Z = = 4302 N
KD 31 Re 2,2 31 1
52 Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
10074 Is
4432 IIIm
4221 IIIs
4302 IV
Z u z Z '
Z u 0,8 x0,65 x 4525
Z u = 2353 N
BAB 4 Analisis Sambungan Paku 53
P 20000
nf = = = 8,5 paku
Zu 2353
(dipasang sebanyak 10 paku seperti gambar di bawah)
2x2,5/12 6 5/12
3
CL
Satuan dalam cm
7,5 6x5 7,5
Contoh 2
Hitunglah P yang diijinkan dari sambungan satu irisan di bawah ini,
jika paku yang dipergunakan adalah CN75, berat jenis kayu adalah
7 Satuan dalam cm
7 3x5
54 Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
Penyelesaian
Kuat lentur paku Fyb = 689 N/mm2
Kedalaman penetrasi p = 76 mm - 30 mm = 46 mm
5831 Is
3126 IIIm
2163 IIIs
1622 IV
P n f z Z '
P 12 x1,00 x0,65 x1622
P 12651 N
Gaya tarik P maksimum adalah 12,6 kN
Contoh 3
Tampak samping P
Tampak atas
5/12
4
2x3/12 2x3
2
Satuan dalam cm
4x3
Penyelesaian
Kuat lentur paku Fyb 689 N / mm
2
Kedalaman penetrasi p = 63 mm – 30 mm = 33 mm
Kontrol overlapping (v)
v = 2 x (p -0,5tm) = 2 x (33 -25) = 16 mm > 4D (4x3,1 = 12,4 mm)
6240 Is
2441 IIIm
2248 IIIs
1461 IV
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan:
Z = 2 x 1461 N = 2921 N
p 33
Cd = = = 0,89
12 D 37,2
33
maka C d 0,89
37,2
Z ' C d Z 0,89 x 2921 N 2599 N
P n f z Z '
P 9 x0,8 x0,65 x 2599 12163 N
Gaya tarik P maksimum adalah 12 kN
Contoh 4
2/12
20 kN 20 kN
5/12 5/12
2/12
Penyelesaian
Kuat lentur paku Fyb 689 N / mm
2
Kedalaman penetrasi p = 63 mm – 20 mm = 43 mm
Kontrol overlapping (v)
v = 2 x (p -0,5tm) = 36 mm > 4D (4x3,1 = 12,4 mm)
2249 IIIm
1233 IIIs
1235 IV
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan:
Z = 2 x 1233 N = 2466 N
CL
Contoh 5
20 kN
30 kN
2x25/150
45
25 40 25
Gambar contoh 5
Penyelesaian
Kuat lentur paku Fyb = 689 N/mm2
Kedalaman penetrasi p = 51 mm – 25 mm = 26 mm
Kontrol overlapping (v)
v = 2 x (p -0,5tm) = 12 mm > 4D (4x2,8 = 11,2 mm)
1305 IIIm
1266 IIIs
1008 IV
Karena penempatan paku pada dua sisi, maka tahanan lateral acuan:
Z = 2 x 1008 N = 2016 N
p 26
Cd = 0,77
12 D 33,6
40/150
Satuan dalam mm
a = (150/cos45o)/5
5xa
30
4x25 2x25/150
20
45