Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI FILM

Senyap adalah film dokumenter yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer. Film ini
pertama kali diputar di Indonesia secara serentak pada tanggal 10 Desember 2014 sebagai
bagian dari peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia. Film ini memiliki tema sentral
pembantaian massal 1965 setelah film Jagal.

ANALISIS FILM

Berbeda dengan film Jagal dimana subjek dari film adalah para algojo dimana para
algojo tersebut memberikan kesaksian melalui media film. Senyap lebih menitikberatkan
kesaksian para algojo melalui tukang kacamata.

Subjek dalam film ini adalah Adi. Adi adalah seorang tukang kacamata keliling. Ia
memiliki seorang kakak bernama Ramli yang diduga simpatisan PKI. Kakaknya dieksekusi di
sebuah desa di Sumatera Utara dalam tragedi 1965 hingga 1966. Hal tersebut menyebabkan
Adi dianggap sebagai keluarga komunis.

Dalam film ini, Adi bertemu dengan orang-orang yang membunuh kakaknya. Apalagi
pembunuh tersebut menceritakan perbuatannya dengan rasa bangga. Bahkan salah satu
pembunuh sempat befoto sembari bergaya di tempat eksekusi para korban.

Selain itu, ada pula seorang pria tua bernama Inong. Ia menceritakan kisahnya sebagai
pemimpin pasukan pembunuh tingkat desa. Ia bahkan mengaku pernah meminum darah
orang agar ia tidak menjadi gila.

Adegan pembuka film ini sudah langsung memberikan petunjuk pada penonton
mengenai apa yang akan digali dalam film Senyap ini. Seorang pria menceritakan kisah yang
pilu seolah ia sedang menceritakan kisah bahagia. Tanpa rasa bersalah dan bahkan sembari
tertawa. Dari adegan ini saja, rasa empati saya sebagai penonton kepada para korban sudah
dimulai.

Salah satu adegan yang membuat saya atau bahkan penonton lainnya merinding
adalah ketika ibu dari Ramli bertanya pada suaminya yang sudah pikun mengenai Ramli yang
dibawa pergi untuk dieksekusi. Menurut saya adegan ini benar-benar seperti memukul keras
empati penonton untuk lebih berempati lagi.
Film ini menghadirkan ketegangan seperti film horror. Apalagi ketika Adi bertemu
dengan para pembunuh kakaknya. Suasana dibuat semencekam mungkin. Apalagi dengan
suara jangkring yang mengisi backsound sepanjang film ini sehingga menurut saya
menambah rasa kesunyian yang mencekam. Tone warna yang dihadirkan dalam film ini juga
cenderung berwarna sephia sehingga kesan kelam lebih didapat.

Anda mungkin juga menyukai