Anda di halaman 1dari 53

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 6

1.3Fokus Masalah ................................................................................................... 7

1.4Rumusan Masalah .............................................................................................. 7

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 8

1.6.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .......................................... 10

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10

2.2 Komunikasi ..................................................................................................... 11

2.2.1 Definisi Komunikasi .................................................................................... 11

2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi ............................................................................ 12

2.2.3 Fungsi Komunikasi ...................................................................................... 13

2.2.4 Model Komunikasi ....................................................................................... 16

2.2.5 Gangguan Komunikasi ................................................................................. 18

2.3 KomunikasiMassa ........................................................................................... 18

2.3.1 Definisi Komunikasi Massa ......................................................................... 18

i
2.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa ................................................................. 21

2.3.3 Fungsi Komunikasi Massa ........................................................................... 22

2.4 MediaMassa .................................................................................................... 25

2.4.2 Fungsi Media Massa .................................................................................... 26

2.4.3Jenis-jenis Media Massa ............................................................................... 27

2.5 Strategi ............................................................................................................ 28

2.5.1 Definisi Strategi ........................................................................................... 28

2.5.2 Strategi Komunikasi ..................................................................................... 29

2.6 Manajemen Media Penyiaran .......................................................................... 31

2.6.1 Definisi Manajemen Penyiaran .................................................................... 31

2.6.2 Fungsi Manajemen Penyiaran ...................................................................... 32

2.7 Radio ............................................................................................................... 35

2.7.1 Pengertian Radio .......................................................................................... 35

2.7.2 Karakteristik Radio ...................................................................................... 36

2.7.3 Struktur Manajemen Radio .......................................................................... 38

2.7.4 Strategi Penyiaran Radio .............................................................................. 40

2.7.5 Produksi Program Radio .............................................................................. 42

2.8 Penyiar ............................................................................................................ 43

BAB III

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 47

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 47

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 47

3.3 Subjek Penelitian............................................................................................. 48

ii
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 48

3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 49

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Radio adalah salah satu media massa yang memiliki usia yang tua. Media

radio memiliki kekuatan yang besar, hal ini karena radio memiliki sifat-sifat yang

berbeda dengan media massa lain. Pertama, radio bersifat langsung, sehingga

untuk mencapai pendengar tidak memerlukan tekhnik penyampaian yang berbelit.

Kedua, tidak mengenal jarak dan waktu. Sehingga seberapa jauh pendengar masih

dapat terjangkau sesuai dengan batas penyiaran yang diizinkan oleh pemerintah,

dan radio dapat didengarkan kapanpun. Ketiga, radio memiliki daya tarik dan

imajinasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat siaran yang serba hidup.

Suasana hidup ini diciptakan oleh musik, komentar dari penyiar, serta efek-efek

suara yang digunakan (Effendi, 1981).

Dari sejumlah radio yang mengudara di kota Jakarta, OZ Radio adalah

radio yang menyuguhkan sesuatu yang fresh, dinamis, dan hip. Tidak hanya

hiburan dan lagu semata, namun juga sarat akan informasi-informasi yang

dibutuhkan masyarakat Jakarta. Dengan membidik segmentasi usia muda,

informasi yang dihadirkan adalah informasi yang mampu menambah wawasan

pendengarnya. OZ Radio Jakarta adalah radio berbasis hiburan dan informasi

yang menyuguhkan informasi-informasi Seperti dunia lifestyle, film box office,

1
komunitas-komunitas di Jakarta, prestasi terbaik di dunia olahraga, sosial politik,

dan religi.

OZ Radio Jakarta mengudara pada jaringan FM, dan berada di saluran

90.8 fm dengan pendengar utama berusia di 20 -30 tahun. OZ Radio Jakarta

adalah salah satu radio jaringan yang dimiliki oleh OZ radio Network. Pas fm ada

dibeberapa kota besar di Indonesia, antara lain Bandung, Bali, Aceh dan Jakarta.

Meskipun ada disetiap kota tersebut, namun untuk format siaran tidak jauh

berbeda antara satu kota dengan yang lain.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk terus meningkatkan eksistensi

sebuah radio siaran swasta, yang juga mampu mempengaruhi hasil dari siaran

tersebut. Maka Oz Radio Jakarta melakukan beberapa strategi manajemen untuk

meningkatkan kualitas penyiar untuk menjaga eksistensi radionya. Hal ini

dilakukan sebagai upaya radio tersebut agar penyiar Oz Radio Jakarta mampu

menyajikan acara dan informasi dengan baik, dan mampu menjaga eksistensi Oz

Radio Jakarta sendiri agar tidak ditinggalkan oleh pendengarnya. Strategi yang

diterapkan oleh Oz Radio Jakarta ini tentunya akan memberikan manfaat dan

dampak pada peningkatan kualitas yang ada.

Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan

hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lain (Ardianto,

2007 : 123). Sebagai unsur dari proses komunikasi massa, radio siaran

mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya yaitu bersifat

audial (Ardianto, 2007 : 18). Selain itu keunggulan radio siaran adalah murah,

merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Seiring dengan

2
perkembangan zaman, radio bukan hanya media hiburan dan informasi, namun

radio sudah menjadi media activation. Karena itulah, setiap stasiun radio memiliki

idealisme tersendiri untuk menarik pendengarnya (Fanani, 2013 : 133)

Radio menempatkan pendengarnya sebagai subjek dan peserta yang terlibat

untuk dapat menarik simpati dan keterlibatan audience-nya. Guna melancarkan

pesan yang disampaikan kepada pendengar, para personil yang berkecimpung di

radio memerlukan modal pengetahuan dan pengalaman yang memadai tentang

penyiaran sehingga segala sesuatu yang telah direncanakan dapat dicapai dengan

baik. Jadi seluruh personil yang menggeluti dunia siaran ini harus memiliki

pengetahuan yang memadai sehubungan dengan tugas mereka. Pengetahuan dan

pengalaman tersebut merupakan modal yang utama dalam menentukan

operasional yang akan ditempuh guna memikat khalayak pendengar.

Faktor yang menentukan keberhasilan suatu stasiun penyiaran radio adalah

program. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian target pendengar memerlukan

“programming” atau penataan acara (Prayuda, 2005:43). Penataan itu sendiri

merupakan suatu proses mengatur program termasuk penjadwalannya sehingga

terbentuk format station dengan tujuan menciptakan image station itu sendiri.

Selain iklan, dan progam yang dihadirkan, keberhasilan dan keberadaan radio

dianggap berhasil dari kualitas penyiarnya. Hal ini juga mampu mendongkrak

jumlah pendengar jika pendengar mulai suka dengan tekhnik penyiaran dan

penyampaian pesan oleh penyiar yang santai dan terasa dekat oleh pendengar.

Seorang penyiar, harus mempunyai pengetahuan tekhnis dan karakteristik radio.

Penyiar minimal harus memiliki suara yang bagus, bisa mengoperasikan peralatan

3
yang digunakan selama siaran, serta harus memiliki kemampuan menulis,

khususnya bahan yang akan digunakan selama mengudara (Prayudha, 2005:43).

Pendengar adalah orang-orang yang ingin mendapatkan informasi

dan ingin memiliki hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan radio. Selain

itu pendengar adalah calon klien penanam modal dengan beriklan di stasiun radio

tersebut. Sehingga jika sebuah radio tidak dapat memuaskan pendengar, maka

pendengar dapat dengan mudah mengganti gelombang radio tersebut

kegelombang radio lain. Sehingga untuk meraup pendengar dan klien yang

banyak, maka sebuah radio harus memiliki penyiar yang tidak hanya berwawasan

tinggi, tetapi juga hangat dan bersahabat.

Perlu dimengerti, bahwa pendengar radio itu bersifat aktif. Mereka tidak

bersifat pasif seperti apa yang orang-orang kira selama ini. Sehingga pendengar

tidak begitu saja menelan dan menerima mentah-mentah informasi yang

dihadirkan oleh seorang penyiar. Sehingga pendengar bisa menerima atau bahkan

menolak informasi tersebut. Bahkan bisa jadi pendengar memberikan reaksi yang

jauh berbeda dengan yang dibayangkan oleh penyiar.

Untuk mendapatkan perhatian serta kesetiaan pendengar yang memiliki

pengaruh positif pada keeksisan sebuah stasiun radio,seorang penyiar radio harus

memiliki beberapa keterampilan yang mampu mendongkrak performanya dalam

menyampaikan informasi ke pendengar. Pertama adalah suara. Suara yang

dimaksud adalah suara yang jelas, bergema dan tenang. Kedua adalah cara

pengucapan. Penyiar harus bisa meminimalisir adanya kesalahan pengucapan

ketika menyampaikan informasi. Ketiga seorang penyiar harus memperhatikan

4
artikulasi. Kejelasan dalam menyampaikan informasi adalah hal yang penting agar

pendengar mampu memahami apa yang disampaikan penyiar. Keempat adalah

penekanan. Hal ini untuk menunjukkan ke pendengar hal-hal yang penting dan

tidak pada suatu informasi yang dibacakan. Kelima adalah kecepatan dalam

menyampaikan pesan. Kemampuan untuk mengetahui lambat dan jeda harus

dimiliki oleh seorang penyiar agar tidak terkesan terburu-buru dalam

menyampaikan informasi. (Prayudha, 2005:43).

Penyiar merupakan ujung tombak dalam dunia penyiaran radio. Penyiar

mempunyai peran dan pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi sebuah radio.

Penyiar yang profesional akan mampu membawakan suatu program siaran dengan

baik sehingga akan menarik banyak pendengar (Fanani, 2013 : 99). Untuk

menjadi komunikator yang baik seorang penyiar juga harus memahami dan

melakukan kaidah-kaidah yang berlaku di dunia penyiaran dan di masyarakat

pendengarnya. Selain itu, harus pula memperhatikan peraturan perusahaan dan

juga buat diri pribadi (Wardana, 2009 : 8). Dalam profesinya, penyiar dituntut

cakap, mampu menyesuaikan diri, berpikir cepat dan tak kenal lelah, vokal

penyiar juga harus bervarietas unggul, sehingga penyiar harus mempunyai

kecakapan serta keahlian dalam mengolah kata-kata dalam bersiaran agar pesan

dapat ditanggkap serta mudah dipahami oleh pendengar dan menghindari

kesalahpahaman persepsi mengenai informasi yang disiarkan dan dalam penyajian

programpun dapat berjalan lancar sehingga masyarakat dapat dengan mudah

mengkonsumsi siaran yang dibawakan penyiar. Untuk menghindari kesalahan

5
tersebut penyiar harus memahami teknik siaran dalam melakukan aktivitas siaran

khususnya dalam bertutur sehingga dapat menarik minat pendengar.

Sama seperti organisasi media massa lainnya, radio juga memiliki manajemen

media yang bertugas dan bertanggung jawab atas suksesnya sebuah radio swasta.

Manajemen sendiri memiliki arti suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi

melalui pihak-pihak lain (Morissan, 2011:37). Manajemen media disini memiliki

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

Setiap media massa memiliki strategi sebagai upaya untuk mencapai target

perusahaan. Strategi sendiri adalah suatu peranan aktif dan rasional untuk

pencapaian tujuan-tujuan organisasi (Morissan, 2011:38). Dengan kata lain bisa

dikatan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. Sehingga strategi merupakan alat yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan bersaing.

Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui:

Strategi Manajemen Media Radio Untuk Meningkatkan Kualitas Penyiar Dalam

Menjaga Eksistensi Radio (Studi Pada Manajemen Oz Radio Jakarta)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi

perhatian dalam penelitian ini adalah :

6
1. Apa saja manfaat strategi manajemen media Oz Radio Jakarta dalam

meningkatkan kualitas penyiar untuk menjaga eksistensi radio?

2. Faktor apa saja yang mendukung peningkatan kualitas penyiar Oz Radio

Jakarta?

3. Bagaimana kualitas penyiar Oz Radio Jakarta?

4. Apa saja kriteria kualitas penyiar bagi manajemen Oz Radio Jakarta untuk

menjaga eksistensi radio?

5. Apa strategi manajemen media yang dilakukan Oz Radio Jakarta dalam

menjaga eksistensi radio?

6. Apakah strategi manajemen media Oz Radio Jakarta mampu menjaga

eksistensi radio?

7. Bagaimana strategi manajemen media Oz Radio Jakarta dalam

meningkatan kualitas penyiar untuk menjaga eksistensi radio?

1.3 Fokus Masalah

1. Apa strategi manajemen media yang dilakukan Oz Radio Jakarta dalam

menjaga eksistensi radio?

2. Apa saja manfaat strategi manajemen media Oz Radio Jakarta dalam

meningkatkan kualitas penyiar untuk menjaga eksistensi radio?

3. Bagaimana strategi manajemen media Oz Radio Jakarta dalam

meningkatan kualitas penyiar untuk menjaga eksistensi radio?

1.4 Rumusan Masalah

7
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dijabarkan di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang mengacu

sesuai judul skripsi Strategi Manajemen Media Radio Dalam Meningkatkan

Kualitas Penyiar Untuk Menjaga Eksistensi Radio (Studi pada Manajemen Oz

Radio Jakarta).

1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik

sebuah tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa strategi manajemen media Oz Radio Jakarta dalam

menjaga eksistensi radio?

2. Untuk mengetahui apa saja manfaat strategi manajemen media Oz Radio

Jakarta untuk meningkatkan kualitas penyiar dalam menjaga eksistensi radio.

3. Untuk mengetahui bagaimana strategi manajemen media Oz Radio Jakarta

untuk meningkatkan kualitas penyiar dalam menjaga eksistensi radio.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

8
Sebagai salah satu pengembangan ilmu komunikasi khususnya penyiaran

media radio. Serta memberikan kontribusi dalam bidang akademis khususnya

bidang penyiaran atau broadcasting radio.

1.6.2 Manfaat Praktis

Bagi Manajemen Oz Radio Jakarta, diharapkan hasil penelitian ini mampu

menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan sebagai upaya untuk

perbaikan serta meningkatkan rating Oz Radio Jakarta. Bagi mahasiswa,

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian baik skripsi

maupun karya ilmiah lainnya terutama di bidang penyiaran atau broadcasting

radio.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

10
2.2 Komunikasi

2.2.1 Definisi Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris: communications) secara

etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin comunicatus, dan

perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis di sini

memiliki makna ”berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu suatu usaha

memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna (Ngalimun,2017:19).

Komunikasi adalah suatu proses penyimpanan informasi (pesan, ide, gagasan)

dari satu pihak ke pihak yang lain (KBBI, 2001 dalam Ngalimun,2017:19)

Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What In

Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

sebagai jawaban dari pertanyaan itu, yakni: 1. Komunikator (communicator,

source, sender) 2. Pesan (message) 3. Media (channel) 4. Komunikan

(communicant, communicate, receiver, recipent) 5. Efek (effect, impact, influence)

Berdasarkan paradigma Lasswell ini, komunikasi adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan

efek tertentu. (Lasswell,1960 dalam Ngalimun,2017:22)

Berdasarkan pernyataan dan definisi tersebut diatas dapat dikemukakan

secara umum bahwa, komunikasi adalah proses pernyataan atau mentransmisikan

11
pesan (gagasan, ide, keahlian, emosi, simbol-simbol, informasi dsb) dari pihak

satu ke pihak yang lain atau dari sumber komunikasi untuk mengubah tingkah

laku.

2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur-unsur dalam komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Sumber (Source) Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber

sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,

sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok,

misalnya partai,organisasi, atau lembaga. Sumber sering juga disebut pengiri,

komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, encode.

2. Pesan (Message) Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah

sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan

dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan adalah gagasan,

perasaan, atau pemikiran yang akan di-encode oleh pengirim dan di-decode

(Liliweri,2011 dalam Suryanto,2015:175)

3. Media (Channel) Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan

untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi

massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang

sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan

mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan dalam kedua

kategori, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya

12
surat kabar, majalah, buku, brosur, buletin, poster, spanduk, dan sebagainya.

Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, dan

lain sebagainya. Secara sederhana, media komunikasi adalah perantara dalam

penyampaian informasi yang dilakukan komunikator kepada komunikan yang

bertujuan untuk efisiensi penyebaran pesan atau informasi tersebut

(Suryanto,2015:185).

4. Penerima (Receiver) Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang

dikirim oleh sumber. Penerima bisa saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai atau negara. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam

istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggrisnya

disebut audience, atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa

keberadaaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima

jika tidak ada sumber.

5. Efek (Effect) adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa

terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena pengaruh juga

bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

2.2.3 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana (2013) dalam bukunya Ilmu Komunkasi suatu pengantar

mengutip kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi

13
komunikasi yang dibagi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-

fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama

sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya,

meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi komunikasi sosial; komunikasi itu penting membangun konsep diri

kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan,

terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri, konsep diri adalah pandangan

mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang

diberikan orang lain kepada kita.

2. Fungsi komunikasi ekspresif; komunikasi ekspresif tidak otomatis

bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi

tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non

verbal. Perasaan yang peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah

dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku

nonverbal.

3. Fungsi komunikasi ritual; komunikasi ritual sering dilakukan secara

kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang

tahun dalam acara tersebut orang mengucapkan kata-kata dan menampilkan

perilaku yang bersifat simbolik. Fungsi ritual juga tampak dalam acara lamaran

yang dilakukan keluarga calon mempelai pria kepada keluarga calon mempelai

wanita. Komunikasi ritual juga sering bersifat ekspresif, menyatakn perasaan

terdalam seseorang

14
4. Fungsi komunikasi instrumental; komunikasi instrumental mempunyai

beberapa tujuan umum menginformasikan, mengajar mendorong, mengubah sikap

dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga

menghibur (persuasif). Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan

untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga menghancurkan

hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai

strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik

dengan orang lain demi keuntungan bersama.

Adapun fungsi komunikasi menurut para ahli diantaranya yaitu:

1. Gordon I. Zimmerman; Menjelaskan bahwa komunikasi itu berguna dalam

menyelesaikan setiap tugas penting bagi kebutuhan kita, juga untuk memberi

sandang pangan kepada diri sendiri dan memuaskan kepenasaran kita kepada

lingkungan, serta untuk menikmati hidup. Selain itu, hal terpenting dari

komunikasi ialah untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain

di sekitar kita.

2. Effendi Gazali; Menurutnya ada empat fungsi utama komunikasi yaitu

(1)to inform (menginformasikan), yakni memberikan informasi kepada orang lain

tentang suatu peristiwa, masalah, pendapat, pikiran, segala tingkah laku orang lain

dan apa yang disampaikan orang lain. (2)to educate (mendidik), yakni sebagai

sarana pendidikan. Karena melalui komunikasi, manusia dalam suatu lingkungan

masyarakat dapat menyampaikan segala bentuk pengetahuan, ide, gagasan kepada

orang lain sehingga orang lain dapat menerima segala bentuk informasi yang kita

berikan. (3)to entertain (menghibur), komunikasi juga berfungsi untuk menghibur

15
orang lain dan menyenangkan hati orang lain. (4) to influence (mempengaruhi),

selain sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan, informasi, dan sebagai

sarana dalam menghibur orang lain, komunikasi juga berfungsi memberikan

pengaruh kepada orang lain. Saling mempengaruhi segala bentuk sikap dan

perilaku orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan.

2.2.4 Model Komunikasi

Pada 1984, Harold Lasswell mengemukakan teori komunikasi yang

bersifat satu arah. Model Lasswell adalah berbentuk ungkapan verbal, who says

what in which channel to whom wiht what effect.

Model komunikasi Lasswell dan model Stimulus-Respons menunjukkan

pesan yang selalu bergerak secara linear (satu arah). Dimulai dari komunikator

hingga berakhir pada efek. Hal yang membedakan antara teori Lasswell dan

Stimulus-Respons, Lasswell berupaya menggambarkan komponen-komponen

yang terlibat dalam proses komunikasi secara lebih lengkap.

Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi yang dikemukakan Harold Laswell tersebut dituliskan

kembali oleh James Watson dan Anne Hill dalam bukunya A dictionary of

Communication and Media Studies yang menguraikan perincian dalam urutan:

16
 Who

 Says what

 In which channel

 To whom

 With what effect

Model tersebut lebih menitik beratkan kepada kelompok khusus yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi korelasi. Misalnya, dalam bidang

siaran radio, seorang penyiar radio membantu mencari hubungan atau korelasi

antara audiensi dan adanya informasi baru atau mengumpulkan respons orang-

orang terhadap infotmasi baru tersebut. Pada model Laswell, tidak semua

komunikasi yang berlangsung merupakan suatu aliran yang lancar ( masih

dikategorikan satu arah). Demikian pula dengan tahapan umpan balik yang terjadi

antara pengirim (penyiar) dan penerima (pendengar). Artinya, dalam suatu

masyarakat yang kompleks, banyak informasi yang difilter oleh pengendali pesan,

editor, penyensor atau propagandis yang menerima informasi dan

menyampaikannya kembali kepada publik dengan beberapa perubahan dan

penyimpangan.

Lasswell juga mengatakan bahwa, penting bagi masyarakat untuk

menemukan sendiri dan mengendalikan faktor-faktor yang mungkin mengganggu

efisiensi komunikasi.

17
2.2.5 Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi terhadap salah satu

komponen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung

secara efektif (Shannon dan Weaver, 1949 dalam Cangara, 2013:40-41).

Gangguan dan rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas

delapan macam yaitu : (1) Gangguan teknis, terjadi jika salah satu alat yang

digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga komunikasi yang

ditransmisikan melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise). (2)

Gangguan Semantik, gangguan yang disebabkan karena adanya kesalahan pada

bahasa yang digunakan. (3) Gangguan Psikologis, gangguan yang terjadi karena

adanya persoalan yang timbul dari dalam individu. (4) Rintangan fisik dan

organik, ialah rintangan yang disebabkan oleh kondisi geografis. (5) Rintangan

status, rintangan yang disebabkan oleh jarak sosial antar peserta komunikasi. (6)

Rintangan kerangka berpikir, rintangan yang disebabkan adanya perbedaan

persepsi komunikator dengan khalayak. (7) Rintangan budaya, ialah rintangan

yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan norma, nilai kebiasaan yang

dianut oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. (8) Rintangan birokrasi,

terhambatnya suatu proses komunikasi yang disebabkan oleh struktur organisasi.

2.3 Komunikasi Massa

2.3.1 Definisi Komunikasi Massa

18
Definisi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Bittner dalam

Ardianto,2007:3), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah orang besar. Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

Definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan

tentang pengertian massa serta tentang media yang dipergunakannya Ia

mengemukakan definisinya dalam dua item yakni, pertama komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar audio dan visual. Komunikasi massa barangkali lebih mudah dan lebih

logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, siaran, surat kabar,

majalah, dan film (Ardianto,2014:6)

Definisi komunikasi massa menurut Gebner (1967) “mass

communicationis the technologically and institutionally based production and

distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial

sociates” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknlogi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat Indonesia. Dari definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi

massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk

tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus

dalam jarak dan waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan, atau

bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan,

melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu,

19
sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

(Romli, 2016:2)

(1)Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan

modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada

khalayak yang luas dan terbesar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula

antara lain surat kabar, majalah, televisi, radio, atau gabungan diantara media

tersebut. (2)Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-

pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak

saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. (3)Pesan adalah milik publik.

Yang artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh orang banyak.

Oleh karena itu, diartikan sebagai milik publik. (4)Sebagai sumber, komunikator

massa biasanya merupakan organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau

perkumpulan. Dengan kata lain komunikator tidak berasal dari seseorang tetapi

lembaga. (5)Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan

yang disebarkan atau dipancarkan, dikontrol oleh sejumlah individu dalam

lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. (6)Umpan balik dalam

komunikasi massa sifatnya tertunda. Media massa dan jumlah komunikan telah

menjadi bagian terberat dalam komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan

komunikan dalam jumlah yang besar dengan tingkat geografis yang luas namun

memiliki minat yang sama terhadap suatu isu. Media massa memiliki peranan

sebagai penyalur pesan dan informasi. Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima

serentak pada waktu yang sama, digunakan media massa, seperti suart kabar,

radio, atau televisi.

20
2.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik audio visual maupun media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan

lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila

pesan itu disampaikan melalui media radio atau pertelevisian maka prosesnya

komunikator melakukan suatu penyampaian pesan melalui teknologi audio visual

secara verbal maupun nonverbal dan nyata. (Romli,2016:4)

Adapun karakteristik komunikasi massa menurut (Liliwei,2011:37-39)

adalah: (1)Sifat komunikator sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan

media atau saluran secara profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha-

usaha industri maka kepemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan,

organisasi usaha yang mempunyai struktur, fungsi dan misi tertentu. (2)Sifat

pesan. Pesan komunikasi bersifat umum dan universal tentang berbagai hal dari

berbagai tempat. Isi dari media massa itu sendiri tentang berbagai peristiwa apa

saja yang perlu diketahui oleh masyarakat umum. (3)Sifat media massa. Salah

satu ciri yang khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa.

Komunikasi massa tampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi

pesan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan

melipatgandakan. (4)Sifat komunikan. Komunikan dalam komunikasi massa

adalah konsumen. Konsumen merupakan masyarakat umum yang sangat beragam,

heterogen, dalam segi demografis, maupun psikografis. (5)Sifat efek.

21
Bagaimanapun komunikasi massa memiliki efek tertentu. Secara umum terdapat

tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hirarki efek, yaitu efek

kognitif (pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal

pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap suatu yang diperolehnya), efek

afektif (pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu

dari konsumen), efek konatif (pesan komunikasi massa mengakibatkan orang

mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu). (6)Sifat

umpan balik. Umpan balik dari komunikasi massa biasanya lebih bersifat

tertunda. Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak

terjadi pada saat yang sama melainkan setelah suatu media beredar atau pesannya

memasuki kehidupan suatu masyarakat tertentu.

2.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut effendy (1993) fungsi komunikasi massa tidak terlepas dari: (1)

Fungsi informasi. Fungsi memberikan ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi

dibutuhkan oleh khalayak media massa adalah penyebar yang bersangkutan sesuai

kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan

informasi yang terjadi. (2)Fungsi pendidikan. Media massa merupakan saran

pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak

menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang

dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan

22
yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui

drama, cerita, diskusi dan artikel. (3)Fungsi mempengaruhi. Fungsi

mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorialm

features, iklan dan artikel. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang

diatayangkan televisi ataupun surat kabar. (4)Fungsi menghibur, fungsi dari media

massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi

ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita ringan atau melihat

tayagan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali

(Ardianto,2007:17-19).

Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu

cepat terutama dalam penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual),

menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. Sean

MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980)

mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita

dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaan

data,fakta,dan ide. Oleh karena itu, komunikasi massa berfungsi sebagai berikut:

1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta

dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang

terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau

internasional

2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai niai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai

anggota masyarakat secara efektif.

23
3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain

melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.

4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk

mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan

secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar

sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan

mengesankan.

6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil

kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan

cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan

memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan

nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan

antarnegara.

7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua

golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.

Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun

gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti

halnya kebutuhan pokok lainnya.

8. Integrasi; banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-

kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit

24
dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam

memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa. (Cangara, 2016:69-71)

2.4 Media Massa

2.4.1 Definisi Media Massa

Terdapat beberapa pengertian media massa menurut para ahli. Media massa

atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk

mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk menjangakau

masyarakat luas. Dalam pembicaraaan sehari-hari istilah ini sering disingkat

media.

“Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi

secara masal dan dapat diakses oleh masayarakat luas pula”. Menurut kutipan

tersebut istilah media massa menuju pada alat atau cara yang terorganisasi untuk

berkomunikasi secara terbuka kepada banyak orang dalam jarak dan waktu yang

ringkas (Tamburaka,2012:13)

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan

kegiatan jurnalistik yang meliputi, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah, dan menyampaikan informasi dalam bentuk suara, gambar, suara dan

gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan

media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia (UU No.40

Tahun 1999 tentang pers).

25
2.4.2 Fungsi Media Massa

(1) Pengawasan (surveillance)

Memberikan informasi dan memberikan berita, dalam membentuk fungsi ini,

media seringkali memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi seperti

kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya atau ancaman militer.

(2) Korelasi (correlation)

Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan.

Media seringkali memasukan kritik dan cara seorang bagaimana seseorang harus

bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi merupakan bagian media

yang berisi editorial dan propaganda. Fungsi korelasi bertujuan menjalankan

norma sosial dan menjaga konsensus dengan mengekspos penyimpangan,

memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih, dan dapat berfungsi

untuk mengawasi pemerintah. Fungsi korelasi dapat menjadi disfungsi ketika

media terus-menerus melanggengkan stereotype dan menumbuhkan kesamaan,

menghalangi perubahan sosial, dan inovasi, mengurangi kritik dan melindungi

serta memperluas kekuasaan yang perlu diawasi.

(3) Penyampaian warisan sosial (transmission of social heritage)

Penyampaian warisan sosial merupakan suatu fungsi dimana media

menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi

berikutnya atau dari anggota masyarakat ake kaum pendatang.

(4) Hiburan (entertainment)

26
Media hiburan dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari masalah setiap

hari dan mengisi waktu luang (Severin dan Tankard,2011:386-388).

2.4.3Jenis-jenis Media Massa

Adapun jenis-jenis media massa pada masyarakat luas saat ini dapat

dibedakan atas tiga kelompok, yaitu media cetak, media elektronik, dan media

online:

(1) Media cetak.

Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi, media cetak

berawal dari media yang disebut Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan

romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes Guttenbeg menemukan

mesin cetaka, hingga kini sudahaa beragam bentuknya, seperti surat kabar

(Koran), tabloid, dan majalah.

(2) Media Elektronik

Media elektronik muncul karena perkembangan modern yang berhasil

memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan suara (radio),

bahkan kemudian dengan gambar melalui televisi. Maka kemudian, yang disebut

media massa elektronik adalah radio dan televisi.

(3) Media Online

Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu

orang akan menilai media online meruapakan media yang menggunakan media

elektronik, tetapi para pakar memisahkan dalam kelompok tersendiri. Alasannya,

27
media online menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis

informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan

dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan (Mondry,2008:13).

2.5 Strategi

2.5.1 Definisi Strategi

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi

dalam pelaksanaan misi. Kata “program” dalam definisi tersebut menyangkut

suatu peranan aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam

perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi

organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan

sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap

organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara explisit

dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber

daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di

luar perusahaan.

Memahami strategi seringkali terasa tidak mudah, karena setiap literatur

memberikan defisnisi yang berbeda dan sampai saat ini tidak ada definisi yang

baku. Beberapa di antara definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-

tujuan(goals), kebijakan-kebijakan (policies), dan tindakan/program organisasi.

28
2. Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak

menjadi apa suatu organisasi di masa depan dan bagaimana cara mencapai

keadaan yang diinginkan tersebut.

3. Strategi adalah pola tindakan alokasi sumberdaya yang dirancang untuk

mencapai tujuan organisasi. (Tripomo dan Udan,2005:17)

Dalam bukunya David (2006:5) memberikan pengertian strategi sebagai

berikut “suatu seni dan ilmu tentang fomulasi, implementasi dan evaluasi

keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi dapat

mencapai tujuannya”. Pengertian ini memberikan bahwa strategi disamping

sebagai intinya adalah fungsi-fungsi manajemen juga David menambahkan

dengan penyusunan strategi, mengimplementasikan dan mengevaluasi

pelaksanaannya yang mencakup lintas fungsional dalam usaha manajemen

perusahaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kalau kita dapat rinci

indikator yang terkandung dalam pengertian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

(1)Seni, (2)Ilmu, (3)Formulasi, (4)Implementasi, (5)Evaluasi, (6)Tujuan.

Sehingga dengan demikian disini David memberikan pemahaman mengenai

strategi sebagai suatu ilmu yang bersifat menentukan cara apa yang akan

ditempuh perusahaan, bagaimana merumuskannya serta

mengimplementasikannya ke dalam kegiatan operasional dan yang terakhir adalah

melakukan pemantauan atas pelaksanaannya.

2.5.2 Strategi Komunikasi

29
Beberapa ahli memberikan definisi dari strategi komunikasi yang sampai

saat ini terus mengalami perkembangan. Para ahli tersebut diantaranya Onong

Uchyana Effendy (1981).

Menurut Onong Uchyana Effendy, strategi komunikasi merupakan

panduan dari perencanaan komunikasi ( communication planning ) dan

manajemen ( communication management ) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk

mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan

bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.

Selanjutnya menurut Onong Uchyana Effendy, strategi komunikasi terdiri

dari dua aspek penting yang harus dipelajari dan dipahami dengan baik, yaitu

strategi yang dimaknai secara makro (Planned multimedia strategy) dan secara

mikro (Single communication medium strategy). Telaah ini sangat penting untuk

memberikan makna yang lengkap dalam sebuah strategi komunikasi secara

praktis nantinya.

Selanjutnya, dari kedua aspek tersebut memiliki fungsi ganda, yaitu 1)

menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan

instruktif scara sistematis pada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal; 2)

menjembatani cultural gap, misalnya suatu program yang berasal dari suatu

produk kebudayaan lain dianggap baik diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan

sendiri sangat tergantung dari bagaimana strategi mengemas informasi tersebut

dalam komunikasinya. Dari pendapat tersebut terlihat bahwa makna strategi

30
komunikasi lebih cenderung mengarah pada upaya mengemas pesan untuk dapat

dikomunikasikan secara efektif.

Anwar Arifin mengatakan, sesungguhnya suatu strategi adalah

keseluruhuan keputusan kondisional tentang yang akan dijalankan untuk

mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan

kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin

dihadapi di masa depan untuk mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi

ini berarti dapat diartikan beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk

membuat perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. (Ardianto

Elvinaro, 2017 : 5-6)

2.6 Manajemen Media Penyiaran

2.6.1 Definisi Manajemen Penyiaran

Menurut Wahyudi (1996:39), manajemen penyiaran adalah manajemen yang

diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran,

yang juga berarti sebagai “motor penggerak” organisasi penyiaran dalam usaha

pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran.

Beberapa pengertian mengenai manajemen sebagai berikut:

1) Schorderbek, Cosier, dan Aplin, memberikan definisi manajemen sebagai:

A process of achieving organizational goal through others (Suatu proses untuk

mencapai tujuan organisasi melaui pihak-pihak lain).

31
2) Stoner, memberikan definisi manajemen sebagai proses perencanaan,

pengorganisian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi

dan penggunaan sumber daya organisasilainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

3) Pandangan lain yang lebih menekankan pada aspek sumber daya (resource

acquisition) dan kegiatan koordinasi dikemukakan Pringle, Jennings dan

Longenecker yang mendefinisikan manajemen adalah proses memperoleh dan

mengombinasikan sumber daya manusia, keuangan, informasi, dan fisik untuk

mencapai tujuan utama organisasi dan menghasilkan suatu barang atau jasa yang

diinginkan sebagian elemen masyarakat.

4) Howard Carlisle (1987) mengemukakan pengertian manajemen yang lebih

menekankan pada pelaksanaan fungsi manajer yaitu; mengarahkan,

mengoordinasikan, dan memengaruhi operasional suatu organisasi agar mencapai

hasil yang diinginkan serta mendorong kinerjanya secara total.

5) Wayne Mondy (1983) dan rekan memberikan definisi manajemen yaitu;

proses perencanaan, pengorganisasian, memengaruhi, dan pengawasan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia

dan materi. Definisi Mondy digunakan dalam membahas manajemen penyiaran.

2.6.2 Fungsi Manajemen Penyiaran

Pada media penyiaran, manajer umum (general manager) bertaggung

jawab kepada pemilik saham dan pemegang saham dalam melakukan koordinasi

32
sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa sehingga tujuan

media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya

bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam

melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajer umum melaksanakan

empat fungsi dasar yaitu:

1)Perencanaan (Planning), mencakup kegiatan penentuan tujuan media

penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang digunakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan diputuskan “apa yang harus

dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang

melakukannya’. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan

memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Setiap tujuan kegiatandapat juga disebut dengan sasaran (goal) atau target.

Sebelum organisasi menentukan visi (vision) sebagai ability to see (kemampuan

melihat) atau an idea of what you think should be like (gagasan mengenai apa

yang anda pikirkan sesuatu seharusmya seperti apa). Dengan demikian visi

adalah cita-cita atau harapan untuk mewujudkan suatu keadaan atau situasi yang

ideal di masa depan.

Sedangkan misi (mission) secara bahasa memiliki dua pengertian dasar yaitu

maksud atau tujuan yang ingin dicapai dan pekerjaan penting yang harus

dilakukan. Dengan demikian, misi memiliki pengertian sebagai maksud atau

tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian tindakan atau pekerjaan yang harus

dilakukan.

33
2) Pengorganisasian (Organizing), merupakan proses penyusunan struktur

organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan

lingkungan yang melingkupinya. Struktur organisasi penyiaran pada umumnya

tidak memiliki standar yang baku. Bentuk organisasi stasiun penyiaran berbeda-

beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh perbedaan

skala usaha atau besar kecilnya stasiun penyiaran.

Tanggung jawab dalam menjalankan stasiun penyiaran pada dasarnya dapat

dibagi dalam dua kategori umum yaitu; 1) manajemen penyiaran; dan 2)

pelaksanaan operasional penyiaran. Fungsi manajemen pada stasiun penyiaran

akan mengalir berurutan mulai dari atas sampai ke bawah; mulai dari pimpinan

tertinggi, direktur utama atau manajer umum, hingga ke manajer, staf, dan

seterusnya ke bawah.

Pelaksana operasional ialah mereka yang menjadi bagian dari lembaga

penyiaran yang terlibat dalam kerja penyiaran yakni antara lain para teknisi, para

perancang program dan staf produksi.

3) Pengarahan dan memberikan pengaruh (Directing/influencing), Ada

kalanya stasiun penyiaran menerima karyawan yang belum berpengalaman yang

membutuhkan pelatihan khusus di kelas atau pelatihan sambil bekerja. Pelatihan

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri mereka

dalam mengantisipasi perkembangan atau kemajuan stasiun penyiaran.

Mengarahkan dan memberikan pengaruh dengan pelatihan khusus memiliki

tujuan agar merangsang antusiasme karyawan dalam menjalankan tanggung jawab

kerja secara efektif. Fungsi memengaruhi atau mengarahkan fokus pada stimulasi

34
karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab yang dimiliki secara antusias dan

efektif untuk mencapai tujuan organisasi penyiaran.

4) Pengawasan (Controlling), Pengawasan (Controlling), pengawasan

dilakukan berdasarkan kinerja karyawan yang bisa diukur agar penilaian berjalan

secara efektif. Sebagai contoh, tingkat kepuasan pendengar radio yang ditentukan

oleh sedekat apa penyiar dengan pendengar. Bagaimana cara menyampaikan

informasi secara “cerdas”, serta kedekatan pada saat melakukan visitasi atau

menyapa pendengar. Walaupun diucapakan untuk umum, namun bagaimana

pendengar tersebut mampu menerima secara personal dari penyiar. Keterampilan

penyiar radio penyiar harus memiliki keahlian serta berperan dengan banyak hal.

Karena salah satu fungsi penyiar adalah mampu mewakili citra stasiun radio

tersebut.

2.7 Radio

2.7.1 Pengertian Radio

Radio sebagai salah satu bentuk media massa yang mengedepankan sisi

musikalitas dalam programnya ternyata sekarang ini banyak dikembangkan ke

dalam cakupaaan yang lebih luas lagi. Artinya, bahwa tidak hanya ada music

dalam program siaran radio, karena berbaga kebutuhan informasi pun dapat

dialokasikan pada berbagai program acara radio.

Rahanatha (2008:42) menjelaskan pengertian radio adalah teknologi yang

digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi adan radio

35
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Dengan demikian yang dimaksud

dengan istilah radio bukan hanya bentuk fisiknya, tetapi antara bentuk fisik

dengan kegiatan radio adalah saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Karena itu apabila pengertian radio tersebut dipisahka satu persatu atau

diperinci secara fisik, maka yang dimaksud degan radio adalah keseluruhan dari

pada pemancar, studio, dan pesawat penerima sekaligus.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan

bahasa lisana kalaupauaaan ada lambing-lambang nonverbal yang dipergunakan

jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta

berita dalam bentuk bunyi telegraf atau bunyi salah satu alat musik. Asep

Syamsul M. Romli dalam Broadcasting Journalism menerangkan mengenai radio

siaran, bahwa:

”Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio), merupakan salah satu jenis

media massa, yakni sarana atau saluran komunikasi massa, seperti halnya surat

kabar, majalah, atau televise. Ciri khas utama radio adalah Auditif, yakni

dikonsumsi telinga atau pendengaran”. (Romli,2004:19).

2.7.2Karakteristik Radio

Radio sering disebut-sebut sebagai media buta karena hanya menampilkan

audio tanpa visual. Akan tetapi, radio dalam menjalankan perannya sebagai sarana

komunikasi massal tetap dipercaya oleh khalayak. Book D.Carry yang dikutip

36
oleh Rahanatha (2008:43) mengungkapkan beberapa karakteristik radio antara

lain sebagai berikut:

1. Radio terdapat dimana-mana

Book menyatakan bahwa penelitian menyebutkan bahwa sekitar setengah miliar

pesawat radio yang ada di dunia, 73% diantaranya berada di rumah-rumah, toko-

toko, kantor-kantor, sedangkan sisanya terdapat pada kendaraan bermotor. Jika

kita berada pada jarak dengar sebuah radio yang sedang diputar, maka mau tidak

mau kita akan mendengarnya.

2. Radio bersifat memilih

Geografi, demografi, dan keragaman program stasiun radio membantu

pengiklanan untuk menetapkan target pendengar. Fleksibilitas semacam ini berarti

bahwa spot dan adlips iklan dapat disiarkan, baik secara local, regional, maupun

nasional bahkan internasional, pada jam-jam yang dapat disesuaikan dan program-

program yang ditawarkan radio.

3. Radio bersifat ekonomis

Book mengungkapkan bahwa dalam satu minggu satu stasiun radio dapat

mengungkapkan bahwa dalam satu minggu radio dapat meraih sembilan dari

sepuluh pendengar berusia 12 tahun ke atas. Pendengar berusia 18 tahun ke atas

mendengarkan radio selama hamper tiga setengah jam sehari. Seseorang

pengiklan biasanya mempercayakan kombinasi yang efektif atas jangkauan dan

frekuensi dengan biaya yang relatif rendah per-ribuan orang.

4. Radio cepat dalam menyampaikan informasi

37
Jika timbul kebutuhan, maka pengiklan dapat mengiklankan produk

yang langsung diudarakan dalam hitungan beberapa jam

5. Radio bersifat partisipatif

Terdapat hubungan emosional antara pendengar dengan penyiar radi. Hubugan

interaktif antara penyiar dan pendengar sangat mudah dilakukan.

6. Radio siaran bersifat langsung

Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan

disiarkan dapat dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.

7. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan

Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh penyiar pada

saat itu juga dapat diterima khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Suatu

pesan dapat sampai seketika dengan baik.

8. Radio siaran memiliki daya tarik

Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya,

yakni: kata-kata lisan (spoken word), musik (music), dan efek suara (sound effect)

(Ardianto,2004:119).

2.7.3 Struktur Manajemen Radio

Tidak ada standar baku yang berlaku umum atas struktur organisasi suatu

stasiun radio. Struktur organisasi itu sangat tergantung pada skala kegiatan.

Organisasi stasiun radio biasanya terdiri atas beberapa bagian atau departemen.

Suatu departemen pada stasiun radio biasanya dipimpin oleh seorang manajer atau

direktur yang membawahi sejumlah manajer. Semua direktur departemen harus

38
selalu melaporkan perkembangan pekerjaannya kepada direktur utama. Para

manajer merupakan asisten dari direktur bidang atau direktur departemen.

Direktur departemen biasanya dipilih dari manajer senior yang ada di departemen

itu. Direktur bertanggung jawab kepada direktur utama.

Dalam sejumlah kasus, direktur departemen memiliki asisten, yaitu

manajer senior atau asisten direktur yang akan menjadi pejabat direktur bila

direktur tidak ada. Bila direktur yang dipromosikan atau meninggalkan

pekerjaannya, maka asisten direktur atau manajer senior itu akan

menggantikannya.

Pada stasiun kecil atau menengah, mungkin ada beberapa jabatan atau

fungsi manajerial yang dirangkap oleh satu orang, misalnya: general manajer

yang bisa juga menjadi manajer pemasaran; manajer program juga bisa menjadi

manajer operasi; manajer operasi dapat juga menjadi manajer teknik. Sementara

untuk stasiun besar biasanya ada posisi manajer senior untuk setiap departemen.

Sebagai sebuah institusi berbadan hukum dengan bentuk Perseroan Terbatas

(PT), media radio memiliki tiga organ penting yang berada di pucuk pimpinan

yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris.

Masing-masing memiliki fungsi dan perannya sendiri-sendiri.

Dalam menjalankan semua urusan yang menyangkut kepentingan stasiun

penyiaran, Direksi akan dibantu oleh manajemen yang terdiri dari beberapa

departemen: 1) Manajer Operasional Siaran, 2) Manajer Marketing dan Customer

39
Care, 3) Manajer Dukungan Manajemen. (Djamal Hidajanto dan Andi

Fachruddin, 2011:113)

2.7.4 Strategi Penyiaran Radio

Radio menempatkan pendengarnya sebagai subjek dan peserta yang terlibat

untuk dapat menarik simpati dan keterlibatan audience-nya. Faktor yang paling

penting dan menentukan keberhasilan suatu stasiun penyiaran radio adalah

program atau acara, oleh karena itu, upaya dalam pencapaian target pendengar

memerlukan programing atau penata acara (Prayuda,2005:43). Penataan itu

sendiri merupakan sebuah proses mengatur program termasuk penjadwalannya

sehingga terbentuk format stasion dengan tujuan menciptakan image stasiun radio

itu sendiri.

Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu, seiring

semakin banyaknya stasiun penyiaran. Strategi program ditinjau dari aspek

manajemen strategis, program siaran terdiri dari hal berikut.

(1) Perencanaan Program

Dalam industri penyiaran, perencanaan merupakan unsur terpenting karena

siaran memiliki pengaruh, dampak kuat, dan besar. Maka dari itu memerlukan

perencanaan matang dalam menggunakan data dan fakta selengkap-lengkapnya.

Perencanaan meliputi: perecanaan produksi dan pengadaan materi siaran yang

disusun menjadi rangkaian mata acara harian, mingguan, dan juga bulanan,

perencanaan sarana dan prasarana serta perencanaan masalah administrasi

(Triartanto,2010:96).

40
Pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal ketika

merencanakan program siaran yang terkait dengan: product artinya materi

program yang disukai pendengar, price artinya biaya yang harus dikeluarkan

untuk memproduksi atau membeli program, place artinya kapan waktu siar acara

yang tepat, promotion artinya bagaimana memperkenalkan dan menjual acara

sehingga mendapat iklan dan sponsor (Morrisan,2008:201-202)

Perencanaan merupakan bagian dari standar operasional prosedur (SOP)

produksi siaran yang harus dipatuhi setiap broadcaster. SOP meliputi:

(1) Planning. Perencanaan produksi paket siaran melalui diskusi

kelompok oleh tim kreatif bersama para pelaksana siaran lainnya. Hasil planning

berupa proposal yang memuat nama acara, tujuan, dan target pendengar,

penempatan, sumber materi, kata-kata, musik, durasi, biaya produksi, promosi

serta crew yang terlibat dalam produksi seperti produser, presenter, operator, dan

penulis naskah.

(2) Collecting. Pencarian, pengumpulan materi musik dan data yang

dibutuhkan, termasuk menghubungi calon narasumber. Hasil collecting berupa

materi siaran yang memadai dan siap olah untuk produksi acara.

(3) Writing. Seluruh materi yang diperoleh kemudian diklasifikasikan

untuk selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca atau disusun

sedemikian rupa yang dirangkai dengan naskah pembuka-penutup atau naskah

selingan.

(4) Vocal Recording. Perekam suara presenter yang membacakan

naskah di ruang rekaman.

41
(5) Mixing. Penggabungan materi vocal presenter dengan berbagai

jenis musik pendukung dan lagu oleh operator atau mixerman dengan perangkat

teknologi analog atau digital sehingga menghasilkan paket acara yang siap siar.

Proses ini dilakukan dengan memperhatikan standar kemasan setiap acara.

(6) On air. Penayangan acara sesuai jadwalnya yang telah

direncanakan. Khusus untuk produksi siaran yang bersifaat langsung (live), tidak

perlu vocal recorded terlebih dahulu.

(7) Evaluation. Sesuai siaran atau penyiaran paket acara dilakukan

evaluasi bersama oleh tim produksi untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi

meliputi apa saja kelemahan materi, teknis, koordinasi tim, dan sebagainya

(Masduki, 2005:46).

2.7.5 Produksi Program Radio

Produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan,

kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi. Program dapat

diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri (in-house

production). Membeli program apabila stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan

produksi yang memadai namun memiliki ide untuk dikembangkan.

Program siaran radio sangat banyak dan beragam kemasannya lima

diantaranya adalah, produksi siaran berita dan informasi, iklan, jinggle, talk show,

interaktif, info-hiburan (Masduki,2005:69).

42
Memproduksi suatu program siaran membutuhkan unsur-unsur daya tarik.

Radio memiliki tiga unsur daya tarik yang melekat padanya yakni: kata-kata lisan

(spoken word), musik (music), dan efek suara (sound effect).

Dengan dihiasi dan didukung efek suara, seperti suara binatang, hujan atau

badai, mobil atau pesawat terbang, dan lain-lain, suatu acara yang membuat radio

menjadi hidup (Effendy,2004:107-108).

2.8 Penyiar

Penyiar dalam bahasa Inggris biasa disebut announcer atau broadcaster,

yakni orang yang menyampaikan sesuatu kepada banyak orang. Penyiar radio

adalah pegawai sebuah stasiun radio yang akan berhadapan dan berinteraksi

pertama kali dengan pendengar atau audience. Penyiar radio pula yang akan

membangun image sebuah stasiun radio. Seorang penyiar merupakan ujung

tombak untuk radio siaran. (Rahmawati Indah, Dodoy Rusnadi, 2011:123)

Dengan kebebasan dunia informasi sekarang ini, kematangan menyampaikan

suatu pemikiran gagasan dan ide dari buah pemikiran seorang penyiar sangat

dibutuhkan untuk menjadi penyiar yang andal. Karena kemampuan berbicara

secara langsung dan spontan (adlibbing) yang baik dan berkualitas merupakan

suatu keharusan dimiliki oleh penyiar yang akan didengarkan secara langsung

oleh masyarakat lewat radio. Tugas seorang penyiar sangatlah riskan. Dengan

kemampuan intelektual, pengalaman, tingkat emosi pendengar yang berbeda-

43
beda, tentu ada bermacam-macam arti dan persepsi yang diterima pendengar

untuk mengekspresikan apa yang didengarnya lewat media radio.

Ada norma-norma khusus dan tanggung jawab besar yang harus dimengerti

dan ditaati oleh seorang penyiar. Untuk menjadi komunikator yang baik, seorang

penyiar harus memerhatikan kaidah hukum yang berlaku di masyarakat

pendengarnya yang juga merupakan tata krama dalam siaran. Selain itu, harus

pula memerhatikan peraturan perusahaan dimana dia bekerja untuk kepentingan

perusahaan dan juga buat diri pribadi.

Untuk menjadi seorang penyiar yang profesioal dan dapat eksis ditengah

persaingan yang semakin berat sekarang ini, seorang penyiar harus selalu

berusaha meningkatkan kemampuannya (skill) secara terus menerus dan tampil

smart setiap waktu. Ini adalah kewajiban yang harus dijalani oleh seorang penyiar

yang nantinya akan dapat diperhitngkan di blantika dunia penyiaran. (Wardhana

Ega, 2009:7-9)

Untuk masalah komersial radio, tentu suara penyiar top tersebut akan sangat

bermanfaat untuk pihak pengiklan yang mempergunakan suaranya di spot iklan

suatu produk karena akan menarik pendengar untuk membeli dan menggunakan

produknya. Jadi, seorang penyiar harus bisa menjaga imagenya untuk dihargai,

dihormati, dan jua disegani oleh khalayak pendengarnya juga radio di mana

penyiar tersebut bekerja, pihak pengiklan, bahkan oleh radio competitor, dan juga

sesama penyiar.

Hal-hal lain yang harus dimiliki penyiar adalah:

44
1) Ada kemauan, tanpa adanya kemauan dari diri pribadinya, seorang penyiar

tidak akan berkembang dan tidak akan bisa menikmati (enjoy) pekerjaannya.

Tanpa adanya perasaan enjoy tersebut tentu saja kualitas yang akan dihasilkan

hanya seadanya tanpa bobot sama sekali dan sekadar menjalankan rutinitas

semata.

2) Ada kemampuan, modal utama seorang penyiar radio adalah mempunyai

suara yang bagus yang secara otomatis akan digunakan untuk berkomunikasi aktif

dengan pendengarnya. Kemampuan berkomunikasi secara effectiv dan efficient

inilah yang akan menjadi modal untuk melakukan tugas siaran.

3) Memiliki pengetahuan yang luas, seorang penyiar harus memiliki

pengetahuan yang luas dalam segala bidang (knowledge). Hal ini akan

mendukung kualitas dari comment siarannya yang akan mempunyai nilai lebih di

mata pendengar yang akan membuatnya lebih dihargai dan disukai.

4) Tidak gaptek (gagap teknologi), dengan kemajuan teknologi yang luar

biasa pesat sekarang ini, seorang penyiar harus selalu tertarik dengan inovasi-

inovasi baru, berusaha mengetahui dan menguasai hal-hal baru tersebut. Tidak

kaget dan terheran-heran bahkan buta sama sekali dengan suatu hal yang baru.

5) Menjalani latihan, latihan secara terus menerus akan membentuk

kematangan seorang penyiar baik skill maupun knowledge, dan akan menjadi

pribadi yang terbentuk, mempunyai pembeda yang akan menjadi daya tarik

siarannya.

45
Berbeda stasiun radio tentu memiliki standar kualitas yang berbeda pula

soal penyiar. Tidak ada suara yang tidak bagus, hanya saja untuk menjadi seorang

penyiar radio tidak cukup hanya bisa bersuara dan berbicara, seorang penyiar

harus memiliki suara yang berkarakter dan mampu memberi kesan dalam

bicaranya.

Selain lancar dalam berbicara, seorang penyiar radio yang baik adalah

penyiar yang mampu menimbulkan kesan bagi audience-nya. Siapa saja bisa

berbicara, tapi tidak semua orang mampu memberikan kesan dalam bicaranya.

Seorang broadcaster, lebih khususnya penyiar radio, diharapkan tidak hanya

mampu menyampaikan informasi dengan baik kepada audience, tapi juga mampu

menimbulkan kesan. Bagaimana suara seorang penyiar, artikulasi dan kejelasan

berbicara akan menciptakan kesan yang beragam ditelinga audience.

46
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan

perilaku orang-orang yang diamati (Ghony&Almanshur, 2012). Penelitian

ini bersifat induktif, sehingga peneliti membiarkan permasalahan-

permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan gambaran dari peristiwa yang

sedang terjadi. Pendekatan deskriptif bertujuan menjelaskan masalah

penelitian, peristiwa, sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan membuat

deskriptif secara sistematis, faktual, akurat tentang fakta atau objek

tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan realitas yang sedang

terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2008).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kantor Oz Radio

Jakarta. Tepatnya di Jl. Kemang Utara No.5A, Mampang Prapatan, Kota

Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

47
3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam jalannya

siaran di radio Oz Radio Jakarta. Mulai dari Stasiun Manager, Produser,

dan seluruh Penyiar Oz Radio Jakarta. Teknik pemilihan sampel penelitian

adalah purposive sampling. Yaitu menentukan sampel namun memiliki

tujuan tersendiri (Ardial, 2014). Dalam penelitian ini, penulis mengambil

semua subjek yang terlibat dalam siaran di Oz Radio Jakarta. Adapun

kriteria yang penulis ambil seperti berikut :

a. Seluruh penyiar Oz Radio Jakarta yang berjumlah 5 orang

b. Subjek yang diambil selain penyiar adalah produser yang

membantu proses jalannya siaran berjumlah satu orang dan seorang Stasiun

Manager yang berjumlah satu orang

3.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dilakukan di kantor Oz Radio Jakarta. Dan melihat serta

mengamati semua kegiatan baik kegiatan siaran dan kegiatan kantor yang

dilakukan disana. Penulis melakukan metode pengamatan observasi

partisipatif atau terlibat. Sehingga peneliti melibatkan diri dalam kehidupan

dan kegiatan yang dilakukan sebagai penyiar radio dan produser saat jam

kerja di Oz Radio Jakarta. Observasi partisipatif yang dilakukan penulis

48
tergolong dalam jenis Partisipasi Lengkap. Partisipasi ini dalam

mengumpulkan datanya, peneliti terlibat sepenuhnya dengan apa yang

dilakukan oleh subjek penelitian. Sehingga suasana yang terbangun adalah

suasana alami karena peneliti melakukan sesuatu secara penuh

(Ghony&Almanshur, 2012).

b. Wawancara

Pengumpulan data penulis menggunakan wawancara mendalam. Terdapat

tiga tipe wawancara mendalam : terstruktur, terfokus, atau semi struktur

dan tak tersruktur (Minichiello, 1999). Tahapan wawancara yang dilakukan

dengan bertanya, menginterpretasi, 21 menyimpulkan, memeriksa, dan

verifikasi. Untuk mendapatkan data, penulis menemui langsung subjek

penelitian. Peneliti menggunakan jenis pertanyaan terbuka. Jenis ini

memungkinkan responden menjabarkan pertanyaan dengan jawaban yang

lebih luas (Ghony&Almanshur, 2012). Wawancara dilakukan dengan

bertatap muka langsung dengan para penyiar, produser, dan stasiun manajer

Oz Radio Jakarta. Dengan menggunakan alat bantu rekam untuk memback

up data wawancara.

3.5 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan memahami seluruh data yang

telah didapat. Proses analisis yang pertama dengan mempelajari seluruh

data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang berbeda, yang berupa

49
hasil wawancara dan catatan dilapangan. Kemudian membuat rangkuman

dari hasil penelitian dan proses terakhir adalah menggabungkan beberapa

hasil wawancara yang telah ada. Adapun sistematis yang dilakukan dalam

analisis data adalah :

a. Mengumpulkan hasil data yang didapat dari interview serta observasi ke

narasumber.

b. Menyusun seluruh data yang didapat secara urut dan sesuai dari hasil

wawancara.

c. Melakukan interpretasi dari data yang yang telah disusun.

d. Menjawab rumusan masalah yang ada.

50

Anda mungkin juga menyukai