Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH KUALITAS PROGRAM TERHADAP KEPUASAN

PENDENGAR PADA RADIO BINTAN 96,5 FM


KABUPATEN BINTAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tudan MemenuhiSyarat-Syar
Sarjana
Ekonomi
OLEH

NAMA : YUNI HARNINGSIH


NIM : 19612356
PROGRAM STUDI S1 MA
NAJEprograPMEN
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG
2022
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
1.4. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 6
1.4.1. Kegunaan Ilmiah............................................................................ 6
1.4.2. Kegunaan Praktis........................................................................... 7
1.5. Sistematika Penulisan................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 9


2.1. Tinjauan Teori........................................................................................... 9
2.1.1. Radio.............................................................................................. 9
2.1.1.1. Pengertian Radio.............................................................. 9
2.1.1.2. Sifat dan Karakteristik Radio........................................... 11
2.1.1.3. Keunggulan dan Kelemahan Radio................................. 14
2.1.2. Tingkat Kepuasan.......................................................................... 17
2.1.2.1. Pengertian Tingkat Kepuasan.......................................... 17
2.1.2.2. Pengukuran Tingkat Kepuasan........................................ 19
2.1.2.3. Strategi Tingkat Kepuasan............................................... 21
2.1.2.4. Aspek-Aspek Tingkat Kepuasan..................................... 23
2.1.2.5. Dimensi Tingkat Kepuasan.............................................. 24
2.1.3. Kualitas Program........................................................................... 26
2.1.3.1. Pengertian Kualitas Program........................................... 26
2.1.3.2. Alasan Memproduksi Produk Berkualitas....................... 27
2.1.3.3. Indikator Kualitas Program.............................................. 28
2.2. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 29
2.3. Hipotesis.................................................................................................... 30
2.4. Penelitian Terdahulu.................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 37
3.1. Jenis Penelitian.......................................................................................... 37
3.2. Jenis Data................................................................................................... 37
3.2.1. Data Primer.................................................................................... 37
3.2.2. Data Sekunder................................................................................ 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 38
3.3.1. Observasi....................................................................................... 38
3.3.2. Kuisoner (Angket)......................................................................... 39
3.3.3. Kepustakaan................................................................................... 39
3.4. Populasi dan Sampel.................................................................................. 40
3.4.1. Populasi.......................................................................................... 40
3.4.2. Sampel........................................................................................... 40
3.5. Definisi Operasional Variabel................................................................... 41
3.6. Teknik Pengolahan Data............................................................................ 41
3.7. Teknik Analisis Data................................................................................. 43
3.7.1. Uji Kualitas Data........................................................................... 43
3.7.1.1. Uji Validitas..................................................................... 43
3.7.1.2. Uji Reliabilitas................................................................. 43
3.7.2. Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 44
3.7.2.1. Uji Normalitas................................................................. 44
3.7.2.2. Uji Multikolinieritas........................................................ 45
3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas.................................................... 45
3.7.2.4. Uji Autokolerasi............................................................... 46
3.7.3. Uji Regresi Linear Sederhana........................................................ 46
3.7.4. Uji Hipotesis.................................................................................. 47
3.7.4.1. Uji t.................................................................................. 47
3.7.4.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2)................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan media komunikasi modern saat ini telah memungkinkan

orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan

karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian

pesan. Salah satu bentuk media massa yang efisien dalam menyampaikan pesan

ini adalah media penyiaran. Media penyiaran, yang salah satunya adalah radio

merupakan salah satu media yang diminati oleh khalayak karena sifatnya yang

mudah untuk dikonsumsi. Walaupun di era globalisasi ini muncul berbagai media

yang lebih menarik seperti televisi dan internet, namun radio tidak kehilangan

eksistensi-nya dalam bermedia.

Saat ini, terdapat banyak manfaat dan kegunaan dari gelombang radio,

termasuk jaringan nirkabel, komunikasi segala jenis, dan juga penyiaran komersil

radio. Penggunaan radio pada masa sebelum perang adalah untuk mengembangan

pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan menggunakan radar.

Siaran komersil radio mulai dilakukan pada Tahun 1920-an, dengan populernya

pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran komersil,

siaran titik-ke-titik (point-to-point), termasuk telepon dan siaran ulang program

radio, menjadi populer pada dekade 1920-an dan 1930-an. Radio sebagai salah

satu media pilihan pendengar dikala pendengar ingin mendapatkan hiburan yang

dapat menemani segala aktifitas pendengarnya. Terlebih di zaman saat ini radio

1
2

hadir dengan mengikuti perkembangan modernisasi, yakni dengan menghadirkan

media radio streaming yang kapanpun dan dimanapun pendengarnya dapat

mengakses program acara kesukaan dengan mudah. Radio mempunyai kekuatan

imajinasi dimana seorang penyiar mempunyai kemampuan untuk membuat

pendengar menjadi kecanduan (Primatarani et al., 2020).

Radio merupakan salah satu media massa dan media penyiaran yang

konvensional dan masih banyak digunakan oleh semua lapisan di masyarakat.

Tidak hanya sekedar sebagai media untuk mencari hiburan, namun juga sebagai

media informasi dan komunikasi untuk masyarakat mengakses informasi yang

dibutuhkan. Dengan salah satu kelebihannya dibandingkan dengan media lainnya,

yaitu radio mampu memberikan efek gambaran imajinasi yang luar biasa bagi

pendengarnya. Karena sifat radio hanya dapat didengarkan tanpa adanya gambar

visual yang dapat dilihat seperti media televisi.

Meskipun radio disebut-sebut sebagai media yang akan tertimbun oleh

media baru, namun buktinya saat ini masih banyak program radio yang tetap eksis

dan masih banyak diminati oleh pendengar. Tingkat kreativitas dari penggiat radio

memang sangat diuji pada kondisi saat ini. Dimana mereka harus berlomba-lomba

memberikan program yang tak kalah menariknya dengan media online. Dengan

streaming pula, radio dapat menjelma menjadi media online, namun tidak

kehilangan jati dirinya sebagai media yang bersifat audio.

Dari awal berdirinya radio, para komunikator mencoba membangun ilusi

kontak dan keintiman personal dengan khalayak yang tidak terlihat dengan sapaan

yang akrab dengan menggabungkan efek suara untuk menirukan kehadiran


3

khalayak atau dengan mendorong partisipasi khalayak (McQuail, 2013). Lebih

lanjut bahwa keuntungan dari radio siaran adalah sifatnya yang santai. Orang bisa

mendengarkan radio sambil makan, mandi, kerja atau pada saat mengemudikan

mobil. Berbeda dengan media massa lainnya ketika kita menonton tv, kita

diharuskan berada di depan televisi (Effendy, 2013).

Terdapat tiga alasan mengapa radio semakin dilirik, dikarenakan sifat

ketersegeraan (actuality), berita radio yang tersaji secara langsung menjadi

primadona karena aktualitas dan objektivitasnya terjamin tanpa rekayasa ulang

dari redaktur. Sifat format kemasan (bodystyle), kemasan radio dewasa ini makin

bervariasi, sehingga memudahkan masyarakat pendengar untuk memilih kemasan

yang pas buat mereka dan mencacat waktu penyiaran yang sesuai dengan

kesibukan mereka. Sifat lokalitasnya, sebagai sarana komunikasi publik, radio

menganut segmentasi menurut kedekatan goegrafis dan perilaku sosisal

masyarakat sekitarnya.

Radio Bintan 96,5 FM merupakan salah satu stasiun penyiaran radio yang

telah berdiri sejak tanggal 15 Januari 2008, serta memiliki eksistensi yang cukup

diperhitungkan dan memiliki banyak penggemar. Radio Bintan 96,5 FM berlokasi

di Jl. Tata Bumi Km.23, Ceruk Ijuk, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Dalam

mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih, Radio Bintan 96,5 FM

tidak mau kalah bersaing dengan radio komunitas atau komersil lainnya. Salah

satu cara agar Radio Bintan 96,5 FM tetap bertahan adalah dengan tetap menjaga

eksistensi-nya di dunia digital. Pengelolaan program siaran yang baik harus dapat

dan fokus pada program acara yang dibawakan. Agar para penikmat acara Radio
4

Bintan 96,5 FM bisa mendapatkan keuntungan rasa puas karena atensi yang

diberikan pendengar langsung direspon oleh penyiar acara atau announcer.

Program acara dalam siaran radio adalah upaya dalam menarik audien

untuk mendengarkan stasiun radio tersebut. Dengan menyajikan program acara

yang menarik dan mendapat respon banyak dari audien maka secara tidak

langsung program acara tersebut dapat diartikan sebagai produk yang dijual oleh

stasiun radio tersebut. Apabila produk atau program acara dari stasiun radio

tersebut banyak diminati oleh pendengar atau audien, tentu hal ini dapat menarik

minat para sponsor untuk beriklan pada radio tersebut, khususnya pada bagian

program acara yang paling diminati oleh pendengar.

Meski keberadaan radio sebagai media konvensional telah tergeser oleh

platform digital seperti youtube, spotify, ig tv, dan lain sebagainya, akan tetapi

tidak semua pendengar radio meninggalkan media konvensional tersebut,

khususnya pada pendengar Radio Bintan 96,5 FM. Beberapa fans radio masih

setia dengan menyalakan radionya, ada juga yang sesekali mendengarkan via

streaming web. Berdasarkan situasi tantangan media radio seperti yang

diungkapkan tersebut, peneliti ingin mengetahui hal-hal yang membuat fans radio

masih mempertahankan dan setia mendengarkan radio disaat keberadaan platform

digital yang sedang ramai.

Kepuasan pendengar radio menjadi penting untuk diteliti karena pada

kenyataan yang ada, pendengar yang tidak puas terhadap pelayanan dan program

siaran yang ada pada sebuah stasiun radio cenderung akan mencari penyedia

layanan dan program siaran yang mampu memuaskan kebutuhannya tersebut.


5

Keberhasilan sebuah stasiun radio dimulai dari kemampuan dalam memberikan

pelayanan dan program siaran yang baik kepada pendengarnya. Stasiun radio yang

berhasil adalah yang mempunyai daya saing dan memberikan nilai dan kepuasan

kepada pendengarnya melalui konten-konten yang berkualitas. Dengan meneliti

tingkat kepuasan, maka sebuah radio akan mengetahui bagian mana yang harus

diperbaiki dan ditingkatkan sehingga dapat memberikan pelayanan yang

maksimal kepada para pendengarnya.

Produk dari suatu radio merupakan program acara, dimana suatu program

acara perlu merancang konsep. Program berkualitas mempunyai peranan penting

untuk membentuk kepuasan pendengar (Kotler & Amstrong, 2016). Kepuasan

pendengar sangat penting bagi kemajuan suatu program acara tersebut agar

program acara yang dibuat dapat terus berkembang. Jika kepuasan pendengar

tercipta maka program acara tersebut akan terus di adakan, kepuasan pendengar

tercipta karena atensi pendengar di respon dengan baik oleh penyiar acara

tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahasnya

lebih lanjut dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Kualitas Program

Terhadap Kepuasan Pendengar pada Radio Bintan 96,5 FM”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, untuk

dapat mengarahkan serta memudahkan dalam penelitian ini agar terfokus dan

sistematis maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


6

1. Bagaimana kualitas program pada Radio Bintan 96,5 FM Kabupaten

Bintan?

2. Bagaimana tingkat kepuasan pendengar pada Radio Bintan 96,5 FM

Kabupaten Bintan?

3. Apakah terdapat pengaruh kualitas program terhadap kepuasan pendengar

pada Radio Bintan 96,5 FM Kabupaten Bintan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin diteliti oleh penulis, adapun

yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kualitas program pada Radio Bintan 96,5 FM

Kabupaten Bintan.

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pendengar pada Radio Bintan 96,5

FM Kabupaten Bintan.

3. Untuk mengetahui kualitas program terhadap kepuasan pendengar pada

Radio Bintan 96,5 FM Kabupaten Bintan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam membuktikan

kebenaran dari teori yang digunakan sehingga menjadi sumber informasi dibidang

ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai pengaruh kualitas

program terhadap kepuasan pendengar radio.


7

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :

a. Bagi Radio Bintan 96,5 FM

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan

untuk pengembangan dan penyempurnaan mengenai pengaruh kualitas

program terhadap kepuasan pendengar radio sehingga tercapainya tujuan

organisasi.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan kepustakaan bagi mahasiswa

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta pemahaman mendalam

berkaitan dengan kualitas program terhadap kepuasan pendengar radio.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang

didapatkan selama proses studi maupun bersumber dari literatur-literatur

yang relevan dengan penerapannya dalam praktik.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami masalah yang akan dibahas tentang

kualitas program terhadap kepuasan pendengar radio, adapun sistematika

penulisan dapat diperincikan satu per satu yaitu sebagai berikut:


8

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah yang mendasari penelitian ini, tujuan

dari penelitian, manfaat dari penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menerangkan tentang uraian teori-teori yang

relevan dan berhubungan dengan penelitian, kerangka pemikiran

yang menggambarkan penelitian ini, dan penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menyajikan tentang jenis penelitian, jenis

data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, definisi

operasional variabel, teknik pengolahan data, dan teknik analisis

data.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Radio

2.1.1.1 Pengertian Radio

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 yang menyatakan

bahwa penyiaran adalah kegiatan memancarluaskan siaran melalui sarana

pemancaran dan atau sarana transmisi darat, di laut dan antariksa dengan

menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel dan atau media

lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat

dengan perangkat penerima siaran. Oleh karena itu, ketika khalayak menerima

pesan dari pesawat radio khalayak pada tatanan mental yang pasif dan bergantung

pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan oleh penyiar.

Wikipedia mendefinisikan arti dari radio adalah teknologi yang digunakan

untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik

(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara

dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena

gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk

ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi

yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio dalam suatu spektrum

elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz

9
10

(Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak

dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.

Effendy (2013) menjelaskan siaran radio merupakan proses penyampaian

hiburan dan informasi melalui media audio yang dapat menimbulkan kekuatan

imajinasi pada diri audience, ketika mendengarkannya karena didukung dengan

music effect atau sound effect sehingga menambah daya serap audience terhadap

pesan yang disampaikan oleh komunikator, sesuai dengan fungsinya yaitu fungsi

informatif, edukatif dan entertainmen. Lebih lanjut Wibowo (2018) menyatakan

bahwa radio merupakan suatu medium komunikasi, dimana pesan berupa suara

diubah menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber (a sender) dengan

antene pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik,

kemudian diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima (a receiver),

yang mengubah sinyal suara menjadi berupa suara kembali.

Menurut Stanley R. Alten dalam (Masduki, 2015) suara adalah efek

gesekan dari sejumlah molekul yang ditransmisikan melalui medium elastis dalam

suatu interaksi dinamis antara molekul itu dengan lingkunganya. Suara dalam

radio adalah sebuah kombinasi tekanan emosional, perseptual dan fisikal yang

timbul dan berasal dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian

menimbulkan sebuah gabungan imaginatif dalam benak para pendengar. Setiap

suara memilki komponen visual yang mampu menciptakan gambaran. Dalam

iklan radio misalnya sebuah musik, kata dan efek suara lainya mempengaruhi

emosi pendengar seolah-olah mengajak mereka berada di lokasi kejadian yang

dikomunikasikan. Hal itu dikenal dengan istilah the theatre of mind.


11

Romli (2018) menyatakan bahwa radio adalah teknologi yang digunakan

untuk mengirimkan sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik

(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara

dan juga bisa merambat lewat ruang hampa udara, karena gelombang ini tidak

memerlukan medium atau pengangku. Radio juga merupakan salah satu bentuk

dari komunikasi massa. Melalui radio suatu komunikasi yang akan disampaikan

oleh komunikator kepada khalayak banyak dapat berlangsung dalam waktu yang

singkat dan komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di

tempat yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa radio dalam kehidupan masyarakat sehari-hari digunakan sebagai sarana

penyampaian pesan atau informasi. Suara yang didengar dari pesawat radio

merupakan perubahan bentuk energi elektromagnetik dari gelombang radio yang

ditangkap oleh pesawat radio, kemudian diubah melalui pengeras suara sehingga

mendapatkan hasil bunyi yang bisa didengar oleh publik. Disisi lain radio juga

memiliki ciri khas tersendiri yakni bersifat audio namun bisa mendekati visual

karena pendengar menjadi terbawa dalam sebuah program acara di radio.

2.1.1.2 Sifat dan Karakteristik Radio

Komunikasi yang terdapat dalam radio sama halnya dengan komunikasi

massa yang lain, karena radio merupakan salah satu media massa. Oleh karena itu,

radio juga memiliki beberapa sifat dari media massa diantaranya (Effendy, 2013):

1. Publisitas, disebarkan kepada publik, khalayak umum dan orang banyak,

tidak adanya batasan yang ingin mendengarkan radio, semuanya tinggal


12

audience yang menentukan sikapnya sendiri apakah akan mendengarkan

atau tidak ada unsur pemaksaan.

2. Universal, yang bersifat umum yang membahas tentang aspek-aspek

kehidupan yang dialami oleh masyarakat umum, baik yang berkenaan

dengan dunia bisnis, hubungan sosial, mengenai pesona hayati dan lain

sebagainya.

3. Periodisitas, yakni radio bersifat berskala atau tetap, misalkan Jawa Pos

harian atau mingguan, disebuah media radio pesan disampaikan hanya

pada saat radio mengudara (OnAir).

4. Kontinuitas, keseimbangan atau terus-menerus sesuai dengan jadwal

mengudaranya suatu radio, dan juga sebuah program siaran dari sebuah

radio di setiap harinya. Walaupun ada sebuah yang baru tapi program

tersebut juga akan diulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

5. Aktualitas, selalu berisi hal yang baru, seperti halnya sebuah informasi

atau laporan dari sebuah peristiwa yang terbaru, tips-tips baru dengan

berbagai macam bidang dan juga sebagainya. Disisi lain aktualitas juga

mencapai titik kecepatan dari penyampaian sebuah informasi kepada

khalayak luas.

Radio dapat dikelompokkan sebagai media massa elektronik yang mampu

menguasai ruang, artinya siaran radio dari suatu media radio yang dapat diterima

dimana saja dalam jangkauan pancarannya atau menguasai ruang, tetapi siarannya

tidak dapat dilihat kembali, tidak menguasai waktu (Ahmad, 2015). Melalui radio

suatu komunikasi yang akan disampaikan oleh komunikator kepada khalayak


13

banyak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dan komunikan akan

menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di tempat yang berbeda (Biagi,

2013). Khalayak dapat mendengarkan radio dimana dan kapan saja. Radio bersifat

santai sehingga khalayak dapat menikmati acara pada radio sambil makan, sambil

tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian

dengan media massa lainnya (Effendy, 2013).

Sebuah radio juga memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri-ciri

khasnya, diantaranya sebagai berikut (Effendy, 2013):

1. Auditori, Sound Only, Auditif. Radio adalah “suara” untuk didengarkan

oleh khalayak, dikomsumsi atau dirasakan dengan hati dan panca indra, ini

mempunyai arti bahwasanya apapun yang disampaikan melalui radio harus

berupa suara yang mampu ditangkap oleh indra pendengaran, sehingga

penerimaan pesan kepada khalayak dapat diterima dengan baik.

2. Transmisi, proses pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan

(pendengar) melalui pemancar yang jangkauannya sangat luas, sehingga

penyebaran informasi juga ditentukan dengan daya dari pemancar yang

digunakan oleh station radio.

3. Mengandung gangguan, ini dimaksudkan karena radio menggunakan

gelombang sebagai perantara sinyal, maka tentunya gelombang yang

merambat lewat udara ini juga memiliki gangguan, jika kondisi alam baik

maka penerimaan sinyal akan baik juga, sehingga sebuah radio dari sinyal

radio kondisinya tidak menentu semuanya tergantung dengan kondisi alam


14

(cuaca). Selain itu juga ada faktor lain yang biasanya mengganggu siaran

dalam radio yakni gangguan teknis.

4. Theatre Of Mind, sebuah ruang bioskop yang berada dalam fikiran

imajinasi pendengar, sebuah radio dalam harus mampu menciptakan

imajinasi atau khayalan kepada pendengar, dengan kekuatan kata dan juga

suara dari penyiar, musik-musik dan bunyi-bunyi yang lainya.

5. Identik dengan musik, pada umumnya orang mendengarkan radio ntuk

mendengarkan sebuah lagu atau musik tertentu untuk mencari hiburan

saja, ini merupakan sara untuk pendengar yang sangat menyukai musik

yang beraneka ragam, tentunya dalam sebuah radio memiliki strategi

khusus untuk menyajikan program musik dalam sebuah radio tersebut di

seitap harinya (segmentasi musik). Tidak jarang juga sebuah radio itu

menyajikan beraneka ragam musik dalam satu program acara sekaligus

(radio all segment), dan juga radio akan menentukan satu jalur musik yang

akan dibagi menjadi beberapa jalur dalam satu jenis musik (radio one

segment).

2.1.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Radio

Sebagai media penyiaran, radio memiliki keunggulan dan kelemahan yang

dapat dijelaskan sebagai berikut (Romli, 2018):

1. Keunggulan radio, yaitu:

a. Cepat dan langsung

Sarana tercepat, lebih cepat dari koran ataupun televisi, dalam

menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang


15

rumit dan memerlukan waktu banyak seperti siaran televisi atau sajian

media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat

secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang

ada di lapangan.

b. Dekat

Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar. Pembicaraan

nya langsung menyentuh aspek pribadi.

c. Hangat

Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu

mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas

kehangatan suara penyiar dan sering kali berpikir bahwa penyiar

adalah seorang teman bagi mereka.

d. Sederhana

Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun

pendengar.

e. Tanpa batas

Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA

(Suku, Agama, Ras, Antar golongan), dan kelas sosial. Hanya “tuna

rungu” yang tidak mampu mengkonsumsi atau menikmati siaran radio.

f. Murah

Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat

televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak

dipungut biaya sedikitpun untuk mendengarkan radio.


16

g. Fleksibel

Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa

mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar

dan membaca koran atau buku.

2. Kekurangan radio, yaitu:

a. Selintas

Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak

bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca

koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

b. Global

Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karenanya angka-

angka pun dibulatkan.

c. Batasan waktu

Waktu siaran radio relatif terbatas, berbeda dengan surat kabar yang

bisa menambah jumlah halaman dengan bebas.

d. Beralur linear

Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang

sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat kabar,

pembaca bisa langsung kehalaman tengah, akhir, atau ke langsung

rubrik yang ia sukai

e. Mengandung gangguan

Radio memiliki gangguan seperti timbul tenggelam dan gangguan

teknis lainnya.
17

2.1.2 Tingkat Kepuasan

2.1.2.1 Pengertian Kepuasan

Kata kepuasan (satisfactioans) berasal dari kata “Satis” yang artinya

cukup baik, memadai), dan “Facio” yang artinya melakukan atau membuat),

kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya. Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan

umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen akan merasa kecewa

tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan merasa puas dan apa bila

kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan merasakan sangat puas

senang atau gembira.

Kotler (2015) menyatakan bahwa kepuasan (satisfaction) adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara

persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan ekspetasi mereka.

Kepuasan konsumen ialah tanggapan pemenuhan konsumen yang muncul karena

adanya penilaian terhadap karakterisitk produk atau jasa yang disediakan dapat

memenuhi tingkat pemakaian yang memberikan kenyamanan konsumen yang

menggunakan produk atau jasa tersebut. Sedangkan Kotler dalam (Tjiptono,

2016) yang menjelaskan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa

yang diterima dan yang diharapkan.

Day dalam (Kristianto, 2018) menjelaskan maksud dari kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan adalah respons pelanggan terhadap evaluasi ketidak


18

sesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau

norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk atau jasa yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Harapan konsumen akan semakin berkembang seiring dengan

banyaknya informasi yang didapatkan pasca konsumsi. Lebih lanjut Kristianto

(2018) mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara

harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pertemuan antara kedua

kepentingan ini akan menentukan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen pada

suatu produk atau jasa.

Alma (2018) menyatakan bahwa kepuasan adalah fungsi dari perceived

performance dan expectation. Jika produk atau jasa yang dibeli sesuai dengan

harapan yang diharapkan oleh konsumen, maka akan mendapat kepuasan.

Sebaliknya jika produk atau jasa yang dibeli tidak sesuai dengan harapan yang

diharapkan oleh konsumen, maka akan timbulnya ketidakpuasan serta perasaan

kecewa. Sedangkan Daryanto & Setyobudi (2014) mengatakan bahwa kepuasan

konsumen merupakan suatu penilaian emosional dari konsumen setelah konsumen

menggunakan produk atau jasa, dimana harapan dan kebutuhan konsumen yang

menggunakannya terpenuhi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tingkat kepuasan merupakan penilaian setiap konsumen dengan membandingkan

antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Jika produk atau jasa

yang diberikan oleh suatu organisasi sesuai dengan ekspetasi konsumen maka

konsumen akan merasa puas. Sebaliknya, jika produk atau jasa yang diberikan
19

oleh organisasi tidak sesuai dengan ekspetasi konsumen maka konsumen akan

merasa kecewa.

2.1.2.2 Pengukuran Tingkat Kepuasan

Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor

utama yang perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, diantaranya sebagai berikut

(Lupiyoadi, 2016):

1. Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan

Terutama untuk industri jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek

tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi dari

nilai sosial yang membuat pelanggan merasa puas terhadap merek tertentu.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen.

5. Biaya
20

Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung

puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Sedangkan Kotler dalam (Tjiptono, 2016) menyatakan bahwa terdapat

beberapa metode untuk melakukan pengukuran tingkat kepuasan yaitu sebagai

berikut:

1. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat konsumen (customer centered) memberikan

kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk menyampaikan

saran dan keluhan. Informasi-informasi tersebut dapat memberikan ide-ide

cemerlang bagi organisasi dan memungkinkannya untuk bereaksi secara

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

2. Ghost shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

konsumen adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan

atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan teman-

temannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk organisasi dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut. Selain itu, para ghost shopper juga dapat mengamati cara-cara

penanganan setiap keluhan.

3. Lost customer analysis

Organisasi seyogyanya menghubungi para konsumen yang telah berhenti

membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa
21

hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi

pemantauan customer loss rate juga penting. Peningkatan customer loss

rate menunjukkan kegagalan organisasi dalam memuaskan konsumennya.

4. Survey kepuasan konsumen

Umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan dengan

penelitian survey, yakni survey melalui pos, telepon, maupun wawancara

langsung. Organisasi akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara

langsung dari konsumen dan juga memberikan tanda (signal) positif

bahwa organisasi menaruh perhatian terhadap para konsumennya.

2.1.2.3 Strategi Kepuasan

Melalui strategi kepuasan, setiap organisasi berharap dapat meningkatkan

pangsa pasar, penjualan dan jumlah pelanggannya. Berikut ini strategi kepuasan

pelanggan yang dapat diterapkan pada perusahaan jasa (Tjiptono, 2016):

1. Strategi manajemen ekspektasi pelanggan

Ekspektasi pelanggan dibentuk dan didasarkan pada sejumlah faktor,

seperti pengalaman berbelanja dimasa lalu, opini teman dan kerabat, serta

informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaingnya.

2. Relasi pemasaran dan manajemen

Relasi pemasaran dan manajemen merupakan cara berpikir mengenai

pelanggan, pemasaran, dan penciptaan nilai, bukan sekedar serangkaian

alat, teknik dan taktik. Dengan kata lain, relasi pemasaran dan manajemen

merupakan ancangan integratif atau holistik yang memperkokoh

kompetensi pemasaran perusahaan.


22

3. After marketing (setelah pemasaran)

Tahap ini menekankan pentingnya aktivitas pemasaran dan komunikasi

setelah transaksi pembelian. Khususnya dalam rangka memberikan

keyakinan setelah tahap pembelian (agar konsumen yakin bahwa

keputusan pembelian yang dilakukannya benar-benar bijaksana) dan

membangun loyalitas merek.

4. Strategi retensi pelanggan

Strategi retensi pelanggan difokuskan pada teknik-teknik yang digunakan

untuk mempertahankan pelanggan agar pelanggan tidak beralih pada

pemasok atau perusahan jasa yang lain.

5. Pelayanan pelanggan superior

Pelayanan pelanggan superior diwujudkan dengan cara menawarkan

layanan yang lebih baik dibandingkan para pesaing.

6. Strategi pemasukan atau infusi teknologi

Teknologi bisa dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan dan

memuaskan pengalaman layanan kepuasan pelanggan.

7. Sistem penanganan komplain secara efektif

Di dalam industri yang sama-sama bergerak dibidang jasa, wajib untuk

menanggapi komplain dari para pelanggannya, agar dapat mengetahui

tingkat kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya ada dua tujuan utama

pelanggan menyampaikan komplain. Pertama, untuk menutupi kerugian

ekonomis, dan kedua adalah untuk memperbaiki citra diri (self-image).

8. Strategi pemulihan layanan


23

Dalam perusahaan jasa, seberapa kerasnya usaha penyedia jasa, tetap saja

kekecewaan atau tidak kepuasan pelanggan tidak terhindarkan. Maka dari

itu, taktik-taktik pemulihan layanan sangat dibutuhkan guna memberikan

dampak yang positif terhadap nilai kepuasan pelanggan, minat pembelian

ulang, loyalitas dan komitmen pelanggan, juga persepsi pelanggan

terhadap keadilan pelayanan jasa.

2.1.2.4 Aspek-Aspek Kepuasan

Kotler (2015) mengemukakan pendapat tentang aspek-aspek kepuasan

konsumen, meliputi sebagai berikut:

1. Expectation (harapan)

Hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen diawali pada tahap sebelum

pembelian, yaitu ketika konsumen menyusun harapan tentang apa yang

akan diterima dari produk atau jasa.

2. Perfomance (kinerja)

Selama kegiatan konsumsi, konsumen merasakan kinerja dan manfaat dari

produk secara aktual dilihat dari dimensi kepentingan konsumen.

3. Comparisme (kesesuaian)

Setelah mengkonsumsi, baik harapan sebelum pembelian dan persepsi

kinerja actual dibandingkan oleh konsumen.

4. Confirmation atau Disconfirmation (penegasan)

Penegasan dari harapan konsumen, apakah harapan sebelum pembelian

dengan persepsi pembelian sama atau tidak.

5. Discrepancy (ketidaksesuaian)
24

Jika tingkat kinerja tidak sama, pengakuan ketidaksamaan menentukan

perbedaan satu sama lain. Diskonfirmasi yang negatif menentukan kinerja

yang aktual ada di bawah tingkat harapan, maka semakin besar

ketidakpuasan konsumen

Lebih lanjut Kotler (2015) menyatakan bahwa terdapat tiga aspek

kepuasan konsumen yaitu:

1. Loyal terhadap produk

Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi loyal. Konsumen

yang puas terhadap produk yang dikonsumsinya akan mempunyai

kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama. Keinginan

untuk membeli ulang karena adanya keinginan untuk mengulang

pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk.

2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

Kepuasan adalah merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi

dari mulut ke mulut (word of mouth comunnication) yang bersifat positif.

Hal ini dapat berupa rekomendasi kepada calon konsumen yang lain dan

mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan yang

menyediakan produk.

3. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain

Hal ini merupakan proses kognitif ketika adanya kepuasan, dimana

konsumen lebih mengutamakan perusahaan yang sama untuk

mendapatkan jasa atau produk dari perusahaan tersebut.

2.1.2.5 Dimensi Kepuasan


25

Hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat dilihat dari ukuran

atau dimensi kepuasan pelanggan diantaranya sebagai berikut (Kotler, 2015):

1. Tetap setia

Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi setia atau loyal.

Konsumen yang puas terhadap produk yang dikonsumsinya akan

mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang

sama.

2. Membeli produk yang ditawarkan

Keinginan untuk membeli produk atau makanan lain yang ditawarkan

karena adanya keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk.

3. Merekomendasikan produk

Kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari

mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif. Hal

ini dapat berupa rekomendasi kepada calon konsumen yang lain dan

mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan yang

menyediakan produk.

4. Bersedia membayar lebih

Konsumen cenderung menggunakan harga sebagai patokan kepuasan,

ketika harga lebih tinggi konsumen cenderung berfikir kualitas menjadi

lebih tinggi juga.

5. Memberi masukan
26

Walaupun kepuasan sudah tercapai, konsumen selalu menginginkan yang

lebih lagi, maka konsumen akan memberi masukan atau saran agar

keinginan mereka dapat tercapai.

2.1.3 Kualitas Program

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Program

Kotler & Amstrong (2016) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan

“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall

durability, reliability, precision, ease of operation and refair, and other valued

attributes”. Artinya kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam

memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,

ketapatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk

lainnya. Sedangkan Tjiptono (2016) menjelaskan bahwa definisi konvensional

dari kualitas merupakan performasi sebagai gambaran langsung dari suatu produk,

keandalan, mudah untuk digunakan, estetika, dan sebagainya. Dalam arti strategi,

kualitas adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kebutuhan konsumen

sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

Assauri (2017) mengemukakan bahwa kualitas adalah pernyataan tingkat

kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi

yang diharapkan. Sedangkan Kotler & Keller (2018) menjelaskan bahwa kualitas

produk merupakan suatu kemampuan produk dalam melakukan fungsi-fungsinya,

kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian, yang diperoleh

produk dengan secara keseluran. Organisasi harus selalu meningkatkan kualitas

produk atau jasanya karena peningkatan kualitas produk bisa membuat konsumen
27

merasa puas dengan produk atau jasa yang diberikan dan akan mempengaruhi

konsumen untuk menggunakan kembali produk tersebut. Lebih lanjut Wijaya

(2015) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan keseluruhan gabungan

karakteristik produk yang dihasilkan dari pemasaran, rekayasa produksi dan

pemeliharaan yang membuat produk tersebut dapat digunakan memenuhi harapan

pelanggan atau konsumen.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas kualitas produk adalah keseluruhan ciri, karakteristik dan spesifikasi yang

dimiliki suatu barang atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen akan lebih menyukai dan memilih

produk yang mempunyai kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain

sejenis yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.1.3.2 Alasan Memproduksi Produk Berkualitas

Prawirosentono (2014) mengemukakan bahwa produk yang berkualitas

prima akan lebih atraktif untuk pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume

penjualan. Akan tetapi terlebih dari itu produk mempunyai kualitas yang penting

diantaranya sebagai berikut:

1. Pelanggan yang membeli produk atau jasa dengan berdasarkan taraf. Pada

umumnya produk memiliki loyalitas produk yang lebih besar jika

dibandingkan dengan pelanggan yang hanya membeli berdasarkan harga.

Pelanggan akan membeli produk sesuai dengan mutu sampai pelanggan

tersebut sudah merasa tidak puas sebab ada produk yang lebih bermutu.

Akan tetapi jika produk selalu memperbaiki mutu pelanggan akan selalu
28

setia dan tetap membelinya. Berbeda dengan pelanggan yang hanya

mencari produk dengan harga yang lebih murah apapun mereknya. Maka

konsumen tersebut tidak memiliki loyalitas produk.

2. Bersifat kontradiktif dengan cara berpikir bisnis tradisional, selain

memproduksi barang yang bermutu, secara otomatis akan lebih mahal

dibandingkan produk yang bermutu rendah. Banyak perusahaan yang

menemukan bahwa memproduksi suatu barang yang bermutu tidak harus

memiliki harga yag lebih mahal. Produk yang menghasilkan mutu tinggi

secara simultan meningkatkan produktivitas, sebagai berikut mengurangi

penggunaan bahan dan mengurangi biaya.

3. Menjual barang yang tidak bermutu, kemungkinan banyak yang akan

menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen atau biaya

yang untuk perbaikan menjadi lebih besar, selain memperoleh citra yang

tidak baik. Belum lagi kecelakaan yang dialami konsumen pada produk

tersebut yang mengakibatkan pemakaian produk tersebut bernilai rendah.

Mungkin pelanggan akan meminta ganti rugi melalui pengadilan. Jadi

berdasarkan dari ketiga alas an tersebut bahwa memproduksi sebuah

barang yang memiliki mutu lebih tinggi lebih banyak memberikan

keuntungan untuk konsumen berbeda dibandingkan dengan produsen yang

menghasilkan produk bermutu rendah.

2.1.3.3 Indikator Kualitas Program

Apabila organisasi ingin mempertahankan keunggulan yang kompetitif

dalam pasar, organisasi harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan
29

oleh konsumen untuk membedakan produk atau jasa yang dijual organisasi

tersebut dengan produk pesaing. Kualitas mencerminkan dimensi penawaran

produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Sangadji & Sopiah

(2018) menjelaskan bahwa terdapat enam elemen kualitas produk diantaranya

sebagai berikut:

1. Kinerja (performance), merupakan elemen kualitas produk yang berkaitan

langsung dengan bagaimana suatu produk dapat menjalankan fungsinya

untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Keandalan (Reliabilitas), yaitu daya tahan produk selama dikonsumsi.

3. Fitur (feature), merupakan fungsi-fungsi sekunder yang ditambahkan pada

suatu produk, misalnya fitur kendali jauh (remote control) pada televisi.

4. Daya tahan (durability), merupakan dimensi kualitas produk yang

menunjukkan suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknisi

maupun waktu. Produk dikatakan awet jika dapat bertahan dalam

pemakaian yang berulang-ulang.

5. Konsistensi, merupakan elemen yang menunjukkan seberapa jauh suatu

produk bisa memenuhi standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang

mempunyai konsistensi tinggi berarti sesuai dengan standar yang

ditentukan.

6. Desain, merupakan aspek emosional untuk memengaruhi kepuasan

konsumen sehingga desain kemasan ataupun bentuk produk akan turut

mempengaruhi persepsi kualitas produk tersebut.


30

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai

skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang

melatar belakangi masalah yang ingin diteliti. Dalam kerangka pemikiran ini

didapatkan dari konsep ilmu atau teori-teori yang relevan sebagai landasan

penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis

sesuai variabel yang diteliti.

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2018).

Kerangka pemikiran ini ditujukan untuk memperjelas variabel yang diteliti

sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci secara kongkrit. Adapun kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran

Kualitas Program Kepuasan Pendengar


(X) (Y)

Sumber: Konsep yang dikembangkan untuk penelitian (2022)

Keterangan:

: Pengujian secara parsial

2.3 Hipotesis
31

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang kebenaranya

masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan sedangkan kebenaran

pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan (Sugiyono, 2018). Dengan mengacu

pada rumusan masalah, tinjuan teori, dan kerangka pemikiran, adapun hipotesis

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Diduga terdapat pengaruh signifikan antara kualitas program terhadap

kepuasan pendengar pada Radio Bintan 96,5 FM.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang berkaitan serta

relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan demikian, peneliti

mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding dalam menyusun

penelitian ini sehingga lebih memadai. Selain itu, telaah pada penelitian terdahulu

berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait dengan

masalah dalam penelitian ini.

1. Ramli et al. (2020)

Jurnal Nasional dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap

Loyalitas Pelanggan Pada Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik

Indonesia Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kualitas pelayanan (bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan

empati) terhadap loyalitas pelanggan yang dimana dalam hal ini adalah

pendengar Radio Republik Indonesia Makassar. Metode penelitian yang


32

digunakan adalah teknik non random sampling dengan menggunakan

klaster sampling acak sebanyak 100 orang pendengar radio RRI. Hasil

penelitian menunjukkan variabel keandalan memiliki pengaruh yang

signifikan yang artinya siaran RRI Makassar konsisten dalam ketepatan

siaran, keakuratan infomasi dan tepat waktu. Ketika menyiarkan program

siaran, variabel daya tanggap memilik pengaruh yang signifikan kepada

pendengar dalam bentuk layanan seperti menanggapi dan memberikan

solusi kepada pendengar saat penyiaran maupun masalah-masalah yang

disampaikan oleh pendengar ke penyiaran atau ke RRI Makassar. Variabel

jaminan berpengaruh signifikan yang artinya jaminan yang telah diberikan

oleh RRI Makassar telah memberikan kenyaman dalam mendengar dan

melayani para pendengar radio RRI Makassar. Variabel empati

berpengaruh signifikan artinya empati penyiar dan RRI Makassar sudah

peka terhadap keinginan dan kebutuhan pendengar. Begitupula dengan

variabel bukti fisik memiliki pengaruh yang signifikan yang berarti

menunjang siaran RRI Makassar sudah baik seperti alat pendukung siaran

yang membuat frekuenzi dan suara penyiar jelas ketika didengar.

2. Oktaviani & Chaerowati (2020)

Jurnal Nasional dengan judul “Kepuasan Pendengar dalam Program Urban

Pagi-Pagi Sebagai Progam Unggulan Urban Radio”. Perkembangan

teknologi saat ini semakin berkembang pesat khususnya dalam bidang

informasi dapat memberikan suatu manfaat dan kepuasan bagi

penggunanya untuk mencari dan memperoleh informasi yang diinginkan


33

melalui media salah satunya radio. Pendengar radio biasanya akan selektif

dalam memilih siaran radio sesuai dengan apa yang mereka suka hal itu

didorong oleh motif kebutuhan tertentu berdasarkan apa yang dihendaki

pendengar untuk mengkonsumsi siaran radio. Program siaran menjadi

produk setiap stasiun radio yang harus memberikan kepuasan bagi

pendengarnya agar tetap mendengarkan program siaran tersebut. Konsep

kepuasan dapat diukur melalui kepuasan yang dicari dan kepuasan yang

didapatkan. Urban Radio merupakan salah satu radio anak muda di Kota

Bandung yang memiliki program-program siaran menarik diantaranya

program Urban Pagi-Pagi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui “Kepuasan Pendengar Dalam Program Urban Pagi-Pagi

Sebagai Program Unggulan Urban Radio”. Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif deskriptif, sehingga terdapat populasi yaitu pendengar

Urban Pagi-Pagi yang diambil dari followers instagram Urban radio

dengan menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh sampel 85. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pendengar terhadap program

“Urban Pagi-Pagi” terkait kepuasan informasi, kepuasan identitas pribadi

dan kepuasan hiburan dinyatakan sangat puas, namun terkait kepuasan

integrasi dan interaksi sosial dinyatakan puas.

3. Sjuchro et al. (2018)

Jurnal Nasional dengan judul “Program Siaran Radio Pemerintah Sturada

104,00 FM”. Tingginya kebutuhan informasi bagi masyarakat Karawang

khususnya di kalangan mahasiswa seiring dengan era globalisasi dan


34

perkembangan daerah di Kabupaten Karawang, menjadikan kondisi

masyarakat semakin maju. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan informasi Mahasisa melalui program siaran radio

pemerintah Sturada 104.00 FM. Teori Uses and Gratification digunakan

sebagai landasan penelitian untuk mendukung penelitian mengenai

program siaran Radio Pemerintah Sturada 104.00 FM dalam memenuhi

kebutuhan informasi mahasiswa di Kabupaten Karawang. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif, dengan begitu akan diperoleh hasil yang

lebih komprehensif dari penelitian ini agar bisa lebih meninjau aspek-

aspek yang berhubungan dengan program siaran radio Pemerintah Sturada

104.00 FM. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu

komunikasi UNSIKA angkatan 2013 yang berjumlah 47 orang. Populasi

berjumlah 47 orang tersebut sseluruhnya akan dijadikan sampel. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa program siaran sturada 104.00 FM telah

mampu menumbuhkan sikap kognitif, afektif dan konatif para pendengar

sehingga adanya kesediaan untuk mendengarkan program-program siaran

tertentu lainnya yang terdapat di Sturada 104.00 FM.

4. Patricia et al. (2016)

Jurnal Internasional dengan judul “An Evaluation of Radio Audience

Satisfaction with Programming on Inspiration 92.3 FM Lagos”.

Kelangsungan sebuah stasiun siaran sangat tergantung antara lain, pada

tingkat kepuasan penonton yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan

yang beragam. Sejumlah prinsip manajemen siaran menyamakan umpan


35

balik yang diterima dari pemirsa sebagai manifestasi kepuasan terhadap

stasiun, padahal ini sama sekali bukan tolok ukur yang cukup karena

umpan balik sering diterima dari sebagian kecil pemirsa belum tentu

mayoritas. Studi ini berusaha untuk menyelidiki pola mendengarkan

pendengar Inspiration 92.3 FM di Maryland, Lagos, dan tingkat kepuasan

mereka. 250 responden disurvei dari Maryland Lagos. Statistical Product

and Service Solutions (SPSS) digunakan untuk menganalisis data yang

disajikan dalam alat statistik deskriptif pie chart. Temuan mengungkapkan

bahwa mayoritas (96%) pendengar puas dengan program Inspiration 92.3

FM yang memenuhi kebutuhan mereka dan bahwa kepribadian siaran dan

gaya rumah stasiun (berorientasi keluarga) adalah daya tarik utama. Studi

ini merekomendasikan bahwa manajemen Inspiration 92.3FM terlibat

dalam penelitian berbasis kepuasan penonton secara berkala di seluruh

federasi di negara bagian dalam lingkup siarannya.

5. Lestari et al. (2019)

Jurnal Internasional dengan judul “Motives and Satisfaction of Radio

Listeners in The New Media Era (Cases Study on Dhara FM Radio

Listenes in Pariaman)”. Radio adalah media massa elektronik tertua dan

paling fleksibel. Media baru seperti yang disebutkan memiliki

mengakibatkan radio ditinggalkan oleh penonton dan beralih memilih

media baru sebagai informasi dan hiburan. Survei yang dilakukan oleh

lembaga survei Nielsen pada tahun 2014, menyatakan bahwa setiap tahun

pendengar radio mengalami penurunan sebesar 3%. Tujuan dari penelitian


36

ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan motif dan kepuasan

pendengar radio Dhara FM di kota Pariaman dalam mendengarkan radio di

era media baru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang

fakta dan sifat penduduk serta berusaha menggambarkan fenomena secara

rinci. Sumber data adalah kuesioner. Analisis yang digunakan adalah

deskriptif analisis. Hasil yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

motif hiburan dan motif interaksi dan integrasi sosial memiliki pengaruh

yang signifikan dalam mempengaruhi kepuasan Pendengar radio Dhara

FM Pariaman. Kepuasan yang diperoleh pendengar dapat dilihat dari

kegigihan pendengar radio dalam mendengarkan radio. Motif memiliki

pengaruh yang cukup kuat untuk mencapai kepuasan pendengar.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2018).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

bersifat deskriptif kuantitatif. Pengertian deskriptif adalah metode penelitian yang

menggambarkan dan melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang

sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta (Moleong, 2014). Adapun penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meliputi pada populasi atau sampel tertentu

(Sugiyono, 2018).

3.2 Jenis Data

Data merupakan sekumpulan informasi, fakta-fakta, atau simbol-simbol

yang menerangkan tentang keadaan objek penelitian (Arikunto, 2016). Sumber

data diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan sekaligus untuk

menjamin keberhasilan penelitian tersebut.

3.2.1 Data Primer

Data primer merupakan sebagai sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018). Pengumpulan data primer dalam

penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara

37
38

secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan, dalam hal ini pendengar Radio Bintan 96,5 FM di Kabupaten Bintan

sebagai responden.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan sebagai data yang bersumber dari catatan yang

ada pada suatu perusahaan atau suatu organisasi dan dari sumber lainnya yaitu

dengan mengadakan studi pustaka dengan mempelajari buku-buku yang ada

hubungannya dengan objek penelitian (Sunyoto, 2016). Dalam penelitian ini, yang

menjadi sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen perusahaan, artikel,

jurnal dan literatur yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

yang akurat, sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono,

2018). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode observasi, kuisoner dan kepustakaan.

3.3.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik lain. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi

juga objek-objek alam lain yang dilakukan sebagai usaha sadar untuk
39

mengumpulkan data secara sistematis dengan prosedur yang terstandar (Sugiyono,

2018). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggali data tentang

suatu keadaan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Keadaan tersebut

merupakan fokus pengamatan yang berhubungan dan berkaitan dengan kualitas

program terhadap kepuasan pendengar radio.

3.3.2 Kuesioner

Teknik kuesioner merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan membagi kuesioner kepada tiap responden sebagai sampel

penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

resonden yang dijawabnya (Sugiyono, 2018). Kuesioner atau angket dalam

penelitian ini digunakan untuk menggali data mengenai tanggapan pendengar,

yang dituangkan ke dalam setiap butiran pernyataan. Dimana tiap pendengar

cukup memberikan tanda checklist pada kolom yang telah disediakan.

3.3.3 Kepustakaan

Studi kepustakaan terkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang

berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial

yang diteliti, selain itu kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian

ini, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatu-literatur ilmiah

(Sugiyono, 2018). Pada studi kepustakaan ini penulis melakukannya dengan cara

mengumpulkan, mempelajari teori-teori, artikel, jurnal dan literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diangkat peneliti.


40

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2018).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah sebanyak 159.518 penduduk

Kabupaten Bintan (BPS Kabupaten Bintan).

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apabila jumlah populasi besar dan penelitian tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2018). Dengan

demikian, maka sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti dan dapat mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya

lebih sedikit dari populasi tersebut.

Untuk mempersempit populasi penduduk Kabupaten Bintan, maka dalam

penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk penarikan sampelnya. Karena

jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan

perhitungannya juga tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat

dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.

159.518
n = 2
= 398,99 = 399 sampel
1+(159.518x 0,05 )

Sesuai dengan hasil perhitungan rumus Slovin di atas, maka diperoleh

jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 399 responden.


41

3.5 Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2018) menjelaskan definisi operasional merupakan penentuan

kontrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk

meneliti dan mengoperasikan kontrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang

lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran kontrak yang lebih baik. Sedangkan menurut

Nani Darmayanti dalam (Muslihin, 2013) menyatakan bahwa definisi operasional

adalah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi

pokok pembahasan dan penelitian karya ilmiah.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan operasional

adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Operasional

mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan.

Operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti menggambarkan karakteristik

variabel-variabel penelitian dan halhal yang dianggap penting.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini pada tahap pengolahan data, bertujuan untuk

mengetahui hasil dari data yang telah diperoleh dari responden (Sunyoto, 2016).

Data yang akan digunakan yaitu data yang dilakukan setelah data penelitian

tersebut diolah baik secara manual maupun menggunakan aplikasi pada komputer.

Teknik pengolahan analisis data bertujuan untuk menginterprestasikan hasil

kuesioner dan menarik kesimpulan dari jumlah data yang sudah terkumpul.
42

Adapun teknik pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Editing (Perubahan/penyetoran)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian data yang

diperoleh kemudian dirapikan sesuai dengan susunan yang sudah

ditetapkan dan diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan

proses pemberian kode dan pemrosesan data teknik statistik.

2. Coding (Pemberian kode)

Pemberian kode adalah proses indentifikasi dan klasifikasi data penelitian

ke dalam skor numeric atau karakter simbol.

3. Scoring (Pemberian skor/nilai)

Proses pemberian skor dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori

atas jawaban kuesioner sesuai tanggapan responden. Responden menjawab

pertanyaan kuesioner dengan memberikan tanda checklist pada jawaban

yang telah disediakan dengan 5 (lima) kemungkinan yang tersedia. Setiap

pilihan jawaban responden diberi nilai atau bobot yang disusun secara

bertingkat berdasarkan skala likert. Adapun skor yang diberikan pada tiap

pertanyaan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2018):

a) STS = Sangat Tidak Setuju (1)

b) TS = Tidak Setuju (2)

c) KS = Kurang Setuju (3)

d) S = Setuju (4)

e) SS = Sangat Setuju (5)


43

4. Tabulating (Tabulasi)

Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel sehingga diharapkan

pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses

tabulasi selesai dilakukan kemudian penulis akan mengolah data tersebut

dengan menggunakan program SPSS 25 for windows.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Kualitas Data

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2018). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah

sampel dan alpha = 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif

maka indikator tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila r hitung lebih kecil

dari r tabel maka indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2018).

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan, alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan suatu indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan asalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Arikunto, 2016).


44

Dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan model alpha dan alat

untuk mengukur reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Suatu instrumen dinyatakan

reliabel, apabila koefisien reliabilitas minimal adalah 0.60. Berdasarkan pendapat

tersebut, maka dapat diketahui bahwa suatu instrumen dinyatakan reliabel jika

nilai alpha > 0.60, sedangkan suatu instrumen dinyatakan tidak reliabel jika nilai

alpha < 0.60 (Sugiyono, 2018).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakini bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah

linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan

dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolineritas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai

residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residul yang terdistribusi secara

normal (Priyatno, 2014).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu dengan melihat

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan menentukan garis lurus diagonal, dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2018).


45

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,

2018). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi maka

dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan tingkat multikolinieritas

adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai ≥ 10.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
46

dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi pada tempat yang berdekatan datanya

yaitu cross sectional. Autokorelasi merupakan korelasi time series (lebih

menekankan pada dua data penelitian berupa data rentetan waktu). Model regresi

yang baik seharunya tidak terjadi autokorelasi. Mendeteksi gejala autokolerasi

adalah dengan menggunakan nilai Durbin-Watson (Ghozali, 2018). Pengambilan

keputusan pada uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

a. DU<DW<4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

b. DW<DL atau DW>4-DL, maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

c. DL<DW<DU atau 4-DU<DE<4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

3.7.3 Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan secara linear antara satu variabel independen dengan satu variabel

dependen (Priyatno, 2014). Dalam regresi linear sederhana terdiri dari satu

variabel bebas dan satu variabel terikat dengan persamaan:

Y = a + bx + e

Keterangan:

Y = Variabel terikat (Dependent Variable)

X = Variabel bebas (Independent Variable)


47

a = Konstanta regresi

b = Koefisien regresi

e = Kesalahan

3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X

dan variabel Y secara parsial atau dapat dikatakan uji t pada dasarnya menunjukan

seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi-variasi dependen (Ghozali, 2018).

Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independent terhadap variabel dependent.

Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independent terhadap variabel dependent.

Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Adapun kriteria

pengambilan keputusannya, yaitu sebagai berikut :

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% atau dengan nilai sig. > 0.05.

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% atau dengan nilai sig. < 0.05.

3.7.4.2 Anaslisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi sebagai

ukuran untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel yang

digunakan. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model yang dibentuk dalam menerapkan variasi variabel independen.


48

Nilai koefisien determinasi (R2) yaitu nol dan satu. Nilai koefisien determinasi

yang kecil mengindentifikasi variabel independen memberikan hampir sempurna

prediksi terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2018). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (13 (Revisi).


Alfabeta.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (15th ed.).


Rineka Cipta.

Assauri, S. (2017). Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, O. U. (2013). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja


Rosdakarya.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.


Universitas Diponegoro.

Kotler, P. (2015). Manajemen Pemasaran. Salemba Empat.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2016). Prinsip-prinsip Pemasaran (13th ed.).


Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2018). Manajemen Pemasaran. PT. Gelora Aksara
Pratama.

Lupiyoadi, R. (2016). Manajemen Pemasaran Jasa (2nd ed.). Salemba Empat.

Masduki. (2015). Menjadi Broadcater Profesional. Pustaka Popular LKIS


Yogyakarta.

Moleong, J. L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Prawirosentono, S. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Rajawali Press.

Priyatno, D. (2014). SPSS 22 Pengolah data terpraktis. ANDI.

Priyatno, D. (2016). SPSS Handbook: Analisis Data dan Penyelesaian Kasus-


Kasus Statistik. MediaKom.

Romli, A. S. (2018). Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online.


Nuansa Cendikia.
Sangadji, E. M., & Sopiah. (2018). Manajeman Sumber Daya Manusia Strategik.
CV. ANDI OFFSET.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Sunyoto, D. (2016). Metodologi Penelitian. PT. Refika Aditama.

Tjiptono, F. (2016). Pemasaran Strategik. CV. ANDI OFFSET.

JURNAL

Ramli, N. A., Remmang, H., & Ruslan, M. (2020). Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia Makassar.

Oktaviani, A. N., & Chaerowati, D. L. (2020). Kepuasan Pendengar dalam


Program Urban Pagi-pagi sebagai Program Unggulan Urban Radio.

Sjuchro, D. W., Hariyanto, F., Yusuf, E., & Abidin, Z. (2018). Program Siaran
Radio Pemerintah Sturada 104.00 FM.

Patricia, C., Margaret, S., & Omolayo, J. (2015). An Evaluation of Radio


Audience Satisfaction with Programming on Inspiration 92.3 FM, Lagos.

Lestari, F. A., Sarwan., Syass, M., & Hamzah, P. K. (2019). Motives and
Satisfaction of Radio Listeners in The New Media Era (Cases Study on
Dhara FM Radio Listenes in Pariaman).
PEDOMAN KUISONER

PENGARUH KUALITAS PROGRAM TERHADAP KEPUASAN


PENDENGAR PADA RADIO BINTAN 96,5 FM
KABUPATEN BINTAN

Mohon kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh

pertanyaan yang ada sesuai dengan pengalaman (kesan) kondisi yang anda

rasakan secara jujur, mengingat kerahasiaan identitas Bapak/Ibu dijamin

sepenuhnya oleh peneliti. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini,

peneliti mengucapkan terimakasih.

Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan

keadaan Bapak/Ibu, kemudian berikan tanda checklist (√) pada kolom yang sudah

tersedia berdasarkan skala sebagai berikut:

- STS (Sangat Tidak Setuju) :5

- TS (Tidak Setuju) :4

- Ragu-Ragu (R) :3

- S (Setuju) :2

- SS (Sangat Setuju) :1

IDENTITAS RESPONDEN

- Jenis Kelamin : O Laki-Laki O Perempuan

- Usia : O 15-25 O 26-35 O 36-45 O >46

- Pendidikan : O SMP O SMA O D-III O Strata 1 (S1)


KUALITAS PROGRAM
PILIHAN
N
PERNYATAAN
O STS TS R S SS

Kualitas siaran pada Radio Bintan 96,5


1 FM memiliki kualitas yang tajam serta
suara yang jernih dan jelas
Radio Bintan 96,5 FM menyajikan
2 program siaran sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan
Program siaran Radio Bintan 96,5 FM
3 memiliki daya tarik untuk mendengar
secara rutin dan berkesinambungan
Program siaran pada Radio Bintan 96,5
4
FM berhasil mencegah kebosanan
Radio Bintan 96,5 FM memiliki sarana
5 prasarana yang mendukung sehingga
daya pancarnya bagus
Kualitas siaran Radio Bintan 96,5 FM
6
sesuai dengan standar layanan radio

KEPUASAN MENDENGAR
PILIHAN
N
PERNYATAAN
O STS TS R S SS

Sebagai pendengar, saya akan terus


1
mendengar Radio Bintan 96,5 FM
Saya yakin kualitas Radio Bintan 96,5
2 FM akan semakin meningkat di masa
yang akan datang
Saya tidak akan pindah siaran radio,
3
walaupun banyak siaran yang menarik
Saya akan bercerita tentang hal-hal
4 baik yang terdapat di Radio Bintan
96,5 FM
Saya akan senang bila keluarga juga
5 mendengar siaran yang terdapat pada
Radio Bintan 96,5 FM
Saya akan merekomendasikan tentang
6 Radio Bintan 96,5 FM kepada teman-
teman yang lain

Anda mungkin juga menyukai