Anda di halaman 1dari 2

Yth.

Panitia Seleksi Program NICE 2018

Perkenalkan, nama saya Dhiya Khairinnisa. Saat ini saya sedang mengenyam pendidikan di
Program Studi Sarjana Teknologi Pascapanen Institut Teknologi Bandung. Saya tertarik pada
kegiatan-kegiatan sukarela yang bersifat mengajar.

Pendidikan Pancasila tentu berkaitan dengan upaya pembangunan nasional. Keinginan untuk
mempertahankan dan mengembangkan sesuatu menurut saya selalu dilandasi oleh kecintaan, dan
Indonesia punya begitu banyak hal untuk dicintai. Ada begitu banyak faktor yang membuat bangsa ini
patut diperjuangkan dan dijaga keutuhannya. Kesetaraan pemahaman dan keselarasan pemikiran dari
sumber daya manusianya tentu dibutuhkan untuk pembangunan yang lebih terintegrasi. Anak-anak,
pemuda, orang dewasa, semua kalangan masyarakat Indonesia berhak mengetahui potensi-potensi tak
ternilai yang dimiliki negaranya. Program National Initiatives for Community Empowerment 2018
merupakan wadah yang sangat tepat bagi saya dalam berkontribusi membangun kesadaran akan
pentingnya pendidikan bagi anak-anak dan pemuda di Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Rasa hormat (apresiatif) serta kreatif (berkarya dan berpikir solutif) merupakan dua dari 7
nilai utama yang dibudayakan di kampus saya. Empati merupakan nilai yang dibawa pada Orientasi
Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017 yang bertajuk “Empati Untuk Negeri”, dimana pada
acara tersebut saya menjadi seorang panitia mentor yang memperkenalkan Keluarga Mahasiswa ITB
kepada mahasiswa baru serta membimbing mereka menjadikan empati sebagai pemicu dalam
melakukan pergerakan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Melalui pengalaman saya selama
berorganisasi di ITB dan menjadi mentor untuk dua kali OSKM ITB (tahun 2017 sebagai mentor dan
2018 sebagai pendiklat calon mentor), saya melihat bahwa apresiasi dan empati memiliki kekuatan
untuk mengarahkan manusia agar semangat berkreasi dalam upaya mengubah keadaan menuju ke
arah yang lebih baik. Saya akan sangat senang untuk belajar memahami bagaimana ketiga nilai
tersebut berdampak bagi orang-orang diluar lingkup kampus, yaitu bagi anak-anak di Bangka,
Kepulauan Bangka Belitung, sebagai relawan NICE 2018.

Sebagai mahasiswa yang memiliki banyak fasilitas, termasuk lingkungan kampus yang sangat
menunjang pertukaran gagasan antar individu dengan beragam latar belakang, saya ingin
meminjamkan mata dan telinga saya kepada anak-anak dan pemuda di Kepulauan Bangka Belitung.
Bukan sebagai guru, tetapi sebagai seorang teman yang dapat diajak berbagi cerita terutama mengenai
bentang alam serta budaya Indonesia. Memperkenalkan mereka kepada kekayaan Indonesia yang
belum mereka ketahui sebelumnya, misalnya tentang pantai-pantai dan gunung-gunung di Pulau Jawa,
atau tentang alat musik angklung dari Jawa Barat, karena kebetulan saya sedang berusaha turut
melestarikan budaya musik angklung melalui unit kegiatan mahasiswa Keluarga Paduan Angklung
(KPA) ITB. Saya juga ingin berbagi sedikit ilmu yang saya dapatkan dari bangku kuliah yaitu
mengenai penanganan produk pertanian dan perikanan, termasuk udang dan rumput laut, yang
termasuk komoditi unggulan dari sektor kelautan dan perikanan Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2017-2022, rata-
rata ujian nasional siswa SMA dan SMK di Kepulauan Bangka Belitung masih berada di bawah rata-
rata nasional dan diperlukan adanya motivasi belajar bagi siswa. Harapan saya, pengenalan awal
terhadap produk barang dan jasa lokal melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dapat
meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap daerah asal mereka. Kebanggaan serta rasa kepemilikan
ini dapat tumbuh menjadi motivasi untuk selalu mengupayakan segenap potensi yang ada, dan
berujung pada pembangunan ekonomi daerah Bangka.

Hormat saya,

Dhiya Khairinnisa

dkhairinnisa@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai