Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

PENENTUAN KOEFISIEN GESEK BAHAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya suatu gaya menyebabkan perubahan gerak pada suatu benda.
perubahan gerak tersebut menyebabkan benda berpindah tempat. Untuk berpindah
tempat benda melakukan suatu interaksi berupa persinggungan terhadap suatu
media atau benda lain. Hal inilah yang biasa disebut dengan gaya gesek benda.
besar gaya gesek tergantung pada kedua permukaan benda yang bersentuhan.
Ketika sebuah benda bergerak sepanjang permukaan yang kasar, maka hal ini
akan mempersulit gerak benda tersebut. Sebaliknya jika benda itu bergerakk
sepanjang permukaan yang licin, maka akan sangta mudah bagi benda itu untuk
meluncur.
Praktikum koefisien gesek bahan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
sebuah alat berupa satu set bidang miring. Yaitu dengan meletakkan suatu benda
atau bahan pada ujung bidang miring yang sebelumnya sudah ditentukan
kemiringan sudutnya. Kemudian benda dengan massa tertentu tersebut
diluncurkan sampai pada titik yang telah ditentukan dan diukur waktu tempuhnya
dengan stopwatch. Praktikum koefisien gesek bahan ini dapat digunakan untuk
menentukan koefisien gesek pada suatu benda baik statis maupun kinetis.
Adanya koefisien gesek pada suatu benda ini sangat berguna untuk
menunjang kehidupan manusia. Terutama untuk memudahkan pekerjaan mereka.
Misalnya saja untuk menurunkan barang-barang yang berat dari suatu ketinggian
tertentu, mereka dapat menggunakan prinsip bidang miring untuk
memudahkannya sehingga mereka tidak harus membawa beban yang berat. Selain
itu pada permainan anak-anak berupa papan luncur, papan tersebut dibuat licin
agar gaya gesekan anak terhadap papan dapat diperkecil dan memudahkan dalam
bermain.

Sampai saat ini banyak yang telah mengabaikan gesekan. Tetapi hal ini
harus diperhitungkan pada situasi-situasi tertentu. Karena dengan mempelajarinya
secara benar akan mempermudah manusia dalam kegiatan sehari-hari maupun
dalam penelitian seperti penemuan pesawat sederhana dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam penentuan koefisien gesek
bahan ini adalah:
1. Bagaimana menentukan gaya gesek kinetis berdasarkan percobaan?
2. Bagaimana pengaruh beban dan kemiringan sudut terhadap koefisien gesek
benda?
3. Bagaimana pengaruh koefisien gesek pada benda terhadap kecepatan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum koefisien gesek bahan
ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menentukan gaya gesek kinetis berdasarkan percobaan.
2.Mengetahui pengaruh beban dan kemiringan sudut terhadap koefisien gesek
benda.
3. Mengetahui pengaruh koefisien gesek pada benda terhadap kecepatan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya praktikum koefisien gesek bahan ini adalah
untuk mempermudah kegiatan manusia. Misalnya saja seperti memindahkan suatu
beban dari ketinggian tertentu dengan menggunakan prnsip bidang miring.
Pembuatan mainan papan lncur anak-anak yang dibuat licin untuk memudahkan
anak meluncur. Pengereman suatu kendaraan yang menyebabkan gesekan antara
ban dan permukaan menyebabkan kendaraan berhenti dan lain sebagainya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Ditinjau dari segi pergerakan benda terhadap permukaan, gaya gesekan


dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu gesekan statis dan gesekan kinetis. Ketika suatu
benda diam atau meluncur pada suatu permukaan kita dapat menyatakan gaya
kontak yang diberikan oleh permukaan pada benda tersebut dalam komponen-
komponen gaya yang tegak lurus dan sejajar dengan permukaan tersebut.
Komponen vektor yang tegak lurus sebagai gaya normal dilambangkan oleh μ́ .
Komponen tersebut yang sejajar dengan permukaan benda adalah gaya gesekan
yang dilambangkan oleh (f) (Zemansky, 2002).
Gaya gesek merupakan suatu akibat dari dua buah benda yang saling
bersinggungan saat melakukan suatu gaya. Gaya gesekan antara dua buah benda
yang dalam keadaan diam disebut dengan gaya gesek statis benda. sedangkan
gaya gesekan antara dua buah benda yang saling bergerak disebut dengan gaya
gesek kinetis benda (Sutrisno, 1997).
Keberadaan gaya gesek (fg) bisa bermakna gaya gesekan statis (fgs) apabila
benda belum bergerak dan bermakna gaya gesek kinetis(fgk) jika benda sudah
bergerak. Tingkat kekasaran lantai memengaruhi nilai koefisien gesekan statis
benda ( μ s)dan koefisien gesek kinetis benda ( μ k). Sehingga saat gaya
normal (N), maka dipenuhi fgs = μ s . N dan fgk = μ k . N (Giancoli, 2001).

Perbandingan antara besar gaya gesekan statis maksimum dengan besar


gaya normal disebut koefisien gesekan statis antar kedua permukaan tersebut. Jika
fs menyatakan besar gaya gesekan statis maka dapat dituliskan:

fs ≤ µs .
N ............................................................................................................2.1 dengan
µs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah besar gaya normal.

Perbandingan antara besar gaya gesekan kinetis dengan gaya normal


disebut koefisien gesekan kinetis. Jika fk menyatakan besar gaya kinetik, maka:

Fk =µk . N ...........................................................................................................2.2
dengan µk adalah koefisien gesekan kinetis dan N adalah besar gaya normal.

Baik µs maupun µk adalah konstanta tak berdimensi. Dua-duanya


merupakan perbandingan (besar) dua buah gaya pasangannya. Untuk pasangan
permukaan tertentu, µs ¿ µk (Resnick, 1997).

M
A
3m

B C
4m
Gambar 2.1Bidang Miring
(Sumber: Team Fisika Dasar, 2013)

Dari gambar tersebut didapat jika t adalah 5 sekon maka percepatannya adalah:
AC= √ A B2 + B C2

AC= √ 32 + 4 2
AC= √ 25
AC=5 cm
s
á =
t2
5
=
25
m
=0,2
s2
Jadi untuk sampai ke titik C dibutuhkan percepatan sejauh 5cm.

Untuk mencari koefisien gesek benda pada permukaan dapat dibedakan


menjadi dua bagian yaitu koefisien gesek statik dan koefisien gesek kinetik,
menggunakan rumus sebagai berikut:

Koefisien gesek statik: μ s = tan θ


.............................................................2.3

1 m1 a
Koefisien gesek kinetik: μ k = ( (( +1)(1- )-1))-tan
cos θ m2 g
θ .........................2.4

Keterangan: μ k = koefisien gesek kinetik


μ s = koefisien gesek statik
a = percepatan sistem
g = percepatan gravitasi bumi
m1 = massa bahan
m 2 =massa beban
Dalam kehidupan sehari-hari gaya gesek statik dan kinetik mempunyai
dampak merugikan dan juga menguntungkan. Berikut contoh gaya gesek yang
merugikan:
a. Gesekan antara bagian-bagian mesin kendaraan, sehingga mesin tersebut panas
dan cepat rusak. Untuk mengurangi gesekan tersebut maka mesin diberi oli.
b. Gesekan antara udara/angin saat mobil atau pesawat saat bergerak sehingga
mengurangi kecepatan. Maka bentuk mobil atau pesawat dibentuk aerodinamis.
c. Gesekan antara ban kendaraan dengan permukaan jalan yang mengurangi
kelajuannya sehingga permuaan jalan di aspal.
Gaya gesek yang menguntungkan diantaranya adalah:
a. Prinsip gesekan pada piringan rem sepeda motor dan rem karet dengan peleg
roda sepeda sehingga kelajuannya dapat dikurangi.
b. Ban motor/mobil dibuat bergerigi dan beralur untuk memperbesar gaya gesek
terhadap jalan sehingga mobil tidak selip dan tergelincir saat berjalan.
c. Gaya gesek antara tubuh kita dengan benda-benda lain sehingga kita dapat
berjalan, memegang benda dan lain-lain.

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum koefisien gesek
bahan ini adalah sebagai berikut:
1. Benda dan bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya
2. Satu set alat bidang miring sebagai medium peluncuran benda
3. Neraca untuk mengukur massa benda yang akan ditentukan koefisien geseknya
4. Stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan benda untuk bergerak
5. Mistar untuk mengukur panjang lintasan yang dilalui benda saat meluncur.
3.2 Desain Percoban

Adapun desai percobaan dari praktikum koefisien gesek bahan ini adalah
sebagai berikut:
1. Desain koefisien gesek statis

M
A
3cm

B C
4cm
Gambar 3.1 koefisien gesek statis
(Sumber: Team Fisika Dasar, 2013)

2. Desain koefisien gesek kinetis dengan katrol


N T T
a
fk
θ

W1 W2
Gambar 3.2 koefisien gesek kinetis
(Sumber: Team Fisika Dasar, 2013).

3.3 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja pada praktikum koefisien gesek bahan ini
adalah sebagai berikut:
A. Menentukan koefisien gesek statis
1. Bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya ditimbang, lalu dicatat
massanya.
2. Bahan diletakkan diatas bidang miring berlandasan kayu dengan kemiringan
awal 00.
3. Secara perlahan sudut kemiringan bidang miring diperbesar hingga bahan tepat
mulai meluncur turun.
4. Sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal dihitung.
5. Langkah 2 dan 4 dilakukan hingga 5 data.
6. Diatas bahan ditambahkan beban yang massanya diketahui lalu diulangi
langkah 2 sampai dengan 5 untuk 3 kali penambahan beban.
7. Langkah 1 diulangi sampai 6 bahan landasan berbeda.
B. Menentukan koeisien gesek kinetis
1. Beban 1 ditimbang dengan menggunakan neraca.
2. Peralatan disusun dengan kemiringan tertentu.
3. Benda 1 diletakkan pada posisi tertentu, dicatat 2 buah titik acuan pada
landasan.
4. Diberi beban benda 2.
5. Waktu yang diperlukan oleh benda 1 dicatat.
6. Beban benda 2 ditimbang dan dicatat massanya.
7. Langkah 1 sampai 6 diulangi untuk beban yang berbeda.
8. Langkah 1 sampai 7 diulangi untuk sudut kemiringan yang berbeda.
9. Untuk langkah 1 sampai 8 diulangi untuk beban landasan yang berbeda.
3.3 Analisis Data

Berikut merupakan analisis data gaya gesek dalam praktikum:

a. Koefisien gesek statik (µs)


1
Ralat : ∆ m= nst
2

1
∆θ = nst
2

Persamaan koefisien gesek statik: μ s = tan θ

∂μ s
Ralat: ∆ μ s = |∆ θ| = sec2 θ|∆ θ|
∂θ

b. Koefisien gesek kinetik μ k


1
Ralat untuk m: ∆ m= nst
2
1
Ralat untuk t: ∆ t= nst
2
1
Ralat untuk θ= nst
2
Ralat untuk α : ∆ α =
δα
δs | | | |
|∆ s|+
δα
δt
∨∆t∨¿

Persamaan koefisien

1 m2 a
μ k=( (( +1)(1- )-1)-tan θ
cos θ m1 g

Persamaan ralat koefisien gesek kinetis

∆ μ k= |δμδ θk|∨∆ θ∨¿ + |δμδ mk|∨∆ m ∨¿ + |δμak| 4 θ


1 2

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum koefisien gaya gesek benda ini
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan koefisien gesek statis
Landasan Kayu

No M (gr) θ 0
μ s = μ́ s ∆μ s
tan θ
1 m1 = 171,5 1.47 1,07 1,056 0,0414
1
2.45
11,07
3.47 1,11
1,03
4.48
5.46
2 m2 = 221,5 1.38 0,78 0,854 0,0635
2.39 0,80
3.42 0,90
4.43 0,93
5.41 0,86
3 m3 = 271,5 1.33 0,64 0,71 0,109
2.37 0,75
3.36 0,72
4.38 0,78
5.42 0,90

Tabel 4.1 Menentukan koefisien gesek statis pada landasan kayu

I ( K ( AP
) )
3,9 96,1 2,40
7,4 92,6 2,130
15,3 84,7 1,815

Landasan Kaca

No Massa (gr) θ 0
μ s = μ́ s ∆μ
tan θ s
1 171,5 1.24 0,44 0,396 0,058
2.17 0,30
3.21 0,38
4.23 0,42
5.24 0,44
2 221,5 1.23 0,42 0,47 0,04
2.28 0,53
3.26 0,48
4.25 0,46
5.25 0,46
3 271,5 1.29 0,55 0,508 0,030
2.26 0,48
3.28 0,53
4.27 0,50
5.26 0,48

Tabel 4.2 Menentukan koefisien gesek statis pada landasan kaca

I (%) K (%) AP
14,6 85,4 1,83
8,5 91,5 2,070
5,9 94,1 2,2229
b. Menentukan koefisien gesek kinetis
Landasan Kayu

θ massa (gr) t (s) a ( μ k μ́ k ∆μ


0
k
m
2 )
s
45 m1= 10 0,88 103,3 -28,99 -21,81 10,1
m2 = 20 1,31 46,6 -14,64
m3 = 30 1,47 37,02
60 m1= 10 1,07 69,87 -18,961 -18,22 1,042
m2 = 20 1,25 51,2 -17,48
m3 = 30 1,41 40,23

I (%) K (%) AP
-46,3 146,3 0,67
-5,7 105,7 -0,244

Landasan Kaca

θ massa (gr) t (s) a ( μ k μ́ k ∆μ


0
k
m
2 )
s
m1= 10 1,03 75,4 -20,62 -14,26 24,3
45 m2 = 20 0,90 98,76 -38,32
m3 = 30 0,88 103,3
60 m1= 10 0,89 100,9 -28,27 -30,57 19,12
m2 = 20 0,78 -49,56
9
m3 = 30 0,67
131,4
9
170,2

I (%) K (%) AP
-173 273 1,23
-62,5 162,5 0,8
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan koefisien gesek benda pada permukaan datar telah
diperoleh hasil beserta perhitungannya di tabel hasil. Hasil perhitungan diketahui
bahwa sudut bidang miring mempengaruhi gaya gesek pada benda. semakin besar
sudutnya maka akan semakin besar pula koefisien geseknya. Dalam percobaan ini
digunakan berat bahan yang berbeda-beda. Pengaruh berat benda terhadap
koefisien geseknya berdampak pada kecepatan benda pada saat tepat akan
bergerak. Berdasarkan hasil diketahui bahwa benda yang memiliki beban lebih
berat akan lebih cepat tepat akan bergerak dibanding benda yang beratnya lebih
kecil. Sehingga sudut yang dibentuk lebih kecil ketika bidang miring dimiringkan
sampai benda yang berada dipermukaan tepat akan bergerak. Hal ini terjadi pada
koefisien gesek statis, koefisien gesek statis tidak memerlukan waktu dan
percepatan bendanya untuk mengetahui koefisien geseknya.
Percepatan gaya gesek kinetik terhadap benda berbeda dengan koefisien
gaya gesek statis. Dalam percobaan ini untuk menentukan koefisien gesek
kinetisnya diperlukan waktu untuk mengukur benda pada saat bergerak ke titik
tertentu. Sehingga pada gaya gesek kinetik akan diketahui percepatan terhadap
waktu. Sedangkan pada gaya gesek kinetis tidak.
Pengaruh koefisien gesek terhadap benda mempengaruhi kecepatan benda.
apabila tidak terdapat koefisien gesek atau koefisien geseknya 0, maka benda akan
meluncur dengan cepat. Biasanya hal ini terjadi apabila benda meluncur pada
permukaan yang licin sekali. Koefisien gesek pada penerapannya adalah ketika
kita sedang berjalan di permukaan tanah. Apabila tidak terdapat gesekan antara
permukaan tanah dengan kaki, maka kita akan terpeleset.
Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti pada saat berjalan dapat juga
terjadi pada benda yang diluncurkan pada permukaan kasar dan permukaan licin.
Diketahui dari hasil pengamatan bahwa benda bergerak di atas permukaan
licinlebih cepat dibandingkan pada permukaan kasar. Hal ini terjadi karena
koefisien gesekan pada permukaan licin lebih kecil sehingga benda cepat bergerak
dan koefisien gesek pada permukaan kasar lebih besar sebagai akibat
persinggungan benda dengan permukaan tersebut sehingga benda bergerak
lambat.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum koefisien gaya gesek
pada benda ini adalah:

1. Gaya gesek merupakan suatu akibat dari dua buah benda yang saling
bersinggungan saat melakukan suatu gaya.
2. Gaya gesek statis adalah gaya gesekan antara dua buah benda yang dalam
keadaan diam.
3. Gaya gesek kinetis adalah gaya gesekan antara dua buah benda yang saling
bergerak.
4. Apabila tidak terdapat koefisien gesek atau koefisien geseknya 0, maka benda
akan meluncur dengan cepat.
5. Semakin besar sudutnya maka akan semakin besar pula koefisien geseknya.
6. Benda yang memiliki beban lebih berat akan lebih cepat bergerak
dibandingkan benda yang beratnya lebih kecil, sehingga sudut yang dibentuk
lebih kecil ketika bidang miring dimiringkan.

5.2 Saran

Saat melakukan praktikum di laboratorium, sebaiknya praktikan terlebih


dahulu mengecek semua peralatan yang akan digunakan apakah masih bisa
dipakai atau perlu diganti. Hal ini agar proses percobaan dapat berjalan tanpa
kendala sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimum dari praktikum yang telah
dilakukan. Selain itu praktikan juga harus menguasai materi yang akan
dipraktikkan agar lebih mudah dan cepat dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Resnick, Halliday. 1997. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Sutrisno. 1997. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

Tim Fisika Dasar. 2013. Modul Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember:
Universitas Jember.

Zemansky, Sears. 1998. Fisika Universitas. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai