P a g e 1 | 31
Sifat lembaga Lembaga bersifat tidak Lembaga milik pemerintah
mencari keuntungan tetapi (BUMN/BUMD) yang
melayani masyarakat bersifat mencari keuntungan
P a g e 2 | 31
Bendahara Umum
Negara/Daerah bukan oleh
Bendahara Penerimaan
Penyusunan Laporan Penggunaan LAK disusun Pada akuntansi komersial
Arus Kas (LAK) oleh Bendahara Umum yang mempunyai cabang,
karena pengakuan LAK disusun oleh cabang
pendapatan dan belanja dan selanjutnya oleh kantor
setelah diterima atau diganti pusat disusun LAK
oleh Bendahara Umum Konsolidasian
Bukti Kepemilikan Terdapat ekuitas dana tanpa Terdapat bukti kepemilikan
adanya bukti kepemilikan pada ekuitasnya
Proses Pemerintah menyusun Melalui mekanisme Rapat
Pertanggungjawaban laporan keuangan yang Umum Pemegang Saham
terdiri atas LRA, neraca, (RUPS)
LAK dan Catatan atas
laporan keuangan (Calk)
kepada DPR, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten
dan DPRD Kota. Sebelum
disampaikan pada badan
legislatif masing-masing,
baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah
harus menyampaikan terlebih
dahulu pada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)
selaku auditor eksternal
Pemeriksaan Laporan Diperiksa oleh BPK dalam Diperiksa oleh KAP (Kantor
Keuangan rangka pemberian opini atas Akuntan Publik) dengan
laporan yang disusun menggunakan SPAP
pemerintah, KAP yang ( Standar Profesional
ditunjuk BPK dapat pula Akuntan Publik) yang
memberi opini dikeluarkan oleh IAI
BAB II
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
P a g e 3 | 31
1. Jelaskan ciri khusus Akuntansi Pemerintahan
a) Mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan azas
demokrasi serta ada pemisahan wewenang antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Eksekutif menyusun anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan
alat pengendalian, dan selanjutnya legislatif mengesahkan eksekutif melaksanakan
kegiatan dalam batas-batas apropriasi, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan
anggaran kepada legislatif dan rakyat.
b) Berkaitan dengan sistem pemerintahan kita yang terdiri dari pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah atasan memberi arahan
kepada pemerintah dibawahnya, dan pemerintah yang menghasilkan pajak dan bukan
pajak yang lebih besar perlu memperhatikan sistem bagi hasil, alokasi dana, hibah,
ataupun subsidi pada pemerintah yang relatif kurang pendapatannya
c) Bahwa investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
d) Sebagian besar pendapatan pemerintah pada pungutan pajak, tidak ada kaitan
langsung dengan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak yang bersangkutan
e) Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam asset tetap yang mempunyai
masa manfaat yang lama dengan konsekuensi pemeliharaan yang memadai agar masa
manfaat dapat dipertahankan
2. Jelaskan mengenai Anggaran dalam Akuntansi Pemerintahan dan dampaknya bagi
pelaporan keuangan Pemerintah
Dalam Akuntansi Pemerintahan, selain anggaran, terdapat akuntansi anggaran dan
pelaksanannya tertuang dalam salah satu komponen laporan keuangan yaitu laporan realisasi
anggaran/neraca bagi akuntansi pemerintahan merupakan byproduct dari laporan realisasi
anggaran. Hal tersebut terlihat dalam jurnal transaksi, pertama-tama adalah bertalian dengan
anggaran dan realisasi anggaran, selanjutnya bila jurnal anggaran mengakibatkan perubahan
asset diikuti dengan jurnal korolari. Dengan demikian, dalam kerangka dasar akuntansi
pemerintah menganut pendekatan pendapatan beban/belanja (revenue expense approach).
3. Jelaskan mengenai jenis-jenis dari Akuntansi Pemerintahan
1) Akuntansi pemerintah pusat yang terdiri dari akuntansi departemen/kementrian,
akuntansi lembaga tinggi negara, akuntansi lembaga non departemen lainnya dan akuntansi
dari unit-unit vertikal baik dipusat maupun daerah
2) Akuntansi pemerintah daerah provinsi
3) Akuntansi pemerintah daerah kabupaten
4) Akuntansi pemerintah daerah kota
Masing-masing akuntansi di atas merupakan akuntansi dengan kemandirian entitas
yaitu mempunyai :
P a g e 4 | 31
1) Kewenangan untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan
Tanggungjawab penuh
2) Mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
3) Bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan utang, serta sumber daya di luar
neraca serta terlaksana tidaknya program yang telah ditentukan
BAB III
ERA INDISCHE COMPTABILITEITSWET (ICW)
DAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA
2. Sebutkan 11 jenis Belanja Negara sesuai fungsinya menurut UU no.17 tahun 2003
Pelayanan umum
Pertahanan
Ketertiban dan keamanan
Ekonomi
Lingkungan hidup
Perumahan dan fasilitas umum
Kesehatan
Pariwisata dan budaya
Agama
Pendidikan
Perlindungan sosial
P a g e 7 | 31
BAB IV
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 17 TAHUN 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA
P a g e 10 | 31
Penganggaran terpadu berlaku untuk semua jenis belanja dalam rangka
melaksanakan kegiatan pemerintahan secara efisien. Departemen keuangan
dalam Modul Perencanaan dan Penganggaran APBN menyebutkan 5
komponen pokok anggaran terpadu yaitu:
Penetapan satuan kerja selaku kuasa pengguna anggaran untuk
melaksanakan semua kegiatan yang ditetapkan menteri/pimpinan
lembaga
Setiap satuan kerja minimal mempunyai 1 kegiatan dalam rangka
mewujudkan sebagian sasaran program dari unit organisasi
Kegiatan satuan kerja mempunyai keluaran yang jelas dan tidak
tumpang tindih dengan keluaran kegiatan lain
Jenis belanja yang ditetapkan dengan kriteria yang sama untuk semua
kegiatan
Satu dokumen perencanaan, satu dokumen penganggaran dan satu
dokumen pelaksanaan anggaran untuk semua jenis satuan kerja dan
kegiatan
b) Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
Berdasarkan PP No 21 Tahun 2004, dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja dari
setiap program dan jenis pendapatan. Kementerian/lembaga harus memperkuat
diri dalam mengembangkan indikator kinerja dan sistem pengukuran kinerja,
dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya. Menteri
keuangan menetapkan standar biaya umum maupun khusus bagi pemerintah
pusat dan standar biaya yang ditetapkan dapat berupa standar biaya masukan
pada tahap awal penerapan anggaran berbasis kinerja dan nantinya menjadi
standar biaya keluaran. Penanggungjawab evaluasi kinerja (1) pimpinan
satuan kerja bertanggungjawab terhadap evaluasi kegiatan (2)
menteri/pimpinan lembaga bertanggungjawab terhadap evaluasi kinerja
program.
c) Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium
Term Expenditure Framework)
Menurut UU No. 17 Tahun 2004 :
(1) Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga
selaku pengguna anggaran/barang menyusun rencana kerja dan anggaran
kementerian negara/lembaga tahun berikutnya
(2) Rencana kerja dan anggaran tersebut, disertai dengan prakiraan belanja
untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun
Manfaat yang diperoleh dengan penganggaran ini antara lain :
(1) Alokasi sumber daya yang lebih rasional
(2) Menjamin keberlanjutan pembiayaan program/kegiatan
(3) Perencanaan untuk tahun-tahun berikutnya cenderung lebih mudah
(4) Mendorong peningkatan kinerja pelayanan
Kelemahan penganggaran ini antara lain :
(1) Diperlukan kestabilan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi makro,
adanya ketidakstabilan menyebabkan kurang tepatnya alokasi sumber daya
P a g e 11 | 31
(2) Diperlukan keterpaduan kebijakan perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaannya, ketidakterpaduan tersebut akan mempersulit pengalokasian
dana dan ada kemungkinan alokasi dana didominasi aspek politik
BAB V
P a g e 12 | 31
Pengelolaan investasi dan barang milik Negara/Daerah
Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan Negara/Daerah
Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
Penyelesaian kerugian Negara/Daerah
Pengelolaan Badan Layanan Umum
Perumusan standar, kebijakan serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD
Menteri keuangan sebagai pembantu Presiden pada dasarnya adalah Chief Financial
Officer (CFO) Pemerintah RI, sedangkan menteri/pimpinan lembaga pada dasarnya adalah
Chief Operational Officer (COO) untuk bidang pemerintahan tertentu.
Fungsi pengawasan keuangan di sini berbeda pada aspek rechtmatigheid dan wetmatigheid
dan hanya dilakukan pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran, sehingga berbeda
dengan fungsi pre-audit yang dilakukan oleh kementrian teknis atau pas-audit yang
dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional.
a. Bendahara Umum Negara
Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara berwenang:
1. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara
2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara
4. Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara
P a g e 13 | 31
5. Menunjuk bank atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran Negara.
6. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
anggaran Negara
7. Menyimpan uang negara
8. Menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi
9. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat penguuna anggaran
beban rekening kas umum negara
10. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
11. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
12. Melakukan pengelolaan utang dan piutang Negara
13. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintahan
14. Melakukan penagihan piutang Negara
15. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara
16. Menyajikan informasi keuangan Negara
17. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik negara
18. Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum negata di wilayah kerja yang telah
ditetapkan.
f. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna anggaran/penguna barang bagi
sektor yang dipimpinnya mempunyai wewenang:
- Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
- Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
- Melakukan pengajuan atas kegiatan dan meningkatkan pembayaran
P a g e 15 | 31
- Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
- Mengelola utang dan piutang
- Menggunakan barang milik daerah
- Mengawasi pelaksanaan anggaran
- Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sektor perangkat daerah yang
dipimpinnya
P a g e 16 | 31
wewenang dan tanggung jawabnya. Penerimaan harus seluruhnya ke kas Negara
/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dengan peraturan pemerintah, dan tidak
boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran. Penerimaan berupa komisi,
potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan
barang/jasa oleh Negara/daerah akibat hak Negara/daerah.
Terutama perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran
dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan
dana yang menganggur untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.
P a g e 17 | 31
Demikian pula dalam rangka pelaksanaan pembiayaan ditetapkan pejabat yang diberi
kuasa untuk menyatakan utang negara/daerah.
Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan dalam suatu peraturan pemerintah dan disusun
oleh suatu Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen, yang terdiri dari
para profesional.
Agar KSAP terjamin independensinya, komite dibentuk dengan keputusan Presiden dan
haarus bekerja berdasarkan suatu due process. Selain itu usul SAP yang disusun KSAP
perlu memperoleh pertimbangan dari BPK, sebagai bahan untuk penyempurnaan.
Hasil penyempurnaan tersebut diberitahukan kepada BPK, dan selanjutnya usul yang telah
disempurnakan diajukan kepada Menteri keuangan untuk selanjutnya ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
Agar informasi laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan
akuntanbilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang terdiri dari
Sistem Akuntansi Pusat yang dilaksanakan oleh kementrian keuangan dan Sistem
Akuntansi Instansi yang dilaksanakan oleh kementrian Negara/Lembaga.
Laporan keuangan pemerintah terlebih dahulu harus diaudit oleh BPK sebelum
disampaikan kepada DPR/DPRD. Audit atas laporan keuangan harus diselesaikan
P a g e 18 | 31
selambat-lambatnya 2 bulan setelah laporan keuangan tersebut diterima BPK dari
pemerintah.
Setiap pimpinan kementrian Negara / lembaga / kepala satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) wajib segera melakukan tuntutan ganti rugi setelah mengetahui bahwa dalam
oeganisasi yang dipimpinnya terjadi kerugian.
Bendahara, pegawai negara bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk
mengganti kerugian Negara/daerah dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana, apabila terbukti melakukan pelanggaran administratif dan/atau pidana.
BAB VI
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 15 TAHUN 2004
TENTANG
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
BPK diberi kewenangan untuk mendapatkan data, dokumen dan keterangan dari pihak
yang diperiksa, kesempatan untuk memeriksa secara fisik setiap aset yang berada dalam
pengurusan pejabat instansi yang diperiksa, termasuk melakukan penyegelan untuk
mengamankan uang, barang dan/atau dokumen pengelolaan keuangan Negara pada saat
pemeriksaan berlangsung.
P a g e 19 | 31
2. Berikan uraian yang menggambarkan proses pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.
Proses pemeriksaan oleh BPK didasarkan pada suatu standar pemeriksaan yang disebut
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Dalam melakukan tugasnya, BPK
memiliki kebebasan dan kemandirian untuk menentukan objek yang akan diperiksa,
kecuali pemeriksaan yang objeknya sudah diatur tersendiri dalam undang-undang atau
pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan.
Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan BPK disusun dan disajikan dalam laporan hasil
pemeriksaan (LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai, kemudian disampaikan
kepada DPR / DPD / DPRD / Pemerintah sesuai dengan kewenangannya untuk
ditindaklanjuti. Apabila pemeriksaan menemukan unsur pidana, undang-undang
mewajibkan BPK untuk menyampaikan kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi
publik, undang-undang menetapkan bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang sudah
disampaikan kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka untuk umum, agar
masyarakat memperoleh kesempatan untuk mengetahui hasil pemeriksaan antara lain
melalui publikasi dan situs web BPK.
P a g e 20 | 31
BAB VII
P a g e 22 | 31
Surat perintah membayar- pengganti UP/ SPM GU : surat perintah untuk
membayar biaya-biaya pengganti uang persediaan yang dibebankan kepada
MAK yang telah disedikan.
BAB VIII
REFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
DITINJAU DARI SUDUT SIKLUS ANGGARAN
P a g e 23 | 31
B. Pengajuan rancangan UU-APBN,disertai Nota keuangan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya
C. Pembahasan rancangan UU-APBN dan pengambilan keputusan oleh DPR
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan :
a. Pembahasan dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan
dan kedudukan DPR
b. APBN yang disetujui DPR terinci dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja
c. Apabila DPR tidak menyetujui rancangan UU-APBN, Pemerintah Pusat dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tinggi nya sebesar angka APBN tahun
anggaran sebelumnya
D. Setelah APBN ditetapkan dengan UU, pelaksanaan nya dituangkan lebih lanjut
dengan keputusan Presiden
E. Setelah anggaran dilaksanakan,pemerintah menyusun laporan realisasi semester 1
APBN dan program untuk 6 bulan berikutnya,dan disampaikan pada DPR
selambat-lambatnya akhir Juli tahun anggaran yang bersangkutan, selanjutnya
diadakan pembahasan bersama antara DPR dengan Pemerintah Pusat
F. Berdasarkan hasil pembahasan laporan realisasi semester,selanjutnya Pemerintah
Pusat mengajukan rancangan undang-undang tentang perubahan APBN tahun
anggaran yang bersangkutan berakhir
G. Penyusunan laporan keuangan oleh pemerintah
H. Pemerintah menyampikan laporan keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir untuk diaudit dan
diberikan opini
I. Pemerintah menyampaikan rancangan undang-undang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN kepada DPR,berupa laporan keuangan yang telah diaudit oleh
BPK selambat-lambat nya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir
J. Pengesahan pertanggungjawaban yang disusun pemerintah oleh DPR selambat-
lambatnya bulan Agustus
P a g e 24 | 31
BAB IX
Strategi pengembangan SAP adalah basis kas menuju akrual ( cash towards
accrual ) dengan memperlakukan basis kas untuk pendapatam, belanja, dan
pembiayaan, dan basis akrual untuk asset, utang, dan ekuitas dan selanjutnya
menuju ke akrual semuanya
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami
1. Relevan
Laporan keuangan relevan bila informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna, yaitu:
a. Memiliki manfaat umpan balik
b. Memiliki manfaat prediktif
c. Tepat waktu
d. Lengkap
2. Andal
a. Dapat diverifikasi
b. Disajikan secara jujur
c. Netral
3. Dapat diperbandingkan
Laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan:
a. Laporan keuangan periode sebelumnya (intern)
b. Laporan keuangan entitas pelaporan lain (ekstern)
4. Dapat dipahami
Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi tersebut.
Basis Akuntansi
P a g e 26 | 31
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO (Laporan Operasional), beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya
laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk
memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa
disajikan pula pada LO.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun
berdasarkan basis akrual.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintah.
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat
digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang
dan belanja dalam periode tersebut.
Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau
belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau
mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
P a g e 27 | 31
principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi
yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengungkapan Lengkap
Penyajian Wajar
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun
laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
P a g e 28 | 31
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
BAB X
1. Diketahui data-data untuk menysusun Neraca Awal Kota XYZ Per 1 Januari 2014
sebagai berikut (dalam jutaan Rp) :
Kas di Kas Daerah 1000
Piutang Pajak 2000
Persediaan 750
Penyertaan Modal pada BUMN 5000
Tanah 1500
Gedung dan Bangunan 2500
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 1750
Mesin dan Peralatan 1500
Konstruksi dalam Pengerjaan 500
Dana Cadangan Pelabuhan 2250
Utang Bunga 250
Utang Gaji 1250
Utang Obligasi 4000
Utang Jangka Panjang pada Pusat 3500
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang pada Pusat 500
P a g e 29 | 31
Diminta: susunlah Neraca Awal Kota XYZ per 1 Januari 2014
NERACA
KOTA XYZ
PER 1 JANUARI 2014
(Dalam Jutaan Rp)
P a g e 30 | 31
2. Buatlah jurnal transaksi dan jurnal korolari (kalua ada) untuk transaksi-transaksi
berikut :
Diterima pendapatan Daerah dari pajak daerah Rp.100.000.000, Retribusi Daerah
Rp.50.000.000, Bagian laba BUMD Rp.75.000.000, dari PPh Rp.125.000.000,
dari PBB Rp.150.000.000.
Dilakukan belanja daerah yaitu belanja pegawai Rp.125.000.000 (PPh
Rp.5.000.000), belanja bunga Rp.50.000.000, dan belanja subsisi Rp.20.000.000
Dilakukan belanja tanah Rp.100.000.000 dan belanja mesin dan peralatan
Rp.150.000.000.
Diterima pinjaman dari pusat sebesar Rp.300.000.000
Dibayar pokok pinjaman ke pusat sebesar Rp.50.000.000
Jawaban :
P a g e 31 | 31