Anda di halaman 1dari 31

BAB I

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK/PEMERINTAHAN

1. Sebutkan definisi Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan sumber
daya atau sumber dana yang berasal dari masyarakat antara lain : pengelolaan dana
pemerintah yang mencakup pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau dari sektor lainnya
seperti partai politik, lembaga swadaya masyarakat <LSM>, yayasan pendidikan, yayasan
kesehatan, yayasan keagamaan, serta organisasi sektor publik lainnya. Pengelolaan dana
masyarakat itu sifatnya bukan milik individu melainkan milik publik.
2. Jelaskan ciri-ciri organisasi sektor publik
-Tujuan : melayani masyarakat baik jasmani maupun rohani agar sejahtera
-Aktivitas : program pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan publik
(public services)
-Sumber pembiayaan : berasal dari publik (masyarakat) dan pendapatan lain yang sah
-Pertanggungjawaban : kembali kepada publik mengenai keuangan melalui lembaga
perwakilan masyarakat dapat berupa laporan keuangan
3. Jelaskan perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Pemerintahan

Kriteria Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Pemerintahan


 Bagian/Cakupan Mencakup Akuntansi Merupakan bagian dari
Pemerintahan Akuntansi Sektor Publik
(ASP)
 Aturan/Ketentuan Diatur oleh Standar Diatur oleh Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) Akuntansi Pemerintah (SAP)
dan SAP
 Lembaga yang diatur Lembaga yang memberikan Lembaga pendidikan dan
pelayanan publik termasuk kesehatan yang
lembaga pemerintah, LSM, organisasinya di bawah
organisasi politik, yayasan Departemen Pendidikan dan
pendidikan, yayasan Kebudayaan atau
kesehatan, yayasan Departemen Kesehatan atau
keagamaan pemda
 Yang menyusun Disusun oleh Ikatan Disusun oleh Komite
aturan Akuntan Indonesia (IAI) Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP) yang
diperkuat dengan Peraturan
Pemerintah

P a g e 1 | 31
 Sifat lembaga Lembaga bersifat tidak Lembaga milik pemerintah
mencari keuntungan tetapi (BUMN/BUMD) yang
melayani masyarakat bersifat mencari keuntungan

4. Uraikan perbedaan Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi Komersial

Kriteria Akuntansi Pemerintahan Akuntansi Komersial


 Laporan Keuangan Tidak mengenal Laporan Mengenal Laporan Laba
Laba Rugi melainkan Rugi yang menghasilkan laba
Laporan Realisasi Anggaran atau rugi
(LRA) yang menghasilkan
Defisit atau Surplus dan Sisa
Lebih (Kurang) Pembiayaan
Anggaran (SILPA/SIKPA)
 Anggaran Terdapat anggaran dan Hanya terdapat anggaran
akuntansi anggaran saja, tidak ada akuntansi
(budgetary accounting) anggaran
 Standar Akuntansi Mengacu pada Standar Mengacu pada standar
Akuntansi Pemerintahan akuntansi keuangan (SAK)
(SAP)
 Cara Pencatatan Dicatat dalam budgetary Tidak terdapat budgetary
Transaksi accounting, bila accounting dan juga tidak ada
mengakibatkan perubahan pencatatan korolari
aset atau kewajiban (kecuali
kas Negara atau Daerah)
diperlukan pencatatan
korolari
 Basis Akuntansi Basis kas menuju akrual Basis akrual untuk neraca
(cash toward accrual) yaitu dan laporan laba rugi
basis kas untuk pendapatan,
belanja dan pembiayaan,
akrual untuk pencatatan aset,
kewajiban dan ekuitas
 Pengukuran Basis Pengeluaran dibukukan Cash nya diperlakukan
Kas sebagai belanja, apabila telah sebagai imprest fund,mirip
dikeluarkan dari Bendahara dengan akuntansi
Umum Negara/Daerah bukan pemerintahan tetapi pada
oleh Bendahara Pengeluaran akuntansi komersial dapat
dan penerimaan dibukukan petty cash sebagai fluctuating
sebagai pendapatan apabila fund yang tidak berlaku pada
telah disetor/diterima oleh akuntansi pemerintahan

P a g e 2 | 31
Bendahara Umum
Negara/Daerah bukan oleh
Bendahara Penerimaan
 Penyusunan Laporan Penggunaan LAK disusun Pada akuntansi komersial
Arus Kas (LAK) oleh Bendahara Umum yang mempunyai cabang,
karena pengakuan LAK disusun oleh cabang
pendapatan dan belanja dan selanjutnya oleh kantor
setelah diterima atau diganti pusat disusun LAK
oleh Bendahara Umum Konsolidasian
 Bukti Kepemilikan Terdapat ekuitas dana tanpa Terdapat bukti kepemilikan
adanya bukti kepemilikan pada ekuitasnya
 Proses Pemerintah menyusun Melalui mekanisme Rapat
Pertanggungjawaban laporan keuangan yang Umum Pemegang Saham
terdiri atas LRA, neraca, (RUPS)
LAK dan Catatan atas
laporan keuangan (Calk)
kepada DPR, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten
dan DPRD Kota. Sebelum
disampaikan pada badan
legislatif masing-masing,
baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah
harus menyampaikan terlebih
dahulu pada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)
selaku auditor eksternal
 Pemeriksaan Laporan Diperiksa oleh BPK dalam Diperiksa oleh KAP (Kantor
Keuangan rangka pemberian opini atas Akuntan Publik) dengan
laporan yang disusun menggunakan SPAP
pemerintah, KAP yang ( Standar Profesional
ditunjuk BPK dapat pula Akuntan Publik) yang
memberi opini dikeluarkan oleh IAI

BAB II
AKUNTANSI PEMERINTAHAN

P a g e 3 | 31
1. Jelaskan ciri khusus Akuntansi Pemerintahan
a) Mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan azas
demokrasi serta ada pemisahan wewenang antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Eksekutif menyusun anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan
alat pengendalian, dan selanjutnya legislatif mengesahkan eksekutif melaksanakan
kegiatan dalam batas-batas apropriasi, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan
anggaran kepada legislatif dan rakyat.
b) Berkaitan dengan sistem pemerintahan kita yang terdiri dari pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah atasan memberi arahan
kepada pemerintah dibawahnya, dan pemerintah yang menghasilkan pajak dan bukan
pajak yang lebih besar perlu memperhatikan sistem bagi hasil, alokasi dana, hibah,
ataupun subsidi pada pemerintah yang relatif kurang pendapatannya
c) Bahwa investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
d) Sebagian besar pendapatan pemerintah pada pungutan pajak, tidak ada kaitan
langsung dengan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak yang bersangkutan
e) Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam asset tetap yang mempunyai
masa manfaat yang lama dengan konsekuensi pemeliharaan yang memadai agar masa
manfaat dapat dipertahankan
2. Jelaskan mengenai Anggaran dalam Akuntansi Pemerintahan dan dampaknya bagi
pelaporan keuangan Pemerintah
Dalam Akuntansi Pemerintahan, selain anggaran, terdapat akuntansi anggaran dan
pelaksanannya tertuang dalam salah satu komponen laporan keuangan yaitu laporan realisasi
anggaran/neraca bagi akuntansi pemerintahan merupakan byproduct dari laporan realisasi
anggaran. Hal tersebut terlihat dalam jurnal transaksi, pertama-tama adalah bertalian dengan
anggaran dan realisasi anggaran, selanjutnya bila jurnal anggaran mengakibatkan perubahan
asset diikuti dengan jurnal korolari. Dengan demikian, dalam kerangka dasar akuntansi
pemerintah menganut pendekatan pendapatan beban/belanja (revenue expense approach).
3. Jelaskan mengenai jenis-jenis dari Akuntansi Pemerintahan
1) Akuntansi pemerintah pusat yang terdiri dari akuntansi departemen/kementrian,
akuntansi lembaga tinggi negara, akuntansi lembaga non departemen lainnya dan akuntansi
dari unit-unit vertikal baik dipusat maupun daerah
2) Akuntansi pemerintah daerah provinsi
3) Akuntansi pemerintah daerah kabupaten
4) Akuntansi pemerintah daerah kota
Masing-masing akuntansi di atas merupakan akuntansi dengan kemandirian entitas
yaitu mempunyai :

P a g e 4 | 31
1) Kewenangan untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan
Tanggungjawab penuh
2) Mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
3) Bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan utang, serta sumber daya di luar
neraca serta terlaksana tidaknya program yang telah ditentukan

BAB III
ERA INDISCHE COMPTABILITEITSWET (ICW)
DAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA

1. Jelaskan Akuntansi Pemerintahan yang diterapkan pada Era ICW


Akuntansi Pemerintahan yang diterapkan merupakan akuntansi warisan Belanda.
Pada saat itu, pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan negara menggunakan
P a g e 5 | 31
instructieen Vendere Bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR) staatsblad
1933 No. 320. Pada era ICW, anggaran yang disusun dan dilaksanakan pemerintah
pada mulanya berbasis kas yang dimodifikasi. Dalam praktek pada masa ICW
pemerintah berusaha menyusun neraca berdasarkan data yang dikumpulkan tanpa
proses akuntansi yang lazim dan hanya berdasarkan taksiran taksiran. Selain itu, juga
terdapat akuntansi asset tetap, akuntansi uang, akuntansi anggaran, akuntansi
bendaharawan dan sebagainya. Namun disusun berdasarkan sistem masing-masing.

2. Sebutkan 11 jenis Belanja Negara sesuai fungsinya menurut UU no.17 tahun 2003
 Pelayanan umum
 Pertahanan
 Ketertiban dan keamanan
 Ekonomi
 Lingkungan hidup
 Perumahan dan fasilitas umum
 Kesehatan
 Pariwisata dan budaya
 Agama
 Pendidikan
 Perlindungan sosial

3. Apa tujuan membagi jenis Belanja Negara sesuai fungsinya tersebut


 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan belanja negara
dengan cara meminimalisasi duplikasi rencana kerja dan penganggaran belanja
negara serta meningkatkan antara output (keluaran) dengan outcomes (hasil)
yang dicapai dengan penganggaran organisasi
 Menyesuaikan dengan klasifikasi yang digunakan internasional

4. Uraikan mengenai pembagian kewenangan pengelolaan Keuangan Negara pada Era


Reformasi dan jelaskan juga dampaknya
Reformasi keuangan negara masalah pelaksanaan anggaran adalah diadakannya
pembagian kewenangan pengelolaan keuangan antara menteri teknis sebagai Chief
Operational Officer (COO) dengan menteri keuangan selaku Chief Financial Officer
(CFO). Pembagian wewenang tersebut akan mengakibatkan :
1. Terlaksananya mekanisme saling uji dalam pelaksanaan anggaran, wewenang
otorisasi ada pada COO, sedangkan wewenang ordonasi ada pada pengguna
anggaran. Berdasarkan produk otorisator (dalam bentuk Dokumen
Pelaksanaan Anggaran / DIPA), pengguna anggaran dapat menerbitkan produk
ordonator (dalam bentuk Surat Perintah Membayar / SPM)
Berdasarkan SPM tersebut Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
2. Makin jelasnya akuntanbilitas menteri keuangan sebagai Bendahara Umum
Negara dan meteri teknis sebagai pengguna anggaran, perubahan dalam
pengelolaan kas negara adalah penerapan Treasury Single Account (TSA),
agar dana yang dikelola pemerintah secara optimal mendukung pelaksanaan
anggaran.
P a g e 6 | 31
5. Jelaskan pengertian Dana Perimbangan dan tujuannya
Pengertian : dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah (otonom) untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi. Jumlah Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran dalam
APBN.
Tujuan Dana Perimbangan:
- Konsolidasi desentralisasi fiskal
- Mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah (vertical fiscal
imbalance) dan kesenjangan fiskal antar pemerintah daerah (horizontal fiscal
imbalance)
- Meningkatkan pelayanan publik
- Memperbaiki pelayanan otonomi daerah dengan mempertahankan fiscal
sustainability
- Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali pendapatan asli daerah (PAD)

6. Jelaskan jenis-jenis Dana Perimbangan


 Ada 3 jenis dana perimbangan yaitu Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan
Dana Alokasi Khusus.
 Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentasi, untuk membiayai
kebutuhan daeah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan instrumen transfer ke daerah yang
bertujuan meminimkan ketimpangan fiskal antar daerah (fiscal gap), yaitu selisih
fiscal need dengan fiscal capacity, dan juga bertujuan untuk meratakan
kemampuan keuangan antar daerah dan dialokasikan dalam bentuk block grant.
 Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersal dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah yang bertujuan untuk membantu membiayai kegiatan
khusus urusan daerah yang sesuai dengan prioritas nasional.

P a g e 7 | 31
BAB IV
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 17 TAHUN 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA

1. Jelaskan pengertian keuangan negara


Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik Negara, berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.

2. Uraikan mengenai kekuasaan atas pegelolaan keuangan negara menurut UU no.17


tahun 2003
 Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
 Kekuasaan tersebut di atas selanjutnya :
1. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Dikuasakan kepada Menteri / pimpinan lembaga selaku pengguna
anggaran / pengguna barang kementrian Negara / lembaga yang
dipimpinnya.
3. Diserahkan kepada Gubernur / Bupati / Walikota selaku Kepala
Pemerintah Daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
4. Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter yang meliputi antara lain:
mengeluarkan dan mengedarkan uang yang diatur dengan undang-undang.
 Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri
Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
2. Menyusun rancangan APBN dan rancangan perubahan APBN
3. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
4. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan
5. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang ditetapkan dengan
Undang-Undang
6. Melaksanakan fungsi bendahara umum Negara
7. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN
8. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan
ketentuan undang-undang
Menteri keuangan selaku pembantu Presiden di bidang keuangan pada
dasarnya adalah Chief Financial Officer (CFO) pemerintahan RI.
 Menteri / Pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran dan pengguna barang
kementrian / lembaga yang dipimpinnya bertugas :
1. Menyusun rancangan anggaran Kementrian Negara / lembaga yang
dipimpinnya
P a g e 8 | 31
2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melaksanakan anggaran kementrian Negara / lembaga yang dipimpinnya
4. Melaksanakan penanganan penerimaan negara bukan pajak dan
menyalurkan ke kas Negara
5. Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab
kementrian negara / lembaga yang dipimpinnya
6. Mengelola barang / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementrian / lembaga yang dipimpinnya
7. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementrian negara /
lembaga yang dipimpinnya
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya
berdasarkan ketentuan undang-undang
Menteri Negara / pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran / pengguna
barang selaku pembantu presiden pada dasarnya adalah Chief Operational
Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan.
 Gubernur / Bupati / Walikota selaku kepala pemerintahan daerah dalam
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan di atas bahwa :
1. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh :
 Kepada satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat
pengelola APBD
 Kepada satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran / barang daerah
2. Pejabat pengelola keuangan daerah bertugas :
 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengolahan APBD
 Menyusun undangan APBD dan rancangan perubahan APBD
 Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan peraturan daerah
 Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah
 Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
3. Pejabat pengguna anggaran / barang bertugas :
 Menyusun anggaran satuan perangkat daerah yang dipimpinnya
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
 Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya
 Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
 Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
 Mengelola barang milik / kekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya

3. Jelaskan mengenai susunan APBN/APBD menurut UU No.17 Tahun 2003


 APBN/APBD merupakan wujud pengeolaan keuangan Negara/daerah yang
ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang/Peraturan Daerah
P a g e 9 | 31
 APBN/APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan
 Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak dan
hibah. Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah
 Belanja Negara digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara
pemerintahan pusat dan daerah
 Belanja Negara/daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
 APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan Negara/Daerah dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan
Negara/Daerah
 Penyusunan rancangan APBN/APBD berpedoman pada rencana kerja
pemerintah pusat/daerah dalam rangka mewujudkan tecapainya tujuan
bernegara

4. Jelaskan mengenai klasifikasi anggaran sesuai dengan UU No.17 Tahun 2003


UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Pasal 19 ayat 2) menyebutkan
bahwa rencana kerja anggaran pemerintah pusat dan SKPD (tingkat pemerintah
daerah) disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Selanjutnya agar
kinerja dapat diukur, maka Pasal 15 ayat 5, terinci sampai dengan unit organisasi,
fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Karena program, kegiatan dan sub
kegiatan harus ditetapkan sesuai dengan rencana kerja dan merupakan rangkaian yang
utuh dalam mencapai keluaran yang telah ditetapkan yaitu :
 Fungsi merupakan tugas pemerintahan yang terdiri dari pelayanan umum,
pertahanan, ketertiban dan ketenteraman, ekonomi, perlindungan lingkungan
hidup, perumahan dan pemukiman, kesehatan pariwisata dan budaya, agama,
pendidikan dan perlindungan sosial.
 Yang terdiri dari 11 fungsi utama yang dirinci ke dalam 79 sub fungsi,
penggunaan fungsi dan sub fungsi disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing kementerian Negara dan lembaga dan SKPD.
 Program yang merupakan penjabaran kegiatan kementerian Negara atau
lembaga ataupun SKPD berisikan satu atau beberapa kegiatan yang menjadi
landasannya dan sasaran kinerja yang jelas dan terukur dalam mendukung
pencapaian tujuan kebijakan.
 Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja sebagai bagian pencapaian sasaran yang terukur setara
program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran.
 Sub kegiatan merupakan bagian dari kegiatan yang mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan kegiatan.

5. Jelaskan mengenai tiga Pilar Penganggaran


Menurut UU No. 17 Tahun 2004, terdapat 3 pilar penganggaran Negara, yaitu :
a) Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting)

P a g e 10 | 31
Penganggaran terpadu berlaku untuk semua jenis belanja dalam rangka
melaksanakan kegiatan pemerintahan secara efisien. Departemen keuangan
dalam Modul Perencanaan dan Penganggaran APBN menyebutkan 5
komponen pokok anggaran terpadu yaitu:
 Penetapan satuan kerja selaku kuasa pengguna anggaran untuk
melaksanakan semua kegiatan yang ditetapkan menteri/pimpinan
lembaga
 Setiap satuan kerja minimal mempunyai 1 kegiatan dalam rangka
mewujudkan sebagian sasaran program dari unit organisasi
 Kegiatan satuan kerja mempunyai keluaran yang jelas dan tidak
tumpang tindih dengan keluaran kegiatan lain
 Jenis belanja yang ditetapkan dengan kriteria yang sama untuk semua
kegiatan
 Satu dokumen perencanaan, satu dokumen penganggaran dan satu
dokumen pelaksanaan anggaran untuk semua jenis satuan kerja dan
kegiatan
b) Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
Berdasarkan PP No 21 Tahun 2004, dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja dari
setiap program dan jenis pendapatan. Kementerian/lembaga harus memperkuat
diri dalam mengembangkan indikator kinerja dan sistem pengukuran kinerja,
dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya. Menteri
keuangan menetapkan standar biaya umum maupun khusus bagi pemerintah
pusat dan standar biaya yang ditetapkan dapat berupa standar biaya masukan
pada tahap awal penerapan anggaran berbasis kinerja dan nantinya menjadi
standar biaya keluaran. Penanggungjawab evaluasi kinerja (1) pimpinan
satuan kerja bertanggungjawab terhadap evaluasi kegiatan (2)
menteri/pimpinan lembaga bertanggungjawab terhadap evaluasi kinerja
program.
c) Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium
Term Expenditure Framework)
Menurut UU No. 17 Tahun 2004 :
(1) Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga
selaku pengguna anggaran/barang menyusun rencana kerja dan anggaran
kementerian negara/lembaga tahun berikutnya
(2) Rencana kerja dan anggaran tersebut, disertai dengan prakiraan belanja
untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun
Manfaat yang diperoleh dengan penganggaran ini antara lain :
(1) Alokasi sumber daya yang lebih rasional
(2) Menjamin keberlanjutan pembiayaan program/kegiatan
(3) Perencanaan untuk tahun-tahun berikutnya cenderung lebih mudah
(4) Mendorong peningkatan kinerja pelayanan
Kelemahan penganggaran ini antara lain :
(1) Diperlukan kestabilan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi makro,
adanya ketidakstabilan menyebabkan kurang tepatnya alokasi sumber daya

P a g e 11 | 31
(2) Diperlukan keterpaduan kebijakan perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaannya, ketidakterpaduan tersebut akan mempersulit pengalokasian
dana dan ada kemungkinan alokasi dana didominasi aspek politik

6. Jelaskan mengenai perbedaan ordonator dan bendahara


Wewenang ordonator ada pada menteri/lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna
barang yang meliputi wewenang melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran negara, melakukan
pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada kementerian/lembaga
sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut, serta memerintahkan pembayaran
atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran.
Sedangkan wewenang kebendaharaan ada pada menteri keuangan selaku bendahara
umum negara dan berhak menilai kebenaran penerimaan dan pengeluaran serta
sebagai pengawas keuangan dan manajer keuangan.

BAB V

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 1 TAHUN 2004

TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

1. Jelaskan pengertian Perbendaharaan Negara.

Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggung jawaban Negara, termasuk


investasi kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

Perbendaharaan Negara meliputi:


 Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara
 Pelaksanaan pendapatan dan belanja Daerah
 Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Negara
 Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Daerah
 Pengelolaan kas
 Pengelolaan piutang dan utang Negara/Daerah

P a g e 12 | 31
 Pengelolaan investasi dan barang milik Negara/Daerah
 Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan Negara/Daerah
 Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
 Penyelesaian kerugian Negara/Daerah
 Pengelolaan Badan Layanan Umum
 Perumusan standar, kebijakan serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

2. Jelaskan Pejabat Perbendaharaan Negara sesuai UU No. 1 Tahun 2004

Menteri keuangan sebagai pembantu Presiden pada dasarnya adalah Chief Financial
Officer (CFO) Pemerintah RI, sedangkan menteri/pimpinan lembaga pada dasarnya adalah
Chief Operational Officer (COO) untuk bidang pemerintahan tertentu.

Sesuai dengan prinsip tersebut, Kementrian Keuangan berwenang dan bertanggungjawab


atas pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing. Dalam pelaksanaan anggaran perlu dilakukan perubahan secara drastis, yaitu
pemisahan antara pemegang kewenangan administratif dengan pemegang kewenangan
kebendaharaan. Kewenangan administratif diserahkan kepada kementrian Negara/lembaga
sedangkan kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada kementrian keuangan.

Kewenangan administratif meliputi melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lain yang


mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran Negara, dan pembebanan tagihan
yang diajukan pada kementrian/lembaga sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut,
serta memerintahkan pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai
pelaksanaan anggaran. Di pihak lain, menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara
dan pejabat lain yang ditunjuk sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara bukanlah sekedar
kasir yang hanya berwenang melaksanakan penerimaan dan pengeluaran negara tanpa
berhak memiliki kebenaran penerimaan dan pengeluaran tersebut. Sebagai pengelola
keuangan dalam arti yang seutuhnya yaitu berfungsi sebagai kasir, pengawas keuangan
dan manajer keuangan.

Fungsi pengawasan keuangan di sini berbeda pada aspek rechtmatigheid dan wetmatigheid
dan hanya dilakukan pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran, sehingga berbeda
dengan fungsi pre-audit yang dilakukan oleh kementrian teknis atau pas-audit yang
dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional.
a. Bendahara Umum Negara
Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara berwenang:
1. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara
2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara
4. Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas negara

P a g e 13 | 31
5. Menunjuk bank atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran Negara.
6. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
anggaran Negara
7. Menyimpan uang negara
8. Menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi
9. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat penguuna anggaran
beban rekening kas umum negara
10. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah
11. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah
12. Melakukan pengelolaan utang dan piutang Negara
13. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintahan
14. Melakukan penagihan piutang Negara
15. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara
16. Menyajikan informasi keuangan Negara
17. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik negara
18. Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum negata di wilayah kerja yang telah
ditetapkan.

b. Bendahara Umum Daerah


Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah
mempunyai wewenang:
1. Menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
2. Mengesahlam dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melakukan pengadaan pelaksanaan APBD
4. Memberikan petunjuk khusus pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
kas Daerah
5. Melaksanakan pemungutan pajak daerah
6. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk
7. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD
8. Menyimpan uang daerah
9. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi
10. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran
atau beban rekening kas umum daerah
11. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah daerah
12. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah daerah
13. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
14. Melakukan penagihan piutang daerah
15. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
16. Menyajikan informasi keuangan daerah
P a g e 14 | 31
17. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik daerah
c. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
- Menteri/pimpinan lembaga serta Gubernur/Bupati/Walikota
1. Mengangkat bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor/satuan kerja di
lingkungan kementerian Negara/lembaga maupun satuan kerja perangkat daerah
2. Mengangkat bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor/satuan kerja di
lingkungan kementerian Negara/lembaga maupun satuan kerja perangkat daerah
- Bendaharawan penerimaan dan pengeluaran adalah pejabat fungsional
- Jabatan Bendahara penerimaan/pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh kuasa
pengguna anggaran atau kuasa bendahara umum Negara/Daerah
- Bendahara penerimaan/pengeluaran dilarang melakukan baik secara langsung
ataupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pembangunan dan
penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan tersebut.

d. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang


Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang bagi
kementerian Negara/lembaga yang dipimpinnya, mempunyai wewenang:
- Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
- Menunjuk kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dari piutang
- Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengajuan dari perintah pembayaran
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik Negara
- Mengawasi pelaksanaan anggaran
- Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian Negara/lembaga
dipimpinnya

e. Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala Pemerintahan Daerah:


- Menetapkan kebijakan bidang pelaksanaan APBD
- Menetapkan kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara Penerimaan dan/atau
Bendahara Pengeluaran
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah
- Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerlukan pembayaran

f. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna anggaran/penguna barang bagi
sektor yang dipimpinnya mempunyai wewenang:
- Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
- Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
- Melakukan pengajuan atas kegiatan dan meningkatkan pembayaran

P a g e 15 | 31
- Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
- Mengelola utang dan piutang
- Menggunakan barang milik daerah
- Mengawasi pelaksanaan anggaran
- Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sektor perangkat daerah yang
dipimpinnya

3. Jelaskan mengenai pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah sesuai UU No. 1


Tahun 2004.

a. Dokumen pelaksanaan anggaran APBN


 Setelah APBN ditetapkan, menteri keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran
untuk masing-masing kementrian Negara/lembaga
 Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran berdasarkan
alokasi anggaran yang ditetapkan presiden.
- Dalam dokumen pelaksanaan anggaran, diuraikan sasaran yang hendak dicapai,
fungsi, program, dan rincian kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satuan kerja, serta
pendapatan yang diperkirakan.
- Pada dokumen pelaksanaan anggaran, dilampirkan rencana kerja dan anggaran
Badan Layanan Umum dalam lingkungan kementrian Negara yang bersangkutan.
- Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan
disampaikan kepada Menteri/Pimpinan lembaga, kuasa bendahara umum Negara
dan BPK

b. Dokumen pelaksanaan anggaran APBD


 Setelah APBD ditetapkan, Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah memberitahukan
kepada semua kepala satuan kerja perangkat daerah agar menyampaikan dokumen
pelaksanaan anggaran untuk masing-masing satuan kerja perangkat daerah.
 Kepala satuan kerja perangkat daerah menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota
- Di dalam dokumen pelaksanaan anggaran diuraikan sasaran yang hendak dicapai,
fungsi, program dan rincian kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap sektor serta pendapatan
yang diperkirakan
- Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh pejabat pengelola
keuangan daerah, disampaikan kepada kepala sektor perangkat daerah dan BPK.

c. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan


Setiap kementrian Negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang mempunyai
sumber pendapatan wajib mengidentifikasikan perolehan pendapatan yang menjadi

P a g e 16 | 31
wewenang dan tanggung jawabnya. Penerimaan harus seluruhnya ke kas Negara
/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dengan peraturan pemerintah, dan tidak
boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran. Penerimaan berupa komisi,
potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan
barang/jasa oleh Negara/daerah akibat hak Negara/daerah.

d. Pelaksanaan Anggaran Belanja


Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melaksanakan kegiatan sebagaimana
tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan, akan berwenang
mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah
ditetapkan.
Pengguna anggaran/kuasa berhak untuk membebaskan pada suatu anggaran yang telah
disediakan, dan memerintah pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD.
Pembayaran atas beban APBN dilakukan oleh BUN/kuasa BUN dan pembayaran atas
beban APBD dilakukan oleh BUD dan tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa
diterima.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kepada PA/kuasa PA dapat diberikan uang
persediaan yang dikelola bendahara penyuluh, Bendahara Pengeluaran wajib menolak
perintah bayar dari PA/kuasa PA apabila tidak memenuhi persyaratan.
Mengenai kelengkapan perintah pembayaran, kebenaran perhitungan tagihan,
ketersediaan dana. Bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilaksanakannya.

4. Jelaskan mengenai pengelolaan Keuangan Negara yang sehat.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan Negara, dirasakan makin


pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan
pemerintah yang terbatas, secara efisien.

Terutama perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran
dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan
dana yang menganggur untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.

Dalam Undang-Undang Perbendaharaan ini juga diatur prinsip-prinsip yang berkaitan


dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan
pengeluaran pengelolaan piutang, pengelolaan investor, serta pengelolaan barang milik
negara dan daerah.

Dalam Undang-Undang ini juga ditegaskan kewenangan menteri keuangan untuk


mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah, menyimpan uang dalam rekening
kas umum negara pada bank sentral, serta ketentuan yang mengharuskan dilakukannya
optimalisasi dan akuntabilitas pengelolaan piutang negara/daerah, diatur kewenangan
penyelesaian piutang negara/daerah.

P a g e 17 | 31
Demikian pula dalam rangka pelaksanaan pembiayaan ditetapkan pejabat yang diberi
kuasa untuk menyatakan utang negara/daerah.

5. Jelaskan mengenai penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD.

Laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan tepat waktu dan


disusun menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.

Untuk itu perlu ditetapkan ketentuan agar laporan keuangan:


- Dihasilkan melalui proses akuntansi
- Disajikan sesuai dengan SAP yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Laporan Arus Kas disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan
- Disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas pelaporan yang meliputi
laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementrian/lembaga, dan
laporan keuangan pemerintah daerah
- Laporan keuangan pusat/daerah disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya
6 bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir
- Diaudit oleh lembaga pemeriksa ekstern yang independen dan profesional sebelum
disampaikan kepada DPR/DPRD
- Dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada manual Statistik
Keuangan Pemerintah agar dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi
fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antar Negara kegiatan pemerintahan dan
penyajian statistik keuangan pemerintah.

Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan dalam suatu peraturan pemerintah dan disusun
oleh suatu Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen, yang terdiri dari
para profesional.

Agar KSAP terjamin independensinya, komite dibentuk dengan keputusan Presiden dan
haarus bekerja berdasarkan suatu due process. Selain itu usul SAP yang disusun KSAP
perlu memperoleh pertimbangan dari BPK, sebagai bahan untuk penyempurnaan.

Hasil penyempurnaan tersebut diberitahukan kepada BPK, dan selanjutnya usul yang telah
disempurnakan diajukan kepada Menteri keuangan untuk selanjutnya ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.

Agar informasi laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan
akuntanbilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang terdiri dari
Sistem Akuntansi Pusat yang dilaksanakan oleh kementrian keuangan dan Sistem
Akuntansi Instansi yang dilaksanakan oleh kementrian Negara/Lembaga.

Laporan keuangan pemerintah terlebih dahulu harus diaudit oleh BPK sebelum
disampaikan kepada DPR/DPRD. Audit atas laporan keuangan harus diselesaikan

P a g e 18 | 31
selambat-lambatnya 2 bulan setelah laporan keuangan tersebut diterima BPK dari
pemerintah.

6. Bagaimana penyelesaian jika terjadi Kerugian Negara/Daerah sesuai UU No. 1 Tahun


2004.

Dalam undang-undang ini diatur mengenai penyelesaian kerugian Negara.

Setiap pimpinan kementrian Negara / lembaga / kepala satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) wajib segera melakukan tuntutan ganti rugi setelah mengetahui bahwa dalam
oeganisasi yang dipimpinnya terjadi kerugian.

Pengenaan ganti rugi Negara/daerah terhadap bendaharawan di tetapkan oleh BPK,


sedangkan pengenaan ganti rugi Negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara
ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota.

Bendahara, pegawai negara bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk
mengganti kerugian Negara/daerah dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana, apabila terbukti melakukan pelanggaran administratif dan/atau pidana.

BAB VI
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 15 TAHUN 2004
TENTANG
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

1. Jelaskan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan

BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 jenis pemeriksaan, yaitu:


a. Pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam rangka memberikan opini tentang tingkat kewajaran
informasi yang disajikan dalam keuangan pemerintah
b. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi, serta pemeriksaan atas
aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat
pengawasan intern pemerintah
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja, termasuk pemeriksaan
atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investifatif.

BPK diberi kewenangan untuk mendapatkan data, dokumen dan keterangan dari pihak
yang diperiksa, kesempatan untuk memeriksa secara fisik setiap aset yang berada dalam
pengurusan pejabat instansi yang diperiksa, termasuk melakukan penyegelan untuk
mengamankan uang, barang dan/atau dokumen pengelolaan keuangan Negara pada saat
pemeriksaan berlangsung.
P a g e 19 | 31
2. Berikan uraian yang menggambarkan proses pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.

Proses pemeriksaan oleh BPK didasarkan pada suatu standar pemeriksaan yang disebut
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Dalam melakukan tugasnya, BPK
memiliki kebebasan dan kemandirian untuk menentukan objek yang akan diperiksa,
kecuali pemeriksaan yang objeknya sudah diatur tersendiri dalam undang-undang atau
pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan.

BPK kemudian melakukan perekaman, pengolahan, pertukaran, pemanfaatan, dan


monitoring data yang bersumber dari berbagai pihak yang didalam penyelenggaraannya
BPK memiliki kebebasan untuk menentukan waktu pelaksanaan dan metode pemeriksaan,
termasuk metode pemeriksaan yang bersifat investigasi.

Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan BPK disusun dan disajikan dalam laporan hasil
pemeriksaan (LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai, kemudian disampaikan
kepada DPR / DPD / DPRD / Pemerintah sesuai dengan kewenangannya untuk
ditindaklanjuti. Apabila pemeriksaan menemukan unsur pidana, undang-undang
mewajibkan BPK untuk menyampaikan kepada instansi yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi
publik, undang-undang menetapkan bahwa setiap laporan hasil pemeriksaan yang sudah
disampaikan kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka untuk umum, agar
masyarakat memperoleh kesempatan untuk mengetahui hasil pemeriksaan antara lain
melalui publikasi dan situs web BPK.

P a g e 20 | 31
BAB VII

WEWENANG PENGURUSAN PENGELUARAN UANG NEGARA

1. Jelaskan wewenang dalam pengelolaan Keuangan Negara.

 Wewenang administratif : wewenang berkaitan dengan tindakan penerimaan &


pengeluaran negara , yang dibagi menjadi 2 yaitu :
o Wewenang otorisasi
o Wewenang ordonasi
 Wewenang kebendaharaan : seperti pejabat yang mempunyai wewenang
melakukan suatu tindakan dalam negara dan batas-batas anggaran yang telah
ditetapkan, yaitu mempunyai wewenang :
o Menguji kebenaran tagihan pihak ketiga pada negara
o Membebankan pengeluaran atau belanja atas beban anggaran yang
ditetapkan
o Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan ke kas
negara dan daerah
 Bendahara umum terdiri dari :
o Bendahara umum negara yang dipegang oleh Menteri Keuangan
o Kuasa Bendahara Umum Negara yang ada dipusat dan daerah-daerah

2. Jelaskan mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan APBN/APBD .

 Pada pemerintah pusat, pelaksanaan APBN dimulai dengan diterbitkannya


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/DIPA. Segera setelah suatu tahun anggaran
P a g e 21 | 31
dimulai (1 Januari), maka DIPA harus segera diterbitkan untuk dibagikan
kepada satuan-satuan kerja sebagai pengguna anggaran pada
kementerian/lembaga. Seperti pada pemerintah pusat, pada pemerintah daerah
juga harus menempuh cara yang sama dengan sedikit tambahan prosedur.
Setelah terbit Peraturan Daerah tentang APBD, SKPD wajib menyusun
Dokumen Pelaksanaan Anggaran/DPA. Dengan demikian maka fleksibilitas
penggunaan anggaran diberikan kepada Pengguna Anggaran. DPA disusun
secara rinci menurut klasifikasi organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja disertai indikator kinerja.
 Selanjutnya DIPA disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara(BUN)/SKPKD(BUD) untuk disahkan , selanjutnya :
 Kepala kantor melaksanakan rencana yang telah ditetapkan dalam
DIPA , mengambil tindakan yang dapat mengakibatkan timbulnya
pengeluaran uang/ tagihan atas beban DIPA yang bersangkutan
 Penjabat segera membuat dan menyampaikan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada kuasa PA melalui petugas penerima
SPP
 Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas ,mengisi
check-list berkas ,mencatatnya dalan buku pengawasan
penerimaan dan menyerahkan tanda terima SPP
 Petugas penerima SPP menyampaikan SPP kepada petugas penguji
SPP
 Penjabat penerbit Surat Perintah Membayar ( SPM) untuk
diterbitkan SPM sekurang kurangnya 3 rangkap
 SPM lembar pertama dan kedua oleh bendahara pengeluaran
disampaikan pada KPPN melalui petugas loket
 Seksi perbendaharaan KPPN menguji ulang substansi SPM beserta
lampiran-lampirannya, bila SPM tidak memenuhi syarat harus
dikembalikan kepada penjabat penerbit SPM , bila menerima
syarat maka di terbitkan SP2D yang ditanda tangani kepala seksi
perbendaharaan dalam 3 rangkap dan di stempel bank/ giro pos
 Penyampaian SP2D oleh KPPN kepada bank operasional disertai
dengan Daftar Penguji

3. Jelaskan perbedaan SPM LS SPM UP DAN SPM GU.

 Surat perintah membayar- Langsung/ SPM-LS : pembayaran yang dilakukan


oleh KPPN kepada yang berhak dengan bukti pengeluaran yang jumlahnya
diatas Rp 5 juta dan atas beban mata anggaran pengeluaran yang tersedia
kreditnya pada DIPA atau dokumen lainnnya yang disamakan dengan DIPA
 Surat perintah membayar- Uang Persediaan/ SPM UP : surat perintah yang
diterbitkan oleh kuasa PA atas permintaan bendahara pengeluaran berdasarkan
alokasi dana dalam DIPA atas beban MAK untuk pengeluaran transito

P a g e 22 | 31
 Surat perintah membayar- pengganti UP/ SPM GU : surat perintah untuk
membayar biaya-biaya pengganti uang persediaan yang dibebankan kepada
MAK yang telah disedikan.

BAB VIII
REFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
DITINJAU DARI SUDUT SIKLUS ANGGARAN

1. Jelaskan tahap-tahap siklus APBN

A. Penyusunan rencana APBN oleh Pemerintah Pusat yang dimulai selambat-


lambatnya pertengahan Mei sebelum tahun anggaran yang baru:
a. Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR
b. Pemerintah pusat dan DPR membahas pokok-pokok kebijakan fiskal dan
kerangka ekonomi makro tersebut dalam pembicaraan pendahuluan rancangan
APBN tahun berikutnya
c. Berdasarkan pembicaraan pendahuluan tersebut,pemerintah pusat bersama
DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran sebagai acuan bagi
setiap kementerian dalam penyusunan usulan anggaran
d. Selanjutnya pemerintah selaku pengguna anggaran barang menyusun rencana
disertai perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang
sedang disusun
e. Rencana kerja dan anggaran tersebut disampaikan kepada DPR untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN
f. Hasil pembahasan kemudian disampaikan kepada menteri keuangan sebagai
bahan penyusunan rancangan Undang-Undang tentang APBN tahun
berikutnya.

P a g e 23 | 31
B. Pengajuan rancangan UU-APBN,disertai Nota keuangan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya
C. Pembahasan rancangan UU-APBN dan pengambilan keputusan oleh DPR
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan :
a. Pembahasan dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan
dan kedudukan DPR
b. APBN yang disetujui DPR terinci dengan unit organisasi, fungsi, program,
kegiatan, dan jenis belanja
c. Apabila DPR tidak menyetujui rancangan UU-APBN, Pemerintah Pusat dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tinggi nya sebesar angka APBN tahun
anggaran sebelumnya
D. Setelah APBN ditetapkan dengan UU, pelaksanaan nya dituangkan lebih lanjut
dengan keputusan Presiden
E. Setelah anggaran dilaksanakan,pemerintah menyusun laporan realisasi semester 1
APBN dan program untuk 6 bulan berikutnya,dan disampaikan pada DPR
selambat-lambatnya akhir Juli tahun anggaran yang bersangkutan, selanjutnya
diadakan pembahasan bersama antara DPR dengan Pemerintah Pusat
F. Berdasarkan hasil pembahasan laporan realisasi semester,selanjutnya Pemerintah
Pusat mengajukan rancangan undang-undang tentang perubahan APBN tahun
anggaran yang bersangkutan berakhir
G. Penyusunan laporan keuangan oleh pemerintah
H. Pemerintah menyampikan laporan keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir untuk diaudit dan
diberikan opini
I. Pemerintah menyampaikan rancangan undang-undang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN kepada DPR,berupa laporan keuangan yang telah diaudit oleh
BPK selambat-lambat nya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir
J. Pengesahan pertanggungjawaban yang disusun pemerintah oleh DPR selambat-
lambatnya bulan Agustus

P a g e 24 | 31
BAB IX

KSAP, KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

1. Apa tujuan, strategi, dan organisasi komite Standar Akuntansi Pemerintahan ?

 Tujuan KSAP adalah meningkatkan akuntanbilitas dan keandalan pengelolaan


keuangan pemerintah melalui penyusunan dan pengembangan standar-standar
akuntansi pemerintahan, termasuk mendukung pelaksanaan standar tersebut

 Strategi pengembangan SAP adalah basis kas menuju akrual ( cash towards
accrual ) dengan memperlakukan basis kas untuk pendapatam, belanja, dan
pembiayaan, dan basis akrual untuk asset, utang, dan ekuitas dan selanjutnya
menuju ke akrual semuanya

 Organisasi KSAP terdiri dari :

1. Komite konsultatif standar akuntansi pemerintah (komite konsultatif )


2. Komite kerja standar akuntansi pemerintah ( komite kerja )

Komite konsultatif bertugas member konsultasi atau pendapatan dalam rangka


perumusan konsep rancangan peraturan pemerintahan tentang SAP. Komite kerja
bertugas mempersiapkam, merumuskan, dan menyusun konseprancangan
peraturan pemerintah tentang SAP

KSAP selain menyusun SAP, juga berwenang menerbitkan berbagai publikasi


lainnya antara lain interpretasi pernytaan standar akuntansi pemerintahan
(IPSAP) dan bulletin teknis, yg merupakan pedoman dan informasi lebih lanjut yg
akan diterbitkan oleh KSAP guna memudahkan pemahaman dan penerapan SAP
serta untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah akuntansi maupun
pelaporan keuangan
P a g e 25 | 31
2. Jelaskan asumsi dasar Akuntansi Pemerintah!

Asumsi dasar pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggaran yang


dinilainya sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi
dapat diterapkan, yang terdiri dari:

 Asumsi kemandirian entitas

 Asumsi kesinambungan entitas

 Asumsi keterukunan dalam satuan uang

3. Jelaskan karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normative yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi, sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut merupakan syarat normative yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami

1. Relevan
Laporan keuangan relevan bila informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna, yaitu:
a. Memiliki manfaat umpan balik
b. Memiliki manfaat prediktif
c. Tepat waktu
d. Lengkap
2. Andal
a. Dapat diverifikasi
b. Disajikan secara jujur
c. Netral
3. Dapat diperbandingkan
Laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan:
a. Laporan keuangan periode sebelumnya (intern)
b. Laporan keuangan entitas pelaporan lain (ekstern)
4. Dapat dipahami
Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi tersebut.

4. Jelaskan Prinsip-prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah!

Basis Akuntansi

P a g e 26 | 31
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO (Laporan Operasional), beban, aset,
kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya
laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.

Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk
memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening
Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa
disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun
berdasarkan basis akrual.

Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.

Nilai Historis

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintah.

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat
digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

Realisasi

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang
dan belanja dalam periode tersebut.

Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau
belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau
mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
P a g e 27 | 31
principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

Substansi Mengungguli Bentuk Formal

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi
yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh


pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan.

Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Laporan


Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun
laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

P a g e 28 | 31
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.

Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya,


pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang
terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau
tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

BAB X

PENYUSUNAN NERACA AWAL DAN JURNAL TRANSAKSI

1. Diketahui data-data untuk menysusun Neraca Awal Kota XYZ Per 1 Januari 2014
sebagai berikut (dalam jutaan Rp) :
Kas di Kas Daerah 1000
Piutang Pajak 2000
Persediaan 750
Penyertaan Modal pada BUMN 5000
Tanah 1500
Gedung dan Bangunan 2500
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 1750
Mesin dan Peralatan 1500
Konstruksi dalam Pengerjaan 500
Dana Cadangan Pelabuhan 2250
Utang Bunga 250
Utang Gaji 1250
Utang Obligasi 4000
Utang Jangka Panjang pada Pusat 3500
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang pada Pusat 500

P a g e 29 | 31
Diminta: susunlah Neraca Awal Kota XYZ per 1 Januari 2014

NERACA
KOTA XYZ
PER 1 JANUARI 2014
(Dalam Jutaan Rp)

P a g e 30 | 31
2. Buatlah jurnal transaksi dan jurnal korolari (kalua ada) untuk transaksi-transaksi
berikut :
 Diterima pendapatan Daerah dari pajak daerah Rp.100.000.000, Retribusi Daerah
Rp.50.000.000, Bagian laba BUMD Rp.75.000.000, dari PPh Rp.125.000.000,
dari PBB Rp.150.000.000.
 Dilakukan belanja daerah yaitu belanja pegawai Rp.125.000.000 (PPh
Rp.5.000.000), belanja bunga Rp.50.000.000, dan belanja subsisi Rp.20.000.000
 Dilakukan belanja tanah Rp.100.000.000 dan belanja mesin dan peralatan
Rp.150.000.000.
 Diterima pinjaman dari pusat sebesar Rp.300.000.000
 Dibayar pokok pinjaman ke pusat sebesar Rp.50.000.000

Jawaban :

P a g e 31 | 31

Anda mungkin juga menyukai