Fetal Distress
A. Definisi
Secara luas istilah gawat janin telah banyak dipergunakan, tapi definisi
istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetris tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea
atau persalinan buatan lainnya.
Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin
(DJJ) dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium didalam cairan amnion.
Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium,
menandakan hipoksia dan asidosis. Akan tetapi, hal tersebut seringkali tidak
benar.
Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan bukan hanya oleh
hipoksiadan asidosis, tapi juga oleh hipertermia, sekunder dari infeksi
intrauterin. Keadaan tersebut biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia
janin atau asidosis. Sebaliknya, bila DJJ normal, adanya mekonium dalam
cairan amnion tidak berkait dengan meningkatnya insidensi asidosis janin.
Untuk kepentingan klinik perlu ditetapkan kriteria apa yang dimaksud
dengan gawat janin. Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin
di atas 160/menit atau dibawah 100/ menit, denyut jantung tidak teratur, atau
keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan
B. Etiologi
Etiologi gawat jani yaitu terdiri dari berbagai hal baik dari faktor ibu
maupun faktor janin sehingga memicu terjadinya gawat janin, berikut
etiologinya :
- Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta
dalam waktu singkat) berupa : aktivitas uterus yange berlebihan,
hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin;
hipotensi ibu, kompresi vena kava, posisis terlentang, perdarahan ibu;
Solusio plasenta;; Plasenta previa (Rukiyah, 2010: 276)
- Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus
plasenta dalam waktu yang lama) berupa penyakit hipertensi: pada
hipertensi khususnya preeklampsi dan eklampsi terjjadi vasopasme yang
merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
pembuluh darah mengalami kerusakan dan menyebabkan aliran darah
ke plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan hipoksia pada janin
yang akan menjadi gawat janin. (Rukiyah, 2010: 276)
- Diabtetes mellitus: pada ibu yang menderita DM maka kemungkinan
pada bayi akan mengalami hipoglikemia karena pada ibu yang diabtes
mengalami toleransi glukosa terganggu, dan sering kali disertai dengan
hipoksia. (Rukiyah, 2010: 276)
- Isomunisasi Rh, Postmaturitas atau Dismaturitas, Kompresi (penekanan)
tali pusat. (Rukiyah, 2010: 276)