3, (2017)
Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (2013, p.53), untuk mencapai tujuan, maka perusahaan perlu
pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada membangun strategi untuk bisa bersaing dalam pasar yang
bagian produksi melalui motivasi kerja sebagai variabel kompetitif dan dengan meningkatkan kinerja perusahaan.
intervening pada PT. Trio Corporate Plastic (Tricopla). Dalam fenomena persaingan yang semakin ketat antar
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan populasi perusahaan, setiap perusahaan berusaha untuk bisa tampil
yang digunakan sebanyak 52 orang. Sampel yang digunakan
lebih baik dibandingkan pesaing. Keunggulan kompetitif
menggunakan teknik sampel jenuh dan dianalisis dengan teknik
analisis SEM ( Structural Equation Modeling). tersebut baru bisa dicapai ketika perusahaan memiliki kinerja
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik yang tinggi. Kinerja perusahaan tergantung pada kinerja
kesimpulan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap karyawan karena karyawan yang merencanakan,
Motivasi Kerja; Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap melaksanakan, dan yang melakukan evaluasi atas kinerja
Kinerja Karyawan; Motivasi Kerja berpengaruh terhadap operasional.
Kinerja Karyawan; dan Motivasi Kerja terbukti sebagai Obyek penelitian ini adalah PT.Trio Corporate Plastic
variabel intervening antara pengaruh Lingkungan Kerja (Tricopla) yang terletak di Desa Carat, Gempol, Pasuruan
terhadap Kinerja Karyawan. yang berdiri pada tahun 1990. Perusahaan ini memproduksi
sandal dengan cakupan pemasaran seluruh Indonesia. Jenis
Kata Kunci— Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan,
sandal yang diproduksi adalah sandal yang dipakai sehari-hari
Motivasi Kerja
dan sandal fashion baik untuk pria, wanita, maupun anak-
I. PENDAHULUAN anak. Perusahaan mempekerjakan sebanyak 105 karyawan.
Sebuah lembaga survei sumber daya manusia internasional Pemilihan obyek penelitian ini karena masalah kinerja
yaitu Towers Watson pada tahun 2014 melakukan survei karyawan khususnya bagian produksi yang masih mengalami
mengenai isu penting karyawan dalam perusahaan. Hasil ketidakstabilan dalam mencapai target produksi.
survei mendapatkan temuan bahwa 70% perusahaan di
Indonesia mengalami kesulitan dalam merekrut dan Lingkungan Kerja
mempertahankan tenaga kerja yang kompeten, dan dalam Pengertian dari lingkungan kerja juga dinyatakan oleh
survei tersebut juga ditemukan bahwa 66% karyawan di Taiwo (2010, p. 301), lingkungan kerja adalah segala sesuatu,
Indonesia cenderung meninggalkan perusahaan tempatnya kejadian, orang-orang dan lainnya yang mempengaruhi cara
bekerja dalam kurun waktu 2 tahun dan hanya 34% orang-orang bekerja. Lingkungan kerja merupakan kumpulan
mengemukakan niat untuk bertahan di perusahaan tempatnya dari faktor yang bersifat fisik maupun non fisik, di mana
bekerja saat ini (Sindonews, 2014). Berdasarkan hasil survei keduanya mempengaruhi terhadap cara karyawan bekerja.
tersebut diketahui bahwa upaya mempertahankan karyawan Situasi di tempat kerja adalah lingkungan kerja non fisik,
yang memiliki kemampuan (kompetensi) tinggi sulit sedangkan orang-orang atau peralatan merupakan lingkungan
dilakukan karena karyawan cenderung berpindah ke kerja fisik.
perusahaan lain yang dinilai lebih baik. Menurut Noah dan Steve (2012, p. 37), lingkungan
Berbagai isu mengenai karyawan layak mendapatkan kerja adalah keseluruhan hubungan yang terjadi dengan
perhatian bagi perusahaan karena karyawan merupakan karyawan di tempat kerja. Segala sesuatu yang berada di
sumber daya penting bagi kesuksesan perusahaan. Menurut tempat kerja merupakan lingkungan kerja. Karyawan berada
Mensah dan Tawiah (2016, p.256), kunci keberhasilan atau dalam sebuah lingkungan kerja ketika karyawan melakukan
kegagalan perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan aktivitas pekerjaan, dan segala bentuk hubungan yang
perusahaan. Karyawan yang memiliki kemampuan atau melibatkan karyawan tersebut termasuk dari lingkungan kerja.
kompetensi tinggi dalam bekerja mampu memberikan kinerja Indikator pengukuran lingkungan kerja didasarkan pada sub
yang tinggi bagi perusahaan, sehingga ketika karyawan komponen dari lingkungan kerja tersebut, dan bisa dijelaskan
tersebut keluar dari perusahaan berarti perusahaan telah sebagai berikut pengukuran lingkungan kerja dari lingkungan
mengalami kerugian. teknologi, lingkungan manusia, dan lingkungan
Perusahaan memiliki sejumlah tujuan-tujuan yang harus organisasional.
dicapai dalam pelaksanaan operasionalnya. Penetapan tujuan- Menurut Sedarmayanti (2001) dalam Hidayat (2015, p.
tujuan tersebut didasarkan pada kemampuan sumberdaya yang 79) menyatakan ada beberapa faktor lingkungan kerja yang
dimiliki khususnya sumberdaya manusia. Menurut Dobre harus diperhatikan. Faktor lingkungan kerja fisik, meliputi
AGORA Vol. 5, No. 3, (2017)
faktor kebersihan, faktor penerangan, faktor pertukaran udara, jumlah unit yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan
faktor kebisingan, faktor keamanan. karyawan.
Susanty dan Miradipta (2013, p. 13) bahwa kinerja
Motivasi Kerja karyawan didefinisikan sebuah hasil pekerjaan dengan ukuran
Pengertian motivasi kerja juga dinyatakan oleh Pinder kuantitas dan kualitas berdasarkan harapan dari tiap karyawan.
(1998) dalam Ayub dan Rafif (2011, p. 333), bahwa motivasi Pendapat yang sama juga dinyatakan Ramli, Margono, dan
kerja adalah seperangkat faktor internal maupun eksternal Irawan (2014, p. 810) bahwa kinerja adalah hasil yang
yang sifatnya sebagai pendorong dari berbagai perilaku yang diproduksi dari sebuah aktivitas tertentu dan dalam periode
berhubungan dengan pekerjaan. Van Niekerk (1987) dalam tertentu. Pengertian kinerja dalam pendapat ini lebih
Ayub (2011, p. 334) juga menyatakan bahwa motivasi kerja didasarkan pada pengukuran hasil dari pekerjaan dari
dipahami sebagai kondisi atau keadaan yang menyebabkan perspektif jumlah (kuantitas) dengan pengukur rentang waktu
pekerja untuk bekerja atau melakukan sebuah kegiatan dari (periode). Semakin tinggi jumlah yang dihasilkan dalam suatu
kemauannya sendiri dalam rangka mencapai tujuan organisasi periode tertentu menunjukkan bahwa kinerja karyawan adalah
dan secara bersamaan bisa memuaskan kebutuhan mereka. tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Altindis (2011, p. 8602) Robbins dan Judge (2012, p. 555) menjelaskan bahwa
juga memiliki pernyataan yang relatif sama, dimana motivasi kinerja karyawan pada dasarnya adalah kemampuan karyawan
dikelompokkan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan dalam menyeluruh pekerjaan yang ditangani dan sikap positif
motivasi ekstrinsik. Motivasi kerja yang sifatnya intrinsik yang ditunjukkan karyawan di tempat kerja. Kemampuan
meliputi: perasaan untuk ikut terlibat dalam pekerjaan (feeling menyelesaikan pekerjaan artinya karyawan mampu
of involvement), pimpinan membantu masalah yang dihadapi menyelesaikan pekerjaan dengan baik (sesuai dengan standar
karyawan (supervisor’s help with personal problems), daya yang telah ditetapkan), dan karyawan berperilaku positif yang
tarik dari pekerjaan (interesting work), promosi atau ditunjukkan dari sikapnya untuk mentaati peraturan
pengembangan karir (promotion or career development), dan perusahaan, dan lainnya. Komponen kinerja karyawan
apresiasi yang tinggi terhadap hasil kerja yang baik meliputi tiga komponen, yaitu: task performance, citizenship,
(appreciation of a job well done). Sedangkan motivasi dan counterproductivity.
ekstrinsik diantaranya: jaminan keamanan dalam pekerjaan Hubungan lingkungan kerja dan motivasi kerja dalam
(job security). Gaji yang baik (good salary), kedisiplinan kerja penelitian Jayaweera (2015) mengidentifikasikan adanya
yang bijaksana (tactful discipline), kondisi kerja yang baik pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja. Temuan
(good working conditions), dan lingkungan yang respektif penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang
(respectively). nyaman menyebabkan karyawan semakin termotivasi dalam
Luthans (2011, p. 160) menjelaskan bahwa komponen bekerja. Lingkungan kerja meliputi lingkungan fisik dan
dari motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik dan motivasi lingkungan non fisik, dan keduanya memiliki dampak positif
ekstrinsik. Penjelasan dari kedua komponen motivasi kerja terhadap motivasi kerja. Lingkungan kerja yang membuat
tersebut adalah sebagai berikut Motivasi instrinsik adalah karyawan merasa nyaman bekerja menyebabkan karyawan
bentuk motivasi yang berhubungan dengan internal karyawan merasa nyaman pula di tempat kerja. Luthans (2011)
yang mampu memotivasi karyawan dalam berperilaku menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik adalah bentuk
maupun bertindak. Motivasi intrinsik, meliputi: tanggung motivasi yang bersifat fisik (tangibles), dan termasuk motivasi
jawab (responsibility), pengakuan atas pencapaian kerja ekstrinsik antara lain: gaji (pay), keuntungan (benefits),
(achievement), pengalaman (experience), atau sesuatu yang promosi (promotions), dan lingkungan kerja ( work
bahwa dengan pekerjaan itu sendiri. Motivasi ekstrinsik environment ). Dari penjelasan diatas, maka dirumuskan
adalah bentuk motivasi yang bersifat fisik (tangibles), dan hipotesis sebagai berikut:
termasuk motivasi ekstrinsik antara lain: gaji (pay), H1 : Diduga lingkungan kerja berpengaruh terhadap motivasi
keuntungan (benefits), promosi (promotions), dan lingkungan kerja PT. Tricopla.
kerja ( work environment ). Keempat komponen tersebut Hubungan lingkungan kerja dan kinerja karyawan
merupakan bentuk motivasi yang bersifat fisik, namun juga didasarkan pada temuan penelitian Leblebici (2014),
dimungkinkan terdapat bentuk lain dari motivasi ekstrinsik, Roelofsen (2002). Musriha (2011), bahwa lingkungan kerja
misalnya: bonus, fasilitas, dan lainnya. memiliki dampak positif terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja yang nyaman menyebabkan tingkat
Kinerja Karyawan konsentrasi karyawan dalam bekerja meningkat, dan kondisi
Menurut Potale dan Uhing (2015, p. 65) memberikan tersebut menyebabkan tingkat produktivitas kerja karyawan
kesimpulan terhadap pengertian kinerja yaitu hasil kerja secara meningkat. Lingkungan kerja yang baik lingkungan fisik
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan maupun non fisik memberikan dukungan terhadap
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab peningkatan prestasi kerja karyawan. Lee dan Brand (2005, p.
yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan merupakan 323) menyatakan bahwa lingkungan kerja dalam sebuah
pengukuran hasil penanganan terhadap pekerjaan yang bisa perusahaan diharapkan memberikan dukungan terhadap
dilakukan karyawan yang dikur dari kualitas dan kuantitas. kinerja karyawan. Upaya untuk memastikan bahwa
Ukuran dari perspektif kualitas menunjukkan hasil pekerjaan lingkungan kerja mendukung maka model dari tempat kerja
didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh perusahaan, dan yang fleksibel lebih disarankan, artinya tempat kerja yang
ukuran kuantitas didasarkan pada tingkat penyelesaian atau disesuaikan dengan kondisi yang situasional berhubungan
dengan karyawan maupun karakteristik dari pekerjaan yang
AGORA Vol. 5, No. 3, (2017)
ditangani karyawan. Dari penjelasan diatas, maka dirumuskan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
hipotesis sebagai berikut: dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
H2 : Diduga lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja tertulis kepada responden untuk dijawab.
karyawan PT. Tricopla.
Hubungan motivasi kerja dan kinerja karyawan dalam Partial Least Square (PLS)
penelitian Jayaweera (2015) mendapatkan temuan bahwa
Dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation
motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja,
Modeling (SEM) – Partial Least Square (PLS) dengan
artinya ketika karyawan memiliki motivasi yang tinggi
software Smart. Menurut Ghozali (2012, p.8), Partial Least
menyebabkan karyawan mampu mengoptimalkan kemampuan
Square (PLS) terdiri dari dua sub-model dari model
yang dimiliki dalam bekerja. Kondisi tersebut menyebabkan
pengukuran (outer model) dan model Struktural (inner model).
hasil pekerjaan karyawan meningkat. Motivasi kerja
Model pengukuran bertujuan untuk menunjukkan bagaimana
merupakan dorongan dari dalam internal karyawan sehingga
variabel manifes merupakan variabel laten yang akan diukur,
ketika motivasi kerja tinggi maka karyawan memiliki
sedangkan model struktural bertujuan untuk menunjukkan
komitmen yang kuat dan tidak mudah putus asa menghadapi
kekuatan variabel estimasi laten atau konstruk, variabel laten
berbagai masalah dalam pekerjaan, sehingga hal tersebut
yang terbentuk dalam PLS indikator dapat berbentuk reflektif
meningkatkan hasil pekerjaan. Meskipun seseorang memiliki
dan formatif. Indikator reflektif mengasumsikan bahwa
banyak keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan. Orang
kovarians antara model pengukuran dijelaskan oleh varian
tersebut tidak dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik
yang domain konstruksi manifestasi, sedangkan indikator
hingga orang tersebut dapat termotivasi, sehingga motivasi
formatif mengasumsikan bahwa masing-masing indikator
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan (Blachard &
mendefinisikan dan menjelaskan pembangunan karakteristik
James, 2007). Dari penjelasan diatas, maka dirumuskan
domain.
hipotesis sebagai berikut:
Outer Model, hasil uji Outer Model langkah pertama
H3 : Diduga motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
adalah untuk menguji validitas. Uji validitas digunakan untuk
karyawan PT. Tricopla.
mengukur apakah model berlaku dalam sebuah penelitian. Tes
Lingkngan kerja terhadap kinerja karyawan melalui
dianggap sah jika instrumen dapat mengukur data yang
motivasi kerja dalam penelitian Jayaweera (2015)
diinginkan dari variabel dapat penelitian secara akurat dan
mendapatkan temuan bahwa motivasi kerja merupakan
benar. Uji validitas adalah untuk menganalisis faktor
variabel yang mampu memediasi pengaruh lingkungan kerja
konfirmatori di masing-masing variabel laten dengan melihat
terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja mampu
konvergen validitas dan diskriminan validitas yang dihitung
menguatkan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
dengan Smart PLS 2.0.
karyawan, artinya ketika karyawan memiliki motivasi kerja
Pengujian dilakukan pada model luar nilai convergent
yang tinggi maka dampak dari lingkungan kerja akan lebih
validity adalah nilai faktor loading pada variabel laten dengan
besar terhadap pencapaian prestasi kerja karyawan. Dari
indikator dan nilai diharapkan lebih dari 0,5. Discriminant
penjelasan diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator
H4 : Diduga lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja
dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan
karyawan melalui motivasi kerja PT. Tricopla.
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih
besar dari pada ukuran konstruk lainnya, maka hal
II. METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnnya.
kuantitatif, dimana penelitian ini menghasilkan data yang
Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah
berbentuk angka-angka. Menurut Sugiyono (2012 p. 13)
membandingkan nilai average variance extracted (AVE)
Metode kuantitatif digunakan apabila masalah merupakan
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi,
konstruk lainnya dalam model. Jika nilainya akar AVE setiap
antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktik,
konstruk lebih besar dari pada nilai korelasi antara konstruk
antara rencana dengan pelaksanaan.
dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian
memiliki nilai discriminant validity yang baik. Composite
yang terdiri atas seluruh obyek yang mempunyai kualitas dan
reliability mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dua macam ukuran yaitu internal consistency. Data yang
dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya. Penelitian ini
memiliki composite reliability > 0,8 memiliki keandalan yang
melakukan sensus terhadap karyawan yang menjadi populasi
tinggi.
penelitian, yaitu 52 karyawan tetap bagian produksi di PT.
Model Inner Model dievaluasi untuk melihat hubungan
Tricopla. Teknik mengambilan sampel yang digunakan dalam
eksogen ke endogen dengan menggunakan R-square dan Uji t
penelitian ini adalah teknik sampel jenuh, yaitu penelitian atas
untuk melihat hubungan antar konstruk.
seluruh populasi karyawan tetap bagian produksi di PT.
Tricopla.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Metode dan prosedur pengumpulan data yang sifatnya
kuantitatif dilakukan melalui kuesioner dan menggunakan
Uji Validitas
skala Likert untuk mengukuran variabel. Ada 5 point
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
ketentuan skala likert dengan range poin 5 “Sangat Setuju”
dan poin 1 “Sangat Tidak Setuju”. Menurut Sugiyono (2014), tidaknya suatu kuesioner. Menurut Ghozali (2006) suatu
AGORA Vol. 5, No. 3, (2017)
Lingkungan Kerja (X) dan Motivasi Kerja (Z) yang maka perusahaan perlu memperhatikan pada bagian
ditunjukkan di pengujian hipotesis. lingkungan kerja.
Hidayat, C.N. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Roelofsen, P. (2002). The Impact of Office Environments on
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kantor PT. Employee Performance: The Design of The Workplace
Keramik Diamond Industries. AGORA 3(2), 78-83 as A Strategy For Productivity Enhancement. Journal
Jayaweera, T. (2015). Impact of Work Environmental Factors of Facilities Management 1(3). 247 - 264
on Job Performance, Mediating Role of Work Sugiyono, E. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :
Motivation: A Study of Hotel Sector in England. Alfabeta
International Journal of Business and Management __________. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
10(3), 271-278 Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Leblebici, D. (2012). Impact of Workplace Quality on Sumodiningrat, 2001, Pengantar Statistika, Jakarta: Penerbit
Employee’s Productivity: Case Study of A Bank in Andi.
Turkey. Journal of Business, Economics & Finance Sindonews (2014). Survei Perusahaan Sulit Pertahankan
1(1), 38-49 Karyawan Kompeten 2014. Retrieved March 11, 2017,
Lee, S.Y. & Brand, J.L. (2005). Effects of Control Over Office from:
Workspace on Perceptions of The Work Environment https://ekbis.sindonews.com/read/931567/34/survei-
and Work Outcomes. Journal of Environmental perusahaan-sulit-pertahankankaryawan-kompeten-
Psychology 25, 323–333. 1417455396/13
Luthans, F. (2011). Organizational Behavior: An evidence- Susanty, A. & Miradipta, R. (2013). Employee’s Job
based approach. Twelfth Edition. New York: McGraw- Performance: The Effect of Attitude Toward Works,
Hill/Irwin Organizational Commitment, and Job Satisfaction.
Jurnal Teknik Industri 15(1), 13-24
Mathews, C. & I.K. Khann. (2015). Impact of Work Taiwo, A.S. (2010). The Influence of Work Environment on
Environment on Performance of Employees in Workers Productivity: A Case of Selected Oil and Gas
Manufacturing Sector in India: Literature Review. Industry in Lagos, Nigeria. African Journal of Business
International Journal of Science and Research 5(4), Management 4 (3), 299-307
852-855
Mensah, E.B.K. & K.A. Tawiah. (2016). Employee
Motivation and Work Performance: A Comparative
Study of Mining Companies in Ghana. Journal of
Industrial Engineering and Management 9(2), 255-309.
Musriha. (2011). Influences of Work Behavior, Work
Environment, and Motivation in Clove Cigarette
Factories in Kudus, Indonesia. Academic Research
International 1(3), 303-314
Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia
Indonesia
Noah, Y. & Steve, M. (2012). Work Environment and Job
Attitude Among Employees in A Nigerian Work
Organization. Journal of Sustainable Society 1(2), 36-
43
Omollo, P.A. & Oloko. (2015). Effect of Motivation on
Employee Performance of Commercial Banks in
Kenya: A Case Study of Kenya Commercial Bank in
Migori County. International Journal of Human
Resource Studies 5(2), 87-103
Potale, R. & Uhing, Y. (2015). Pengaruh Kompensasi dan
Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada
PT. Bank Sulut Cabang Utama Manado. Jurnal EMBA
3(1), 63-73
Rahmawanti, N.P., B. Swasto, & A. Prasetya. (2014).
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada Karyawan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang Utara). Jurnal Administrasi
Bisnis 8(2), 1-9
Ramli, A. Margono, & Irawan, B. (2014). Peran
Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Pada Kantor Camat Samboja Kabupaten Kutai
Kartanegara. eJournal Administrative Reform 2(1),
807-819
Robbin S.P. & Judge, T.A. (2013). Organizational Behavior.
Boston: Pearson